35 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan waktu Penelitian
a.Tempat penelitian
Tempat Penelitian dilaksanakannya kegiatan ini mengambil lokasi yang akan di teliti yaitu dikelas 5 SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Pada semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013.
b.Waktu penelitian
Kegiatan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 ini membutuhkan waktu selama 4 bulan dan pelaksanaan kegiatan dalam proses pembelajaraan selama 2 minggu dalam 4 kali pertemuan dimana dalam perancangan perencanaan siklus 1 dalam 1 minggu 2 kali pertemuan dan pada siklus 2 dalam 1 minggu 2 kali pertemuan. Waktu kegiatan pelaksanaan penelitian ini adalah dimulai pada bulan Maret - April 2012/2013. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan disajikan pada tabel dibawah ini sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013
No. Jenis Kegiatan Waktu
Februari Maret April Mei
Persiapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 a. Penulisan proposal b. Penyusunan instrumen 2 Pelaksanaan a. Pelaksanaan siklus 1
36 b. Pelaksan aan siklus 2 c. Analisis data 3 Pelaporan.
Pada tabel jadwal penelitian diatas, dapat dilihat jangka waktu penelitian. Penelitian dilakukan pada minggu ke 2 bulan april hingga minggu ke 3 dengan tetap melakukan bimbingan.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas. Dimana peneliti secara berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas 5 menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dalam mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pokok bahasan proses terbentuknya tanah pada materi semester 2. Peneliti sebagai pemberi ide serta obsever dan guru kelas yang melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3.3 Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah pada seluruh siswa kelas 5 SDN Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga yang berjumlah 30 orang siswa yang dimana terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan dalam satu kelas.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang mempunyai variasi nilai. Adapun variabel yang digunakan dalam analisis data ini adalah sebagai berikut :
a.Variabel bebas
Menurut Sugiono, Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul
37
dependen ( terikat). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran Share (TPS). Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) berpijak pada paham konstruktivisme, pada pembelajaran ini terjadi kesepakatan antara siswa dengan aturan-aturan dalam berkolaborasi secara berpasangan dengan teman sebangkunya pada saat kegiatan pembelajaran di kelas berlangung ketika guru yang menyampaikan materi.
b.Variabel terikat
Menurut Sugiono, Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar yang menjadi variabel yang di pengaruhi. Keaktifan adalah keterlibatan siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran IPA didalam kelas melalui kegiatan praktikum, diskusi kelompok, mendengarkan, bertanya dan menanggapi pertanyaan guru. Hasil belajar merupakan hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai, aspek afektif yang menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek psikomotorik yang menunjukkan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam mengikuti pembelajaran.
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
1. Variabel bebas : Penerapan model pembelajaran TPS 2. Variabel Terikat : Keaktifan dan Hasil Belajar. 3.5 Rencana Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kasbolah: 2001) menggunakan model spiral dengan siklus mulai dari tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi:
38
Penelitian Tindakan Kelas model Spiral menurut Kemmis & Mc Taggart pada gambar di bawah ini.
3.5.1 Tahap Perencanaan.
a. Meminta izin kepada guru kelas ( Bu Suriyati ) untuk melakukan observasi di kelas V
b. Mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas tersebut c. Menentukan judul penelitian dari kelas yang hendak diteliti d. Membuat rencana/rancangan pembelajaran (siklus 1) e. Persiapan rencana baru atau rancangan cadangan f. Mempersiapkan alat peraga
g. Pembuatan lembar soal evaluasi, dan h. Pembuatan lembar observasi
Identifikasi masalah Perencanaa n Tindakan n Observasi Refleks i Siklus 1
Perencanaan ulang Siklus
2
39
3.5.2 Tahap Implementasi atau tindakan
a. Pelaksanaan pertama penulis melakukan pra siklus dengan melakukan observasi bagaimana cara mengajar guru di dalam kelas pada saat selamaPBM berlangsung.Waktu pelaksanaan ketika peneliti melakukan PPL di SDN Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.Kemudian peneliti melakukan kegiatan prasiklus ini lagi sebagai tindak lanjut untuk megadakan penelitian Kegiatan prasiklus yang dilaksanakan pada tanggal tanggal 13 Maret sampai 15 Maret 2013.
b. Pelaksanaan kedua yaitu pada pelaksanaan siklus 1 rencana pembelajaran yang dibuat dalam bentuk RPP dilaksanakan pada hari Kamis 27-28 Maret 2013 jam 09.30 – 10.40 di kelas V SDN Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Guru mengajar mapel IPA proses terbentuknya tanah. Guru mengajar tanpa media pembelajaran, cendrung menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi dalam pembelajaran.
c. Pelaksanaan ketiga (siklus kedua) dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17-18 April 2013 jam 09.00-12.10 tepatnya di kelas V SDN Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Pada siklus kedua ini, guru mencoba menggunakan penerapan model pembelajaran TPS dalam pembelajaran IPA dengan materi ajar .
3.5.3.Tahap Observasi
Pada tahap kegiatan observasi ini peneliti mengamati jalannya proses kegiata pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam kelas bagaimana guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa agar materi yang disampaikan oleh guru tersebut dapat di terima
40
dengan baik oleh siswa dang siswa dalam mengikuti pembelajaran merasa senang tidak ada beban yang mereka rasakan pada saat kegiatan proses PBM berlangsung.Selain itu juga bukan hanya mengamati cara guru menyampaikan pembelajaran di dalam kelas akan tetapi,peneliti mencatat hal-hal apa yang terjadi dalam proses pembelajaran tersebut seperti hasil yang dicapai oleh para siswa yang meliputi 3 aspek yaitu kognitif, apektif, dan psikomotorik.
Adapun aspek yang diobservasi oleh peneliti pada saat melakukan pengamatan di kelas antara lain:
Guru:
1) Memperhatikan guru bagaimana cara memberikan motivasi kepada siswa pada saat kegiatan proses PBM dikelas.
2) Sebelum masuk kegiatan pembelajaran guru terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai siswa pada akhir kegiatan PBM.
3) Guru menggunakan alat peraga untuk membantu memudahkan menyampaikan pembelajaran kepada siswa agar siswa lebih mudah memahami dan mengerti materi yang akan disampaikan. 4) Guru pada saat menjelaskan matari pembelajaran harus jelas
agar siswa bisa menangkap informasi yang disampaikan dengan baik.
5) Guru memberikan soal latihan kepada siswa ketika pada saat kegiatan proses pembelajaran berakhir dengan tujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman dan kemampuan siswa dalam memahami dan mengerti materi yang mereka peroleh,agar guru dan memberikan tindak lanjut kembali dalam memperbaiki kegiatan proses PBM yang selanjutnya.
41 Siswa:
a. Memperhatikan minat atau motivasi siswa pada saat mengikutu kegiatan proses PBM dikelas yang sedang berlangsung.
b. Memperhatikan seberapa besar partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan proses PBM dikelas pada saat guru megajukan pertanyaan tentang pembelajaran yang mereka bahas c. Memperhatikan keaktifan siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas selama pembelajaran berlangsung apakah siswa itu aktif bertanya,aktif mejawab pertanyaan guru pada saat mengikuti kegiatan proses PBM.
d. Memperhatikan inisiatif siswa dalam mengikuti kegiatan proses PBM di kelas.
e. Memperhatikan bagaimana perhatian siswa terhadap guru ketika pada saat menjelaskan materi pembelajaran apakah perhatian siswa fokus mengikuti kegiatan proses pembelajaran.
1) Dari hasil observasi penelitian terhadap guru saat berlangsungnya proses kegiatan pembelajaran di kelas di dapat temuan sebagai berikut:
1. Pada saat menyampaikan kegiatan proses PBM dikelas untuk
mempermudah dan membantu guru mengajar materi
pembelajaran yang akan disampaikan ke siswa.Guru telah menggunakan alat bantu berupa alat peraga untuk memberikan pemahaman kepada siswa agar dapat menerima materi dengan baik akan tetapi masih media yang digunakan tersebut masih sangat terbatas.
2. Guru masih belum menjelasakan materi dengan secara detail sehingga siswa belum bisa memahami materi pembelajaran yang disampaikan tersebut.
3. Dalam kegiatan proses PBM di kelas ketika pada saat guru menggunakan metode pembelajaran yang akan di terapkannya
42
masih belum dapat mengaktifkan siswa karena terbatasnya alat peraga yang digunakan pada saat kegiatan pembelajaran.
4. Pada saat kegiatan proses PBM berlangsung di dalam kelas guru masih kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tidak terjadi stimulus respon yang baik antara guru dan siswa.
2) Dari hasil observasi penelitian terhadap siswa saat berlangsungnya proses kegiatan pembelajaran di kelas di dapat temuan sebagai berikut:
1) Siswa ketika guru menjelaskan materi pembelajaran di kelas tentang proses terbentuknya tanah,pemahaman mereka sudah cukup meningkat untuk menerima dan mengerti materi yang mereka terima pada saat kegiatan belajar dikelas.
2) Masih ada beberapa siswa yang belum menguasai dan memahami materi yang disampaikan oleh guru ketika pada saat mengajarkan materi proses terbentuknya tanah.
3) Masih ada siswa yang berdiam diri karena kurang mendapatkan kesempatan untuk menjawab dan bertanya kepada guru mengenai hal yang belum mereka pahami..
3.5.4 Tahap Refleksi
Pada siklus I tahap refleksi ini, guru menggunakan model konvensional dalam pembelajaran saat PBM berlangsung. Nilai hasil belajar yang diperoleh siswa tidak mencapai target yang telah ditentukan oleh penulis maka penelitian ini dikatakan belum berhasil. Jadi dikatakan pada siklus 1 guru sebagai penulis tidak berhasil saat pembelajaran di dalam kelas berlangsung.
Dengan demikian penulis perlu melihat kembali dan melakukan refleksi yaitu membuat rancangan baru atau penelitian lebih lanjut melalui siklus II. Pada siklus II penulis mengadakan perbaikan dengan tujuan terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang sesuai dengan target yang telah ditentukan dan diharapkan
43
oleh penulis. Pada tahap ini ternyata hasil belajar siswa sudah menunjukan perubahan dari siklus I, nilai yang diperoleh mencapai target rata-rata yang ditentukan. Oleh sebab itu penelitian ini dikatakan sudah berhasil.
3.6 Teknik dan Istrumen Pengumpulan Data 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas V setelah menggunakan model pembelajaran TPS adalah :
a.Tes
Tes dilakukan untuk megukur kemampuan siswa setelah menggunakan model TPS dalam proseskegiatan pembelajaran dikelas selama proses belajar, sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam memperbaiki pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua siklus, sedangkan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa pada setiap siklus. Tes berbentuk uraian dan pilihan ganda.
b.Observasi data
Penulis melakukan observasi dari awal pelaksanaan PPL, untuk melihat jalannya proses pembelajaran di kelas secara langsung . Dengan observasi, penulis dapat mengetahui keadaan sesungguhnya, serta dapat mengetahui gambaran secara umum tentang keadaan kelas khususnya dalam kegiatan proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPA di kelas V sekolah SDN Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
c.Wawancara
Melakukan wawancara terhadap guru kelas kelas V kepada Bu Suriyati, beliau mengatakan bahwa terdapat beberapa orang siswa di kelas V yang kurang mampu dalam belajar.
44 d. Dokumentasi
Dokumentasi di sini berupa nilai siswayang penulis peroleh dari hasil evaluasi siswa yang telah dikoreksi oleh penulis setelah PBM berlangsung di SDN Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dan foto-foto kegiatan PBM. Daftar nilai siswa dan foto-foto terlampir.
Tabel 3.2 Kisi- kisi soal Pelajaran IPA
N
o Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator Item soal
No. Item soal Juml ah Item 1 Siklus 1 7.Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam 7.1. Mendeskripsi kan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Menjelaskan proses pembentukan tanah 1,2, 3, 9, 1, 15 6 Menyebutkan jenis- jenis pelapukan tanah karena pelapukan batuan. 4, 5, 6, 7, 8 5 Menyebutkan susunan dan jenis- jenis tanah. 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 20 9 2 Siklus 2 7.Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
7.2.
Mengidentifi kasi jenis-jenis tanah
Mengidentifikasi jenis- jenis tanah
1, 3, 4, 7. 4
45 3.7 Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah harapan terjadinya kenaikan hasil belajar yang di tunjukan dengan adanya kenaikan nilai rata-rata kelas.Dengan penerapan strategi model pembelajaran TPS untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa,penelitian ini dikatakan berhasil apabila 80% siswa tuntas dengan nilai minimal 70
Tabel 3.3
Ketuntasan Minimal
≥ 70 Tuntas
< 70 Tidak tuntas
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis kuantitatif dan presentase.Terhadap perolehan hasil belajar IPA dianalisis secara kuantitatif dengan memberikan nilai pada hasil belajar siswa berupa nilai tes .Data-data tersebut dianalisis mulai dari siklus I dan siklus II untuk dibandingkan dengan memberikan teknik deskriptif prosentase dengan rumus
% = × 100% jenis- jenis batuan berdasarkan cara pembentukannya. 6, 9, 10, 11 Mendeskripsikan jenis- jenis batuan. 12, 13, 14, 18, 19 5 Menyebutkan contoh jenis- jenis batuan. 8, 15, 16, 17, 20 5
46 Keterangan
n = Nilai yang diperoleh N = Nilai total
% = Tingkat keberhasilan yang dicapai
Hasil peghitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriftif persentase yang dikelompokan dalam 5 kategori yaitu
Tabel 3.4
Klasifikasi kategori tingkatan dan persentase
Kriteria Persentase Penafsiran
Baik sekali 86% - 100% Hasil belajar baik sekali
Baik 71% - 85% Hasil belajar baik
Cukup 56% - 70% Hasil belajar cukup
Kurang 41% - 55% Hasil belajar kurang
Kurang sekali < 40% Hasil belajar sangat
kurang
3.9 Uji Validitas
Sugiyono (2007) menyatakan bahwa uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Analisis untuk validitas item instrumen menggunakan perhitungan korelasi item total (Corrected Item-Total Correlation).
Selanjutnya untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman Ali (1987) dapat digunakan pedoman nilai koefisien korelasi sebagai berikut:
47 0,21 – 0,40 = validitas rendah 0,41 – 0,60 = validitas sedang 0,61 – 0,80 = validitas tinggi 0,81 – 1,00 = validitas sempurna
Soal tes yang akan diujikan pada pos tes dilakukan uji coba terlebih dahulu pada 40 siswa SDN Sidorejolor 07 Salatiga, item soal yang diuji validitasnya berjumlah 25 soal dan setelah du uji validitas soal tersebut dengan bantuan spss 16 .0 for windows dengan cara klik analyze kemudian pilih scale, reliability analysis, semua data jumlah soal 25 di pindahkan ke ruas kanan, klik statistics,klik scale, scale if item deleted, continue, klik ok. Hasil pengolahan data yang jumlah soal 25 item yang valid ada 20 item dan soal yang tidak valid ada 5 item soal, untuk langkah selanjutnya dari 25 soal yang telah di ujikan tadi soal yang tidak valid di buang atau di pindahkan ke ruas kiri kemudian di uji soal yang valid dengan langkah yang sama menggunakan spss 16.0 for windows. Perhitungan validitas soal pos tes dapat dilihat di lampiran.
3.9.1 Uji Reliabilitas
Uji reabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat realibilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha croncbrach. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows
Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas 5 SD Negeri Sidorejolor 07 Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.
48
Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya, artinya, kapan pun penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sudjana, 2008: 16). dapat diartikan sejauh mana instrument dapat diandalkan,Uji reliabilitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik Alpha yang dikembangkan oleh George dan Mallery (1995) untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut :
α≤ 0,7 : tidak dapat diterima 0,7< ≤ 0,8 : dapat diterima 0,8< ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan 3.9.2 Uji Tingkat kesukaran soal
Menurut Arikunto (2007: 207 - 210), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah :
P = B JS Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal : P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
49 Tabel 3.5
Indeks Kesukaran Soal siklus 1 Tingkat Kesukaraan No Item Jumlah Mudah 1, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16, 18, 19, 22, 25. 14 Sedang 2, , 3, 6, 10, 13, 15, 17, 20, 23 9 Sukar 21, 24 2
Seperti pada tabel 3.5 terlihat jelas bahwa indeks kesukaran soal dengan 3 kategori tingkat kesukaran yaitu mudah, sedang, dan sukar. Soal yang kategori mudah pada siklus 1 berjumlah 14 soal yang terdapat pada nomor soal 1, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16, 18, 19, 22, 25, soal yang termasuk kategori sedang berjumlah 9 soal yang terdapat pada nomor soal 2, , 3, 6, 10, 13, 15, 17, 20, 23, sedangkan soal yang termasuk kategori sukar berjumlah 2 soal yang terdapat pada nomor soal 21, 24 dengan jumlah total soal sebanyak 25 pada siklus 1.
Tabel 3.6
Indeks Kesukaran Soal Siklus 2
Tingkat Kesukaraan No Item Jumlah Mudah 1, 4, 6, 10, 12, 13, 14 17, 18, 20,21, 22, 23, 24, 25 15 Sedang 2, 3, 7, 8, 9, 11, 15, 16, 19 9 Sukar 5 1
Seperti pada tabel 3.6 terlihat jelas bahwa indeks kesukaran soal dengan 3 kategori tingkat kesukaran yaitu mudah, sedang, dan sukar. Soal yang kategori mudah pada siklus 2 berjumlah 15 soal yang terdapat pada nomor soal 1, 4, 6, 10, 12, 13, 14, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, soal yang termasuk kategori sedang berjumlah 9 soal yang terdapat pada nomor soal 2, , 3, 7, 8, 9, 11, 15, 16, 29, sedangkan soal yang termasuk kategori sukar berjumlah 1 soal yang terdapat pada nomor soal 5 dengan jumlah total soal sebanyak 25 pada siklus 1.