• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kematangan Karir melalui Konseling Kelompok Trait And Factor pada Siswa Kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga T1 132010023 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kematangan Karir melalui Konseling Kelompok Trait And Factor pada Siswa Kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga T1 132010023 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tolbert (dalam Suherman, 2000) mengatakan bahwa perkembangan karir merupakan proses jangka panjang untuk membuat keputusan-keputusan karir dari banyak pilihan, yang masing-masing pilihan itu dipengaruhi oleh banyak orang dan faktor, berbagai kondisi, serta kebutuhan-kebutuhan dan sifat-sifat pribadi individu itu sendiri.

Menurut Super (dalam Sharf, 2006) tahap perkembangan karir individu dibagi ke dalam lima tahapan, antara lain sebagai berikut:

a. Tahap perkembangan (growth) dari lahir sampai usia 15 tahun, yakni anak mengembangkan berbagai potensi, sikap-sikap, minat-minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur konsep diri.

b. Tahap eksplorasi (eksploration) dari usia 15 sampai 24 tahun, yakni ketika individu memikirkan berbagai alternatif karir, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat. c. Tahap pemantapan/ pendirian (establishment) dari usia 25 sampai 44 tahun, yang

bercirikan usaha-usaha memantapkan diri melalui pengalaman-pengalaman selama menjalani karir tertentu.

d. Tahun, yakni orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri, menikmati dan memaknai karir yang sedang dijalaninya.

e. Tahap kemunduran (decline) dari usia 65 tahun ke atas yakni ketika individu memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru setelah melepaskan jabatanya.

(2)

2

membuat keputusan karir maupun aktivitas perencanaan karir. Kematangan karir mengarah pada pengenalan karir secara menyeluruh, diawali dengan pengenalan potensi diri, memahami lapangan kerja yang sebenarnya, merencanakan sampai dengan menentukan pilihan karir yang tepat.

Sedangkan menurut Super (dalam Sharf, 2006), kematangan karir merupakan daftar perilaku yang bersangkutan dengan mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karir yang tersedia bagi individu tertentu dalam perbandingannya dengan yang dimiliki oleh kelompok sebayanya; dapat dipandang sebagai taraf rata-rata dalam perkembangan karier bagi usianya.

Kematangan karir (career maturity) didefinisikan sebagai kesesuaian antara perilaku karir individu dengan perilaku karir yang diharapkan pada usia tertentu di setiap tahap. Kematangan karir juga didefinisikan sebagai kesiapan individu untuk membuat pilihan dan keputusan karir secara tepat. (Sharf, 2006).

Super (dalam Sharf, 2006), menyatakan bahwa kematangan karir remaja dapat diukur dari dimilikinya indikator-indikator berikut ini:

a. Aspek perencanaan karir (career planning). b. Aspek eksplorasi karir (ca reer exploration)

c. Pengetahuan tentang membuat keputusan Karir (decision making) d. Pengetahuan tentang dunia kerja (world of work information)

e. Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred occupational group)

f. Aspek realisme keputusan karir (realism) g. Orientasi Karir (Career orientation)

(3)

3

meluluskan ratusan siswa yang telah dibekali berbagai ketrampilan-ketrampilan untuk menghadapi dunia kerja.

[image:3.595.98.514.160.732.2]

Menurut Suherman (2000), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, dan mampu melihat peluang kerja. Dengan kata lain siswa yang bersekolah di SMK seharusnya sudah memiliki pandangan mengenai karir yang akan diambilnya, namun pada kenyataannya siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga ini kematangan karirnya masih rendah, hal ini dibuktikan dengan hasil penyebaran skala sikap kematangan karir siswa yang diadopsi dari Setyorini (2012), diketahui dari 27 siswa kelas XI AP, 9 siswa memiliki kematangan karir yang rendah dan 5 siswa memiliki kematangan karir sangat rendah. Hal ini jika dibiarkan maka nantinya ketika luluspun siswa masih ragu untuk masuk ke dunia kerja dan akan menambah jumlah pengangguran di Indonesia. Berikut merupakan hasil pra penelitian siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga

Tabel 1.1 Hasil Pra Penelitian Kematangan Karir Siswa Kelas XI AP Interval Kategori Jumlah siswa Prosentase

306-376 Sangat tinggi 6 22,22%

235-305 Tinggi 7 25,92%

164 – 234 Rendah 9 33,33%

(4)

4

Menurut Sharf (2006), permasalahan mengenai kematangan karir siswa dapat ditolong menggunakan layanan konseling. Untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling karir, pada umumnya digunakan dua strategi, yaitu konseling individual dan konseling kelompok.

Menurut Nursalim (2007), para siswa SMU sedang berada pada masa remaja dan salah satu ciri masa remaja ialah komformitas yang tinggi terhadap teman sebaya. Dalam kelompok teman sebaya, remaja dapat memperbaiki konsep dirinya dan menunjukkan identitas dirinya. Pada proses konseling kelompok, dinamika kelompok teman sebaya dapat dimanfaatkan dalam rangka membantu dirinya dan teman-temannya untuk mencapai perkembangan. Sedangkan menurut Gazda (1984), pada masa remaja, dorongan dari teman sebaya merupakan suatu yang amat penting yang dapat memotivasi mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

(5)

5

satu dengan yang lainnya saling memberi dan menerima. Interaksi ini akan menciptakan unsur terapeutik yang melekat dalam teknik konseling kelompok, saling memahami, membantu, diterima dalam kelompok dan menyelesaikan masalah bersama serta ada ikatan persaudaraan antar sesama siswa yang saling membantu dan membutuhkan.

Ada berbagai macam pendekatan yang digunakan dalam konseling karir antara lain: pendekatan konseling karir Trait and Factor, pendekatan konseling karir berpusat pada konseli, pendekatan konseling karir psikodinamik, pendekatan konseling karir perkembangan, pendekatan konseling karir behavioral, dan pendekatan konseling karir komprehensif (Suherman, 2000).

Dari berbagai macam pendekatan tersebut, pendekatan konselingTrait and

factor lah yang tepat untuk mengatasi permasalahan siswa kelas XI AP SMK

PGRI 2 Salatiga. Karenamenurut Suherman(2000), konseling Trait and Factor dapat digunakan untuk menangani masalah pembuatan keputusan karir, dan pembuatan keputusan merupakan aspek untuk mengukur kematangan karir remaja. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk permasalahan kematangan karir siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga ini dapat diatasi dengan layanan konseling kelompok Trait and Factor.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Suwi Wahyu (Universitas Negeri Yogyakarta) pada tahun 2012 dengan judulPeningkatan Kematangan Karir Melalui Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas X Akutansi SMK

Muhammadiyah I Yogyakarta. Dengan hasil konseling kelompok dapat

(6)

6

peningkatan skor rata-rata kematangan karir siswa pada pre test sebesar 99, post

test I sebesar 114,09 dan post test II sebesar 128,64

Dari pemaparan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian eksperimen dengan judul “Peningkatan Kematangan Karir Melalui Konseling Kelompok Trait and Factor Pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK PGRI 2 Salatiga”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

“Apakah konseling kelompok Trait and Factor secara signifikan dapat meningkatkan kematangan karir siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan konseling kelompok dalam meningkatkan kematangan karir siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis

(7)

7

b. Sumbangan yang positif bagi ilmu bimbingan dan konseling dan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi guru pembimbing

Penelitian ini bermanfaat bagi guru pembimbing SMK PGRI 2 Salatiga dalam memanfaatkan layanana konseling kelompok untuk meningkatkan kematangan karir siswa.

1.4.2.2 Bagi peserta didik

Dengan mengikuti kegiatan konseling kelompok siswa akan terdorong untuk mematangkan karirnya mulai dari dini.

1.4.2.3 Bagi Sekolah

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Pra Penelitian Kematangan Karir Siswa Kelas XI AP

Referensi

Dokumen terkait

Hasil klasifikasi CART menunjukkan bahwa variabel nilai Matematika Dasar merupakan variabel terpenting dalam pengklasifikasian penerimaan SBMPTN ITS dengan kombinasi

Hasil yang didapat dari proses pelaksanaan keterampilan membuat sandal di SLB BC “YP Al - Azhar” Leuwimunding yaitu adanya peningkatan kemampuan siswa dalam

Since there has been no study like this present study ever conducted before in Yogyakarta, Indonesia, the researcher expects the findings to be beneficial in providing a deeper

[r]

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No- mor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah (Regulation of the minister

Latar Belakang Masalah. Pada zaman ini, disadari atau tidak, bahwa kemajuan teknologi kedokteran telah membawa kemajuan yang pesat dalam dunia kedokteran, namun

Suhu yang dibutuhkan untuk melelehkan jenis coklat yang satu dengan lainnya berbeda karena tiap jenis coklat mempunyai karakteristik bahan yang

pemerintah daerah Pengadaan Iklan sosialisasi APBD jasa JASA LAINNYA PL 42,250,000 1 paket DPPKKI APBD 01-Jun-14 01-Aug-14 01-Aug-14 20-Dec-14 22 Penyebarluasan