• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.3 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.3 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA PADA POKOK

BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.3 SMA AL ISLAM 1

SURAKARTA

Skripsi

Oleh:

Silvia Puspitasari

K 4306037

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.3 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

Oleh:

SILVIA PUSPITASARI

K 4306037

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

iii

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

(4)

commit to user

iv

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim

Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari

: Selasa

Tanggal

: 24 Mei 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua

: Dra. Muzayyinah, M.Si

...

Sekretaris

: Dr. Suciati, M.Pd

...

Anggota I

: Prof. Dr. rer.nat. H. Sajidan, M.Si ...

Anggota II

: Dra. Sri Widoretno, M.Si

...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd

(5)

commit to user

v

Silvia Puspitasari. K4306037. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.3 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

.

Skripsi. 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan bertanya siswa

kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta melalui penggunaan modul pembelajaran

hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas

(Classroom Action

Research)

yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap

yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah

siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta. Data penelitian diperoleh melalui

penyebaran angket, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data adalah dengan

teknik analisis deskriptif. Validasi data dengan menggunakan teknik triangulasi.

(6)

commit to user

vi

Silvia Puspitasari. K4306037. Biology Education FKIP of Sebelas Maret

University Surakarta.

THE USE OF MODULE BY RESULTS OF

RESEARCH TO IMPROVE THE S

TUDENTS’ ASKING ACTIVITY

ON

THE SUBJECT OF RUBBISH TO STUDENTS IN CLASS X.3 SMA AL

ISLAM 1 SURAKARTA.

Thesis. 2011.

The purpose of this research is to improve the student’s ask

ing activity in

class X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta through using of module by results of

research on the subject of Rubbish.

This research is a Classroom Action Research that carried out in two

cycles. Each cycles consist of planning, action, observation, and reflection.

Subject of this research are students in class X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta. This

research datas obtained through observations, questionnaires, and interviews. The

technique of analyzing data is a qualitative descriptive analysis technique. The

data validation is using triangulation technique

.

(7)

commit to user

vii

Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati

padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu

orang-orang yang beriman

(QS. Ali Imran: 139)

Cara terbaik untuk keluar dari suatu permasalahan adalah memecahkannya

It doesn’t matter what happens, life must go on.

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan

dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran

(8)

commit to user

viii

Bismillahirrohmanirrohim, kupersembahkan karya ini untuk:

Allah SWT serta Nabi Muhammad SWA. . .

♥ Kedua orangtuaku tercinta, Bapak dan Ibu, yang senantiasa memberi

kasih sayang, doa, motivasi, nasihat, serta pengorbanan yang tiada

batas. Terima kasih sedalam-dalamnya . . .

Adikku tersayang, terima kasih atas doa dan bantuanmu . . .

Umi & Desy, teman seperjuanganku...; Atid, sahabatku, terima kasih

atas bantuanmu...; Ayu, Achi, Singgih, persahabatan kita tak kan pernah

putus. . .

Keluarga dan saudara-saudaraku. . .

Pak Sajidan dan Bu Retno, terimakasih atas bimbingan dan nasihatnya. .

.

♥ Teman-teman seperjuangan Pendidikan

Biologi ’0

6, terima kasih atas

kebersamaannya selama ini. . .

Para inspiratorku yang selalu menyemangatiku, terima kasih . . .

(9)

commit to user

ix

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PENGGUNAAN MODUL

PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN

KEAKTIFAN BERTANYA PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA

KELAS X.3 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

untuk memenuhi sebagian

persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2.

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3.

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4.

Bapak Prof. Dr.rer.nat. H. Sajidan, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi I, yang

telah dengan sabar membantu, membimbing, dan memotivasi penulis,

sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai.

5.

Ibu Sri Widoretno, M.Si selaku Pembimbing Skripsi II, yang telah

membimbing, member masukan, dan memotivasi penulis, sehingga

penyusunan skripsi ini dapat selesai.

6.

Drs. Riyanto selaku kepala sekolah SMA Al Islam 1 Surakarta yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

7.

Ibu Ira Hastuti, S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi Kelas X.3 SMA Al

Islam 1 Surakarta yang senantiasa membantu kelancaran penelitian dan kerja

samanya.

8.

Siswa X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta.

9.

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu

(10)

commit to user

x

Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL-PPM) terima

kasih atas keramahannya dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini.

11.

Rekan-rekan Pendidikan Biologi angkatan 2006, terima kasih atas bantuan dan

kebersamaannya.

12.

Bapak dan ibu yang tak henti-hentinya memberikan doa dan dukungan.

13.

Desy dan Umi, teman seperjuanganku, I proud to have you, terima kasih atas

segala bantuan, saran, dan doa. Terima kasih kalian telah menemaniku hingga

skripsi ini selesai. Perjalanan yang indah kawan.

14.

Atid, sahabatku, terima kasih atas bantuan dan doamu.

15.

Achi, Ayu, dan Singgih, sahabatku, terima kasih atas doa, saran, dan

bantuannya.

16.

Serta berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis mengharap saran dan kritik dari berbagai pihak untuk perbaikan

skripsi ini. Semoga dapat memberi manfaat.

Surakarta, Mei 2011

(11)

commit to user

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….

HALAMAN PENGAJUAN ………..

HALAMAN PERSETUJUAN ………..

HALAMAN PENGESAHAN ………...

HALAMAN ABSTRAK ………...

HALAMAN MOTTO ………

HALAMAN PERSEMBAHAN ………

KATA PENGANTAR ………...

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

DAFTAR ISI ………...

xi

DAFTAR TABEL ……….

xv

DAFTAR GAMBAR ……….

DAFTAR LAMPIRAN ……….

xvii

xx

BAB I. PENDAHULUAN ………

...

1

A.

Latar Belakang Masalah ………...

1

B.

Perumusan Masalah ………...

3

C.

Tujuan Penelitian ………...

4

D.

Manfaat Penelitian ……….

4

BAB II. LANDASAN TEORI ………...

5

A.

Tinjuan Pustaka ………..

5

1. Penggunaan Modul Pembelajaran Hasil Penelitian untuk

Meningkatkan Keaktifan Bertanya Sisw

a ………...

5

a.

Modul ………...

1)

Pembe

lajaran dengan Modul ………...

2)

Karakteristik Modul ……….

3)

Komponen Modul ………...

5

5

6

7

b.

Keaktifan Bertanya ………...

8

(12)

commit to user

xii

b. Kapang

Rhizopus sp

………..

11

c. Metode Bioremoval

Pellet

Kapang

Rhizopus sp

…………..

12

B. Kerangka Berpikir

………..

16

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……….

17

A.

Penelitian Laboratorium ………...

17

1.

Tempat dan Waktu Penelitian ……….

17

a.

Tempat Penelitian ……….

17

b.

Waktu Penelitian ………...

17

2.

Metode Penelitian ………...

18

3.

Data dan sumber Data ……….

18

a.

Data Penelitian ………..

18

b.

Sumber Data ……….

19

4.

Teknik Pengumpulan Data ………..

19

5. Prosedur

Penelitian ………..

19

a. Inokulsi

Rhizopus sp

, Pembuatan

Pellet

, dan

Treatment

..

19

b. Uji Kadar Cr

………

20

c.

Uji Kadar BOD ……….

22

d. Uji COD

………

25

B. Penelitian Tindakan Kelas ...

28

1.

Tempat dan Waktu Penelitian ………

.

28

a.

Tempat Penelitian ………

.

28

b. Waktu Penelitian ...

