• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning Berbasis Lembar Kerja Siswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif (PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning Berbasis Lembar Kerja Siswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif (PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS

VII SMP NEGERI 2 AMBARAWA TAHUN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1

Diajukan Oleh :

MARTHA WURI SITORESMI A 410080174

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS

VII SMP NEGERI 2 AMBARAWA TAHUN 2012/2013 Oleh

Martha Wuri Sitoresmi1, Sutama2, N. Setyaningsih3. 1

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2

Staf Pengajar UMS Surakarta, sutama_mpd@yahoo.com 3

Staf Pengajar UMS Surakarta, ningsetya@yahoo.com.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Problem Based Learning berbasis lembar kerja siswa. Penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dua siklus. Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VII A SMP N 2 Ambarawa, Kab. Semarang yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Metode pengumpulan data menggunakan tes dan observasi sebagai metode pokok dan catatan lapangan dan dokumentasi sebagai metode bantu. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model alur yang meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi data yang dilakukan sejak tindakan dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari 1) Fluency yaitu menghasilkan ide dengan kondisi akhir sebesar 96,1% dari kondisi awal 38,5%, 2) Originality yaitu memiliki ide-ide untuk memecahkan persoalan dengan kondisi akhir sebesar 92,3% dari kondisi awal 30,7%, 2) Elaboration yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan kondisi akhir sebesar 92,3% dari kondisi awal 26,9%.

Kata kunci :kreatif, problem, lembar kerja.

Pendahuluan

Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu hal yang penting dalam masyarakat modern, karena dapat membuat manusia menjadi lebih fleksibel, terbuka, dan mudah beradaptasi dengan berbagai situasi dan permasalahan dalam kehidupan. Dalam pembelajaran matematika kemampuan berpikir kreatif juga sangat diperlukan untuk mengembangkan kemampuan matematis siswa.

(4)

sebanyak 10 siswa (38,5%), siswa yang memiliki ide sebanyak 8 siswa (30,7%), dan siswa yang mempunyai kemampuan memecahkan masalah sebanyak 7 siswa (26,9%).

Akar penyebab bervariasinya kemampuan berpikir kreatif siswa dikarenakan ditinjau dari pendekatan mengajarnya, pada umumnya guru mengajar hanya menyampaikan apa yang ada di buku paket dan kurang mengakomodasi kemampuan siswanya. Guru cenderung memaksakan cara berpikir siswa dengan cara berpikir yang dimiliki gurunya. Metode ataupun strategi tertentu yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran masih bersifat tradisional dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Pembelajaran dalam pengajaran matematika selama ini lebih menekankan pada ceramah, rumus singkat, dan mencari satu jawaban yang benar untuk soal-soal yang diberikan, proses pemikiran tingkat tinggi termasuk berpikir kreatif jarang diberikan untuk latihan. Buku pelajaran yang digunakan siswa jika dikaji secara benar, semua soal yang dimuat kebanyakan hanya tugas yang harus mencari satu jawaban yang benar (konvergen). Rendahnya nilai matematika disebabkan oleh sistem pembelajaran yang berpusat pada guru dan guru lebih mendominasi proses aktivitas kelas, pendekatan yang digunakan lebih bersifat konvensional, latihan-latihan yang diberikan lebih banyak yang bersifat rutin.

Berdasarkan kesulitan-kesulitan di atas guru perlu memilih cara mengajar atau pendekatan yang dapat membantu mengembangkan pola berpikir kreatif matematika siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang merupakan bagian dari pembelajaran kontruktivisme yang bisa digunakan adalah dengan Problem Based Learning/PBL berbasis lembar kerja siswa (LKS).

(5)

(2) menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, (3) meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. Media bantu lembar kerja siswa (student work sheet) berupa lembaran – lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hal ini untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang didapat. Penggunaan Problem Based Learning dan alat bantu LKS tersebut berfungsi sebagai media pendukung, cara atau teknik untuk menjadikan siswa lebih aktif dan mandiri. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

Berdasarkan gambaran tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu melalui strategi pembelajaran Problem Based Learning berbasis lembar kerja siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran matematika.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang ada peningkatan kemampuan berpikir kreatif dengan strategi Problem Based Learning berbasis lembar kerja siswa. Adapun indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu

Fluency (kelancaran) yaitu menghasilkan ide, Originality (Keaslian) yaitu memiliki ide-ide untuk memecahkan persoalan, dan Elaboration (Penguraian) yaitu kemampuan memecahkan masalah.

Metode Penelitian

(6)

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode alur yang meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.

Hasil dan Pembahasan

Kegiatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal, meliputi berdoa, absensi siswa, motivasi, serta apersepsi. Pada kegiatan inti, guru membagi siswa dalam kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, membimbing siswa dalam kegiatan diskusi secara berkeliling, serta membimbing siswa untuk

melakukan persentasi di depan kelas. Pada kegiatan penutup, guru menyimpulkan materi pembelajaran dan mengadakan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Permasalahan soal yang dibahas tentang himpunan diambil sampel sebagai berikut: Pada suatu kelas yang terdiri atas 46 siswa dilakukan pendataan pilihan ekstrakurikuler. Hasil sementara diperoleh 19 siswa memilih KIR, 23 siswa memilih PMR, dan 16 siswa belum menentukan pilihan. Tentukan banyaknya siswa yang hanya memilih PMR saja dan KIR saja!

Dari contoh diatas, ada siswa yang dapat menyelesaikan soal dengan tepat, tetapi ada juga siswa yang menyelesaikan soal kurang tepat.

Jawaban siswa yang tepat Misal suka keduanya: x

x = 46 = 16 + (19 – x) + x + (23 - x) -12 = -x x = 12 anak jadi yang suka kedua-duanya 12 anak. Yang memilih PMR : 46 – 16 = 30

(7)

Jawaban yang kurang tepat

Misal suka keduanya : x = 46 = 16 + 19 – x+ x + 23 - x 12 = -x

x = -12 anak KIR = 19 – (-12) = 27 anak

PMR = 23 – (-12) = 35 anak

Dari jawaban-jawaban tersebut, dapat dilihat cara berpikir siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Siswa yang belum bisa menyelesaikan masalah dengan benar yaitu disebabkan karena mereka kurang memahami soal.

Penelitian yang dilakukan kolaborasi dengan guru matematika menggunakan strategi Problem Based Learning berbasis LKS. Penelitian yang dilakukan Shelagh A. Gallagher dan James J. Gallagher (2013) menyimpulkan bahwa kurikulum, yang dirancang dengan baik menarik seperti PBL dapat menciptakan konteks belajar yang mendorong siswa lebih untuk mengungkapkan potensi akademik. Senada dengan pernyataan tersebut, dalam penelitian ini diharapkan dengan penerapan PBL siswa bisa lebih aktif, serta dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan suatu permasalahan.

Berna Canturk-Gunhan, dkk (2012) hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa calon guru mempunyai pandangan positif mengenai keseluruhan PBL. Penemuan ini juga menunjukkan bahwa sesi PBL meningkatkan ekspresi diri mereka, maka proses berpikir mereka telah dikembangkan dalam proses aplikasi

PBL. Maknanya yaitu calon guru mendukung adanya straegi PBL, penerapan PBL

juga dapat mengembangkan ekspresi diri mereka.

(8)

Tabel 1

Data Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Sebelum dan Sesudah Tindakan

No

Berdasarkan tabel 1 didapat adanya penigkatan dari sebelum tindakan sampai siklus II. Dari observasi awal diperoleh hasil dari 26 siswa yang menghasilkan ide dalam menyelesaikan soal sebanyak 10 siswa (38,5%), siswa yang memiliki ide sebanyak 8 siswa (30,7%), siswa yang mempunyai kemampuan memecahkan masalah sebanyak 7 siswa (26,9%). Pada kondisi awal ini, kemampuan siswa dalam menerapkan strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah belum sesuai harapan. Siswa belum mampu memahami maksud dan makna suatu masalah. Kemampuan berpikir kreatif siswa belum digunakan.

Tale, Kodjo Donkor (2011) menyatakan bahwa dalam pemecahan masalah sering melibatkan penerapan berbagai prosedur matematika, sehingga guru harus fokus pada cara-cara proaktif menyajikan materi pelajaran sehingga dapat membimbing upaya belajar siswa, sedangkan siswa berusaha untuk menjadi aktif, konstruktor pemantauan diri pengetahuan. Dalam penelitian ini, siswa diminta untuk aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator.

(9)

persamaan ketidaksetaraan. Siswa juga menggunakan fungsi representasi sebagai strategi pemecahan masalah dalam masalah yang termasuk ketidaksetaraan. Dalam penelitian ini siswa belajar memahami konsep atau strategi yang tepat untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Pada siklus I dari 26 siswa siswa yang menghasilkan ide sebanyak 19 siswa (73%), siswa yang memiliki ide-ide untuk memecahkan persoalan sebanyak 19 siswa (73%) dan siswa yang memiliki kemampuan memecahkan masalah sebanyak 18 siswa (69,2%). Pada siklus I ini, siswa sudah mampu mengembangkan proses pemecahan masalah meskipun belum optimal.

Pada siklus II dari 26 siswa, dilihat dari siswa yang menghasilkan ide dalam menyelesaikan soal sebanyak 25 siswa (96,1%). Siswa yang memiliki ide-ide dalam memecahkan persoalan sebanyak 24 siswa (92,3%) dan siswa yang mempunyai kemampuan memecahkan masalah sebanyak 24 siswa (92,3%). Pada siklus II ini, siswa sudah mampu mengembangkan proses pemecahan masalah. Adapun data hasil peningkatan indikator kemampuan berpikir kreatif disajikan dalam grafik sebagai berikut:

Gambar 1

Grafik Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif

(10)

Strategi pembelajaran Problem Based Learning berbasis lembar kerja siswa mendapat tanggapan positif dari siswa dan guru. Ini terbukti dari pengolahan hasil tes prestasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran Problem Based Learning didukung oleh penelitian Ibrahim Bilgin, Erdal Senocak dan Mustafa Sozbilir (2008) yang diterapkannya strategi pembelajaran Problem Based Learning terhadap masalah konseptual dan kuantitatif. Senada dengan pernyataan tersebut, penelitian ini melatih siswa untuk memahami konsep dari suatu masalah dan dapat menemukan solusi yang tepat dari masalah tersebut.

Penelitian Ramlee Mustapha dan Zaharatul Laila (2011) yang menyatakan penerapan Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil prestasi siswa. Senada dengan pernyataan tersebut, penelitian ini membantu siswa untuk meningkatkan prestasinya melalui strategi Problem Based Learning.

Pada siklus I, siswa mulai bisa menyelesaikan masalah. Pembentukan kelompok mendorong kerjasama siswa. Pada putaran kedua, guru melakukan perbaikan dengan mengoptimalkan penggunaan strategi PBL. Kocak, Bozan dan Isik (2009) menyatakan bahwa siswa belajar matematika dalam kerja kelompok lebih baik dalam memahami suatu permasalahan. Siswa lebih mengutamakan ide-ide baru dengan menerapkan pemahaman bukannya menghafal matematika melalui rumus. Senada dengan pernyataan tersebut, penelitian ini mengidentifikasi hal yang sama bahwa dengan kerja kelompok, siswa akan lebih mudah memahami suatu permasalahan, karena dalam mempelajari matematika siswa tidak hanya menghafal, tetapi juga berlatih memecahkan masalah.

Jinfa Cai (2003) menyatakan bahwa mayoritas siswa dapat memilih strategi yang tepat untuk memecahkan masalah dan memilih representasi solusi yang tepat untuk berkomunikasi dengan jelas proses solusi mereka. Dalam penelitian ini, siswa diajarkan untuk menerapkan strategi yang tepat dalam pemecahan masalah. Dengan berdiskusi, mereka dapat menentukan strategi yang tepat untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

(11)

tinggi dari pada diajarkan menggunakan metode konvensional. Dalam penelitian ini, pembelajaran menggunakan strategi PBL dengan diskusi dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa.

Penerapan strategi pembelajaran dengan lembar kerja siswa didukung oleh penelitian Lailatul Faizah (2010) tentang pemanfaatan bahan ajar lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Senada dengan pernyataan tersebut, penelitian ini juga menggunakan lembar kerja siswa untuk menguji kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.

Peningkatan kemampuan kreativitas didukung oleh penelitian Tatag Yuli Eko Siswono (2011) menyimpulkan adanya karakteristik dari tingkat berpikir kreatif siswa dalam memecahkan dan mengajukan masalah matematika. Senada dengan pernyataan tersebut, penelitian ini mengkaji karakteristik dari kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan suatu masalah.

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Sarson W. Dj. Pomalato (2006) menyatakan bahwa ternyata kreativitas siswa yang memperoleh pembelajaran Treefinger lebih baik dibandingkan dengan kreativitas matematik siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Senada dengan pernyataan tersebut, penelitian ini juga menerapkan strategi yaitu PBL untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

L. Lassnigg (2012) menyatakan bahwa hasil pembelajaran didefinisikan sebagai instrumen yang mungkin bekerja pada tingkat yang berbeda dengan arti yang berbeda dan hasil yang berbeda. Bukti menunjukkan bahwa mungkin ada manfaat pedagogis hasil belajar jika tata kelola sistem pendidikan dan pelatihan diterapkan dengan benar.

Simpulan

Pembelajaran dengan strategi PBM dilakukan dengan 5 tahap. (1) Guru membagi siswa dalam kelompok; (2) Guru menyajikan masalah untuk siswa; (3) Siswa mendiskusikan masalah tersebut; (4) Siswa mempresentasikan hasil diskusi ; dan (5) Guru dan siswa menganalisis dan mengevaluasi hasil diskusi.

(12)

kreatif diamati dari tiga indikator yaitu Fluency (kelancaran) yaitu menghasilkan ide dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran sebanyak 96,1%.

Originality (Keaslian) yaitu memiliki ide-ide untuk memecahkan persoalan dalam pembelajaran sebanyak 92,3%. Elaboration (Penguraian) yaitu kemampuan memecahkan masalah yang diberikan guru sebanyak 92,3%.

Daftar Pustaka

Ajai, John T, dkk. 2013. “comparison of the learning effectiveness of problem based learning(pbl) and conventiona lmethod of Teaching algebra”. Journal of Education and Practice, 4(1), 131-136.

Bilgin, Ibrahim dkk. 2009. The Effects of Problem Based Learning Instruction on University Students Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts. Vol.5/ No.2/ 2009. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education.

Cai, Jinfa. 2003. “Singaporean Students’ Mathematical Thinking in Problem Solving and Posing: An Exploratory Study”. International Journal of Mathematical Education in Science and Technology, 34(5), 719-737.

Gallagher, S. A. , & Gallagher, J. J. (2013). “Using Problem-based Learning to Explore Unseen Academic Potential”. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, 7(1), 1541-1550.

Gunhan, Berna Canturk, dkk. 2012. “The prospective mathematics teachers’ thought processes and views about using problem-based learning in statistics education”. International Journal Mathematical Education, 43(2), 145-165. Kozak, Zeynep Fidan; Radiye Bozan Özlem Isık. 2009. “The importance of group

work in mathematics”. Procedia Social and Behavioral Sciences 1 2363– 2365.

Lassnigg. L. 2012. Lost In Translation’: Learning outcomes and the Governance of Education”. International Journal of Mathematical Education in Science and Technology, 25(3), 299-330.

Mustapha, Ramlee dan Zaharatul Laila Abdul Rahim. 2011. Problem Based Learning in Malaysian Technical School. Vol.4/ No.1/ 2011. International Journal for Educational Studies.

Pomalato, Sarson W,DJ. 2006. Mengembangkan Kreativitas Matematik Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger. No.1/ XXV/ 2006. Universitas Negeri Gorontalo.

(13)

Sutama. 2011. Penelitian Tindakan. Surakarta: CV. Citra Mandiri Utama.

Tale, Kodjo Donkor. 2011. “Improving Physics Problem Solving Skills of Students of Somanya Senior High Secondary Technical School in the Yilo krobo District of Eastern Region of Ghana”. Journal of Education and Practice, 2(6), 1735-1749.

Gambar

Tabel 1
Gambar 1 Grafik Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif

Referensi

Dokumen terkait

Perhitunga tebal lapis perkerasan menggunakan metode Bina Marga 1987 dan ASSHTO 1986 ( American Association of State Highway Traffic Officials ) dengan umur

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses

Gambar 11 menunjukkan bahwa dengan adanya perlakuan yang diberikan menghasilkan kadar glukosa darah yang tidak berbeda nyata dengan tikus normal pada hari

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas (return on asset) pada PT Bank Tabungan Negara

Improving Reading Skills through Skimming and Scanning Techniques at a Public School: Action Research... Citra Agustya

untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. e) Mendiskusikan dengan guru kelas dan teman sejawat yang akan diminta. menjadi seorang observer.

Selain melihat dampak panen raya terhadap nilai tukar juga dapat dilihat bagaimana pola konsumsi rumah tangga akan bahan makanan seperti beras, ikan,. telur, minyak goreng, gula,

dilakukan. Menurut Kemmis dan Mc. 14) penelitian juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dari keempat aspek yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi