• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP TOF.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASKEP TOF.docx"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Pada saat ini sering sekali kita mendengar penyakit yang terjadi pada jantung karena Pada saat ini sering sekali kita mendengar penyakit yang terjadi pada jantung karena terjadi adanya gangguan pada system kardiovaskuler, baik yang terjadi pada anak-anak maupun terjadi adanya gangguan pada system kardiovaskuler, baik yang terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Disini kami akan membahas penyakit jantung yang menyerang pada anak, salah orang dewasa. Disini kami akan membahas penyakit jantung yang menyerang pada anak, salah satu penyakit tersebut adalah “Tetralogi of fallot” yang merupakan suatu bentuk penyakit satu penyakit tersebut adalah “Tetralogi of fallot” yang merupakan suatu bentuk penyakit kongiental sianosis sianotik yang terdiri atas emoat macam kelainan defek septum,yang luas kongiental sianosis sianotik yang terdiri atas emoat macam kelainan defek septum,yang luas diantara ventrikel stenosis katub polmunal,overriding aorta dan hipertrofi ventrikel kanan diantara ventrikel stenosis katub polmunal,overriding aorta dan hipertrofi ventrikel kanan  pembedahan untuk loreksi

 pembedahan untuk loreksi total kiri makin sering dilakukan.Pada tahtotal kiri makin sering dilakukan.Pada tahun 1888 Fallot menguraikanun 1888 Fallot menguraikan sekelompok penderita dengan stenosis polmunal infundubular,defek sekat fentrikel kanan. sekelompok penderita dengan stenosis polmunal infundubular,defek sekat fentrikel kanan. Walaupun nama fallot

Walaupun nama fallot dikaitkan dengan sindro ini,stdikaitkan dengan sindro ini,stensis lebih ensis lebih dahulu melaporkan penderitadahulu melaporkan penderita dengan tanda-tanda yang sama

dengan tanda-tanda yang sama

Dari prevalensi yang didapat, dikecualikan selama umur minggu-minggu pertama Dari prevalensi yang didapat, dikecualikan selama umur minggu-minggu pertama Tetralogi of fallot merupakan suatu bentuk penyakit jantung yang menyebabkan sianosis dari 9% Tetralogi of fallot merupakan suatu bentuk penyakit jantung yang menyebabkan sianosis dari 9% ditemukan dengan penyakit jantung berat pada umur tahun pertama penderita Tetrlogi of fallot ditemukan dengan penyakit jantung berat pada umur tahun pertama penderita Tetrlogi of fallot (0,196-0,258/1000 kelahiran hidup). Insident keseluruhan dirumah sakit anak Bonston seri anak (0,196-0,258/1000 kelahiran hidup). Insident keseluruhan dirumah sakit anak Bonston seri anak dengan penyakit jantung congenital pada sekelompok penderitanya tetralogi of fallot yang dengan penyakit jantung congenital pada sekelompok penderitanya tetralogi of fallot yang memperbaiki lesi jantung kongiental biasa pada penderita yang dapat penderita yang dapat memperbaiki lesi jantung kongiental biasa pada penderita yang dapat penderita yang dapat  bertahan hidup.

 bertahan hidup.

Diseluruh dunia penyakit jantung pada anak terus-menerus menjadi masalah kesehatan Diseluruh dunia penyakit jantung pada anak terus-menerus menjadi masalah kesehatan masyarakat utama,sebagaian besar dar

masyarakat utama,sebagaian besar dari hal ini karena i hal ini karena penyakit jantung reumatik, penyakit jantung reumatik, walaupun Cinawalaupun Cina  penyakit

 penyakit miokardium miokardium menjadi menjadi masalah masalah penting penting bagi bagi anak. anak. Di Di Negara Negara Amerika Amerika serikat serikat penyakitpenyakit  jantung

 jantung konginental konginental menyebabkan menyebabkan hampir hampir semua psemua penyakit enyakit jantung padjantung pada a anak. anak. Dari pembahasanDari pembahasan diatas sudah dapat disimpulkan bahwa prevalensi atau angka kejadian dari penyakit jantung diatas sudah dapat disimpulkan bahwa prevalensi atau angka kejadian dari penyakit jantung tetralogi of fallot yang menyerang anak-anak dan bayi sehingga diperlukan ksadaran terhadap tetralogi of fallot yang menyerang anak-anak dan bayi sehingga diperlukan ksadaran terhadap sikap masyarakat agar dapat berhati-hati dalam menjaga kesehatan dalam upaya nengurangi sikap masyarakat agar dapat berhati-hati dalam menjaga kesehatan dalam upaya nengurangi  peningkatan

 peningkatan terjadinya terjadinya penyakit penyakit tetralogi tetralogi of of fallot fallot atau atau gangguan gangguan kardiovaskuler kardiovaskuler padapada anak.Berdasarkan uraian tersebut,maka kami menyusun laporan pendahuluan tentang tetralogi of anak.Berdasarkan uraian tersebut,maka kami menyusun laporan pendahuluan tentang tetralogi of fallot sebagai acuan dalam mengerjakan asuhan keperawatan.

(2)

1.2 Rumusan Masalah 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari pembahasan dapat disimpulkan rumusan masalah diatas adalah Apakah konsep Berdasarkan dari pembahasan dapat disimpulkan rumusan masalah diatas adalah Apakah konsep dasar dari tetralogi of fallot dan proses keperawatannya?

dasar dari tetralogi of fallot dan proses keperawatannya?

1.3 Tujuan Penulisan 1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum 1.3.1 Tujuan Umum

Berdasarkan dari pembahasan diatas, Mahasiswa mampu mengerti dan memahami konsep dasar Berdasarkan dari pembahasan diatas, Mahasiswa mampu mengerti dan memahami konsep dasar Tetralogi of fallot dan proses asuhan keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi.

Tetralogi of fallot dan proses asuhan keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi.

1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu mengerti dan memahami: Mahasiswa mampu mengerti dan memahami: a. Pengertian tetralogi of fallot

a. Pengertian tetralogi of fallot  b. Prevalensi tertalogi of fallot  b. Prevalensi tertalogi of fallot

c. Manifestasi klinis tetralogi of fallot c. Manifestasi klinis tetralogi of fallot d. Patofisiologi tetralogi of fallot d. Patofisiologi tetralogi of fallot e. Komplikasi tetralogi of fallot e. Komplikasi tetralogi of fallot

f. Pemeriksaan Diagnostik tetralogi of fallot f. Pemeriksaan Diagnostik tetralogi of fallot g.Penatalaksanaan tetralogi of fallot

g.Penatalaksanaan tetralogi of fallot h. Proses asuhan keperawatan

h. Proses asuhan keperawatan

1.4 Manfaat 1.4 Manfaat 1.4.1

1.4.1 Bagi Bagi KeluargaKeluarga

Makalah ini sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam Makalah ini sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam menjalankan tugas keluarga dalam bidang kesehatan untuk memberikan dukungan kepada menjalankan tugas keluarga dalam bidang kesehatan untuk memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan tentang tetralogi of fallot.

anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan tentang tetralogi of fallot.

1.4.2

1.4.2 Bagi Bagi MahasiswaMahasiswa

Makalah ini berguna dalam menambah wawasan dan pengalaman untuk meningkatkan Makalah ini berguna dalam menambah wawasan dan pengalaman untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan asuhan keperawatan, khususnya tentang tetralogi of fallot.

(3)

1.2 Rumusan Masalah 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari pembahasan dapat disimpulkan rumusan masalah diatas adalah Apakah konsep Berdasarkan dari pembahasan dapat disimpulkan rumusan masalah diatas adalah Apakah konsep dasar dari tetralogi of fallot dan proses keperawatannya?

dasar dari tetralogi of fallot dan proses keperawatannya?

1.3 Tujuan Penulisan 1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum 1.3.1 Tujuan Umum

Berdasarkan dari pembahasan diatas, Mahasiswa mampu mengerti dan memahami konsep dasar Berdasarkan dari pembahasan diatas, Mahasiswa mampu mengerti dan memahami konsep dasar Tetralogi of fallot dan proses asuhan keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi.

Tetralogi of fallot dan proses asuhan keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi.

1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu mengerti dan memahami: Mahasiswa mampu mengerti dan memahami: a. Pengertian tetralogi of fallot

a. Pengertian tetralogi of fallot  b. Prevalensi tertalogi of fallot  b. Prevalensi tertalogi of fallot

c. Manifestasi klinis tetralogi of fallot c. Manifestasi klinis tetralogi of fallot d. Patofisiologi tetralogi of fallot d. Patofisiologi tetralogi of fallot e. Komplikasi tetralogi of fallot e. Komplikasi tetralogi of fallot

f. Pemeriksaan Diagnostik tetralogi of fallot f. Pemeriksaan Diagnostik tetralogi of fallot g.Penatalaksanaan tetralogi of fallot

g.Penatalaksanaan tetralogi of fallot h. Proses asuhan keperawatan

h. Proses asuhan keperawatan

1.4 Manfaat 1.4 Manfaat 1.4.1

1.4.1 Bagi Bagi KeluargaKeluarga

Makalah ini sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam Makalah ini sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam menjalankan tugas keluarga dalam bidang kesehatan untuk memberikan dukungan kepada menjalankan tugas keluarga dalam bidang kesehatan untuk memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan tentang tetralogi of fallot.

anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan tentang tetralogi of fallot.

1.4.2

1.4.2 Bagi Bagi MahasiswaMahasiswa

Makalah ini berguna dalam menambah wawasan dan pengalaman untuk meningkatkan Makalah ini berguna dalam menambah wawasan dan pengalaman untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan asuhan keperawatan, khususnya tentang tetralogi of fallot.

(4)

1.4.3

1.4.3 Bagi Bagi Ilmu Ilmu KeperawatanKeperawatan

Diharapkan berguna dalam pengembangan pelayanan kesehatan anak dan meningkatkan Diharapkan berguna dalam pengembangan pelayanan kesehatan anak dan meningkatkan derajat kesehatan dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat , terutama pada anak derajat kesehatan dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat , terutama pada anak yang mengalami tetralogi of fallot.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Tetralogi Of Fallot 2.1.1 Pengertian

Tetralogi of fallot(TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel,stenosis polmunal, overiding aorta dan hipertrofi ventrikel kanan .

Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis  polmunal dari sangat ringan sampai sangat berat ,stenosi polmunal bersifat progresif,makin lama

makin berat. (C.Markum ,1992 )

2.1.2 Etiologi

Pada sebagaian besar kasus,penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara  pasti.Diduga karena adanya factor endogen dan eksogen.Faktor-faktor antara lain :

Faktor Endogen

a. Berbagai jenis penyakit genetic kelainan kromosom

 b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan

c. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes mellitus,hipertensi,penyakit jantung atau kelainan bawaan.

Faktor Eksogen

a.Riwayat kehamilan ibu:sebelum ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter.(thalidomide, doxtroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu)

 b.Ibu menderita penyakit infeksi (Rubella) c.Radiasi pada sinar X

2.1.3 Prevalensi

Tetralogi of fallot merupakan penyakit jantung bawaan sianotik yang paling banyak ditemukan,yakni merupakan lebih kurang 10% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Setelah umur 1 tahun maka tertalogi of fallot merupakan penyakit jantung bawaan sianotik yang paling

(6)

sering ditemukan.Keadaan ini juga ditemukan diklinik RS. Soetomo dan RSCM sebagian besar  pasien tetralogi of fallot didapatkan diatas usia 5 tahun dan prevalensinya menurun setelah umur

10 tahun selama minggu pertama.

Tetralogi of fallot merupakan bentuk penyakit jantung yang menyebabkan sianosi,sembilan persen bayi ditemukan dengan penyakit jantung berat pada umur tahun pertama menderita tetralogi of fallot.

2.1.4 Manifestasi Klinik 

 Sianosis

Obstruksi aliran darah keluar ventrikel kanan→hipertrofi intudikulum meningkat→obstuksi meningkat disertai pertumbuhan yamg semakin meningkat→sianosis

 Dispnea

Terjadi bila penderita melakukan aktivitas fisik

 Serangan-serangan dispnea paraksinal (serangan-serangan anoksia baru)semakin bertambah usia

,sianosis bertambah berat →umum pada pagi hari.

 Keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan gangguan pada pertambahan tinggi

 badan terutama pada anak ,keadaan gizi kurang dari kebutuhan normal.Pertumbuhan otot-otot dari jaringan subcutan terlihat kendor dan lunak,masa pubertas terlambat

 Denyut pembuluh darah normal

Jantung biasanya dalam ukuran normal,apeks jantung jelas terlihat,suatu getaran sistolis dapat dirasakan disepanjang tepi kiri tulanhg dada ,pada celah parasternal 3 dan 4

 Bising sistolik

Terdengar keras dan kasar,dapat menyebar luas,tetapi intensitas terbesar pada tepi kiri tulang dada.

2.1.5 Patofisiologi

Tetralogi Fallot adalah defek jantung sianotik congenital yang terdiri dari 4 defek structural: (1)) defek septum ventricular,(2)stenosis pulmoner, dapat berupa infundubular,valvular,supravalvular,atau kombinasi,yang menyebabkan obstruksi aliran darah ke dalam arteri pulmuner. (3) hypertrofi ventrikel kanan dan (4)berbagai derajat penolakan aorta. Defek septum ventricular rata –  rata besar. Pada pasien dengan tetralogi fallot,diameter aortanya

(7)

lebih besar dari normal sedangkan diameter arteri pulmonalnya lebih kecil dari normal. Gagal  jantung kongestif jarang terjadi karena tekanan kedalam ventrikel kiri dan kanan sama besar akibat defek septum tersebut. Masalah utama dari gangguan ini adalah hypoksia. Derajat sianosis  berhubungan dengan beratnya obstruksi anatomic terhadap aliran darah dari ventrikel kanan ke

dalam arteri pulmoner,selain dengan status fisiologik anak tersebut.

Kebanyakan anak dengan Tetralogi Fallot dicalonkan untuk menjalani bedah jantung,yang umumnya dilakukan ketika anak berusia 1 –  4 tahun. Prosedur pirau dapat dilakukan sebelum koreksi total sebagai tindakan paliatif untuk mengoreksi hipoksia akibat aliran pulmonal yang tidak adekuat. Blalock –  Taussig dan wasterston –  cooley adalah contoh prosedur pirau. Koreksi dengan pembedahan diindikasikan bagi anak dengan hypoksia dan polisitemia berat ( hematokrit lebih dari 60% ). Resiko bedah berkaitan dengan diameter arteri pulmoner, risiko tersebut akan kurang dari 10 % jika diameter arteri pulmoner paling sedikit sepertiga diameter aorta.

2.1.6 Komplikasi

 Endokarditis infektif  Regurtasi aorta  Batu Empedu  Abses otak

 Kecelakaan vascular otak

 Masala system saraf sentral lain  Skoliosis

 Penyakit vascular polmonal obstruksi

2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik 

1. Elektro kardiografi

Tampak deviasi ke kanan dan hipertrofi ventrikel kanan ,kadang disertai hipertrofi atrium kanan. 2. Ekokardiogram

Tampak defek septum ventrikel jenis perimbranous dengan overriding aorta kurang lebih 50% dan penebalan infudibulum ventrikel kanan

(8)

Gambaran pembuluh darah paru berkurang (oligemia )dan konfigurasi jantung yang seperti sepatu boot (boot shape )

4. Katerisasi jantung dan Angiokardium

Katerisasi jantung ini dilakukan untuk menilai arteri polmunalis dengan cabang-cabangnya,anomaly arteri koroner baik asal maupun jalanya dan defek septum ventrikel tambahan belum ada.

5. Pemeriksaan Laboratorium

Di temukan adanya peningkatanhemoglobin dan hematrokit (HT) akibat saturasi oksigen yang rendah.Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematrokit antara 50-56 %.Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondoksida (PCO2) Penurunan tekanan parsial oksigen (PO2 ) dan penurunan PH .Pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin nenderita defiensi besi.

2.1.8 Penatalaksanaan

1. Posisi lutut kedada agar aliran keparu bertambah

2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg sc,IM atau IV menekan pusat pernafasaan dan mengatasi takipneu

3. Birkabonas natrikus 1 Meg/kg BB IV untuk mengatasi asidosis.

4. Oksigen dapat diberikan,walaupun pemberian disins tidak begitu tepat karena permasalahan  bukan karena kekurangan oksigen tetapi karena aliran darah keparu menurun.Dengan usaha

diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea.Sianosis berkurang dan anak menjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian .

5. Propanolol 10,01-0,25 Mg/Kg BB IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga serangan dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit ,dosis awal bolus diberikan separuhnya bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya

6. Ketamin 1-3 Mg/BB (rata-rata 2,2 Mg Kg)IV perlahan obat ini bekerja meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative

7. Penambahan volume cairan tubuh dengan infuse cairan dapat efektif dalam penanganan serangan sianotik .Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung ,sehingga aliran keparu bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen keseluruh tubuh juga meningkat.

(9)

Selanjutnya lakukan:

Pumonal oval 2-4 Mg/Kg hari dapat digunakan untuk serangan sianotik bila ada defisiensi zat besi segera diatasi hindari dehidrasi.

2.1.9 Prognosis

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa prognosis pasien tetralogi of fallot tanpa operasi adalah tidak baik, meskipun hal ini tergantung pada bratnya polmunal dan terbentuknya sirkulasi kolateral. Pasien dengan dispnea deffort jarang bertahan sampai besar.Pasien tetralogi of fallot derajat sedang dapat bertahan sampai umur 15 tahun dan hanya sebagian kecil yang dapat hidup sampai decade ke tiga.

(10)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Data yang umum pada pasien dengan tetralogi of fallot adalah:

a. Cyanosis menyeluruh atau pada membrane mokosa bibir ,lidah ,konjungtifa ,sianosis juga timbul pada saat menangis atau tegang ,berendam dalam air →dapat perifer atau sentral.

 b. Dispnea biasanya menyertai aktifitas makan,menangis atau tegang/stress c. Kelemahan ,umum pada kaki.

d. Pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai dengan usia. e. Digital Clubing

f. Sakit kepala g. Epistaksis

3.2 Diagnosa Keperawatan

1)

Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung

2)

Intoleran aktivitas b/d ketdak seimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh

3)

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat,kebutuhan nutrisi  jaringan tubuh

4) Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat

3.3 Rencana tindakan keperawatan

DX Kep 1 :Resiko penurunan cardiac output b/d adnya kelainan structural jantung. Tujuan : Penurunan cardiac output tidak terjadi

Kriteria Hasil : tanda vital dalam batas yang dapat diterima ,bebas gejala gagal  jantung,melaporkan penurunan

(11)

Intervensi Rasional Kaji frekuensi nadi, RR, TD secarateratur

sekap 4 jam .

Cata bunyi jantung.

Kaji perubahan warna kulit terhadap sionis dan pucat.

Pantau Intake dan Output setiap 24 jam.

Batasi aktivitas secara adekuat.

Berikan kondisi psikologis linkungan yang tenang.

Memonitor adanya perubahan sirkulasi  jantung sedini mungkin.

Mengetahui adanya perubahan irama  jantung.

Pucat menunjukkan adanya peperusi  perifer terhadap tidak adekuatnya jantung.

Sianosis terjadi sebagai akibat adanya obstruksi aliran darah pada Vertikal .

Ginjal berespon untuk menurunkan curah  jantung dengan menahan produksi cairan

dan natrium.

Stres emosi menghasilkan vasokontriksi yang meningkatkan TD meningkatkan kerja jantung

.

DX Kep 2: Intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh

Tujuan :Pasien akan menunjukkan keseimbangan energi yang adekuat Kriteria hasil :Pasien dapat mengikuti aktivitas sesuai kemampuan ,istirahat tidur tercukupi

(12)

Dx Kep 3: Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat,kebutuhan nutrisi jaringan tubuh,isolasi social

Tujuan :Pertumbuhan dan perkembangan dapat mengikuti kurca tumbuh kembang sesuai dengan usia.

o Ikuti pola istirahat pasien ,hindari pemberian

intervensi pada saat istirahat

o Lakukan perawatan dengan cepat,hindari

 pengeluaran energi berlebih dari pasien

o Bantu pasien memilih kegiatan yang tidak

melelahkan

o Hindari perubahan suhu lingkungan yang mendadak

o Kurangi kecemasan pasien dengan memberi

 penjelasan yang dibutuhkan pasien dan keluarga

o Respon perubahan keadaan psikologis

(menangis,murung) dengan baik

o Menghindari gangguan pada istirahat tidu

sehingga kebutuhan energi dan dibatasi y  pentung

o Meningkatkan kebutuhan isrirahat pasien

kegiatan yang melelahkan dan meningkat

o Perubahan suhu lingkungan yang mendad

merangsang kebutuhan akan oksigen yang meningkat

o Kecemasan meningkatkan respon psikolo

merangsang peningkatan kortisol dan me suplai O2

o Stres dan kecemasan berpengaruh terhada

(13)

Kritera hasil :Pasien dapat mengikui tahap pertumbuhan dan perkembang yang sesuai dengan usia,pasien terbebas dari isolasi social

Dx Kep 4: Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat Tujuan: :Infeksi tidak terjadi

Kritera hasil :Bebas dari tanda-tanda infeksi

Intervensi Rasional

Sediakan kebutuhan nutrisi adekuat

Monitor BB/TB buat catatan khusus sebagai monitor

Kolaborasi intake Fe dalam nutrisi

Menunjang kebutuhan nutrisi pada masa pertumb  perkembangan serta meningkatkan daya tahan tu

Sebagai monitor terhadap pertumbuhan dan keada  pasien selama dirawat

Mencegah terjadinya anemia sedini mungkin akib  penurunan kardiak output

(14)

Kaji tanda vital dan tanda-tanda infeksi umum lainya

Hindari kontak dengan sumber-sumber infeksi

Sediakan waktu istirahat yang adekuat

Sediakan kebutuhan nutrisi yang adekuat sesuau kebutuhan

Monitor gejalaa dan tanda infeksi sedini mungkin

Menghindari pasien dari kemungkinan terkena infek  sumber yang dapat dihindari

Isrirahat adekuat membantu meningkatkan keadaan  pasien

(15)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Tetralogi of fallot merupakan suatu kelainan jantung bawaan dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan 4 hal tang abnormal, meliputi defek septum ventrukel ,stenosis  polmunal,avveridding aorta dan hipertrofi

Pada sebagaian besar kasus penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti diduga adnya factor enfogen

Manifestasi klinis dari tetralogi of fallot adalah dispnea ,ianotik seranga-serangga disonea (serangan-erangan) anoksia baru) ketrlambatan dalam pertumbuhan denyut pembulud darah normal dan bising sistolik

Patofisiologi

Pengembalian vena sistemik ke atrium kanan dan ventrikel kanan berlangsung normal. Ketika ventrikel kanan menguncup, dan menghadapi stenosis pulmonalis, maka darah akan dipintaskan melewati cacat septum ventrikel tersebut ke dalam aorta. Akibatnya terjadi ketidak jenuhan darah arteri dan sianosis menetap. Aliran darah paru paru, jika dibatasi hebat oleh obstruksi aliran keluar ventrikel kanan, dapat memperoleh pertambahan dari sirkulasi kolateral bronkus dan kadang dari duktus arteriosus menetap

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung

2. Intoleran aktivitas b/d ketdak seimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh

3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat,kebutuhan nutrisi  jaringan tubuh

4. Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat

4.2 Saran

Mahasiswa diharapkan bisa mengembangkan konsep dasar dari tetralogi of Fallot dan  bisa memberikan asuhan keperawatannya. Semoga makalah ini bisa menjadi bahan untuk  pengembangan tugas selanjutnya bagi para pembaca

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3. Jakarta; EGC Fyler, Donald C. 1996. Kardiologi Anak Nadas. Yogyakata: Gajah Mada University Press

 Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan Anak ,Jakarta, EGC  Ngastiah.1997. Perawatan Anak Sakit . Jakarta:EGC

Wahab, A. Samik. 2003. Penyakit Jantung Anak . Jakarta: EGC

ASKEP TETRALOGI OF FALLOT (TOF)

I. KONSEP PENYAKIT I.1. PENGERTIAN

Tetralogi Fallot (TOF)  adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama  besar dengan lubang aorta (Harianto, 1994). Sebagai konsekuensinya didapatkan adanya empat

kelainan anatomi sebagai berikut :

 Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga ventrikel

 Stenosis pulmonal  terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan

menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan penyempitan

 Aorta overriding  dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri mengangkang sekat

 bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan

 Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan tekanan di

ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal

Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.

Jadi tetralogi of fallot adalah kombinasi dari obstruksi aliran ke luar dari bilik kanan ( stenosis pulmonal ),  Defek Septum Ventrikel (VSD), aorta overriding , dan hipertrofi ventrikel kanan.

(17)

I.2. ETIOLOGI

Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara  pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor – faktor tersebut antara lain :

1. Faktor endogen

- Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom

- Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan

- Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit  jantung atau kelainan bawaan

2. Faktor eksogen

- Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu)

- Ibu menderita penyakit infeksi : rubella - Pajanan terhadap sinar -X

Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogentersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir  bulan kedua kehamilan, oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung  janin sudah selesai.

I.3. MANIFESTASI KLINIK (Nelson, 1992; 726)

 Sianosis, satu dari manifestasi-manifestasi tetralogi yang paling nyata, mungkin tidak

ditemukan pada waktu lahir. Obstruksi aliran keluar ventrikel kanan mungkin tidak berat dan  bayi tersebut mungkin mempunyai pintasan dari kiri ke kanan yang besar, bahkan mungkin

terdapat suatu gagal jantung kongesif.

 Dispneu terjadi bila  penderita melakukan aktifitas fisik. Bayi-bayi dan anak-anak yang mulai

 belajar bejalan akan bermain aktif untuk waktu singkat kemudian akan duduk atau berbaring. Anak- anak yang lebih besar mungkin mampu berjalan sejauh kurang lebih satu blok, sebelum  berhenti untuk beristirahat. Derajat kerusakan yang dialami jantung penderita tercermin oleh

(18)

intensitas sianosis yang terjadi. Secara khas anak-anak akan mengambil sikap berjongkok untuk meringankan dan menghilangkan dispneu yang terjadi akibat dari aktifitas fisik, biasanya anak tersebut dapat melanjutkan aktifitasnya kembali dalam beberapa menit.

 Serangan-serangan dispneu paroksimal (serangan- serangan anoksia “biru”)  terutama

merupakan masalah selama 2 tahun pertama kehidupan penderita. Bayi tersebut menjadi dispneis dan gelisah, sianosis yang terjadi bertambah hebat, pendertita mulai sulit bernapas. Serangan-serangan demikian paling sering terjadi pada pagi hari.

 Pertumbuhan dan perkembangan  yang tidak tumbuh dan berkembang secara tidak

normaldapat mengalami keterlambatan pada tetralogi Fallot berat yang tidak diobati. Tinggi  badan dan keadaan gizi biasanya berada di bawah rata-rataserta otot-otot dari jaringan subkutan

terlihat kendur dan lunak dan masa pubertas juga terlambat.

 Biasanya denyut pembuluh darah normal, seperti halnya tekanan darah arteri dan vena.

Hemitoraks kiri depan dapat menonjol ke depan. Jantung biasanya mempunyai ukuran normal dan impuls apeks tampak jelas. Suatu gerakan sistolis dapat dirasakan pada 50% kasus sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal ke-3 dan ke-4.

 Bising sistolik   yang ditemukan seringkali terdengar keras dan kasar, bising tersebut dapat

menyebar luas, tetapi paling besar intensitasnya pada tepi kiri tulang dada. Bising sistolik terjadi di atas lintasan aliran keluar ventrikel kanan serta cenderung kurang menonjol pada obstruksi  berat dan pintasan dari kanan ke kiri. Bunyi jantung ke-2 terdengar tunggal dan ditimbulkan oleh  penutupan katup aorta. Bising sistolik tersebut jarang diikuti oleh bising diastolis, bising yang terus menerus ini dapat terdengar pada setiap bagian dada, baik di anterior maupun posterior,  bising tersebut dihasilkan oleh pembuluh- pembuluh darah koleteral bronkus yang melebar atau

terkadang oleh suatu duktus arteriosus menetap.

I.4. KOMPLIKASI (Nelson, 1992; 731)

 Trombosis serebri

Biasanya terjadi dalam vene serebrum atau sinus duralis, dan terkadang dalam arteri serebrum, lebih sering ditemukan pada polisitemia hebat. juga dapat dibangkitkan oleh dehidrasi. trombosis lebih sering ditemukan pada usia di bawah 2 tahun. pada penderita ini paling sering mengalami anemia defisiensi besi dengan kadar hemoglobin dan hematokrit dalam batas-batas normal.

(19)

Biasanya penderita penyakit ini telah mencapai usia di atas 2 tahun. Awitan penyakit sering  berlangsung tersembunyi disertai demam berderajat rendah. mungkin ditemukan nyeri tekan

setempat pada kranium, dan laju endap darah merah serta hitung jenis leukosit dapat meningkat. dapat terjadi serangan-serangan seperti epilepsi, tanda-tanda neurologis yang terlokalisasi tergantung dari tempat dan ukuran abses tersebut.

 Endokarditis bakterialis

terjadi pada penderita yang tidak mengalami pembedahan, tetapi lebih sering ditemukan pada anak dengan prosedur pembuatan pintasan selama masa bayi.

 Gagal jantung kongestif

dapat terjadi pada bayi dengan atresia paru dan aliran darah kolateral yang besar. keadaan ini, hampir tanpa pengecualian, akan mengalami penurunan selama bulan pertama kehidupan dan  penderita menjadi sianotis akibat sirkulasi paru yang menurun.

 hipoksia

keadaan kekurangan oksigen dalam jaringan akibat dari stenosis pulmonal sehingga menyebabkan aliran darah dalam paru menurun.

I.5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan Laboratorium 1. Darah

Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. 2. BGA

 Nilai BGAmenunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tek anan  parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin

menderita defisiensi besi 3. Analisa Gas Darah

PCV meningkat. PCV lebih besar 65%, dapat menimbulkan kelainan koagulasi : waktu  perdarahan memanjang, fragilitas kapiler meningkat, umur trombosit yang abnormal.

4. Desaturasi darah arterial.

5. Anemia hipokrom mikrositer (karena defisiensi besi).

(20)

- Jantung tidak membesar

- Arkus aorta disebelah kanan (25%) - Aorta asendens melebar

- Konus pulmonalis cekung - Apeks terangkat

- Vaskularitas paru berkurang - Jantung berbentuk sepatu

c. EKG

Defisiasi sumbu QRS ke kanan (RAD) hipertrofi ventrikel kanan (RVH): gelombang P diantara II sering tinggi.

d. Ekokardiogram - Overiding aorta

- Defect septum ventrikel

- Jalan keluar ventrikel kanan menyempit. e. Kateterisasi

Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan  pulmonalis normal atau rendah.

I.6. PENATALAKSANAAN

Kebanyakan anak dengan tetralogi fallot direncanakan untuk menjalani bedah jantung, namun indikasi untuk koreksi total versus penanganan paliatif bergantung pada kebijakan ahli bedah.

a. Penatalaksanaan medis

 Pada anemia relatif dapat diberi preparat besi  Jaga hygiene gigi geligi

 Pada tindakan pembedahan ringan atau pencabutan gigi perlu diberi propilaksis terhadap

(21)

 Hindari keadaan dehidrasi, misalnya pada gastroenteritis  Pada perdarahan beri transfusi darah

 Pada serangan hipoksia :

Posisi “Knee-chest’

Beri zat oksigen (5-8 l/mn)

Propanolol 0,1 mg/kg BB sebagai suntikan bonus, diteruskan dengan dosis 1 mg/kg BB peroral tiap 6 jam

Bila terdapat asidosis beri Nabik. 1 mEq/kg IV Bila terdapat hipoglikemia beri dekstrosa

Bila Hb <15 gm/100 ml : transfusi darah (5 ml/kg)

 b. Penatalaksanaan pembedahan

 Pembedahan paliatif

Dengan suatau shunt procedure diharapkan paru akan mendapat darah lebih banyak dan sianosis akan menghilang.

Cara :

 Prosedur Blalock –  Taussig : Anastomosis antara arteri sistemik (A. subklavia, A. karotis) dengan arteri pulmonalis proksimal yang ipsilateral.

Arteri subklavia yang berhadapan dengan sisi lengkung aorta diikat, dibelah dan dianastomosiskan ke arteri pulmonal kotralateral. Keuntungan pirau ini adalah membuat pirau yang sangat kecil, yang tumbuh bersama anak, dan mudah mengangkatnya selama perbaikan definitive. Prosedur ini memakai bahan prostetik, umumnya politetrafluoroetilen. Dengan pirau ini , ukurannya dapat lebih dikendalikan, dan lebih mudah pada saat anak masih muda.

Konsekuensi hemodinamik dari pirau Blalock-Taussig adalah untuk memungkinkan darah sistemik memasuki sirkulasi pulmonal melalui arteri subklavia, yang meningkatkan aliran darah  pulmonal dengan tekanan rendah dan menghindari kongesti paru. Aliran darah ini

memungkinkan stabilisasi, meningkatkan status jantung dan paru sampai anak tersebut cukup  besar untuk menghadapi pembedahan korektif dengan aman.

 Prosedur Waterson : Anastomosis antara aorta asendens dengan arteri pulmonalis kanan. Indikasi :

(22)

Tindakan ini dilakukan apabila koreksi total tidak atau belum dimungkinkan (misalnya pada hipoplasia arteri pulmonalis atau pada bayi). dengan prosedur ini diharapkan arteri pulmonalis dapat berkembang.

 Bedah kolektif.

Tindakan ini terdiri dari :

 Penutupan defek septum ventrikel  Reteksi infundibulum

 Valvulotomi untuk stenosis pulmonal

III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

III.1 PENGKAJIAN 1. Biodata

-

Anak

  Nama

 Umur

Menjelang usia 2-3 bulan pembentukan jari-jari tabuh pada tangan dan kaki akan tampak. Pada usia tahun pertama, sianosis akan terjadi dan nampak paling menonjol. biasanya muncul pada umur 5 tahun ke atas.

 Jenis kelamin

-

Orangtua

  Nama ibu

 Umur

 Pendidikan

Pendidikan yang rendah pada orangtua mengakibatkan kurangnya pengetahuan terhadap  penyakit anak.

(23)

 Pekerjaan

Biasanya ibu hamil yang bekerja di pabrik-pabrik kimia cernderung mempengaruhi kesehatan anak dalam kandungan.

2. Keluhan

Menanyakan dan melihat keluhan apa saja yang diungkapkan pasien atau orangtua pasien, baik secara verbal maupun nonverbal.

Keluhan utama tidak selalu merupakan keluhan yang pertama disampaikan. Tetapi keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat.

3. Riwayat kehamilan ibu

Ditanyakan keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya penyakit, serta apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Melakukan pemeriksaan kehamilan atau tidak, bila ya berapa kali seminggu dan kepada siapa (dukun, bidan atau dokter), obat-obat yang diminum pada trisemester pertama. Infeksi beberapa jenis virus, misalnya virus Toksoplasma, Rubela, Cytomegalovirus dan HerpeS simpleks, maupun HIV (TORCH ). (Abdul, 2000; 13).

4. Riwayat penyakit sekarang

Mengumpulkan data kronologi/ awal terjadinya penyakit. Pada penderita TF, biasanya diawali dengan gejala sianosis, dispneu, pertumbuhan dan perkembangan abnormal, bising sistolik, dan murmur.

5. Riwayat penyakit dahulu

Penyakit TF diderita oleh anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan, adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti ; DM, hipertensi,kelainan bawaan jantung, ibu menderita penyakit infeksi rubella, atau pajanan terhadap sinar X.

(24)

Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan  peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit. Tinggi badan dan keadaan gizi biasanya berada di bawah rata-rataserta otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak dan masa pubertas juga terlambat.

7. Data psikososial

Mekanisme koping anak/ keluarga, Pengalaman hospitalisasi sebelumnya.

8. Pemenuhan kebutuhan dasar (di rumah dan di Rumah Sakit)

-

 Nutrisi, cairan dan elektrolit

Pada bayi perlu diketahui susu apa yang diberikan : air susu ibu (ASI) atau pengganti air susu ibu (PASI), ataukah keduanya. Bila ASI apakah diberikan secara eksklusif atau tidak. (Abdul, 2000; 13).

-

Hygene perseorangan

 bagaimana cara perawatan diri pada anak khususnya pada gigi geligi.

-

Eliminasi

Biasanya pada penderita tetralogi fallot terjadi penurunan halua ran urine.

-

Aktivitas dan istirahat tidur

Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.

9. Pemeriksaan fisik

-

Keadaan umum

(25)

  Nadi : laju nadi pada TF biasanya bradikardia, iramanya disritmia pada keadaan ini denyut nadi

teraba lebih cepat pada waktu inspirasi dan lebih lambat pada waktu ekspirasi. (abdul, 2007; 27)

 Tekanan darah : tekanan darah biasanya menurun karena akibat dari sirkulasi udara yang

mengalami hambatan oleh hipertrofi ventrikel kanan.

 Pernapasan : pada penderita TF anak akan mengalami dispneu bila melakukan aktivitas fisik,

yang dapat disertai juga sianosis dan takipneu. perlu diperhatikan apakah distres terjadi terutama  pada inspirasi atau ekspirasi. (abdul, 2007; 31)

 Suhu : pada TF normal (36oC-37,5oC)

-

Berat badan : pada bayi TF usia 9 bulan berat badan tidak mengalami pertumbuhan.

-

Pemeriksaan persistem :

1. B1 (breathing)

Karena terjadinya percampuran darah kaya O2 dan CO2, terjadi penurunan curah jantung yang menyebabkan perfusi jaringan keseluruh tubuh berkurang sehingga mengakibatkan anak mengalami gangguan pertukaran gas.

2. B2 (blood)

-

karakteristik bunyi dan bising jantung pada TF mirip dengan bunyi dan bising jantung pada

stenosis pulmonal tetapi makin berat stenosisnya makin lemah bising yang terdengar karena lebih banyak dialihkan ke ventrikel kiri dan aorta daripada ke arteri pulmonalis. Pada TF dapat terdengar klik sistolik akibat dilatasi aorta. (abdul, 2007; 89)

-

Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras.

-

Terdengar bunyi murmur pada batas kiri sternum tengah sampai bawah.

(26)

-

Periksa GCS pasien (noormal 4-5-6). Hal tersebut dilakukan untuk menentukan tingkat

kesadaran pasien karena pada TF O2 ke otak berkurang dan akan terjadi penurunan kesadaran sehingga mengakibatkan resiko cedera.

4. B4 (bladder)

-

Periksa haluaran urine pasien, haluaran urin biasanya berkurang karena perfusi O2 ke jaringan

 berkurang termasuk ke arteri renalis.

5. B5 (bowel)

-

Kaji kebutuhan nutrisi pasien. Biasanya pada penderita TF, kebutuhan nutrisi berkurang

dikarenakan O2 yang ke sistem jaringan berkuang sehingga saat anak melakukan aktivitas (menetek, berjalan) akan mudah lelah sehingga nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang.

6. B6 (bone)

-

Pada penderita TF anak- anak yang lebih besar mungkin mampu berjalan sejauh kurang lebih

satu blok, sebelum berhenti untuk beristirahat. Derajat kerusakan yang dialami jantung penderita tercermin oleh intensitas sianosis yang terjadi. Secara khas anak-anak akan mengambil sikap  berjongkok untuk meringankan dan menghilangkan dispneu yang terjadi akibat dari aktifitas

fisik, biasanya anak tersebut dapat melanjutkan aktifitasnya kembali dalam beberapa menit.

III.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

 NO DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.

2.

Gangguan pola napas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan sekunder akibat kondisi yang melemah.

(27)

3.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

IIII.3 INTERVENSI

1. Gangguan pola napas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan sekunder akibat kondisi yang melemah.

Tujuan : Pasien mampu berpola nafas kembali secara efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam dengan kriteria hasil :

-

Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan

-

Ekspansi dada maksimal

-

Bunyi napas tambahan tidak ada

-

 Napas pendek tidak ada

Intervensi :

 Pantau adanya pucat dan sianosis

R/ memungkinkan untuk mencegah terjadinya sianosis lebih awal.

 Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk meningkatkan pola

 pernapasan.

R/ memudahkan ekspansi paru. Kolaborasi :

 Pertahankan O2 selalu adekuat dengan kanul atau masker.

R/ terpenuhinya kebutuhan O2 pada jaringan. Observasi :

 Kaji pernafasan setiap 2 sampai 4 jam (kedalaman, irama, frekuensi, penggunaan otot

 pernafasan).

R/ mengetahui adanya ketidak efektifan jalan nafas.

(28)

tujuan : Pasien menunjukan peningkatan berat badan setelah dilakukan perawatan selama ...x24jam dengan kriteria hasil :

-  peningkatan berat badan

- nafsu makan bertambah (ASI/PASI) - dispneu (-)

Intervensi :

 menjelaskan kepada orangtua mengenai tindakan yang akan dilakukan

R/ agar adanya kerjasama antara perawat dengan orangtua pasien dalam proses penyembuhan.

 auskultasi bunyi usus

R/ penurunan/hipoaktif bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster dan konstipasi yang  berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan, penurunan aktifitas, dan hipoksemia

Kolaborasi :

 kaji pemeriksaan laboratorium.

R/ mengevaluasi/ mengatasi kekurangan dan mengawasi keefektifan terapi nutrisi Observasi :

  pertahankan jadwal penimbangan berat badan teratur

R/ memberikan catatn lanjut penurunan/ peningkatan berat badan yang akurat

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

tujuan : Pasien menunjukan peningkatan toleransi terhadap aktifitas dalam waktu....x24 jam dengan kriteria hasil :

- dispnea(-) - kelemahan (-) - TTV: TD : 90/70 mmHg  Nadi 120-140x/menit RR: 35 x/mnt Intervensi :

(29)

R/ keluarga mengerti pentingnya pemenuhan kebutuhan aktifitas

 kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen nasal 2liter/jam

R/ memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran gas

 Observasi ada tidaknya sianosis pada jaringan hangat.

R/ menunjukkan hipoksemia siskemik.

DAFTAR PUSTAKA

  Lynn Betz Cecily dan A. Sowden Linda. Buku saku keperawatan pediatri, Edisi 5; Jakarta,

2004. Penerbit Buku Kedokteran ECG.

 Wong Donna L, dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatri, Edisi 6 vol 2; Jakarta, 2009. Penerbit

 Buku Kedokteran ECG.

  Harianto, Agus, dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi; Surabaya, 1994. Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga.

  Doenges E Marilynn. Rencana Asuhan Keperawatan; Jakarta, 1993. Penerbit Buku Kedokteran

 ECG.

(30)
(31)

Referensi

Dokumen terkait

Otitis media akut (OMA) merupakan salah satu penyakit infeksi pada telinga tengah yang paling sering menyerang anak-anak usia dibawah 5 tahun.. Penggunaan dot

penyakit kronik yang mana salah satu dari penyakit kronik tersebut adalah.. penyakit jantung dan salah satu penyakit jantung yang berperan aktif

Patofisiologi Kelainan Kongenital pada sistem cardiovascular dan asuhan keperawatan pada anak : PDA, VSD, Tetralogi of Fallot dan dampaknya terhadap pemenuhan

Patofisiologi kelainan kongenital pada sistem cardiovaskuler dan asuhan keperawatan pada anak: Paten Ductus Arteriosus (PDA), ventrikel Septal Defect (VSD), Tetralogi of

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel

Tujuan penulisan dari makalah ini untuk memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah keperawatan anak dan membantu mahasiswa dan pembaca untuk memahami

Askariasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides terutama terjadi pada anak-anak. Salah satu upaya penanggulangan askariasis yang

Bagian penunjang medis meliputi poli UGD Medik, poli UGD Bedah, poli Anak, poli penyakit dalam, poli penyakit kandungan dan kebidanan, poli penya- kit jantung, poll THT, poli penyakit