• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN CENGKEH (SYZYGIUM AROMATICUMI) TERHADAP KEMATIAN LARVA CULEX QUINQUEFASCIATUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN CENGKEH (SYZYGIUM AROMATICUMI) TERHADAP KEMATIAN LARVA CULEX QUINQUEFASCIATUS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN CENGKEH (

SYZYGIUM

AROMATICUMI

) TERHADAP KEMATIAN LARVA CULEX QUINQUEFASCIATUS

Mohammad Rivad

Nurmansyah

1

,

Asep suryana

2

, Yuldan Faturahman

2

1)

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Universitas Siliwangi

2)

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi, Jl. Siliwangi, Tasikmalaya

*Email: Contact.rivadnurmansyah@gmail.com

ABSTRAK

Daun cengkeh (Syzygium aromaticum) mengandung eugenol, dimana eugenol dapat digunakan sebagai larvasida. Tujuan penelitian adalah mengetahui keefektifan ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai larvasida terhadap kematian larva Culex quinquefasciatus. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan rancang penelitian post test only with control group design dimana terdapat enam kelompok perlakuan (0% kontrol, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%). Sampel sebanyak 100 ekor larva untuk tiap perlakuan dengan metode pengambilan sampel random sampling. dan dilakukan pengulangan sebanyak empat kali. Sehingga total sampel 2400 larva Culex quinquefasciatus dengan waktu pengamatan selama 24 jam setelah pemberian perlakuan dan dihitung jumlah kematian larva. Data dianalisis dengan uji one-way anova dilanjutkan uji least significance difference menggunakan IBM SPSS 24 for MacOs. Hasil penelitian menunjukkan pada konsentrasi 0% (kontrol) ekstrak daun cengkeh dapat membunuh larva 0 larva Culex quinquefasciatus, konsentrasi 2% dapat membunuh 13 larva, konsentrasi 4% dapat membunuh 28 larva, konsentrasi 6% dapat membunuh 68 larva, konsentrasi 8% dapat membunuh 81 ekor larva dan konsentrasi 10% dapat membunuh 100 ekor. Berdasarkan uji Anova ada pengaruh pemberian ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap kematian larva nyamuk Culex quinquefasciatus dengan nilai signifikan p = 0,000 (p < 0,05). Hasil analisis uji Least significant difference menunjukkan semuan nilai sig 0,000 untuk setiap perlakuan yang dapat disimpulkan bahwa setiap perlakuan berbeda nyata atau siginifikan, kenaikan konsentrasi ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) juga diikuti kenaikan jumlah kematian larva

Kata Kunci : Ekstrak daun cengkeh, Larvasida, Larva Culex quinquefasciatus

Kepustakaan : 1995 - 2016

(2)

Mohammad Rivad Nurmansyah. 124101059

The concentration effect of clove leaf ekstract (Syzygium aromaticum) as a natural larvacides againts the mortality larvae of Culex quinquefasciatus.

ABSTRACT

Clove leaves (Syzygium aromaticum) contain eugenol that can be used as larvicides. The aim of this study was determine the effec ekstract of clove (Syzygium aromaticum) leaves as a natural larvicides againts the mortality larvae of Culex quinquefasciatus. This reasearch was an experimental research with posttest only control group design. where the objects six treatment group. The samples were 100 larvae on each group, and its repeated four times. so the total of sample were 2400 larvae Culex quinquefasciatus with 24 hours after monitoring after giving of treatments and counted the number of larvae deaths. Data were analyzed by one-way anova test followed by least significance difference using IBM SPSS 24 for MacOs. The results showed that the concentration of 0% (control) of clove leaf extract can kill 0 larvae of Culex quinquefasciatus larvae, 2% concentration can kill 13 larvae, 4% concentration can kill 28 larvae, 6% concentration can kill 68 larvae, 8% concentration can kill 81 larvae and concentration 10%can kill 100 tails. Based on Anova test there is effect of clove leaf extract (Syzygium aromaticum) to death of Culex quinquefasciatus mosquito larvae with significant value p = 0,000 (p <0,05). The result of Least significance test analysis showed that all sig 0.000 values for each treatment can be concluded that each treatment was significantly different or significant, the increase of clove leaf extract concentration (Syzygium aromaticum) was also followed by the increasing number of larval deaths.

Keyword :Clove leaf ekstract, larvacides, Culex quinquefasciatus Dictum : 1995 - 2016

(3)

PENDAHULUAN

Nyamuk Culex quinquefasciatus merupaka salah satu jenis nyamuk yang distribusinya paling luas dan tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Jenis nyamuk ini dapat berkembangbiak dengan mudah, bahkan di daerah yang sulit diperoleh air bersih maupun daerah yang kadar polusi lingkungannya cukup tinggi (Azari-Hamidian, 2007) dalam (Safarina, 2013). Dengan demikian, perlu adanya tindakan untuk memberantas penyakit ini salah satunya yaitu dengan cara pengendalian vektor.

Pengendalian vektor adalah pada usia jentik atau larva, baik dengan cara biologi yaitu menggunakan musuh-musuh alami maupun dengan cara kimiawi yang mengandung zat kimia berefek larvasida (Suryanto, 2008). Upaya pengendalian vektor nyamuk telah lama dilakukandan hampir semuanya menggunakan insektisida sintetis semenjak diperkenalkannya DDT pada tahun 1940 (Tren R. dan R. Bate, 2004).

Penggunaan insektisida sintetis yang semakin meningkat beberapa dekade terakhir mengakibatkan kerugian seperti efek letal terhadap populasi non-target, timbulnya resistensi pada insekta sasaran, serta residu sisa insektisida yang dapat mencemari lingkungan (Singh R.N. Dkk, 2004). Hal ini mendorong para peneliti untuk mencari alternatif pengendalian vektor menggunakan bahan alami dari tumbuhan yang dinilai tidak mudah menyebabkan resistensi pada nyamuk dan lebih berwawasan lingkungan (Widayastuti Dkk, 2004)

Daun cengkeh merupakan salah satu tumbuhan yang banyak terdapat di Indonesia dan berpotensi sebagai insektisida botani. Pemanfaatan daun cengkeh saat ini yaitu sebagai sumber minyak cengkeh yang digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, makanan maupun rokok. Pemisahan kandungan kimia dari daun cengkeh mengandung eugenol, saponin, alkaloid, glikosida flavonoid dan tanin (Ardianto, 2008).

Daun cengkeh yang lebih ekonomis dibandingkan dengan bunga. Cengkeh juga memiliki kandungan kimia yang sama seperti pada bunganya (Nurdjanah, 2004).

Daun cengkeh dapat diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi karena metode maserasi tidak menggunakan pemanasan sehingga senyawa kimia aktif yang diperlukan tidak rusak akibat pemanasan. Melihat kandungan senyawa kimia dalam ekstrak daun cengkeh, berarti ada kemungkinan juga ekstrak daun cengkeh dapat digunakan sebagai larvasida Culex quinquefasciatus.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai larvasida terhadap kematian larva nyamuk Culex quinquefasciatus

METODE

Metode penlitian ini adalah eksperimen dengan rancangan penelitian thepost test only controlled group design dengan konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% dengan 4 kali pengulangan. Jumlah larva per perlakuan adalah 100 ekor terdiri dari 6 perlakuan. Pembuatan ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) dengan metode maserasi dengan etanol 96%. Hasil maserasi kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator.

(4)

HASIL

Tabel 1. Statitik Deskriptif

Berdasarkan tabel 1 Pada tabel statistik diatas dapat diketahui bahwa terdapat rata-rata, variasi, sebaran data, nilai terendah dan nilai tertinggi. Untuk mean yang tertinggi ada pada perlakuan 10%, Tabel 2. Hasil Uji Anova

Berdasarkan hasil tabel diatas, dapat diketahui F hitung sebesar 2350.471 dengan nilai Sig sebesar 0,000.

Tabel 3. Hasil Uji LSD

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa semua nilai Sig sebesar 0.000 untuk setiap perlakuan, sehingga dapat

sedangkan standar deviasi tertinggi pada

perlakuan 6%, variance tertinggi ada pada perlakuan 8%, nilai minimum atau terendah ada pada perlakuan 2% dan nilai maximum ada pada 10%.

Maka data disimpulkan bahwa konsetrasi ekstrak daun cengkeh mempengaruhi Kematian larva

disimpulkan bahwa setiap perlakuan berbeda nyata atau signifikan

Sumber x̄ Variance Std. Deviation Minimum Maximum

0% 0 0 0 0 0 2% 13.75 0.917 0.957 13 15 4% 29.75 2.917 1.708 28 32 6% 72.25 8.917 2.986 68 75 8% 83.25 4.250 2.062 81 86 10% 100 0 0 100 100 F Sig. Between Groups 2350.471 .000 Sig. Sig. 0% → 2% 0.000 2% → 4% 0.000 4% → 8% 0% → 4% 0.000 2% → 6% 0.000 4% → 10% 0% → 6% 0.000 2% → 8% 0.000 6% → 8% 0% → 8% 0.000 2% → 10% 0.000 6% → 10% 0% → 10% 0.000 4% → 6% 0.000 8% → 10%

(5)

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) sebaga laravasida terhadap kematian larva culex quinquefasciatus. Konsentrasi ekstrak daun cengkeh yang digunakan yaitu 0%, 2%, 4%, 8% dan 10%. Dengan 4 kali pengulangan.

Pembuatan ekstrak menggunakan metode maserasi yaitu proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar. Cairan penyari menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan larut, karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel maka larutan terpekat didesak keluar (Ditjen POM, 2000).

Penyari yang digunakan dalam pembuatan ekstrak daun cengkeh adalah etanol 96% karena cairan ini absorbsinya baik, etanol juga bersifat universal yang dapat melarutkan senyawa polar dan nonpolar (Sarah, 2012).

Berdasarkan uji anova dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh konsentrasi ekstrak daun cengkeh sebagai larvasida terhadap kematian larva Culex quinquefasciatus. didapatkan hasil analisis uji anova didapat nilai p=0,000 untuk setiap perlakuan, maka dapat diketahui bahwa ada pengaruh antara konsentrasi ekstrak daun cengkeh sebagi larvasida terhadap kematian larva Culex quinquefasciatsus.

Hal tersebut membuktikan bahwa ekstrak daun cengkeh memliki senyawa yang mampu membunuh larva culex quinquefasciatus, berdasarkan penelitian Ardianto (2008), ekstrak daun cengkeh memiliki kandungan senyawa kimia yang terdiri dari eugenol, saponin, alkaloid, glikosida flavonoid dan tanin. Diketahui bahwa eugenol dapat mempengaruhi susunan saraf yang khas dipunyai serangga dan tidak terdapat pada hewan berdarah panas. Senyawa eugenol dapat membunuh serangga tersebut. Eugenol mempunyai neorotoksik, neurotoksik bekerja dalam proses penekanan terhadap

sistem saraf serangga, paralisis, selanjutnya terjadinya kematian ditandai dengan tubuh yang apabila disentuk terasa lunak dan lemas.

Berdasarkan hasil penelitian Nopianti (2008) diketahui bahwa alkaloid dapat digunakan sebagai insektisida. Alkaloid dalam daun atau buah segar berasa pahit di lidah, alkaloid berupa garam sehinga mendegradasi membran sel masuk ke dalam dan merusak sel. Sedangkan berdasarkan penelitian (Hapsari, 2012) diketahui bahwa alkaloid yang masuk ke dalam tubuh larva melalui absorbsi dan mendegradasi membrane sel kulit, selain itu alkaloid juga dapat menggangu sistem kerja saraf larva.

Senyawa saponin yang terdapat pada ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan glikosida dalam tanaman yang sifatnya menyerupai sabun dan dapat larut dalam air. Saponin dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan makanan (Dinata, 2008;Suparjo, 2008).

Pengaruh saponin terlihat pada gangguan fisik serangga bagian luar (kutikila), yakni mencuci lapisan lilin yang melindungi tubuh serangga dan menyebabkan kematian karena kehilangan banyak cairan tubuh. Saponin juga dapat masuk melalui organ pernapasan dan menyebabkan membran sel rusak atau proses metbolisme terganggu (Novizan, 2002).

Menurut westerdarp (2006). Apabila tanin kontak dengan lidah maka reaksi pengendapan protein ditandai dengan rasa sepat atau astringen. Tanin mampu menurunkan kemampuan aktivitas enzim pencernaan serta menggangu aktivitas protein usus. Serangga yang memakan tumbuhan dengan kandungan tanin tinggi mampu menurunkan pertumbuhan. Respon jentik atau larva terhadap senyawa ini adalah menurunnya laju pertumbuhan dan gangguan nutrisi (Dinata, 2008;Suryanto, 2009).

Kemudian untuk membandingkan jumlah kematian larva antar kelompok perlakuan dilakukan uji Least Significance Difference (LSD). Hasil analisis Least Significance Difference didapatkan adanya perbedaan yang signifikan untuk setiap kelompok perlakuan didapatkan hasil

(6)

p=0,000, sehingga hasil analisis menunjukan perlakuan memberikan hasil yang berbeda secara nyata atau signifikan terhadap jumlah kematian larva.

Peningkatan rata-rata kematian seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum). Hal ini karena semakin pekat konsentrasi larutan maka semakin banyak zat yang terkandung dalam ekstrak daun cengkeh (Syzygum aromaticum) dalam larutan, yang berarti semakin banyak pula racun yang berpengaruh terhadap kematian larva.

Hal ini sesuai dengan penelitian Murdani (2014) yang menyimpulkan semakin pekat konsentrasi larutan berarti makin banyak kandungan bahan aktif yang terkandung dalam ekstrak itu sendiri, Hal ini menunjukan bahwa peningkatan

rata-rata kematian larva Culex quinquefasciatus terjadi seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) yaitu semaki tinggi konsentrasi maka semakin tinggi pula rata-rata kematian larva Culex quinquefasciatus.

KESIMPULAN

1. Terdapat pengaruh ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap kematian larva Culex quinquefasciatus instar I-III

2. Konsentrasi ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) yang efektif dalam membunuh larva nyamuk Culex quinquefasciatus adalah konsentrasi 10%.

DAFTAR PUSTAKA

Safarina Fauziah, Rahmi. 2013. Aktivitas Larvasida Campuran Minyak Kulit Biji Mete (Cashew Nut Shell Liquid/Cnsl) dan Ekstrak Larut Air Buah Lerak (Sapindus rarak DC) Terhadap Larva Nyamuk Culex quinquefasciatus, Skripsi Program Studi Farmasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Suyanto F. 2009. Efek Larvasida Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Larva Aedes aegypti L. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Tren R. dan R. Bate. 2004. South Africa’s War against Malaria Lessons for the Developing World. Policy Analisis Vol. 513: 16. 


Singh, R.N, M. Maheswari, dan B. Saratchandra. 2004. Sampling, Surveillance and Forecasting of Insect Population For Integrated Pest Management in Sericulture. International Journal of Industrial Entomolgy Vol. 8: 17-26.

Widyastuti, Umi, Riyani Setiyaningsih, dan Mujiyono. 2004. Efikasi Bacillus Sphaericus (Veltotex WDG) terhadap Jentik Anopheles Maculatus dan Dampak Perkembangan Stadium Dewasanya. Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 32 (4): 150-162.

Adrianto, Tomi. 2008. Pengaruh Ekstrak Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum) Terhadap Mortalitas Larva Aedes Aegypti. Skripsi Program Studi Kedokteran, Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Nurdjanah, Nanan. 2004. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh, Perspektif Vol.3 No.2, Desember 2004 : 61-70.

Gambar

Tabel 1. Statitik Deskriptif

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian ini dilakukan karena pengujian hipotesis mensyaratkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, (2) uji persyaratan homogenitas varians

Pada dasarnya e-commerce akan melakukan sourcing dan delivery, dimana tujuan dari sourcing adalah mendapatkan barang-barang dari merchant atau supplier untuk diperdagangkan secara

Patra Wahana Kridatama, yang telah banyak membantu dan memberikan informasi dan data yang berguna dalam penyusunan skripsi ini.. Bapak Rahmat Baitulah, Kepala

Dalam penelitian ini model prakriraan debit masa depan yang digunakan adalah model diskrit Markov serta model korelasi spasial hujan dan debit (model kontinu),

Tujuan dari penelitian ini yaitu menguji pengaruh antara variabel rebranding , kualitas layanan terhadap citra merek studi pada pelanggan Majelis Mie Cabang

Walau apa pun ciri-ciri sekolah berkesan yang dihasilkan oleh pengkaji-pengkaji, namun begitu, hampir kesemuanya memperkatakan tentang ciri-ciri sekolah

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa potensi pajak reklame yang dimaksud adalah segala kempuan yang dimiliki pajak reklame untuk menjadi sumber penerimaan bagi

Sehingga pada penelitian ini plasenta dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu plasenta dataran rendah yang merupakan plasenta dari daerah dengan ketinggian tempat 0 m