• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROTAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROTAP"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

K

K

E

E

P

P

U

U

T

T

U

U

S

S

A

A

N

N

D

D

I

I

R

R

E

E

K

K

T

T

U

U

R

R

J

J

E

E

N

N

D

D

E

E

R

R

A

A

L

L

P

P

E

E

M

M

A

A

S

S

Y

Y

A

A

R

R

A

A

K

K

A

A

T

T

A

A

N

N

N

N

O

O

M

M

O

O

R

R

E

E

.

.

2

2

2

2

.

.

P

P

R

R

.

.

0

0

8

8

.

.

0

0

3

3

.

.

T

T

A

A

H

H

U

U

N

N

2

2

0

0

0

0

1

1

(

(

9

9

A

A

P

P

R

R

I

I

L

L

2

2

0

0

0

0

1

1

A

A

D

D

I

I

S

S

U

U

J

J

A

A

T

T

N

N

O

O

,

,

S

S

H

H

.

.

,

,

B

B

c

c

I

I

P

P

.

.

T

T

E

E

N

N

T

T

A

A

N

N

G

G

P

P

R

R

O

O

S

S

E

E

D

D

U

U

R

R

T

T

E

E

T

T

A

A

P

P

P

P

E

E

L

L

A

A

K

K

S

S

A

A

N

N

A

A

A

A

N

N

T

T

U

U

G

G

A

A

S

S

P

P

E

E

M

M

A

A

S

S

Y

Y

A

A

R

R

A

A

K

K

A

A

T

T

A

A

N

N

(2)

BAGAN PROTAP

PENERIMAAN, PENDAFTARAN DAN PENEMPATAN NARAPIDANA/ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN (PADA SAATJAM KERJA)

A. DASAR.

1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP.

2. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. 3. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. 4. Undang Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

8. Kepmenkeh Rl Nomor M.01-PR.07.03 tahun 1985 tanggal 26 Pebruari 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan.

9. Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana dan Tahanan.

B. UMUM.

1 Kalapas bertanggung jawab atas sah tidaknya penerimaan, pendaftar-an dan penempatan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

2. Apabila Kalapas tidak berada ditempat, maka tanggung jawab diserahkan kepada pejabat struktural yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas Kalapas.

(3)

3. Penerimaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan di Lapas harus didasarkan pada surat-surat yang sah, meliputi :

1) Surat pengantar dari instansi lain asal terpidana. 2) Surat putusan Pengadilan yang memutus perkara.

3) Surat perintah pelaksanaan putusan Pengadilan dan berita acara pelaksanaan putusan pengadilan dari Kejaksaan Negeri.

4) Surat-surat lain yang berkaitan dengan perkaranya. 5) Berkas pembinaan.

4. Surat-surat yang sah adalah surat yang ditanda tangani dan dibubuhi cap asli instansi dari pejabat yang berwenang.

5. Untuk kelancaran tugas dan menjaga keseimbangan kekuatan Portir maka Kalapas dapat menugaskan petugas staf untuk membantu petugas Portir.

6. Dengan tidak melihat lamanya masa pidana setiap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan baru wajib ditempatkan pada blok/kamar pengenalan, pengamatan dan penelitian lingkungan (Penaling).

7. Terhadap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan kamtib apabila ditempatkan bersama-sama dengan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan lainnya, ditempatkan secara terpisah/tersendiri.

C. PROSEDUR TETAP. 1. PORTIR.

a. Menerima dan meneliti keabsahan surat pengantar, surat putusan Pengadilan, berita acara pelaksanaan dan surat-surat lainnya (surat perintah penahanan/penetapan penahanan dari instansi/pejabat yang berwenang), yang dibawa oleh petugas pengawal.

b. Apabila ada keraguan terhadap keabsahan surat-surat, maka meialui Karupam menyerahkan hal tersebut kepada Kepala KPLP.

c. Mencocokkan nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan sesuai yang tertera dalam surat pengantar, surat putusan Pengadilan dan berita acara peiaksanaan dari pejabat yang berwenang.

d. Menyerahkan surat-surat dan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kepada Karupam. e. Mencatat masuknya Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kedalam buku laporan tugas

pengaman tugas portir.

2. KARUPAM/STAF KPLP.

a. Menerima dan meneliti keabsahan surat-surat serta menco-cokkannya dengan nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

b. Melakukan penggeledahan badan dan barang bawaan dengan Berita Acara Penggeledahan. c. Mengantar dan menyerahkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan ke Unit Perawatan

untuk diperiksa kesehatannya.

d. Menyerahkan kelengkapan surat-surat dan barang-barang ke Unit Pendaftaran.

e. Melakukan koordinasi dengan Petugas Blok/Kamar Penaling untuk penempatan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

f. Melakukan pencatatan penerimaan kedalam buku laporan tugas pengaman serta pada papan lalu lintas Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan Lapas.

3. PERAWATAN.

(4)

b. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan mencatat hasi! pemeriksaan kesehatan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kedaiam laporan kesehatan (Medical Report).

c. Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan oleh Tenaga Medis/ Paramedis/Petugas Perawatan yang bertugas.

d. Terhadap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan wanita jika diperlukan dapat diiakukan pemeriksaan urine (air seni).

e. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan diakhiri dengan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan Kesehatan yang diketahui oleh Kalapas.

f. Menyerahkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan ke UnitPendaftaran.

g. Menyerahkan perlengkapan inventaris dinas kepada Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan, berupa :

1) pakaian harian/kerja; 2) perlengkapan makan; 3) perlengkapan tidur dan 4) perlengkapan ibadah.

4. PENDAFTARAN.

a. Meneliti kembali keabsahan surat-surat dan mencatat barang-barang bawaan serta mencocokannya dengan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

b. Apabila terdapat ketidakcocokan antara pengakuan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dengan surat-surat atau ada ketidak lengkapan surat-surat yang menyertainya, maka melalui Unit Pembinaan meminta kejelasan kepada pejabat yang berwenang asal Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

c. Atas nama Kalapas, bersama-sama petugas pengawal instansi asal Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan menanda tangani Berita Acara Penerimaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

d. Melakukan pencatatan identitas jati diri Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan sesuai data dalam surat-surat dan pengakuannya kedaiam buku register B serta buku-buku pendaftaran lainnya.

e. Melakukan pencatatan barang/uang bawaan kedalam buku register D dengan Bukti Tanda Terima untuk Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan. Barang bawaan disimpan didalam gudang Unit Pendaftaran setelah diberi label atas nama pemiliknya, sedang uang diserahkan kepada Bendaharawan Rutin untuk disimpan.

f. Mengambii sidik jari Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan, meliputi : 1) Tiga jari tengah tangan kiri dibalik lembaran putusan pengadilan. 2) Sepuluh jari pada kartu Daktiloskopi.

g. Melakukan penghitungan tanggal bebas dan mencatatnya kedaiam buku register.

h. Mengambii pas photo tampak muka (dua lembar), tampak samping kiri dan tampak samping kanan (satu lembar), masing-masing ukuran 3x4 untuk ditempelkan pada :

1) Buku Daftar B yang bersangkutan (tampak muka);

2) Daftar identitas (tampak samping kiri dan tampak samping kanan);

3) Kartu Pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan (tampak muka).

i. Membuat kartu nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan meliputi: nama, nomor register, perkara, pidana, tanggal bebas untuk diserahkan kepada Petugas Kamar/Blok Penaling.

j. Mengantar dan menyerahkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kepada Kepala KPLP. k. Melalui Unit Pembinaan, menyerahkan buku register B/D/F hasii pencatatan pendaftaran

(5)

5. BENDAHARAWAN RUTIN.

a.. Menerima, mencatat dan menyimpan uang simpanan Narapidana/ Anak Didik Pemasyarakatan yang diserahkan oleh unit pendaftaran.

b. Mengeluarkan dan mencatat pengeluaran uang simpanan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan melalui unit pendaftaran.

c. Kegiatan penerimaan dan pengeluaran uang simpanan tersebut pada huruf a dan b disertai bukti tanda terima.

