• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PEMBAHASAN. mengenai jabatan lain yang terlibat di dalamnya. Penulis hanya ingin. dan apakah tugasnya sudah dijalankan dengan baik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 PEMBAHASAN. mengenai jabatan lain yang terlibat di dalamnya. Penulis hanya ingin. dan apakah tugasnya sudah dijalankan dengan baik."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

69  

PEMBAHASAN

Dari permasalahan yang ada dalam penelitian kali ini, penulis akan membahas dan menganalisanya dalam beberapa poin.

4.1. Penyajian Data Penelitian

Penelitian utama yang dilakukan penulis adalah wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan tiga orang narasumber. Pertanyaan awal yang diajukan adalah berbeda-beda sesuai dengan tugasnya masing-masing, namun penulis meminta pendapat dan jawaban dati masing-masing narasumber mengenai jabatan lain yang terlibat di dalamnya. Penulis hanya ingin membuktikan apakah semua mengetahui tugas masing-masing pihak dengan baik dan apakah tugasnya sudah dijalankan dengan baik.

Setelah masing narasumber menjabarkan mengenai tugas masing-masing dan mengenai tugas pihak lain yang berhubungan dengan mereka, maka kemudian penulis menanyakan pertanyaan yang sama kepada semua narasumber. Pertanyaan yang pasti ditanyakan kepada ketiga narasumber ada permasalahan yang ditemui dalan Konser Erwin Gutawa. Dari pertanyaan tersebut, terbukti bahwa ketiga narasumber menjawab sama, yaitu maslaah terletak pada lighting, tetapi kemudian ketiganya juga seragam menyatakan bahwa saat ini, pencahayaan bukan menjadi masalah, karena adanya kemajuan teknologi yang membuat proses pengambilan gambar dan editing menjadi lebih mudah.

(2)

Penulis membagi pembahasan hasil penelitian menjadi empat bagian, yaitu :

1. Stage Management

Pada poin ini penulis ingin membahas mengenai pengertian stage management menurut pendapat dari narasumber, yang telah diperoleh melalui hasil wawancara, serta struktur organisasi atau jabatan yang termasuk di dalam stage management.

2. Peran stage management secara umum

Disini penulis akan membahas mengenai peran, fungsi, dan tugas stage management secara umum, yang biasa dilakukan di suatu acara tanpa mengacu pada satu acara yang spesifik.

3. Peran stage management dalam konser Erwin Gutawa

Penulis pada poin ini akan memaparkan mengenai tugas, peran, dan funsi dari stage management di dalam Konser Erwin Gutawa, mengacu pada hasil wawancara dengan beberapa narasumber.

4. Hubungan stage management dengan pihak Kompas Gramedia TV dalam konser Erwin Gutawa

Pada poin terakhir, penulis akan menjabarkan hubungan yang terjalin, baik antara show director dengan stage manager, maupun show director dengan stage management. Pada poin ini akan dijelaskan bagaimana jalur komunikasi yang terjalin, dari show director kepada stage manager dan stage crew. Selain itu, disini dibahas pula mengenai masalah yang dihadapi antara pihak stage management dari

(3)

pihak off air dengan pihak Kompas Gramedia TV dari bagian on air, serta solusi yang digunakan dalam memecahkan masalah yang timbul.

4.2. Triangulasi Data

Tipe triangulasi data yang digunakan penulis adalah triangulasi sumber. Disini penulis melakukan wawancara langsung dengan tiga narasumber, dengan pertanyaan yang hampir sama. Tujuan penulis adalah untuk membuktikan apalah jawaban dari masing-masing narasumber sama. Jika jawaban mereka sama berarti data yang diperoleh adalah valid dan benar.

Pada wawancara yang dilakukan penulis, ternyata penulis mendapatkan jawaban yang sama untuk beberapa pertanyaan yang sama. Walaupun disampaikan dengan bahasa yang berbeda, namun inti dan maksud dari jawaban ketiga narasumber adalah sama. Tidak hanya dari wawancara, ternyata jawaban dan penjelasan yang diberikan seorang narasumber sama dengan penjelasan yang ditemukan penulis di dalam buku yang berjudul “The Backstage Guide To Stage Management”. Walaupun dalam pelaksaan suatu acara apa yang ada di buku tidak selalu dapat dipraktikkan secara persis sama, namun apa yang dipraktikkan tidaklah menyimpang, hanya saja tidak selengkap dan se detail seperti yang dimuat di dalam buku.

Salah satu kesamaan yang dijelaskan oleh narasumber dengan penjelasan yang ada di buku adalah mengenai pihak-pihak yang termasuk dalam stage management. Ternyata di dalam stage management, jabatan yang ada bukan hanya stage manager dan stage crew, namun stage management juga mencakup production manager, show director, dan production crew.

(4)

Di dalam acara Konser Erwin Gutawa, show director memang berasal dari pihak Kompas TV, namun, dengan jabatannya sebagai show director, mau tidak mau ia telah menjadi bagian dari stage management dan selalu berhubungan langsung dengan seluruh anggota stage management yang lain.

