• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Keterlibatan dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Kanca BRI Renon Denpasar).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Keterlibatan dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Kanca BRI Renon Denpasar)."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP

KETERLIBATAN DAN KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus di Kantor Cabang BRI Renon Denpasar)

COKORDA NGURAH RUPINI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

TESIS

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP

KETERLIBATAN DAN KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus di Kantor Cabang BRI Renon Denpasar)

COKORDA NGURAH RUPINI NIM : 1290662020

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

(3)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP

KETERLIBATAN DAN KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus di Kantor Cabang BRI Renon Denpasar)

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Manajemen

Program Pascasarjana Universitas Udayana

COKORDA NGURAH RUPINI NIM : 1290662020

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

(4)

Lembar Pengesahan

Tesis Ini Telah Disetujui

Pada Tanggal...

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Dr. Gede Adnyana Sudibia, SE., M.Kes., Ak Dr. Gede Riana, SE., MM

NIP. 19541113 198103 1 003 NIP 19631127 198601 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Manajemen Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana

Universitas Udayana, Universitas Udayana

Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE, Msi Prof.Dr.dr.A.A.Raka Sudewi,Sp.S(K) NIP.19590215 198510 2 001 NIP. 19590801 198601 2 001

(5)

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal...

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana

No:...Tanggal :...

Ketua :...

Anggota :...

1. ...

2. ...

3. ...

4. ...

(6)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

NAMA : COKORDA NGURAH RUPINI

NIM : 1290662020

PROGRAM STUDI : MAGISTER MANAJEMEN

JUDUL TESIS : PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP

KETERLIBATAN DAN KINERJA KARYAWAN

(STUDI KASUS DI KANTOR CABANG BRI

DENPASAR RENON)

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di

kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No 17 tahun 2010 dan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku.

v

Denpasar,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PRASYARAT GELAR... .... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... ... v

2.1.1 Pengertian Iklim Organisasi... 11

2.1.2 Indikator... .... 13

2.2Keterlibatan Karyawan ... 15

2.2.1 Pengertian Keterlibatan Karyawan... 15

2.2.2 Indikator... .... 17

2.3Kinerja Karyawan ... 18

2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan... 18

2.3.2 Indikator... .... 20

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 22

3.1Kerangka Berpikir dan Konseptual ... 22

3.2Hipotesis Penelitian ... 31

3.2.1 Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Keterlibatan Karyawan... 31

3.2.2 Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Kinerja Karyawan... 33

3.2.3 Hubungan Antara Keterlibatan Karyawan dengan Kinerja Karyawan... 35

(8)

BAB IV METODE PENELITIAN ... 38

4.1Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 38

4.2Variabel Penelitian ... 38

4.2.1 Identifikasi Variabel ... 38

4.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 39

4.3Pengumpulan Data... 43

4.3.1 Jenis Data ... 43

4.3.2 Sumber Data ... 43

4.3.3 Instrumen Penelitian ... 43

4.3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 44

4.3.5 Cara Pengumpulan Data ... 45

4.4Metode Analisis Data ... 46

4.4.1 Analisis Deskriptif... 46

4.4.2 Analisis Inferensial ... 46

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 52

5.2 Karakteristik Responden... 54

5.3 Uji Instrumen Penelitian... 57

5.3.1 Uji Validitas... 57

5.3.2 Uji Realibilitas... 60

5.4 Deskripsi Data Penelitian... 61

5.5 Analisis Data... 62

5.5.1 Menilai Outer Model atau Measurement Model... 62

5.5.2 Discriminant Validity... 63

5.5.3 Mengevaluasi Reliability... 64

5.5.4 Pengujian Model Struktural (Inner Model)... 65

5.5.5 Pengujian Hipotesis... 67

5.5.5.1 Pengujian Hipotesis 1... 68

5.5.5.2 Pengujian Hipotesis 2... 68

5.5.5.3 Pengujian Hipotesis 3... 69

5.6 Pembahasan... . 69

5.6.1 Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Keterlibatan Karyawan ... 69

5.6.2 Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan... ... 70

5.6.3 Pengaruh Keterlibatan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan... ... 71

5.7 Implikasi Penelitian ... .. 73

(9)

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 75

6.1 SIMPULAN... 75

6.2 SARAN-SARAN... 76

DAFTAR PUSTAKA... 77

LAMPIRAN... 83

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kekuatan Karyawan Kanca BRI Renon, Denpasar... . 7

Tabel 1.2 Daftar Nilai Akhir Sistem Manajemen Kinerja (SMK)... 8

Tabel 5.1 Karateristik Responden... 55

Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Iklim Organisasi... ... 57

Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keterlibatan Karyawan... 58

Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja karyawan... 59

Tabel 5.5 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 60

Tabel 5.6 Penilaian Responden Terhadap Variabel Iklim Organisasi, Keterlibatan Karyawan dan Kinerja Karyawan... ... 62

Tabel 5.7 Cross Loadings... ... 63

Tabel 5.8 Composite Reliability... 64

Tabel 5.9 Nilai AVE... ... 64

Tabel 5.10 Korelasi Antar Variabel Laten... 65

Tabel 5.11 Nilai R-Squares ... ... 65

Tabel 5.12 Result for Inner Loadings... ... 67

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian... 30

Gambar 5.1 Diagram Jalur Hasil Uji Hipotesis... 66

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian... 83

Lampiran 2 Correlations... 87

Lampiran 3 Reliability... 97

Lampiran 4 Frequencies... 112

Lampiran 5 Hasil PLS... 134

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada setiap perusahaan baik perusahaan industri dan jasa, sumber daya manusia

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan tidak berdiri sendiri dalam melakukan

kegiatan dan aktivitas-aktivitasnya. Sumber daya manusia merupakan bagian dari

perusahaan yang memberikan pelayanan agar bagian lain seperti produksi,

pemasaran, administrasi berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam proses pencapaian

tujuan perusahaan yaitu menghasilkan laba maksimum dalam jangka panjang.

Sumber daya yang berkualitas sangat berperan dalam menjalankan kegiatan

operasional perusahaan, mendayagunakan sumber daya-sumber daya lain dalam

perusahaan, dan menjalankan strategi bisnis secara optimal.

Dinamika perubahan lingkungan memerlukan adanya sistem manajemen yang

efektif dan efisien artinya dapat dengan mudah berubah atau menyesuaikan diri dan

dapat mengakomodasikan setiap perubahan baik yang sedang dan telah terjadi.

Dengan memberikan perhatian yang lebih dalam manajemen sumber daya manusia,

suatu organisasi/ perusahaan akan semakin solid dalam menghadapi tantangan

eksternal yang sulit diprediksi. Selain itu, penyelenggaraan organisasi secara efektif

dan efisien akan menghasilkan kinerja organisasi yang baik, pencapaian tujuan secara

(14)

2

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah Bank Terbesar di Indonesia, dengan aset

yang hampir mencapai Rp 600 Triliun, jaringan yang melampaui 9.000 unit kerja dan

jumlah pekerja yang sudah mencapai 115.000 orang telah membuktikan

keberhasilannya dalam menjaga kesinambungan Perusahaan. Termasuk salah satu

unit kerja yaitu Kantor Cabang BRI Denpasar Renon, yang berlokasi di jalan DR

Kusumaatmaja No 1 Renon Denpasar. Untuk memenangkan persaingan akibat

perubahan lingkungan eksternal, saat ini Kantor Cabang BRI Renon dalam

melakukan ekspansi bisnisnya atau pencapaian tujuannya dilakukan antara lain

dengan menambah dan perluasan jaringan kerja serta perubahan strategi bisnis.

Akibat perubahan strategi bisnis dan penambahan jaringan kerja,

menimbulkan beberapa kendala di Kantor Cabang BRI Renon, yaitu adanya

karyawan baru, adanya implementasi produk baru, adanya implementasi sistem baru,

kejenuhan pegawai, standar kualitas kerja baru, adanya persoalan kurangnya tenaga

kerja. Kondisi tersebut menyebabkan perubahan dalam lingkungan organisasi di

Kanca BRI Renon. Yaitu adanya perubahan struktur organisasi , perubahan standar

kerja yang menuntut perubahan tanggung jawab dan komitmen karyawan yang lebih

tinggi.

Menurut Wirawan (2007) Iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi

dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang

(15)

3

perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan

kinerja organisasi . Stringer (2002) dalam Wirawan (2007) mengemukakan bahwa

terdapat lima faktor yang menyebabkan terjadinya iklim suatu organisasi yaitu

lingkungan eksternal, strategi organisasi, praktek kepemimpinan, pengaturan

organisasi dan sejarah organisasi. Perubahan dalam strategi organisasi dan pengaturan

organisasi akan mempengaruhi iklim organisasi. Dengan adanya kondisi tersebut

yaitu adanya perubahan dalam iklim organisasi akibat perubahan strategi bisnis yang

fokus pada dana ritel dan penambahan jaringan kerja memerlukan karyawan yang

adaptip terhadap perubahan tersebut serta untuk dapat memenangkan persaingan atau

mencapai kinerja terbaik, diperlukan adanya suatu iklim organisasi yang mendukung

dan mendorong keterlibatan karyawan dalam proses perubahan tersebut sehingga

target yang diinginkan dapat tercapai.

Kinerja merupakan konsep yang sangat kompleks, baik definisi maupun

pengukurannya dan sering menjadi tantangan bagi para peneliti perilaku organisasi

dan sumber daya manusia, karena bersifat multidimensional. Putter (2010)

mengatakan bahwa Ia mendapatkan bukti yang kuat yaitu iklim organisasi

mempengaruhi kinerja perusahaan dalam hal profitability, kelangsungan usaha,

pertumbuhan, EBIT Margin dan produktivitas. Produktivitas perusahaan akan sangat

tergantung pada produktivitas atau kinerja karyawannya. Permarupan et al. (2013) menyatakan dalam penelitiannya bahwa dengan iklim organisasi yang mendukung

(16)

4

karyawan akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan individu. Selain

mempengaruhi kinerja karyawan, iklim organisasi juga mendorong keterlibatan

karyawan dalam menjalankan tugasnya. Menurut Putter (2010) dalam penelitiannya

bahwa total persepsi dari iklim organisasi berhubungan positif dengan kinerja

organisasi dan keterlibatan karyawan. Demikian juga dari hasil penelitian Chaudhary

et al. (2010) menunjukkan bahwa iklim organisasi berkorelasi positif dan signifikan dengan keterlibatan karyawan.

Cash dan Fischer (1987) dalam Thoyib (2005) mengemukakan bahwa kinerja

sering disebut dengan performance atau result yang diartikan dengan apa yang telah dihasilkan oleh seorang individu. Pengukuran kinerja hendaknya menginteraksikan

dimensi pengukuran yang beragam, karena kinerja karyawan mengacu pada prestasi

seseorang yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan oleh

perusahaan. Hal ini dikarenakan ketrampilan dan kompetensi masing-masing individu

berbeda beda, ada yang ketrampilan teknisnya lebih unggul daripada rekan

sekerjanya, dalam hal lain ketrampilan di bidang konseptual lemah. Pengelolaan

kinerja sumber daya manusia tinggi dimaksudkan guna meningkatkan keefektifan

perusahaan secara keseluruhan .

Menurut Ghafoor et al. (2011) dalam penelitiannya melalui survei terhadap sample 270 pekerja dan manajer, kinerja karyawan dipengaruhi oleh keterlibatan

karyawan. Hasil penelitiannya juga menemukan bahwa praktek keterlibatan karyawan

mengembangkan rasa kepemilikan karyawan. Karyawan merasa bertanggung jawab

(17)

5

rasa identitas diri dan rasa memiliki organisasi mereka. Keterlibatan karyawan baik

mengacu pada keadaan psikologis dan perilaku, serta pendahulu mereka. Keterlibatan

sebagai keadaan psikologis merupakan beberapa bentuk penyerapan, alat pelengkap,

dan antusiasme untuk pekerjaan dan sering kali merupakan istilah umum untuk aspek

komitmen organisasi, kepuasan kerja dan keterlibatan pekerjaan (Macey & Scheider

(2008). Aspek perilaku keterlibatan sering dirujuk ke usaha sebagai keleluasan

bertindak dan melampaui "panggilan tugas”, seperti membantu orang lain dengan

beban kerja yang berat, relawan untuk tugas-tugas tambahan, dan mencari cara untuk

melakukan pekerjaan lebih efektif.