6. KEPALA KPLP.

a. Melakukan pengecekan ulang identitas/jati diri Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan. b. Memberikan penjelasan tentang hak, kewajiban, dan peraturan tatatertib Lapas. c. Menempatkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan pada kamaryang ditentukan.

d. Memerintahkan Petugas Biok/Kamar Hunian Penaling melalui Karupam untuk melaksanakan penempatan kamar.

e. Berdasarkan keterangan unit perawatan, Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang berpenyakit menular ditempatkan pada kamar khusus karantina.

7. PETUGAS BLOK/KAMAR PENALING.

a. Menerima dan memasang kartu nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dari Unit Pendaftaran meialui Karupam untuk ditempelkan pada pintu sebelah luar kamar hunian.

b. Menempatkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kedalam kamar hunian yang telah dipersiapkan.

c. Membuat laporan pelaksanaan penempatan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kedalam buku laporan.

8. PEMBINAAN.

a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan penerimaan dan pendaftaran Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan pada Unit Perawatan dan Unit Pendaftaran.

b. Meneliti ulang berita acara pemeriksaan kesehatan serta hasil pencatatan Unit Pendaftaran sebelum diserahkan dan ditanda tangani oleh Kalapas.

c. Mengambil keputusan/kebijakan teknis yang diperlukan. d. Melakukan koordinasi dengan Kepala KPLP.

9. KALAPAS.

a. Bertanggung jawab terhadap penerimaan, pendaftaran dan penempatan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

(6)

BAGAN PROTAP

PENERIMAAN, PENDAFTARAN DAN PENEMPATAN NARAPIDANA/ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN (PADASAAT DILUARJAM KERJA/SORE HARI)

A. DASAR.

1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP.

2. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. 3. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. 4. Undang Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

8. Kepmenkeh Rl Nomor M.01-PR.07.03 tahun 1985 tanggal 26 Pebruari 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan.

9. Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana dan Tahanan.

B. UMUM.

1. Kalapas bertanggung jawab atas sah tidaknya penerimaan, pendaftaran dan penempatan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

2. Apabila Kalapas tidak berada ditempat, maka tanggung jawab diserahkan kepada pejabat struktural yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas Kalapas.

3. Penerimaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan baru diluar jam kerja dilaksanakan oleh Karupam siang/malam.

(7)

4. Penerimaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan di Lapas harus didasarkan pada surat-surat yang sah, meliputi :

a. Surat pengantar dan instansi lain asal terpidana. b. Surat putusan Pengadilan yang memutus perkara.

c. Surat perintah pelaksanaan putusan Pengadilan dan berita acara pelaksanaan putusan pengadilan dan Kejaksaan Negeri.

d. Surat-surat lain yang berkaitan dengan perkaranya. e. Berkas pembinaan.

5 Surat-surat yang sah adalah surat yang ditanda tangani dan dibubuhi cap asli instansi dati pejabat yang berwenang.

6. Dengan tidak melihat lamanya masa pidana setiap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan baru wajib ditempatkan pada blok/kamar pengenalan, pengamatan dan penelitian lingkungan (Penaling).

7. Terhadap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan kamtib apabila ditempatkan bersama-sama dengan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan lainnya, ditempatkan secara terpisah/tersendiri.

C. PROSEDUR TETAP. 1. PORTIR.

a. Menerima dan meneliti keabsahan surat pengantar, surat putusan Pengadilan, berita acara pelaksanaan dan surat-surat lainnya (surat perintah penahanan/penetapan penahanan dari instansi/ pejabat yang berwenang), yang dibawa oleh petugas pengawal.

b. Apabila ada keraguan tertiadap keabsahan surat-surat, maka melalui Karupam menyerahkan hal tersebut kepada Kepala KPLP.

c. Mencocokkan nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan sesuai yang tertera dalam surat pengantar, surat putusan Pengadilan dan berita acara pelaksanaan dari pejabat yang berwenang. d. Menyerahkan surat-surat dan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kepada Karupam.

e. Mencatat masuknya Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kedalam buku laporan tugas pengaman tugas portir.

2. KARUPAM/STAF KPLP

a. Menerima dan meneliti keabsahan surat-surat serta mencocokkan-nya dengan nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

b. Melakukan penggeledahan badan dan barang bawaan dengan Berita Acara Penggeledahan.

c. Atas nama Kalapas bersama-sama petugas pengawal dari instansi asal Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan menanda tangani Berita Acara Penerimaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

d. Menyimpan dan mengamankan secara tertib surat-surat dan barang bawaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

e. Mengantar dan menyerahkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kepada petugas Blok/Kamar Penaling.

f. Segera melaporkan kepada Kepala KPLP tentang adanya Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan baru.

g. Meiakukan pencatatan penerimaan kedalam buku laporan tugas pengamanan serta pada papan lalu lintas Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan Lapas.

h. Menyerahkan surat dan barang bawaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan serta tugas pengamanan selanjutnya kepada Karupam malam dan Karupam malam kepada Karupam pagi. i. Apabila ada keragu-raguan tertiadap kesehatan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan maka

wajib menghubungi tenaga medis/ paramedis/ petugas perawatan Lapas untuk datang dan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

j. Karupam Pagi menyerahkan surat-surat dan barang bawaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan ke Unit Pendaftaran.

(8)

3. PETUGAS BLOK/KAMAR PENALING.

a. Menerima dan menempatkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kedalam kamar hunian yang telah dipersiapkan atas perintah Karupam.

b. Membuat laporan pelaksanaan penempatan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kedalam buku laporan.

c. Pada pelaksanaan tugas keesokan harinya menyerahkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan melalui Karupam ke Unit Perawatan untuk diperiksa kesehatannya.

d. Memasang kartu nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dari Unit Pendaftaran melalui Karupam untuk ditempelkan pada pintu sebelah luar kamar hunian.

4. PERAWATAN.

a. Menerima Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dari petugas Blok/Kamar Penaling melalui Karupam.

b. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan mencatat hasil pemeriksaan kesehatan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kedalam laporankesehatan (Medical Report).

c. Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan oleh Tenaga Medis/ Paramedis/ Petugas Perawatan yang bertugas.

d. Terhadap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan wanita jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan urine (air seni).

e. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan diakhiri dengan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan Kesehatan.

f. Menyerahkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan ke UnitPendaftaran. 5. PENDAFTARAN.

a. Meneliti kembali keabsahan surat-surat dan mencatat barang-barang bawaan serta mencocokannya dengan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

b. Apabila terdapat ketidakcocokan antara pengakuan Narapidana/ Anak Didik Pemasyarakatan dengan surat-surat atau ada ketidak lengkapan surat-surat yang menyertainya, maka melalui Unit Pembinaan meminta kejelasan kepada pejabat yang berwenang asal Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

c. Atas nama Kalapas, bersama-sama petugas pengawal instansi asal Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan menanda tangani Berita Acara Penerimaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

d. Melakukan pencatatan identitas jati diri Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan sesuai data dalam surat-surat dan pengakuannya kedalam buku register B serta buku-buku pendaftaran lainnya.

e. Melakukan pencatatan barang/uang bawaan kedalam buku register D dengan Bukti Tanda Terima untuk Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan. Barang bawaan disimpan didalam gudang Unit Pendaftaran setelah diberi label atas nama pemiliknya, sedang uang diserahkan kepada Bendaharawan Rutin untuk disimpan.

f. Mengambil sidik jari Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan, meliputi : 1) Tiga jari tengah tangan kiri dibalik lembaran putusan pengadilan. 2) Sepuluh jari pada kartu Daktiloskopi.

g. Melakukan penghitungan tanggal bebas dan mencatatnya kedalam buku register.

h. Mengambil pas photo tampak muka (dua lembar), tampak samping kiri dan tampak samping kanan (satu lembar), masing-masing ukuran 3x4 untuk ditempelkan pada :

1) Buku Daftar B yang bersangkutan (tampak muka);

2) Daftar identitas (tampak samping kiri dan tampak samping kanan);

3) Kartu Pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan (tampak muka).

i. Membuat kartu nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan meliputi: nama, nomor register, perkara, pidana, tanggal bebas untuk diserahkan kepada Petugas Kamar/Blok Penaling.

j. Mengantar dan menyerahkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kepada Kepala KPLP. k. Melalui Unit Pembinaan, menyerahkan buku register B/D/F hasil pencatatan pendaftaran

(9)

6. KEPALA KPLP.

a. Melakukan pengecekan ulang identitas/jati diri Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan. b. Memberikan penjelasan tentang hak, kewajiban, dan peraturan tata tertib Lapas.

c. Menempatkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan pada kamar yang ditentukan.

d. Memerintahkan Petugas Blok/Kamar Hunian Penaling melalui Karupam untuk melaksanakan penempatan kamar.

e. Berdasarkan keterangan unit perawatan, Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang berpenyakit menular ditempatkan pada kamar khusus karantina.

7. PEMBINAAN.

a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan penerimaan dan pendattaran Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan pada Unit Perawatan dan Unit Pendaftaran.

b. Meneliti ulang hasil pencatatan Unit Pendaftaran sebelum diserahkan dan ditanda tangani oleh Kalapas.

c. Mengambil keputusan/kebijakan teknis yang diperlukan. d. Melakukan koordinasi dengan Kepala KPLP.

8. KALAPAS.

a. Bertanggung jawab terhadap penerimaan, pendaftaran dan penempatan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

b. Menanda tangani buku-buku register B/D/F.

9. BENDAHARAWAN RUTIN.

a Menerima, mencatat dan menyimpan uang simpanan Narapidana/ Anak Didik Pemasyarakatan yang diserahkan oleh unit pendaftaran.

b. Mengeluarkan dan mencatat pengeluaran uang simpanan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan melalui unit pendaftaran.

c. Kegiatan penerimaan dan pengeluaran uang simpanan tersebut pada huruf a dan b disertai bukti tanda terima.

(10)

BAGAN PROTAP

PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN UANG NARAPIDANA/ANAK DIDIK

PEMASYARAKATAN

A. DASAR.

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata cara PeJaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1999 tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

4. Kepmenkeh Ri Nomor M.01-PP02.01 tahun 1990, tanggai 25 Januari 1990 tentang Dana Penunjang Bagi Pembinaan Narapidana dan Insentif Narapidana.

5. Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990, tanggai lOApril 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.

6. Surat Keputusan Dirjen Bina Tuna Warga Nomor DP.33/18/14,tanggal 31 Desember 1974 tentang PPLP.

7. Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Nomor E.76-UM.01.06 tahun1986,tanggal 17 Pebruari 1986 tentang Perawatan Tahanan Rumah Tahanan Negara.

B. UMUM.

1. Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan Lapas dilarang untuk membawa/menyimpan uang.

2. Uang Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan harus didaftar dan disimpan kepada Unit Pendaftaran.

3. Uang Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan berasal dari: a. Dibawa ketika baru masuk.

b. Mendapat kiriman atau diserahkan langsung oleh keluarganya. c. Hasil dari penggeledahan.

d. Upah kerja/premi yang disimpan dalam bentuk tabungan di Bank Pemerintah (Tabanas).

(11)

4. Penggunaan/pengeluaran uang Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dapat dilakukan untuk:

a. Memenuhi kebutuhan sehari-harinya didalam Lapas melalui unit Pendaftaran.

b. Dikembalikan/diserahkan kepada keluarganya dengan sepengetahuan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan.

c. Dikembalikan kepada Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan pada saat bebas.

C. PROSEDUR TETAP

1. TATA USAHA (TU)

a. Menerima kiriman uang Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan melalui media/kurir. b. Menyerahkan ke unit Pendaftaran dengan bukti Tanda Terima.

2. KPLP

Menyerahkan uang yang dibawa Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan ketika pertama kali masuk Lapas,dari kunjungan keluarga atau hasil penggeledahan rutin/khusus kepada Uni Pendaftaran dengan bukti Tanda Terima.

3. BIMBINGAN KERJA

Menyerahkan uang upah/premi kerja dalam bentuk buku tabungan atas nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan kepada petugas pendaftaran dengan bukti tanda terima.

4. PENDAFTARAN

a. Menerima,baik tunai maupun dalam bentuk Tabungan,uang Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dari unit TU,KPLP dan Bimbingan kerja dengan bukti Tanda Terima. b. Melakukan pencatatan penyimpanan uang kedalam buku register D.

c. Menyerahkan uang tunai/buku tabungan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kepada Bendaharawan Rutin dengan bukti Tanda Terima.

d. Pencatatan pada buku register D harus ditanda tangani oleh Kalapas.

e. Dengan memperlihatkan bukti Tanda Terima,Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan melalui Unit Pendaftaran dapat menggunakan uangnya.

5. BENDAHARAWAN RUTIN

a. Menerima,membukukan uang tunai/buku tabungan simpanan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang diserahkan oleh unit Pendaftaran dengan cermat dan tertib. b. Mengeluarkan dan membukukan pengeluaran uang simpanan Narapidana/Anak Didik

Pemasyarakatan melalui unit Pendaftaran.

c. Kegiatan penerimaan dan pengeluaran uang simpanan tersebut pada hurf a dan b disertai bukti Tanda Terima.

d. Pembukuan penerimaan dan pengeluaran uang Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan harus diketahui oleh Kalapas.

(12)

BAGAN PROTAP

PELAKSANAAN MAPENALING

A. DASAR.

1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP.

2. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. 3. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. 4. Undang Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

7. Kepmenkeh Rl Nomor M.01-PR.07.03 tahun 1985 tanggal 26 Pebruari 1985 tentang Organisasi danTata Kerja Lembaga Pemasyarakatan.

8 Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana dan Tahanan.

B. UMUM.

1. Masa pengenalan, pengamatan dan penelitian lingkungan (Mapenaling) adalah masa pengenalan sebagai penyesuaian din Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dengan lingkungan pembinaan di dalam Lapas, mencakup kegiatan penjelasan dan pemahaman tentang hak, kewajiban dan peraturan tata tertib yang berlaku, proses-proses pelaksanaan pembinaan/perawatan, serta perkenalan dengan para petugas pembina maupun sesama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang berguna bagi pelaksanaan kegiatan pembinaan/perawatan selanjutnya. 2. Mapenaling merupakan salah satu kegiatan pembinaan/perawatan tahap awal dari proses

(13)

3. Dengan tidak melihat lamanya masa pidana, setiap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan wajib mengikuti Mapenaling dan ditempatkan pada Blok/kamar khusus Penaling, paling lama 30 (tiga puluh) hari.

4. Pada Blok/kamar Penaling secara bergilir ditempatkan seorang petugas Rupam sebagai petugas Blok/kamar Penaling.

C. PROSEDUR TETAP.

1. PETUGAS BLOK/KAMAR PENALING.

a. Menerima dan memasang kartu nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dari Unit Pendaftaran melalui Karupam untuk ditempelkan pada pintu sebelah luar kamar hunian. b. Menempatkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kedalam kamar* hunian yang telah

dipersiapkan.

c. Membuat laporan pelaksanaan penempatan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kedalam buku laporan.

2. PEMBINAAN.

a. Merencanakan dan melaksanakan program Mapenaling.

b. Penentuan dan penunjukan Wali Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

c. Memperkenalkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dengan unit-unit kerja yang secara teknis melaksanakan tugas pembinaan/ perawatan, meliputi :

1) Unit Pendaftaran, untuk memperoleh penjelasan teknis tentang mendapatkan remisi, pembebasan, serta upaya-upaya hukum lain yang dapat ditempuh.

2) Unit Perawatan; untuk memperoleh penjelasan teknis tentang perawatan kesehatan, makanan dan kebersihan lingkungan.

3) KPLP; untuk memperoleh penjelasan teknis tentang peraturan tata tertib Lapas mencakup kewajiban, larangan dan sanksi.

4) Unit Bimbingan Kemasyarakatan; untuk memperoleh penjelasan teknis tentang proses pemasyarakatan berikut wujud dan jenis kegiatan pembinaan kepribadian yang dilaksanakan.

5) Unit Kegiatan Kerja; untuk memperoleh penjelasan teknis tentang wujud dan jenis kegiatan pembinaan kemandirian.

d. Mengajukan nama-nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan, yang berdasarkan pengamatan dan penilaian Wali Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan, kedalam sidang TPP guna penentuan program pembinaan selanjutnya.

3. WALI NARAPIDANA/ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN.

a. Melakukan pengamatan dan penilaian terhadap pelaksanaan Mapenaling Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Melaksanakan Kartu Pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Menerima keluhan-keluhan yang disampaikan Narapidana/Anak Oidik Pemasyarakatan. d. Melalui Unit Pembinaan mengajukan nama-nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan

kedalam sidang TPP untuk penentuan program pembinaan selanjutnya.

4. TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN (TPP).

a. Melaksanakan sidang TPP.

b. Membuat berita acara persidangan yang ditanda tangani oleh seluruhanggota yang hadir. c. Membuat dan menyampaikan rekomendasi TPP kepada Kalapas.

(14)
(15)

BAGAN PROTAP

PELAKSANAAN TUGAS

TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN (TPP)

A. DASAR.

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan arga Binaan Pemasyarakatan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1999 tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

5. Keputusan Presiden Rl Nomor 174 tahun 1999 tentang Remisi.

6. Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.

7. Keputusan Menteri Kehakiman Rl Nomor: M.01-PK.04.10 tahun 1999 tanggal 2 Pebruari 1999 tentang Asimilasi, Pembebasan Bersyarat dan Cuti Menjelang Bebas.

B. UMUM.

1. TPP di Lapas bertugas memberi saran dan pertimbangan kepada Kalapas mengenai : a Bentuk dan program pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

b. Penilaian/evaluasi terhadap pelaksanaan program pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

c. Penerimaan keluhan dan pengaduan dari Narapidana/Anak DidikPemasyarakatan.

d. Pelanggaran disiplin dan pelanggaran hukum oleh Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan untuk diambil tindakan cepat dan tepat serta masalah lain yang timbul dalam pelaksanaan pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

(16)

a. Merencanakan dan melakukan persidangan-persidangan.

b. Melakukan tertibnya administrasi persidangan, iventarisasi dandokumentasi. c. Membuat rekomendasi dan risalah sidang TPP kepada Kalapas.

d. Melakukan pemantauan pelaksanaan pembinaan Narapidana/AnakDidik Pemasyarakatan. 3. Wali Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan adalah petugas Pemasyarakatan yang mengamati,

menangani dan mendampingi secara langsung dan khusus masalah pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

4. Penunjukan Wali disesuaikan dengan tingkat pendidikan Narapidana/ Anak Didik Pemasyarakatan yang akan menjadi perwaliannya.

(17)

BAGAN PROTAP

TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN (TPP)

A. DASAR.

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1999 tentang KerjasamaPenyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga BinaanPemasyarakatan.

5. Keputusan Presiden Rl Nomor 174 tahun 1999 tentang Remisi.

6. Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.

7. Keputusan Menteri Kehakiman Rl Nomor: M.01-PK.04.10 tahun 1999 tanggal 2 Pebruari 1999 tentang Asimilasi, Pembebasan Bersyarat dan Cuti Menjelang Bebas.

B. UMUM.

1. TPP di Lapas bertugas memberi saran dan pertimbangan kepada Kalapas mengenai : a. Bentuk dan program pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

b. Penilaian/evaluasi terhadap pelaksanaan program pembinaan Narapidana/Anak DidikPemasyarakatan.

c. Penerimaan keluhan dan pengaduan dari Narapidana/Anak DidikPemasyarakatan.

d. Pelanggaran disiplin dan pelanggaran hukum oleh Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan untuk diambil tindakan cepat dan tepat serta masalah lain yang timbul dalam pelaksanaan pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

(18)

a Merencanakan dan melakukan persidangan-persidangan.

b. Melakukan tertibnya administrasi persidangan, iventarisasi dandokumentasi. c. Membuat rekomendasi dan risalah sidang TPP kepada Kalapas.

d. Melakukan pemantauan pelaksanaan pembinaan Narapidana/AnakDidik Pemasyarakatan. 3. Wali Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan adalah petugas pemasyarakatan yang mengamati,

menangani dan mendampingi secara langsung dan khusus masalah pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

4. Penunjukan Wali disesuaikan dengan tingkat pendidikan Narapidana/ Anak Didik Pemasyarakatan yang akan menjadi perwaliannya.

C. PROSEDUR TETAP.

.

1. WALI NARAPIDANA/ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN.

a. Menerima masukan-masukan dan menghimpun informasi dari unit-unit satuan kerja tentang Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan perwaliannya untuk diajukan dalam sidang TPP. b. Mengiventarisir dan membuat daftar nama-nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dalam

perwaliannya yang d<sertai dengan alasan-alasan yang patut untuk disidangkan dan menyampaikan kepada sekretaris TPP untuk dapat diagendakan dalam sidang TPP.

c. Apabila dari daftar nama-nama yang diajukan belum juga dilaksanakan sidang maka dapat melakukan pemberitahuan kepada sekretaris TPP dengan disertai tembusan kepada Kalapas dan Ketua TPP.

2. SEKRETARIS TPP.

a. Mempelajari dan menghimpun nama-nama Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang diajukan oleh Wali Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan.

b. Melakukan pengecekan dan penyaringan nama-nama Narapidana/ Anak Didik Pemasyarakatan berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku, khususnya dalam penetapan tanggal berakhirnya mapenaling, pembinaan tahap awal, pembinaan tahap lanjutan dan pembinaan tahap akhir.

c. Menyiapkan semua berkas Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang akan disidangkan, antara lain :

- Kartu Pembinaan.

- Kartu Kesehatan (Medical Record).

- Berkas penetapan penahanan/perpanjangan penahanan/ putusan pengadilan dan berita acara pelaksanaan putusan. Berkas lainnya yang berhubungan dengan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan.

d. Membuat risalah singkat pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang akan disjdangkan yang meliputi kegiatan pembinaan yang telah dilakukan dan keadaan perilakunya selama yang bersangkutan berada di Lapas.

e. Membuat undangan dan menyampaikan undangan sidang TPP yang dilampiri dengan risalah singkat pembinaan Narapidana/ Anak Didik Pemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada huruf d.

f. Mempersiapkan perlengkapan administrasi sidang dan mengatur tata ruang sidang TPP serta mencatat susunan acara sidang pada papan yang disiapkan.

g. Membuat dan mengedarkan daftar hadir anggota sidang TPP dan menyampaikan kepada ketua sidang.

(19)

2. TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN (TPP).

a. Sidang TPP dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota TPP.

b. Pelaksanaan sidang TPP meliputi :

- Pengesahan acara, pembukaan dan pengantar acara sidang.

- Penyampaian Litmas oleh PK Bapas dan laporan perkembangan pembinaan oleh Wali Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

- Apabila diperlukan Ketua Sidang dapat meminta Wali Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan untuk menghadirkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan.

- Pembahasan mated persidangan. - Keputusan sidang TPP.

c. Apabila Keputusan tidak dapat diambil melalui musyawarah, maka diadakan pemungutan melalui suara terbanyak dengan ketentuan keputusan diambil lebih dari 1/2 (setengah) ditambah 1 (satu).

d. Selama persidangan berlangsung, sekretaris TPP mencatat (membuat Notulen) dari seluruh masalah yang berkembang dalam sidang TPP.

e. Berdasarkan hasil pembahasan, sekretaris TPP membacakan hasilkeputusan sidang TPP dan membuat risalah sidang TPP.

f. Ketua sidang TPP membacakan dan mengesahkan hasil sidang TPP.

g. Sekretaris TPP membuat berita acara persidangan yang ditanda tangani oleh seluruh anggota TPP.

h. Dalam waktu 2 X 24 jam sekretaris TPP harus sudah membuat dan menyerahkan rekomendasi serta risalah sidang TPP kepada Kalapas.

3. KALAPAS.

a. Mempelajari rekomendasi dan risalah sidang TPP.

b. Memberikan persetujuan atau penolakan atau penundaan/ pertimbangan lain.

c. Dalam hal terdapat persetujuan Kalapas terhadap rekomendasi TPP, maka dalam waktu tidak boleh lebih dari 3 (tiga) hari, Kalapas memerintahkan kepada unit satuan kerja terkait yang bertanggung jawab untuk melaksanakan putusan Kalapas.

d. Dalam hal terdapat penolakan/penundaan Kalapas terhadap rekomendasi TPP, maka dalam waktu tidak boleh lebih dari 3 (tiga) hari, Kalapas memberikan alasan-alasan penolakan/ penundaan kepada unit satuan kerja terkait yang bertanggung jawab melalui unit pembinaan. e. Memerintahkan kepada unit pembinaan untuk membuat keputusan Kalapas tentang

pelaksanaan pembinaan Narapidana/ Anak Didik Pemasyarakatan berdasarkan alasan yang ditentukan.

f. Memerintahkan kepada unit pembinaan untuk membuat dan melanjutkan usul kepada Kakanwil Depkeh untuk diproses lebih lanjut.

4. UNIT SATUAN KERJA.

a. Melaksanakan keputusan Kalapas berdasarkan tugas dan fungsinya masing-masing dalam rangka pelaksanaan proses pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang meliputi :

1) Mapenaling.

2) Pembinaan tahap awal. 3) Pembinaan tahap lanjutan. 4) Pembinaan tahap akhir.

(20)

5) Kepentingan lain.

6) Hukuman/tindakan disiplin.

7) Pemindahan.

b. Melakukan koordinasi antara unit satuan kerja yang satu dengan yang lainnya dalam rangka penyelenggaraan pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang dilingkupi kondisi kamtib aman dan tertib.

(21)

BAGAN PROTAP

KUNJUNGAN NARAPIDANA/ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN

A. DASAR.

1.

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP

2. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 27 Tahun 1983 tanggal 1 Agustus 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

6. Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990, tanggal 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.

7. Surat Keputusan Dirjen Bina Tuna Warga Nomor DP.33/18/14, tanggal 31 Desember 1974 tentang PPLP

B. UMUM.

1. Setiap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan Lapas berhak mendapatkan kunjungan dari keluarga, penasehat hukum, rohaniwan, dokter pribadi atau badan sosial.

2. Setiap orang yang akan berkunjung ke Lapas harus ada ijin dari Kalapas atau pejabat yang ditunjuk.

3. Pengaturan mengenai hari, waktu kunjungan dan persyaratan lainnya ditetapkan oleh Kalapas. 4. Pelaksanaan kunjungan dilakukan oleh unit Pembinaan dan pengamanannya oleh KPLP.

5. Dalam setiap pelaksanaan petugas pencatatan dan pendaftaran wajib meneliti identitas pengunjung beserta barang-barang bawaannya yang akan disetahkan kepada Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dan dicatat dalam Buku Kunjungan.

(22)

6. Petugas pencatatan dan pendaftaran wajib menanyakan kepada pengunjung, apakah membawa barang-barang tertarang yang dibawa masuk ke Lapas.

7. Sebelum dipertemukan Karupam/Petugas Pengamanan wajib menanyakan terlebih dahulu keadaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang akan dikunjungi apakah mengenal pengunjung tersebut.

8. Pengunjung dan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang mendapat kunjungan wajib digeledah baik sebelum maupun sesudah kunjungan.

9. Diusahakan agar sebelum dipertemukan pengunjung dan yang dikunjungi dalam keadaan aman. 10. Khusus untuk kunjungan dokter pribadi wajib ada rekomendasi dari dokter Lapas.

C. PROSEDUR TETAP. 1. PEMBINAAN.

a. Meneliti keabsahan surat ijin kunjungan

b. Meneliti kartu identitas pengunjung dan menukamya dengan Kartu Tanda Kunjungan, serta memeriksa barang-barang bawaanpengunjung.

c.

Mencatat dalam buku daftar kunjungan (daftar E).

d.

Melalui Karupam/Petugas Pengamanan menanyakan kepada Narapidana Anak Didik Pemasyarakatan yang akan dikunjungiapakah bersedia atau tidak untuk dikunjungi.

e. Menanyakan kepada pengunjung apakah membawa barang-barang/ surat terlarang keluar Lapas dan menyerahkan kembali Kartu Tanda Kunjungan untuk ditukar dengan kartu identitas pengunjung.

2. PORTIR.

a. Meneliti dan mengamati setiap pengunjung yang akan/telah selesai berkunjung. b. Mengarahkan pengunjung keruang kunjungan.

3. KPLP.

a. Bertanggung jawab terhadap keamanan pelaksanaan kunjungan.

b. Mengatur pemangilan kunjungan agar pelaksanaannya berjalan dengan tertib.

c. Meneliti apakah Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang akan dikunjungi benar-benar orang yang dimaksud.

d. Menggeledah Pengunjung dan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang akan/telah selesai kunjungan.

e. Membatasi kunjungan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

(23)

BAGAN PROTAP

SURAT MENYURAT

A. DASAR.

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. 2. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak-Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

5. Permenkeh Rl Nomor M.04.UM.01.06 tahun 1983 tanggal 29 Desember 1983 tentang Tata Cara Penempatan, Perawatan Tahanan dan Tata tertib Rumah Tahanan Negara.

6. Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana dan Tahanan.

7. Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Nomor E.76-UM.01.06 tahun 1986, tanggal 17 Pebruari 1986 tentang Perawatan Tahanan RumahTahanan Negara.

B. UMUM.

1. Setiap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan berhak menerima dan mengirim surat dari dan untuk pihak luar (keluarga, teman dan penasehat hukum).

2. Surat menyurat antara Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dengan pihak luar tidak perlu diperiksa, kecuali jika terdapat cukup alasan diduga bahwa surat-menyurat itu disalah gunakan. 3. Untuk keperluan surat-menyurat disediakan alat tulis-menulis bagi Narapidana/ Anak Didik

Pemasyarakatan yang memerlukan.

4. Mekanisme penerimaan dan pengiriman surat menyurat dari dan untuk Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dilaksanakan dengan segera.

5. Unit kerja yang mempunyai tugas berkaitan dengan kegiatan surat menyurat Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan, adalah : Petugas Pengamanan, Pembinaan, KPLP.

C. PROSEDURTETAP.

1. PETUGAS PENGAMANAN.

a. Petugas Blok mengumpulkan surat-surat dari Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang akan dikirim kepada pihak luar dan menyerahkan kepada Pembinaan.

(24)

b. Petugas Portir menerima surat dari Petugas Pos dan menyerahkan kepada Pembinaan.

2. PEMBINAAN.

a. Mencatat surat yang akan dikirim atau diterima oleh Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dalam buku agenda surat menyurat Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

b. Menyediakan alat tulis menulis bagi Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang memerlukan.

c. Memeriksa isi surat apabila berdasarkan pertimbangan yang cukup alasan patut diduga bahwa terdapat penyalah gunaan surat menyurat dengan membubuhi cap yang berbunyi TELAH DITILIK".

d. Melakukan koordinasi dengan Kepala KPLP apabila isi surat dikhawatirkan akan menimbulkan hal-hal yang mengganggu kamtib.

e. Menyampaikan surat dan pihak luar kepada Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan melalui Karupam.

f. Mengirim surat dari Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kepada pihak luar melalui Kantor Pos.

3. KEPALA KPLP.

a. Meneliti isi surat dari dan atau untuk Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan kamtib dan melaporkan kepada Kalapas.

b. Menyampaikan kembali surat kepada Pembinaan untuk diteruskan apabila isi surat tidak membahayakan atau setelah mendapat petunjuk Kalapas.

(25)

BAGAN PROTAP

ALAT BANTU PENGAMANAN

A. DASAR.

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor: 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

3. Kepmenkeh Rl Nomor M-02.PR.08.10 tahun 1983 tanggal 7 Juni 1983 tentang Pola Pembinaan dan Ketertiban Departemen Kehakiman.

4. Permenkeh Nomor: M.04.UM.01.06 tahun 1983 tanggal 29 Desember 1983 tentang Tata cara Penempatan, Perawatan Tahanan dan Tata Tertib Rumah Tahanan Negara.

5. Kepmenkeh Rl Nomor M.07-PL.03.05 tahun 1987 tanggal 23 Juni 1987 tentang Tatacara Pengadaan, Penyimpanan, Penggunaan dan Pemeliharaan Senjata Api dilingkungan Direktorat Jenderal Pema-syarakatan.

6. Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.

7. Keputusan Direktur Jenderal Bina Tuna Warga Nomor : DP.3.3/17/1, tanggal 27 Januari 1974 tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan.

8. Petunjuk Pelaksanaandan PetunjukTennis Nomor: E.76-UM.01.06tahun 1986, tanggal 17 Pebruari 1986 tentang Perawatan Tahanan Rumah Tahanan Negara.

B. UMUM.

1. Agar dapat tercipta keamanan dan ketertiban di Lapas diperlukan adanya alat bantu keamanan dan ketertiban yang memadai, untuk itu pada saat menjalankan tugasnya petugas pengamanan Lapas diperlengkapi dengan senjata api dan sarana keamanan lainnya.

(26)

2. Dalam mempergunakan dan menyimpan alat-alat bantu keamanan dan ketertiban harus selalu memperhatikan tentang tata cara penggunaan dan penyimpanananya.

3. Yang dimaksud dengan alat bantu keamanan dan ketertiban antara lain meliputi: a. Senjata api, amunisi dan almari penyimpanannya.

b. Borgol.

c. Lonceng/Genta.

d. Jam dinding dan Control Clok.

e. Alat-alat penanggulangan Dakura/PHH (tongkat karet/kayu, helm, tameng, dll). f. Lampu penerangan.

g. Alat pemadam kebakaran.

h. Alat komunikasi.

i. Daftar nomor telepon penting.

j. Kunci, Gembok dan almari penyimpananannya. k. Keandaraan operasional.

4. Unit kerja yang terkait dengan pengamanan dan penggunaan alat bantu keamanan dan ketertiban adalah; Kalapas, Kepala KPLP, Administrasl Keamanan dan Ketertiban, Kepala Regu Pengamanan, PetugasPengamanan.

C. PROSEDUR TETAP. 1. KALAPAS.

a Bertanggung jawab atas keamanan seluruh alat bantu pengamanan dan ketertiban.

b. Menerima laporan dari Kepala KPLP tentang alat-alat bantu Kamtib yang dipergunakan oleh KPLP.

c. Meneliti kebenaran laporan.

2. KEPALA KPLP.

a. Bertanggung jawab terhadap seluruh alat bantu bantu yang dioperasionalkan dan berada pada kewenangannya.

b. Melakukan koordinasi dengan Kepala Administrasi Kamtib.

c. Melaporkan penggunaan alat bantu yang berada dalam tanggung jawabnya kepada Kalapas.

3. ADMINISTRASI KAMTIB.

a Bertanggung jawab terhadap penyimpanannya, keamanan dan pemeliharaannya.

b. Melakukan koordinasi dengan Kepala KPLP dalam hal penggunaan dan penempatan alat-alat bantu Kamtib.

c. Melaporkan kegiatannya kepada Kalapas.

4. KEPALA REGU PENGAMANAN.

a. Menggunakan alat bantu Kamtib sesuai dengan ketentuan penggunaannya.

b. Bertanggung jawab dan memelihara terhadap periengkapan kamtib yang dipergunakannya. c. Pada saat selesai melaksanakan tugas menyerahterimakan seluruh alat bantu yang berada

dalam tanggung jawabnya kepada kepala regu pengamanan selanjutnya dilengkapi dengan penjelasan tentang kondisi alat bantu kamtib tersebut.

(27)

5. PETUGAS PENGAMANAN.

a. Bertanggung jawab terhadap atas keamanan alat bantu kamtib yang berada dalam kewenangannya dan alat bantu yang berada dalam lokasi tempat tugasnya.

b. Pada saat selesai melaksanakan tugas mempertanggung-jawabkannya kepada Kepala Regu Pengamanan.

(28)

BAGAN PROTAP

TINDAKAN DISIPLIN

A. DASAR.

1. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

5. Permenkeh Rl Nomor M.04.UM.01.06 tahun 1983 tanggal 29 Desember 1983 tentang Tata Cara Penempatan, Perawatan Tahanan dan Tata tertib Rumah Tahanan Negara.

6. Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990 tangga! 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.

7. Surat Keputusan Dirjen Bina Tuna Warga Nomor DP.33/18/14 tanggal 31 Desember 1974 tentang PPLP.

8. Petunjuk Pelaksanaan dan PetunjukTeknis Nomor E.76-UM.01.06 tahun 1986, tanggal 17 Pebruari 1986 tentang Perawatan Tahanan Rumah Tahanan Negara.

B. UMUM.

1. Tindakan disiplin adalah tindakan tata tertib berdasarkan keputusan Kalapas sebagai upaya pengamanan terhadap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan berupa penempatan sementara pada kamar terasing dari yang lainnya (sei pengasingan), karena perbuatannya atau keadaannya berdasarkan pada bukti permulaan patut diduga sebagai suatu pelanggaran/gangguan kamtib sehingga perlu dilakukan pemeriksaan.

2. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya tindakan disiplin apabila seseorang Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan berhubungan dengan para Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan lainnya maka Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang berdasarkan pertim-bangan tertentu terancam jiwanya ditempatkan pada kamar pengasingan.

(29)

3. Perintah tindakan disiplin yang diberikan oleh Kalapas berlaku paling lama sepuluh hari dan dapat diperpanjang berdasarkan keputusan Kalapas untuk paling lama sepuluh hari dan dalam hal masih diperlukan dapat diperpanjang lagi untuk paling lama sepuluh hari.

4. Unit kerja yang mempunyai tugas berkaitan dengan kegiatan tindakan disiplin adalah : Kalapas, KPLP, Pembinaan.

C. PROSEDUR TETAP.

1. KEPALA KPLP.

a. Membuat laporan kepada Kalapas tentang adanya Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang akan diberikan tindakan disiplin.

b. Apabila dipandang perlu mengajukan usul kepada Kalapas untuk melakukan tindakan disiplin sebagai langkah pengamanan dan atau untuk kepentingan proses pemeriksaan bagi Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang telah melakukan pelanggaran keamanan dan ketertiban dan bagi Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang berdasarkan pertimbangan keamanan dan ketertiban penem-patannya harus dipisahkan dengan Narapidana/ Anak Didik Pemasyarakatan yang lainnya.

c. Dalam keadaan mendesak dapat melakukan tindakan disiplin terhadap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang melakukan pelanggaran kamtib dan menempatkan Narapidana/ Anak Didik Pemasyarakatan bersangkutan pada kamar pengasingan yang selanjutnya melaporkan kepada Kalapas dalam vvaktu selambat-lambatnya 24 jam.

c. Melaksanakan tindakan disiplin terhadap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan serta menyampaikan putusan Kalapas tentang tindakan disiplin kepada Pembinaan untuk dicatat dalam buku register H.

2. KALAPAS.

a. Menerima dan mempelajari laporan dari Kepala KPLP.

b. Memutuskan perlu tidaknya Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan diberikan tindakan disiplin.

c. Memerintahkan kepada Kepala KPLP untuk melakukan tindakan disiplin. d. Menerima laporan dari Kepala KPLP tentang pelaksanaan tindakan disiplin.

3. PEMBINAAN

Melakukan koordinasi dengan Kepala KPLP untuk kepentingan pembinaannya terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan hak-hak Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan.

4. KARUPAM.

a. Melaporkan kepada Kepaia KPLP tentang adanya Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang periu dikenakan tindakan disiplin.

(30)

BAGAN PROTAP

PROTAP HUKUMAN DISIPLIN

A. DASAR.

1. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

5. Permenkeh Rl Nomor M.04.UM.01.06 tahun 1983 tanggal 29 Desember 1983 tentang Tata Cara Penempatan, Perawatan Tahanan dan Tata Tertib Rumah Tahanan Negara.

6. Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.

7. Surat Keputusan Dirjen Bina Tuna Warga Nomor DP.33/18/14 tanggal 31 Desember 1974 tentang PPLP.

8. Petunjuk Pelaksanaan dan PetunjukTeknis Nomor E.76-UM.01.06 tahun 1986, tanggal 17 Pebruari 1986 tentang Perawatan Tahanan Rumah Tahanan Negara.

B. UMUM.

1. Hasil pemeriksaan yang dilakukan pada saat Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan dalam proses tindakan disiplin, dibahas oieh Tim Pengamsf Pemasyarakatan (TPP) untuk selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan Kalapas dalam menjatuhkan hukuman disiplin.

2. Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dapat berupa: a. tutupan sunyi paling lama 6 (enam) hari; dan atau

b. menunda atau meniadakan hak tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Bagi Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang pernah dijatuhi hukuman tutupan sunyi sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a, apabiia mengulangi pelanggaran atau berusaha melarikan diri dapat dijatuhi lagi hukuman tutupan sunyi paling lama 2 (dua ) kali 6 (enam) hari.

(31)

4. Unit kerja yang mempunyai tugas berkaitan dengan penjatuhan hukuman disiplin adalah: Kalapas, KPLR Administrasi Kamtib, Pembinaan dan TPP.

C. PROSEDUR TETAP. 1. KEPALA KPLR

a. Melaksanakan keputusan hukuman disiplin tutupan sunyi serta menyampaikan putusan Kalapas tentang hukuman disiplin tutupan sunyi kepada unit Pembinaan.

b. Menyerahkan salinan keputusan hukuman disiplin yang telah diberi catatan pelaksanaannya kepada unit Pembinaan untuk dicatat dalam daftar F.

c. Membuat laporan pelaksanaan hukuman disiplin kepada Kalapas.

2. KALAPAS.

a. Memerintahkan kepada Kepala Administrasi Kamtib untuk membuat Berita Acara Pemeriksaan.

b. Menerima Berita Acara Pemeriksaan yang selanjutnya diserahkan kepada Ketua TPP untuk segera disidangkan.

c. Menetapkan keputusan tentang jenis hukuman disiplin setelah mempelajari rekomendasi hasil sidang TPP untuk selanjutnya dilaksanakan oleh KPLR

3. TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN (TPP).

a. Melakukan persidangan khusus untuk membahas hasil berita acara pemeriksaan yang telah dibuat oleh Kepala Administrasi Kamtib, bila dipandang periu menghadirkan pelaku dan saksi-saksi untuk memberikan keterangan tambahan yang diperiukan.

b. Membuat keputusan sidang TPP yang merupakan rekomendasi kepada Kalapas sebagai bahan pertimbangan untuk menjatuhkan hukuman disipiin.

4. PEMBINAAN

a. Mencatat putusan hukuman disiplin dalam buku daftar F.

b. Melakukan koordinasi dengan kepala KPLP dalam pelaksanaan hukuman disiplin tutupan sunyi untuk kepentingan pembinaan.

5. ADMINISTRASI KEAMANAN DAN KETERTIBAN.

a. Melakukan pemeriksaan dan membuat berita acara pemeriksaan pelanggaran kamtib. b. Menyampaikan hasi! pemeriksaan kepada Kalapas.

(32)

BAGAN PROTAP

PROTAP PENGGELEDAHAN

A. DASAR.

1. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 27 Tahun 1983 tanggal 1 Agustus 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

4. Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990, tanggal 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan/ Tahanan.

5. Surat Keputusan Dirjen Bina Tuna Warga Nomor DP.33/18/14, tanggal 31 Desember 1974 tentang PPLP

6. Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Nomor E.76-UM.01.06 tahun 1986, tanggal 17 Pebruari 1986 tentang Perawatan Tahanan Rumah Tahanan Negara.

B. UMUM.

1. Penggeledahan dilakukan dengan memeriksa badan orang, barang-barang, pekarangan/halaman atau bangunan yang berada di lingkungan Lapas.

2. Penggeledahan terhadap orang dan barang-barang harus dilaksanakan secara cermat dan teliti dengan tetap memperhatikan aspek Hak Asasi Manusia (HAM).

3. Jenis penggeledahan di Lapas meliputi : penggeledahan rutin dan penggeledahan insidentif. 4. Penggeledahan diiakukan dengan tujuan agar Narapidana/Anak Dldik Pemasyarakatan Lapas

tidak menyimpan atau menggunakan barang-barang terlarang di dalam Lapas yang dapat mengganggu dan membahayakan keamanan dan ketertiban.

5. Unit kerja yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penggeledahan adalah KPLP.

6. Pelaksanaan penggeledahan dilakukan oleh Tim Penggeledahan yang terdiri dari KPLP, Administrasi Kamtib dan Pembinaan.

(33)

C. PROSEDUR TETAP.

1. KPLP.

a. Penggeledahan rutin terhadap Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang melewati pos penjagaan.

1) Apabila yang digeledah hanya satu orang, langkah-langkah yang dilakukan :

a) Memerintahkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan mengambil posisi sedemikian rupa

sehingga pada waktu dilaksanakan penggeledahan tidak bisa melakukan perlawanan terhadap petugas yang melakukan penggeledahan, yaitu dengan cara memerin-tahkan membuka kaki paling sedikit selebar 60 cm, mengangkat kedua tangan keatas dan membungkukan badan kedepan.

b) Melakukan penggeledahan dengan teliti, dimulai dari kepala sampai ke kaki Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan.

c) Apabila diperiukan penggeledahan dapat dilakukan dengan memerintahkan Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan untuk bertelanjang bulat di dalam kamar tertutup.

d) Jika dipandang pertu penggeledahan dapat meneliti sampai ke rongga mulut dan anus.

