Ahmad Sarwat, Lc., MA
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tema-tema Besar Fiqih
Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 55 hlm
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Judul Buku Tema-tema Besar Fiqih Penulis Ahmad Sarwat, Lc. MA
Editor Fatih Setting & Lay Out Fayyad & Fawwaz Desain Cover Faqih Penerbit Rumah Fiqih Publishing Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan
Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Cetakan Pertama
Daftar Isi
Daftar Isi... 5
A. Ruang Lingkup ... 7
B. Pembagian Doktor Wahbah Az-Zuhaili ... 9
1. Qismul Ibadah ... 9
2. Nazhariyat (teori) Fiqhiyah ... 9
3. Al-’Uqud wa At-Tsharrufat Madaniyah Al-Maliyah ... 10
4. Al-Milkiyah wa Tawabi’uha ... 11
5. Al-Fiqhul ’Aam ... 11
6. Al-Ahwal Asy-Syakhshiyah ... 11
C. Pembagian Pilihan Penulis ... 12
1. Bagian Pondasi ... 15 1. Fiqih Thaharah ... 16 2. Fiqih Shalat ... 18 3. Fiqih Zakat ... 21 4. Fiqih Puasa ... 23 5. Fiqih Haji ... 25 2. Bagian Bangunan ... 29 1. Fiqih Muamalat ... 29 2. Fiqih Pernikahan... 32 3. Fiqih Kuliner ... 34
4. Fiqih Pakaian, Perhiasan & Rumah ... 36
5. Fiqih Sembelihan ... 39
6. Fiqih Masjid ... 41
8. Fiqih Seni, Olahraga dan Hiburan ... 44
9. Fiqih Mawaris ... 45
3. Bagian Atap atau Pelindung ... 47
1. Fiqih Jinayat ... 47
2. Fiqih Jihad ... 48
3. Fiqih Negara ... 49
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Ilmu Fiqih sangat unik, karena sempit sekaligus luas.
Di katakan sempit karena hanya sebatas yang terkait dengan masalah hukum, itu pun hanya yang bersifat amaliyah atau bersifat lahiriyah saja. Sedangkan kehidupan manusia tidak melulu hanya terkait bidang hukum semata.
Namun pada saat yang bersamaan, ruang lingkup ilmu fiqih juga sangat luas dan tidak terbatas, karena mencakup semua aspek dan bidang kehidupan. Padahal aspek dan bidang kehidupan manusia itu bersifat dinamis, terus berkembang dan tidak pernah berhenti berkembang tanpa garis batas akhir.
Masalah-masalah hukum yang terjadi di masa Rasulullah SAW mungkin saja sudah tidak menampak lagi ketika datang generasi shahabat. Generasi shahabat datang dengan masalah hukum tersendiri, yang justru belum pernah terjadi di masa kenabian. Dan nanti susul menyusul dengan masa-masa berikutnya, yaitu masa para tabiin, tabiut-tabiin dan hingga masa kita sekarang.
Sepanjang masih ada kehidupan manusia, sepanjang itu juga ruang lingkup masalah hukum akan terbentang dengan luasnya. Dan semua itu adalah objek pembahasan kajian ilmu fiqih.
Pembagian Umum
Biasanya banyak orang membagi fiqih itu menjadi dua bagian besar, meski metode dalam merinci
aspek-aspek kehidupan sering menggunakan
beberapa versi.
Misalnya, ada yang membagi keduanya itu dengan wilayah formal ritual ibadah dan wilayah sosial muamalat. Atau dengan istilah lain, ada ruang ubudiyah dan ruang non-ubudiyah dan kadang disebut masalah muamalah.
Dalam pembahasan ini, Penulis mencoba membuat perbandingan antara bab-bab fiqih yang ditawarkan oleh Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam 11 jilid kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu yang beliau susun, dengan apa yang Penulis sendiri tawarkan lewat 18 jilid Seri Fiqih Kehidupan.
Perbandingannya tentu bukan dari sisi
kelengkapan atau kualitas, tentu amat jauh berbeda. Perbandingannya sebatas hanya pada pemetaan bidang-bidang yang dibahas.
B. Pembagian Doktor Wahbah Az-Zuhaili
Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu adalah kitab fiqih modern setebal 11 jilid karya Dr. Wahbah Az-Zuhaili masyhur dan fenomenal. Boleh dibilang kitab ini adalah kitab fiqih 4 mazhab yang paling lengkap di masa sekarang ini.Dalam anatominya, sesuai dengan qisim, pasal dan bab yang termuat dalam daftar isi, beliau telah membagi tema-tema besar ilmu fiqih menjadi enam bagian utama, yaitu :
1. Qismul Ibadah
Di dalamnya Beliau bagi lagi menjadi 9 bab yaitu 1. Thaharah
2. Shalat
3. Puasa dan I’tikaf
4. Zakat dan berbagai jenisnya 5. Haji dan Umrah
6. Sumpah Nazdar Kaffarat 7. Al-Hadhr wal Ibahah 8. Al-Udhiyah wal Aqiqah 9. Adz-Dzabaih wa As-Shaid. 2. Nazhariyat (teori) Fiqhiyah
yaitu :
1. Nazhariyah (teori) hak 2. Harta
3. Kepemilikan dan karakteristiknya 4. Teori Akad
5. Muayyidat (penyokong) Syar’iyah.
6. Nazhariyat al-Faskh
3. ’Uqud wa At-Tsharrufat Madaniyah Al-Maliyah
Disini beliau membaginya menjadi 18 pasal, yaitu 1. Akad jual beli
2. Al-Qardh 3. Akad Sewa 4. Ju’alah 5. Syarikah 6. Hibah 7. Ida’ 8. Iarah 9. Wakalah 10.Kafalah 11. Hiwalah 12. Rahn 13.Sulh 14. Al-Ibra’
16.Al-Miqashah 17. Al-Ikrah 18. Al-Hajru
4. Al-Milkiyah wa Tawabi’uha
Beliau membaginya menjadi dua bab, yaitu bab Al-Milkiyah dan Bab Tawabiuha
5. Al-Fiqhul ’Aam
Beliau membaginya lagi menjadi 6 bab, yaitu “
1. Al-Hudud Asy-Syar’iyah
2. Ta’zir
3. Jinayat 4. Jihad 5. Qadha’
6. Nizham hukum dalam Islam 6. Al-Ahwal Asy-Syakhshiyah
Beliau membaginya lagi menjadi 6 bab, yaitu : 1. Pernikahan
2. Teruainya ikatan pernikahan 3. Hak-hak anak
4. Wasiat 5. Wakaf 6. Waris
C. Pembagian Pilihan Penulis
Penulis menyusun kitab fiqih berjudul Seri Fiqih Kehidupan dengan tebal 18 jilid dalam bahasa Indonesia.
Dalam membuat anatomi pemetaannya, Penulis membaginya menjadi tiga bagian utama, yaitu pondasi, bangunan dan atap.
Pembagian ini terispirasi dari hadits Rasulullah SAW, bahwa Islam itu didirikan di atas lima perkara, yaitu semua yang termasuk rukun Islam. Dan di atasnya kemudian ditegakkan bangunan syariat Islam itu sendiri, yang terdiri dari berbagai bentuk ketentuan syariat dalam berbagai pembagiannya lagi.
ع ُملاسيلإا ينُِب
ىل
خ ـ
ش : ٍسم
ه
دا
أ ية
ل ن
هليإ
و ُالله ّليإ
أ ن
ُم
م
اًد
ر
و يالله ُلوُس
قيإ
صلا يما
لا
و ية
اتييإ
اكّزلا يء
و ية
ص
ر يمو
م
ض
نا
و
ح
يّج
بلا
ميل يتي
تسا ين
اط
ع
ليإ
س يهي
لأييب
Islam dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak ada Tuhan yang haq selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bagi siapa yang
mendapatkan jalan ke sana.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Ketika Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Islam ditegakkan di atas lima perkara, tergambar di benak kita bahwa agama Islam itu diibaratkan sebuah bangunan gedung, yang berdiri kokoh dan tegak di atas pondasi-pondasinya.
Rasulullah SAW kemudian menegaskan bahwa kelima pondasi itu adalah syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji. Dan tentunya Islam bukan terbatas hanya pada kelima pondasinya saja, sebab kelimanya baru sekedar pondasinya, selebihnya justru ada bangunan Islam itu sendiri.
Sehingga untuk menjelaskan bahwa Islam itu mencakup seluruh aspek kehidupan, kita bisa
menggunakan pola pembagian dengan
mengibaratkan sebuah gedung yang terdiri tiga komponen besar.
▪ Pertama : bagian dasar atau pondasi, yang berfungsi sebagai tempat tegaknya bangunan. Rukun Islam yang lima bisa digambarkan sebagai pondasi dari bangunan.
▪ Kedua : bangunannya itu sendiri yang dengan segala macam jenis materialnya. Bangunan itu ditegakkan di atas pondasinya.
▪ Ketiga : bagian pelindung atau atap yang melindungi bagian-bagian di bawahnya dari terik matahari atau hujan. Bagian ini tidak mungkin dihilangkan karena fungsinya untuk melindungi.
1. Bagian Pondasi
Sebagian kalangan yang membuat ilustrasi tentang syumuliyah Islam dengan bentuk gambar yang sama. Namun yang dijadikan sebagai bagian pondasi bukan rukun Islam, melainkan aqidah. Barangkali alasannya karena aqidah itu adalah landasan keislaman. Tentu cara ini sah-sah saja, karena tidak ada nash yang mengatur secara ketat.
Tetapi dalam konteks Ilmu Fiqih, yang dijadikAn sebagai bagian pondasi bukan masalah aqidah. Barangkali karena urusan aqidah dianggap sudah tidak perlu dibahas terlalu jauh. Atau barangkali juga detail permasalahan aqidah ini tidak terlalu rumit.
Apalagi di masa Rasulullah SAW, kita tidak menemukan perdebatan masalah aqidah yang terlalu jauh. Batas antara seorang Arab Jahiliyah dan muslim sebatas ketika dia mengucapkan dua kalimat syahadat.
Apalagi dalam kenyataannya bersyahadat itu sendiri sesungguhnya tidak membutuhkan banyak detail ketentuan, karena cukup hanya melafazkannya saja, dan itu pun terbatas hanya kepada mereka yang sejak awal lahir bukan sebagai muslim, lalu berkeinginan untuk masuk Islam dan memeluknya sebagai agama.
adalah ketika dahulu Rasulullah SAW di masa awal memperkenalkan agama Islam kepada orang-orang yang justru bukan beragama Islam. Sehingga ketika bicara tentang pondasi, syahadat sebagai syarat masuk Islam diletakkan pada nomor urut pertama. Adapun kita yang memang sejak lahir sudah menjadi muslim, tentu tidak perlu lagi bicara tentang syahadat.
Maka ruang lingkup Ilmu Fiqih pada bagian dasar-dasar Islam ini terbatas pada masalah shalat, zakat, puasa dan haji. Namun karena shalat itu mensyaratkan kesucian yang ketentuannya sangat detail, maka biasanya para ulama memasukkan pada bab Thaharah sebelum masuk ke dalam bab Shalat. Maka jadilah pembahasan Ilmu Fiqih pada bagian dasar itu terdiri dari lima kajian besar, yaitu Fiqih Thaharah, Fiqih Shalat, Fiqih Zakat, Fiqih Puasa dan Fiqih Zakat.
1. Fiqih Thaharah
Tema tentang thaharah selalu menjadi bagian pembuka dari umumnya kitab fiqih yang lengkap. Sebab thaharah menjadi syarat dari semua ibadah utama yang bersifat ritual.
