LUKA BAKAR : BAGAIMANA MENOLONGNYA? dr. Warih Andan Puspitosari
Pusat Studi Kedokteran Keluarga FK UMY
Luka bakar termasuk kecelakaan yang sering terjadi di rumah tangga. Kisah anak tersiram air panas atau seorang ibu tersiram sayur yang sedang dimasaknya, adalah cerita-cerita yang sering kita dengar. Sayangnya tak banyak orang tahu cara yang tepat memberi pertolongan pertama pada bagian tubuh yang terbakar. Pada saat-saat seperti itu, biasanya orang panik dan melakukan sesuatu yang biasa dilakukan orang-orang yang ada di sekitarnya. Banyak orang menggunakan mentega, kecap, minyak ular atau pasta gigi untuk melumuri luka bakar, padahal itu bukanlah tindakan yang tepat. Tindakan pertama yang tepat dapat mengurangi kerusakan akibat luka bakar dan mengurangi kebutuhan pengobatan medis.
Luka bakar adalah cedera pada jaringan kulit yang disebabkan oleh panas api (panas kering) ataupun oleh cairan panas (panas basah). Beratnya rasa sakit tidak bisa digunakan untuk menentukan beratnya luka. Karena justru luka bakar di lapisan permukaan kulit akan terasa sangat sakit. Semakin dalam lukanya seringkali malah tidak terasa sakit karena ujung-ujung syaraf telah rusak. Lokasi dan luas bagian kulit yang terbakar sangat penting untuk menentukan apakah luka bakar harus dirawat oleh dokter.
Tanda-tanda luka bakar : Luka bakar permukaan (derajad 1 ): Kemerahan.
Sangat kesakitan.
Luka bakar sedang ( derajad 2 ): Kulit melepuh, terkelupas. Bengkak.
Sangat kesakitan.
Luka bakar dalam (derajad 3 ):
Kulit warna putih dan seperti lilin/hitam dan hangus. Tidak terasa sakit.
Tingginya suhu zat pembakar. Kerusakan akan terjadi mulai pada suhu 44 C. Makin tinggi suhu makin cepat pula kerusakan yang terjadi
Besarnya agen pembakar
Lamanya terpapar bahan pembakar. Semakin lama terpapar maka kerusakan akan semakin berat.
Perfusi (aliran darah) pada jaringan yang terkena. Jaringan yang sedikit aliran darahnya akan mengalami kerusakan yang lebih berat.
Pertolongan Pertama Yang Harus Dilakukan :
1. Jauhkan dari sumber panas.
Bila pakaian terbakar atau menjadi tempat berkumpulnya panas, maka pakaian harus cepat dilepaskan. Kecepatan langkah ini akan menentukan derajad luka bakar. Semakin cepat dilepaskan maka diharapkan derajad luka bakarnya semakin minimal.
2. Lakukan pendinginan pada area kulit yang terbakar. Celupkan bagian yang terluka dalam air dingin atau letakkan di bawah aliran kran air selama kurang lebih 15 menit atau sampai luka berkurang. Ulangi sesering mungkin. Tindakan pendinginan ini akan menghentikan proses penghantaran panas dari kulit yang terkena ke bagian kulit lainnya yang belum terkena sehingga luka dapat diminimalkan. Di samping itu pendinginan dapat mengurangi rasa sakit pada penderita. Kadang masyarakat justru punya persepsi yang salah yang menganggap pemberian air akan menyebabkan luka bakar menjadi menggelembung. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya air di dalam gelembung luka bakar derajad 2 yang dianggap karena air kompresnya. Pengertian ini salah karena air dalam gelembung itu berasal dari tubuh penderita sendiri dan bukan dari kompresnya. Kompres air dingin justru akan mencegah terjadinya gelembung kalau dilakukan secepatnya.
4. Jangan pecahkan kulit yang melepuh. Bila lepuh pecah sendiri, biarkan kulit seperti semula untuk mencegah infeksi. Mungkin perlu balutan ringan (ditutup dengan kain bersih ).
5. Luka bakar tidak luas derajad 1, rawat kulit agar tetap kering dan bersih. Periksa dokter bila terjadi tanda-tanda infeksi bakteri (demam, peradangan dan pembentukan nanah). 6. Segera pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat bila terjadi hal-hal seperti di
bawah ini :
1. Luka bakar pada muka, tangan , kaki atau alat kelamin.
2. Luka bakar sedang yang luasnya lebih besar dari telapak tangan penderita. 3. Semua jenis luka bakar dalam.
4. Shock (pucat, keringat dingin, kulit lembab, napas dan nadi cepat, mengantuk, pingsan).
5. Menghisap asap panas.
6. Luka bakar karena senyawa kimia, aliran listrik atau radiasi.
Pertolongan pertama yang cepat dan tepat pada luka bakar akan mengurangi tingkat kerusakan jaringan yang mengalami luka bakar. Sebaliknya tindakan yang lambat dan keliru menyebabkan penderita harus mengalami kerusakan yang berat dan membutuhkan perawatan yang lebih intensif.
Sumber: