• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802006092 Full Text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802006092 Full Text"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia merupakan sumber keunggulan kompetitif yang potensial karena kompetensi yang dimilikinya berupa intelektualitas, sifat, keterampilan, karakter personal, dan proses intelektual serta kognitif yang tidak dapat ditiru begitu saja oleh perusahaan lain (Susanto, 2006). Organisasi pada umumnya percaya bahwa untuk mencapai keunggulan kompetitif harus ada usaha-usaha yang dilakukan oleh karyawan demi mencapai tujuan perusahaan. Keberhasilan organisasi ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia dan kemampuan tersebut diwujudkan dalam bentuk motivasi kerja yang tinggi (Wiwin, 2009).

(2)

Selain itu diperoleh juga informasi bahwa ada beberapa karyawan yang dapat menjalin hubungan kerja yang baik dengan rekan kerjanya, sementara karyawan lain ada yang kurang bisa menjalin hubungan kerja dengan rekan kerjanya secara baik. Sementara itu ada keinginan karyawan untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi dalam tugas-tugas mereka, tetapi ada juga karyawan yang belum secara jelas menunjukkan arah dalam mencapai kebutuhannya untuk berprestasi. Adanya fenomena-fenomena tersebut, penulis menganggap bahwa ada persoalan menarik di PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga yang terkait dengan motivasi kerja mereka.

Motivasi kerja diberi pertimbangan utama dalam manajemen saat ini, karena hal itu memberi sumbangan besar terhadap prestasi dan produktivitas kerja. Tanpa motivasi terhadap kerja, keahlian atau usaha untuk bekerja dari seorang individu tersebut tidak dapat meningkatkan prestasi kerjanya (Wijono, 2007). Untuk menjaga kelangsungan operasi perusahaan maka pimpinan harus dapat memperhatikan serta berusaha untuk mengetahui dan mendorong motivasi kerja karyawannya.

(3)

beberapa faktor penentu motivasi kerja di atas, dalam penelitian ini dipilih faktor karakteristik pekerjaan.

Dalam suatu kesempatan, Hackman dan Oldham (dalam Robbins, 2001) mengatakan bahwa karakteristik pekerjaan merupakan aspek internal dari suatu pekerjaan yang mengacu pada isi dan kondisi dari pekerjaan. Sementara itu di kesempatan berbeda, Gunastri (2009) menjelaskan bahwa karakteristik pekerjaan itu sendiri merupakan sifat dan tugas yang meliputi tanggung jawab, macam tugas dan tingkat kepusan yang diperoleh dari pekerjaan itu sendiri. Dengan memahami karakteristik pekerjaan, setiap individu yang bekerja dapat diharapkan memantapkan pekerjaan mereka secara lebih produktif. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi kerja (Wijono, 2007).

(4)

sebaliknya yang mengatakan bahwa dirinya merasa tidak diberikan kebebasan dalam menangani tugas-tugasnya sehingga membuatnya kurang berinisiatif dan berupaya sendiri menyelesaikan tugas tersebut. Berdasarkan informasi di atas tersebut, penulis memandang bahwa tentunya semakin sesuai karakteristik pekerjaan yang diterima atau dihadapi karyawan akan memotivasinya untuk bekerja dengan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan dan positif antara karakteristik pekerjaan dengan motivasi kerja karyawan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga.

TINJAUAN PUSTAKA Motivasi Kerja

(5)

initiate work related behavior, and to determine its form, directions, intensity, and duration.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah seperangkat kekuatan yang menyebabkan individu atau karyawan berperilaku dengan cara tertentu untuk memulai pekerjaan demi mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Aspek Motivasi Kerja

Dalam penelitian ini digunakan teori motivasi dari McClelland yang selanjutnya disebut sebagai motivasi kerja dengan tiga aspek yaitu (Wijono, 2010):

1) Motif kekuasaan

(6)

2) Motif afiliasi

Ada dua bentuk motif afiliasi yaitu jaminan afiliatif dan minat afiliatif. Individu yang mempunyai motif jaminan afiliatif yang tinggi selalu akan mengantisipasi perasaan dan pandangan orang-orang yang ada di bawahnya baik terhadap diri sendiri maupun tugasnya. Dia akan mencoba mendapatkan penerimaan dan persetujuan dari karyawan-karyawan yang ada di bawahnya. Sebaliknya jika individu mempunyai motif minat afiliatif, maka dirinya akan mengharapkan bahwa sebagai bawahan dapat juga merasakan adanya peluang memperoleh bagian dari tercapainya tujuan organisasi.

3) Motif berprestasi

Aplikasi dari motif berprestasi menjelaskan bahwa individu akan mengerjakan sesuatu dengan gigih dan risiko pekerjaan adalah moderat, maka dia akan bekerja lebih bertanggung jawab dan memperoleh umpan balik atas hasil prestasinya. Motif berprestasi ini mengarah terhadap kepentingan masa depan dibandingkan masa lalu atau masa kini dan individu akan menjadi lebih kuat dalam menghadapi kegagalan karena dirinya dapat memperkirakan situasi yang akan datang untuk memperoleh prestasi yang lebih baik dalam bekerja.

(7)

karyawan didasari adanya need for achievement, need for affiliation dan need for power dan teori McClelland ini dianggap tepat dalam konteks karyawan pada level manajerial sebagaimana yang menjadi subjek penelitian ini

Karakteristik Pekerjaan

Berry and Houston (1993) berpendapat bahwa karakteristik pekerjaan adalah sikap aspek internal dari kerja itu sendiri terdiri dari variasi keterampilan yang dibutuhkan, prosedur dan kejelasan tugas, tingkat kepentingan tugas, kewenangan dan tanggung jaawab serta umpan balik dari tugas yang telah dilakukan. Dalam kesempatan berbeda, Robbins (1983) menyebutkan bahwa secara umum model karakteristik pekerjaan merupakan wujud dari gagasan-gagasan internal yang diperoleh individu jika dirinya mempelajari (pengetahuan tentang kesimpulan dan kualitas hasil kerja) secara pribadi (merupakan tanggung jawab pribadi) setelah individu tersebut bertindak dengan baik dalam suatu pekerjaan yang dikerjakannya (pekerjaan tersebut mempunyai kebermakanaan bagi dirinya).

(8)

Aspek Karakteristik Pekerjaan

Ada lima aspek karakteristik pekerjaan menurut Hackman and Oldham (dalam Schultz and Schultz, 1994) yaitu:

1) Keragaman keahlian (skill variety)

Banyaknya ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Makin banyak ragam ketrampilan yang digunakan, makin kurang membosankan pekerjaan.

2) Kejelasan Tugas (task identity)

Tingkat sejauh mana penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan dapat dilihat hasilnya dan dapat dikenali sebagai hasil kinerja seseorang.

3) Kepentingan tugas (task significance)

Tingkat sejauh mana pekerjaan mempunyai dampak yang berarti bagi kehidupan orang lain, baik orang tersebut merupakan rekan sekerja dalam suatu perusahaan yang sama maupun orang lain di lingkungan sekitar.

4) Otonomi (autonomy)

Tingkat kebebasan pemegang kerja, yang mempunyai pengertian ketidaktergantungan dan keleluasaan yang diperlukan untuk menjadwalkan pekerjaan dan memutuskan prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikannya. 5) Umpan balik (feedback)

(9)

Hubungan Karakteristik Pekerjaan dengan Motivasi Kerja Setiap individu yang bekerja dalam suatu organisasi tentunya akan menghadapi berbagai macam karakteristik pekerjaan. Untuk itu diperlukan penyesuaian-penyesuaian yang tepat terhadap segala macam karakteristik pekerjaan yang dihadapi sehingga pada akhirnya individu dapat memahami karakteristik pekerjaannya dengan baik. Jika individu memahami karakteristik pekerjaannya dengan baik tentunya akan meningkatkan motivasi kerja mereka.

Sejumlah penelitan sebelumnya yang mengkaji hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan motivasi kerja telah dilakukan. Temuan Wijono (2007) menyebutkan bahwa karakteristik pekerjaan mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan motivasi kerja supervisor Pasaraya di Semarang. Penelitian lainnya dilakukan oleh Millete dan Gagne (2008) menemukan bahwa karakteristik pekerjaan mempunyai hubungan positif dengan motivasi. Sementara itu temuan Akmal (1994) memperlihatkan bahwa karakteristik pekerjaan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan salah satu parameter motivasi kerja menurut Maslow yaitu kebutuhan rasa aman para ahli gizi rumah sakit yang bekerja di rumah sakit pemerintah.

Hipotesis Penelitian

(10)

Ada hubungan yang signifikan dan positif antara karakteristik pekerjaan dengan motivasi kerja karyawan pada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga. Semakin banyak karakteristik pekerjaannya maka semakin tinggi pula motivasi kerja karyawan pada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga. Demikian pula semakin sedikit karakteristik pekerjaannya, semakin rendah pula motivasi kerja karyawan pada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga Sedangkan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

H1 : Ada hubungan yang signifikan dan positif antara karakteristik pekerjaan dengan motivasi kerja karyawan pada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga

METODE PENELITIAN

(11)

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 orang responden, diambil dengan teknik sampling jenuh (saturation sampling). Pengumpulan data menggunakan angket karakteristik pekerjaan dan motivasi kerja. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diuji validitas dan reliabilitas.

Analisis data untuk menyatakan hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan motivasi kerja karyawan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cab Salatiga adalah dengan menggunakan analisis korelasi. Terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, dimana jika data hasil penelitian memenuhi asumsi normalitas maka pengujian korelasi menggunakan uji korelasi pearson. Namun apabila data hasil penelitian tidak memenuhi asumsi normalitas maka pengujian korelasi akan menggunakan uji korelasi spearman. Analisis data dilakukan secara komputasi dengan menggunakan software SPSS.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASN Uji Validitas dan Reliabilitas

(12)

corrected item-total correlation bergerak antara 0,276 s/d 0,749 dan semua item dinyatakan valid karena nilai corrected item-total correlation-nya > 0,25. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai koefisien alpha sebesar 0,867 yang dinyatakan reliabel.

Hasil uji validitas angket motivasi kerja menunjukkan bahwa pada pengujian tahap pertama diperoleh nilai corrected item-total correlation antara -0,411 s/d 0,760 dan terdapat 3 item gugur karena nilai corrected item-total correlation-nya < 0,25. Karena ada item yang gugur maka pengujian validitas dilakukan kembali dengan tidak mengikutsertakan item yang gugur. Setelah diuji kembali, nilai corrected item-total correlation bergerak antara 0,269 s/d 0,738 dan semua item dinyatakan valid karena nilai corrected item-total correlation-nya > 0,25. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai koefisien alpha sebesar 0,859 dinyatakan reliabel.

Uji Asumsi Normalitas

Variabel karakteristik pekerjaan berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 0,775 dengan angka signifikansi 0,586 > 0,05. Variabel motivasi kerja juga berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 0,979 dengan angka signifikansi 0,293 > 0,05.

Hasil Analisis Data

(13)

dengan motivasi kerja karyawan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga terdapat hubungan positif yang signifikan.

Hasil analisis regresi terlihat bahwa dari lima aspek karakteristik pekerjaan ternyata aspek umpan balik yang paling tinggi mempengaruhi motivasi kerja karyawan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga dimana nila t hitung sebesar 3,093 dengan tingkat signifikan p < 0,05.

Pembahasan

Sebanyak 35 orang karyawan pada level manajerial PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga telah dipilih sebagai subjek penelitian guna mengetahui hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan motivasi kerja. Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa sebanyak 17 orang karyawan (48,6%) adalah pria sedangkan 18 orang karyawan lainnya (51,4% adalah wanita. Dilihat dari usianya tampak bahwa ada sebanyak 15 orang karyawan (42,9%) yang berusia < 30 tahun, sebanyak 8 orang karyawan (22,8%) yang berusia antara 30-40 tahun, dan sebanyak 12 orang karyawan (34,3%) yang berusia > 40 tahun. Sementara itu menurut tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki, sebanyak 21 orang karyawan (60,0%) berpendidikan D3 dan sebanyak 14 orang karyawan (40,0%) berpendidikan Sarjana.

(14)

selaku section head dan 10 orang (28,6%) selaku supervisor. Sementara itu berdasarkan lama kerja di PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga, diketahui bahwa ada sebanyak 11 orang karyawan (31,4%) yang mempunyai lama kerja < 5 tahun, sebanyak 22 orang karyawan (62,9%) yang mempunyai lama kerja antara 5-10 tahun, dan sebanyak 2 orang karyawan (5,7%) yang mempunyai lama kerja > 10 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara karakteristik pekerjaan dengan motivasi kerja karyawan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga, ditunjukkan dengan nilai korelasi Pearson (r) sebesar 0,517 dengan p < 0,05. Hal ini berarti semakin tinggi karakteristik pekerjaan maka semakin tinggi juga motivasi kerja karyawan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga, sebaliknya semakin rendah karakteristik pekerjaan maka semakin rendah juga motivasi kerja karyawan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga. Dengan kata lain variabel X (karakteristik pekerjaan) memberikan peran terhadap munculnya variabel Y (motivasi kerja). Jadi dapat dikatakan bahwa karakteristik pekerjaan memberi peran terhadap motivasi kerja karyawan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga.

(15)
(16)

tugas. Hal ini mendukung pernyataan Kreitner dan Kinichi (1998) bahwa tingginya otonomi akan mampu merangsang timbulnya motivasi internal dalam diri karyawan. Kelima, adanya umpan balik jelas sangat diperlukan oleh karyawan terkait dengan apa yang telah dikerjakannya. Hal ini juga menunjukkan bahwa ada motif afiliasi dalam diri karyawan. Ia tentu mengharapkan masukan dari rekan kerja atau dari atasan atas apa yang telah dilakukannya. Hal ini mendukung pernyataan Kreitner dan Kinichi (1998) bahwa adanya umpan balik akan mampu merangsang timbulnya motivasi internal dalam diri karyawan. Dari kelima alasan di atas memperlihatkan pentingnya aspek-aspek dalam karakteristik pekerjaan dalam menentukan tinggi rendahnya motivasi kerja karyawan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Slocum (1996) bahwa karakteristik pekerjaan mempengaruhi motivasi kerja karyawan.

(17)

pekerjaan yang dilakukannya. Dengan adanya umpan balik maka karyawan akan mengetahui hal-hal mana saja yang sudah baik dikerjakan dan mana yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan dari penyelesaian tugas-tugasnya tersebut.

Karakteristik pekerjaan yang tinggi ternyata memberi peran terhadap tingginya motivasi kerja karyawan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga. Hasil penelitian ini mendukung temuan sebelumnya yang dilakukan oleh Wijono (2007) bahwa karakteristik pekerjaan mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan motivasi kerja supervisor Pasaraya di Semarang. Penelitian lainnya yang mendukung temuan penelitian ini adalah yang dikemukakan oleh Millete dan Gagne (2008) bahwa karakteristik pekerjaan mempunyai hubungan positif dengan motivasi kerja.

Sumbangan efektif dari variabel karakteristik pekerjaan terhadap motivasi kerja dapat diketahui dari nilai koefisien determinasi (r2) yang merupakan kuadrat dari nilai koefisien korelasinya (r). Dengan demikian nilai koefisien determinasi adalah sebesar (0,517)2 = sebesar 0,267. Hal ini berarti sumbangan efektif variabel karakteristik pekerjaan terhadap motivasi kerja adalah sebesar 26,7% sedangkan sisanya 73,3% disumbangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(18)

yang tinggi, perlu mengupayakan agar karyawannya memiliki karakteristik pekerjaan yang tinggi.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara karakteristik pekerjaan dengan motivasi kerja karyawan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga. 2. Nilai rata-rata skor karakteristik pekerjaan termasuk

dalam kategori tinggi.

3. Nilai rata-rata skor motivasi kerja karyawan termasuk dalam kategori tinggi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang terdapat pada penelitian ini, maka terdapat beberapa saran yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagi pimpinan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Cabang Salatiga

(19)

a. Karyawan perlu diberikan pekerjaan yang menantang yang prediksi tingkat keberhasilan penyelesaian tugas tersebut tidak mudah. Salah satu caranya adalah melalui rolling karyawan pada level manajerial.

b. Mengadakan pertemuan rutin satu minggu sekali dengan karyawan level manajerial untuk sharing tentang cara-cara yang efektif dalam memecahkan persoalan.

c. Mengadakan simulasi yang ditujukan bagi karyawan level manajerial terkait dengan cara mereka menentukan metode kerja yang dianggap lebih efektif dan efisien dalam penyelesaian tugasnya.

d. Perlu diciptakan kompetisi kerja di kalangan karyawan level manajerial dalam menyelesaikan pekerjaan dan pemimpin memberikan feedback terkait dengan pekerjaan yang telah diselesaikan oleh karyawan tersebut.

2. Bagi karyawan

a. Memanfaatkan otonomi yang diberikan perusahaan dengan merancang metode kerja yang paling efektif dalam penyelesaian tugas.

(20)

3. Bagi peneliti yang akan datang

Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini sebagai berikut:

a. Menggunakan variabel/ faktor yang sama tapi dengan obyek perusahaan/ organisasi/ lembaga lainnya untuk membuktikan konsistensi hubungan diantara karakteristik pekerjaan dengan motivasi kerja karyawan. b. Mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan faktor lainnya yang dianggap mempunyai hubungan dengan motivasi kerja karyawan selain karakteristik pekerjaan. Misalnya: kompensasi, kepuasan kerja, budaya organisasi dan faktor lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, N. (1994). Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Para Ahli Gizi yang Bekerja di Rumah Sakit Pemerintah. http://www.digilib.ui.ac.id

Azwar, S. (2001). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pusat Belajar.

Berry, L.M. & Houston, J.P. (1993). Psychology at Work. Singapore: WCB Brown & Benchmark Publishers.

Damanhuri, D.S. (2010). SDM Indonesia dalam Persaingan Global, http://mediaedukasi.com

(21)

Faisal, S. (l990). Penelitian Kuantitatif Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang: YA3.

Ghozali, H.I. (2005). Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Gibson, Ivancevich, Donnelly. (1989). Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga

Gitosudarmo & Sudita. (2000). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: BPFE UGM.

Gomes, F.C. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.

Gunastri, N.M. (2009). Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik Organisasi, Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi pada CV Kecak Denpasar). Forum Manajemen 7 (1).

Hadi, R. & Adil, A. (2010). Job Characteristic as Predictors of Work Motivation and Job Satisfaction of Bank Employees. Journal of The Indian Academy of Applied Psychology 36 (2).

Hadi, S. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.

Houkes, I., Janssen, P.P.M., De Jonge, J. & Nijhuis, F.J.N. (2001). Special Relationships Between Work Characteristics and Intrinsic Work Motivation, Burnout and Turnover Intention: A Multi Sample Analysis. European Journal of Work and Organizational Psychology 10.

(22)

Jogiyanto, H.M. (2004). Metode Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Kaplan, R,M. & Saccuzzo. (2005). Psychological Testing: Principles, Application and Issue. Belmont: Thomson Wadsworth.

Kreitner, R. & Kinicki, A. (1998). Perilaku Organisasi, ed Suandi S. Jakarta: Salemba Empat.

Laily, N. (2009). Pengaruh Karakteristik Pekerjaan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Manajerial Industri Pupuk di Indonesia. Jurnal Logos 6 (2).

Leonard, E.C. (2010). Concepts and Practices of Management. USA: South-Western College Pub.

Luthans, F. (1998). Organizational Behavior. New York: McGraw Hill International Book Company.

Mangkunegara, A.P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Meyer, J.P., Becker, T.E & Vandenberghe, C., (2004). Employee Commitment and Motivation: A Conceptual Analysis and Integrative Model. Journal of Applied Psychology 89.

Millette, V. & Gagne, M. (2008). Designing Volunteers’ Tasks to Maximize Motivation, Satisfaction and Performance: The Impact of Job Ccharacteristics on Volunteer Engagement. Motiv Emot 32.

Nawawi, H. (1998). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompeten. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

(23)

___________. (2001). Perilaku Organisasi. Jakarta: Prehallindo.

Satria, R.Y. (2005). Hubungan Antara Komitmen Organisasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Manajemen dan Bisnis 9 (2).

Schultz , D.P & Schultz, S.E. (1994). Psychology and Work Today. New York: McMillan Publishing Company Inc.

Siagian, S.P. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Slocum, H.D. (1996). Management, Stevent Edition. Ohio: South Western College Publishing.

Sondari, M.C. (2008). Analisis Karakteristik Pekerjaan Agen Asuransi Jiwa Berdasarkan Model Karakteristik Pekerjaan dari Hackman dan Oldham. Skripsi. Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran (dipublikasikan).

Stott, K. & Walker, A. (1992). Making Management Work: A Practical Approach. Singapore: Prentice-Hall.

Subyantoro, A. (2009). Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang Dimediasi oleh Motivasi Kerja (Studi Pada Pengurus KUD di Kabupaten Sleman). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 11 (1).

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta. Sujak, A. (1990). Kepemimpinan Manajer. Jakarta: RajawaliPers

Supramono & Sugiarto. (1993). Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.

(24)

Wijono, S. (2007). Hubungan antara Karakteristik Pekerjaan dan Motivasi Kerja Supervisor Pasaraya Semarang. Jurnal Psikologi UNDIP 4 (1).

_________. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi: Dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Wiwin. (2009). Pengaruh antara Karakteristik Pekerjaan dan Motivasi Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada

J’rot Gallery Klaten. Skripsi. Surakarta: Universitas

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut di atas dan memperhatikan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat, yang selanjutnya dituangkan secara formal dalam Keputusan DPRD Kabupaten

Facione (1990) menyebutkan bahwa kemampuan berpikir kritis memiliki dimensi kognitif yang terdiri dari enam kecakapan, yaitu: 1) interprestasi merupakan kecakapan

Berdasarkan pengujian beberapa data, aplikasi mobile akan menampilkan layar merah pada data yang dilaporkan hilang dan kerahasiaan serta otentikasi data dengan

Upaya sekolah menghadapi faktor penghambat pelaksanaan program vokasional upaya sekolah menangani faktor penghambat pelaksanaan program vokasional untuk anak autis di SLB Autis

Pada tahun 2004 Kecamatan Rangsang Barat sudah menjadi 15 Desa yakni hasil pemekaran dari Desa Lemang, Desa Sungai Cina, Desa Melai, Desa Sialang Pasung, Desa

Kiprah pembaharuan pemikiran Islam sebagaimana dilakukan Harun Nasution oleh Muhaimin (2003) dimasukkan sebagai salah satu model Islamisasi pengetahuan yang bisa

Diakarenakan hal-hal diatas maka pendidikan sangat membutuhkan teknologi informasi agar bias mempermudah proses belajar mengajar tanpa adanya sekat-sekat antara