BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI no. 20 tahun 2003). Berdasarkan
fungsi pendidikan nasional tersebut, maka guru merupakan kunci dan
sekaligus ujung tombak pencapaian misi pembaharuan pendidikan. Mereka
berada di titik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan
suasana kegiatan belajar mengajar guna mencapai tujuan dan misi
pendidikan nasional yang dimaksud. Oleh karenanya secara tidak langsung
guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif, perspektif dan proaktif
dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua sisi dari satu mata uang.
Artinya dalam proses pendidikan dua hal itu tidak dapat dipisahkan.
Kurikulum tidak akan berarti tanpa diimplementasikan dalam proses
pembelajaran, sebaliknya pembelajaran tidak akan efektif tanpa didasarkan
pada kurikulum sebagai pedoman. Jadi pemahaman akan konsep
kurikulum mutlak diperlukan bagi setiap orang yang berprofesi
kependidikan termasuk guru sebab kurikulum berfungsi sebagai alat dan
bagaimana seandainya seorang guru atau seorang pengelola pendidikan
bekerja tanpa pedoman atau alat untuk pelaksanaan pembelajaran, seperti
orang buta yang berjalan tanpa tongkat (Sanjaya Wira, 2005; 1-3)
Guru merupakan figur yang memegang peranan penting di dalam
pembelajaran kelas. Peran utama guru bukan menjadi penyaji informasi
yang hendak dipelajari oleh siswa, melainkan membelajarkan siswa
tentang cara mempelajari sesuatu secara efektif (learning how to learn).
Oleh karena itu pemahaman akan konsep kurikulum, teori belajar dan
cara-cara memotivasi siswa dalam belajar harus dikuasai oleh guru agar
mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran yang menarik dan
memotivasi siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar.
Realitas yang terjadi dalam proses belajar mengajar kelas V Sekolah
Dasar Negeri Rejoagung 01 terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dalam 3 kali ulangan adalah rata–rata hanya 11 siswa (55%) dari 20 siswa
yang mencapai penguasaan materi. Selama pembelajaran berlangsung
siswa tidak termotivasi terhadap penjelasan guru karena guru dalam
mengajar tidak melibatkan siswa secara aktif, bahkan sering guru memberi
pertanyaan yang pada akhirnya guru sendiri yang menjawab. Hal tersebut
terlihat bahwa pelajaran didominasi oleh guru dan penjelasan guru kurang
didukung dengan metode yang sesuai dan menarik perhatian siswa.
Pada umumnya siswa sekolah dasar kurang berminat terhadap mata
membosankan karena harus membaca dan menghafalkan materi.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor untuk
mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari
hasil diskusi dengan supervisor terungkap beberapa masalah yang terjadi
dalam pembelajaran, yaitu :
a. Siswa mempunyai anggapan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan mata pelajaran yang membosankan untuk dipelajari.
b. Siswa tidak berani bertanya dan cenderung pasif.
c. Pengetahuan dan informasi yang diterima siswa masih sebatas produk
hafalan.
d. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
e. Guru sering tidak menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.
f. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru.
Berangkat dari masalah–masalah yang sangat mengganggu dan
menghambat siswa yang bersangkutan untuk meraih prestasi yang lebih
tinggi, maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran IPS kelas V.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan judul diatas maka pembatasan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
pelajaran 2013/2014.
b. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah bermain peran.
c. Aspek yang akan ditingkatkan adalah motivasi belajar.
C. Perumusan Masalah
”Apakah dengan strategi pembelajaran bermain peran dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Rejoagung 01 tahun pelajaran 2013/2014?”
D. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan motivasi belajar IPS melalui strategi bermain
peran pada siswa kelas V SDN Rejoagung 01.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang
bersifat teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini dapat
dijadikan landasan teori untuk kegiatan penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan pembelajaran IPS. Selebihnya penelitian ini juga
bermanfaat bagi pengembangan ilmu sosial dan menambah khasanah bagi
Sedangkan secara praktis hasil penelitian tindakan kelas ini
bermanfaat:
a. Bagi siswa SD Kelas V sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi
belajar dan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS.
b. Bagi guru SD Kelas V sebagai salah satu alternatif atau referensi untuk
meningkatkan motifasi belajar siswa dan sebagai bahan masukan
sehingga dapat dijadikan landasan atau pedoman kerja bagi guru kelas
dalam pembelajaran IPS.
c. Bagi sekolah, sebagai sumbangan, referensi yang bermanfaat dalam
rangka perbaikan pembelajaran IPS pada khususnya dan pembelajaran
lain pada umumnya.
d. Bagi pembaca, dapat dijadikan rujukan atau bahan pembelajaran dalam