• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Lab K3 KL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Lab K3 KL"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” i

LAPORAN PRAKTIKUM

“VIBRATION METER’

Oleh :

Shelia Fajriyah (10101001007)

Dosen Pengampu : Annisyah, SKM, M.Sc

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” ii Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Ba’da salam, sebelumnya penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT, berkat karunia-Nya berupa setitik ilmu dan pemberian kesehatan serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek Laboratorium K3/KL ini. Sholawat dan salam hendaknya akan selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Ucapan terima kasih, penulis ucapkan kepada Anisya, SKM, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Laboratorium K3/KL, kedua orang tua penulis yang tak henti-hentinya memberikan motivasi serta teman-teman seperjuangan yang mendukung terselesaikannya laporan ini.

Sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Laboratorium K3/KL, laporan ini disusun berdasarkan praktek yang dilakukan di Balai Hiperkes Palembang yang mana, dalam praktek ini diujicobakan pelbagai alat yang mengukur indikator yang berhubungan dengan K3 dan kesehatan lingkungan, salah satu alatnya yakni

vibration meter, alat untuk mengukur getaran di tempat kerja.

Penulis menyadari bahwa, tak ada gading yang tak retak begitu pula dengan laporan ini yang masih memiliki banyak kekurangan, oleh karenanya penulis mengharapkan umpan balik pembaca demi perbaikan penulisan-penulisan makalah di kemudian hari. Semoga motivasi untuk menulis dan berkarya akan selalu menyertai penulis.

Akhirul kalam, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Inderalaya, 27 November 2013

(3)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” iii

Daftar Isi

Hal

Halaman Judul ... i Kata Pengantar ... ii Daftar isi ... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vibrasi ... 3 2.2 Alat Ukur Vibrasi ... 6 BAB III PENGUKURAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengukuran ... 9 3.2 Pembahasan ... 10 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 12 4.2 Saran ... 13 Referensi Lampiran

(4)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keselamatan kesehatan kerja merupakan pencapaian mutlak yang harus diperoleh setiap pekerja. Namun, lingkungan dengan segala komponennya merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam proses paparan terhadap bahaya dan risiko di tempat kerja baik itu berasal dari faktor fisik, kimia maupun biologis. Di dalam lingkungan kerja., komponen pekerja dan alat dalam hal ini mesin merupakan komponen yang saling terkait dan berpengaruh satu sama lain.. Alat, dalam prosesnya bisa menjadi sumber bahaya dan risiko bagi pekerja, salah satunya yakni bahaya fisik berupa getaran yang dihasilkan alat. Getaran merupakan komponen fisik dalam lingkungan kerja yang sering terabaikan. Namun, mengingat dampak getaran yang secara kontinu terhadap pekerja yang begitu kompleks, merupakan hal yang penting untuk dilakukan kontrol terhadap getaran dan sumbernya.

Kontrol terhadap getaran pada alat kerja dilakukan sebagai simbolisasi pengendalian bahaya terhadap pekerja dalam pencapaian keselamatan kesehatan kerja pakerja. Pada prosesnya, untuk dapat melakukan pengendalian tersebut langkah awal yang dilakukan adalah identifikasi.bahaya. Identifikasi getaran dapat dilakukan dengan mengukur besaran getaran yang dihasilkan oleh alat. Hasil pengukuran getaran dapat memberikan informasi mengenai keadaan yang sedang dan akan terjadi pada alat dan pengaruhnya terhadap lingkungan[1] sekitar.Sehingga dengan mengetahui besaran getaran dan pengaruhnya dapat dilakukan pengendalian yang diharapkan dapat meminimalisasi accident dalam mencapai keselamatan kesehatan kerja. Saat ini, banyak alat pengukuran getaran yang tersedia dengan metode-metode tertentu. Salah satu diantaranya adalah

vibration meter. Pengukuran getaran dengan menggunakan vibration meter ini

penting dilakukan untuk mengetahui besaran getaran yang dihasilkan alat baik itu

whole body vibration maupun hand arm vibration. Penggunaan vibration meter

dalam pengukuran besar getaran yang dihasilkan alat ini yang akan dibahas dalam laporan praktek Laboratorium keselamatan kesehatan kerja.

(5)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 2 1.2 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktek pengukuran terhadap getaran adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui prosedur kerja pengukuran getaran baik itu whole body

vibration maupun hand arm vibration dengan menggunakan alat vibrasi

meter

2. Mengetahui hasil pengukuran getaran dengan menggunakan alat vibrasi meter

(6)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Vibrasi

Vibrasi merupakan gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan kesetimbangannya.[2] Getaran adalah gerakan bolak balik suatu massa yang menjalar ke seluruh tubuh manusa mulai dari tangan sampai dengan seluruh tubuh akibat getaran alat mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan. ( Kep Men Lingkungan Hidup No. 49 tahun 1996 dan Salim, Emil. 2002 dalam [3]). Adapun jenis getaran adalah sebagai berikut [3] :

1. Getaran Vulkanis

Getaran yang disebabkan oleh adanya ledakan gunung berapi sehingga mengakibatkan bergeraknya benda yang ada di sekitar sumber ledakan. 2. Getaran Mekanis

Getaran mekanis ini adalah getaran yang disebabkan oleh adanya getaran mesin-mesin yang bergerak secara mekanik. Getaran mekanis menurut pajanannya terdapat dua bentuk yaitu [2] :

a. Getaran seluruh badan (whole body vibration) yakni getaran yang menjalar sampai seluruh tubuh, biasanya diakibatkan oleh goncangan mesin kendaraan atau traktor.

b. Getaran alat-lengan (hand arm vibration) yakni getaran yang menjalar hanya sebatas tangan dan lengan. Contohnya cakram gas motor yang menyala, mixer untuk membuat kue dsb.

3. Getaran Kejut

Dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja, getaran yang menjadi pokok bahasan adalah getaran mekanis karena terkait dengan kegiatan manusia yang secara kontinu. Adapun disebutkan sebelumnya bahwa getaran mekanis terbagi menjadi dua yakni :

(7)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 4 1. Getaran seluruh badan

Getaran seluruh badan ini berpengaruh terhadap seluruh tubuh dihantarkan melalui bagian tubuh pekerja dengan frekuensi 5-20 Hz., dengan mesin yang menghasilkan getaran sebesar 1-20 Hz.Sehingga jika pekerja terpapar dengan getaran ini secara kontinu akan berdampak buruk bagi kesehatan pekerja. Dampak buruk terhadap kesehatan tersebut salah satunya adalah gangguan pada respon fisiologis tubuh manusia atau pekerja [4]. Adapun dampak dari getaran jenis ini lebih rinci adalah sebagai berikut [2-4] a. Dampak jangka pendek yang berupa cepat lelah, peningkatan detak

jantung, nyeri punggung, pegal-pegal, kesemutan, shakeness, penglihatan kabur, sakit kepala, dan gangguan kenikmatan dalam bekerja

b. Dampak jangka panjang yang berupa gangguan pada sistem kardiovaskular, gangguan syaraf pusat, gangguan metabolisme, gangguan sistem endokrin, sistem respiratory, kerusakan tulang hingga kerusakan fisik secara permanen misalnya ischemic lumbago, serta mengganggu sistem urologi.

Gejala yang ditimbulkan berdasarkan frekuensi getaran yang diterima pekerja adalah sebagai berikut [3]:

1. 0,2-0,7 Hz = Mual dan muntah 2. 1-4 Hz = gangguan bernafas

3. 4-10 Hz = nyeri dada dan perut, otot kaku dan geraham kaku

4. 10-20 Hz =sakit kepala, muscular tension, nyeri pada mata, gangguan bicara, saluran pencernaan dan saluran kencing terganggu

Adapun untuk batas pajanan standard dari getaran seluruh badan ini secara spesifik belum diatur oleh peraturan yang ada di Indonesia, namun berdasarkan ISO 2631 standar pajanan getaran seluruh badan ini dibagi menjadi 3 yakni [3] :

1. Mengganggu kenyamanan 2. Meningkatkan kelelahan 3. Mengganggu kesehatan

(8)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 5 Artinya jika salah satu dari ketiga aspek diatas terjadi ketika pekerja terpajan getaran seluruh badan maka, dapat diartikan bahwa getaran tersebut sudah melebihi standar aman bagi pekerja.

2. Getaran alat – tangan

Getaran alat-tangan ini merambat melalui tangan dari operator akibat pemakaian peralatan yang bergetar. Frekuensi dari getaran alat-tangan in adalah 20-500 Hz.

Dampak yang ditimbulkan dari getaran jenis segmentasi ini adalah sebagai berikut[3] :

1. Dampak jangka pendek yakni cepat lelah, pegal-pegal bagian lengan dan persendian.

2. Dampak jangka panjang dari pajanan getaran segmenatasi ini adalah penurunan fungsi indera perasa pada jari, kerusakan otot, dan persendian pada tangan dan lengan , terbentuk noda putih pada telapak tangan atau dikenal sebagai white finger syndrome, terjadinya gejala tersebut memerlukan jangka waktu 3 samapai dengan 6 tahun dengan melalui beberapa stadium yakni :

a. Stadium 1 = ujung jari pucat, dan kaku pada cuaca dinginatau bangun tidur

b. Stadu=ium 2 = perluasan jari pucat, kesemutan dan kaku

c. Stadium 3 = gejala semakin luas disertai rasa sakit yang hebat.

Pengukuran getaran yang da dibandingkan dengan NAB yang tercantum pada keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor : KEP. 51 /MEN /1999 , mengenai NAB getaran untuk pemajanan lengan dan tangan adalah [2]:

Tabel 1.1 NAB getaran untuk pemajanan lengan dan tangan Jumlah Waktu

pemajanan per hari kerja

Nilaipercepatan pada frekuensi dominan

m/detik kuadrat Gram

4 jam dan < 8 jam 4 0,4

2 jam dan < 4 jam 6 0,61

1 jam dan < 1 jam 8 0,81

(9)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 6 2.2 Alat Ukur Vibrasi

Pada saat dilakukan pengukuran getaran suatu mesin, maka akan timbul suatu pertanyaan,untuk apa sebenarnya dilakukan pengukuran tersebut. Dalam suatu pengukuran jelas bahwa tujuannya adalah untuk mendapatkan data, tetapi selanjutnya untuk apa data tersebut diambil. Ada beberapa tujuan pengambilan data getaran suatu mesin, tujuan tersebut adalah [5]:

 Pengukuran rutin

 Pengukuran referensi (Baseline Measurement)  Pengukuran sebelum dan sesudah perbaikan  Trouble Shooting

Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai data getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang akan kita gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan dalam suatu pengukuran getaran antara lain [5]

 Vibration meter  Vibration analyzer  Shock Pulse Meter  Osiloskop

Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan persyaratan personal yang menggunakannya [6].

Dalam kegiatan praktek laboratorium keselamatan kesehatan kerja ini dilkaukan pengukuran getaran dengan menggunakan alat vibration meter dengan tipe HAV-PRO Quest Technologies. Adapun bagian-bagian dari alat ini adalah sebagai berikut:[7]

1. Batere yang terpisah 2. Kabel data Log

3. Vibration pad (untuk pengukuran getaran seluruh badan) bentuknya seperti piringan dengan kabel sensornya

(10)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 7 4. Hand/Arm Sensor ( untuk pengukuran getaran segmentasi) dengan kabel

sensornya (black mounting adapter) 5. Papan tombol dan layar

Adapun tombol yang digunakan dalam pengukuran yaitu [7]:

1. Tombol on/off untuk menghidupkan alat ukur

2. Tombol set up untuk menyetting pengukuran jenis apa yang akan dilakukan dan menyetting waktu pengukuran

3. Tombol range untuk melihat nilai getaran tertinggi dan terendah dari hasil pemngukuran

4. Tombol reset untuk menghapus hasil pengukuran sebelumnya (history) sehingga pengukuran baru dimulai dari 0

(11)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 8 5. Tombol print untuk mencetak hasil data pengukuran yang terekam pada

alat

6. Tombol recall untuk membuka data yang tersimpan pada alat 7. Tombol store untuk memindahkan data yang tersimpan pada alat ke

komputer

8. Tombol history untuk melihat data yang telah terekam pada alat

9. Adapun tombol lainnya ada tombol scroll ke atas bawah dan kiri kanan, serta tombol enter pada tengah-tengah tombol scroll

Pada pengukuran getaran menggunakan vibration meter ini, besaran getarannya dinyatakan dalam satuan akselerasi atau m/detik kuadrat dan diukur dalam tiga bentuk yakni X untuk dimensi depan belakang, Y untuk dimensi side to side dan Z untuk dimensi atas bawah pada gerakan getaran [6].

Pada pengukuran getaran dengan menggunakan alat ini tidak semata-mata data yang dihasilkan merupakan data yang lengkap, namun masih diperlukan pengukuran lanjutan untuk diperoleh data yang lebih detil dan komprehensif.

(12)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 9 BAB III

PENGUKURAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengukuran

Pengukuran getaran pada alat dilakukan dengan menggunakan vibration

meter tipe HAV-PRO Quest Technology. Alat yang menjadi objek pengukuran

adalah motor, dimana tempat dudukan motor (jok motor) dianggap sebagai sumber whole body vibration dan cakram gas tempat tangan diletakkan saat motor beroperasi dianggap sebagai sumber hand arm vibration. Adapun prosedur pengukuran getaran pada motor yakni sebagai berikut :

1. Persiapkan alat ukur yakni vibration meter dan motor yang dalam keadaan on ditempat sebagai sumber getaran yang dalam hal ini dianggap alat yang menghasilkan getaran.

2. Pada pengukuran whole body vibration digunakan vibration pad yang bentuknya menyerupai piringan hitam dengan kabel penghubung ke alat

vibration meter, dimana alat ini dihubungkan dengan alat dengan

menyambungkan kabel koneksi ke vibrasi meter bagian atas.

3. Letakkan vibration pad pada dudukan motor dan alat tersebut diduduki oleh pengendara (pekerja) motor namun, motor tidak mobile.

4. Kemudian hidupkan alat dengan menekan tombol power on/off.

5. Lalu tekan tombol set up dan tekan tombol scroll ke kanan atau ke kiri hingga ada tulisan operating mode whole body

6. Kemudian pada menu yang sama set up dapat diatur waktu oengukuran yang diinginkan misalnya 10 menit, tekan tomobol scroll down dan stop menenkan tombol tersebut hingga muncul tulisan average 10 sec.

7. setelah itu siap dilakukan pengukuran, amati angka yang muncul pada layar alat hingga nanti selama 10 detik catat angka yang paling banyak muncul.

8. Kemudian prosedur tersebut namun pada point langkah kedua, karena pengukuran getaran khusus untuk hand arm vibration jadi digunakan hand

/ arm sensor dengan black mounting adapter yang dihubungkan dengan

(13)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 10 tangan ini dihimpitkan di antara tnagan dan cakran gas motor yang dihidupkan selama waktu yang diinginkan dan catat hasil pengukuran.

3.2 Pembahasan

Dari hasil pengukuran yang dilakukan terhadap motor diperoleh hasil yakni : No. Jenis Pengukuran Hasil pengukuran dalam waktu 10 detik

m/detik kuadrat

1 Whole body vibration 0,33

2. Hand arm Vibration 0,48

Hasil diatas meupakan pengukuran getaran dengan dimensi X karena pada saat pengukuran tidak memungkinkan untuk melihat hasil pengukuran pada dimensi lain dikarenakan kondisi batere alat yang dalam kondisi lemah.

Sehingga interpretasi secara umum dari hasil pengukuran berdasarkan perbandingan dengan nilai ambang batas yang distandarkan adalah :

1. Hasil pengukuran getaran seluruh badan diperoleh angka 0,33 m/det kuadrat, karena memang standar baku untuk getaran jenis ini belum ada, maka berdasarkan gejala yang ditimbulkan dengan frekuensi getaran sebesar 0,33 dampak yang mungkin akan ditimbulkan mual dan muntah terikat dengan variabel waktu pajanannya. Mengingat pengukurannya dilakukan hanya dalam waktu 10 menit kemungkinan untuk salah dalam hasil data pengukuran masih sangat besar. Namun, pada dasarnya kembali pada prinsip ISO 2631 yang jika dalam proses pekerjaan yang berkaitan dengan vibrasi sudah memasuki tahapan ketidaknyamanan, menimbulkan kelelahan dan mengganggu kesehatan maka hal ini sudah terkategori tidak memenuhi standar aman. Akan tetapi aspek acceptable,tollerable, dsb masih perlu dipertimbangkan.

2. Pada kasus kedua hand-arm vibration diperoleh besaran getaran 0,48 m/det kuadrat. Dari angka ini dapat diasumsikan bahwa kondisi seperti ini masih dalam kondisi aman karena jika dibandingkan dengan nilai ambang

(14)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 11 batas yang berdasarkan ketentuan Kep Menteri Tenaga Kerja Nomor 51, pajanan akan getaran dalam kurun waktu < 8 jam dan 4 jam kerja per hari tidak boleh melebihi 4 m/detik kuadrat.

(15)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 12 BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan dari praktikum laboratorium keselamatan kesehatan kerja mengenai vibrasi meter diperoleh bahwa :

1. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur besaran getaran yang dihasilkan oleh sumber getar pada praktek pengukuran di Balai Hiperkes Palembang adalah vibration meter,tipe HAV PRO Quest Technologies.

2. Pada proses pengukuran getaran, dilakukan dua jenis pengukuran getaran yakni pengukuran getaran seluruh badan dan pengukuran getaran segmental yang objek sumber getarnya adalah motor yang dalam kondisi on.

3. Pada prosesnya pengukuran getaran membutuhkan tahapan proses mulai dari persiapan alat dan sumber getaran yang akan diukur hingga nanti didapatkan data getaran yang diharapkan.

4. Dari hasil pengukuran getaran dengan sumber getaran berupa motor dilihat dari aspek getaran seluruh badan, dengan hasil pengukuran yang demikian dapat dikatakan getaran dengan besaran 0,33 m/detik memiliki peluang untuk mengakibatkan pengendara mual dan muntah dalam kurun waktu tertentu tentu tidak terlepas dari aspek lain seperti kondisi fisiologis pengendara dsb.

5. Dari hasil pengukuran getaran segmental diperoleh kesimpulan bahwa sumber getaran dalam hal ini motor masih dalam batas aman bagi pengendara karena nilai getaran yang dihasilkan dalam pengukuran tidak melebihi nilai ambang batas yang telah ditetapkan.

(16)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 13 4.2 Saran

1. Pengukuran getaran seharusnya dilakukan berulang kali untuk meminimisasi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran. 2. Pengukuran getaran dilakukan dalam waktu yang berkala sehingga

dapat diperoleh informasi apakah telah terjadi kesalahan sistem pada mesin atau tidak dari pola getaran yang dihasilkan.

3. Pada proses pengukuran sebaiknya hasil yang telah disimpan dalam alat vibration meter dicetak dalam bentuk print out yang berwujud kurva pola getaran sehingga informasi yang diperoleh lebih bersifat informatif bagi peneliti yang membutuhkan data getaran.

4. Pada pengukuran getaran dengan menggunakan alat vibration

meter, alat ini hanya mengukur nilai keseluruhan atau nilai secara

umum dari besarnya getaran yang dihasilkan oleh sumber getaran tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi getarannya sehingga untuk melengkapi data yang diperoleh sebaiknya dilakukan pengukuran lanjutan dengan alat lain yang dapat menyajikan informasi mengenai getaran yang lebih lengkap dan disesuaikan juga dengan tujuan pengukuran.

5. Setelah dilakukan pengukuran dan didapatkan hasil pengukuran, sebaiknya dianalisis dan ditindaklanjuti sebagai langkah pengendalian jika memang hasil pengukuran menunjukkan kondisi yang telah melewati ambang batas pajanan.

(17)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 14

Referensi

1.Anonymous, BAB I PENDAHULUAN in Getaran, Institute Teknologi Surabaya: Surabaya. p. 2-8.

2.Budiono, A.M.S., R.M.S. Jusuf, and A. Pusparini, eds. Bunga Rampai Hiperkes

dan Keselamatan Kerja. 2003, Badan Penerbit Universitas Diponegoro:

Semarang.

3.Annisyah, Vibration Control. 2013, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya: Palembang.

4.Griffin, M.J., Handbook of Human Vibration. 1990, Academic Press Inc: London.

5.Fajar (2011) Pengukuran Getaran. Volume, 1. Laporan praktikum K3/KL 6.Knowledge, O.B.o., Physical Hazard ; Noise and Vibration, S.I.o. Australia,

Editor. 2012, Safety Institute of Australia Ltd: Victoria, Australia.

(18)

Laporan Lab K3/KL “Vibration Meter” 15 Lampiran

Gambar

Tabel 1.1 NAB getaran untuk pemajanan lengan dan tangan  Jumlah Waktu

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan gambar 1 (Hasil isolasi DNA kromosom) diketahui bahwa proses isolasi sudah berhasil dengan baik walaupun pada hasil isolasi DNA bakteri Salmonella Typhi NCTC

Pada saat praktikum masing – masing probandus melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar dada, kemudian satu persatu perwakilan menghembuskan

Pengukuran kinerja koperasi sebagai badan usaha dapat dilihat melalui aspek badan usaha aktif, aspek kinerja usaha yang semakin sehat, aspek kohesivitas dan partisipasi anggota,

Dalam pengukuran tebal balok alat yang digunakan adalah mistar dan jangka sorong, pengukuran dilakukan oleh 5 orang yang berbeda dengan satu benda, saat pengukuran hasil pengukuran

Pada praktikum P3 tentang getaran teredam ini, setelah melakukan analisa data mengenai hasil gelombang yang berasal dari getaran massa pada accelerometer dan DAQ lalu mengolahnya

9 adalah melakukan pengukuran intensitas suara atau tingkat kebisingan pada beberapa titik pengukuran sekitar sumber bising dimana ada pekerja yang terpapar bising

Seismonasti  adalah  gerak  pada  tumbuhan  karena  adanya  rangsangan  berupa  getaran. 

Hitunglah total pengukuran lebar M-D tiap gigi permanen P2-P2 (baik yang dihitung pada model studi maupun yang dihitung dengan rumus perbandingan), catat hasil