• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL FTK UINSA terhadap peningkatan hasil belajar Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL FTK UINSA terhadap peningkatan hasil belajar Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

MAHASISWA PPL FTK UINSA TERHADAP PENINGKATAN

HASIL BELAJAR FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH

NEGERI SIDOARJO”

SKRIPSI

Oleh Ainur Rochmah NIM. D31213059

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

ABSTRAK

Judul :Efektivitas Kegiatan Belajar Mengajar Mahasiswa PPL FTK UINSA Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo? (2) Bagaimana hasil belajar fiqih peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo? (3) Apakah kegiatan belajar mengajar mahsiswa PPL FTK UINSA efektif dalam peningkatan hasil belajar fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo?

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah penulis lakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo, kegiatan pembelajaran yang awalnya dilakukan oleh guru mata pelajaran yang sudah profesional digantikan oleh mahasiswa PPL yang masih perlu banyak bimbingan dan latihan yang tentu saja menimbulkan berbagai reaksi dari siswa, baik perubahan minat belajar maupun hasil belajar. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa PPL yang sudah dibekali berbagai macam teori tentang model dan strategi pembelajaran yang inovatif akan menjadi hal berbeda yang bisa jadi salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari lapangan dan perhitungan dengan

menggunakan rumus “r” product moment, dapat disimpulkan bahwa: (1) Kegiatan

belajar mengajar yang dilakukan mahasiswa PPL FTK UINSA pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjotermasuk dalam kategoricukup baik. Hal ini dapat dilihat dari data banyaknya peserta didik yang berpendapat bahwa pembelajaran yang dilakukan mahasiswa PPL FTK UINSA efektif dan lebih inovatif dengan hasil prosentase responden sebesar 40 %. (2) Hasil belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo dikatakan meningkat. Hal ini berdasarkan analisa data yang diperoleh dari hasil belajar Fiqih siswa yang semula rata-ratanya 84,81 meningkat menjadi 90,53 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan rata-rata sebanyak 5,72. (3) Kegiatan belajar mahasiswa PPL FTK UINSA dinyatakan efektif dalam meningkatkan hasil belajar fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo. Hal ini terbukti diterimanya Ha

dan ditolaknya Ho dengan nilai “r” sebesar 0,610 lebih besar dari “r” tabel..

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

F. Definisi Operasional ... 7

G. Hipotesis Penelitian ... 10

H. . Metodolgi Penelitian ... 10

I. .. Tehnik Analisis Data ... 15

J. Sistematika Pembahasan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kegiatan Belajar Mengajar ... 18

B. Mahasiswa PPL ... 19

C. Konsep Kegiatan Belajar Mengajar Mahasiswa PPL ... 22

D. Pengertian Hasil Belajar ... 24

(8)

x

F. Cara Mengukur Hasil Belajar ... 28

G. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 29

H. Faktor yang Dapat Meningkatkan Hasil Belajar ... 30

I. Mata Pelajaran Fiqih ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41

B. Rancangan Penelitian ... 42

C. Identifikasi Variabel ... 43

D. Populasi dan Sampel ... 43

E. Jenis Data ... 45

F. Sumber Data ... 46

G. Teknik Pengumpulan Data ... 47

H. Instrumen Penelitian ... 48

I. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 52

B. Analisis Data ... 73

C. Pegujian Hipotesis ... 79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 81

B. Saran-Saran ... 83

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada prinsipnya pendidikan adalah usaha memanusiakan manusia. Sebab, hanya dengan pendidikanlah manusia dapatmenemukan jati diri kemanusiaannya. Konsep dasar pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003yang menyatakan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia yang berakar pada nilai-nilai agama,kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggung jawab terhadap tuntutan zaman.1

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajardan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal iniberarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikanbanyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajardirancang dan dijalankan secara profesional.

Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan duapelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Kegiatan belajar mengajaradalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan.

1Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

(10)

2

Guruyang menciptakan guna membelajarkan anak didik. Guruyang mengajarkan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya. Disana semua komponen pengajaran diperankan secara optimalguna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.2

Program pengalaman lapangan (PPL) pada hakikatnya adalah melakukan atau memberikan pembelajaran pada seseorang atau beberapa orang berupa pengetahuan ataupun yang lainnya. Praktik pengalaman lapangan diharapkan mahsiswa atau calon guru menjadi guru yang professional dan mempunyai dedikasi yang tinggidalam pengabdian.3 PPL merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan

oleh mahasiswa calon guru/tenaga kependidikan, khususnya untuk mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya dalam rangka menyelesaikan studinya. Kegiatan tersebut mencakup latihan kependidikan secara terbimbing dan terpadu sebagai persyaratan pembentukan profesi kependidikan. Dalam pelaksanaan PPL praktikan memperoleh pengalaman dan keahlian sebagaimana layaknaya seorang pendidik yang sudah memiliki wewenang secara penuh.

2Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi BelajarMengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), h 37

3 Drs. Zainal Asril, Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan, (Jakarta :

(11)

3

Keterampilan mengajar guru merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar di kelas. Melalui penguasaan dan keterampilan mengajar guru yang baik, seorang guru akan mampu menciptakan situasi, kondisi dan lingkungan belajar yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara optimal yang pada akhirnya akan menghasilkan hasil belajar yang optimal pula. Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan acuan tingkat keberhasilan tersebut sejalan dengan kurikulum yang berlaku saat ini. 4

. Belajar adalah perubahan tingkah lakusecara relative permanen dan secara potensial terjadisebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforcedpractice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.5

Terkadang sikap guru PPL yang mengganggu perhatian murid, materi pembelajaran yang akan disampaikan tidak secara bertahap, dalam langkah-langkah pembelajaran cenderung tidak memanfaatkan waktu sebaik mungkin, melakukan evaluasi dengan banyak toleransi waktu dan dalam menutup pelajaran seringkali tidak memberikan kesempatan bertanya.

4 Drs. Moh. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 1993), h 8

(12)

4

Dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah penulis lakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo, kegiatan pembelajaran yang awalnya dilakukan oleh guru fiqih yang sudah profesional digantikan oleh mahasiswa PPL yang masih perlu banyak bimbingan dan latihan yang tentu saja menimbulkan berbagai reaksi dari siswa, baik perubahan minat belajar maupun hasil belajar. Berangkat dari hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul:

“Efektivitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL

(Praktik Pengalaman Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel

Surabaya terhadap peningkatan hasil belajar fiqih di Madrasah

Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan dan identifikasi masalah yang telah ditentukan oleh penulis maka rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi :

1. Bagaimana kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL FTK UIN Sunan Ampel pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo ?

(13)

5

3. Apakah kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL FTK UIN Sunan Ampel efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalahnya, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahuikegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL FTK UIN Sunan Ampel pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo

3. Untuk mengetahui efektivitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL FTK UIN Sunan Ampel dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo.

D. Kegunaan Penelitian

(14)

6

penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak, antara lain:

Ada beberapa nilai guna yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara lain :

1. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memeroleh deskripsimengenai efektivitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya terhadap motivasi dan hasil elajar PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo. Serta untuk memperoleh pengalaman dalam memecahkan masalah pendidikan.

2. Bagi calon mahasiswa PPL

Diharapkan dapat memberikan informasi kepada calon mahasiswa PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya untuk mempersiapkan bekal pengetahuan yang menunjang dalam kegiatan PPL.

3. Bagi sekolah yang diteliti

Hasil penelitian ini diarapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha mengefektifkan proses pembelajaran.. 4. Bagi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel

(15)

7

E. Batasan Penelitian

Agar ruang lingkup tidak terlalu luas dan konsisten pada masalah yang diteliti, maka permasalahan penelitian difokuskan pada :

1. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh Mahasiswa PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya sesuai dengan tahapan-tahapan yang tertera pada buku panduan PPL.

2. Hasil belajar siswa yang akan dianalisis adalah hasil belajar berupa Ulangan Harian yang selalu diadakan pada tiap KD yang telah selesai diajarkan, pada penelitian ini penulis memfokuskan pada hasil ulangan harian semester pertama yakni KD sujud diluar shalat dan KD ketentuan puasa.

3. Pembelajaran Fiqih yang dimaksud adalah pembelajaran Fiqih yang yang dilaksanakan oleh mahasiswa PPL di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo.

4. Peserta didik yang dimaksud adalah siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar bersama mahasiswa PPL UINSA, yakni siswa kelas VIII di madrasah tsanawiyah negeri 1 sidoarjo.

F. Definisi Operasional

(16)

8

penulis jelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam proposal judul skripsi ini, yaitu:

1. Kegiatan Belajar Mengajar

Suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Mahasiswa PPL

Praktik pengalaman lapangan II (PPL) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya adalah suatu rangkaian kegiatan untuk menerapkan berbagai teori kependidikan yang berupa latihan-latihan pembelajaran di Sekolah dan Madrasah. Bentuk kegiatan PPL merupakan tahap latihan mengajar yang dihadapkan pada siswa sesungguhnya, yang dikenal dengan real classroom teaching.6Dapat disimpulkan bahwa Mahasiswa PPL adalah mahasiswa yang melakukan latihan kependidikan secara terbimbing dan terpadu sebagai persyaratan pembentukan profesi kependidikan.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah terbentuknya konsep yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi

6 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pedoman Praktik Pengalaman

(17)

9

stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori.7

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

4. Pendidikan Agama Islam (Fiqih)

Pendidikan Agama Islam atau At-Tarbiyah Al-Islamiyah adalah usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.8

Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari pendidikan agama islam yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan thaharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah haji.9

(18)

10

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.10

Adapun hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

Ha: Kegiatan Belajar Mengajar Mahasiswa PPL (Praktik

Pengalaman Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya efektif dalam meningkatkan hasil belajar Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo.

H0: Kegiatan Belajar Mengajar Mahasiswa PPL (Praktik

Pengalaman Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo.

H. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian berjudul “Efektivitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL (Praktik Pelatihan Lapangan) FTK UIN

Sunan Ampel Surabaya terhadap motivasi dan hasil belajar PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo” ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk mneliti pada

10Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, R & D,

(19)

11

populasi atau sampel tertentu teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.11 Dengan format deskriptif yaitu suatu penelitian dengan mengumpulkan data dilapangan dan menganalisa serta menarik kesimpulan dari data tersebut.12

a) Populasi

Populasi adalah kelompok yang menjadi perhatian peneliti, kelompok yang menjadi populasi dalam bidang pendidikan bisa manusia yang secara individual, seperti siswa, guru, dan individu lainnya. Atau bisa kelompok yang bukan individu seperti kelas, sekolah, atau berbagai fasilitas lainnya.13 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo.

b) Sampel

Sampel adalah bagian suatu subjek atu objek yang mewakili populasi.14karena populasi yang begitu luas yang tidak memungkinkan dan

karena keterbatasan waktu untuk diteliti secara keseluruhan, maka peneliti mencoba mengambil sampel yang mengikuti kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL FTK UIN Sunan Ampel pada mata pelajaran Pendidikan

11Prof.Dr.Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta,2013), h 14

12Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h 106

13 H. Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis Metode dan Prosedur), (Jakarta: Kencana, 2014)

,h 228

(20)

12

Agama Islam Surabaya yang berjumlah kurang dari 25 dari keseluruhan siswa-siswi kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo.

c) Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah.15

Berdasarkan prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, maka instrumen penelitiannya yakni:

1. Untuk teknik pengumpulan data dengan metode Test, peneliti akan menggunakan instrument berupa soal tes.

2. Untuk teknik pengumpulan data dengan metode observasi, peneliti akan menggunakan instrument berupa blangko pengamatan.

d) Teknik pengumpulan data

Dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan sebagai berikut:

1. Metode Angket

Adalah menyebarkan sejumlah pertanyaan berikut alternatif jawabannya yang di isi oleh responden, yaitu para siswa yang telah ditunjuk, sehingga dengan angket ini akan diketahui tentang

15Suharsimi, A. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

(21)

13

pengalaman, pengetahuan dan sikap atau pendapat responden mengenai penelitian ini.16

Demikian juga dikatakan oleh Drs. Sanafiah Faisal bahwa: “Ciri khas

angket terletak pada pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang”.17

2. Test

Secara operasional test dapat didefinisikan sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh yang ditest. Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis test prestasi belajar atau achievement test, yakni tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu dalam periode tertentu. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan test tertulis maupun lisan kepada siswa-siswiMTsN Sidoarjo yang mengikuti kegiatan belajar mengajar PAI yang dilakukan Mahasiswa PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya.

3. Observasi

Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berupa

16Ibid, h. 199

17Sanafiah Faisal, Dasar-Dasar dan Teknik Menyususn Angket, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981),

(22)

14

item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan.18Metode observasi ini peneliti tempuh untuk mengungkap data yang berkaitan denganpenilaian terhadap motivasi dan hasil belajar PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri yang telah melakukan kegiatan belajar mengajar PAI bersama mahasiswa PPL FTK UIN Sunan Ampel.

4. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto bahwa dokumentasi asal katanya adalah dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya peneliti harus meneliti benda-benda tertulis, dokumen-dokumen peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.19 Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan melihat sumber-sumber dokumen yang ada kaitannya dengan jenis data yang diperlukan. Metode dokumentasi adalah cara yang efisien untuk melengkapi kekurangan dan kelemahan metode interview dan observasi.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data tertulis, arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang terkait dengan judul tersebut. Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu mengumpulkan informasi yang benar-benar akurat, sehingga akan menambah kevalidan hasil penelitian seperti:

a. Mencatat nama-nama guru b. Mencatat sarana dan prasarana

18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2006), h 229

(23)

15

c. Mencatat hasil hasil belajar siswa.

e) Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk diteliti sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut.20 Adapun variabel yang digunakan oleh peneliti dari judul “Efektivitas Kegiatan Belajar Mengajar Mahasiswa PPL (Paktik Pengalaman Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah

Negeri 1 Sidoarjo” adalah

1. Efektivitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa ppl (paktik pengalaman lapangan) ftk uin sunan ampel surabaya(Y) variabel bebas.

2. Peningkatan hasil belajar Fiqih di madrasah tsanawiyah negeri 1 sidoarjo (X) variabel terikat

I. Teknik Analisis Data

Adapun teknik yang digunakan untuk mengetahuiEfektivitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL (Praktik Pelatihan Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya terhadap peningkatan hasil belajar Fiqih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo, peneliti menggunakan korelasi

(24)

16

product moment. Yaitu untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Adapun rumus dari product moment sebagai berikut:21

� = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ 2− ∑ 2}{� ∑ 2− ∑ 2}

rxy = jumlah yang terkait dalam "r" product mpment

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

ƩXY = jumlah hasil yang terkait "X" dan nilai "Y"

ƩX = jumlah seluruh nilai "X"

ƩY = jumlah seluruh nilai "Y"

J. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan disusun dengan sistem sebagai berikut:

BAB I : Mengungkapkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Ruang lingkup dan batasanpenelitian, definisi operasional, sistematika pembahasan.

BAB II :Merupakan bab Kajian pustaka, yang berisi : a) Tinjauan tentang mahasiswa PPL (praktik pengalaman lapangan), yang berisi tentang pengertian mahasiswa PPL, tujuan dan manfaat PPL, serta kegiatan mahasiswa PPL,

(25)

17

b)Tinjauan tentang Hasil Belajar, yang berisi tentang pengertian hasil belajar, macam-macam hasil belajar, dan cara mengukur peningkatan hasil belajar, c) Tinjauan tentang efektivitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya terhadap peningkatan hasil belajar fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo

BAB. III :Merupakan bab metode penelitian, yang berisi tentang: a) identifikasi variabel, b) jenis dan pendekatan penelitian, c)rancangan penelitian, d) populasi dan sample, e) jenis data dan sumber data, f) metode dan instrument pengumpulan data, g) analisis data.

BAB. IV:Membahas tentang laporan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan di lapangan (mengenai sejarah dan latar belakang berdirinya MTsN 1 Sidoarjo, lokasi MTsN 1 Sidoarjo, keadaan guru di MTsN 1 Sidoarjo, keadaan peserta didik di MTsN 1 Sidoarjo, sarana dan prasarana di, pelaksanaan pembelajaran di MTsN 1 Sidoarjo, hasil belajar Fiqih kelas VIII di MTsN 1 Sidoarjo), deskripsi data, analisis data dan pengujian hipotesis.

(26)

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kegiatan Belajar Mengajar Mahasiswa PPL ( Praktik Pengalaman

Lapangan)

1. Kegiatan Belajar Mengajar

Sebelum mengetahui arti dari pembelajaran atau yang sering di sebut KBM kita harus terlebih dahulu mengetahui apa arti dari belajar dan mengajar itu.Belajar adalah perubahan tingkah lakusecara relative permanen dan secara potensial terjadisebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforcedpractice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.22 Sedangkan mengajar adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan berupa kemampuan tertentu atau mengajar adalah usaha terciptanya situasi belajar sehingga yang belajar memperoleh atau meningkatkan kemampuan.

Dengan demikian mengajar merupakan suatu kompetensi / tugas guru untuk mengubah prilaku dalam rangka mencapai tujuan pendidikan atau pengajaran. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai yang menerima

(27)

19

pelajaran (peserta didik) sedangkan menunjuk kegiatan apa yang harus dilakukan oleh seorang guru yang menjadi pengajar.23

Sementara itu kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat diartikan hubungan antara pihak pengajar (guru) dan pihak yang di ajar (siswa), sehingga terjadi suasana di mana pihak siswa aktif belajar dan pihak guru aktif mengajar.Dengan demikian proses belajar mengajar ini merupakan proses interaksi antara guru dengan murid atau peserta didik pada saat pengajaran.24

2. Mahasiswa PPL

Praktik merupakan cara melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang dikemukakan dalam teori, praktik merupakan suatu pelaksanaan dari teori dalam keadaan nyata.Pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persayaratan pembentukan profesi kependidikan.

Pengalaman lapangan berorientasi pada : a) berorientasi pada kompetisi, b) Terarah pada pembentukan kemampuan-kemampuan professional siswa calon guru atau tenaga kependidikan

(28)

20

lainnya, c) Dilaksanakan, dikelola dan ditata secara terbimbing dan terpadu.25

PPL adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi mahasiswa , yang meliputi baik latihan mengajar maupun latihan di luar mengajar.

Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan membina kompetensi-kompetensi profesional yang disyaratkan oleh pekerjaan guru atau lembaga kependidikan lainnya. Sasaran yang ingin dicapai adalah kepribadian calon pendidik yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta pola tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat menggunakannya di dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Program pengalaman lapangan (PPL) pada hakikatnya adalah melakukan atau memberikan pembelajaran pada seseorang atau beberapa orang berupa pengetahuan ataupun yang lainnya. Praktik pengalaman lapangan diharapkan mahsiswa atau calon guru menjadi guru yang professional dan mempunyai dedikasi yang tinggidalam pengabdian.26 PPL merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa calon guru/tenaga kependidikan, khususnya untuk mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

25

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), h. 171

26 Drs. Zainal Asril, Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan, (Jakarta :

(29)

21

Sunan Ampel Surabaya dalam rangka menyelesaikan studinya. Kegiatan tersebut mencakup latihan kependidikan secara terbimbing dan terpadu sebagai persyaratan pembentukan profesi kependidikan. Dalam pelaksanaan PPL praktikan memperoleh pengalaman dan keahlian sebagaimana layaknaya seorang pendidik yang sudah memiliki wewenang secara penuh.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, yang meliputi baik latihan mengajar di dalam kelas (yang bersifat akademik) maupun latihan mengajar di luar kelas (yang bersifat non akademik). Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan membina kompetensi-kompetensi profesional yang dilaksanakan oleh pekerja guru atau tenaga kependidikan yang lain. PPL dapat memberikan pengalaman bagi mereka baik dalam bidang pembelajaran dan manajerial di sekolah maupun lembaga dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi menjadi guru salah satunya dibentuk melalui program PPL.

(30)

22

dihadapkan pada siswa sesungguhnya, yang dikenal dengan real classroom teaching.27Dapat disimpulkan bahwa Mahasiswa PPL

adalah mahasiswa yang melakukan latihan kependidikan secara terbimbing dan terpadu sebagai persyaratan pembentukan profesi kependidikan.

3. Konsep Kegiatan Belajar Mengajar Mahasiswa PPL

Sebagai calon guru, mahasiswa PPL harus memiliki seperangkat pengetahuan dan kompetensi yang mendukung keberhasilan PPL.Berdasarkan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) juga diketahui bahwa calon guru yang ideal adalah yang mampu menyusun rencana pembelajaran dengan baik, mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan profesional, dan mampu membina hubungan yang harmonis dengan seluruh komponen sekolah.

Secara umum kegunaan PPL bagi mahasiswa adalah suatu wadah atau sebagai media untuk mendapatkan pengalaman pendidikan secara faktual di lapangan untuk menerapkan ilmunya secara langsung. Kerjasama antara guru pamong dengan mahasiswa PPL dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam menjalankan tugas pengajaran dan memantapkan diri sebagai pengajar profesional.

27 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pedoman Praktik Pengalaman

(31)

23

Dalam pelaksanaan PPL mahasiswa praktikan mendapatkan bimbingan dari dosen pembimbing dan guru pamong. Dosen pembimbing membimbing mahasiswa praktikan dalam menyusun rencana kegiatan PPL di sekolah latihan. Guru pamong bersama mahasiswa praktikan mendiskusikan masalah-masalah yang ditemui selama praktik pengajaranuntuk mendapatkan penyelesaian atas masalah tersebut. Guru pamong juga mencatat kemajuan mahasiswa dalam melaksanakan praktik pengajaran, memberikan pengarahan seperlunya untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan PPL, dan membimbing mahasiswa praktikan untuk melaksanakan kegiatan non pengajaran. 28

Dengan demikian PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) bertujuan agar lulusan mahasiswa calon guru dapat mencapai suatu tingkat keahlian tertentu yang diperoleh di sekolah tempat mereka praktik. Kegiatan PPL dilapangan memberikan pelajaran kepada mahasiswa untuk menghadapi langsung pada permasalahanyang ada dalam PPL

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PPL adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi mahasiswa , yang meliputi baik latihan mengajar maupun latihan di luar mengajar. Praktik PPL adalah aktivitas latihan mengajar mahasiswa calon guru. Dalam pelaksanaan PPL ini, mahasiswa

28 Drs. Zainal Asril, Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan, (Jakarta :

(32)

24

dapat melaksanakan praktik mengajar seluas-luasnya baik di kampus maupun di sekolah, sehingga mahasiswa akan semakin luwes dan terampil dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa. Sehingga diharapkan mahasiswa calon guru akan lebih siap untuk menjadi guru, karena mereka telah memiliki keterampilan/pengetahuan yang memadai serta adanya perubahan sikap dan perilaku yang mencerminkan sebagai seorang guru yang profesional. Selain itu mahasiswa juga dapat mengenal, mempelajari, dan menghayati permasalahan sekolah atau lembaga baik yang terkait dengan proses pembelajaran maupun kegiatan manajerial kelembagaan. Pengalaman yang di dapat pada saat PPL yaitu penyusunan perangkat persiapan pembelajaran, praktik mengajar terbimbing dan mandiri, menyusun dan mengembangkan alat evaluasi, menerapkan inovasi pembelajaran, mempelajari administrasi guru, serta kegiatan lain yang menunjang kompetensi mengajar.

B.Hasil Belajar Fiqih

1. Pengertian Hasil Belajar

(33)

25

dan mereproduksi, ada penerapan pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan dan mengaitkan dengan realitas, dan adanya perubahan sebagai pribadi.29

Bila terjadi proses belajar, makabersama itu pula terjadi proses mengajar. Hal ini kiranya mudah dipahami, karena bila ada yang belajar sudah barang tentu ada yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar tentu ada yang belajar.Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umunya disebut hasil belajar. Tetapi agar memperoleh hasil yang optimal, proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik.30

Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. Itu sebabnya, dalam proses belajar, guru harus dapat membimbing dan memfasilitasi siswa supaya siswa dapat melakukan proses-proses tersebut. Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar terjadi adanya perubahan tingkah lakusiswa yang disebabkan oleh proses-proses tersebut. Jadi, seseorang dapat dikatakan belajar karena adanya indikasi melakukan proses tersebut secara sadar dan menghasilkan perubahan tingkah laku siswa yang diperoleh

29 Eveline Siregar, Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran(Bogor: Ghalia Indonesia,

2010),h. 4

30 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar(Jakarta: Rajagrafindo Persada,

(34)

26

berdasarkan interaksi dengan lingkungan. Perwujudan perubahan tingkah laku darihasil belajar adalah adanya peningkatan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Perubahan tersebut sebagai perubahan yang disadari, relatif bersifat permanen, kontinu, dan fungsional.31

Berbicara mengenai hasil, berarti berbicara mengenai sesuatu yang dicapai atau diperoleh setelah melakukan usaha. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.32Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar Akidah-Akhlak, yaitu sesuatu yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses belajar mengajar Akidah-Akhlak.

Proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Namun harus diingat, meskipun tujuan pembelajaran itu dirumuskan secara jelas dan baik, belum tentu hasil belajar yang diperoleh mesti optimal. Karena hasil yang baik itu dipengaruhi oleh komponen-komponen yang lain, dan terutama bagaimana aktifitas siswa sebagai subjek belajar. 33

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan

31 Sri Anitah, Strategi Pembelajaran di SD (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 2

32Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1995), h. 22

(35)

27

psikomotoris.34Maka perolehan hasil belajar tersebut diwujudkan dengan nilai atau angka-angka tertentu yang mencerminkan suatu hasil yang diakibatkan dari adanya perubahan kognitif, afektif maupun psikomotoris pada diri peserta didik.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan. Hasil belajar tidak berupa nilai saja, tetapi dapat berupa perubahan perilaku yang menuju pada perubahan positif.

2. Macam-macam Hasil Belajar

Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (1) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi menjadi lima kategori, yakni (1) informasi verbal, (2) keterampilan intelektual, (3) strategi kognitif, (4) sikap, (5) keterampilan motoris.

Dalam sistem pendidikan nasional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni:

(36)

28

1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiganya, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru, karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

3. Cara Mengukur Hasil Belajar

(37)

29

jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).35

Teknik non tes, dilakukan dengan tanpa menguji melainkan dilakukan dengan cara pengamatan secara sistematis (observation), wawancara (interview), angket (questionnaire), dan memeriksa dokumen (documentary analysis).Teknik ini biasa digunakan untuk mengukur bidang afektif dan psikomotoris. 36

4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang nantinya akan berpengaruh pada hasil belajar meliputi:37

1) Faktor Internal

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

2) Faktor Eksternal

Terdiri dari faktor lingkungan sosial yang meliputi guru, masyarakat, dan orang tua siswa. Kemudian faktor lingkungan non sosial seperti letak geografis sekolah maupun rumah, cuaca/alam, sarana prasarana.

35

Nana Sudjana, Penilaian Hasil ...,h. 35 36

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 76. 37

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja

(38)

30

3) Faktor pendekatan belajar

Upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

5. Faktor yang Dapat Meningkatkan Hasil Belajar

Hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan cara memahami aspek-aspek hasil belajar dari peserta didik tersebut.Benyamin S. Blom dalam bukunya The Taconomy of Educational Objektives menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar akan dapat diperoleh kemampuan yang terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu:

a. Aspek kognitif (pengetahuan) b. Aspek afektif (siakp)

c. Aspek psikomotorik (keterampilan)

Menurut Blom dapat dijabarkan lagi dalam bentuk yang lebih operasional, yaitu:38

a. Aspek kognitif:

 Kecakapan pengetahuan

 Kecakapan pemahaman

 Kecakapan penerapan

 Kecakapan penguraian

(39)

31

 Kecakapan penilaian b. Aspak afektif:

 Kecakapan menerima rangsangan

 Kecakapan merespon rangsangan

 Kecakapan menilai sesuatu

 Kecakapan mengorganisasi nilai c. Aspek psikomotorik:

 Tingkah laku, biasanya dalam aspek ini peniruan tingkah lagu yang benar dan baik sangat dianjurkan, misalnya peserta didik meniru prilaku baik dari gurunya dan mampu menerapkannya dalam kesehariannya secara tepat dan berurutan.

Jika aspek-aspek tersebut dapat berjalan sesuai seharusnya, maka tidak dipungkiri bahwa hasil belajar peserta didik akan meningkat walau secara bertahap tetapi pasti. Dan hal tersebut tidak lepas dari peran orang tua, guru serta lingkungan yang didiaminya (tempat tinggalnya). Semuanya harus berjalan seimbang dan beriringan. Karena proses belajar akan selalu berjalan dengan dinamis mengikuti perkembangan zaman yang terus berubah.

6. Mata Pelajaran Fiqih

(40)

32

pendidikan madrasah. Di kelas bawah dan menengah tingkat madrasa tsanawiyah, akan dipelajari sebagai mata pelajaran tersendiri sambil membentuk diri sebagai bagian dari ilmu agama. Di kelas 5 MI, fiqih dianjurkan untuk memperkenalkan para siswa pada tatana agama islam mulai dari wajib sampai dengan yang sunnah beserta tatacanya.

Adapun pengertian Fiqih adalah “Fiqih secara etimologi

berarti faham, seperti ungkapan ‘fahimtu kalamaka’ berarti saya

memahami ucapanmu. Dan secara terminologi Fiqih berarti pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang diperoleh melalui

metode ijtihad”.39

Ijtihad yang dimaksud pada definisi tersebut di atas berarti menggunakan seluruh daya dan upaya (potensi akal) untuk

menetapkan hukum syari’at (tentang sesuatu hal) dengan metode

istinbat, Atau dengan kata lain upaya pencarian hukum hukum tentang sesuatu hal dengan cara merincikan atau mengeluarkan dalil-dalil naqli dari al-Qur’an dan atau al-Hadits al-Shahih. Senada dengan kedua definisi tersebut di atas, Fiqih juga dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang berhubungan dengan amal perbuatan yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang bersifat parsial (dalil yang telah dibahas secara

(41)

33

terperinci untuk maksud hukum tertentu, pen) atau juga berarti kumpulan hukum-hukum syari’at yang berhubungan dengan amal perbuatan yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat parsial.

Mata pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah didefinisikan sebagai salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya

(way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan]

Pembelajaran fiqih pada tingkat Madrasah Ibtidaiyyah mengharapkan partisipasi anak yang besar. Pengajar fiqih selalu tidak mengharapkan anak pasif dikelas, tetapi akan selalu memberikan dorongan agar anak aktif dalam mengembangkan fakta, pendapat, waktu dan sebagainya. Keterampilan dalam mengembangkan minat terhadap fiqih tidak saja terletak pada anak tetapi juga tergantung pada kemampuan maksimal setiap pengajar fiqih.

(42)

34

keterampilan, dan mengarahkan pada pemahaman yang ,mendalam serta generalisasi yang akan mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh para siswa. Ruang lingkup fiqih sangat luas, karena terbatasnya waktu dan agar para siswa dapat mempelajari hal-hal baru pembuat keputusan tentang materi yang harus diajarkan perlu dilakukan secara bijaksana dan hati-hati.40

Guru fiqih memiliki peranan penting dalam keseluruhan proses pembelajaran fiqih. Selain mengembangkan bentuk-bentuk alat bantu pembelajaran secara mekanis dan mengembangkan pendidikan yang berfokus pada kemajuan siswa. Guru fiqih juga memegang peranan penting dalam membuat pelajaran fiqih menjadi hidup dan menarik bagi para siswa. Guru fiqih bertanggung jawab menginterpretasikan konsep kepada siswa-siswanya. Hal ini yang kemudian menjelaskan mengapa guru berperan penting dalam pembelajaran fiqih.

Selain itu guru fiqih juga harus memiliki beberapa kualitas pokok, yaitu penguasaan materi dan penguasaan teknik. Setiap guru fiqih harus memperluas pengetahuan historisnya. Pengetahuan yang luas serta teknik mengembangkan berbagai pertanyaan sangat diperlukan oleh guru fiqih. Guru fiqih juga harus menguasai berbagai macam metode dan teknik pembelajaran fiqih, ia harus

40Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996),

(43)

35

mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan agar proses belajar mengajar dapat berlangsung cepat dan baik.41

Sedangkan yang dimaksud dengan Mata pelajaran Fiqih dalam Kurikulum adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untukmenyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan penggunaan, pengamalan dan pembiasaan.42

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari pendidikan agama islam yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan thaharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah haji.

41

T.M Hasbi Ash Shidqy, Pengantar Hukum Islam (Jakarta, Bulan Bintang, 1996), h. 29.

42

Muhaimin,Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan

(44)

36

C.Efektivitas Kegiatan Belajar Mengajar Mahasiswa PPL

(PraktikPengalaman Lapangan) Terhadap Peningkatan Hasil

Belajar Fiqih

Efektifitas adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.Dan juga berasal dari kata efektif yang berarti tepat guna, dan langsung mengenai sasaran.43 Dengan meningkatan efektifitas pembelajaran, maka peningkatan hasilbelajar terutama PAI bidang studi Fiqih akan terwujud dengan pelan tapi pasti.Yangmana efektifitas pembelajaran dicapai melalui tiga tahapan yaitu efektifitasinteraksi, efektifitas pemahaman, dan efektifitas penyerapan.

Pertama: efektifitas interaksi akan tercipta dengan adanya harmonisasi iklimakademik dan budaya sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan manajemendan kepemimpinan kepala sekolah dan jajarannya. Efektifitas interaksi dapatterjaga apabila kesinambungan manajemen dan kepemimpinan pada satuan pendidikan.

Kedua: efektifitas pemahaman menjadi bagian penting dalam pencapaianefektifitas pembelajaran. Efektifitas tersebut dapat dicapai apabila pembelajaranyang mengedepankan pengalaman personal siswa melalui observasi ( menyimak, melihat, membaca dan mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan danmengkomunikasikan. Oleh karena itu penilaian dilakukan

(45)

37

berdasarkanpemrosesan hasil pekerjaan serta kemampuan diri sendiri.Ketiga: efektifitas penyerapan dapat tercipta ketika adanya kesinambunganpembelajaran secara horizontal dan vertikal. Kesinambungan pembelajaran secarahorizontal bermakna adanya kesinambungan mata pelajaran dari setiap tingkatanpendididkan.

Sinergitas dari ketiga efektifitas pembelajaran tersebut akan menghasilkansuatu transformasi nilai yang bersifat universal, nasional dengan tetap menghayatikearifan lokal yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yang berkaraktermulia. Dan tercapailah tujuan pendidikan nasional serta perbaikan akhlaq/ moralbangsa.

Kesinergitas-an dari ketiga efektifitas pembelajaran tersebut dapat dicapaidengan berbagai upaya salah satunya dengan melakukan strategi-strategi dalampembelajaran. dengan dilakukannya strategi pembelajaran diharapkanpembelajaran menjadi menyenangkan bagi peserta didik dan penyerapan materiyang diajarkan akan semakin mudah.44

Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan duapelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Kegiatan belajar mengajaradalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan. Guruyang menciptakan guna membelajarkan anak didik. Guruyang mengajarkan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan

(46)

38

bahan ajar sebagai mediumnya. Disana semua komponen pengajaran diperankan secara optimalguna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.45

Tidak dipungkiri lagi, bahwa proses perkembangan anak dengan proses pembelajaran (the teaching learning proses) yang dikelola oleh guru terdapat saling keterkaitan yang sangat erat. Demikian eratnya ikatan tersebut, sehingga hampir tidak ada proses perkembangan peserta didik baik jasmani ataupun rohaninya yang tidak lepas dari proses pembelajaran sebagai inti sari dari pendidikan. Dan sebagai pembantunya terciptalah strategi belajar dan media belajarnya yang efektif dan efisien.46

PPL merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa calon guru/tenaga kependidikan, khususnya untuk mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya dalam rangka menyelesaikan studinya. Kegiatan tersebut mencakup latihan kependidikan secara terbimbing dan terpadu sebagai persyaratan pembentukan profesi kependidikan. Dalam pelaksanaan PPL praktikan memperoleh pengalaman dan keahlian sebagaimana layaknaya seorang pendidik yang sudah memiliki wewenang secara penuh.Mahasiswa fakultas tarbiyah dan keguruan yang sebelumnya telah dibekali berbagai macam teori tentang

45Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi BelajarMengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), h 37 46

(47)

39

mengajar baik strategi dan cara menangani siswa diharapkan dapat mengimplementasikannya secara optimal dalam kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL di kelas.

Keterampilan mengajar guru merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar di kelas. Melalui penguasaan dan keterampilan mengajar guru yang baik, seorang guru akan mampu menciptakan situasi, kondisi dan lingkungan belajar yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara optimal yang pada akhirnya akan menghasilkan hasil belajar yang optimal pula. Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan acuan tingkat keberhasilan tersebut sejalan dengan kurikulum yang berlaku saat ini. 47

Sebenarnaya, matapelajaran Fiqih adalah bidang studi yang sangat penting dalam kancah ilmu pengetahuan islam. Fiqih diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina peserta didik untuk mengetahui, memahami, menghayati hukum islam (bagaimana ibadah dalam syariat islam), sehingga dapat diamalkan dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Karena sangat vitalnya matapelajaran Fiqih, maka pembelajaran Fiqih juga harus benar-benar dapat menyentuh ranah kognitif peserta

47 Drs. Moh. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

(48)

40

didik yang meliputi, kemampuan mengetahui, memahami, menguraikan, menggabungkan konsep, menilai dan menggunakan konsep untuk memecahkan masalah real dalam kehidupan sehari-hari.Dan tercapainya ranah kognitif itu dapat dilihat dengan meningkatnya hasil belajar dari peserta didik. 48

Bertolak dari kajian teori di atas. Maka penulis ingin membuktikan keefektifan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan mahasiswa PPL Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dalam meningkatkan hasil belajar Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo.

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Dalam rancangan penelitian ini dijelaskan mengenai jenis penelitian yang dilaksanakan ditinjau dari segi tujuan dan sifatnya. Dilihat dari judul penelitian yang penulis teliti yaitu

“Efektivitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL

(PraktikPengalaman Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya terhadap peningkatan hasil belajar fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1

Sidoarjo”, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif yaitu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data - data lengkap yang berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa saja yang ingin kita ketahui.49

Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.50 Dengan format deskriptif yaitu

49 Margono, Metodologi Pendidikan, (Jakarta : Rieneke Cipta, 1997),h.105

(50)

42

suatu penelitian dengan mengumpulkan data dilapangan dan menganalisa serta menarik kesimpulan dari data tersebut.51

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian disebut juga sebagai strategi atau cara yang digunkan untuk mengatur latar belakang penelitian agar peneitian dapat memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian.Pada tahap pertama yaitu menentukan sampel yang akan diteliti. Sampel yang akan diambil berdasarkan pertimbangan adalah 10% dari jumlah populasiyakni peserta didik kelas VIII di MTsN Sidoarjo sebanyak 32 peserta didik.

Selanjutnya pada tahap kedua penentuan metode pengumpulan data dan instrumen penelitian. Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data diantaranya metode tes, dokumentasi dan angket.

Berikutnya tahap ketiga atau yang terakhir adalah menentukan teknik analisis data. Analisis yang dipakai adalah menggunakan teknik korelasi product moment.

(51)

43

3. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk diteliti sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut.52 Adapun variabel yang digunakan oleh

peneliti dari judul “Efektivitas Kegiatan Belajar Mengajar Mahasiswa PPL

(Paktik Pengalaman Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo ” adalah :

1. Efektivitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa ppl (paktik pengalaman lapangan) ftk uin sunan ampel surabaya (Y) variabel bebas.

2. Peningkatan hasil belajar Fiqih di madrasah tsanawiyah negeri 1 sidoarjo (X) variabel terikat

Berdasarkan pengambilan data penulis dalam susunan penelitian ini, maka penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif.

4. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Suharsini Arikunto menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.53 Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo.

(52)

44

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.54Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh pepulasi tersebut.Apa yang menjadi kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).55

Untuk menentukan jumlah sampelnya penulis berpedoman pada kaidah yang dikemukakan oleh Arikunto “Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya lebih besar dapat di ambil 10-15 % atau 20-25 %.

Berdasarkan hal itu, maka penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah populasi siswa yang akan menjadi responden dalam penelitian ini. Adapun jumlah siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo adalah 319 siswa sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang responden sebagai sampel penelitian.

Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, penulis mempergunakan teknik Proporsional Random Sampling yaitu teknik pemilihan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subyek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.56Dalam sampel

54 Ibid,h. 109.

55 Sugiono, Metode Penelitian, h. 118.

56 Ibnu Hajar,_Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta:Raja

(53)

45

ini peserta didik kelas VIII yang berjumlah 319 di ambil10% dari jumlah yang ada, dengan kriteria peserta didik merupakan peserta didik yang ikut dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan mahasiswa PPL FTK UINSA.

5. Jenis Data

Dalam mengadakan suatu penelitian, tidak lepas dari adanya unsur jenis data yang akan dikumpulkan sebagai bahan kanjian. Data merupakan segala keterangan atau informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian.57

Berangkat dari topik permasalahan skripsi ini, maka jenis - jenis data yang relevan sebagai bahan kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Kualitatif

Yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka sewa langsung.58Adapun yang termasuk data kualitatif data penelitian ini adalah gambaran umum objek penelitian yang meliputi : sejarah berdirinya sekolah, struktur organisasi, visi dan misi, tujuan pendidikan, profil sekolah, keadaan pendidik dan peserta didik, keadaan sarana dan prasarana.

b. Data Kuantitatif

57

Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 104

(54)

46

Yaitu data yang dapat diukur dan dihitung langsung karena berupa angka-angka. Data ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang mengikuti kegiatan belajar mengajar bersama mahasiswa PPL maupun yang tidak mengikuti kegiatan belajar bersama mahasiswa PPL pada mata pelajaran fiqih

6. Sumber Data

Sumber data adalahsubjek darimana data dapat diperoleh. Berdasarkan jenis-jenis data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini sumber data yang digunakan melalui dua cara yaitu:

a) Library Research

Yaitu sumber data yang digunakan untuk mencari landasan teori dari permasalahan yang diteliti dengan menggunakan buku-buku dan lain-lain.

b) Field Research

Yaitu sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian dengan cara tejun langsung ke objek penelitian untuk memperoleh data yang lebih konkrit dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.59Adapun data ini penulis menggunakan data sekunder yaitu sumber data yang pengumpulannya tidak langsung memberikan

59

(55)

47

data kepada peneliti, seperti dari keterangan atau dokumentasi lain yang berkaitan dengan penelitian.60

7. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain: 1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan mengamati dan mencatat secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.61 Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang sedang diteliti, antara lain gambaran objek penelitian yaitu : sejarah singkat berdirinya MTsN Sidoarjo, visi dan misi, tujuan pendidikan, profil sekolah, struktur organisasi, keadaan pendidik dan peserta didik MTsN Sidoarjo, keadaan sarana dan prasarana.

2. Test

Secara operasional test dapat didefinisikan sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh yang ditest. Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis test prestasi belajar atau achievement test, yakni tes yang digunakan

60 Ibid,.h.309

61

(56)

48

untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu dalam periode tertentu. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan test tertulis maupun lisan kepada siswa-siswiMTsN Sidoarjo yang mengikuti kegiatan belajar mengajar PAI yang dilakukan Mahasiswa PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip termasuk buku tentang pendapat teori atau hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah peneliti.62 Metode ini digunakan untuk mencari data

tentang struktur organisasi MTsN Sidoarjo , jumlah pendidik, karyawan dan peserta didik, sarana dan prasarana, dan data-data lain yang diperlukan.

8. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk atau fasilitas yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data agar

(57)

49

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti hasilnya cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.63

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen sebagai alat pengumpul data harus benar-benar dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.

Dalam penelitian ini instrumen dalam mengumpulkan data sebagai berikut:

1. Untuk teknik pengumpulan data dengan metode Test, peneliti akan menggunakan instrument berupa soal tes.

2. Untuk teknik pengumpulan data dengan metode observasi, peneliti akan menggunakan instrument berupa blangko pengamatan.

9. Teknik Analisis Data

Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah difahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.64

63

Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2009),

h.97 64

Sambas Ali Muhiddin, Analisis Korelasi Regresi dan Jalur Dalam Penelitian(Bandung : Pustaka

(58)

50

Dengan demikian, teknik analisa data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga sifat-sifat datanya dapat dengan mudah difahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel.

Adapun teknik yang digunakan untuk mengetahuiEfektivitas kegiatan belajar mengajar mahasiswa PPL (Praktik Pelatihan Lapangan) FTK UIN Sunan Ampel Surabaya terhadap peningkatan hasil belajar Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sidoarjo, peneliti menggunakan korelasi product moment. Yaitu untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Adapun rumus dari product moment sebagai berikut:65

� = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ 2− ∑ 2}{� ∑ 2− ∑ 2}

rxy = jumlah yang terkait dalam "r" product mpment

N = Number of Cases (jumlah

frekuensi/banyaknyaindividu)

ƩXY = jumlah hasil yang terkait "X" dan nilai "Y"

ƩX = jumlah seluruh nilai "X"

(59)

51

ƩY = jumlah seluruh nilai "Y"

Dengan rumus diatas maka diperoleh nilai korelasi (rxy)

nilai “r” ini akan dikonsentrasikan dengan nilai “r” dalam tabel nilai

koefisien korelasi “r” product moment sehingga akan dapat diketahui

diterima atau tidaknya hipotesis yang penulis ajukan. Adapun pengujian hasil perhitungan di atas dipergunakan taraf 5% serta taraf signifikan 1%.

Gambar

 Tabel 4.1
  Tabel 4.2 JUMLAH PESERTA DIDIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI
 Tabel 4.3
  Tabel 4.4 HASIL ANGKET EFEKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Jepang melakukan tindakan-tindakan pencegahan, rekonstruksi, dan revitalisasi untuk memulihkan industri perikanan pasca bencana alam yang terjadi di Jepang

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

 Mengeksposisi tentang tentang jenis karya kerajinan Nusantara daerah setempat  memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan.

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan upaya ibu tentang tingkat kecemasan dan mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan usaha dari ibu

 Siswa mengamati penjelasan dan slide yang ditampilkan guru tentang tata surya  Siswa bertanya jawab tentang materi.

Dalam proses pengadaan koleksi grey literature tercetak dan elektronik, penerapan manajemen pengetahuan masih belum berjalan dengan baik karena tidak ada peraturan tertulis

Untuk guru yang kinerjanya bagus bisa mencapai nilai 87,3 (baik) karena memiliki semangat mengajar, menggunakan metode tepat, pemilihan media dan alat bantu dapat