28

2. Metode

Penelitian ………

29

3. Data dan Sumber Data ...

30

a.

Data Penelitian ………..

30

b.

Sumber Data ………

30

4. Teknik Pengumpulan Data ...

31

a.

Observasi ………..

31

b. Wawancara

………

31

(13)

commit to user

xiii

6. Validitas Data

………...

...

33

7. Prosedur Penelitian

………..

33

8. Target Penelitian

………..

38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

………..

41

A. Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian

………

41

1. Data dan Deskripsi Sekolah

………

41

2. Data dan Deskripsi Kelas

………

41

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

………

42

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

………..

43

1. Pra Siklus

………...

...

43

a. Hasil Angket Keaktifan Bertanya

Siswa …………...

.

43

b. Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa

……...

.

44

c.

d.

Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa

………...

1) Hasil Wawancara Guru

……….

2) Hasil Wawancara Siswa

………...

Validitas Data ………..

46

46

46

48

2. Siklus I

……….

51

a. Perencanaan Tindakan I

………

51

b. Pelaksanaan Tindakan I

………

51

c. Observasi dan Evaluasi Tindakan I

……….

1) Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa

………..

2) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa

………

...

3) Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa …………...

4) Validitas Data ………...

52

52

54

55

57

d. Analisis dan Refleksi Tindakan I

………..

1) Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa

………..

2) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa

………..

3) Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa

…………..

a) Hasil Wawancara Guru

……….

(14)

commit to user

xiv

a. Perencanaan Tindakan II

………

66

b. Pelaksanaan Tindakan II

. ………..

66

c. Observasi dan Evaluasi Tindakan II

………

1) Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa

………..

2) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa

………..

3) Hasil Wawancara keaktifan Bertanya Siswa ………

4) Validitas Data ………...

67

67

68

70

72

d. Analisis dan Refleksi Tindakan II

………

1) Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa

………..

2) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa

………..

3) Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa

…………...

a) Hasil Wawancara Guru

……….

b) Hasil Wawancara Siswa

………...

72

72

76

80

80

81

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

……….

85

A. Simpulan

………

85

B. Implikasi

……….

85

1. ImplikasiTeoritis

……….

85

2. Implikasi Praktis

………..

85

C. Saran

………...

85

1. Bagi Guru

………

85

2.

3.

Bagi Siswa

………...

Bagi Peneliti ………

86

86

DAFTAR PUSTAKA ………

87

(15)

commit to user

xv

Halaman

Tabel 1.

Waktu Kegiatan Penelitian Perubahan Kadar Cr, BOD, dan

COD pada Limbah Cair Batik Melalui Metode Bioremoval

Pellet

Kapang

Rhizopus sp

………...

17

Tabel 2.

Tabel 3.

Tabel 4.

Jumlah Contoh Uji ...

Contoh Uji dan Larutan Pereaksi untuk Bermacam-macam

Digestion Vessel ...

Waktu Kegiatan Penelitian Penggunaan Modul Pembelajaran

Hasil Penelitian ...

24

27

29

Tabel 5.

Teknik Penilaian Angket ………...

32

Tabel 6.

Tabel 7.

Aspek Keaktifan Bertanya dan Target Penel

itian ……….

Skor Capaian Tiap Aspek Angket Keaktifan Bertanya Siswa

Pada

Pra Siklus ………...

...

38

43

Tabel 8.

Skor Capaian Tiap Indikator Angket Keaktifan Bertanya Siswa

Pada

Pra Siklus ………...

...

43

Tabel 9.

Tabel 10.

Tabel 11.

Tabel 12.

Tabel 13.

Tabel 14.

Tabel 15.

Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Observasi Keaktifan Bertanya

Siswa Pada

Pra Siklus ………...

Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Observasi Keaktifan

Bertanya Siswa Pada

Pra Siklus ………...

Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya

Siswa Pada Pra Siklus

………...

Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Wawancara Keaktifan

Bertanya Siswa Pada Pra Siklus

………...

Skor Capaian Tiap Aspek Angket Keaktifan Bertanya Siswa

Pada

Pra Siklus dan Siklus I ………...

...

Skor Capaian Tiap Indikator Angket Keaktifan Bertanya Siswa

Pada

Pra Siklus dan Siklus I ………...

...

Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Observasi Keaktifan Bertanya

(16)

commit to user

xvi

Tabel 17.

Tabel 18.

Tabel 19.

Tabel 20.

Tabel 21.

Tabel 22.

Tabel 23.

Tabel 24.

Tabel 25.

Tabel 26

Bertanya Siswa Pada

Pra Siklus dan Siklus I ………...

Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya

Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I

………...

Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Wawancara Keaktifan

Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I

………...

Gain

(Pertambahan) Skor Angket Keaktifan Bertanya Siswa

Pada Tiap Indikator Antara Pra Siklus dan Siklus I ……...

Skor Capaian Tiap Aspek Angket Keaktifan Bertanya Siswa

Pada

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ………

.

Skor Capaian Tiap Indikator Angket Keaktifan Bertanya Siswa

Pada

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ……….

Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Observasi Keaktifan Bertanya

Siswa Pada

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ……….

.

Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Observasi Keaktifan

Bertanya Siswa Pada

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ………...

Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya

Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

………...

Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Wawancara Keaktifan

Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

………...

Gain

(Pertambahan) Skor Angket Keaktifan Bertanya Siswa

Pada Tiap Indikator Antara Siklus I dan Siklus II ………

54

55

56

59

67

68

69

69

70

70

(17)

commit to user

xvii

Halaman

Gambar 1.

Struktur Tubuh

Rhizopus sp

……….

12

Gambar 2.

Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Modul Pembelajaran Hasil

Penelitian

………..

16

Gambar 3.

Model Analisis Interaktif

...

33

Gambar 4.

Gambar 5.

Gambar 6.

Gambar 7.

Gambar 8.

Gambar 9.

Gambar 10.

Gambar 11.

Gambar 12.

Gambar 13.

Skema Trianggulasi Metode

……….

Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ………

Grafik Hasil Analisis Tiap Indikator Berdasarkan Hasil Angket,

Hasil Observasi, dan Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya

Siswa Pra Siklus ………...

Grafik Hasil Analisis Tiap Indikator Berdasarkan Hasil Angket,

Hasil Observasi, dan Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya

Siswa Siklus

I ………...

Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Angket

Keaktifan Bertanya Siswa Pada

Pra Siklus dan Siklus I …...

...

Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator

Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I..

Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Hasil

Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus

I ………

Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Hasil

Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus

I ………

Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Hasil

Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan

Siklus I

……….

Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Hasil

Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan

Siklus I

……….

(18)

commit to user

xviii

Gambar 15.

Gambar 16.

Gambar 17.

Gambar 18.

Gambar 19.

Gambar 20.

Gambar 21.

Gambar 22.

Gambar 23.

Gambar 24.

Hasil Observasi, dan Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya

Siswa Siklus II ……….

Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Angket

Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus

II ………...

Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator

Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan

Siklus II ………

Diagram Kenaikan Rata-rata Prosentase Capaian Aspek Angket

Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus

II ………...

Diagram Kenaikan Rata-rata Prosentase Capaian Indikator

Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan

Siklus II ………

Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Hasil

Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,

dan Siklus II ……….

Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Hasil

Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,

dan Siklus II ……….

Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Aspek Hasil

Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,

dan Siklus II ………

Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Aspek Hasil

Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,

dan Siklus II ………

Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap aspek Hasil

Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,

dan Siklus II

……….

(19)

commit to user

xix

Gambar 25.

Gambar 26.

dan Siklus II

………...

...

Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Aspek Hasil

Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus

I, dan Siklus II

………..

Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Wawancara

Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus,

Siklus I, dan Siklus II

………...

82

82

(20)

commit to user

xx

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran

a.

Silabus

95

b.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

97

Lampiran 2. Instrumen Penelitian

a.

Lembar Observasi Awal Proses Pembelajaran Biologi

108

b.

Pedoman Wawancara Awal Guru

109

c.

Pedoman Wawancara Awal Siswa

110

d.

Kisi-kisi Angket Keaktifan Kemampuan Afektif Siswa

111

e.

Angket Kemampuan Afektif Siswa

113

f.

Lembar Observasi Kemampuan Afektif Siswa

115

g.

Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran

117

h.

Pedoman Wawancara Guru

119

i.

Pedoman Wawancara Siswa

123

j.

Modul 128

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian

a.

Daftar Nama Siswa Kelas X.3SMA Al Islam 1 Surakarta

236

b.

Daftar Kelompok Siswa Kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta 237

c.

Data Hasil Observasi Awal Proses Pembelajaran

238

d.

Data Hasil Wawancara Siswa Awal

239

e.

Data Hasil Wawancara Guru Awal

244

f.

Data Hasil Perhitungan Angket Keaktifan Bertanya Siswa

245

g.

Data Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa

278

h.

Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran

290

i.

Data Hasil Wawancara Guru

294

j.

Data Hasil Wawancara Siswa

300

Lampiran 4. Dokumentasi

(21)

commit to user

xxi

1)

Pra Siklus

333

2)

Siklus I

335

3)

Siklus II 336

Lampiran 5. Perijinan

Surat Ijin Research/Penelitian

337

Surat Pengantar Ijin Menyusun Skripsi

338

Surat Ijin Menyusun Skripsi

339

(22)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya sadar yang diarahkan untuk mempersiapkan siswa

melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan bagi perannya di masa yang

akan datang. Kegiatan pembelajaran menuntut keaktifan dari para pelaku yaitu

siswa.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan

mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecahkan

permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran aktif dan

mandiri mengutamakan aktivitas siswa. Siswa yang aktif dapat ditinjau dari salah

satu segi, yaitu keaktifan bertanya. Dengan aktif bertanya, siswa diharapkan

mampu mendalami materi.

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran biologi kelas X.3 di SMA Al

Islam 1 Surakarta yang berjumlah 35 siswa menunjukkan bahwa 5.71% siswa

yang bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami, 14.29% siswa

yang menjawab pertanyaan guru, 25.71% melakukan aktivitas sendiri, dan

17.14% siswa yang mencatat penjelasan dari guru. Suasana kelas yang demikian

menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif karena siswa yang

kurang aktif. Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, dapat dipahami bahwa

masalah yang ada pada kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta adalah kurangnya

keaktifan bertanya pada siswa.

Tindak lanjut terhadap kesimpulan sementara dari hasil observasi awal kelas

X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta tersebut, maka dilakukan observasi lanjutan

dengan menggunakan indikator keaktifan bertanya siswa. Hasil observasi lanjutan

menunjukkan 25.71% siswa mengingat/mengenal, mengulang kembali informasi,

11.43% siswa dapat menjelaskan isi pokok dari suatu bacaan, 11.43% siswa dapat

mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, 28.57% siswa

mampu mencirikan dan merangkum pikiran utama dari satu gagasan atau wacana,

(23)

siswa mampu menarik kesimpulan dalam tabel data tertentu, 11.43% siswa

mampu menggunakan pengetahuan, aturan, rumus, konsep, prinsip, hukum, dan

teori, 8.57% siswa mampu menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang

dimiliki dan membentuk pikirannya, 20% siswa mampu menganalisis kaitan antar

bagian, 22.85% siswa mampu mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu

bentuk yang utuh dan menyeluruh, 22.85% siswa mampu membuat pertimbangan

berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. Hasil observasi lanjutan memperkuat

kesimpulan sementara bahwa keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1

Surakarta masih rendah.

Masalah yang menyebabkan kurangnya keaktifan bertanya pada siswa kelas

X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta diperkirakan karena penggunaan metode

pembelajaran yang belum berpusat pada aktivitas siswa. Selain itu, penggunaan

sumber belajar yang masih berupa buku teks, belum mampu meningkatkan

keaktifan siswa terutama keaktifan siswa dalam bertanya.

Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan

perbaikan sistem pembelajaran biologi dengan modul pembelajaran hasil

penelitian yang pelaksanaannya adalah siswa diberi modul materi pelajaran

biologi, sehingga semua siswa mengetahui materi yang diajarkan. Selanjutnya,

siswa memahami materi yang belum dipahami. Siswa mencoba menulis

pertanyaan untuk diajukan pada guru, dilanjutkan dengan tanggapan dari guru dan

siswa lain tentang pertanyaan tersebut.

Keaktifan bertanya siswa dapat ditingkatkan dengan sumber belajar yang

menarik dan memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. Salah satu sumber

belajar tersebut adalah modul pembelajaran hasil penelitian. Modul merupakan

sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri

tanpa atau dengan bimbingan guru. Penggunaan modul dapat membantu siswa

mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta

memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar

membaca dan mendengar tetapi lebih dari itu, yakni memberikan kesempatan

(24)

Modul pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran biologi kelas

X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta PHUXSDNDQ KDVLO SHQHOLWLDQ WHQWDQJ ³3HUXEDKDQ

Kadar Cr, BOD, dan COD pada Limbah Cair Batik melalui Metode Bioremoval

Pellet Kapang Rhizopus sp´+DVLOSHQHOLWLDQtersebut akan dikemas dalam bentuk

modul pembelajaran pada pokok bahasan limbah. Kompetensi dasar yang ingin

dicapai adalah menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah serta

membuat produk daur ulang limbah.

Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dapat mengoptimalkan

pembelajaran pada pokok bahasan limbah. Siswa diharapkan mempelajari materi

terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran, sehingga akan memunculkan

ketertarikan siswa terhadap materi yang akan mendorong siswa untuk bertanya

saat diskusi untuk memperdalam materi.

Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian ini:

´3HQJJXQDDQModul Pembelajaran Hasil Penelitian untuk Meningkatkan

Keaktifan Bertanya pada Pokok Bahasan Limbah Siswa Kelas X.3 SMA Al ,VODP6XUDNDUWD´

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penyusunan modul pembelajaran pada pokok bahasan limbah

berdasarkan hasil penelitian tentang ³Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD

pada Limbah Cair Batik melalui Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus

sp´"

2. Bagaimanakah penerapan modul pembelajaran pada pokok bahasan limbah

berdasarkan hasil penelitian tentang ³Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD

pada Limbah Cair Batik melalui Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus

sp´"

3. Bagaimanakah pengaruh keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1

Surakarta terhadap penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian pada

(25)

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menyusun modul pembelajaran pada pokok bahasan limbah berdasarkan hasil

SHQHOLWLDQWHQWDQJ³Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD pada Limbah Cair Batik melalui Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp´

2. Menerapkan modul pembelajaran pada pokok bahasan limbah berdasarkan

hasil peneOLWLDQWHQWDQJ³Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD pada Limbah

Cair Batik melalui Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp´

3. Mengetahui pengaruh keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1

Surakarta terhadap penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian pada

pokok bahasan limbah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan keaktifan bertanya siswa terhadap pembelajaran biologi.

b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif

bertanya dalam belajar.

2. Bagi guru

a. Menyajikan pemecahan untuk mengatasi masalah pembelajaran biologi

khususnya untuk meningkatkan keaktifan bertanya siswa melalui

penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian.

b. Memperkaya khasanah pengetahuan guru mengenai alternatif

pembelajaran biologi yang dapat meningkatkan keaktifan bertanya siswa.

3. Bagi sekolah

a. Memberikan sumbangan bagi sekolah untuk menetapkan kebijakan

perbaikan proses pembelajaran.

b. Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Penggunaan Modul Pembelajaran Hasil Penelitian untuk Meningkatkan

Keaktifan Bertanya Siswa

a. Modul

1) Pembelajaran Modul

Menurut Majid (2006: 176) pengertian modul adalah buku yang ditulis

dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan

bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen

dasar bahan ajar.

Pengertian modul menurut Nasution (1988: 205) dapat dirumuskan

sebagai suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian

kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan

yang dirumuskan secara khusus dan jelas.

Menurut Santyasa (2009: 9), pelaksanaan pembelajaran modul adalah

sebagai berikut:

a) Modul dibagikan kepada siswa paling lambat seminggu sebelum

pembelajaran.

b) Penerapan modul dalam pembelajaran menggunakan metode diskusi model pembelajaran kooperatif konstruktivistik.

c) Pada setiap akhir unit pembelajaran dilakukan tes penggalan, tes sumatif, dan tugas-tugas latihan yang terstruktur.

d) Hasil tes dan tugas yang dikerjakan siswa dikoreksi dan dikembalikan dengan feedback yang terstruktur paling lambat sebelum pembelajaran unit materi ajar berikutnya.

(27)

Menurut Mulyasa (2005:152), beberapa keunggulan pembelajaran dengan

sistem modul dapat dikemukakan sebagai berikut:

a) Berfokus pada kemampuan individual siswa, di mana siswa memiliki

kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas

tindakan-tindakannya.

b) Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi

dalam setiap modul yang harus dicapai oleh siswa.

c) Relevansi kurikulum ditandai dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya,

sehingga siswa dapat mengetahui keterkaitan pembelajaran dan hasil yang akan

diperoleh.

Menurut Winkel (2007: 473) pembelajaran modul merupakan

pembelajaran individual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan

efektif dengan program pengajaran sesuai dengan laju kemajuan/kecepatan siswa

sendiri dengan bantuan dari guru atau tidak. Peran guru sebagai fasilitator

mendukung penggunaan modul pembelajaran yang menuntut siswa untuk

mempelajari materi terlebih dahulu sebelum ada penjelasan dari guru.

2) Karakteristik Modul

Menurut Suwarno (2006:91-92) pula, pembelajaran sistem modul

memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Modul harus memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas

tentang apa saja yang harus dilakukan oleh siswa, bagaimana melakukannya dan

sumber belajar apa yang harus digunakan.

b) Modul adalah pembelajaran individual yang berupaya melibatkan sebanyak

mungkin karakteristik siswa. Setiap modul harus : (1) memungkinkan siswa

mengalami kemajuan belajar sesuai dengan kemampuan; (2) memungkinkan

siswa mengukur kemajuan belajar yang telah diperoleh; dan (3) memfokuskan

siswa pada tujuan pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur.

c) Adanya pengalaman belajar pada modul bertujuan untuk membantu siswa

mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta

(28)

membaca dan mendengar tetapi lebih dari itu yaitu memberikan kesempatan

untuk bermain peran (role playing), simulasi dan berdiskusi.

d) Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga siswa

dapat mengetahui kapan memulai dan mengakhiri suatu modul, serta tidak

menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari.

Menurut Suradi dalam Wena (2009: 232) mengemukakan ciri-ciri modul

sebagai berikut:

a) Modul adalah paket pembelajaran yang bersifat self-instruction.

b) Pengakuan adanya perbedaan individual belajar masing-masing siswa.

c) Membuat rumusan tujuan pembelajaran secara eksplisit.

d) Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan.

e) Penggunaan berbagai macam media pembelajaran.

f) Partisipasi aktif dari siswa.

g) Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa.

h) Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa terhadap hasil belajar.

Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan

belajar peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi siswa dalam

mencapai ketuntasan belajar. Pengukuran ini juga menjadi suatu kriteria atau

standar kelengkapan modul.

3) Komponen Modul

Seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana, dkk (1989: 134), modul

dapat diuraikan secara rinci unsur-unsurnya yang meliputi:

a) Pedoman guru, berisi petunjuk agar guru mengajar secara efisien serta

memberikan penjelasan mengenai jenis kegiatan yang harus dilakukan siswa,

waktu untuk menyelesaikan modul, alat pelajaran yang digunakan, dan

petunjuk evaluasinya.

b) Lembar kegiatan siswa, memuat pelajaran yang harus dikuasai siswa. Susunan

materi sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai, disusun langkah

demi langkah, sehingga mempermudah siswa dalam belajar. Lembaran

(29)

c) Lembar kerja, menyertai lembar kegiatan siswa yang digunakan untuk

menjawab atau mengerjakan soal-soal.

d) Kunci lembar kerja, berguna untuk mengevaluasi atau mengoreksi sendiri

hasil pekerjaan siswa. Apabila terdapat kekeliruan dalam pengerjaannya,

siswa bisa meninjau kembali pekerjaannya.

e) Lembar tes, adalah alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan tujuan yang

telah dirumuskan dalam modul. Lembar tes berisi soal-soal untuk menilai

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang disajikan dalam modul.

f) Kunci lembar tes, merupakan alat koreksi terhadap penilaian yang

dilaksanakan oleh siswa sendiri.

b. Keaktifan Bertanya

³.HDNWLIDQ DGDODK NHVLEXNDQ NHJLDWDQ´ .%%,.DPXV %HVDU %DKDVD

Indonesia, 2005: 36). Jadi, keaktifan siswa adalah kegiatan atau usaha yang

dilakukan oleh siswa.

Prinsip belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas,

sehingga aktivitas merupakan prinsip atau asas yang penting dalam interaksi

belajar mengajar.

Menurut Brown dalam J.J. Hasibuan, dkk, (1994: 19) mendeskripsikan

SHQJHUWLDQ EHUWDQ\D VHEDJDL EHULNXW «any statement which tests or creates knowledge in the learner (setiap pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan

ilmu pada diri siswa merupakan pengertian bertanya).

Dalam Hasibuan, dkk (1986: 62), bertanya adalah ucapan verbal yang

meminta respons dari seseorang yang dikenai. Respons yang diberikan dapat

berupa pengetahuan sampai hal-hal yang merupakan pertimbangan. Jadi bertanya

adalah stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah.

Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat saja. Diedrich

membagi kegiatan siswa antara lain:

a.Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b.

(30)

c. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. e. Drawing activities,

misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor

activities, yang termasuk di dalamnya antata lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model reparasi, bermain, berkebun, beternak. g.

Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup (Sardiman, 2007: 101).

Kegiatan-kegiatan lisan menurut Yamin (2007: 85) antara lain:

mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan,

mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,

wawancara, diskusi, dan interupsi. Terkait dengan jenis aktivitas siswa, maka

keaktifan bertanya merupakan salah satu jenis dari aktivitas siswa yang termasuk

dalam oral activities.

Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian akan memunculkan

keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang belum diketahuinya, sehingga hal

tersebut akan mendorong siswa belajar aktif. Salah satunya adalah dengan aktif

bertanya.

2. Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD pada Limbah Cair Batik melalui

Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp

a. Limbah Cair Batik

Aktifitas industri batik di samping memberikan dampak positif juga

memberikan dampak negatif. Menurut Suleman dalam Setyaningsih (2002),

banyaknya produsen batik, baik yang besar maupun yang berskala rumah tangga,

memiliki kesamaan yaitu dengan menghasilkan limbah cair batik, dengan

kandungan zat warna, zat padat tersuspensi, BOD (Biochemichal Oxygen

Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), minyak dan lemak yang perlu

pengolahan sebelum dibuang ke badan air.

Menurut penelitian Junaidi, dkk (2006: 2), pengelolaan limbah cair setelah

(31)

pencemar yang terkandung dalam limbah cair tersebut sehingga limbah cair

tersebut layak untuk dibuang.

Di dalam proses pewarnaan batik di antaranya menggunakan pewarna

yang mengandung Cr. Penggunaan pewarna tersebut akan menghasilkan limbah

logam berat yang berbahaya yaitu Cr. Menurut Suhendrayatna (2001), Cr adalah

elemen berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai dalam kondisi oksida antara

Cr (II) sampai Cr (VI), tapi hanya Cr bervalensi tiga dan enam yang memiliki

kesamaan sifat biologinya. Cr bervalensi tiga memiliki sifat racun yang lebih

rendah dibanding dengan Cr bervalensi enam.

Adapun sifat-sifat yang dimilki oleh logam Cr (Darwono, 1995) dalam

Meriatna (2008: 29-30) adalah:

1) Sifat kimia Cr

a) Logam yang mengkilap dan titik cairnya tinggi yang banyak dipergunakan di

industri baja.

b) Dapat larut dalam asam kecuali nitrit, tidak larut dalam air.

c) Pada tingkat konsentrasi 10 ppm dalam air, krom diperkirakan toksik bagi

beberapa alga.

2) Sifat fisik Cr

a) Titik lebur 19030C pada tekanan 1 atm.

b) Titik didih 26420C pada 1 atm.

c) Massa jenis 650 gr/cm3

Cr dapat dikurangi dengan bakteri atau fungi menurut Varenyam Achal,

dkk (2011: 166):

Chromium has become an important soil contaminant at many sites throughout the world and facilitating reduction of toxic Cr (VI) to nontoxic (III) using different microorganisms such as bacteria or fungi, is becoming an attractive remediation strategy. There is a need to find out different fungal species that can remove such toxic heavy metal ions from contaminated sites.

Pengertian di atas menunjukkan bahwa Cr menjadi kontaminan pada

(32)

berbahaya digunakan mikroorganisme sepert bakteri dan jamur, yang bisa menjadi

strategi remediasi yang atraktif.

Menurut Sihaloho (2008: 36), BOD merupakan jumlah oksigen yang

diperlukan oleh populasi mikroorganisme yang berada dalam kondisi aerob untuk

menstabilkan materi organik. Semakin besar angka BOD maka derajat pengotoran

air limbah semakin besar. Menurut Hariyadi (2004: 2), nilai BOD menyatakan

jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran

jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.

Menurut Fatha (2007: 23), COD atau kebutuhan oksigen kimia (KOK)

adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat

organik yang ada dalam satu liter sampel air, dimana pengoksidanya adalah

K2Cr2O7 atau KMnO4. Menurut Hariyadi (2004: 2), selisih nilai antara COD dan

BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di

perairan. Nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari

COD. COD menggambarkan jumlah total bahanorganik yang ada.

b.Kapang Rhizopus sp

Kapang (mould/filamentous fungi) menurut Milmi (2008) merupakan

mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang

melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri

dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan

lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual.

Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-ȝPGDQULQJDQ

Klasifikasi Rhizopus sp menurut Muzzayinah (2005) adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Fungi

Divisio : Zygomycota

Class : Zygomycetes

Ordo : Mucorales

Familia : Mucoraceae

Genus : Rhizopus

(33)

Menurut Muzzayinah (2005: 98), miselium Rhizopus membentuk tiga hifa.

Pertama yang disebut dengan rhizoid, yang menetrasi substrat dan bertugas

mengabsorbsi makanan. Kedua, stolon yang tumbuh di permukaan substrat.

[image:33.612.132.510.174.469.2]

Ketiga adalah sporangiophore yang tumbuh tegak tidak bercabang.

Gambar 1. Struktur Tubuh Rhizopus sp

Sumber: University of Winnipeg (http://kentsimmons.uwinnipeg.ca/2006. Diakses tanggal 12 September 2010)

Habitat dari Rhizopus adalah di darat, di tanah yang lembab atau sisa

organisme mati. Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi

secara aseksual adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium,

sedangkan reproduksi seksualnya dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+).

c. Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp

Menurut Suhendrayatna (2001), metode bioremoval adalah terakumulasi

dan terkonsentrasinya zat polusi (pollutant) dari suatu cairan oleh material biologi,

selanjutnya melalui proses rekoveri material ini dapat dibuang dan ramah terhadap

lingkungan. Proses bioremoval berpotensi tinggi untuk mengurangi kadar logam

berat pada level konsentrasi yang sangat rendah. Bioremoval lebih efektif

dibanding dengan dengan ion exchange dan reverse osmosis. Proses bioremoval

ion logam berat umumnya terdiri dari dua mekanisme yang melibatkan proses

active uptake dan passive uptake.

Passive uptake dikenal dengan istilah proses biosorbsi. Proses ini terjadi

ketika ion logam berat mengikat dinding sel dengan dua cara yang berbeda.

Pertama, pertukaran ion di mana ion monovalen dan divalen seperti Na, Mg, dan

(34)

kompleks antara ion-ion logam berat dengan functional groups seperti carbonyl,

amino, thiol, hydroxyl, phosphate yang berada pada dinding sel. Proses biosorbsi

ini bersifat bolak-balik dan cepat.

Active uptake dapat terjadi pada berbagai tipe sel hidup. Mekanisme ini

secara simultan terjadi sejalan dengan konsumsi ion logam untuk pertumbuhan

mikroorganisme dan akumulasi intraseluler ion logam tersebut. Proses ini

tergantung dari energi yang terkandung dan sensitifitasnya terhadap

parameter-parameter yang berbeda seperti pH, suhu, kekuatan ikatan ionik, cahaya, dll.

Proses bioremoval merupakan metode yang sangat simpel.

Mikroorganisme dimasukkan, ditumbuhkan selanjutnya dikontakkan dengan air

yang tercemar. Proses pengontakkan dilakukan dalam jangka waktu tertentu agar

biomassa berinteraksi dengan ion-ion logam dan selanjutnya biomassa dipisahkan

dari cairan. Penelitian ini dipelajari perubahan kadar Cr, BOD, dan COD pada

limbah cair batik melalui metode bioremoval pellet kapang Rhizopus sp dengan

variasi pellet dalam limbah 0:10(%b/v), 5:10(%b/v), 10:10(%b/v), 15:10(%b/v),

dan 20:10(%b/v) dengan waktu retensi selama 7 hari.

Menurut Kartasudjana (2001: 3), pellet merupakan bentuk masa

bahan-bahan pakan, konsentrat atau ransum yang dibentuk dengan menekan dan

memadatkannya melalui lubang cetakan secara mekanis. Komponen yang

digunakan dari pellet kapang Rhizopus sp adalah tepung limbah tapioka (onggok),

tepung kanji, Rhizopus sp, dan air. Spora dari kapang Rhizopus sp ini diisolasi

untuk kemudian dibungkus dalam material organik berupa tepung limbah tapioka

dan dikemas dalam bentuk pellet. Berdasarkan sifat tepung limbah tapioka

sebagai pembungkus yang mudah didegradasi oleh lingkungan, ketersediaan

bahan yang cukup melimpah, mudahnya penanganan, kecepatan pertumbuhan

kapang, dan kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi serta bentuk yang praktis

menjadikan pellet kapang Rhizopus sp layak diaplikasikan sebagai solusi alternatif

termurah untuk mereduksi logam berat Cr dengan disesuaikan pada fungsi

fisiologik, anatomi tubuh kapang serta kemampuan biosorbsi ion logam berat.

Menurut penelitian Wignyanto (2006: 6), waktu retensi pellet dalam

(35)

limbah tapioka tinggi namun dengan kandungan air yang sama akan mengurangi

kekompakan penyatuan bahan pellet, sehingga air sangat mudah untuk masuk ke

dalam pellet. Keadaan tersebut juga berpengaruh pada kehalusan dan homogenitas

partikel bahan di samping adanya bahan perekat. Keseluruhan faktor tersebut

sangat mempengaruhi daya serap air yang pada akhirnya akan menentukan

lamanya waktu mengapung dari pellet.

Rhizopus sp dapat dimasukkan dalam adsorben yang baik menurut Iqbal

Ahmad, dkk (2005: 125) adalah sebagai berikut:

Result from this study showed that the dead biomass of Rhizopus sp. had a higher adsorption capacity as compared Aspergillus sp. biomass. Several authors have also reported the biosorption ability of live biomass of the various filamentous fungi including species of metals like Zn, Ni, Cd, Cu, Co but less commonly to chromium. However certain others authors reported the bioadsorption ability of dead/living biomass of Rhizopus and Aspergillus sp. (Gadd., 1990; Fourest et al., 1994; Bai and Abraham., 2001; Teskova and Petrov., 2002)

Pengertian di atas menunjukkan bahwa hasil studi menunjukkan bahwa

biomassa mati dari Rhizopus sp mempunyai adsorsbsi yang lebih tinggi

dibandingkan Aspergillus sp. Beberapa penulis juga melaporkan bahwa

kemampuan biosorpsi dari biomassa hidup dari jamur yang mempunyai variasi

filamen menyerap logam berat seperti Zn, Ni, Cd, Cu, Co tetapi sedikit pada Cr.

Meskipun demikian, penulis lain melaporkan bahwa kemampuan biosorpsi bisa

dari biomassa yang mati atau hidup dari Rhizopus dan Aspergillus sp.

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran di kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta menunjukkan bahwa

keaktifan bertanya siswa rendah. Hasil observasi di kelas X.3 SMA Al Islam 1

Surakarta menunjukkan bahwa 5.71% siswa yang bertanya kepada guru tentang

materi yang belum dipahami, 14.29% siswa yang menjawab pertanyaan guru,

25.71% melakukan aktivitas sendiri, dan 17.14% siswa yang mencatat penjelasan

dari guru. Berdasarkan observasi awal tersebut, dapat dipahami bahwa masalah

yang ada pada kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta adalah rendahnya keaktifan

(36)

belum berpusat pada aktivitas siswa pembelajaran yang masih berupa buku teks,

belum mampu meningkatkan keaktifan siswa..

Modul merupakan paket belajar mandiri yang disusun secara sistematis

untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan Modul

Pembelajaran dalam proses pembelajaran memungkinkan siswa aktif dalam

pembelajaran sebab pada pembelajaran modul guru berperan sebagai fasilitator,

sedangkan siswa sebagai pelaku utama. Pembelajaran modul memungkinkan

siswa untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas.

Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian yang dapat

memungkinkan siswa untuk memahami materi sebelum dijelaskan oleh guru,

menandai atau mengenali materi yang belum dipahami, dan menanyakan materi

tersebut, sehingga dapat menstimulus siswa untuk bertanya. Stimulus untuk

bertanya diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Modul yang digunakan merupakan hasil penelitian tentang

³3HUXEDKDQ.DGDU&U%2'GDQ&2'SDGD/LPEDK&DLU%DWLNPHODOXL0HWRGH

Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp´

Berdasarkan uraian di atas dan untuk mengatasi permasalahan rendahnya

keaktifan bertanya siswa, peneliti berkolaborasi dengan guru biologi SMA Al

Islam 1 Surakarta untuk melakukan penelitian. Penelitian yang dilakukan

merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan modul

pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah.

Skema kerangka berpikir dalam pelaksanaan kegiatan penelitian secara

(37)
[image:37.612.131.528.104.543.2]

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH:

Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir Penggunaan Modul Pembelajaran Hasil

Penelitian

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN :

Keaktifan bertanya rendah.

Modul pembelajaran hasil penelitian

³3HUXEDKDQ .DGDU &U %2' GDQ &2'

pada Limbah Cair Batik Mealui Metode

Pellet Kapang Rhizopus sp´ sebagai

Modul : memungkinkan siswa belajar mandiri

TARGET:

Keaktifan bertanya siswa meningkat

HASIL OBSERVASI:

- Siswa kurang aktif dalam

bertanya.

- Kurangnya keterlibatan peran

aktif siswa dalam pembelajaran.

- Kurangnya pemahaman siswa

terhadap materi biologi.

PENYEBAB:

- Metode pembelajaran yang belum berpusat pada aktivitas siswa. - Sumber belajar yang berupa buku

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan

Modul pembelajaran hasil penelitian sebagai salah satu bahan ajar. Modul sebagai

bahan pembelajaran ini disusun dari hasil penelitian perubahan kadar Cr, BOD,

dan COD pada limbah cair batik melalui metode bioremoval pellet kapang

Rhizopus sp di laboratorium sebagai pengembangan bahan ajar pada pokok

bahasan Limbah.

A.Penelitian Laboratorium

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian laboratorium untuk uji kadar Cr, BOD, dan COD pada limbah

industri batik dilaksanakan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL PPM) Yogyakarta. Limbah industri

batik diambil dari home industry batik di kawasan Sukoharjo.

b. Waktu Penelitian

Penelitian uji kadar Cr, BOD, dan COD dilaksanakan pada bulan

[image:38.612.130.509.157.476.2]

Maret-November 2010.

Tabel 1. Waktu Kegiatan Penelitian Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD pada Limbah Cair Batik Melalui Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp. N

o. Rencana Kegiatan

Tahun 2010

Mar Apr Mei Jun Juli Ags Sep Okt Nov

1. Persiapan

a. Analisis kurikulum SMA ---xx xx--- b. Pengajuan judul penelitian ---xx c. Pembuatan rancangan penelitian ---xx d. Pengajuan izin penelitian ---xx

2. Pelaksanaan

a. Persiapan alat dan bahan

(39)

b. Inokulsai, pembuatan pellet --x-- c. Pengujian awal kadar Cr, BOD, dan COD

---x-

d. Retensi limbah batik dengan pellet

---xx

e. Pengujian akhir kadar Cr, BOD, dan COD

--x--

f. Pengumpulan data

--xxx

g. Analisa data xxxx x

xxxx x

3. Penyelesaian

Pembuatan Modul pembelajaran hasil penelitian xxxx x xxxx x xxxx x

2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan observasi dan

eksperimen yang meliputi uji kadar Cr dengan menggunakan metode analisa SSA

(Spektrofotometrik Serapan Atom secara ekstraksi), BOD dengan winkler dan DO

meter, dan COD dengan metode refluks tertutup secara spektrofotometri pada

limbah industri batik. Hasil penelitian ini akan ditulis dalam modul yang akan

digunakan dalam penelitian tindakan kelas di kelas X.3 SMA Al Islam 1

Surakarta.

3. Data dan Sumber Data

a. Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi kadar Cr, BOD, dan

COD pada limbah industri batik melalui metode bioremoval pellet kapang

[image:39.612.123.526.98.469.2]
(40)

b. Sumber Data

Data diperoleh dari hasil uji kadar Cr, BOD, dan COD dari bahan yang

dilakukan di laboratorium dan penetapan angka kadar Cr, BOD, dan COD dalam

mg/l diperoleh melalui perhitungan secara kuantitatif.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data terdiri atas perlakuan di laboratorium dan

perhitungan untuk memperoleh data tentang kadar masing-masing unsur dalam

sampel atau contoh bahan yang diuji melalui beberapa tahap sebagai berikut :

a. Analisis Kadar Cr, BOD, dan COD

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan observasi dan

eksperimen yang meliputi uji kadar Cr dengan menggunakan metode analisis SSA

(Spektrofotometrik Serapan Atom secara ekstraksi), BOD dengan winkler dan DO

meter, dan COD dengan metode refluks tertutup secara spektrofotometri pada

limbah industri batik.

b. Dokumentasi

Dokumentasi berupa foto penelitian perubahan kadar Cr, BOD, dan COD

pada limbah cair batik melalui metode bioremoval pellet kapang Rhizopus sp.

5. Prosedur Penelitian

a. Inokulasi Rhzopus sp, Pembuatan Pellet dan Treatment

1) Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan adalah mesin giling, timbangan digital,

toples dengan ukuran 10 liter. Bahan yang digunakan adalah ragi tempe,

Pepton Glucose Yeast (PGY), tepung kanji, tepung limbah tapioka, limbah cair

industri batik.

2) Cara Kerja

Persiapan pertama kali adalah inokulasi Rhizopus sp ditumbuhkan dalam

media cair Pepton Glucose Yeast (PGY) dengan komposisi glukosa (20 g/l), yeast

(41)

Pembuatan pellet kapang Rhizopus sp yaitu untuk pengolahan dan

pemecahan untuk pemisahan bahan-bahan pencemar atau kotoran dari bahan yang

akan digunakan, yaitu tepung limbah tapioka. Pellet dibuat dengan campuran

bahan tepung limbah tapioka dengan tepung kanji yang berfungsi sebagai perekat.

Setelah semua bahan baku tercampur secara homogen, lalu dibuat dalam bentuk

pellet.

Pellet basah yang telah dipotong-potong dijemur sampai kadar airnya 10-

20%. Proses pengeringan bisa dilakukan dengan penjemuran di bawah terik

matahari atau menggunakan mesin. Keduanya memiliki kelebihan dan

kekurangan. Penjemuran secara alami tentu sangat tergantung kepada cuaca.

Mesin pengering yang umum digunakan sangat beragam, diantaranya oven

pengering yaitu pada suhu 370C selama 90 menit. Supaya dihasilkan

pengeringan yang merata, harus sering dibalik supaya tidak gosong. Pengeringan

dihentikan apabila pellet kering, keras dan mudah patah.

Air limbah yang digunakan berasal dari home industri batik di kawasan

Sukoharjo. Pada tahap pelaksanaan, digunakan ember sebanyak 5 buah bervolume

10 liter diisi dengan 10 liter limbah cair batik. Kelima ember ditandai dengan

nomor 1 sampai 5. Ember pertama dimasukkan pellet sebanyak 20 g. Ember

kedua dimasukkan pellet sebanyak 15 g. Ember ketiga dimasukkan pellet

sebanyak 10 g. Ember keempat dimasukkan pellet sebanyak 5 g. Dan ember

kelima tidak dimasukkan pellet (kontrol). Tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali

perulangan.

b. Uji Kadar Cr

Uji kadar Cr dilakukan dengan menggunakan metode analisis SSA

(Spektrofotometrik Serapan Atom secara ekstraksi) (Badan Standardisasi Nasional

/SNI 06-6989.17-2004).

1) Prinsip

Penambahan asam nitrat bertujuan untuk melarutkan analit logam dan

menghilangkan zat pengganggu yang terdapat dalam contoh uji dalam air dan air

limbah dengan bantuan pemanas listrik, kemudian diukur dengan SSA

(42)

2) Alat

Alat yang diperlukan yaitu: SSA, lampu holow katoda Cr, gelas piala,

pipet ukur 5 ml; 10 ml; 20 ml; 30 ml; 40 ml dan 60 ml, labu ukur 100 ml, corong

gelas, pemanas listrik, kertas saring whatman 40 dengan ukuran pori 0,42 m,

dan labu semprot.

3) Bahan

Bahan yang diperlukan yaitu: air suling, asam nitrat ( , Larutan

standar logam Cr, Gas etilen ( , dan sample limbah.

4) Cara Kerja

Bila contoh uji tidak dapat segera dianalisa, maka contoh uji diawetkan

dengan penambahan pekat sampai pH kurang dari 2 dengan waktu simpan

maksimal 6 bulan.

Persiapan pengujian dengan 100 ml contoh uji yang sudah dikocok sampai

homogen dimasukkan ke dalam gelas piala. Ditambahkan 5 ml asam nitrat

kemudian dipanaskan di pemanas listrik sampai larutan hamper kering. 50 ml air

suling dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml melalui kertas saring dan

ditepatkan 100 ml dengan air suling.

Pembuatan larutan baku logam krom 100 mg/l adalah dengan 10 ml

larutan induk logam Cr diambil dengan pipet, dimasukkan ke dalam labu ukur 100

ml. Ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda batas.

Pembuatan larutan baku logam Cr 10 mg/l adalah dengan 50 ml larutan

standar logam Cr diambil dengan pipet, dimasukkan ke dalam labu ukur 500 ml.

Ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.

Pembuatan larutan kerja logam Cr adalah dengan diambil 0 ml; 2 ml; 5 ml;

10 m; 20 ml; 30 ml; 40 ml dan 50 ml dari larutan baku Cr 10 mg/l, masing-masing

dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Larutan pengencer ditambahkan sampai

tanda tera sehingga diperoleh konsentrasi logam Cr 0,0 mg/l; 0,2 mg/l; 0,5 mg/l;

1,0 mg/l; 2,0 mg/l; 3,0 mg/l; 4,0 mg/l; 5,0 mg/l.

Pembuatan kurva kalibrasi dan cara uji contoh uji adalah alat SSA

(43)

telah dibuat pada panjang gelombang 357,9 nm diukur. Kurva kalibrasi dibuat

untuk mendapatkan persamaan garis regresi. Dilanjutkan dengan pengukuran

contoh uji yang sudah dipersiapkan.

5) Perhitungan

a) Konsentrasi logam Cr total

Cr (mg/l) = C x fp

Dengan pengertian:

C adalah konsentrasi yang didapat hasil pengukuran (mg/l);

fp adalah faktor pengenceran

b) Persen temu balik (% recovery, %)

% R = x 100%

Dengan pengertian:

A adalah kadar contoh uji yang di spike;

B adalah kadar contoh uji yang tidak di spike;

C adalah kadar standar yang diperoleh (target value)

c. Uji BOD

Uji BOD menggunakan metode uji APHA 2005, Section 5210-B, Section

4500-OG.

1) Prinsip

Sejumlah contoh uji ditambahkan ke dalam larutan pengencer jenuh

oksigen yang telah ditambah larutan nutrisi dan bibit mikroba, kemudian

diinkubasi dalam ruang gelap pada suhu 200C 10C selama 5 hari. Nilai BOD

dihitung berdasarkan selisih konsentrasi oksigen terlarut 0 (nol) hari dan 5 (lima)

hari. Bahan kontrol standar dalam uji BOD ini digunakan larutan glukosa-asam

glutamat.

2) Alat

Alat yang diperlukan yaitu: DO meter yang terkalibrasi; lemari

inkubasi/water cooler suhu 200C 10C, botol dari gelas 5 l-10 l, pipet volumetrik 1

ml dan 10 ml, labu ukur 100 ml; 200 ml; dan 1000 ml, pH meter, botol DO,

(44)

3) Bahan

Bahan yang diperlukan yaitu: sampel limbah; air bebas mineral; larutan

nutrisi; larutan suspensi bibit mikroba; larutan air pengencer; larutan

glukosa-asam glutamat; larutan glukosa-asam dan basa 1 N; larutan natrium sulfit; inhibitor

nitrifikasi Allylthiourea (ATU); asam asetat; larutan kalium iodida 10%; dan

larutan indikator amilum (kanji).

4) Cara Kerja

Larutan air pengencer dibuat dengan menyiapkan air bebas mineral yang

jenuh oksigen atau minimal 7,5 mg/l dalam botol gelas yang bersih kemudian

diatur suhunya pada kisaran 200C 30C. Setiap 1 l air bebas minera\l tersebut

ditambahkan masing-masing 1 ml larutan nutrisi yang terdiri dari larutan buffer

fosfat, MgSO4, CaCl2, dan FeCl3-. Bibit mikroba juga ditambahkan ke dalam

setiap 1 l air bebas mineral tersebut.

Larutan glukosa-asam glutamat dibuat dengan mengeringkan glukosa dan

asam glutamat pada 1030C selama 1 jam. 150 mg glukosa dan 150 mg asam

glutamat ditimbang kemudian dilarutkan dengan air bebas mineral hingga 1 l.

Larutan glukosa-asam glutamat dibuat dengan mengkondisikan larutan

glukosa-asam glutamat pada suhu 200C 30C. 20 ml larutan glukosa-asam

glutamat dimasukkan ke dalam labu ukur 1 l kemudian diencerkan dengan larutan

air pengencer hingga 1 l. Kemudian mengaduknya sampai homogen.

Larutan contoh uji dibuat dengan mengkondisikan contoh uji pada suhu

200C 30C. Dalam labu ukur dilakukan pengenceran contoh uji dengan larutan

pengencer hingga 1 l. Jumlah pengenceran sangat tergantung pada karakteristik

contoh uji dan dipilih pengenceran yang diperkirakan dapat menghasilkan

penurunan oksigen terlarut minimal 2 mg/l dan sisa oksigen terlarut minimal 1

mg/l setelah inkubasi 5 hari. Pengenceran contoh uji dapat dilakukan berdasarkan

(45)
[image:45.612.127.513.120.459.2]

Tabel 2. Jumlah Contoh Uji

Jenis contoh uji Jumlah contoh uji

(%) Faktor pengenceran

Limbah industri yang sangat pekat 0,01 ± 1,0 10000 ± 100

Limbah yang diendapkan 1,0 ± 5,0 100 - 20

Efluen dari proses biologi 5,0 ± 25 20 ± 4

Air sungai 25 ± 100 4 ± 1

Sumber: Standart Methods for The Examination of Water and Wastewater 21st Edition, 2005: Biochemical Oxygen Demand (5210)

Dua buah botol BOD disiapkan dan ditandai masing-masing botol dengan

notasi A1 dan A2 Larutan contoh uji dimasukkan ke dalam masing-masing botol

DO A1 dan A2 sampai meluap, kemudian menutup masing-masing botol secara

hati-hati untuk menghindari terbentuknya gelembung udara. Pengocokkan

dilakukan beberapa kali kemudian menambahkan air bebas mineral pada sekitar

mulut DO yang telah ditutup. Botol A2 disimpan dalam lemari inkubator 200C

10C selama 5 hari.

Pengukuran oksigen dilakukan terhadap larutan dalam botol A dengan alat

DO meter yang terkalibrasi sesuai dengan Standart Methods for The Examination

of Water and Wastewater 21st Edition, 2005: Membrane electrode method

(4500-O G) atau dengan metode titrasi secara iodometri (modifikasi Azida) sesuai

dengan SNI 06-6989.14-2004. Hasil pengukuran merupakan nilai oksigen terlarut

pada nol hari harus dilakukan paling lama 30 menit setelah pengenceran.

Mengulangi pengerjaan di atas untuk botol A2 yang telah diinkubasi 5 hari 6

jam. Hasil pengukuran yang diperoleh merupakan nilai oksigen terlarut 5 hari

(A2).

Mengulangi pengerjaan di atas untuk penetapan blanko dengan

menggunakan larutan pengencer tanpa contoh uji. Hasil pengukuran yang

diperoleh merupakan nilai oksigen terlarut nol hari (B1) dan nilai oksigen terlarut

5 hari (B2).

Mengulangi pengerjaan di atas untuk penetapan kontrol standar dengan

(46)

merupakan nilai oksigen terlarut nol hari (C1) dan nilai oksigen terlarut 5 hari

(C2). Melakukan kembali pengerjaan di atas terhadap beberapamacam

pengenceran contoh uji.

5) Perhitungan

BOD5 =

Dengan pengertian:

BOD5 adalah nilai BOD5 contoh uji (mg/l)

A1 adalah kadar oksigen terlarut contoh uji sebelum inkubasi (0 hari) (mg/l);

A2 adalah kadar oksigen terlarut contoh uji setelah inkubasi 5 hari (mg/l);

B1 adalah kadar oksigen terlarut blanko sebelum inkubasi (0 hari) (mg/l);

B2 adalah kadar oksigen terlarut blanko setelah inkubasi 5 hari (mg/l);

VB adalah volume suspensi mikroba (ml) dalam botol DO blanko;

VC adalah volume suspensi mikroba dalam botol contoh uji;

P adalah perbandingan volume

Gambar

Gambar 1. Struktur Tubuh Rhizopus sp
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir Penggunaan Modul Pembelajaran Hasil
Tabel 1. Waktu Kegiatan Penelitian Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD pada  Limbah Cair Batik Melalui Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp
Tabel Lanjutan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hidrolisis selulosa menjadi glukosa dapat dilakukan dengan menggunakan asam, namun hidrolisis asam mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan, oleh sebab itu pada

Penyedia barang/jasa yang ditunjuk oleh Ketua PPK untuk melaksanakan menyediakan barang/ pelayanan jasa konsultansi dalam perencaaan atau yang akan

Diketahui bahwa satu himpunan S dalam sebuah bidang atau dalam sebuah ruang adalah convex polygon (atau himpunan convex) jika dan hanya jika titik X dan Y ada di dalam S,

600.000 di bank tersebut, maka berapakah banyaknya uang Andi pada pertengahan bulan Desember

Dikarenakan tidak ada penawaran yang memenuhi syarat, maka dinyabkan Fclelarpan Gaqal, hasil. evaluasi selengkapnya sebagaimana

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyebab dari fenomena tersebut adalah penyebab budaya masyarakat, rendahnya penyerapan nilai dan norma agama, dan

[r]

Tujuan daiam penelitian ini adalah Untuk mengatasi Nota Kurang Lebih (NKL) dalam penyajian keandalan laporan keuangan Toko Indomaret Simpang Celentang Palembang.. Penelitian