• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Parasit Malaria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengenalan Parasit Malaria"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PARASITOLOGI

MALARIA

(2)

PENGENALAN PARASIT

MALARIA

Human plasmodia:

Plasmodium falciparum : malaria tropika P. vivax : malaria tertiana P. malariae : malaria quartana P. malariae : malaria quartana

P. ovale : jarang ditemui di Ind.

(3)

SIKLUS HIDUP PARASIT

MALARIA

 SEKSUAL : DI TUBUH NYAMUK

(SPOROGONI)

 ASEKSUAL : DI TUBUH MANUSIA

(4)
(5)
(6)

Proses perkembangan

parasit dalam darah :

 Stadium tropozoit → parasit ada dalam proses pertumbuhan

 Sizon → parasit dalam proses pembiakan

 Sizon → parasit dalam proses pembiakan

 Gametosit → parasit dalam proses pembentukan sel kelamin.

(7)

Tabel Karakteristik Spesies Plasmodium

P. falciparum P. vivax P. ovale P. malariae

Siklus eksoeritrositik (hari) 5-7 8 9 14-15

Siklus aseksual dalam darah (jam)

48 48 50 72

Masa prepaten (hari) 9-10 11-13 10-14 15-16

Masa inkubasi (hari) 9-14 12-17 16-18

Dpt lbh lm

18-40 Dpt lbh lm

Keluarnya gametosit (hari) 8-15 5 5 5-23

Jumlah merozoit persizon jaringan

30-40.000 10.000 15.000 15.000 Siklus sporogoni dalam

nyamuk (hari)

(8)

Tabel perbedaan morfologis parasit

pada stadium perkembangan parasit dari spesies

Plasmodium manusia.

Spesies

Stadium P. falciparum P. malariae P. vivax P. ovale

Tropozoit muda Cincin halus, infeksi mulripel, Cincin tebal, kromatin 1 titik Cincin tebal, tidak teratur, Cincin tebal, kromatin 1 muda infeksi mulripel,

kromatin kecil 1-2 titik

kromatin 1 titik tidak teratur, kromatin 1 titik kromatin 1 titik Tropozoit tua Cincin membesar, agar tidak teratur

Bulat, kromatin di tengah, pita pigmen jelas Tidak teratur, amoeboid Bulat, kompak Skizon Berisi 8-23 merozoit 8-10 merozoit, tersusun roset, pigmen di tengah 12-18 merozoit susunan tidak teratur 8-14 merozoit, susunan tidak teratur

(9)

Tabel Perbedaan morfologis (lanjutan)

S p e s i e s

Stadium P. falciparum P. malariae P. vivax P. ovale

Gametosit Bentuk bulan sabit; jantan agak

kemerahan, kromatin difus; betina

kebiru-biruan, kromatin Lonjong atau; bulat bentuk jantan kromatin difus Lonjong atau bulat jantan kromatin difus Lonjong atau bulat jantan kromatin difus biruan, kromatin padat difus Besar eritrosit

tepat Tetap atau

mengecil

Membesar Membesar Bentuk

eritrosit

Kadang berubah Tidak berubah Tidak berubah Tidak teratur, ujung bergerigi Titik - titik Maurer’s cleft Titik Zieman

(jarang) Titik Schuffner Titik Schuffner (selalu ada)

(10)

Pembuatan Sediaan Darah

Menyiapkan kaca sediaan



Syarat – syarat Kaca Sediaan



Persiapan KS

: - baru

- bekas (+ 10 kali)

- bekas (+ 10 kali)



Mencuci KS



Menyimpan KS



Mengirim KS

(11)

Gambar 8

Gambar

langkah – langkah menyiapkan

(12)

ASAL SD



ACD



PCD



Contact survey & follow up



Contact survey & follow up



MS, MFS, MBS

(13)

Macam Sediaan Darah

 1 lapisan sdm

Sediaan Darah tipis :

1 lapisan sdm  Volume sedikit

 Fiksasi dengan metanol, sebelum pewarnaan  Kemungkinan ketemu parasit <<<

(14)

SD Tebal :



Tumpukan sdm



Hemolisa sebelum pewarnaan



Dinding sel sebagian & sitoplasma hancur →

tampilan tidak utuh.

tampilan tidak utuh.



Volume darah banyak → kemungkinan

ketemu parasit >>

(15)

Gambar

stadium morfologi

(16)

Kualitas SD



SD bersih



Vol 0,5 ml = 2-3 tetes



Ketebalan baik (transparan, leukosit 10-20 per lp)



Darah tidak terfiksasi → hitam / pekat



Hemolisa sempurna → tidak sempurna dapat

tumpukan sdm tidak

hancur

(17)

Faktor – faktor Penentu Mutu SD



Kualitas & kebersihan KS.



Pengambilan darah di tempat aman, bebas dari

debu, lalat & sinar matahari langsung.



Darah kering udara.



Pengamanan SD sebelum pewarnaan.



Pengambilan darah secara benar.

(18)
(19)

PEWARNAAN SD

Kriteria pewarnaan yang baik :

a) Makroskopis : - SD jernih & transparan

- Kombinasi warna merah, ungu, dan biru

b) Mikroskopis :

- Latar belakang jernih, biru pucat, pucat kemerahan - Benda-benda sel warna kontras

- Sebagian besar leukosit, dindingd- sel & sitoplasma dapat dilihat.

(20)

Faktor – faktor penentu mutu

pewarnaan SD

1. Kualitas Giemsa

- Stok

- Zat warna Giemsa (eosin, metilin blue, metilin azur) aktif - Merk Giemsa

2. Kualitas air pengencer Giemsa 2. Kualitas air pengencer Giemsa

- Tidak tercemar - pH ideal (7,2)

3. Kepekatan larutan Giemsa

4. Lama reaksi pewarnaan (waktu tertentu)

5. Kualitas SD

SD lama → hemolisa → fiksasi 6. Kebersihan SD

(21)

SIFAT-SIFAT GIEMSA



Tepung zat warna terdiri dari :

 Eosin → warna merah pada sdm

 Metilin azur → warna merah pada inti parasit

 Metilin azur → warna merah pada inti parasit

 Metilin biru → warna biru pada sitoplasma sel



Pelarut → alkohol / metanol + glyserin.



Stok Giemsa tidak boleh tercemar air.

(22)

Pedoman Pemakaian Giemsa

 Giemsa stok diencerkan dengan aquades, buffer, air sebelum

digunakan.

 Pengenceran secukupnya.

 Gunakan pipet khusus untuk Giemsa stok, tutup rapat.  Untuk keperluan harian gunakan Giemsa di botol tetes.  Pewarnaan lambat → hasil baik → Giemsa 5%.

 Dasar perhitungan : 1 cc = 20 tetes.  Dasar perhitungan : 1 cc = 20 tetes.

permukaan KS tertutup cairan 1 cc

 Takaran pewarnaan

Untuk PCD : Giemsa 1 tetes + pengencer 10 tetes 15-20 menit atau 1 tetes 7 tetes, 10-15 menit.

Untuk ACD/MS: Giemsa 1 tetes + pengencer 1 cc, 45-60 menit.

 Golden scum & endapan zat warna diguyur pada akhir pewarnaan.  Pengencer dengan pH 6,8 – 7,2.

(23)

Menguji mutu Giemsa

 Pewarnaan 1-2 SD → periksa dimikroskop → apakah hasil

sesuai dengan kriteria ?

 Test dengan kertas whatman no. 2 & metanol.

- Teteskan Giemsa (1-2)

- Teteskan 3-4 metanol absolut - Teteskan 3-4 metanol absolut - Terbentuk

- Lingkaran biru metilin blue - Ungu (metilin azur)

- Merah(eosin)

 Air Buffer : Na2HPO4

KH2PO4 Aquadest

(24)

Cara pewarnaan :

1.

Pewarnaan individu / cepat:

 Letakkan SD pd rak/tmpat datar, darah di bag atas.  Encerkan Giemsa sesuai dg takaran

Tuang lrt Giemsa, menutup seluruh permukaan

 Tuang lrt Giemsa, menutup seluruh permukaan  Catat waktu pewarnaan

 Bilas KS dengan air mengalir.  Tegakkan KS dan biarkan kering  Pemeriksaan SD

(25)

2. PEWARNAAN MASAL / LAMBAT:

 Hitung SD yg akan diwarnai scr masal  Hitung vol Giemsa 5 % (1 cc untuk 1 SD)  Susun KS pd rak, darah di bag atas

 Siapkan lrt Giemsa 5 % sebanyak yg diperlukan  Catat waktu pewarnaan

 Catat waktu pewarnaan

 Teteskan lrt Giemsa pd SD scr teratur dr satu arah

scr cepat.

 Waktu pewarnaan 45 menit  Bilas KS dg air mengalir

 Tegakkan KS dan biarkan kering udara.

 Bungkus SD agar tdk tercemar slm menunggu

(26)

Hemolisa dan Fiksasi



SD tebal : fiksasi hrs dihindari



Umur SD < 2 hr pewarnaan langsung, hemolisa

akan terjadi oleh lrt. Giemsa



Umur SD > 2 hr tapi < 5 hr, hemolisa dd cara

meneteskan aquades pd SD sampai hemoglobin

melarut (sblm pewarnaan)



Umur SD > 1 mgg bila diwarnai hasil tdk dijamin

(27)

PEMERIKSAAN PARASIT

MALARIA

PEMERIKSAAN PARASIT MALARIA YG BAIK:

 Sistem cross check: pemeriksaan ulang SD oleh

mikroskopis di lab tkt rendah oleh mikroskopis di lab. Tkt lebih tinggi.

Tolok ukur:

 Tolok ukur:

– Kesalahan positif (pemrksn I +, pmrksn ulang -) – Kesalahan negatif (pmrksn I -, pmrksn ulang +) – Jenis spesies berubah

– Kecepatan pemeriksn SD (10 SD/jam atau 40-50 SD/hr)

(28)

Kepadatan parasit:

Tolok ukur:

 Juml parasit (stadium parasit/ juml lp yg diperiksa)  Juml parasit (stadium parasit/ juml leukosit)

– SD neg = prst nol/100 lp atau nol/1500 leukosit.

 Chance factor: kpdtn parasit < 5/100 lp.Chance factor: kpdtn parasit < 5/100 lp.

 Kecepatan menetapkan diagnosa (SD neg dlm wkt

5 mnt)

Pemrksn pertama +, lanjutkan sampai 20 lp utk mencari kemungkinan infeksi campuran.

(29)

MENDIAGNOSA PARASIT:

 Kesimpulan hasil pemeriksaan:

– SD neg : 100 lp – SD pos : 20 lp

 Cara pelaporan (dg simbol), mis:

– F : pos P. falciparum

– F + g : pos P. falciparum ring dan gametosit

– F + g : pos P. falciparum ring dan gametosit

– Fg : pos P. falciparum gametosit

– V : pos P. vivax (tropozoit amuboit) – M : pos P. malariae

– Mix : infeksi campuran Pf dan Pv

– Neg : tdk ditemukan parasit

(30)

Gambar stadium morfologi

(31)

Gambar stadium morfologi

(32)

Gambar stadium morfologi

Gambar

Gambar siklus hidup P. falciparum
Gambar siklus hidup P. vivax
Tabel Karakteristik Spesies Plasmodium
Tabel perbedaan morfologis parasit
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan rusaknya sist em kekebalan t ubuh, m aka orang yang t erinfeksi m udah diserang penyakit - penyakit lain yang berakibat fat al, yang dikenal dengan infeksi oport unist

ketika diraba sebaliknya,terasa halus. Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu bentuk visual memiliki unsur titik, garis, bidang, ruang, warna dan tekstur. Masing-

Anemia dapat di-sebabkan antara lain oleh (I) defisiensi zat besi karena kehi-angan darah menahun yang terjadi pada infeksi cacing tam-bang, dan (2) penghancuran eritrosit pada

Kata Kunci: Malaria, Titik Tetap, Matriks Jacobian, Nilai Eigen, Kestabilan, Respon Imun Model matematika infeksi malaria pada inang dengan adanya respon imun merupakan model

Hasil yang diperoleh dari program ELMOD untuk arah Jakarta-Cikampek terdapat 2 titik kritis yang tidak mempunyai umur sisa dan 1 titik kritis yang mempunyai umur sisa 1 tahun,

Karena sinyal diatas termasuk jenis sinyal periodik, yang akan berulang secara teratur dengan periode tertentu (pada sinyal diatas, T=2 detik), maka untuk menghitung rata-rata

>>laplace exp-a*t ans = 1/s+a Contoh 2: cos t e bt F = −at maka untuk mencari transformasi laplacenya dengan menggunakan matlab: >> syms t a b >> laplaceexp-a*t*cosb*t

Tahapan Kemampuan Motorik Halus Tabel 2.1 : Tahapan Perkembangan Motorik Halus Anak Tahapan kemampuan motorik halus Usia Kemampuan Motorik Halus 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5