Sedangkan Rotenberry dan Moberg (2007) dalam penelitiannya menemukan

keterlibatan kerja seorang individu, berhubungan positif dengan kinerja yang

dihasilkan. Keterlibatan atau partisipasi pegawai dalam aktivitas-aktivitas kerja

penting untuk diperhatikan karena dengan adanya keterlibatan pegawai

menyebabkan mereka akan mau dan senang bekerja sama, baik dengan pimpinan

ataupun dengan sesama teman kerja. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk

memancing keterlibatan pegawai adalah dengan memancing partisipasi atau

keterlibatan mereka dalam berbagai kesempatan pembuatan keputusan. Keterlibatan

karyawan bisa memberi motivasi instrinsik kepada para karyawan dengan cara

meningkatkan peluang pertumbuhan, tanggung jawab, dan keterlibatan dalam

pekerjaan itu sendiri. Banyak organisasi percaya bahwa keterlibatan karyawan

(18)

6

Keterlibatan karyawan mampu memecahkan masalah organisasi yang

menantang seperti kinerja dan produktivitas kerja serta meningkatkan penjualan

menurut Macey dan Schneider (2008). Penelitian Markos dan Sridevi (2010) juga

menemukan bahwa keterlibatan karyawan merupakan prediktor terkuat dalam

meningkatkan kinerja organisasi dan menunjukkan hubungan antara bawahan dan

pimpinan. Dalam penelitian tersebut, Markos dan Sridevi (2010) juga menyatakan

bahwa keterlibatan karyawan terkait erat dengan hasil kinerja organisasi. Perusahaan

dengan karyawan yang terlibat memiliki retensi karyawan yang lebih tinggi sebagai

akibat dari kenaikan omset dan mengurangi niat untuk meninggalkan perusahaan,

serta tingginya produktivitas, profitabilitas, pertumbuhan dan kepuasan pelanggan.

Kantor Cabang BRI Renon atau Kanca BRI Renon memiliki komposisi sumber

(19)

7

Tabel 1 .1

Kekuatan Karyawan Kanca BRI Renon

NO Jabatan Formasi Pengisian Total

Sumber : Kanca BRI Renon

Dari komposisi di atas, tenaga kerja yang ada terdiri atas pekerja level pelaksana,

teller dan customer service, paling rentan terjadi mutasi dan penambahan pekerja,

dikarenakan adanya promosi ke bidang kerja yang berbeda ataupun rotasi ke unit

kerja lain. Berdasarkan wawancara awal di lapangan pada tahun 2013 sudah ada

penambahan tenaga kerja sebanyak 4 orang di luar kekurangan pengisian formasi

yang ada.

Penilaian Kinerja di BRI dibuat setiap awal tahun dan dinilai pada akhir tahun

(20)

8

(SMK). Hasil penilaian SMK di Kantor Cabang Renon terdiri atas 5 (lima) kriteria

nilai akhir yaitu kriteria TIDAK BAIK, CUKUP BAIK, BAIK, SANGAT BAIK dan

ISTIMEWA. Untuk mengetahui rata-rata perubahan kinerja karyawan di Kanca BRI

Renon berikut ini daftar nilai akhir sistem manajemen kinerja (SMK) Kanca BRI

Renon, dapat digambarkan kondisi 3 tahun terakhir sebagai berikut :

Tabel 1.2

Daftar Nilai Akhir Sistem Manjemen Kinerja (SMK)

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

RATAS HASIL SMK

1. Bagaimana pengaruh iklim organisasi terhadap keterlibatan karyawan di

(21)

9

2. Bagaimana pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja karyawan di

Kantor Cabang BRI Renon ?

3. Bagaimanakah pengaruh keterlibatan karyawan terhadap kinerja

karyawan di Kantor Cabang BRI Renon?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut diatas, maka penelitian ini memiliki

tujuan sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh iklim organisasi terhadap keterlibatan karyawan di Kantor

Cabang BRI Renon

2. Menganalisis pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja karyawan di Kantor

Cabang BRI Renon

3. Menganalisis pengaruh keterlibatan karyawan terhadap kinerja karyawan di

Kantor Cabang BRI Renon

1.4 Manfaat Penelitian: 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti

lain yang berminat untuk mengkaji lebih dalam terkait dengan masalah iklim

organisasi, keterlibatan karyawan dan kinerja karyawan. Disamping itu ,

temuan/hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi bagi

pengembangan teori terkait dengan variabel penelitian, baik mendukung

(22)

10

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk memberi masukan bagi Pimpinan dan unit

kerja terkait untuk dapat menciptakan iklim organisasi yang mampu

mendorong peningkatan keterlibatan karyawan dalam melaksanakan

pekerjaan sehari-hari agar dapat meningkatkan kinerja karyawan di Kantor

(23)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Iklim Organisasi

2.1.1 Pengertian Iklim Organisasi

Iklim organisasi (atau disebut juga suasana organisasi) adalah

serangkaian lingkungan kerja di sekitar tempat kerja yang berpengaruh

terhadap perilaku seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Taiguri dan

Litwin (1968) mendefinisikan iklim organisasi merupakan kualitas

lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung, dialami

oleh anggota organisasi mempengaruhi perilaku mereka dan dapat

dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi.

Owen (1991) mendefinisikan iklim organisasi sebagai studi persepsi

individu mengenai aspek lingkungan organisasinya. Demikian juga Wirawan

(2007) mendefinisikan iklim organisasi secara lebih luas yaitu persepsi

anggota organisasi dan mereka yang berhubungan secara tetap dengan

organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal

organisasi secara rutin yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi

dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja

organisasi.

Schneider dan Barlett (1968) mendefinisikan iklim organisasi

(24)

12

adalah bagaimana seorang karyawan memandang lingkungan

perusahaannya. Moos (1994) juga menyatakan dengan skala lingkungan

kerja di mana iklim organisasi termasuk beberapa karakteristik seperti

keterlibatan, kerjasama pekerja, kohesi, pengawas support, otonomi,

orientasi tugas, tekanan kerja, kejelasan, manajerial control, inovasi, fisik

comfort dan lain-lain . Banyak komponen penting dari lingkungan pekerjaan

diletakkan bersama-sama untuk mendefinisikan kata iklim organisasi. Iklim

telah dipertimbangkan oleh Schneider (1990), Ashkenasy et al. (2000)

sebagai cara orang berpikir tentang prosedur perusahaan mereka, pedoman

dan tindakan. Denison (1996) berpendapat bahwa budaya adalah dalam

rangka kedalaman perusahaan sedangkan iklim adalah apa yang karyawan

pikirkan, tahu atau kira dari lingkungan perusahaan.

Litwin dan Stringer (1968) mendefinisikan iklim organisasi sebagai

suatu konsep yang melukiskan sifat subyektif atau kualitas organisasi.

Unsur-unsurnya dapat dipersepsikan dan dialami oleh anggota organisasi

dan dilaporkan melalui kuesioner yang tepat.

Stringer (2002) dalam Wirawan (2007) berpendapat bahwa karakteristik

atau dimensi iklim organisasi mempengaruhi motivasi anggota organisasi

untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, iklim organisasi dapat dilukiskan

dan diukur dalam pengertian dimensi tersebut.

Iklim Organisasi adalah merupakan serangkaian lingkungan kerja di

(25)

13

relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, yang

mempengaruhi perilaku mereka dalam melaksanakan pekerjaan yang

mempengaruhi kinerja mereka dan kemudian mempengaruhi kinerja

organisasi (Wirawan (2007), Stringer (2002) serta Schneider dan Barlett

(1968) )

2.1.2 Indikator Iklim Organisasi

Kuesioner pengukur iklim organisasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner yang dikembangkan oleh Gani dan Shah (2001). Kuesioner

ini menggunakan skala 5 poin. Kuesioner ini terdiri dai 24 butir pertanyaan

dimana masing-masing dimensi iklim organisasi diwakilkan oleh 4 butir

pertanyaan. Stringer (2002) dalam Wirawan (2007) mengatakan bahwa

untuk mengukur iklim organisasi terdapat 6 (enam) dimensi yang diperlukan

yaitu :

1. Stuktur (structure) organisasi merefleksikan perasaan diorganisasi

secara baik dan mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas

dalam lingkungan organisasi. Struktur tinggi jika anggota organisasi

merasa pekerjaan mereka didefinisikan secara baik. Struktur rendah

jika mereka merasa tidak ada kejelasan mengenai siapa yang

melakukan tugas dan mempunyai kewenangan mengambil

keputusan.

(26)

14

perasaan tekanan untuk meningkatkan kinerja dan derajat kebanggaan

yang diniliki oleh anggota organisasi dalam melakukan pekerjaan

dengan baik. Standar-standar tinggi artinya anggota organisasi selalu

berupaya mencari jalan untuk meningkatkan kinerja. Standar-standar

rendah merefleksikan harapan yang lebih rendah untuk kinerja.

3. Tanggung jawab (responsibility) merefleksikan perasaan karyawan

bahwa mereka menjadi ‘bos diri sendiri” dan tidak memerlukan

keputusannya dilegitimasi oleh anggota organisasi lainnya. Persepsi

tanggung jawab tinggi menunjukkan bahwa anggota organisasi merasa

didiorong untuk memecahkan problemnya sendiri. Tanggung jawab

rendah menunjukkan bahwa pengambilan risiko dan percobaan

terhadap pendekatan baru tidak diharapkan.

4. Penghargaan (recognition) mengindikasikan bahwa anggota organisasi

merasa dihargai jika mereka dapat menyelesaikan tugas secara baik.

Penghargaan merupakan ukuran penghargaan dihadapkan dengan

kritik dan hukuman atas penyelesaian pekerjaan. Iklim organisasi yang

menghargai kinerja berkarakteristik keseimbangan antara imbalan dan

kritik. Penghargaan rendah artinya penyelesaian pekerjaan dengan baik

diberi imbalan secara tidak konsisten.

5. Dukungan (support) merefleksikan perasaan percaya dan saling

mendukung yang terus berlangsung di antara anggota kelompok kerja.

(27)

15

tim yang berfungsi dengan baik dan merasa memperoleh bantuan dari

atasannya, jika mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas. Jika

dukungan rendah, anggota organisasi merasa terisolasi atau tersisih

sendiri. Dimensi iklim organisasi ini menjadi sangat penting untuk

model bisnis yang ada saat ini, dimana sumber-sumber sangat terbatas.

6. Komitmen (commitment) merefleksikan perasaan bangga anggota

terhadap organisasinya dan derajat keloyalan terhadap pencapaian

tujuan organisasi. Perasaan komitmen kuat berasosiasi dengan loyalitas

personal. Level rendah komitmen artinya karyawan merasa apatis

terhadap organisasi dan tujuannya.

2.2 Keterlibatan Karyawan

2.2.1 Pengertian Keterlibatan Karyawan

Keterlibatan karyawan pada dasarnya itu adalah sifat dan perilaku

psikologis (Macey dan Schneider, 2008). Keterlibatan karyawan didasarkan

komitmen organisasi dan kewarganegaraan (Saks, 2006). Keterlibatan adalah

jumlah usaha yang diberikannya dalam faktor pekerjaan, dalam rangka

mengembangkan budaya tempat kerja yang menarik, harus dikembangkan

lingkungan yang mendukung faktor-faktor ini (Lockwood, 2007).

Demikian juga May et al. (2004) mendefinisikan keterlibatan

karyawan yaitu keterlibatan, kepuasan dan antusiasme individual dengan kerja

(28)

16

Engagement 2.0” mendefinisikan Keterlibatan karyawan adalah komitmen

emosional karyawan atas organisasi dan tujuannya. Komitmen emosional ini

berarti karyawan benar-benar terlibat dan peduli tentang pekerjaan mereka

dan perusahaan mereka. Mereka tidak bekerja hanya untuk gaji, atau hanya

untukpromosi berikutnya, tapi bekerja atas nama tujuan organisasi.

Keterlibatan karyawan adalah fenomena-psikologis sebagaimana

didefinisikan dalam literatur masa lalu itu didasarkan pada dua komponen

psikologis yaitu perhatian dan penyerapan. Perhatian adalah jumlah waktu

individu yang diberikan dalam perannya dan pekerjaan untuk dipikirkan,

Penyerapan adalah fokus individu terhadap perannya dan penampilannya

dalam peran (Rothbard, 2001). Keterlibatan adalah energi yang individu

tempatkan ke dalam karyanya, yang melibatkan dirinya untuk meningkatkan

kinerja (Maslach, 2003) sejauh mana karyawan terlibat dalam peran

karyanya, itu adalah penggunaan aktif individu berpikir, emosi dan perilaku

(Saks, 2006). Keterlibatan adalah kesediaan karyawan untuk terlibat dalam

tugas-tugas pekerjaannya. Ini adalah sikap positif dikembangkan karyawan

ketika ia bekerja dalam organisasi dan dukungan budaya.

Keterlibatan karyawan adalah perilaku , sikap atau kesediaan karyawan

untuk terlibat dalam peran karyanya yang mempengaruhi kinerja atau

keberhasilan perusahaan dengan memberikan hasil tingkat individu yang

positif, yang ditandai dengan penyerapan, kekuatan, dan dedikasi.

(29)

17

komitmen dan kinerja yang lebih tinggi serta merasa memiliki niat yang

lebih rendah untuk meninggalkan perusahaan ( Macey dan Schneider (2008),

Saks (2006) dan Schaufeli (2002)).

2.2.2 Indikator Keterlibatan Karyawan

Keterlibatan karyawan (Employee Engagement /EE) diukur dengan

menggunakan Utrecht Work Engagement Scale (UWES) yang dikembangkan

oleh Schaufeli et al. (2002). Terdiri atas 3 (tiga) indikator yaitu :

1. Penyerapan (misalnya,"Saya tenggelam dalam pekerjaan saya",

“Ketika saya bekerja, saya lupa segala sesuatu yang lain di sekitar saya

"),

2. Kekuatan ( misalnya," Di pekerjaan saya saya merasa kuat dan kuat ","

Ketika saya bangun di pagi hari, aku merasa seperti pergi bekerja "),

dan

3. Dedikasi (misalnya, "Pekerjaan saya menginspirasi saya", "Saya

antusias tentang pekerjaan saya").

Kuesioner ini menggunakan skala 5 poin. Kuesioner ini terdiri dari 17 butir

pertanyaan dimana masing-masing dimensi keterlibatan karyawan yakni

penyerapan 6 butir pertanyaan, kekuatan sebanyak 6 butir pertanyaan dan

(30)

18

2.3 Kinerja Karyawan

2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan hasil kerja seorang karyawan selama periode

tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya: standar, target

/ sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja karyawan

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keterampilan, motivasi, dukungan

yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, imbalan atau

insentif serta hubungan mereka dengan organisasi yang dapat memicu para

karyawan untuk bekerja dengan baik sesuai dengan tugas pekerjaannya. Oleh

karena itu, kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Dharma (1991) mengatakan bahwa Kinerja merupakan sesuatu yang

dikerjakan atau produk, jasa yang dihasilkan oleh seseorang atau sekelompok

orang. Mangkunegara (2000), mengatakan bahwa pengertian kinerja adalah

sebagai berikut : “Prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun

kuantitas yang dicapai sumber daya manusia per satuan periode waktu dalam

melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Demikian juga Robbins (2006) , mengatakan bahwa pengertian

kinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan

motivasi. Kinerja karyawan mengacu pada prestasi seseorang yang diukur

(31)

19

Pengukuran kinerja karyawan berdasarkan perilaku lebih

menekankan pada cara atau sarana (means) dalam mencapai tujuan, dan

bukan pada pencapaian hasil akhir. Pengukuran berdasarkan perilaku

condong pada aspek kualitatif daripada aspek kuantitatif yang terukur.

Pengukuran berdasarkan perilaku umumnya bersifat subyektif dimana

diasumsikan karyawan dapat menguraikan dengan tepat kinerja yang efektif

untuk dirinya sendiri maupun untuk rekan kerjanya (Gomes, 1995).

Pengukuran berdasarkan perilaku mendapat perhatian luas dari

penelitian-penelitian mengenai perilaku organisasi dan sumber daya manusia karena

terbukti skala pengukuran subyektif mempunyai konsistensi (reliabilitas)

yang tidak kalah dengan pengukuran obyektif (Sing et al. 1996).

Kelemahan utama kriteria pengukuran ini adalah rentan terhadap bias

pengukuran karena kinerja diukur berdasarkan persepsi. Untuk mengatasi

hal tersebut, Babin dan Boles (1998), Bono dan Judge (2003) serta Sing et

al. (1996) menyarankan penggunaan instrumen yang mengukur kinerja dari

banyak aspek perilaku spesifik, seperti perilaku inovatif, pengambilan

inisiatif, tingkat potensi diri, manajemen waktu, pencapaian kuantitas dan

kualitas pekerjaan, kemampuan diri untuk mencapai tujuan, hubungan

dengan rekan kerja dan pelanggan, dan pengetahuan akan produk

perusahaannya serta produk pesaing (product knowledge). Cara ini menurut

(32)

20

juga dimaksudkan untuk mengakomodir ukuran-ukuran kinerja yang sangat

luas, sehingga diperoleh gambaran performance yang komprehensif.

Penilaian kinerja terhadap karyawan dapat diketahui secara tepat apa

yang sedang dihadapi dan target apa yang harus dicapai. Melalui penilaian

kinerja karyawan dapat disusun rencana, strategi dan penentuan

langkah-langkah yang perlu diambil sehubungan dengan pencapaian tujuan karier

yang diinginkan. Bagi pihak manajemen kinerja karyawan sangat membantu

dalam mengambil keputusan seperti promosi dan pengembangan karier,

mutasi, penyesuaian kompensasi, kebutuhan pelatihan dan mempertahankan

status organisasi yang telah diperoleh.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan

adalah hasil kerja atas suatu pekerjaan yang dihasilkan dari perilaku nyata

seorang karyawan secara kualitas dan kuantitas dalam suatu periode waktu

tertentu sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya oleh perusahaan

(Dharma (1991), Mangkunegara (2000) dan Robbins (2006)).

2.3.2 Indikator Kinerja Karyawan

Kuesioner pengukur iklim organisasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner yang dikembangkan oleh Tsui et al. (1997) . Kuesioner ini

menggunakan skala 5 poin. Kuesioner ini terdiri dai 11 butir pertanyaan untuk

4 dimensi kinerja karyawan. Sudarmanto (2009) menyampaikan ada 4 kriteria

(33)

21

1. Kualitas adalah mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran

kualitatif keluaran mencerminkan tingkat kepuasan yaitu seberapa baik,

teliti dan tepat suatu hasil pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.

kriteria yang digunakan untuk mengukur hasil pekerjaan yang bersifat

kualitatif , antara lain : tingkat kesalahan, kerusakan,kecermatan.

2. Kuantitas adalah jumlah pekerjaan yang dihasilkan atau dicapai.

3. Penggunaan waktu dalam bekerja adalah jumlah waktu yang digunakan

secara efektif untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas, antara lain

diukur dengan tingkat ketidak hadiran, keterlambatan waktu kerja

efektif/jam kerja hilang

4. Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja yaitu memiliki kemampuan

Gambar

Tabel 1 .1
Tabel  1.2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kinerja karyawan di Bank Bukopin Cabang Medan...

Havizh Ihsan Ashshiddiq (0906539), “Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ” (Studi Persepsi Pada Karyawan PT. Jasa Marga Cabang Purbaleunyi

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, diantaranya adalah faktor iklim organisasi yang kondusif dan komitmen organisasional karyawan tetap tinggi, sehingga

“Pengaruh Kompetensi Dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATENi. KUTAI BARAT,

Melalui kuesioner tersebut peneliti mengetahui bahwa iklim organisasi berperan kuat terhadap kinerja karyawan PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Merdeka Palembang.. Hal ini

Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kinerja karyawan di Bank Bukopin Cabang Medan...

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa iklim komunikasi dalam organisasi (simultan-uji F) memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan di RSUP