Fiqih Thaharah dengan seluruh rincain detail pembahasan yang terkait di dalamnya telah Penulis susun menjadi sebuah buku tersendiri. Penulis membagi pembahasan-pembahasan dalam Fiqih Thaharah menjadi 4 bagian utama, yaitu :
Bagian Pertama Thaharah Bab 1 Islam dan Kebersihan
Bagian Kedua Najis
Bab 1 Pengertian Najis & Pembagiannya Bab 2 Hukum-hukum Terkait Najis Bab 3 Tubuh Manusia & Najis Bab 4 Hewan Yang Najis Bab 5 Bangkai
Bab 6 Najis Yang Diperselisihkan Bab 7 Najis Yang Dimaafkan Bab 8 As-Su’ru
Bab 9 Pensucian Najis
Bab 10 Menyamak Kulit Bangkai Bab 11 Istihalah
Bab 12 Istinja’
Bagian Ketiga Hadats Bab 1 Hadats
Bab 2 Mengangkat Hadats Bab 3 Jenis Air dan Hukumnya
Bab 4 Wudhu' 1 : Pengertian Hukum & Syarat
Bab 5 Wudhu’ 2 : Rukun
Bab 6 Wudhu' 3 : Yang Disunnahkan Bab 7 Wudhu' 4 : Yang Dimakruhkan Bab 8 Yang Membatalkan Wudhu Bab 9 Mengusap Dua Khuff
Bab 10 Mandi Janabah Bab 11 Tayammum
Bagian Keempat Darah Wanita Bab 1 Haidh
Bab 2 Yang Haram Dilakukan Saat Haid Bab 3 Nifas
Bab 4 Istihadhah
Bagian Kelima Fitrah Islam Bab 1 Fitrah
Bab 2 Khitan Bab 3 Parfum
Bab 4 : Kumis dan Jenggot Penutup
Pustaka 2. Fiqih Shalat
Shalat adalah intisari dari semua rangkaian jenis ibadah formal. Dan menjadi salah satu tolok ukur keselamatan kita nanti sewaktu dihisab di hari kiamat, karena merupakan materi yang pertama kali dipertanyakan.
Karena itu sudah menjadi fardhu ‘ain bagi setiap
muslim untuk belajar dan mengerti dengan benar bagaimana tata cara shalat, mulai dari pengertian, syarat, rukun, yang membatalkan, apa yang diwajibkan dan apa yang sekedar disunnahkan.
dengan judul : Seri Fiqih Kehidupan (3) : Shalat. Dalam detail rinciannya, Penulis membaginya ke dalam 4 bagian besar, yaitu
Bagian Pertama Dasar Shalat
Bab 1 : Pengertian & Pensyariatan Bab 2 : Meluruskan Hikmah Shalat Bab 3 : Hukum Meninggalkan Shalat Bab 4 : Waktu-Waktu Shalat
Bab 5 : Tempat Shalat Bab 6 : Syarat-Syarat Shalat Bab 7 : Rukun-Rukun Shalat Bab 8 : Sunnah-Sunnah Shalat Bab 9 : Batalnya Shalat
Bagian Kedua Shalat Berjamaah Bab 1 : Shalat Berjamaah Bab 2 : Imam Shalat Bab 3 : Makmum Bab 4 : Masbuk
Bab 5 : Barisan Makmum
Bab 6 : Mengulang Shalat Jamaah Bab 7 : Adzan
Bab 8 : Iqamah Bab 9 : Shalat Jumat
Bagian Ketiga Shalat Dalam Berbagai Keadaan Bab 1 : Dispensasi Meninggalkan Shalat Bab 2 : Shalat Musafir
Bab 3 : Shalat Di Kendaraan Bab 4 : Mengqashar Shalat Bab 5 : Menjama' Shalat Bab 6 : Mengqadha Shalat Bab 7 : Shalat Orang Sakit Bab 8 : Shalat Memakai Sepatu Bab 9 : Shalat Khauf
Bagian Keempat Shalat Sunnah Bab 1 : Shalat Sunnah Rawatib Bab 2 : Shalat Tahiyatul Masjid Bab 3 : Shalat Tarawih
Bab 4 : Shalat Tahajjud Bab 5 : Shalat Witir Bab 6 : Shalat 'Ied Bab 7 : Shalat Dhuha Bab 8 : Shalat Istikharah Bab 9 : Shalat Gerhana Bab 10 : Shalat Jenazah Bab 11 : Shalat Istisqa' Bab 12 : Shalat Tasbih Bab 13 : Shalat Hajat
Bagian Kelima Pelengkap
Bab 1 : Khusyu' Dalam Shalat Bab 2 : Sujud Sahwi
Bab 3 : Sujud Tilawah Bab 4 : Sujud Syukur Bab 5 : Qunut
Bab 6 : Dzikir & Doa Sesudah Shalat Bab 7 : Bersalaman Setelah Shalat Bab 8 : Sifat Shalat Nabi
Bab 9 : Sutrah Dalam Salat Bagian Keenam Fiqih Shalat Wanita
Bab 1 : Wanita Haidh
Bab 2 : Pakaian Shalat Bagi Wanita Bab 3 : Shalat Berjamaah Wanita Bab 4 : Posisi Barisan Wanita
Bab 5 : Wanita Mengimami Laki-Laki 3. Fiqih Zakat
Fiqih Islam dalam tema zakat berbicara tentang pengertian dan dasar kewajiban zakat, juga tentang resiko bagi mereka yang mengingkari kewajiban berzakat.
Namun fiqih zakat juga membahas bahwa tidak semua orang wajib berzakat, karena ada syarat dan ketentuan zakat secara khusus, bahkan ada
semacam kriteria tertentu bagi harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Intinya, fiqih zakat itu membahas dua tema utama, yaitu tema tentang harta dan jenis kekayaan apa saja yang wajib dikeluarkan zakatnya, dan siapa saja orang yang berhak mendapatkan harta zakat itu. Bagian Pertama Pengertian Dasar Zakat
Bab 1 : Pengertian Bab 2 : Kewajiban Zakat
Bab 3 : Hikmah Zakat & Sedekah Bab 4 : Syarat Pemberi Zakat Bab 5 : Kriteria Harta Zakat
Bab 6 : Kekeliruan Memahami Zakat Bab 7 : Zakat Dan Pajak
Bab 8 : Zakat & Kemiskinan Bab 9 : Mengapa Hanya Zakat? Bagian Kedua Jenis-Jenis Zakat
Bab 1 : Sumber Zakat & Perbedaan Pendapat Bab 2 : Zakat Pertanian
Bab 3 : Zakat Hewan Ternak Bab 4 : Zakat Emas & Perak Bab 5 : Zakat Barang Dagangan Bab 6 : Zakat Rikaz
Bab 7 : Zakat Ma'din Bab 8 : Zakat Al-Fithr
Bab 1 : Zakat Modern Bab 2 : Zakat Uang Kertas Bab 3 : Zakat Profesi
Bab 4 : Zakat Hasil Produksi Bab 5 : Zakat Surat Berharga Bagian Keempat Mustahik Zakat
Bab 1 : Masharif Zakat Bab 2 : Fakir
Bab 3 : Miskin Bab 4 : Amil Zakat Bab 5 : Muallaf Bab 6 : Budak
Bab 7 : Yang Berhutang Bab 8 : Fi Sabilillah Bab 9 : Ibnu Sabil 4. Fiqih Puasa
Secara hukum, syariat puasa yang Allah SWT tetapkan tidak hanya terdiri dari wajib hukumnya, tetapi ada juga puasa yang hukumnya sunnah, bahkan ada puasa yang hukumnya makruh hingga haram.
