• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP Gangguan Sistem Integumen & Imune (Luka Bakar, Dermatitis & Reaksi Obat/Makanan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASKEP Gangguan Sistem Integumen & Imune (Luka Bakar, Dermatitis & Reaksi Obat/Makanan)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan

Sistem Integumen & Sistem Imune

(2)

LUKA BAKAR

(3)

Pengertian

Luka bakar adalah

bentuk cedera pada kulit

akibat trauma oleh panas

,

listrik, zat kimia

atau zat radioaktif

.

Luka bakar

disebabkan oleh pemindahan

energi dari sumber panas ke tubuh

.

(4)

Etiologi

Suhu panas

(api, uap, air);

dingin (frost bite)

Listrik

Radiasi, Zat Kimia (Kimia

asam-basa)

(5)

Patofisiologi

Reaksi fisiologis dari luka bakar sama dengan

reaksi inflamasi pada umumnya.

Pada daerah kulit yang terkena terjadi

pelebaran

pembuluh

darah,

mengakibatkan kulit memerah

Trombosit dan leukosit menempel

pada dinding endotel

pembuluh darah

sebagai bagian dari proses inflamasi

Peningkatan

permeabilitas

kapiler

(6)

Patofisiologi (2)

Vasokontriksi

Luka Bakar

Pelepasan Histamin

P↑ Permeabilitas Kapiler

P↑ Tekanan Darah

P↓ Cairan Intravascular

Kebocoran Cairan (Edema)

P↑ Aliran Darah

Shock Hipovolemik

Kebocoran Plasma

Hipoproteinemia

(7)

Patofisiologi (3)

CEDERA INHALASI

Dampak lain serius dari cedera inhalasi

adalah

keracunan

gas

CO

yang

memiliki daya ikat dengan hemoglobin 200

kali lebih kuat dari oksigen

.

Hipoksia otak

yang dapat mengakibatkan

kerusakan irreversible pada susunan saraf

pusat yang permanen.

Bahan

plastik

yg

terbakar

akan

(8)

Klasifikasi

(Berdasarkan Derajat Luka Bakar)

Derajat Jaringan Terkena Penyebab Karakteristik Nyeri

Derajat I Kerusakan epitel minimal

Sinar matahari Kering; tidak lepuh; merah-pink;

memutih dgn tekanan

Nyeri

Derajat IIA Epidermis, dermis minimal

Cahaya, cairan hangat

Basah; pink atau merah; lepuh; sebagian memutih

Nyeri ; hiperestetik

Derajat IIB Keseluruhan

epidermis, sebagian dermis

Benda panas, nyala api, cedera radiasi

Kering ; pucat ; berlilin ; tidak memutih

Sensitif terhadap tekanan Derajat III Semua yang diatas

& bagian lemak subkutan ; dpt mengenai jaringan ikat otot, tulang

Nyala api yang berkepanjangan, listrik, kimia dan uap panas

Kulit terkelupas, avaskular, pucat, kuning sampai coklat

(9)

Klasifikasi

(Berdasarkan Derajat Luka Bakar)

Derajat I Derajat II Derajat III

Derajat II

(10)

1 kepalan tangan = 1%

(11)

Klasifikasi

(Berdasarkan Tingkat Keparahan Luka Bakar)

Keparahan

Kriteria

Luka bakar minor

Derajat II LPTT <15 % (dws) <10 (anak) Derajat III <2 % tanpa komplikasi.

Luka bakar

sedang tak

terkomplikasi

Derajat II LPTT 15–25 % (dws) Derajat II LPTT 10-25 % (anak) Derajat III LPTT < 10 %

Luka bakar mayor

Derajat II LPTT >25%(dws), > 20% (anak) Derajat III LPTT 10 % atau lebih

Cedera inhalasi

(12)

Komplikasi

Awal :

Syok hipovolemik/neurogenik

Distres pernafasan

Gangguan kardiovaskuler: gangguan irama (pada luka bakar listrik) dan gagal jantung

Gagal ginjal akut

Compartmen syndrome (pada LB derajat III daerah ekstremitas)

Lanjut :

Kontraktur

(13)

Pemeriksaan Penunjang

Darah Perifer Lengkap (DPL)

Ureum & Elektrolit

Jika Curiga Trauma Inhalasi :

Rontgen torax,

analisa gas darah, perkirakan CO

2

Golongan darah & Cross Match

EKG/Enzim Jantung dgn Luka Bakar

(14)

Penatalaksanaan (2)

Resusitasi cairan

: (Form Baxter atau

Parkland)

4 ml RL x BB kg x % Luka Bakar

Pemberian :

8 jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan.

8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan.

8 jam III diberikan ¼ sisanya.

atau :

I : ½ diberikan 8 jam

(15)

Pengkajian

Kaji riwayat keadaan sebelum tiba di RS

(Emergency)

Keadaan

luas

luka

bakar,

kedalamannya.

Vital Sign

TD, N, P, S

Monitoring Cardiac

Bunyi jantung

Denyut nadi perifer

Pemasangan kateter

(16)

Pengkajian (2)

Monitor waktu perdarahan di bawah kulit

(kuku)

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan urine spesifik (pH, glukosa,

protein, HB)

Kelemahan otot

Gambaran EKG

Status mental

Suhu tubuh, BB, riwayat alergi, imunisasi,

riwayat penyakit bedah

(17)

Diagnosa Keperawatan

Kerusakan pertukaran gas

Defisit volume cairan

Hipotermi

Nyeri akut

Kerusakan integritas kulit

Kerusakan mobilitas fisik

(18)

Penatalaksanaan/Intervensi

Nilai keadaan umum pasien

, jalan nafas,

pernafasan dan sirkulasi.

• Pasang NGT jika diperlukan

Pasang kateter urin jika LB> 30% derajat II & III.

Rehidrasi sesuai kebutuhan

Terapi O

2: pd trauma inhalasi dapat dilakukan nebulasi dengan bronchodilator.

Kolaborasi pemberian obat

(19)

Penatalaksanaan (2)

Perawatan luka bakar

Cuci

luka

dengan cairan deterjen yang menandung desinfektan (cairan deterjen yang menandung desinfektan: NaCl = 1 : 100) kemudian dicuci ulang dengan NaCl 0,9% agar tidak tersisa residu antiseptik

Biarkan bullae

(lepuh)

utuh

(jangan dipecah kecuali terdapat pada daerah sendi yang dapat mengganggu gerakan)

(20)
(21)

Pengertian

Dermatitis adalah peradangan kulit

(epidermis dan dermis) sebagai respon

terhadap pengaruh faktor eksogen atau

pengaruh faktor endogen

Dermatitis adalah

peradangan kulit

(22)

Etiologi

 Sebagian besar merupakan

respon

kulit

terhadap agen-agen

misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis.

 Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Luar (Eksogen)

mis. Bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, basa), Fisik (sinar matahari, suhu),

mikroorganisme (bakteri, jamur, virus)

(23)

Klasifikasi

(24)

Klasifikasi (2)

Dermatitis

Neuro

:

merupakan

(25)

Klasifikasi (3)

Dermatitis Seboronik

: Dermatitis

(26)

Klasifikasi (4)

Dermatitis Statis

: Dermatitis akibat

aliran

statis

vena

ekstremitas

bawah.

Menyebabkan

tungkai

berubah

warna

mnjadi memerah, menebal, gatal & bersisik.

(27)

Patofisiologi

Zat alergen & iritan masuk kedalam kulit

Lapisan kulit rusak, menyingkirkan lemak, & daya ikat air kulit berubah Sel dermis &

(28)

Manifestasi Klinis

Secara umum penderita

mengeluh

gatal-gatal

(pruritus),

sementara gejala klinis lainnya bergantung pd stadium penyakitnya

Stadium akut :

kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel/bula, erosi & eksudasi sehgg tampak basah

Stadium subakut :

eritema, edema berkurang, eksudast mengering menjadi krusta

(29)

Penatalaksanaan

Melindungi kerusakan lebih lanjut

Menghindari pencetus

Memberikan/mengoleskan

lotion

(tidak

mengandung obat u/ melembabkan kulit yg

kering)

Memberikan kompres dingin (mengurangi

efek gatal)

Memberikan

salep/krim

kortikosteroid

topikal

Tetapi antihistamin

(30)

Pengkajian

Kaji penyebab dermatitis

Kaji

adanya

keluhan gatal-gatal

(pruritus),

kemerahan

pada

kulit/

eritema

Kaji tanda-tanda infeksi

Kaji

faktor

yg

dpt

memperberat

dermatitis

(31)

Diagnosa Keperawatan

Kerusakan integritas kulit

Nyeri akut

Kecemasan

(32)
(33)

Pengertian

 Reaksi obat maupun alergi dapat menyebabkan timbulnya

reaksi hipersensitifitas

 Reaksi Hipersensitifitas yaitu

reaksi-reaksi dari

sistem kekebalan

yang terjadi ketika jaringan tubuh yang normal mengalami cedera/terluka.

 Mekanisme dimana sistem kekebalan melindungi tubuh dan mekanisme dimana reaksi hipersensitivitas bisa melukai tubuh adalah sama.

(34)

Klasifikasi

• Reaksi ini terbagi → empat kelas (tipe I – IV) berdasarkan mekanisme yang ikut serta dan lama waktu reaksi hipersensitif.

Tipe I

hipersensitivitas sbg

reaksi

segera at/ anafilaksis sering

berhub. dgn alergi

. Gejala dapat bervariasi dari ketidaknyamanan sampai kematian. Tipe I

ditengahi oleh IgE

yang dikeluarkan dari sel mast dan basofil.

Tipe II

muncul ketika antibodi melilit pd antigen sel pasien, menandai mereka u/ penghancuran. Hal ini juga disebut

hipersensitivitas sitotoksik

,

&

(35)

Klasifikasi (2)

Tipe III

biasanya

ditemukan kompleks imun

(

kesatuan antigen, protein komplemen &

antibodi IgG & IgM

) pd berbagai jaringan yang menjalankan reaksi hipersensitivitas.

Tipe IV

(juga diketahui sebagai selular) biasanya membutuhkan waktu antara 2 & 3 hari u/ berkembang.

Reaksi

tipe IV ikut serta

dlm

berbagai autoimun & penyakit infeksi

, tetapi juga dalam ikut serta dalam contact dermatitis. Reaksi tsb

ditengahi oleh sel T, monosit &

(36)

Etiologi

Alergen

bisa berupa partikel

debu

,

serbuk

tanaman

,

obat atau makanan

, yang

bertindak sebagai antigen yang merangsang

terajdinya respon kekebalan.

Kadang istilah

penyakit atopik

digunakan u/ menggambarkan sekumpulan penyakit keturunan yg berhub. dgn IgE, seperti rinitis alergika dan asma alergika

.

Penyakit atopik

ditandai

dgn

(37)
(38)

Patofisiologi

(histamin, prostaglandin, serta sitokin yg

menimbulkan gejala klinis)

Sel Imun bermigrasi

ke tempat paparan

Sel mengeluarkan substansi inflamasi

spesifik

Imun

berkepanjangan serta kerusakan

(39)

Manifestasi Klinis

Tanda yg muncul berfariasi

tergantung

organ target

Kulit

merupakan organ yang paling sering

dan selalu terkena,

timbul lesi bercak

dengan peninggian yg muncul, mulai muncul

pd tubuh & bisa menjalar hingga tungkai

Pernapasan

bisa

menyebabkan

nasal

(40)

Pemeriksaan Penunjang

Reaksi alergi dipicu oleh suatu alergen

tertentu, karena itu

tujuan

utama dari

diagnosis adalah

mengenali alergen

.

Pemeriksaan

darah

bisa

menunjukkan banyak

eosinofil

(yang

biasanya meningkat).

Tes

RAS

(

radioallergosorbent

)

(41)

Pengkajian

Fokus pengkajian yaitu pada:

Kaji riwayat kesehatan yg lalu

(

Riwayat

Alergi, Penyakit yg sama

)

Kaji adanya tanda-tanda alergi

Kaji adanya tanda-tada syok

(syok

anafilaktik)

Pantau intake & output cairan

(42)

Diagnosa Keperawatan

Defisit volume cairan

Gangguan perfusi jaringan perifer

Gangguan integritas kulit

(43)

Contoh :

BB pasien 50 Kg, mengalami luka bakar pada kedua ekstremitas atas, dada & abdomen, serta seluas 4 kepalan tangan pada daerah punggung, maka berapa presentasi luka bakar, kebutuhan cairan pasien, serta berapa tetes pemberian pada 8 jam pertama jika pasien diinfus dengan infus set??.

Jawaban :

Luas LB = 9 + 9 + 18 + 4 = 40%

Kebutuhan Cairan = 4 x 50 x 40 = 8.000 ml

Diberikan :

8 jam I diberikan : 4.000 ml 8 jam II diberikan : 2.000 ml 8 jam III diberikan : 2.000 ml

𝑇𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑓𝑢𝑠 = 4.000 x 208 x 60

(44)

Any Question...

??

Referensi

Dokumen terkait

Combustio atau luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh panas, kimia/radioaktif. Combustio atau Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas

 panas (thermal), bahan kimia, elektrik dan radiasi (Wijaya &amp; Putri , 2013) 13) !uka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus !uka bakar adalah

Cedera termal menimbulkan luka terbuka karena kulit yang rusak. Setelah luka bakar, perfusi kulit menurun karena cairan merembes dari ruang intravaskuler ke ruang interstisial

Y.N adalah Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka bakar), kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera kimiawi kulit (luka bakar) dan intoleransi

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik

Kerusakan pada kulit berhubungan dengan : suhu penyebab luka bakar, penyebab panas, lama terbakar, jaringan ikat yang terkena, lapisan dari struktur  kulit yang terkena menyebabkan

Cairan merupakan komponen penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui  penguapan karena kulit yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme

Resiko infeksi berhubungan dengan pertahan primer tidak adekuat (kerusakan kulit, trauma jaringan, gangguan peristaltik) ditandai dengan terdapat luka bakar grade