• Tidak ada hasil yang ditemukan

Enok M.. IMPLEMENTASI PENDEKATAN TUTOR SEBAYA PADA POKOK BAHASAN MENGEKSPRESIKAN DIRI MELALUI KARYA SENI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Enok M.. IMPLEMENTASI PENDEKATAN TUTOR SEBAYA PADA POKOK BAHASAN MENGEKSPRESIKAN DIRI MELALUI KARYA SENI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

.

Pembelajaran Seni Musik

150

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TUTOR SEBAYA PADA POKOK BAHASAN MENGEKSPRESIKAN DIRI MELALUI KARYA SENI

Oleh: Enok Maesaroh (SMPN I Sukaraja)

Enokm.smpn1@yahoo.com

ABSTRAK

Banyak guru seni musik daerah yang mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan konsep seni musik daerah setempat. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam memahami konsep seni musik daerah setempat, sehingga mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam mempraktekan yang mengakibatkan prestasi belajar siswa baik dalam ulangan harian, ulangan semester, maupun ujian akhir sekolah hasilnya kurang memuaskan, padahal dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas biasanya guru memberikan tugas secara kontinyu berupa latihan. Kondisi riil dalam pelaksanaannya latihan yang kontinyu serta saran memberikan praktik tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep seni musik. Melalaui penelitian tindakan kelas ini diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pendekatan tutor sebaya dalam pembelajaran seni musik pada pokok bahasan mengekspresikan diri melalui karya musik memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi siswa yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar serta mempunyai pengaruh positif dalam menghapal notasi pentatonis (da, mi, na, ti, la) dan mempraktekannya pada alat musik tiup (suling sunda), yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata nilai praktek siswa- siswa bagus lebih dari KKM, sehingga mereka termotivasi untuk lebih giat belajar.

.

Kata kunci: implementasi, tutor, ekspresi, diri, karya, seni

Abstract

Many local music art teacher who complained of low ability students in applying the concept of musical art local area. This is evident from the many mistakes the students in understanding the concept of musical art local area, resulting in mistakes in practice that result in student achievement in both the daily test, repeat the semester, and the final school examinations results are less than satisfactory, whereas in the implementation of the learning process in the classroom usually the teacher gives a continuous task such as exercise. The real conditions in the implementation of the continuous training and provide practical advice not fully improve the ability to apply the concept of the art of music. Melalaui classroom action research it was concluded that the learning approach peer tutors in learning the art of music on the subject to express themselves through a piece of music has a positive impact in improving student achievement as indicated by increasing learning outcomes as well as having a positive influence in memorize notation pentatonic (da, mi , na, ti, la) and practice on a wind instrument (flute Sunda), which can increase students' motivation is shown by the average of the value of stu- dents good practice more than KKM, so they are motivated to study harder.

.

Keywords: implementation, tutors, expression, self, work, art A. Pendahuluan

Dalam pembelajaran seni musik daerah banyak guru yang mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan konsep seni musik daerah setempat. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam memahami konsep seni musik daerah setempat, sehingga mengakibatkan

kesalahan-kesalahan dalam memprak-tekkan yang mengakibatkan prestasi belajar siswa baik dalam ulangan harian, ulangan semester, maupun ujian akhir sekolah hasilnya kurang memuaskan, padahal dalam pelak-sanaan proses pembelajaran di kelas biasanya guru memberikan tugas secara kontinyu berupa latihan.

(2)

151 Jurnal Saung Guru: Vol. VII No.2 Agustus (2015)

Kondisi riil dalam pelaksanaannya latihan yang kontinyu serta saran memberikan praktik tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep seni musik. Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebab utamanya bisa berasal dari siswa itu sendiri, guru, maupun sarana dan prasarana yang ada, minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Saat sekarang ini sistem pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi, kondisi anak didik, sekolah sehingga materi pembelajaran dapat tercapai.

Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kopetensi sangat tergantung pada kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik awal berhasilnya pembelajaran. (Seniawan, 1985).

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan aktualisasi yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Pembelajaran adalah suatu proses pemberian latihan atau pengalaman terhadap seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan oleh lembaga formal maupun lembaga insidental agar terjadi perubahan tingkah laku yang relatif tetap pada orang-orang itu. Berkenaan dengan pembelajaran, muncul berbagai teori yang diperkenalkan oleh para ahli

untuk membantu agar konsep

pembelajaran lebih dipahami.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai

tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari

ruangan kelas, perlengkapan

audiovisual, serta komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

Pembelajaran yang dikembangkan di sekolah, pada dasarnya merupakan interaksi dinamis antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini adalah suasana interaktif antara guru yang mengajar dan siswa yang belajar. Kegiatan pembelajaran ini mengarah kepada perubahan tingkah laku peserta didik (siswa).

Hasil yang diharapkan dari pembelajaran tidak hanya penge-tahuan, tetapi pengalaman, sikap mental, perluasan minat, penghargaan terhadap norma-norma serta kecakapan dan keterampilan. Berdasarkan dua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berusaha mengubah tingkah laku peserta didik atau siswa ke arah yang lebih baik melalui proses interaksi yang dinamis dan berkesinambungan.

Salah satu mata pelajaran yang diberikan dalam pembelajaran di sekolah menengah pertama adalah muatan lokal. Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi didalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya

(3)

.

Pembelajaran Seni Musik

152

peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional.

Mata pelajaran muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Secara khusus bertujuan agar peserta didik dapat mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya, memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun

lingkungan masyarakat pada

umumnya, dan memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Nasution (1992) berpendapat bahwa bantuan tutor, adalah orang yang dapat membantu murid secara individual.

Winataputra (1999: 380)

menyatakan bahwa tutor sebaya adalah seorang teman atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru (sesuai kriteria menjadi tutor sebaya) dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pengajaran dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk

membantu temannya dalam

melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep.

Berdasarkan definisi tentang tutor sebaya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah tutor sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga siswa yang kurang berprestasi bisa mengatasi keterting-galan. Pembimbingan dalam pelajaran yang diberikan oleh seorang siswa kepada siswa lain, sedangkan mereka (antara pembimbing dan yang di-bimbing) adalah teman sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama, dan siswa yang kurang paham bisa bertanya langsung kepada teman sebangkunya (tutor yang di tunjuk) sehingga kondisi kelas pun bisa hidup karena siswa tidak malu bertanya ketika mereka tidak paham.

Tahap-tahap kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan pendekaatan tutor sebaya adalah sebagai berikut.

Tahap persiapan

(a) Guru membuat program

pengajaran satu pokok bahasan yang dirancang dalam bentuk penggalan-penggalan sub pokok bahasan. Setiap penggalan satu pertemuan yang didalamnya mencakup judul penggalan tujuan pembelajaran, khususnya petunjuk pelaksanaan tugas-tugas yang harus diselesaikan.

(b) Menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk. (c) Mengadakan latihan bagi para

tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru. Sehingga latihan yang diadakan oleh guru merupakan

(4)

153 Jurnal Saung Guru: Vol. VII No.2 Agustus (2015)

semacam pendidikan guru atau siswa itu. Latihan di adakan dengan dua cara yaitu melalui latihan kelompok kecil dimana dalam hal ini yang mendapatkan latihan hanya siswa yang akan menjadi tutor, dan melalui latihan klasikal, dimana siswa seluruh kelas dilatih bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung. (d) Pengelompokan siswa dalam

kelompok-kelompok kecil yang yang terdiri atas 4-6 orang. Kelompok ini disusun berdasarkan variasi tingkat kecerdasan siswa. Kemudian tutor sebaya yang telah ditunjuk di sebar pada masing-masing kelompok yang telah ditentukan

Tahap pelaksanaan

(a) Setiap pertemuan guru

memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang materi yang di ajarkan.

(b) Siswa belajar dalam kelompoknya sendiri. Tutor sebaya menanyai anggota kelompoknya secara bergantian akan hal-hal yang belum dimengerti, demikian pula halnya dengan menyelesaikan tugas. Jika ada masalah yang tidak diselesaikan barulah tutor meminta bantuan guru.

(c) Guru mengawasi jalannya proses belajar, guru berpindah-pindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk memberikan bantuan jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam kelompoknya.

Tahap evaluasi

(a) Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, guru memberikan soal-soal latihan kepada anggota kelompok (selain tutor) untuk mengetahui apakah tutor sudah menjelaskan tugasnya atau belum. (b) Mengingatkan siswa untuk

mempelajari sub pokok bahasan sebelumnya di rumah

Materi pembelajaran

(a) Keunikan musik daerah nusantara. Tiap-tiap daerah memiliki keunikan dan ciri khas seni musiknya, yang dapat dilihat dari instrument, melodi, ritme, harmoni, warna maupun karya musik secara keseluruhan. Tiap-tiap daerah memberikan nama tersendiri untuk seni musiknya disesuaikan dengan jenis instrument yang diguna-kannya, diantaranya jenis musik tradisional yang mempunyai ciri khas sesuai dengan jenis instrumen yang digunakan adalah seni musik karawitan.

(b) Karawitan. Seni musik karawitan dikenal di Jawa Barat. Seni musik ini menggunakan seperangkat instrument perkusi yang dinamakan gamelan. Sistem nada gamelan berbeda dengan sistem nada instrumen barat, tetapi sistem nada gamelan ini menggunakan tangga nada pentatonic yang memiliki dua sistem laras yaitu laras salendo dan laras pelog (Yoyok RM, Siswandi, 2006).

(c) Suling. Suling adalah waditra tiup yang berfungsi sebagai pembawa melodi dan lilitan melodi. Bagian-bagian dari suling. Sumber atau suliwer, adalah tali pengikat pada bagian atas yang sekaligus berfungsi sebagai penampang sumber suara. Cokrahan, adalah lubang yang terdapat pada bagian atas (tempat tiup) yang berfungsi sebagai sumber suara. Awak suling, adalah batang suling yang berfungsi sebagai resonator. Liang surupan, adalah lubang yang berfungsi sebagai pengatur nada. Pada praktek waditra apapun tentunya diperlukan adanya penguasaan teknik-teknik tertentu. Demikian pula pada waditra suling. Teknik-teknik untuk memainkan mencakup tiga hal pokok yaitu

(5)

.

Pembelajaran Seni Musik

154

pemahaman sistem nada dan tengkepan (penempatan letak jari), kemudian tiupan yakni dalam meniup suling terbagi tiga yaitu beurat, sedeng, dan tarik serta ornament, yakni teknik yang paling sulit di dalam memainkan suling. Adapun istilah dalam ornament adalah eur-eur, puruluk, leot, bintih, wiwiw, gelik dan gebos.

B. Hasil dan Pembahasan

Proses pembelajaran didalam kelas pada umumnya masih didominasi oleh guru. Siswa pada dasarnya hanya menerima informasi dari guru, sehingga proses pembelajaran yang dirasakan oleh siswa hanya sebuah

proses pembelajaran yang

membosankan, karena kurangnya keatifan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga siswa merasa tidak tertarik dan tertantang untuk berpikir kritis, mengemukakan ide-ide, akibatnya dapat berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Model pembelajaran yang dianggap tepat untuk dapat mengaktifkan siswa dalam belajar dan dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah pendekatan tutor sebaya. Penggunaan pendekatan tutor sebaya diharapkan dapat menunjukkan hasil yang positif terhadap hasil belajar siswa.

Pada keseluruhan kegiatan yang telah penyusun lakukan dalam penelitiannya diperoleh gambaran hasil bahwa kemampuan Seni Musik siswa mengalami kenaikan nilai rata-rata yaitu 75,28 meningkat menjadi 80,42. Ketuntasan siswa pun naik yaitu sebanyak 26 orang (72,22 %) naik menjadi 31 orang (86,11%).

Kenaikan ini telah membuktikan bahwa refleksi yang dilakukan adalah

tepat sasaran. Siswa memiliki antusias yang tinggi ketika belajar pokok bahasan mengekspresikan diri melalui karya seni dengan pendekatan tutor sebaya.

Dari segi suasana serta kondisi pelaksanaan kegiatan belajar mengajarpun terlihat adanya perubahan suasana serta kondisi dimana sebelumnya siswa masih ribut serta kurang kondusif dalam pembelajaran-nya. Namun setelah penerapan pendekatan tutor sebaya siswa lebih terarah serta hampir semua siswa trerlibat aktif dalam setiap tahapan pembelajarannya. Diskusi antar siswa berjalan dengan sendirinya, siswa yang berperan sebagai tutorpun berusaha melaksanakan tanggung jawab atas kelompok yang menjadi anggota dalam tutornya.

C. Simpulan

Pembelajaran dengan pendekatan tutor sebaya dalam pembelajaran seni

musik pada pokok bahasan

mengekspresikan diri melalui karya seni musik memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi siswa yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar dalam setiap siklus.

Penerapan pembelajaran pen-dekatan tutor sebaya dalam menghapal notasi pentatonis (da, mi, na, ti, la) dan mempraktekannya pada alat musik tiup (suling sunda) mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata nilai praktek siswa- siswa bagus lebih dari KKM, sehingga mereka termotivasi untuk lebih giat belajar.

Disarankan Untuk melaksanakan pembelajaran tutor sebaya memerlukan persiapaan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu memilih anak yang cerdas, trampil untuk dijadikan tutor sebaya. Serta memilih

(6)

155 Jurnal Saung Guru: Vol. VII No.2 Agustus (2015)

topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan cara pembelajaran pendekatan tutor sebaya dalam proses belajar, sehingga diperoleh hasil yang optimal.

D. Daftar Rujukan

Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Abdi Guru, Tim. 2005. Kesenian

Untuk SMP Kelas VII. Demak : Erlangga.

Ali, Muhamad. 1996. Guru Dalam Proses Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Dimyati, Mudjiono. 1998. Belajar Pembelajaran. Jakarta : Asdi Mahasatva.

Nasution. S., 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar Cetakan VIII. Jakarta: Bumi Aksara.

Rangkuti, R E. 1981. Kumpulan Lagu-Lagu Daerah. Jakarta : Titik Terang.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta : Tema Baru.

Sopianti, Nani. 1994. Seni Musik untuk SMP Kelas VII. Bandung : Geugeur Sunten.

Sulastianto, Harry. 2007. Seni Budaya. Bandung : Grafindo Media Pratama.

Winataputra, Udin S. 1999. Pendekatan Pembelajaran Kelas

Rangkap. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Biodata singkat:

Penulis guru SMP Negeri I Sukaraja dengan

alamat J. Raya Sukaraja No. 11 Telp. (0265) 566033 Panembong Desa Janggala Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.

Referensi

Dokumen terkait

badan usaha sebagai pinjaman. Permodalan yang diperoleh wirausaha dapat bersumber dari intern dan ekstern. Sumber dana intern adalah sumber dana yang diperoleh dari dalam

Tujuan dari Program kegiatan magang kewirausahaan ini adalah untuk memberikan bekal pengalaman praktisuntuk memberikan bekal pengalaman praktis erupa pengetahuan, keterampilan dab

Terlepas dari kenaikan representasi perempuan di politik khususnya partai Gerindra yang menjadi pusat perhatian ialah kesiapan partai Gerindra Malang dalam

Responsibility Centers Responsibility Centers Revenue Centers Expense Centers Profit Centers Discretionary Expense Centers Engineered Expense Centers Administrative And Support

dapat digunakan untuk mengecek keabsahan data, (4) teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit, (5) pada kasus-kasus tertentu

AULA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA

Mulai dari deterjen, sabun, sampo, pemutih, bahan pewangi, pembasmi serangga sampai pada bahan makanan dan bumbu masak yang kita komsumsi, hampir semuanya

4.12 Perbandingan Skor Hasil Berbicara Siswa dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Melalui Media Audio Visual. Pada Siklus I dan Siklus III………