Ada berbagai ketentuan puasa yang telah digariskan syariah Islam, mulai dari syarat sah, syarat wajib, rukun puasa, apa saja yang membatalkan
puasa, siapa saja yang wajib berpuasa dan siapa saja yang boleh tidak berpuasa, termasuk juga siapa yang justru diharamkan berpuasa.
Penulis telah menyusun masalah-masalah yang terkait dengan berbagai hukum tentang fiqih puasa dalam satu buku tersendiri. Di dalamnya Penulis membagi pembahasan menjadi tiga bagian, yaitu : Bagian Pertama Puasa & Jenis-Jenisnya
Bab 1 : Pengertian & Pensyariatan Bab 2 : Keutamaan & Hikmah Bab 3 : Puasa Wajib
Bab 4 : Puasa Sunnah Bab 5 : Puasa Makruh Bab 6 : Puasa Haram
Bagian Kedua Hukum-Hukum Puasa Bab 1 : Syarat Puasa
Bab 2 : Rukun Puasa
Bab 3 : Batas Waktu Puasa
Bab 4 : Yang Membatalkan Puasa Bab 5 : Yang Tidak Membatalkan Puasa Bab 6 : Disunnahkan Dalam Puasa Bab 7 : Masa Terlarang Puasa
Bagian Ketiga Keringanan Puasa & Konsekuensinya Bab 1 : Udzur Syar'i Tidak Berpuasa
Bab 4 : Kaffarah
Bagian Keempat Puasa & Ramadhan Bab 1 : Hadits-Hadits Bermasalah Bab 2 : Penentuan Awal Ramadhan Bab 3 : Keistimewaan Ramadhan
Bab 4 : Ramadhan Antara Syariat & Tradisi Bab 5 : I'tikaf
Bab 6 : Lailatul Qadar
Bab 7 : Idul Fithri Antara Syariat & Tradisi 5. Fiqih Haji
Ibadah haji adalah ibadah tertua yang dilakukan oleh makhluk Allah di muka bumi. Ibadah ini bukan hanya disyariatkan sejak masa Nabi Ibrahim
alaihissalam yang konon diperkirakan hidup sekitar tahun 1997 – 1822 sebelum masehi. Itu berarti sejak hampir 40 abad yang lalu.
Tetapi di dalam satu riwayat disebutkan bahwa Allah SWT telah membangun Ka’bah sebagai tempat
untuk ibadah sejak belum diturunkannya Nabi Adam
alaihissalam dan istrinya ke muka bumi.
لّوأ ّنيإ
ىًدُهو اًكرابُم ةّكبيب ييذّلل يساّنليل عيضُو ٍتيب
ينيلماعليّل
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS. Ali Imran : 96)
Dalam kitab tafsir Al-Jami’ li-Ahkamil Quran, AL-Imam Al-Qurthubi menukil pendapat Mujahid yang menyebutkan bahwa Allah SWT telah menciptakan
tempat untuk ka’bah ini 2000 tahun sebelum
menciptakan segala sesuatu di bumi. 1
Sedangkan Al-Imam Ath-Thabari dalam kitab tafsir Ath-Thabari, menukil pendapat Qatadah yang
mengatakan bahwa Ka’bah adalah rumah pertama
yang didirikan Allah, kemudian Nabi Adam
alaihissalam bertawaf di sekelilingnya, hingga seluruh manusia berikutnya melakukan tawaf seperti beliau.2
Penulis secara rinci telah menyusun satu kitab yang membahas berbagai detail fiqih haji dan umrah. Di dalamnya Penulis pisahkan antara pembahasan haji dan umrah dalam bagian tersendiri.
Bagian Pertama Ibadah Haji
Bab 1 : Pengertian & Masyru’iyah
Bab 2 : Haji Nabi Dalam Hadits Bab 3 : Hukum-hukum Haji
Bab 4 : Qiran Ifrad & Tamattu’
Bab 5 : Syarat-syarat Haji Bab 6 : Rukun Haji
Bab 7 : Miqat Haji Bab 8 : Berihram
1 Tafsir Al-Qurthubi jilid 3 hal. 58 2 Tafsir Al-Thabari jilid 6 hal. 21
Bab 10 : Tawaf
Bab 11 : Sa’i
Bab 12 : Al-Halq & At-Taqshir Bab 13 : Wajib Haji
Bab 14 : Sunnah & Mustahab Haji Bab 15 : Jadwal Perjalanan Haji Bab 16 : Haji Untuk Orang Lain Bab 17 : Fawat & Ihshar
Bab 18 : Haji Empat Mazhab Bagian Kedua Ibadah Umrah
Bab 1 : Umrah Rasulullah SAW Bab 2 : Pengertian & Pensyariatan Bab 3 : Syarat & Rukun Umrah Bab 4 : Miqat Umrah
Bab 5 : Tempat-tempat Penting Bagian Ketiga Masalah Fiqih Terkait Haji
Bab 1 : Wudhu atau Tayammum di Pesawat Bab 2 : Shalat di Pesawat
Bab 3 : Batal Wudhu Saat Tawaf Bab 4 : Obat Penunda Haidh Bab 5 : Mahram Jamaah Wanita Bab 6 : Pembiayaan Haji
Bab 8 : Haji di Masa Lalu & Kini Bab 9 : Unsur Budaya dalam Haji Bab 10 : Badal Haji
2. Bagian Bangunan
Bagian yang kedua dari Islam adalah bagian bangunan itu sendiri, yang berdiri tegak di atas pondasi-pondasinya. Inilah yang merupakan batang tubuh dan esensi agama Islam, yaitu segala ketentuan Allah SWT di dalam seluruh aspek kehidupan mencakup tema :
▪ Fiqih Muamalat
▪ Fiqih Pernikahan
▪ Fiqih Makanan (kuliner)
▪ Fiqih Pakaian, Perhiasan dan Rumah
▪ Fiqih Sembelihan
▪ Fiqih Masjid
▪ Fiqih Kedokteran
▪ Fiqih Seni dan Hiburan
▪ Fiqih Mawaris. 1. Fiqih Muamalat
Fiqih muamalat mencakup harta kekayaan dan akad-akad pertukaran antara sesama pemilik harta. Ada banyak bentuk-bentuk transaksi muamalat.
Yang paling utama adalah semua hal yang terkait dengan proses jual-beli dan semua bentuknya, seperti ketentuan tentang jual-beli, riba, kredit,
gadai, akad salam, akad istishna', akad penyewaan,
bai` bits-tsaman ajil, hawalah, uang muka, future komoditi, multi level marketing, dan termasuk juga hukum tentang bursa saham.
Selain itu fiqih muamalat juga mencakup hal-hal yang terkait dengan kerjasama dalam usaha, seperti syarikah, mudharabah, muzara'ah, mukhabarah, musaqat. Termasuk juga mengatur segala hal yang terkait dengan harta milik bersama yang disebut syuf'ah, dan juga tentang ketentuan tentang mewakilkan kepada pihak lain yang disebut dengan akad wakalah.
Fiqih muamalat juga berbicara tentang
pemberian hak kepada pihak lain tanpa pengganti atau pembayaran, seperti pinjaman, titipan, kafalah, waqaf, hingga bagaimana ketentuan bila seserang menemukan barang milik orang lain yang tercecer, yaitu luqathah, atau bila seorang anak yang hilang dari orang tuanya lantas ditemukan (laqith).
Dan terakhir, fiqih muamalat terkait dengan
praktek-praktek permainan keuangan yang
bermasalah, seperti judi, kuis & undian berhadiah, merampas, suap atau sogok, reksadana, asuransi, dan juga tentang hak cipta.
Penulis sudah menuliskan fiqih Muamalat ini dalam satu buku tersendiri, dan pembasan di dalamnya terdiri dari :
Bagian Pertama Jual-beli Bab 1 : Jual-beli
Bab 3 : Perdagangan Bab 4 : Akad Kredit Bab 5 : Akad Salam Bab 6 : Akad Istishna' Bab 7 : Perantara Bab 8 : Uang Muka Bab 9 : Penyewaan Bab 10 : Lelang
Bagian Kedua Praktek Haram Bab 1 : Jual-beli Terlarang Bab 2 : Riba
Bab 3 : Judi Bab 4 : Ghashb Bab 5 : Korupsi Bab 6 : Suap
Bagian Ketiga Kerjasama Bab 1 : Syarikah Bab 2 : Mudharabah Bab 3 : Gadai
Bab 4 : Wakalah Bab 5 : Hawalah Bagian Keempat Sosial
Bab 2 : Titipan Bab 3 : Luqathah
Bab 4 : Anak Ditemukan Bab 5 : Waqaf
Bagian Kelima Muamalat Kontemporer Bab 1 : Bunga Bank
Bab 2 : Kartu Kredit Bab 3 : Asuransi Bab 4 : Pajak
Bab 5 : Multi Level Marketing Bab 6 : Dropshipping & Reselling Bab 7 : Kuis & Undian Berhadiah Bab 8 : Hak Cipta
Bab 9 : Bursa Saham Bab 10 : Future Komoditi 2. Fiqih Pernikahan
Di dalam Ilmu Fiqih klasik, wilayah ini sering disebut juga dengan masalah al-ahwal asy-syakhshiyah. Namun disini kita membatasinya dengan istilah fiqih nikah yang terdiri dari masalah pernikahan dengan segala ketentuannya, seperti hukum, syarat, rukun, khitbah, wanita yang haram dinikahi, kewajiban dan hak yang terdapat baik pada suami atau pun pada istri.
Selain itu juga terkait dengan berbagai macam bentuk pernikahan yang bermasalah, seperti nikah
muhallil, nikah jahiliyah, menikahi mantan pezina, hukum berpoligami serta masalah pembatasan kelahiran.
Dan tentu dalam fiqih nikah harus dibahas hal-hal yang terkait dengan terurainya ikatan pernikahan, seperti talak dengan segala ketentuan dan jenisnya
yaitu khulu’, ilaa’, li’an, dan dzhihar. Serta hal-hal yang terkait dengan talak seperti iddah dan rujuk. Bagian Pertama Pernikahan
Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah Bab 2 : Hukum Pernikahan
Bab 3 : Wanita Yang Haram Dinikahi Bab 4 : Memilih Calon Pasangan Bab 5 : Khitbah
Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah Bab 7 : Wali Nikah
Bab 8 : Saksi Nikah Bab 9 : Ijab Qabul
Bab 10 : Walimatul `Urs
Bab 11 : Kewajiban Suami Istri Bab 12 : Mahar
Bab 13 : Nafkah
Bab 14 : Jima’
Bab 16 : Perkawinan Para Nabi Bagian Kedua Pernikahan Bermasalah
Bab 1 : Pernikahan Lain Agama
Bab 2 : Nikah Mut’ah
Bab 3 : Nikah Dengan Niat Talak Bab 4 : Nikah Siri
Bab 5 : Nikah Muhallil
Bab 6 : Menikahi Wanita Berzina & Hamil Bab 7 : Poligami
Bagian Ketiga Terurainya Ikatan Pernikahan Bab 1 : Terurainya Ikatan Pernikahan Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum & Rukun Bab 3 : Pembagian Talak
Bab 4 : Talak Islam dan Luar Islam Bab 5 : Nusyuz Bab 6 : 'Iddah Bab 7 : Rujuk Bab 8 : Fasakh Bab 9 : Khulu’ Bab 10 : Ilaa' Bab 11 : Dzhihar Bab 12 : Li’an 3. Fiqih Kuliner
makanan ini penting lantaran terkait dengan ancaman Allah SWT tentang orang yang tumbuh dagingnya dengan makanan haram, doanya tidak diterima dan tubuhnya hanya akan menjadi santapan api neraka.
Berdasarkan sumbernya, apa yang masuk ke dalam mulut kita terbagi menjadi dua macam, yaitu makanan yang terbuat dari hewan dan yang bukan. Sedangkan berdasarkan illatnya, ada makanan yang haram secara dzatnya, dan ada yang haram karena cara mendapatkannya.
Bagian Pertama Pengantar
Bab 1 : Karakteristik Kehalalan Makanan Bab 2 : Khilafiyah Kehalalan Makanan Bab 3 : Label Halal
Bab 4 : Hikmah Menghindari Makanan Haram Bab 5 : Kriteria Umum Haramnya Makanan Bagian Kedua Najis
Bab 1 : Pengertian Najis
Bab 2 : Makanan Terbuat Dari Benda Najis Bagian Ketiga Khamar
Bab 1 : Pengertian Khamar
Bab 2 : Hukum-hukum Yang Terkait Dengan Khamar Bab 3 : Khamar Atau Bukan?
Bagian Keempat Makanan Madharat Bab 1. Pengertian Madharat Bab 2 : Rokok
Bagian Kelima Hewan Yang Diharamkan Bab 1 : Diharamkan Secara Eksplisit Bab 2 : Hewan Najis
Bab 3 : Bangkai
Bab 4 : Penyembelihan Syar’i
Bab 5 : Sembelihan Ahli Kitab Bab 6 : Hewan Dua Alam Bab 7. Hewan Buas
Bab 8 : Diperintah & Dilarang Untuk Membunuhnya Bab 9 : Al-Khabaits
Bab 10 : Hewan Yang Dihalalkan Bab 11 : Hewan Yang Diperselisihkan Bab 12 : Kehalalan Hewan Buruan Bagian Keenam Tambahan
Bab 1 : Makanan Haram Untuk Penyembuhan Bab 2 : Adab Makan Minum
Bab 3 : Menu Makanan Rasulullah SAW Bab 4 : Alat Perlengkapan Makan
4. Fiqih Pakaian, Perhiasan & Rumah
Fiqih pakaian mencakup tentang segala ketentuan Allah SWT dalam hal berpakaian, mulai
berpakaian. Dan jenis-jenis pakaian apa saja yang termasuk dilarang dalam agama.
Selain itu fiqih pakaian juga juga mencakup tentang hukum-hukum yang terkait dengan perhiasan yang dikenakan dengan segala macam jenis dan coraknya, seperti hukum yang terkait dengan rambut, misalnya tentang masalah mewarnai, mengecat, memotong, mengeriting, merebonding, dan seterusnya.
Urusan hiasan juga terkait dengan hukum membuat tato, tahi lalat palsu, kerok wajah, memangkur gigi, tindik dan lainnya.
Sedangkan masalah yang terkait dengan fiqih rumah adalah segala hal yang terkait dengan hukum-hukum dalam penataan rumah dan perabotannya sesuai dengan hukum fiqih. Di antaranya masalah konsep rumah islami dan pernik-perniknya, seperti hukum kredit pembelian rumah yang terkadang mudah terjebak riba.
Kemudian juga terkait dengan masalah hiasan interior dan eksterior rumah, dimana ada berbagai ketentuan fiqih yang boleh dan tidak boleh, seperti adab masuk dan keluar rumah hingga masalah hiasan patung dan gambar makhluk bernyawa. Ada juga masalah hukum memelihara anjing di dalam dan di luar rumah.
Bagian Pertama Pakaian
Bab 2 : Pakaian Penutup Aurat Bab 3 : Cadar
Bab 4 : Pakaian Menyerupai Non Muslim Bab 5 : Pakaian Menyerupai Lawan Jenis Bab 6 : Kesucian Bahan Pakaian
Bab 7 : Pakaian Berbahan Sutera Bab 8 : Sombong Dalam Berpakaian Bab 9 : Warna Pakaian & Adabnya Bagian Kedua Perhiasan
Bab 1 : Pengertian & Pensyariatan Bab 2 : Emas
Bab 3 : Tato Bab 4 : Rambut Bab 5 : Jenggot Bab 6 : Parfum
Bab 7 : Operasi Kecantikan Bab 8 : Merenggangkan Gigi Bab 9 : Mencukur Bulu dan Alis Bagian Ketiga Rumah
Bab 1 : Konsep Rumah Dalam Islam Bab 2 : Bangunan Rumah & Bagiannya Bab 3 : Perabot Rumah
Bab 4 : Lukisan Makhluk Bernyawa Bab 5 : Pajangan Patung Dalam Rumah
Bab 7 : Hubungan Dengan Tetangga Bab 8 : Memelihara Anjing Dalam Rumah 5. Fiqih Sembelihan
Disebut dengan istilah Fiqih Sembelihan karena pada dasarnya terkait dengan semua hal tentang penyembelihan hewan. Di dalam tema ini, syariat Islam telah menetapkan bagaimana ketentuan dan tata cara penyembelihan hewan, agar menjadi sah dan halal dagingnya. Dan berburu juga termasuk salah satu teknik penyembelihan yang dibenarkan dalam syariat Islam.
Selain untuk kebutuhan memakan daging, menyembelih hewan memang juga menjadi salah satu bagian dari ibadah ritual yang disunnahkan, misalnya penyembelihan hewan 'aqiqah, udhiyah, hadyu dan juga untuk membayar dam.
Bagian Pertama Islam Menyayangi Hewan Bab 1 : Kewajiban Menyayangi Hewan Bab 2 : Antara Penentang & Pendukung Bab 3 : Penyembelihan Sebagai Ritual Agama Bagian Kedua Penyembelihan
Bab 1 : Tadzkiyah Hewan Bab 2 : Syarat Penyembelih Bab 3 : Sembelihan Ahli Kitab Bab 4 : Teknik Penyembelihan Bab 5 : Alat Penyembelihan
Bab 6 : Niat dan Tujuan
Bab 7 : Penyebutan Basmalah Bab 8 : Adab Menyembelih Hewan Bagian Ketiga Qurban Udhiyah
Bab 1 : Pengertian & Pensyariatan Bab 2 : Hukum & Keutamaan Bab 3 : Waktu & Tempat
Bab 4 : Syarat Penyembelihan Qurban Bab 5 : Bersekutu Dalam Satu Hewan Bab 6 : Yang Berhak Atas Daging Bab 7 : Sunnah dan Anjuran Bab 8 : Larangan
Bagian Keempat Aqiqah
Bab 1 : Pengertian & Pensyariatan Bab 2 : Hukum Aqiqah
Bab 3 : Siapa Mengaqiqahi Siapa Bab 4 : Waktu Penyembelihan Bab 5 : Kriteria Hewan Aqiqah Bab 6 : Kelahiran Bayi
Bagian Kelima Pelengkap Bab 1 : Hadyu
Bab 2 : Berburu Hewan
Bab 3 : Berburu Menggunakan Hewan Pemburu Bab 4 : Hewan Haram Dimakan
Masjid adalah salah satu tonggak masyarakat Islam, dimana syariat Islam telah mengatur hukum-hukum yang terkait dengannya. Maka syariat Islam juga menetapkan syarat-syarat untuk berdirinya masjid, juga tentang hukum dan ketentuan tentang bangunan dan isi masjid.
Fiqih tentang masjid tentu terkait dengan hukum yang boleh dan yang tidak boleh dikerjakan di dalam masjid, juga siapa yang boleh dan tidak boleh masuk ke dalamnya.
Fiqih masjid juga mengatur segala hal yang terkait dengan tata cara shalat di dalam masjid secara berjamaah, hak dan kewajiban imam masjid, serta berbagai ketentuan yang terkait dengan wanita bila berada di dalam masjid.
Bagian Pertama Pengertian Masjid
Bab 1 : Pengertian Masjid & Keutamaan Bab 2 : Masyru'iyah Membangun Masjid Bab 3 : Berbagai Fungsi Masjid
Bab 4 : Sejarah Awal Masjid Di Dunia Bagian Kedua Hukum-Hukum Masjid
Bab 1 : Syarat Pembangunan Masjid Bab 2 : Hukum Terkait Bangunan Masjid Bab 3 : Masjid Dibangun Dengan Zakat? Bab 4 : Renovasi & Menghias Masjid Bab 5 : Arah Kiblat
Bab 6 : Larangan & Kebolehan Dalam Masjid Bab 7 : Sunnah-Sunnah Dalam Masjid
Bab 8 : Bolehkah Mereka Masuk Masjid? Bab 9 : Imam Shalat
Bagian Ketiga Aktifitas Dalam Masjid Bab 1 : Shalat Berjamaah
Bab 2 : Barisan Makmum Bab 3 : Shalat Jumat Bab 4 : Shalat Tarawih Bab 5 : I'tikaf
Bab 6 : Dzikir
Bab 7 : Masjid & Wanita
Bagian Keempat Managemen Masjid Bab 1 : Managemen Masjid Bab 2 : Keuangan Masjid Bab 3 : Kepemimpinan Masjid 7. Fiqih Kedokteran
Bagian Pertama Islam & Kedokteran Bab 1 : Hukum Berobat
Bab 2 : Pengobatan Nabawi Bab 3 : Bekam
Bab 4 : Pengobatan Alternatif
Bab 5 : Sejarah Kedokteran Umat Islam Bab 6 : Rukhshah Syar'iyah Bagi Orang Sakit
Bagian Kedua Halal & Haram
Bab 1 : Berobat dengan Yang Haram Bab 2 : Obat Mengandung Alkohol Bab 3 : Obat Mengandung Babi Bab 4 : Madharat Rokok
Bab 5 : Transfusi Darah Bagian Ketiga Reproduksi
Bab 1 : Pencegahan Kehamilan Bab 2 : Hukum Imunisasi
Bab 3 : Bayi Tabung
Bab 4 : Pengguguran Kandungan Bab 5 : Cangkok Rahim
Bab 6 : Kloning Manusia Bab 7 : Bank Susu
Bab 8 : Menentukan Jenis Kelamin Janin Bagian Keempat Mengubah Ciptaan Allah
Bab 1 : Transplantasi Organ Bab 2 : Operasi Kecantikan Bab 3 : Operasi Ganti Kelamin Bab 4 : Operasi Selaput Dara Bab 5 : Operasi Kornea Bab 6 : Tanam Rambut Bab 7 : Khitan
Bagian Kelima Etika Kedokteran Bab 1 : Dokter Pasien Lain Jenis Bab 2 : Hukum Bedah Mayat Bab 3 : Euthanasia
8. Fiqih Seni, Olahraga dan Hiburan Bagian Pertama Seni
Bab 1 : Hiburan
Bab 2 : Seni Musik & Lagu Bab 3 : Hukum Lukisan Bab 4 : Seni Patung Bab 5 : Seni Kaligrafi Bab 6 : Fotografi Bab 7 : Seni Peran Bagian Kedua Permainan
Bab 1 : Olahraga Bab 2 : Main Catur Bab 3 : Tinju
Bab 4 : Berenang Bab 5 : Sepak Bola Bagian Ketiga Hiburan
Bab 1 : Televisi Bab 2 : Film
Bab 3 : Memancing Ikan Bab 4 : Berburu
9. Fiqih Mawaris
Bagian Pertama Dasar-dasar
Bab 1 : Mengapa Harus Belajar Mawaris? Bab 2 : Hukum Waris Dari Masa ke Masa Bab 3 : Penyimpangan Hukum Waris Bab 4 : Kerangka Ilmu Mawaris Bagian Kedua Batang Tubuh
Bab 1 : Pengertian Bab 2 : Pensyariatan
Bab 3 : Rukun Syarat & Mawani’
Bab 4 : Pewaris
Bab 5 : Harta Warisan Bab 6 : Ahli Waris Bab 7 : Hijab
Bab 8 : Ahli Waris Internal Bab 9 : Ahli Waris Eksternal Bagian Ketiga Penghitungan
Bab 1 : Penghitungan
Bab 2 : Penghitungan Berantai Bab 3 : Aul
Bab 4 : Radd
Bab 5. Kasus Umariyatain
Bagian Keempat Kasus-kasus Bab 1 : Waris Untuk Janin Bab 2 : Dzawil Arham Bab 3 : Kasus Khuntsa Bab 4 : Wanita Hamil Bab 5 : Mafqud
Bab 6 : Al-Gharqa wal Hadma Bab 7 : Software Mawaris
3. Bagian Atap atau Pelindung
Ibarat bangunan, kalau baru ada pondasi dan bangunan tanpa adanya atap, maka bangunan itu menjadi kurang sempurna. Sebab terik matahari dan hujan serta udara yang panas atau dingin pasti dengan mudah dapat menerobos masuk.
Untuk itu bangunan yang sempurna adalah bangunan yang mempunyai atap sebagai pelindung. Dan yang menjadi pelindung bangunan Islam adalah jinayat, jihad dan negara. Sehingga Ilmu Fiqih yang terkait dengan ketika masalah itu kita sebut dengan mudah sebagai fiqih jinayat, fiqih jihad dan fiqih negara.
1. Fiqih Jinayat
Bagian Pertama Hukum Islam Bab 1 : Jinayat
Bab 2 : Qishash Bab 3 : Hudud
Bab 4 : Ta’zir
Bab 5 : Pencurian Bab 6 : Minum Khamar Bab 7 : Pembunuhan Bab 8 : Perzinaan
Bab 9 : Qadzaf Bab 10 : Hirabah Bab 11 : Pelaku Sihir Bab 12 : Murtad
Bagian Kedua Peradilan Islam Bab 1 : Peradilan Islam Bab 2 : Qadhi
Bab 3 : Pendakwaan Bab 4 : Kesaksian Bab 5 : Sumpah
Bab 6 : Ikrar Pernyataan
Bagian Ketiga Eksistensi Hukum Islam Bab 1 : Tuduhan & Jawaban
Bab 2 : Keunggulan Hukum Islam Bab 3 : Kedudukan Hukum Islam Bab 4 : Keruntuhan Hukum Islam
Bab 5 : Penerapan Hukum Islam di Indonesia 2. Fiqih Jihad
Bagian Pertama Dasar-Dasar Jihad
Bab 1 : Pengertian Jihad & Keutamaannya Bab 2 : Pensyariatan Jihad, Hukum Dan Hikmah Bab 3 : Ayat-Ayat Jihad
Bab 4 : Syarat & Izin Jihad Bab 5 : Pembiayaan Jihad
Bab 7 : Yang Haram Dibunuh Bab 8 : Mati Syahid
Bagian Kedua Jihad Rasulullah Saw Bab 1 : Jihad Rasulullah Saw Bab 2 : Perang Posisi Bertahan Bab 3 : Perang Posisi Menyerang Bagian Ketiga Pasca Jihad
Bab 1 : Berakhirnya Perang Bab 2 : Harta Rampasan Perang Bab 3 : Tawanan Perang
Bagian Keempat Jihad Era Modern Bab 1 : Pro-Kontra Jihad
Bab 2 : Perang Yang Manusiawi Bab 3 : Operasi Syahid
Bab 4 : Jihad Dan Terorisme
Bab 5 : Masih Adakah Jihad Hari Ini? Bab 6 : Jihad Peradaban Modern
Bab 7 : Dana Zakat Untuk Jihad Fi Sabilillah Bab 8 : Perang Berbunuhan Sesama Muslim Bab 9 : Fitnah & Perang Antar Shahabat 3. Fiqih Negara
Bagian Pertama Fiqih Negara Bab 1 : Syariat Islam & Negara
Bab 2 : Rukun Negara
Bab 3 : Karakteristik Negara Islam Bab 4 : Ahlu Al-Hilli Wa Al-Aqdi
Bab 5 : Bai’at
Bab 6 : Kepala Negara Bab 8 : Baitul Mal Bab 9 : Qadhi
Bagian Kedua Negara Islam
Bab 1 : Pengertian Negara Islam Bab 2 : Pro Kontra Negara Islam
Bab 3 : Keberadaan Negara Islam, Wajibkah? Bab 5 : Negara Islam Sepanjang Sejarah Bab 6 : Adakah Negara Islam Hari Ini? Bab 7 : Negara Islam Dan Indonesia
Bab 8 : Mencari Bentuk Ideal Negara Islam Modern Bab 9 : Dunia Tanpa Negara Islam
Bagian Ketiga Politik
Bab 1 : Syariah Dan Politik Bab 2 : Syariat Dan Kekuasaan Bab 3 : Islam Dan Demokrasi Bab 4 : Partai Politik
D. Pembagian Prodi Syariah di UIN
Kalau kita perhatikan di Universitas Negeri di beberapa kota besar di Jawa, masing fakutas syariah membuat program studi (prodi).
Fakultas Syariah UIN Syariaf Hidayatullah Jakarta, membuka prodi :
1. Perbandingan Mazhab
2. Hukum Keluarga Islam (Akhwal Syakhsiyyah) 3. Hukum Tata Negara (Siyasah)
4. Hukum Pidana Islam (Jinayah)
5. Hukum Ekonomi Syariah (Muamalat) 6. Ilmu Hukum
Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan fakultas Syari'ah yang tertua di Indonesia dan telah berusia lebih dari setengah abad. Fakultas Syari'ah memiliki enam jurusan/program studi, yaitu: 1. Al-Ahwal al-Syakhsyiyyah/Hukum Keluarga
(S1)
2. Perbandingan Madzhab (S1)
3. Siyasah/Hukum Ketatanegaraan Islam (S1) 4. Muamalat/Hukum Perdata dan Bisnis Islam
(S1)
6. Hukum Islam (S2)
Sedangkan Fakultas Syariah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyelenggarakan 4 (empat) jenjang Program Studi, yaitu:
1. Hukum Keluarga Islam 2. Hukum Ekonomi Syariah 3. Hukum Tata Negara 4. Ilmu al-Quran dan Tafsir
Fakultas Syariah UIN Sunan Gunung Djati Bandung membuka 6 prodi antara lain :
1. Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyyah)
2. Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
3. Hukum Tata Negara (Siyasah) 4. Perbandingan Madzhab 5. Ilmu Hukum
6. Hukum Pidana Islam (Jinayah)
Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya membuka beberapa prodi :
1. Perbandingan Mazhab
2. Hukum Tata Negara 3. Hukum Pidana Islam 4. Ilmu Falak
5. Hukum Ekonomi Syariah 6. Hukum Keluarga Islam
1. Hukum Keluarga Islam 2. Hukum Pidana Islam 3. Hukum Ekonomi Syariah 4. Ilmu Falak
5. Ilmu Hukum
Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol Padang membuka program studi :
1. Hukum Keluarga Islam
2. Perbandingan Mazhab
3. Hukum Tata Negara Islam 4. Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten membuka program studi :
1. Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsiyah) 2. Hukum Tata Negara Islam (Siyasah) 3. Hukum Ekonomi Syariah (Muamalat) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sumatera Utara memiliki Program Studi antara lain :
1. S1 Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsiyyah) 2. S1 Hukum Ekonomi Syari'ah (Muamalah) 3. S1 Perbandingan Mazhab
4. S1 Hukum Tata Negara (Siyasah) 5. S1 Hukum Pidana Islam (Jinayah)
6. S1 Hukum
7. S2 Magister Hukum Keluarga (Ahwal
Syakhsiyyah)
Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin membuka prodi :
1. Hukum Keluarga Islam 2. Perbandingan Mazhab 3. Hukum Tata Negara 4. Hukum Ekonomi Syariah