• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

125

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan teknik peer correction dan penggunaan media macromedia flash dapat meningkatkan kualitas proses serta kemampuan siswa dalam menulis dua paragraf berhuruf Jawa kelas VIII B SMP Negeri 2 Mojolaban pada tahun ajaran 2015/2016 sebagai berikut.

1. Penerapan teknik peer correction dan penggunaan media macromedia flash dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa dalam pembelajaran menulis dua paragraf berhuruf Jawa pada siswa kelas VIII B SMP N 2 Mojolaban, yang ditandai dengan:

a. peningkatan persentase kualitas nilai proses pada siklus I sebesar 38,70% sehingga menjadi 51,60% dari kualitas proses belajar pada tahap pratindakan sebesar 12,90%;

b. peningkatan persentase kualitas proses siklus II sebesar 45,17% menjadi 96,77% dari kualitas proses belajar pada siklus I sebesar 51,60%.

2. Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis paragraf berhuruf Jawa dalam pembelajaran menulis dua paragraf berhuruf Jawa dengan penerapan teknik peer correction dan penggunaan media macromedia flash, yang ditandai dengan:

a. Peningkatan nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran menulis paragraf berhuruf Jawa dari 66,9 pada pratindakan menjadi 82,3 pada siklus I, dengan peningkatan persentase siswa tuntas atau mencapai nilai lebih dari atau sama dengan nilai KKM (75) sebesar 29,04% dari hasil pratindakan sebesar 45,16% menjadi 74,20% pada siklus I.

b. Peningkatan nilai rata-rata siswa dalam menulis paragraf berhuruf Jawa dari 82,3 pada siklus I menjadi 92 pada siklus II, dengan presentase siswa tuntas atau mencapai nilai lebih dari atau sama dengan nilai KKM (75)

(2)

sebesar 19,35% dari hasil siklus I sebesar 74,20% menjadi 93,55% pada siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan teknik peer correction dan penggunaan media macromedia flash dapat meningkatkan kualitas proses serta kualitas proses pembelajaran menulis dua paragraf berhuruf Jawa kelas VIII B SMP Negeri 2 Mojolaban pada tahun ajaran 2015/2016. Dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang menerapkan teknik peer correction dan menggunakan media macromedia flash ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta pemahaman siswa dalam menulis menggunakan huruf Jawa, sehingga dalam pembelajaran menulis dua paragraf berhuruf Jawa dapat digunakan sebagai referensi yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis huruf Jawa.

Melalui penggunaan teknik peer correction, aktivitas koreksi kesalahan dalam menulis tersebut menunjuk pada kegiatan menemukan letak kesalahan, mengenali penyebab, dan kemudian memperbaikinya. Mengoreksi hasil pekerjaan teman dalam menulis menggunakan huruf Jawa, secara tidak langsung siswa juga akan belajar kembali dan memahami tata tulisan yang benar, serta secara tidak langsung siswa juga mengingat kesalahan dan menghindari kesalahan yang sama. Selain itu, teknik peer correction dalam pembelajaran menulis menggunakan aksara Jawa juga berfungsi sebagai:

a. pembelajaran yang menerapkan teknik peer correction dapat digunakan sebagai realisasi bagi tulisan antarsiswa. Secara eksternal siswa akan menerima kritik dari orang lain tentang kesalahan yang dibuatnya, serta ia pun akan mengkritik orang lain yang berbuat salah dan penilaiannya itu akan sekaligus merefleksi ke dalam dirinya sehingga akan turut menghindari kesalahan yang sama. Kesalahan tulisan pihak lain juga dapat menjadi sumber belajar bagi pengoreksi, secara internal pengoreksi yang mengoreksi juga mengkritik dirinya sendiri. Pada tahap pengeditan, teknik peer correction berfungsi sebagai pembelajaran kaidah penulisan huruf Jawa yang benar, selama kegiatan mengedit atau mengoreksi pembelajaran yang dilakukan

(3)

dalam kegiatan tersebut juga mengajarkan tentang kaidah penulisan huruf Jawa yang dilakukan dengan praktik mengoreksi.

b. Pembelajaran yang menerapkan teknik peer correction juga dapat membangun kemapuan membaca kritis siswa.

c. Pembelajaran yang menerapkan teknik peer correction juga dapat membangun interaksi sosial antar siswa, karena mereka saling berinteraksi dan saling berkomunikasi bertukar pendapat dalam kegiatan pengoreksian.

Pembelajaran menulis dua paragraf berhuruf Jawa melalui penggunaan media maromedia flash pada saat penyampaian materi dinilai dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Selain itu, penggunaan media macromedia flash yang berupa multimedia juga dapat memudahkan siswa dalam menyerap materi pembelajaran serta membantu siswa mengingat informasi yang terkandung melalui citra visual media yang ditampilkan.Secara umum penelitian ini memberikan gambaran tentang peningkatan kualitas proses serta kemampuan menulis dua paragraf berhuruf Jawa. Namun, pemberian tindakan yang menerapkan teknik peer correction dan menggunakan media macromedia flash dalam pembelajaran menulis dua paragraf berhuruf Jawa masih terdapat beberapa kelemahan, seperti dalam pembelajaran yang menggunakan metode berkelompok, masih terdapat beberapa pasang siswa yang anggota kemlompoknya tidak menguasai materi pembelajaran, seperti materi carakan, pasangan dan sandhangan, sehingga pasangan atau kelompok tersebut memperoleh nilai yang masih rendah. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, guru hendaknya membentuk kelompok yang bersifat heterogen, agar siswa mampu berdiskusi dan saling membantu antar anggota kelompoknya guna untuk belajar bersama dan saling membantu menguasai materi pembelajaran. Selain itu, guru hendaknya mengamati jalannya proses pembelajaran berkelompok dengan cara berkeliling mengamati proses belajar antar kelompok satu dan kelompok lainnya untuk memberikan bantuan saat diperlukan.

(4)

Penerapan teknik peer correction secara keseluruhan dapat dikatakan baik untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis berhuruf Jawa, akan tetapi biasanya pembelajaran dengan menggunakan teknik peer correction membutuhkan waktu lebih banyak dalam tahapannya, diantaranya ialah tahapan mengoreksi antar siswa, pemberian feed back antar siswa dan dilanjutkan dengan feed back dari guru. Feed back atau umpan balik dari guru terkadang kurang diterapkan atau hanya diterapkan berdasarkan kesimpulan guru pada sebagian siswa, faktor tersebut terkadang disebabkan karena kurangnya waktu kegiatan pembelajaran. Feed back atau umpan balik dari guru dalam penerapan teknik peer correction lebih baik atau seharusnya diterapkan pada setiap individual siswa, agar setiap siswa pengoreksi atau siswa yang dikoreksi mengetahui letak kesalahan mereka. Berdasarkan adanya permasalahan tersebut, guru seharusnya dapat mengatasinya dengan memberikan feed back secara menyeluruh terhadap individual siswa secara tulisan, yaitu dengan cara memberikan catatan terhadap kesalahan siswa pada setiap hasil karangan siswa yang telah dikoreksi antar sebayanya. Catatan tersebut berfungsi sebagai pemberian umpan balik berupa masukan dari guru agar siswa mengetahui letak kesalahannya, dan menghindari kesalahan penulisan yang sama.

Selain itu, dalam penggunaan media macromedia flash pada pembelajaran huruf Jawa, guru masih kurang terbiasa dalam menggunakan media berbasis teknologi informatika. Dalam pembelajaran yang menerapkan tindakan, guru masih terlihat bingung dan kurang lancar dalam menggunakan media tersebut sebagai alat bantu dalam pembelajaran, sehingga penggunaan media macromedia flash tidak digunakan secara optimal dalam pembelajaran. Penggunaan media macromedia flash dalam pembelajaran menulis menggunakan huruf Jawa dapat dikatakan sangat membantu, akan tetapi untuk pembelajaran selanjutnya media tersebut akan lebih baik apabila media tersebut memuat huruf Jawa dan pasangan secara bersamaan dalam satu layar atau mengkombinasikan carakan dan pasangan, sehingga siswa secara tidak langsung dapat menghafal bentuk-bentuk aksara Jawa beserta pasangannya dan mengetahui bentuk kesamaan atau kemiripan aksara Jawa dengan pasangannya. Sementara, untuk memprmudah

(5)

pembacaan siswa pada layar kombinasi carakan dan pasangan, antara huruf carakan dengan pasangan dapat dibedakan dengan warna, sehingga siswa lebih mudah memahami dan membedakan antara carakan dan pasangan. Untuk mengatasi kelemahan atau permasalahan tersebut, seharusnya guru dapat meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi informatika, sehingga guru dapat menggunakan media berbasis teknologi informatika dalam pembelajaran dengan lebih baik dan dapat mengembangkan media berbasis teknologi informatika agar media dapat lebih inovatif dan variatif dalam pembelajaran. Untuk dapat mengembangkan kemampuan guru yang berhubungan dengan media berbasis teknologi informatika tersebut, seharusnya sekolah memfasilitasi, mengadakan pelatihan serta menyediakan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, seperti fasilitas seperti LCD dan proyektor pada setiap kelas, agar upaya guru dalam menggunakan serta meningkatkan kualitas pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dapat lebih lancar. Pemaparan tersebut menunjukkan perlunya tindak lanjut teknik peer correction dan penggunaan media macromedia flash, agar selebihnya baik penelitian ini dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran menulis dua paragraf berhuruf Jawa dengan lebih baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat digunakan serta dapat dikembangkan oleh guru yang mengalami masalah sejenis.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah diuraikan di atas, perlu diperhatikan beberapa hal untuk perbaikan serta pengembangan pembelajaran menulis menggunakan huruf Jawa di sekolah, khususnya SMP Negeri 2 Mojolaban. Peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut.

1. Bagi Guru

a. Guru harus bersikap bijaksana dalam memasangkan atau membentuk kelompok, sehingga kelompok bersifat heterogen dan dapat saling berinteraksi bekerja sama dan saling membantu mempelajari materi antar anggota kelompok.

(6)

b. Guru harus dapat lebih meningkatkan penguasaan teknologi berbasis informatika agar lebih lancar dalam menggunakan dan mengembangkan media berbasis teknologi informatika.

c. Guru harus memberikan feed back atau umpan balik kepada setiap siswa, sehingga siswa secara langsung dapat mengetahui permasalahan yang dihadapinya dan belajar memperbaiki masalah tersebut. Apabila feed back belum dapat disampaikan karena masalah kurangnya waktu pembelajaran, feed back dapat disampaikan melalui catatan dari guru mengenai kesalahan siswa pada setiap hasil karangan siswa.

d. Guru seharusnya lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif bertanya.

2. Bagi Siswa

a. Sebaiknya siswa lebih aktif dan berani dalam pembelajaran serta dalam diskusi kelompok.

b. Sebaiknya dalam mengerjakan soal diskusi kelompok siswa yang kurang menguasai materi lebih aktif bertanya dengan guru atau siswa lain yang telah menguasai materi.

c. Sebaiknya siswa lebih memperhatikan penyampaian materi dari guru. d. Sebaiknya siswa lebih mempunyai ketaatan serta tanggung jawab dalam

mengerjakan tugas. 3. Bagi Sekolah

a. Hendaknya pihak sekolah memotivasi guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran, misalkan dalam pembelajaran guru diminta untuk menggunakan berbagai model, metode, dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi serta tujuan pembelajaran.

b. Hendaknya sekolah menyediakan sarana serta prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, seperti fasilitas seperti LCD dan proyektor pada setiap kelas, agar upaya guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dapat lebih mudah.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Ahangari, S. (2014). The Effect of Self, Peer, and Teacher Correction on the Pronunciation Improvement Iranian EFL Leaners. Advances in Languange and Literatery Studies, 5 (1), 81-88.

Anggarani, A., Wijayanti, S. H., Hendarwati, I. E. S., & Candrayani, A. (2006). Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Anitah, Sri. (2009). Media Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Ariani, N. & Haryanto, D. (2010). Pembelajaran Multimedia di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Grafika Offset.

Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Barkley, E. E., Cross, K. P., & Major, C. H. (2012). Collaborative Learning Techniques. Ter. Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media.

Dalman. (2014). Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Darusuprapta, dkk. (2003). Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.

Djawa, B. Kemampuan Mengembangkan Paragraf Bahasa Indonesi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Laboratorium Unesa Kota Surabaya Tahun Ajaran 2004/ 2005. Jurnal Pendidikan Dasar, 7 (2): 99-108.

Ganji, M. (2009). Teacher-correction, Peer-correction and Selfcorrection:Their Impacts on Iranian Students’IELTS Essay Writing Performance. The Jornal of Asia TEFL, 6 (1), 117-139.

Hadiwirodarsono, S. (2010). Belajar Menulis dan Membaca Aksara Jawa. Surakarta: Kharisma.

Hakim, L. (2004). Cara Ampuh Menguasai Macromedia Flash MX 2004. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Hambali, I., Dewiyani. M. J., &Sutanto, T. (2013). Rancang Bangun Aplikasi Pembelajaran Aksara Jawa Berbasis Android. JSIK, 2 (2), 106-112.

Islamuddin, Haryu. (2012). Psikologi Pendidikan. Jember: Pustaka Pelajar.

Kusumaningsih, D., Saptomo, S.W., Suparmin, Sudiatmi, T., & Triyanto, B. (2013). Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi.

(8)

Lin, G. H. C., & Chien, P. S. C. (2009). An Investigation into Effectiveness of Peer Feedback. Journal of Apllied Foreign Languages Fortune Institute of Technology, 3 (1), 79-87.

M, Sardiman A. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Moleong, L. J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nasucha, Y., Rohmadi,M., & Wahyudi, A.B. (2009). Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Media Perkasa.

Nitihardjo, S. (2001). Andharan dan Tafsir Filsafat Hanacaraka. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

Padmoesoekotjo, S. (1987). Wewaton Panulis Basa Jasa Nganggo Aksara Jawa. Surabaya: Citra Jaya Murti.

Pamungkas, S. (2012). Bahasa Indonesi dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Purwanto, J. (2008). Upaya Meningkatkan “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Ilmiah Melalui Teknik Peer Correction pada Siswa Kelas XI IA Muhammadiyah 3 Masaran. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka

Rahardi, Kunjana. (2010). Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Riyadi, S. (1996). Ha-Na-Ca-Ra-Ka. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Rohmadi, M. Nasucha, Y. (2010). Paragraf Pengembangan dan Implementasi.

Yogyakarta: Media Perkasa.

Rohmadi, M., Saddhono, K., Wardani, N. E., Anindyarini, A., Hastuti, S., & Waluyo, B. (2008). Teori dan Aplikasi: Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Surakarta: UNS Press.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, H. & Rahardjito. (2008). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

(9)

Setiadi, S. Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Arab Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UNJ. Parameter, 15 (2): 155-168.

Soemarsono. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press.

Suboningsih. (2007). Inovasi Pembelajaran dengan Menggunaka Macromedia Flash untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Biologi melalui Metode Co-Op di SMA Al-Muayyad Surakarta. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Sumarwati. (2008). Penerapan Teknik Peer Correction dalam Pembelajaran Menulis untuk Meningkatkan Penguasaan Bahasa Indonesia Tulis Siswa Kelas VIII SMP. Laporan Penelitian Tidak Dipublikasikan. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

_________. (2013). Teknik Peer Correction dalam Pembelajaran Menulis untuk Meningkatkan Penguasaan Kaidah Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Menengah Pertama. Paedagogia, 16 (1): 1-15.

Sunyoto, A. (2010). Adobel Flash + XML Rich Multimedia Aplication. Yogyakarta: Andi Offset.

Suryani. (2009). Penerapan Teknik Koreksi Teman Sebaya untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan pada Siswa Kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sutardjo, Imam. (2008). Kawruh Basa saha Kasustraan Jawi. Surakarta: Jurusan Sastra Daerah FSSR UNS.

Sutopo, A.H. (2003). Multimedia Interaktif dengan Flash. Jakarta: Graha Ilmu. Suwandi, Sarwiji. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya

Ilmiah. Surakarta: Mata Padi Presindo.

_____________. Model Assesment dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Syahroni, N., Dewi, D. W. C., & Mahmudi. (2013). Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

(10)

Syarif, A. (2003). Animasi itu Mudah! Membuat Animasi dengan Macromedia Flash MX. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Tim Litbang LPKBM MADCOMS .(2004). Seri Panduan Lengkap Macromedia Flash MX 2004. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Tim Wahana Komputer. (2004). Panduan Aplikatif Pembuatan Animasi dengan Macromedia Director MX 2004. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Tjiptodarsono, R. S. (1987). Pelajaran Membaca dan Menulis Huruf Jawa. Jakarta: Penerbit Patria.

Ulfah, M., Fuady, A., & Wardani, N.E. (2013). Teknik Peer Correction untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaean Menulis Karya Ilmiah Siswa Sekolah Menengah Atas, 2 (1): 1-11.

Wahyuni, S. & Ibrahim, A. S. (2014). Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama.

Wibawanto, W. (2005). Membuat Game dengan Macromedia Flash. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Wijayanti, S. H., Candrayani, A., Hendarwati, I. E. S., & Agustinus, J. W. (2014). Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Yudhiantoro, D. (2003). Panduan Lengkap Macromedia Flash. Yogyakarta: Penertbit Andi.

Referensi

Dokumen terkait

a) Situasi komunikatif atau konteks terjadinya komunikasi. Situasi bisa tetap sama walaupun lokasinya berubah, atau bisa berubah dalam lokasi yang sama apabila

Daily scrum adalah kegiatan yang dilakukan dalam tim yang digunakan untuk berdiskusi dan mengevaluasi pekerjaan yang telah dikerjakan ataupun perencanaan yang akan dikerjakan

ƒ Perancangan struktur gedung ini akan menyelesaikan permasalahan- permasalahan sebagai berikut : Bagaimana analisa perhitungan untuk struktur bangunan Gedung Dinas

Guru dapat menjelaskan kepada siswa pentingnya cerita rakyat PSR perlu dijadikan sebagai bahan ajar, salah satunya untuk melestarikan kebudayaan karya sastra

Implementasi manajemen strategik yang diterapkan di SMK Negeri 6 Surakarta meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sudah dilaksanakan secara terstruktur.

Peneliti mengangkat tema pencitraan kafe – resto dengan konsep live entertainment pada The Bee’S House Cafe, karena ketertarikan akan tahap – tahap dari strategi pencitraan bagi

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang diterapkan dalam mata pelajaran sejarah di SMK telah memperlihatkan bahwa materi yang akan disampaikan pada siswa sesuai

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan analisis data mengenai struktur, nilai pendidikan karakter, dan relevansi novel Pethite Nyai Blorong karya Peni sebagai alternatif