2) Apabila Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang digeledah lebih dari satu orang, langkah-langkah yang dilakukan :

a) Meminta bantuan kepada petugas lain untuk mendampingi penggeladahan (satu orang menggeledah dan satu orang lainnya mengawasi).

b) Mengatur jarak antara Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga tidak dapat saling berhubungan atau mengirimkan/ memberikan barang-barang yang dibawa oleh Narapidana/ Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan.

c) Melakukan penggeledahan satu persatu dan memisahkan antara Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang sudah digeledah dengan yang belum.

3) Apabila dalam penggeledahan ditemukan barang terlarang, petugas pengamanan segera melaporkan kepada Karupam/ KPLP.

4) Apabila Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang digeledah adalah wanita maka harus dilakukan oleh petugas wanita didalam tempat yang tertutup.

5) Apabila tidak terdapat petugas wanita, penggeledahan dapat dilakukan oleh isteri petugas atau orang lain yang ditunjuk oleh Kalapas.

b. Penggeledahan rutin bagi narapidana yang masuk dan keiuar dari bengkel kerja.

1) Memeriksa semua Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang keiuar atau masuk kedalam bengkel kegiatan kerja, dengan mencermati barang-barang berbahaya masuk kedalam kamar hunian yang dapat diperkirakan timbulnya gangguan kamtib.

2) Jika dipandang pertu penggeledahan dapat dilakukan dengan membuka seluruh pakaian/perlengkapan lainnya (yang diduga sebagai tempat menyembunyikan benda terlarang) di dalam ruang tertutup.

c. Penggeledahan rutin terhadap barang/makanan dan kendaraan.

1) Melakukan penggeledahan barang/makanan yang masuk ke Lapas dengan cara meneliti dengan cermat agar barang/ makanan tidak dijadikan sarana penyelundupan barang teriarang, antara lain :

a) Membuka dan memeriksa barang/makanan yang dibungkus dalam kemasan (misalnya rokok, sabun, odol, minyak rambut, sandal, sepatu, mie instant, dan lain-lain).

b) Membeiah bahan makanan yang diduga memuat barang teriarang didalamnya (misalnya buah-buahan, roti, gula, nasi, setiap makanan kemasan dan lain-lain).

(34)

c) Mengaduk atau mengkocok makanan yang mengandung air (misalnya bubur, minuman, dan lain-lain).

2) Memeriksa setiap kendaraan yang keluar-masuk Lapas baik kendaraan dinas maupun lainnya, dengan memeriksa muatan dan bagian-bagian yang dapat digunakan sebagai tempat menyernbunyikan orang/ barang.

2. TIM PENGGELEDAHAN.

a. Memeriksa pekarangan/halaman di lingkungan Lapas dengan sasaran benda-benda yang diperkirakan disembunyikan di pekarangan/halaman, seperti :

1) Benda tajam (logam, kayu, bambu, plastik dan sebagainya)

2) Benda yang diklasifikasikan berbahaya dan dapat menimbulkan gangguan kamtib, seperti: batu, kayu, tambang/tali, kompor dan sebagainya.

b. Memeriksa kamar hunian dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengosongkan kamar hunian dan menutup serta mengunci kamar-kamar hunian yang hendak digeledah.

2) Memerintahkan kepada Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kamar yang akan digeledah untuk berbaris dengan tertib didepan kamarnya masing-masing.

3) Melakukan penggeledahan kamar satu persatu dengan mengikut sertakan 1 (satu) orang Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan kamar tersebut.

4) Untuk kamar yang telah selesai digeledah Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatannya diminta untuk kembali ke kamamya dengan terlebih dahulu digeledah satu persatu dan selanjutnya mengunci kembali kamar tersebut agar tidak mengganggu jalannya penggeledahan kamar yang lainnya.

c. Penggeledahan insidentil

Melakukan penggeledahan ke kamar hunian secara mendadak baik pada slang maupun malam hari, apabila ada kecurigaan atau petunjuk terdapatnya barang-barang terlarang.

d. Mencatat dan menyerahkan hasil penggeledahan kepada unit Administrasi Kamtib. e. Membuat berita acara peiaksanaan penggeledahan.

3. ADMINISTRASI KAMTIB.

a. Menerima hasil penggeledahan dan membuat berita acara serah terima.

b. Selanjutnya terhadap barang-barang terlarang hasil penggeledahan dapat dilakukan: 1) Bahan makanan yang dapat membahayakan kesehatan dimusnahkan.

2) Barang-barang yang berlebihan untuk digunakan sehari-hari disimpan dalam gudang dan dicatat dalam daftar "D" sebagai milik Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan yang bersang-kutan melalui unit Pendaftaran.

3) Barang-barang terlarang lainnya yang dapat mengganggu kamtib, disita untuk dimusnahkan dan dibuat berita acaranya.

4) Narkotik dan sejenisnya diserahkan kepada pihak yang berwenang (Kepolisian) dengan berita acara dan pemilik/ pemakainya dilaporkan secara khusus.

c. Melakukan pencatatan dalam buku penggeledahan tentang kepemilikan, jenis pelanggaran dan selanjutnya melakukan langkah-langkah :

1) Memperingatkan pelaku.

(35)

3) Bila peringatan dua kali tersebut tidak diindahkan maka pelaku diberikan tindakan disiplin guna proses penjatuhan hukuman disiplin (Daftar F).

(36)

BAGAN PROTAP

PENANGGULANGAN GANGGUAN KAMTIB

A. DASAR.

1. Undang Undang Nornor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 27 Tahun 1983 tanggal 1 Agustus 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

3. Kepmenkeh Rl Nomor M.07-PL03.05 tahun 1987 tanggal 23 Juni 1987 tentang Tatacara Pengadaan, Penyimpanan, Penggunaan dan Pemeliharaan Senjata Api dilingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

4. Kepmenkeh Rl Nomor M.02-PK.04.10 tahun 1990, tanggal 10 April 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.

5. Surat Keputusan Dirjen Bina Tuna Warga Nomor DP.33/18/14, tanggal 31 Desember 1974 tentang PPLP.

6. Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Nomor E.76-UM.01.06 tahun 1986, tanggal 17 Pebruari 1986 tentang Perawatan Tahanan Rumah Tahanan Negara.

B. UMUM.

1. Dalam upaya menciptakan kondisl Lapas yang aman dan tertib, langkah pengamanan dilakukan berdasarkan atas prinsip mencegah adalah lebih baik dari pada menindak.

2. Petugas Pengamanan sedini mungkin mendeteksi setiap gejala yang menjadi penyebab terjadinya gangguan kamtib.

3. Dalam menanggulangi setiap gangguan keamanan dan ketertiban di Lapas (sekecil apapun), setiap petugas pengamanan harus selafu memahami dan memperhatikan petunjuk langkah-langkah pengamanan sesuai dengan jenis gangguan kamtib yang terjadi.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Bengkulu ini sejumlah 72.154 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan

Yang dimaksudkan dengan keadaan memaksa atau overmaht dalam hal ini adalah kerugian yang mengakibatkan kerusakan tersebut datangnya bukan dari kedua belah pihak tetapi

Petanda yang muncul secara keselurahan iklan tersebut seolah-olah ingin menunjukkan kepada khalayak bahwa dengan menggunakan produk smartslim akan mendapatkan bentuk

Selisih antara tingkat energi konduksi dengan tingkat energi valensi disebut energi celah pita (band gap) yang merupakan energi minimal yang dibutuhkan untuk memutuskan

Zona ini merupakan alterasi dari bedrock dimana proses-proses pelapukan kimia lebih aktif. Proses kimia dan pelapukan merupakan proses-proses yang terjadi sepanjang

adalah Porapak Q dengan Ar sebagai gas pembawa. Hasil dari proses biofiltrasi dimodelkan ke dalam bentuk model adsorpsi Langmuir dan disimulasikan dalam analisis sensitivitas.

Laporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin 6 Informasi yang disajikan dalam website ini mulai dari Profil Lembaga, Profil Kepegawaian,

b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien,