PARASITOLOGI
MALARIA
PENGENALAN PARASIT
MALARIA
Human plasmodia:
Plasmodium falciparum : malaria tropika P. vivax : malaria tertiana P. malariae : malaria quartana P. malariae : malaria quartana
P. ovale : jarang ditemui di Ind.
SIKLUS HIDUP PARASIT
MALARIA
SEKSUAL : DI TUBUH NYAMUK
(SPOROGONI)
ASEKSUAL : DI TUBUH MANUSIA
Proses perkembangan
parasit dalam darah :
Stadium tropozoit → parasit ada dalam proses pertumbuhan
Sizon → parasit dalam proses pembiakan
Sizon → parasit dalam proses pembiakan
Gametosit → parasit dalam proses pembentukan sel kelamin.
Tabel Karakteristik Spesies Plasmodium
P. falciparum P. vivax P. ovale P. malariae
Siklus eksoeritrositik (hari) 5-7 8 9 14-15
Siklus aseksual dalam darah (jam)
48 48 50 72
Masa prepaten (hari) 9-10 11-13 10-14 15-16
Masa inkubasi (hari) 9-14 12-17 16-18
Dpt lbh lm
18-40 Dpt lbh lm
Keluarnya gametosit (hari) 8-15 5 5 5-23
Jumlah merozoit persizon jaringan
30-40.000 10.000 15.000 15.000 Siklus sporogoni dalam
nyamuk (hari)
Tabel perbedaan morfologis parasit
pada stadium perkembangan parasit dari spesies
Plasmodium manusia.
Spesies
Stadium P. falciparum P. malariae P. vivax P. ovale
Tropozoit muda Cincin halus, infeksi mulripel, Cincin tebal, kromatin 1 titik Cincin tebal, tidak teratur, Cincin tebal, kromatin 1 muda infeksi mulripel,
kromatin kecil 1-2 titik
kromatin 1 titik tidak teratur, kromatin 1 titik kromatin 1 titik Tropozoit tua Cincin membesar, agar tidak teratur
Bulat, kromatin di tengah, pita pigmen jelas Tidak teratur, amoeboid Bulat, kompak Skizon Berisi 8-23 merozoit 8-10 merozoit, tersusun roset, pigmen di tengah 12-18 merozoit susunan tidak teratur 8-14 merozoit, susunan tidak teratur
Tabel Perbedaan morfologis (lanjutan)
S p e s i e s
Stadium P. falciparum P. malariae P. vivax P. ovale
Gametosit Bentuk bulan sabit; jantan agak
kemerahan, kromatin difus; betina
kebiru-biruan, kromatin Lonjong atau; bulat bentuk jantan kromatin difus Lonjong atau bulat jantan kromatin difus Lonjong atau bulat jantan kromatin difus biruan, kromatin padat difus Besar eritrosit
tepat Tetap atau
mengecil
Membesar Membesar Bentuk
eritrosit
Kadang berubah Tidak berubah Tidak berubah Tidak teratur, ujung bergerigi Titik - titik Maurer’s cleft Titik Zieman
(jarang) Titik Schuffner Titik Schuffner (selalu ada)
Pembuatan Sediaan Darah
Menyiapkan kaca sediaan
Syarat – syarat Kaca Sediaan
Persiapan KS
: - baru
- bekas (+ 10 kali)
- bekas (+ 10 kali)
Mencuci KS
Menyimpan KS
Mengirim KS
Gambar 8
Gambar
langkah – langkah menyiapkan
ASAL SD
ACD
PCD
Contact survey & follow up
Contact survey & follow up
MS, MFS, MBS
Macam Sediaan Darah
1 lapisan sdm
Sediaan Darah tipis :
1 lapisan sdm Volume sedikit
Fiksasi dengan metanol, sebelum pewarnaan Kemungkinan ketemu parasit <<<
SD Tebal :
Tumpukan sdm
Hemolisa sebelum pewarnaan
Dinding sel sebagian & sitoplasma hancur →
tampilan tidak utuh.
tampilan tidak utuh.
Volume darah banyak → kemungkinan
ketemu parasit >>
Gambar
stadium morfologi
Kualitas SD
SD bersih
Vol 0,5 ml = 2-3 tetes
Ketebalan baik (transparan, leukosit 10-20 per lp)
Darah tidak terfiksasi → hitam / pekat
Hemolisa sempurna → tidak sempurna dapat
tumpukan sdm tidak
hancur
Faktor – faktor Penentu Mutu SD
Kualitas & kebersihan KS.
Pengambilan darah di tempat aman, bebas dari
debu, lalat & sinar matahari langsung.
Darah kering udara.
Pengamanan SD sebelum pewarnaan.
Pengambilan darah secara benar.
PEWARNAAN SD
Kriteria pewarnaan yang baik :
a) Makroskopis : - SD jernih & transparan
- Kombinasi warna merah, ungu, dan biru
b) Mikroskopis :
- Latar belakang jernih, biru pucat, pucat kemerahan - Benda-benda sel warna kontras
- Sebagian besar leukosit, dindingd- sel & sitoplasma dapat dilihat.
Faktor – faktor penentu mutu
pewarnaan SD
1. Kualitas Giemsa
- Stok
- Zat warna Giemsa (eosin, metilin blue, metilin azur) aktif - Merk Giemsa
2. Kualitas air pengencer Giemsa 2. Kualitas air pengencer Giemsa
- Tidak tercemar - pH ideal (7,2)
3. Kepekatan larutan Giemsa
4. Lama reaksi pewarnaan (waktu tertentu)
5. Kualitas SD
SD lama → hemolisa → fiksasi 6. Kebersihan SD
SIFAT-SIFAT GIEMSA
Tepung zat warna terdiri dari :
Eosin → warna merah pada sdm
Metilin azur → warna merah pada inti parasit
Metilin azur → warna merah pada inti parasit
Metilin biru → warna biru pada sitoplasma sel
Pelarut → alkohol / metanol + glyserin.
Stok Giemsa tidak boleh tercemar air.
Pedoman Pemakaian Giemsa
Giemsa stok diencerkan dengan aquades, buffer, air sebelum
digunakan.
Pengenceran secukupnya.
Gunakan pipet khusus untuk Giemsa stok, tutup rapat. Untuk keperluan harian gunakan Giemsa di botol tetes. Pewarnaan lambat → hasil baik → Giemsa 5%.
Dasar perhitungan : 1 cc = 20 tetes. Dasar perhitungan : 1 cc = 20 tetes.
permukaan KS tertutup cairan 1 cc
Takaran pewarnaan
Untuk PCD : Giemsa 1 tetes + pengencer 10 tetes 15-20 menit atau 1 tetes 7 tetes, 10-15 menit.
Untuk ACD/MS: Giemsa 1 tetes + pengencer 1 cc, 45-60 menit.
Golden scum & endapan zat warna diguyur pada akhir pewarnaan. Pengencer dengan pH 6,8 – 7,2.
Menguji mutu Giemsa
Pewarnaan 1-2 SD → periksa dimikroskop → apakah hasil
sesuai dengan kriteria ?
Test dengan kertas whatman no. 2 & metanol.
- Teteskan Giemsa (1-2)
- Teteskan 3-4 metanol absolut - Teteskan 3-4 metanol absolut - Terbentuk
- Lingkaran biru → metilin blue - Ungu (metilin azur)
- Merah(eosin)
Air Buffer : Na2HPO4
KH2PO4 Aquadest
Cara pewarnaan :
1.
Pewarnaan individu / cepat:
Letakkan SD pd rak/tmpat datar, darah di bag atas. Encerkan Giemsa sesuai dg takaran
Tuang lrt Giemsa, menutup seluruh permukaan
Tuang lrt Giemsa, menutup seluruh permukaan Catat waktu pewarnaan
Bilas KS dengan air mengalir. Tegakkan KS dan biarkan kering Pemeriksaan SD
2. PEWARNAAN MASAL / LAMBAT:
Hitung SD yg akan diwarnai scr masal Hitung vol Giemsa 5 % (1 cc untuk 1 SD) Susun KS pd rak, darah di bag atas
Siapkan lrt Giemsa 5 % sebanyak yg diperlukan Catat waktu pewarnaan
Catat waktu pewarnaan
Teteskan lrt Giemsa pd SD scr teratur dr satu arah
scr cepat.
Waktu pewarnaan 45 menit Bilas KS dg air mengalir
Tegakkan KS dan biarkan kering udara.
Bungkus SD agar tdk tercemar slm menunggu
Hemolisa dan Fiksasi
SD tebal : fiksasi hrs dihindari
Umur SD < 2 hr pewarnaan langsung, hemolisa
akan terjadi oleh lrt. Giemsa
Umur SD > 2 hr tapi < 5 hr, hemolisa dd cara
meneteskan aquades pd SD sampai hemoglobin
melarut (sblm pewarnaan)
Umur SD > 1 mgg bila diwarnai hasil tdk dijamin
PEMERIKSAAN PARASIT
MALARIA
PEMERIKSAAN PARASIT MALARIA YG BAIK:
Sistem cross check: pemeriksaan ulang SD oleh
mikroskopis di lab tkt rendah oleh mikroskopis di lab. Tkt lebih tinggi.
Tolok ukur:
Tolok ukur:
– Kesalahan positif (pemrksn I +, pmrksn ulang -) – Kesalahan negatif (pmrksn I -, pmrksn ulang +) – Jenis spesies berubah
– Kecepatan pemeriksn SD (10 SD/jam atau 40-50 SD/hr)
Kepadatan parasit:
Tolok ukur:
Juml parasit (stadium parasit/ juml lp yg diperiksa) Juml parasit (stadium parasit/ juml leukosit)
– SD neg = prst nol/100 lp atau nol/1500 leukosit.
Chance factor: kpdtn parasit < 5/100 lp.Chance factor: kpdtn parasit < 5/100 lp.
Kecepatan menetapkan diagnosa (SD neg dlm wkt
5 mnt)
Pemrksn pertama +, lanjutkan sampai 20 lp utk mencari kemungkinan infeksi campuran.
MENDIAGNOSA PARASIT:
Kesimpulan hasil pemeriksaan:
– SD neg : 100 lp – SD pos : 20 lp
Cara pelaporan (dg simbol), mis:
– F : pos P. falciparum
– F + g : pos P. falciparum ring dan gametosit
– F + g : pos P. falciparum ring dan gametosit
– Fg : pos P. falciparum gametosit
– V : pos P. vivax (tropozoit amuboit) – M : pos P. malariae
– Mix : infeksi campuran Pf dan Pv
– Neg : tdk ditemukan parasit
Gambar stadium morfologi
Gambar stadium morfologi
Gambar stadium morfologi