• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Combustio (Luka Bakar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Combustio (Luka Bakar)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN TEORITIS COMBUSTIO

TINJAUAN TEORITIS COMBUSTIO

A.

A. PEPENGNGERERTITIANAN

Combustio adalah luka yang terjdi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan Combustio adalah luka yang terjdi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda- benda yang menghasilkan panas ( api, air panas, listrik ) atau zat yang bersifat membakar   benda yang menghasilkan panas ( api, air panas, listrik ) atau zat yang bersifat membakar 

( asam kuat asam basa). ( asam kuat asam basa). B

B.. EETTIIOOLLOOGGII

Combustio disebabkan oleh 3 golongan yaitu : Combustio disebabkan oleh 3 golongan yaitu :

1.

1. PaPanas nas ( t( therhermis mis ) m) misisalalnya nya ::

aa.. AAppii ee. . PPaassiir  r   b

b.. AAiir r ppaannaass ff. . AAlliirraan n lliissttrriik  k   cc.. MMiinnyyaak k ppaannaass gg. S. Suuhhu u yyaanng g ttiinnggggii d

d.. LLooggaam pm paananass 2.

2. ZaZat kit kimimia ( Cha ( Chememisist ) mit ) misasalnylnya :a :

aa.. LLiissooll ee. . PPrroosstteek  k   b

b.. AAllkkoohhooll ff. . ZZaat t pphhoossppeer  r   cc.. KKrreeoolliinn gg. . PPeeppssiiddaa d

d.. NNiittrraat t aarrggeennttiinn hh. A. Assaam m kkuuaatt 3.

3. SiSinar nar ( R( Radiadiasasi ) i ) mimisasalnlnya :ya : a.

a. SiSinanar mr matatahahararii  b

 b.. SiSinanar r llaaseser r  c.

c. SiSinanar X r X ( R( Ronontgtgen en )) C.

C. PAPATHTHOFIOFISISIOLOLOGOGII

Akibat yang terlihat pada individu yang mengalami luka bakar merupakan hasil Akibat yang terlihat pada individu yang mengalami luka bakar merupakan hasil dari penyebab efek panas itu sendiri terhadap kulit, efek dari panas terhadap elemen darah atau dari penyebab efek panas itu sendiri terhadap kulit, efek dari panas terhadap elemen darah atau  pembuluh darah serta kelainan metabolik yang terjadi secara umum.

 pembuluh darah serta kelainan metabolik yang terjadi secara umum.

Efek terhadap kulit adalah merusak lapisan kulit sehingga mudah terjadi infeksi Efek terhadap kulit adalah merusak lapisan kulit sehingga mudah terjadi infeksi menyebabkan panas dan cairan tubuh yang hilang bertambah banyak.

menyebabkan panas dan cairan tubuh yang hilang bertambah banyak.

Efek terhadap pembuluh darah adalah berupa permeabilitas kapiler yang meningkat Efek terhadap pembuluh darah adalah berupa permeabilitas kapiler yang meningkat sehingga cairan dan protein merembes menyebabkan hipovolemi dan syok. Fase syok sering sehingga cairan dan protein merembes menyebabkan hipovolemi dan syok. Fase syok sering terjadi dalam 24 jam pertama.

terjadi dalam 24 jam pertama. D.

D. GAGAMBMBARARAN AN KLKLININIK IK 

Untuk mengetahui gambaran klinik tentang Combustio maka perlu mempelajari : Untuk mengetahui gambaran klinik tentang Combustio maka perlu mempelajari :

1.

1. LLuauas s luluka ka babakakar r  Lu

Luas as luluka ka babakar kar dadapat ditepat ditentuntukan dengakan dengan n carcara a “ “ RoRole le of of ninine ne “ “ yaiyaitu tu dedengangan n tutubuhbuh dianggap 9 % yang terjadi antara :

dianggap 9 % yang terjadi antara :

aa.. KKeeppaalla a ddaan n lleehheerr : : 9 9 %% b

b.. DDaadda a ddaan n peerrup utt : : 118 8 %% cc.. PPuunngggguunng g hhiinngggga a ppaannttaatt : : 118 8 %% d.

d. AnAnggggotota a gegerarak k atatas as mamasisingng-m-masasiningg : : 9 9 %%

ee.. AAnnggggootta a ggeerraak k bbaawwaah h mmaassiinngg--mmaassiinngg : : 118 8 %% ff.. PPeerriinneeuumm :: 99%% 2.

2. DeDerarajajat t luluka ka babakakar r 

Untuk derajat luka bakar dibagi menjadi 4, yaitu : Untuk derajat luka bakar dibagi menjadi 4, yaitu :

aa.. GGrraadde e II

-- JaJariringngan yan yanang rug rusasak hak hanynya epa epididerermimis.s.

-- KlKliniinis ada s ada nyenyeriri, wa, warna rna kekememerahrahan, kan, kuliulit ket kerinring.g. -- TeTes jas jarurum am ada hda hipipereralalgegesisia.a.

-- LLaamma a sseemmbubuh h + + 7 7 hhararii.. -- HHasasil il kukulilit mt menenjajadi di nonorrmamal.l.

b

b.. GGrraadde e IIII Grade II a

Grade II a

-- JaJariringangan n yayang rusng rusak sebak sebagiagian deran dermimis, fols, folikeikel, raml, rambutbut, dan kele, dan kelenjanjar r  keringat utuh.

keringat utuh.

(2)

- Waktu sembuh + 7 - 14 hari. Grade II b

- Jaringan yang rusak sampai dermis, hanya kelenjar keringan yang utuh.

- Eritema, kadang ada sikatrik. - Waktu sembuh + 14 – 21 hari.

c. Grade III

- Jaringan yang rusak seluruh epidermis dan dermis. - Kulit kering, kaku, terlihat gosong.

- Terasa nyeri karena ujung saraf rusak. - Waktu sembuh lebih dari 21 hari.

d. Grade IV

Luka bakar yang mengenai otot bahkan tulang. 3. Pengelolaan luka bakar 

a. Luka bakar ringan

- Luka bakar grade I dan II luasnya kurang 15 % pada orang dewasa.

- Luka bakar grade I dan II luasnya kurang 10 % pada anak 

- Luka bakar grade III luasnya kurang 2 %  b. Luka bakar sedang

- Luka bakar grade II luasnya 15 – 25 % pada orang dewasa

- Luka bakar grade II luasnya 10 – 20 % pada anak  - Luka bakar grade II luasnya kurang 10 %

c. Luka bakar berat

- Luka bakar grade II luasnya lebih dari 25 % pada orang dewasa

- Luka bakar grade II luasnya lebih dari 20 % pada anak  - Luka bakar grade III luasnya lebih dari 10 %

- Luka bakar grade IV mengenai tangan, wajah, mata, telinga, kulit, genetalia serta persendian ketiak, semua  penderita dengan inhalasi luka bakar dengan konplikasi  berat dan menderita DM.

E. KOMPLIKASI

Combustio dapat menyebabkan masalah atau komplikasi pada pasien antara lain : 1. Curling Ulcer 

Curling Ulcer ( Tukak Curling ) merupakan komplikasi yang muncul pada hari ke 5  – 10, terjadi ulkur pada duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai hematemesis,

antasida harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang hingga berat. 2. Infeksi

Infeksi merupakan masalah utama, bila infeksi berat maka penderita dapat mengalami sepsis antibiotik dengan spektrum luas perlu diberikan.

3. Gangguan jalan nafas

Paling muncul dini pada hari pertama, terjadi karena lnhalasi aspirasi, oedema paru- paru infeksi, penanganan dengan cara membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen

traceostomi, pemberian kortikosteroid dosisi tinggi dan antobiotik. 4. Konvulsi

Ini adalah komplikasi yang paling unik karena sering terjadi pada anak-anak. Konvulsi disebabkan karena ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia, infeksi obat-obatan ( Aminopillin, Dipenhidramin ) dan 33 % oleh sebab tidak diketahui.

(3)

F. PATHWAYS

Combustio

Kerusakan pembuluh darah Kerusakan kulit dan saraf  

Permeabilitas kapiler Resiko tinggi Nyeri panas Volume cairan

meningkat infeksi hilang berlebihan

Cairan dan protein Kekakuan sendi Gangguan Dehidrasi Kerusakan ginjal

merembes keluar aktivitas

Kejang Syok hipovolemik Gangguan Oedema

Aktivitas

Produksi urin

Gangguan nutrisi berkurang

G. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Pertolongan pertama

a. Penderita dijauhkan dari sumber trauma dan bila masih ada api  padamkan dengan air dan menutup dengan kain basah, bila zat kimia maka dianjurkan untuk membilas dengan air mengalir, untuk listrik harus dilakukan pemutusan aliran listrik.

 b. Mengurangi rasa nyeri dengan cara : - Mendinginkan luka

- Obat-obatan analgetik 

- Memberikan posisi yang benar dengan meletakkan luka yang lebih tinggi

c. Menjaga jalan nafas d. Mencegah infeksi

Luka yang terjadi ditutup dengan kain bersih atau steril. 2. Tindakan di instalasi gawat darurat

Penderita yang dirawat dirumah sakit adalah :

a. Luka bakar grade II kurang dari 2 %

 b. Luka mengenai muka, ekstrimitas dan perineum c. Luka bakar grade III lebih dari 2 %

d. Luka bakar pada anak-anak grade I lebih ari 10 % e. Luka bakar akibat listrik tegangan tinggi

f. Luka bakar disertai trauma jalan nafas g. Luka bakar dengan penyakit lain PENANGANAN PERTAMA LUKA BAKAR 

a. Pastikan “ Air way dan breathing “ sudah optimal.  b. Pemberian cairan. Ada beberapa formula :

- Formula Baxter 

Hanya memakai cairan RL dengan jumlah luas luka bakar X BB ( dalam Kg ) + 4 CC, diberikan ½ : 8 jam pertama dan ½ nya : 16 jam berikutnya, untuk hari kedua tergantung keadaan.

(4)

Cairan yang diberikan adalah :

a) Elektrolit dosis : 1 CC X BB Kg X % luka bakar   b) Koloid dosis : 1 CC X BB X % luka bakar 

Dosis 2000 CC dewasa dan 1000 CC untuk anak.

Semua dijumlahkan dan diberikan ½ nya dalam 8 jam pertama dan sisanya 16   jam berikutnya. Untuk hari kedua tergantung keadaan, elektrolit disini Evans

menggunakan Nacl 0,9 %. - Formula Brook 

a) Elektrolit : ½ CC X BB Kg X % luka  bakar ( biasanya RL )

 b) Koloid : ½ CC X BB X % luka bakar 

c) Dextros : dewasa 2000 CC dan untuk   anak 1000 CC

Semua diberikan ½ nya dalam 8 jam pertama dan sisanya 16 jam berikutnya. c. Pencegahan tetanus dengan pemberian ATS atau toxoid

(5)

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Nn.T

DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN

DI RUANG MELATI RSUD KALISARI KAB. BATANG

I. PENGKAJIAN

Tanggal pasien masuk : 17 April 2003

Tanggal pengkajian : 20 April 2003 Pukul : 09.35 WIB 1. Identitas Klien

Nama : Nn.T

Umur : 24 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Status : Kawin

No. Register : 62614

Diagnosa Medis : Combustio

Dokter Penanggungjawab : dr. H. Chamid T, SpB Bangsal / Kamar No. : Melati / II

2. Identitas Penanggungjawab

Nama : Tn.S

Umur : 28 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Hub. Dengan pasien : Suami

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SLTP

Agama : Islam

Alamat : Limpung - Batang

II. PENGKAJIAN 11 POLA FUNGSI GORDON

1. Persepsi Tentang Kesehatan dan Management Kesehatan a) Keluhan Utama

Klien datang ke IGD dengan keluhan tubuh terkena api kompor dari perut ke kepala.

 b) Riwayat Penyakit Dahulu

Menurut keterangan klien dan keluarga, klien belum pernah mengalami sakit seperti ini dan belum pernah diopname di Rumah Sakit.

c) Riwayat Penyakit Sekarang

Klien datang dari IGD keruang Melati pukul 10.00 WIB dengan keluhan tubuh terkena api kompor dari perut ke kepala, sadar, perih, nafsu makan berkurang, lemah, Tekanan darah : 110/70 mmHg, Suhu : 37,30 C , Nadi : 84 kali/menit, Pernafasan : 18 kali/menit.

d) Riwayat Pengobatan keluarga bila sakit

(6)

keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular  e) Pengobatan yang Sedang Dijalani

Klien sedang menjalani rawat inap di ruang Melati RSUD Kalisari Kabupaten Batang dengan diagnosa Combustio.

f) Allergi

Klien tidak mempunyai riwayat allergi terhadap obat-obatan maupun makanan. g) Preventif Kesehatan Lingkungan

Lingkungan sekitar klien aman, jauh dari trauma mekanik, elektrik dan termal. h) Preventif Gaya Hidup

Klien tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol. 2. Nutrisi – Metabolik 

a) Suhu Tubuh - Keadaan kulit : Lembab - Temperatur : 37.30C

b) Nutrisi Status Nutrisi

- Karakteristik fisik : Turgor Baik 

- Penampilan umum : KU : sedang/sedang

Sebelum sakit Selama sakit

Kebiasaan makan 3 x sehari 1 porsi 3 x sehari ¼ porsi Jenis makanan Nasi, sayur, lauk pauk Sesuai diit

Kebiasaan minum 7 gelas/hari 5 gelas/hari

Jenis minuman Air putih, teh manis Air putih, teh manis

Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada

Minuman pantangan Tidak ada Tidak ada

Selera makan Baik Kurang

3. Pola Eliminasi

a) BAK  

Kebiasaan BAK +6 x sehari +4 x sehari

Warna Kuning jernih Kuning

Kelancaran Baik/lancar Baik/lancar  

Faktor yang mempengaruhi BAK klien adalah jenis makanan atau minuman dan jumlah cairan yang masuk.

b) BAB

Kebiasaan BAB 1 x sehari 2 x sehari

Konsistensi Lunak Agak keras

Kelancaran Baik Baik  

Warna Kuning tengguli Kuning kecoklatan

Faktor yang mempengaruhi BAB klien adalah jenis makanan dan mobolisasi fisik.

4. Aktivitas dan latihan

a) Sebelum Sakit

Klien melaksanakan aktivitas dengan baik, baik sebagai istri maupun sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

 b) Selama sakit

Mobilisasi klien selama sakit berkurang kerena klien merasa pusing, klien hanya tiduran. Sehingga dalam melaksanakan aktivitas dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dibantu oleh perawat dan keluarga.

c) Pemeriksaan Fisik  1. Inspeksi

Muka : Lesu, terdapat lepuhan luka Ranbut : Bersih, hitam tidak rontok  

Telinga : Bersih tidak ada om dan serumen, pendenga ran baik 

(7)

Mata : Tidak ada ikterik, konjungtiva normal Dada : Simetris, gerakan dada normal

Perut : Terdapat lepuhan luka bakar   Kulit : Bersih, terdapat luka, turgor jelek   Kuku : Bersih, pendek  

Ekstrimitas Atas : Baik, terpasang infus sebelah kiri Ekstrimitas bawah : Baik, tidak ada odem dan Varises 2. Palpasi

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Abdomen : Nyeri pada kulit perut

Ekstrimitas : Hangat, nadi 84 X/menit, irama jelas dan teratur  3. Perkusi

Dada : Tidak ada krepitasi Perut : Tidak kembung 4. Auskultasi

Dada : Bunyi jantung normal Abdomen : Peristaltik baik  

d) Pernafasan 1. Jalan Nafas

Bersih tidak ada sumbatan 2. Respon Serebral

- Kesadaran : Compos Mentis - Orientasi ruangan dan fasilitas baik  3. Sirkulasi dan Pernafasan

- Tekanan darah : 110/70 mmHg - Pernafasan : 18 X/menit - Nadi : 84 X/menit - Suhu tubuh : 37,30C 5. Pola Istirahat dan Tidur 

Kebiasaan tidur Malam + 8 jam Malam + 4 jam se-Siang hanya istirahat ring terbangun. Biasa.

Klien mengatakan tidak bisa tidur dan sering terbangun

Faktor yang mempengaruhi istirahat tidur klien adalah karena nyeri yang dialaminya dan lingkungan tempat klien dirawat

6. Pola Persepsi dan konsep diri

a) Body Image Klien merasa tubuhnya jelek.

 b) Identitas Diri

Karakter kepribadian klien baik dan tenang. c) Harga Diri

Klien berhubungan baik dengan keluarga, petugas kesehatan dan pengunjung. 7. Pola Peran Hubungan – Sosial

- Hubungan antar anggota keluarga cukup harmonis,  begitu juga dengan masyarakat sekitarnya. Banyak 

tetangga, saudara klien yang menjenguk dan menunggu secara bergantian.

- Klien dapat diajak kerjasama dalam prosedur  tindakan perawatan dan pengobatan dengan tim kesehatan.

- Status dalam keluarga klien merupakan anak ke dua dari lima bersaudara.

8. Pola Kognitif – Persepsi

(8)

9. Pola Seksual

Klien berjenis kelamin perempuan dan belum pernah mengalami ganguan dengan alat reprodukasinya.

10. Pola Koping Toleransi Stres

Klien dalam menghadapi suatu masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya. 11. Pola nilai Kepercayaan

Klien dan keluarga beragama Islam, klien percaya bahwa penyakitnya akan segera sembuh.

III. DATA PENUNJANG Therapy tanggal 20April 2003

- Infus NaCl 32 tetes/menit - Injeksi Ampicillin 1gr/8 jam

- Injeksi Cimetidin 1 gr/8 jam - Injeksi Orasic 100 gr/12 jam

- Injeksi Gentamicyn 80 ge/12 jam IV. PENGELOMPOKAN DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF - Klien menga takan sakit  bila  berger  ak. - Klien menga takan nyeri  pada dearah luka  baker. - Klien menga takan cemas terhad ap  penyak  itnya.

- Luka baker dari  perut ke kepala. - Klien menyeringai kesakitan. - Oedem pada daerah luka  baker. - Terpasang infuse NaCl 32 tetes/menit - Luka masih   basah, terdapat  bula. V. ANALISA DATA No. D A T A P R O B L E M E T I O L O G I 1. 2.

DS : Klien mengatakan sakit bila  bergerak.

DO : Odem pada daerah luka bakar  ( perut ke kepala ), terpasang infus NaCl 32 tts/mnt.

DS: Klien mengatakan nyeri pada daerah luka bakar.

DO: Klien menyeringai kesakitan, oedema pada daerah luka  bakar.

Risiko kurangnya volume cairan tubuh.

Gangguan rasa nya man nyeri Perpindahan cairan dari intravaskuler ke dalam rongga intestinal. Kerusakan ujung  – ujung saraf kulit akibat luka bakar.

(9)

3. DS: Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.

DO: terdapat luka bakar di daerah   perut ke kepala, luka masih  basah, terdapat bula pada luka

tersebut. Potensial terjadi infeksi  pelindung kulit sekunder terhadap luka baker.

VI. PERENCANAAN PERAWATAN

No DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA TTD

TUJUAN TINDAKAN 1. 2. 3.ÿ ÿÿ ÿd dÿ ÿ3 ÿÿ ÿÿ  bll kla str  ow

Risiko kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan Perpindahan cairan dari intravaskuler ke dalam rongga intestinal, ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan sakit bila  bergerak.

DO : Odem pada daerah luka baker  ( perut ke kepala ), terpasang infus NaCl 32 tts/mnt.

Gangguan rasa nyaman nyeri   berhubungan dengan kerusakan

ujung – ujung saraf kulit akibat luka  bakar, ditandai dengan :

DS: Klien mengatakan nyeri pada daerah luka bakar.

DO: Klien menyeringai kesakitan, oedema pada daerah luka  bakar.

Potensial terjadi infeksi   berhubungan dengan Hilangnya

lapisan pelindung kulit sekunder  terhadap luka bakar  ditandai dengan :

DS: Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.

DO: terdapat luka baker di daerah   perut ke kepala, luka masih  basah, terdapat bula pada luka

tersebut. Kekurangan volume cairan dapat diatasi setelah dikakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jqm, dengan criteria : - Volume cairan kembali normal. - Tidak ada oedem Klien dapat mengan

tisipasi rasa nyeri setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan criteria : - nyeri hilang atau  berkuran g. - Klien merasa tenang. Infeksi dapat dicegah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan criteria : - Infeksi tidak ada. - Luka kering/se mbuh. - Tidak   ada  perluasan luka karena infeksi. - Tidak   terjadi  peningka tan suhu tubuh. 1. Moniyor   KU dan TTV 2. Monitor    pemasuka n dan  pengeluar  an. 3. Monitor   cairan per  infus 4. Anjurkan untuk   banyak  istirahat. 5. Anjurkan untuk  minum 8 gelas per  hari. 1. Kaji tingkat nyeri. 2. Atur    posisi klien senyama n mungkin. 3. Alihkan  perhatian klien 4. Kolabora si dengan dokter  untuk   pemberia n analgetik  . 1. Kaji luka selama mengganti  balutan. 2. Gunakan teknik  sterillisasi saat merawat luka.. 3. Kaji ÿÿdth Bÿÿÿ ÿÿÿs Widÿ ÿA3ÿ ÿÿÿof  ÿÿÿÿtr   paddl 108

(10)

k   jaringan granulasi. sepsis,  perubahan neurology. . 4. Bersihkan luka dengan larutan steril. 5. Observasi luka :  purulen 6. Pemberian antibiotic. 7. Memberit ahukan  pada keluarga tentang  perawatan lanjut di rumah. VII. IMPLEMENTASI  N o TGL JAM No. DX

JENIS TINDAKAN RESPON

KLIEN TTD 1 2 3 20-05 2003 20-05 2003 20-05 2003 11.30 11.30 11.30 11.45 11.45 12.00 12.00 12.15 12.15 10.00 10.00 10.00 10.20 11.00 12.30 1 2 3 1. Moniyor KU dan TTV 2 Monitor     pemasukan dan  pengeluaran.

3. Monitor cairan per  infus

4. Menganjurkan untuk banyak   istirahat.

5. Menganjurkan untuk   minum 8 gelas per hari. 1. Mengkaji tingkat nyeri. klien

2. Mengatur posisi klien senyaman mungkin.

3. Mengalihkan perhatian klien 4. Kolaborasi dengan dokter 

untuk pemberian analgetik  untuk pemberian analgetik. 1. Mengkaji luka selama

mengganti balutan.

2. Menggunakan teknik sterillisasi saat merawat luka..

3. Mengkaji adanya sepsis,  perubahan neurology..

4. Membersihkan luka dengan larutan steril.

5. Mengobservasi luka : purulen drainase. 6. Memberikan antibiotic. S: 36,5 oC N: 92 x/mnt Rr : 20 x/mnt Td: 110/80 mmHg Klien minum 1500 cc gelas / hari. Infus lancar 32 tts/ mnt. Klien tenang Klien mengangguk. Klien merasa nyaman.

Klien mau diajak  ngobrol. Injeksi novalgin 0,3 ( extra ). Kondisi luka masih basah. Sterilisasi terjaga. Suhu 37oC. Luka tetap  bersih. Purulen tidak  ada. Drainase (-) Injeksi Ampicilin 1 gr/8  jam Cimetidhim 1

(11)

13.00

7. Memberitahukan pada keluarga tentang perawatan lanjut di rumah. amp/8jam Orasic 100 gr / 8jam Gentamicin 80 gr /8jam Kuluarga mengerti tentang Prosedur   perawatan luka. VIII. EVALUASI

No. TGL JAM No.

DX

CATATAN PERKEMBANGAN PARAF

1. 2. 3. 20-05 2003 20-05 2003 20-05 2003 14.00 14.10 14.30 1 2 3

S : Klien mengatakan nyeri berkurang

O : Oedema mulai berkurang pada daerah luka  bakar, infuse NaCl aff, klien minum 2000 cc

gelas/hari. A : Masalah teratasi

P : Pertahankan mondisi klien agar tetap stabil.

S : Klien mangatakan nyeri mulai berkurang. O: Klien tampak tenang.

A: Masalah belum taratasi

P: Lanjutkan rencana tindakan no. 1,2, 4

S: Klien mengatakan kulit agak bersih O: Luka belum kering.

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan rencana tindakan no. 2, 4, 6, 7

IMPLEMENTASI II  N

o

TGL JAM No.

DX

JENIS TINDAKAN RESPON

KLIEN TTD 1 2 21-05 2003 21-05 2003 09.00 09.16 12.30 10.00 10.00 12.00 2 3

1. Mengkaji tingkat nyeri. Klien

2. Mengatur posisi klien senyaman mungkin.

4. Kolaborasi dengan dokter untuk    pemberian analgetik untuk   pemberian analgetik.

2. Menggunakan teknik sterillisasi saat merawat luka..

4. Membersihkan luka dengan larutan steril.

6. Memberikan antibiotic. 7. Memberitahukan pada keluarga

tentang perawatan lanjut di rumah. Klien merasa nyaman Klien tenang Klien minum obat. Kondisi luka kering. Strerilitas terjaga. Injeksi masuk. Keluarga mengerti tentang  prosedur   perawatan luka. EVALUASI II

No. TGL JAM No.

DX

CATATAN PERKEMBANGAN PARAF

1. 2. 21-05 2003 21-05 14.0 0 1 2

S : Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang.

O : Klien tenang. A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi klien agar tetap stabil

(12)

2003 14.0 0

O : Luka kering A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi klien agar tetap stabil

Mengetahui, Kepala Ruang Melati

Referensi

Dokumen terkait

Pertolongan pertama yang cepat dan tepat pada luka bakar akan mengurangi tingkat kerusakan jaringan yang mengalami luka bakar.. Sebaliknya tindakan yang lambat dan keliru

Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan

a) Luka imersi, yang mana bisa saja karena ketidak sengajaan atau kecerobohan dirumah. Luka bakar imersi akibat kecerobohan dirumah sering terjadi karena anak kecil

Lokasi ideal akses pemberian cairan pada kulit yang tidak mengalami luka bakar, namun jika tidak memungkinkan maka dapat dilakukan pada luka bakar.. Akses intravena

Luka bakar dapat disebabkan oleh paparan sumber panas, baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya akibat terkena api terbuka atau tersiram air panas yang

Cairan merupakan komponen penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui  penguapan karena kulit yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme

Berdasarkan usia, maka usia rentan terkena luka bakar adalah wanita dewasa dan anak-anak, disebutkan bahwa angka kejadian luka bakar pada anak juga dipengaruhi akibat kelalaian

Etiologi - luka bakar thermal → terpapar oleh kontak apai, cairan panas - panas kering / dry heat : sinar matahari - panas basah / moist heat : air kimia - luka bakar kimia → kontak