Beberapa pertanyaan yang sama, yaitu :

1. Hubungan dan pembagian tugas antara show director dan stage manager Dalam pertanyaan ini, ketiga narasumber memberikan jawaban yang sama. a. Inet Leimena mengatakan

“Hubungannya sangat erat. Stage manager (manager panggung) dia yang punya panggung nya., kalau show director hanya mengemas bagaimana flow itu berlangsung, dalam arti kata blockingnya, munculnya. Jika sudah mulai show akan dilimpahkan ke stage manager”

b. Indra Yudhitira mengatakan

“Seorang show director itu harus mempunyai kemampuan tidak hanya menjalankan shownya tapi dia juga harus memilikivisi mengenai art nya , visi mengenai visualnya. Yang kedua gimana ia dapat menjalankan shownya dengan flow yang menarik. Nah dalam tuganya dia bias dibantu oleh banyak orang, misalnya dia gini : oke saya concern saya sisi kreatifnya, untuk menjalankan shownya saya bias menunjuk salah seorang lagi yang lain, tangan kanannya, bias sebagai stage manager, nah tugasnya stage manager adalah menterjemahkan apa yang diingini oleh show director. Atau bias aja produsernya, karena kebetulan saya suka dan menyenangi bidang directing, makanya saya pegang langsung, tapi untuk urusan flownya saya serahkan pada orang lain, Mba Inet waktu itu. Jadi sebetulnya tergantung oleh produserya. Tapi kebetulan karena saya suka directing maka saya memegangshow directingnya, saya tinggal nyari yang bias menjalankan sisi manajemen stage nya dan lain-lain.”

c. Johanna Dewi Kartika mengatakan

“Show director merupakan leader. Mas indra sebagai show director berada di FOH, memantau semua yang terjadi di atas panggung, melihat acara berlangsung secara keseluruhan. Tugas stage management di stage untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan show director dan

(5)

mengkoordinasikan degan semua pihak yang ada di panggung, seperti pihak property, artis, musisi, dll. Stage management juga mengatasi hal-hal yang bersifat lebih technical, seperti monitor, audio, dll. Tentunya Show director menyampaikan hal-hal yang harus dan tidak boleh dilakukan kepada stage manager, baru kemudian stage manager mendelegasikannya kepada stage crew yang ada di panggung.”

2. Kontribusi, tugas, dan fungsi stage management a. Inet Leimena mengatakan

“Fungsinya , karena konser ini adalah konser off air yang diambil oleh tv, jai stage management itu membantu memperlancar acara dari awal sampai akhir. Kerja samanya denganorg tv adalah biasanyadalam penentuan misalnya artis munculnya dari sini, dari sisi kamera

menusahkan atau tidak? Itu yang harus kita jalin bila ada tv nya. Misalnya saya mau, ini bagusan dari sini, tapi saya tidak bisa bilang begitu saja tanpa berkomuniaksi dengan director atau PD nya. Jadi jika saya munculkan artis dari titik ini, secara kamera bagus atau tidak? Jadi memang haus kerjasama terus dengan PD nya khususnya.”

b. Indra Yudhistira mengatakan

“Saya kira ini merupakan satu factor yang sangat penting dalam sebuah pertunjukan. Stage management itu kan mengatur flow keseluruhan. Show director mau secara kesuluruhan undownnya habis A ke B, lalu tiba-tiba ketemu dengan tim stage management atau stage managernya, kemudian kan stage managernya harus menterjemahkan secara flow kan, nah secraa teknis bias ga nih, saya mau muncul dari sini, lalu setalah itu artis

selanjutnya muncul dari sini, dia harus memikirkan kalau artis muncul dan silamnya akan bertarakan atau tidak., atau secara teknis tidak mungkin karena harus memunculkan drum misalnya. Itu tugasnya stage manager untuk memastikan semua elemen kreatifnya bias diterjemahkan. Baik secara flow maupun secara teknis. Sehingga kadang-kadang dalam

beberapa hal itu ada perubahan, karena di lapangan ternyata tidak sesuai. Itu menurut saya tugas pentingnya, memastikan semua elemen-elemen acara baik secara kreatif maupun teknis bias diterjemahkan secara tepat di panggung. Itu perlu tim yang bener, dan dia yang jagain flownya di atas panggung. Komunikasi nya itu dari show director ke stage manager, lalu

(6)

stage manager yang akan menterjemahkannya ke stage crew yang ada di panggung.”

c. Menurut Johanna Dewi Kartika

“ Saat konser, adanya stage management merupakan ide dari Mas Erwin. Stage management sebetulnya merupakan bagian dari produksi. Mengapa Erwin Gutawa menyebut nama Mba Inet, karena mereka dari dulu sudah bekerja bersama, dan ini merupakan acara konser off air pertama kali buat kompas TV. Namun, karena Kompas TV belum memiliki stage management internal, maka mereka memutuskan untuk merekrut dari luar, yaitu tim dari Inet Leimena. Fungsinya stage management, andil dan pekerjaannya sudah dimulai dari tahap pra produksi sampe hari H. Jika melihat dari sisi

content, isinya tidak hanya sekedar lagu yang di arransemen oleh Mas Erwin, namun ada desain panggung, penari, flow acara yang diatur dan dibuat sedemikian rupa sehingga berkesinambungan dan enak dilihat, dimana untuk membuat acara ini terlihat apik diperlukan meeting beberapa kali. Treatment per item (per production number) digarap dengan serius, misalnya penyanyi silam dari mana, muncul dari mana, dll. Stage managemtn, terutama stage manager merupakan perpanjangan tangan dari show director untuk mewujudkannya di atas panggung. Semua yang berhubungan dengan segala hal yang terjadi di panggung. Stage management juga merupakan pihak yang akan mengkomunikasikan hal-hal di panggung kepada show director dan sebaliknya. Stage management juga bertugas mengatur flow acara. Selain itu, dengan peletakan ruangan artis di tempat yang berbeda-beda, bagian dari stage management bertugas untuk men-stand by kan artis juga, juga sebagai orang yang memberikan que kepada artis, kapan harus stand by.”

3. Masalah yang dihadapi a. Menurut Inet Leimena

” Banyak karna seperti yang saya bilang, mata daripada PD atau

kameraman atau bagian tv, itu pasti sangat berbeda dnegan kita yang ada di stage management, utnuk off air nya. Paling sulit adalah

mengkomunikasikan ini bahwa apa yang kita omongin itu bukan berart bikin jelek on airnya, tapi gimana caranya bahwa semua aspek bisa menjadi satu tontonan yang agus, yang paling susah tuh itu, misalnya ada

(7)

beberapa hal teknis, misalnya di tv bagus nih kalo ada dua trap, nah kita di stage management, jangan 2 trap deh karna kita harus masukin beberapa instrument, karna ada 2 trap jadi susah, nah karna ada penari, kalo 2 trap susah, kayak gitu-gitunya yang menurut saya paling susah, tapisekali lagi, kalo itu dibicarakan dengan baik dan dikomunikasikan dengan baik, pasti hasilnya akan sempurna. 80-90% apa yang kita inginkan bisa jalan. Itu yang paling susah sih.”

b. Menurut Indra Yudhistira

“Ini sebenarnya tantangan terbesar, ada 2 dalam sebuah show. Ketika akhirnya sebuah show menjadi sebuah acara televisi tantangan

terbesarnya adalah membawa show itu ke dalambentuk audio visual, tapi orang di rumah juga ikut merasakan, seolah-olah seperti sedang

menyaksikan shownya secara langsung. Sebenernya kalau saat ini agak lebih mudah karena teknologi video itu sudah lebih maju. Jadi teknologi kamera sekarang sensitivitasnya terhadap lighting itu udah bagus jadi hasilnya ga akan jauh beda, tapi bayangkan tahun-tahun 2000an itu dimana lighting suka berantem antara produser televisi dan produser off air nya, karena apa yang mata lihat tidak sama dnegan kamera lihat. Itu makanya kadang kenapa untuk kamera menangkap gambar yang

diinginkan dia harus ditambahkan lighting supaya terlihat. Karena kontras rasio mata manusi itu disbanding dengan kontak rasio video itu beda jauh sekali. Bayangkan saja kontak rasio mata manusia adalah 1: 250, video itu paling banter hanya 1:10, jadi jauh sekali sensitivitasnya, makanya di tahun-tahun 2000an maunya diterangin supaya kamera bias menangkap, sekarang sensitivitasnya sudah luamayan meskipun masih belum terlalu sensitive.kita lihat saja kemarin, kalau yang show itu mata manusia yang kita entertain tapi begitu di tv, mata kamera yang harus kita sesuaikan, makanya kemarin agak elap-gelap sedikit, tapi masih okelah, menurut saya masih bias kalau dengan teknologi itu. Nah itu perbedaanya.”

c. Menurut Johanna Dewi Kartika

“Untuk on air itu biasanya televisi diwanti-wanti tidak boleh menampilkan gambar yang gelap, karna orang yang menonton konser secara langsung dengan yang menonton di tv berbeda. Karena jika melihat secraa

(8)

langsung, orang dapt merasakan soul yang ingin diciptakan dari setiap lagunya. Untuk kepentingan on air, hal tersebut diharamkan, jangankan lighting , untuk pemilihan lagu saja ada yang diharamkan, jika di tv-tv biasanya, semuanya harus ada yang membawakan lagu yang hits untuk menaikkan rating, harus membuat acara untuk tujuan menaikkan rating dan sharing, namun di kompas tv lebih leluasa untuk menampilkan sisi lain, untuk membuat sesuatu yang berbeda. Memang lebih baik lagi jika dapat membuat perubahan dan mendapat rating tinggi sekaligus. Namun, karena ini TV baru, maka mereka ingin membuat suatu perubahan, yang siapa tau suatu hari nanti orang melihat bahwa tv ini berbeda dan mempunyai cirri khasnya sendiri, tanpa sinetron yang nangis-nangis, dll. Acara off air lebih men-treatment orang yang datang membeli tiket, bukan karena kepentingan on air yang tidak boleh gelap-gelap. Acara ini tape delay yang kemudian tayang di SCTV. Namun, disini Kompas TV lebih mengedepankan kepentingan off air, bagaimana mereka menciptakan suasana yang diinginkan bila dilihat secara langsung, bukan

mengutamakan aturan-aturan ketat televisi.”

Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan beberapa pertanyaan yang sama, dan diajukan oleh penulis kepada ketiga narasumber dengan tujuan mengetahui jawaban dari masing-masing narasumber, namun, wawancara yang diadakan dalam waktu dan tempat yang terpisah menghasilkan jawaban yang serupa dengan bahasa yang berbeda.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1. Stage Management

Belum banyak yang mengetahui mengenai stage management, apa itu stage management, apa tugas mereka dan dimana mereka biasa bekerja. Stage Management dapat didefinisikan sebagai berikut

(9)

“Stage management jika di Indonesiakan adalah management panggung, kita me-manage sedemikian rupa sehingga panggung itu dapat berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir termasuk masalah teknis, masalah artisnya, dan lain sebagainya.

Pada praktiknya, stage management yang sering dipakai pada acara-acara yang ada di Indonesia tidak selalu patuh dan mengikuti aturan yang ada di dalam buku, karena di buku lebih mengacu pada pertunjukan teater yang terdapat di luar negeri.

Di dalam diskusi antar stage management yang diadakan untuk membahas mengenai stage management, Toto Arto selaku production manager mengatakan

“Di dalam sebuah stage management, masing-masing individu harus mau mendengarkan pendapat satu sama lain, agar show dapat berjalan dengan lancar. Kita harus mau menerima dan mendengarkan pendapat orang lain, terutama pendapat dari sesama teman di dalam stage management akan akan sangat membantu dalam terwujudnya kelancaran acara tersebut.”

Untuk terwujudnya suatu acara yang dapat dikemas dengan baik, diperlukan kerja tim yang baik dan kompak. Sebagai manusia yang juga memiliki kekurangan, kita harus mau mendengarkan pendapat orang lain, bahkan menerima kritik dari orang lain. Kadangkala kritik dan saran dapat membuat seseorang berusaha untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan. Begitu juga halnya dengan stage management. Kekurangan yang ada dapat ditutupi dengan kelebihan yang dimiliki orang lain, sehingga acara tersebut dapat mendekati sempurna. Di dalam observasi yang dilakukan penulis, semua hal yang dikatakan Toto Arto mengenai mau menerima pendapat dari orang memang benar terjadi, baik

(10)

stage crew yang memberikan masukan kepada stage manager, dan stage manager yang memberikan saran kepada show director terjadi dan mendapat tanggapan yang sangat baik dari masing-masing pihak.

Stage management di dalamnya memiliki struktur organisasi tersendiri. Menurut Inel Leimena

“Stage management di dalamnya ada banyak, ada production manager, ada show director, ada stage manager, ada stage crew, ada macam-macam stage management itu. Kadang kala production manager bisa masuk ke dalam stage management, ada yang bisa gitu ada yang tersendiri juga, tergantung.”

Di dalam stage management sendiri ada beberapa bagian. Production manager , stage manager, stage crew, bahkan show director juga termasuk dalam stage management, namun kembali lagi pada penerapan di setiap acaranya. Dalam hal ini, yang sangat berperan dalam hal menjalankan acara adalah stage crew dan stage manager.

Dalamdiskusi stage management Toto Arto mengatakan

“Stage manager merupakan wakil dari konseptor bila show director tidak ada. Stage manager lah yang menjalankan acara dari awal sampai akhir. Stage manager tidak mengambil keputusan artistic, ia mengeksekusi semua hal yang bersifat teknis.”

Seorang stage manager merupakan pemimpin yang menjalankan acara dari awal hingga akhir. Seluruh perintah dan keputusan di atas panggung merupakan tanggung jawab stage manager. Toto Arto menambahkan

(11)

“Seorang stage manager harus memiliki komunikasi skill. Seorang stage manager haruslah orang yang tenang dan tidak membuat panic orang-orang di bawahnya jika sedang menghadapi suatu masalah” Saat penulis melakukan observasi. Stage manager (dalam ha ini Inet Leimena) merupakan orang yang sangat bijak dalam mengambil keputusan. Beliau sangat baik dalam hal berkomunikasi dan menyampaikan sesuatu. Saat menghadapi masalah dan harus mengambil keputusan dengan cepat, beliau tetap melakukannya dengan tenang dan menyampaikannya pada kru juga dengan sikap tenang.

Di dalam stage management terdapat beberapa jabatan, yaitu show director, stage manager, stage crew, production manager, dan production crew.

Menurut Toto Arto

“Disini bukan menjadi masalah bahwa, di buku tercantum jabatan seperti production manager, stage manager, technical director, dan lain-lain. Ini bukan berarti bahwa kita harus mempunya minimal satu orang yang memegang masing-masing jabatan. Hal ini kembali pada kebutuhan dan tingkat kesulitan acaranya. Tidak menutup kemungkinan bahwa production manager dan stage manager dipegang oleh satu orang saja.”

Menurut Toto Arto, tidak semua acara harus persis sama mengacu pada buku. Para pembuat buku membuat tulisan berdasarkan pengalaman mereka yang terjadi di luar sana, namun setiap acara memiliki tingkat yang berbeda-beda dan permasalahan yang berbeda.

(12)

“Kembali lagi pada praktek per individunya. Di Indonesia ingin mengikuti aturan yang ada di dalam buku, namun show nya berpindah-pindah, ada yang di hotel, ada yang di conference hall, jadi kita sendiri akhirnya mencoba untuk tidak keluar dari buku tapi harus keluar dari buku karena apa yang ada di dalam buku tidak bisa kita kerjakan disini.”

Pada intinya, semua jabatan yang ada di buku bukan harus selalu dipatuhi dan dipegang oleh masing-masing individu, namun lebih kepada bagaimana seseorang menjalankan tugasnya sebagai orang yang diberi tanggung jawab untuk menjalankan sebuah tugas.

Pengertian dari stage management dan stage manager yang telah dipaparkan di atas adalah stage management yang berada dalam sebuah produksi teater, namun saat ini, sebagian besar (bahkan hampir semua) acara yang diproduksi (terutama acara off air) pasti menggunakan sebuah stage management yang dikepalai oleh seorang stage manager. Pengertian dan fungsi dari stage manager yang ada di dalam produksi teater dan produksi acara off air diluar teater adalah sama. Selain memimpin jalannya acara, stage manager merupakan orang yang bisa menjadi penengah dari semua pihak yang menyumbangkan ide kreatifnya untuk suatu acara sehingga memungkinkan untuk diwujudkan, dan tidak membuat pertunjukan menjadi terlihat kurang ataupun berlebihan.

4.3.2. Peran Stage Management Secara Umum

Secara umum, telah dibahas sekilas mengenai apa itu stage management dan stage manager, serta sudah sedikit tergambar apa fungsi

(13)

yang mereka jalankan. Pada poin ini, penulis akan membahas lebih dalam mengenai apa saja tugas yang dilakukan dan peran yang dijalankan oleh stage management dan stage manager.

Setiap acara yang diproduksi, baik teater, event off air lainnya, dan event on air, pasti memiliki 3 tahap, yaitu tahap pra produksi, tahap produksi, dan tahap pasca produksi. Tahap pra produksi merupakan tahap yang terjadi sebelum dimulainya produksi. Tahap ini mencakup pemunculan ide, ide yang dituangkan dalam sebuah konsep, dan segala perencanaan dan keinginan yang akan dilakukan dan ingin diwujudkan dalam acara yang nantinya akan diproduksi. Tahap produksi merupakan tahap dimana semua yang telah direncanakan dan disepakati akhirnya dijalankan dan dituangkan dalam sebuah visual, musik, pencahayaan, dan lainnya, yang biasanya disaksikan oleh orang banyak yang disebut penonton (audience). Setelah produksi selesai, maka sampailah pada tahap pasca produksi, yaitu tahap dimana dilakukan editing, evaluasi dan hal lain yang membahas mengenai produksi yang telah dilaksanakan. Disini penulis akan menjabarkan satu per satu tahapan yang harus dilalui dalam memproduksi suatu pertunjukan, juga peran dari stage management, terutama stage manager.

Bagian dari stage management, yaitu show director sudah ikut terlibat mulai dari awal tahap pra produksi. Show director turut hadir dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan. Pada latihan yang diadakan pun, show director dan stage manager selalu hadir disana. Show director menjalankan tugasnya memimpin latihan, memberi arahan, dan

(14)

membenahi bagian-bagian yang salah. Show director masih terus terlibat sampai latihan terakhir yang diadakan sehari sebelum konser digelar.

Tahap selanjutnya yaitu tahap produksi. Pada tahap ini show director sudah sama sekali tidak bertugas. Beliau hanya mengamati acara yang berlangsung. Semua arahan, perintah, dan keputusan sudah menjadi tanggung jawab stage manager.

Menurut Indra Yudhistira

“Seorang show director itu harus mempunyai kemampuan tidak hanya menjalankan shownya tapi dia juga harus memiliki visi mengenai art nya, visi mengenai visualnya. Yang kedua bagaimana ia dapat menjalankan shownya dengan flow yang menarik.

Tugas stage manager adalah menterjemahkan apa yang diingini oleh show director.”

Menurut Inet Leimena

“Show Director sebenarnya menggorengnya itu sebelum acara, sebenarnya batas show director itu di GR, jika sudah mulai show, yang akan memegang adalah stage manager. Show director tidak boleh ikut campur lagi.

Stage management di dalamnya ada banyak, ada production manager, show director, stage manager, stage crew, dan macam-macam di dalam stage management.”

Bila mengacu pada penjelasan kedua narasumber di atas, tugas show director hanya sampai saat run through terakhir dilakukan. Pada tahap produksi, yang akan menjalankan show adalah seorang stage manager, beliau lah yang mendapatkan limpahan tugas (tangan kanan) dari show director. Stage manager yang akan memimpin jalannya suatu pertunjukan, ia yang akan memberikan aba-aba dan hitungan mundur

(15)

kepada stage crew yang berada di atas panggung. Penjelasan keduanya sama dengan hasil pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan.

Setelah proses produksi selesai, maka tahap terakhir adalah pasca produksi. Pada tahap ini, acara yang telah dilaksanakan dan direkam, akan masuk ke merja editing dan akan memasuki tahap edit. Disini pencahayaan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan gambar. Selain itu pada tahap ini diadakan pula evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui permasalahan apa yang dihadapi di tiap divisinya dan menjadikan maslaah tersebut pembelajaran agar tidak diulang pada kegiatan berikutnya. Dalam tahap ini tugas stage manager dan show director, serta seluruh anggota stage management lainnya adalah melakukan evaluasi terhadap acara yang telah selesai dilaksanakan.

4.3.3. Peran Stage Management Dalam Konser Erwin Gutawa

Kesuksesan acara “A Masterpiece of Erwin Gutawa” tidak lepas dari peran stage management.

Menurut Johanna

“Adanya stage management merupakan ide dari Erwin Gutawa. Stage management juga merupakan bagian dari produksi. Mengapa Erwin Gutawa menyebut nama Mba Inet?,karena mereka dari dulu sudah bekerja bersama, dan ini merupakan acara konser off air pertama kali bagi kompas TV. Namun, karena Kompas TV belum memiliki stage management internal, maka mereka memutuskan untuk merekrut dari luar, yaitu tim dari Inet Leimena.”

(16)

Fungsi stage management, andil dan pekerjaannya sudah dimulai dari tahap pra produksi sampe hari H. Dari observasi yang dilakukan penulis, show director selalu hadir hampir di setiap pertemuan yang diadakan. Bahkan, dalam beberapa pertemuan, stage manager turut serta dalam pertemuan yang diadakan. Pada tiap latihan yang diadakan, show director dan stage manager selalu hadir. Show director menjalankan tugasnya dalam memimpin latiha, memberikan arahan, dan menyelesaikan masalah yang timbul, sedangkana stage manager mengamati dan berkomunikasi dengan show director dalam hal alur acara.

Menurut penjelasan Johanna

“Jika melihat dari sisi content, isinya tidak hanya sekedar lagu yang di arransemen oleh Erwin Gutawa, namun ada desain panggung, penari, flow acara yang diatur dan dibuat sedemikian rupa sehingga berkesinambungan dan enak dilihat, dan untuk membuat acara ini terlihat apik. Untuk membuat suatu acara yang menarik dan bagus diperlukan meeting beberapa kali. Treatment per item (per production number) digarap dengan serius, misalnya penyanyi silam dari mana, muncul dari mana, dll.”

Dalam penentuan dan detail per item, show director memiliki peran yang tidak kecil, beliau membuat flow acara yang membuat penonton yang menyaksikannya terhibur dan dapat merasakan apa yang memang ingin ditunjukkan oleh sang pembuat acara.

Saat proses produksi berlangsung, stage manager dan stage crew bertugas menjalankan acara itu dan bertanggung jawab membuat alur acara lancar.

(17)

“Stage management juga bertugas mengatur flow acara. Selain itu, dengan peletakan ruangan artis di tempat yang berbeda-beda, bagian dari stage management bertugas untuk men-stand by kan artis juga, juga sebagai orang yang memberikan que kepada artis, kapan harus stand by”.

Menurut Indra Yudhistira selaku Show Director

“Saya kira ini merupakan satu faktor yang sangat penting dalam sebuah pertunjukan. Stage management itu kan mengatur flow keseluruhan.  Show director ingin menjalankannya persis dengan rundown, lalu tiba-tiba ketemu dengan tim stage management atau stage managernya, kemudian stage manager harus menterjemahkan secara flow, apakah memungkinkan secara teknis atau tidak, dia harus memikirkan pemunculan dan silamnya artis akan bertarakan atau tidak, atau secara teknis tidak mungkin karena harus memunculkan drum misalnya. Itu tugas stage manager, untuk memastikan semua elemen kreatifnya bisa diterjemahkan. Baik secara flow maupun secara teknis. Sehingga kadang dalam beberapa hal akan terjadi perubahan, karena di lapangan ternyata tidak sesuai. Menurut saya tugas pentingnya, memastikan semua elemen-elemen acara baik secara kreatif maupun teknis bisa diterjemahkan secara tepat di panggung. Merekalah yang menjaga flow di atas panggung. Komunikasi nya itu dari show director ke stage manager, lalu stage manager yang akan menterjemahkannya ke stage crew yang ada di panggung.”

Jika merangkum dari beberapa pendapat narasumber, Tugas show director pada konser ini adalah memimpin jalannya kegiatan dari awal sampai pada latihan terakhir selesai. Beliau yang bertanggung jawab atas alur yang ingin dibuat. Saat acara dimulai seluruh tugas dari show director akan dilimpahkan kepada stage manager. Stage manager lah yang akan memimpin jalannya acara dari awal dimulai hingga selesai sesuai dengan urutan dan alur yang telah dibentuk oleh show director saat latihan sebelumnya. Selama pertunjukan berlangsung stage crew harus selalu mendengarkan perintah dari stage manager yang memimpin

(18)

jalannya acara tersebut, serta menyampaikan masalah yang terjadi kepada stage manager agar stage manager dapat menentukan dan mengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang timbul. 

4.3.4. Hubungan Stage Management dengan pihak Kompas Gramedia TV Dalam Konser Erwin Gutawa

Awal munculnya ide untuk membuat acara ini adalah dari Indra Yudhistira. Setelah itu, tim Kompas TV mulai bekerja untuk mewujudkan ide tersebut.

Tugas awal untuk memulai persiapan dipegang oleh produser. Produser akan membuat budget besar. Budget merupakan gambaran awal mengenai biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan suatu acara. Setelah itu, produser bekerjasama dengan tim kreatif untuk membuat suatu ide dan konsep acara. Setelah konsep sudah matang dan jelas, mereka kemudian akan mempresentasikan konsep yang sudah dibentuk oleh internal Kompas TV kepada Erwin Gutawa, namun sejalan dengan perkembangannya, Erwin Gutawa juga ikut andil sebagai konseptor untuk ikut memberikan ide dan tambahan-tambahan yang beliau inginkan. Dalam menyatukan beberapa kepala dan ide-ide yang masuk, produser seringkali mengadakan meeting kreatif dengan semua pihak (baik dari Kompas TV maupun di luar Kompas TV) untuk mencari satu kesepakatan. Untuk urusan artis, produser juga mempunyai tugasnya

(19)

sendiri, seperti membuat kontrak, melakukan negosiasi, dan lain-lain. Produser juga bertugas menghubungi stage management, mengurus kebutuhan set, sampai menghubungi rekacitra (untuk desain). Intinya, produser bertugas mengkomunikasikan apa yang akan dibuat ke semua bagian, tidak terkecuali wardrobe. Dalam pelaksanannya, produser dibantu juga oleh tim, namun produser harus tahu segala halnya, dan kemudian akan melaporkan setiap perkembangan dan permasalahan yang timbul kepada show director.

Stage management, terutama stage manager merupakan perpanjangan tangan dari show director untuk mewujudkannya di atas panggung, semua yang berhubungan dengan segala hal yang terjadi di panggung.

Menurut Inet Leimena

“Stage management di dalamnya ada banyak, ada production manager, ada show director, ada stage manager, ada stage crew.”

Ternyata show director merupakan bagian dari stage management. Walupun show director disini berasal dari pihak Kompas TV, namun ia tetap masuk ke dalam bagian dari stage management. Menurut Inet Leimena

“Di on air ada floor director. Posisinya hampir sama antara floor director dengan stage manager. Tingkat kerjaannya sama. Dia menjadi floor director karena dia menjadi tumpuan dari director, stage manager dari show director. Jadi sebenarnya jika ada show yang berhubungan dengan tv, tergantung system, jika flownya berlanjut seperti harmoni

(20)

(non stop preview) itu yang bertanggung jawab adalah stage managernya, tapi untuk on air yang ada commercial breaknya atau siaran langdung, itu yang berkuasa adalah floor director. “

Stage manager yang selalu dijumpai di acara off air ternyata memiliki kesamaan tugas dengan floor director yang ada di acara on air. Pada acara on air, floor director akan mendapat perintah dari program director, sedangkan di acara off air, stage manager akan mendapat perintah langsung dari show director.

Stage management (yang berada di panggung disebut dengan stage crew) juga merupakan pihak yang akan mengkomunikasikan hal-hal di panggung kepada show director melalui stage manager dan sebaliknya, apa yang diinginkan show director akan disampaikan kepada stage manager, dan stage manager yang kemudian akan mensosialisasikannya kepada stage crew yang bertugas, dan akhirnya stage crew lah yang akan merealisasikan keinginan sang show director.

Gambar 4.1. Alur Komunikasi

Sumber : Penulis

Indra Yudhistira sebagai show director berada di FOH (Front Of House), tempat semua kontrol panggung (lighting, sound, multimedia, dll berada), memantau semua yang terjadi di atas panggung, melihat acara berlangsung secara keseluruhan, namun ia tidak mengatur dan memimpin

(21)

selama acara itu berlangsung. Orang yang bertugas memimpin adalah stage manager, semua kendali ada di tangan stage manager. Tugas stage crew di panggung adalah untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan stage manager dan mengkoordinasikan dengan semua pihak yang ada di panggung, seperti pihak properti, artis, musisi, dan lain-lain.

Menurut Johanna

“Stage management juga mengatasi hal-hal yang bersifat lebih technical, seperti monitor, audio, dll yang terjadi di atas panggung. Tentunya Show director menyampaikan hal-hal yang harus dan tidak boleh dilakukan kepada stage manager, baru kemudian stage manager mendelegasikannya kepada stage crew yang ada di panggung”

Segala hal yang terjadi di panggung akan dikomunikasikan oleh stage crew kepada stage manager, seperti masalah teknis dengan monitor, audio, dan sebagainya.

Dalam penggabungan antara acara on air dan off air pasti ada beberapa masalah yang timbul.

Menurut Inet Leimena

“Dari awal kita sudah diberi tahu bahwa kebutuhannya untuk tv, tapi kita juga kebuthannya untuk off air, untuk saya, disini hubungannya harus terjalin dengan erat dimana untuk on air bagus, untuk off air juga harus bagus. Karena sebenarnya unutk mencapai satu titik dimana bisa menghasilkan on air bagus dan off air bagus itu agak susah, karena kalau off air, mata kasar kita melihatnya bagus, tapi di on airnya under. Tapi menurut saya kemarin cukup memuaskan karena dari kita, stage management, selalu berkoordinasi dengan pihak televisi, untuk saya itu adalah bagian yang sangat penting, supaya dari tv bagus dan dari off air juga bagus.”

Menurut Johanna

“Banyak yang memuji konser tersebut, terutama dalam hal pencahayaan, hal ini karena taste yang diberikan pada setiap lagu

(22)

berbeda-beda sesuai dengan soulnya , jika memang harus redup, maka lighting memang benar-benar akan dibuat redup.”

Menurut penjelasan kedua narasumber di atas, masalah yang dipaparkan hampir sama, yaitu masalah pencahayaan dan penampakan yang terjadi di atas panggung. Gambar yang diterima akan berbeda anatar dilihat secara langsung maupun dilihat melalui kamera.

Menurut Inet Leimena

“Kerja sama dengan orang tv adalah biasanya dalam penentuan, misalnya jika artis munculnya dari sini, dari sisi kamera menyusahkan atau tidak? Itu yang harus kita jalin bila ada tv nya. Misalnya saya mau, ini bagusan dari sini, tapi saya tidak bisa bilang begitu saja tanpa berkomunikasi dengan director atau Program Director nya. Jadi jika saya munculkan artis dari titik ini, secara kamera bagus atau tidak? Jadi memang harus kerjasama terus dengan PD nya khususnya.”

Untuk acara on air, biasanya televisi memiliki aturan dan ketentuan, yaitu tidak boleh menampilkan gambar yang gelap, karna orang yang menonton konser secara langsung dengan yang menonton di tv berbeda, menurut penjelasan Johanna

“Jika melihat secara langsung, orang dapat merasakan soul yang ingin diciptakan dari setiap lagunya. Untuk kepentingan on air, hal tersebut diharamkan, jangankan lighting, untuk pemilihan lagu saja ada yang diharamkan, jika di stasiun tv pada umumnya, semuanya harus membawakan lagu yang hits untuk menaikkan rating, harus membuat acara untuk tujuan menaikkan rating dan sharing, namun di kompas tv lebih leluasa untuk menampilkan sisi lain, untuk membuat sesuatu yang berbeda. Memang lebih baik lagi jika dapat membuat perubahan dan mendapat rating tinggi sekaligus. Namun, karena ini TV baru, maka mereka ingin membuat suatu perubahan, yang siapa tahu suatu hari nanti orang melihat bahwa tv ini berbeda dan mempunyai cirri khasnya sendiri, tanpa sinetron yang menampilkan drama dan airmata, dan tidak menutup kemungkinan stasiun tv lain akan mengikuti dan membuat program-program yang ada di televisi menjadi bermutu.”

(23)

Acara off air lebih men-treatment orang yang datang membeli tiket, bukan karena kepentingan on air yang memiliki aturan dan larangan-larangan, serta hal-hal yang diharamkan, seperti pencahayaan yang tidak boleh terlalu gelap. Pada konser ini, Kompas TV lebih mengedepankan kepentingan off air, bagaimana mereka menciptakan suasana yang diinginkan bila dilihat secara langsung, bukan mengutamakan aturan-aturan ketat televisi.

Menurut Inet Leimena,

“Menjalin kerjasama antara on air dan off air itu tidak gampang, sebenarnya gampang jika kita mau berkomunikasi dan berkoordinasi. Kita harus melihat dari seluruh sudut pandang. Misalnya, jika kita meletakkan artis di suatu titik, kita harus memikirkan apakah lighting dan kamera memungkinkan untuk mengambil gambar? Jika semua setuju maka akan dilakukan, itulah yang dinamakan teamwork.”

Masalah pencahayaan yang seringkali menjadi masalah ternyata bukanlah suatu masalah yang tidak bisa diatasi.

Inet Leimena mengatakan,

“Kita bukan siaran langsung, maka dari itu, kita bisa melakukan pencahayaan yang ektrim, karena untuk disiarkan di televisi, akan melalui prosesi editing.”

Saat ini, penggabungan antara on air dan off air tidak lagi menjadi masalah yang besar. Dengan kemajuan teknologi, hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin untuk dilakukan dan diwujudkan. Bila semua pihak sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, serta mampu

(24)

menjalankannya dengan baik, maka hasil yang akan dicapai juga akan memuaskan, baik untuk penonton maupun untuk pihak yang terlibat dalam produksi sebuah acara.

Referensi

Dokumen terkait

Penyebabnya adalah dengan adanya efek dopler dan tidak adanya perancangan jaringan se luler yang dikhususkan untuk pengguna jasa transportasi kereta api dan teknologi

Tujuan yang mendasari dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi pajak hotel dan juga pajak restoran dengan mendeskripsikan hasil perhitungan tingkat efektivitas dari pajak

New oral anticoagulants, such as apixaban, dabigatran, and rivaroxaban, have recently demon- strated their safety and effi cacy in patients undergoing major orthopaedic

Bagaimana cara menggunakan semua peralatan-peralatan listrik rumah tangga yang seharusnya melebihi kapasitas daya 900 watt bisa dikendalikan kinerjanya dengan cara

Metode penelitian yang dilakukan adalah: Preparasi eksplan, sterilisasi bici kacang tanah, dan protokol induksi embrio somatik; Persiapan kultur bakteri; Persiapan

Civitas akademika UAI seyogianya mengenal berbagai terminologi yang lazim dalam sebuah institusi pendidikan tinggi, antara lain: sistem kredit semester (SKS), kurikulum,

Penentuan tekstur tanah dilaboratorium umumnya dilakukan melalui dua metode, yaitu metode pipet atau metode hydrometer, kedua metode tersebut berdasarkan pada perbedaan

Menimbang : Bahwa untuk memberikan pedoman bagi seluruh pelaksanaan kegiatan pada Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, sekaligus sebagai alat kontrol bagi kegiatan