• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP MELALUI Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Konsep Melalui Bermain Kartu Angka Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi Jimbung Klaten 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP MELALUI Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Konsep Melalui Bermain Kartu Angka Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi Jimbung Klaten 2012/2013."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA PADA KELOMPOK B

DI TK PERTIWI JIMBUNG KLATEN 2012 / 2013

DI SUSUN OLEH SURATIYEM

(2)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA PADA KELOMPOK B

DI TK PERTIWI JIMBUNG KLATEN 2012/2013

Oleh : SURATIYEM

Abstrak

Pembelajaran dengan klasikal ternyata hanya menghasilkan 52% anak yang nmampu mengenal konsep dengan baik. Padahal harapan guru adalah 80% dari jumlah anak yang mampu mengenal konsep

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal konsep melalui media kartu angkapada anak kelompok B di TK Pertiwi Jimbung kabupaten Klaten tahun ajaran 2012/2013

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan setting TK Pertiwi Jimbung Klaten Data tentang prilaku guru, perilaku siswa, dan situasi kelas dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, sedangkan data tentang kemampuan kognitif dikumpulkan dengan metode penugasan. Analisis data dengan tehnik analisis kritis untuk proses dan tehnik analisis komparatif untuk kemampuam kognitif dikumpulkam dengan nedia bermain kartu angka.

Kesimpulan hsil penelitian ini adalah bahwa penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuam kognitif dalam mengenal konsep pada anak Kelompok B di TK Pertiwi Jimbung Klaten. Adapun langkah-lanhkah penggunaan kartu angka yang berhasil sebagai berikut

(a) menyiapkan media sebelum anak memasukli ruangan, (b) menjelaskan terlebih dahulu kegiatan yang akan dilakukan, (c) menjelaskan media yang akan digunakan, (d) menkondisikan suasa yang menyenangkan dan memberi variasi kegiatan yang penunjang,(e) menugaskan anak menghubungkan gambar dengan lambang bilangan, (f) menugaskan anak secara individu dengan lembar kerja anak, (g) memberi motivasi anak yang belum mampu..

(3)
(4)
(5)

PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 – 6 tahun. Masa ini merupakan masa yang paling vital bagi kehidupan anak sebab apa yang terjadi pada masa kini akan menentukan perkembangan selanjutnya. Pada masa kini akan fisik dan mental anak berkembang secara pesat, kemampuan bahasa juga berkembang luar biasa.

Tujuan pendidikan anak usia dini adalah meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan selanjutnya (Tangyong, Agus dkk, 1994:2).

Banyak cara yang telah dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan pendidikan anak usia dini. Menurut Dit. PAUD Dekdiknas (2004:1). Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri, guru tentu saja, bisa menuntun anak-anak menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, ia harus menemukan sendiri. Dari uraian ini anak dibiarkan bebas untuk berkreatif.

Karena dunia anak adalah dunia bermain, maka dalam lembaga pendidikan dini (Taman Kanak-kanak) diberikan pelajaran yang dapat merangsang jiwa anak yaitu dengan bermain. Permainan pada anak Taman Kanak-kanak mempunyai pengaruh pada perkembangan pribadi anak itu sendiri. Perkembangan ungkapan kreatif, perkembangan aspek sosial dan lain-lain.

Fenomena yang berkembang saat ini adalah bahwa anak-anak masih banyak yang dikendalikan dan diarahkan oleh guru baik dengan kata jangan, tidak boleh dan sebagainya, maka dari itu jika fenomena ini dibiarkan terus maka kreativtias anak tidak akan muncul. Adapun pada saat ini belum semua guru memahami bagaimana membuat anak didik kita itu bisa berkreatif dan menunjukkan bakat yang mereka miliki.

(6)

sebagai latihan motorik halus dan motorik kasar dan anak dapat bergerak sesuia dengan irama musik dengan sendirinya tanpa disuruh atau meniru teman. Jadi anak ini mempunyai kepercayaan diri penuh.

Di TK Pertiwi Jimbung Klaten, permainan di Taman Kanak-kanak sudah berkembang sesuai dengan tahap perkembangan. Tetapi kenyataannya yang ada di taman kanak-kanak memajukan anak-anak TK kebanyakan belum dapat mengenal konsep dalam bermain. Hal ini terlihat saat anak disuruh bermain sendiri atau anak disuruh bergerak bebas sesuai dengan irama musik, kebanyakan anak hanya diam atau ada yang meniru temannya. Hal tersebut disebabkan karena guru taman kanak-kanak kurang memperhatikan anak-anak didiknya.

Demikian juga dalam kegiatan permainan kartu angka , untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak harus sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, maka guru TK harus menguasai permainan tertentu. Anak dilatih gerak dasar, sehingga dapat berkembang. Apabila guru kurang menguasai permainan ini maka anak TK juga akan terhambat.

Dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak TK sering mengalami kendala adalah hal-hal yang dapat menghambat perkembangan kemampuan kognitif anak, secara garis besar dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari luar anak itu sendiri yaitu terletak pada lingkungan (masyarakat, keluarga, sekolah).

Mengingat pentingnya kemampuan kognitif maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif dalam Mengenal Konsep Melalui Bermain Kartu Angka”. Dalam penelitian tindakan kelas ini dengan harapan anak dapat mengenal konsep bilangan yang belum mereka ketahui menjadi lebih mengetahui dengan menyampaikan pembelajaran melalui bermain kartu angka.

(7)

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui permainan kartu angka di TK Pertiwi Jimbung Klaten adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak di TK Pertiwi Jimbung Klaten dan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan kognitif anak melalui Permainan kartu angka.Ada dua yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu 1. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang upaya peningkatan kemampuan kognitif anak melalui permainan kartu angka.2. Menambah wacana manfaat permainan kartu angka dalam mengembangkan kognitif anak.3. Sebagai dasar dalam pemilihan jenis permainan yang dapat meningkatkan kognitif anak.Sebagai dasar dalam penyediaan sarana prasarana pembelajaran.Menjadi acuan bagi guru dalam menentukan metode pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan kognitif.

Menjadi suasana yang menyenangkan bagi anak Meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui bermain kartu angka.

Metode Penelitian

Setting penelitian tindakan kelas ini meliputi, tempat penelitian dan waktu penelitian, sebagai berikut: (1) Tempat Penelitian dilakukan di TK Pertiwi Jimbung Klaten.. Sekolah ini dipimpin oleh Suratiyem sebagai kepala sekolah, yang membawahi 1 guru. 1 orang guru tadi mengajar TK Pertiwi Jimbung menemani kepala sekolah. (2) Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2012-2013 pada semester I.

Dalam penelitian tindakan kelas ini mengambil sampel semua anak TK Pertiwi Jimbung Klaten yang berjumlah 16 anak yang memiliki kemampuan dan daya tangkap yang berbeda-beda. Tetapi dengan adanya penelitian tindakan kelas ini anak-anak dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya.Variabel dalam penelitian peningkatan kemampuan kognitif anak dalam mengenal konsep melalui media kartu angka dapat di jabarkan sebagai berikut :

(8)

pemunculan gejala yang dimaksud (Arikunto, 2006:159 ).Check list merupakan salah satu metode untuk memperoleh data yang berbentuk daftar yang berisi pernyataan dan pertanyaan yang ingin diselidiki dengan memberi tanda cek oleh individu / kelompok. Kegunaan check list bagi peneliti. Check list digunakan peneliti mencatat hasil observasi anak didik tentang kemampuan belajar membaca awal anak didik dengan menggunakan tanda check ( √ ). Check list berisi tentang beberapa butir amatan yang diharapkan dapat dikuasai oleh anak didik. (2) Catatan Lapangan adalah catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan ditulis secara rinci, cermat, luas dan mendalam dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti tentang aktor, aktivitas ataupun tempat berlangsungnya kegiatan tersebut. Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat dalam sebuah penelitian etnografi dari lapangan. Bersifat deskriptif (sesuai yang diamati) atau refiektif (mengandung penafsiran peneliti). Catatan lapangan mencakup kesan dan penafsiran subjektif. Misalnya pelajaran lebih baik, perilaku kurang perhatian (http://remenmaos.blogspot.com).

(9)

demikikan sebagai yang dialami masa lalu. Memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang. Memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi), dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Interview dalam penelitian dilakukan kepada guru dan anak didik. (c) Dokumentasi, Menurut Guba dan Lincoln dalam dokumen ialah setiap bahan tertulis maupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen terdiri dari dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen resmi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Dokumen resmi terbagi dalam dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dokumen yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data tentang identitas anak, dan profil sekolah.

Analisis Data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstaksikan, mengorganisasikan data secara sistemetis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian (http://remenmaos.blogspot.com/). Data observasi yang sudah terkumpul akan diolah peneliti dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Memberi nilai / skor adalah memberi nilai / skor pada setiap butir amatan yang

terdapat tanda check (√) sesuai ketentuan sebagai berikut: (1) Apabila anak dapat menguasai butir amatan yang ada pada kolom, maka peneliti akan mencantumkan

(10)

yang dikuasai anak. (3) Menghitung hasil data adalah menghitung hasil data tentang motivasi belajar bahasa anak dengan menerapkan media kancing baju dalam prosentase. Cara menghitung prosentase tersebut sebagai berikut : (a) Skor maximum 12, (b) Skor minimum 0, (c) Prosentase pencapaian

anak: x100

an amat butir ximum ma Skor anak didapat yang an amat butir Skor

Membandingkan hasil prosentase adalah membandingkan hasil prosentase pencapaian setiap anak, dengan skor maximum pada setiap siklus yang telah ditentukan oleh peneliti. Penelitian pada siklus I akan berhasil jika 80 % anak di kelas sudah mencapai skor maxsimum yang telah ditentukan pada setiap siklus (siklus I 60 %, siklus II 70 %, siklus III 80 %).

Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Menurut M.B Miles dan A.M Hubernan (dalam Patilima 2005 :100) proses analisis interaktif dibagi menjadi 4 (empat) tahap. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut: Pengumpulan DataMerupakan pengelompokan data-data yang dibutuhkan dalam mendukung proses penelitian berdasarkan kriteria tertentu untuk mencari data-data yang diinginkan. (a) Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. (b) Penyajian Data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Tujuan akhir dari setiap penelitian adalah mendapatkan kesimpulan mengenai apa yang telah disampaikan dengan hasil penelitian. Dengan diperolehnya kesimpulan maka masalah dalam penelitian yang disajikan, dibahas, dan dicarikan jalan keluarnya akan nampak dengan jelas.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

(11)

Setelah dilaksanakan pembelajaran kognitif dalam mengenal konsep dengan bermain kartu angka terlihat respon anak di TK Pertiwi Jimbung, Klaten tahun pelajaran 2012/2013 sangat baik, yaitu anak terlihat lebih tertarik dan berminat dalam pembelajaran dan anak lebih aktif dan antusias dalam bertanya dan bekerja sama dengan temannya. Tidak terlihat lagi anak yang kurang memperhatikan pembelajaran, ramai sendiri, dan mengobrol sendiri seperti pada kondisi awal. Dengan menggunakan kartu angka, anak lebih suka untuk media pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran kartu angka pada anak.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu angka. Pada pra siklus ketuntasan anak dalam mengenal konsep saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau 25%, pada siklus I putaran I dengan menggunakan media kartu angka yang baik 6 anak atau 57%, siklus I putaran kedua yang baik 8 anak atau 67%. Dengan menggunakan media kartu angka ketuntasan anak dalam mengenal konsep saat pembelajaran di siklus II putaran I ada 10 anak 71%, siklus II putaran kedua yang tergolong baik ada 12 anak atau 75%.

Berdasarkan peningkatan setiap siklus maka dapat disimpulkan bahwa media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal konsep anak di TK Jimbung Klaten. Hal ini sesuai dengan pendapat Anggani Sudono (2000 : 7) yang mengatakan bahwa permainan yang digunakan oleh anak untuk memenuhi naluri dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui berbagai metode salah satunya bermain kartu angka.

Pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran telah ada kemajuan pada semua kegiatan sehingga evaluasi dan refleksi telah diterapkan oleh guru dengan baik. Pada siklus II dapat dikatakan bagus karena telah berhasil meningkatkan persentase keberhasilan belajar anak karena telah memenuhi target ketuntasan belajar anak sebesar 75% sehingga pembelajaran dapat dikatakan berhasil pada siklus II ini.

(12)

berhasil meningkatkan persentase ketuntasan belajar anak karena telah memenuhi target belajar anak sebesar 75% sehingga pembelajaran dapat dikatakan berhasil pada siklus II ini.

Berdasarkan Sanjaya (2006: 107) bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil bila setidaknya 75% peserta didik terlibat secara aktif, antusias, motivasi baik secara fisik, mental, ataupun sosial selama proses pembelajaran. Selain itu, anak didik juga harus menunjukkan kegairahan tinggi terhadap pembelajaran. Dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil bila setidaknya terdapat 75% anak didik yang mengalami perubahan positif dan output yang bermutu tinggi.

Berdasarkan keberhasilan penelitian ini melalui siklus I dan siklus II dengan menggunakan media kartu angka, maka hipotesis yang mengatakan Peningkatan kognitif dalam mengenal angka pada anak kelompok B di TK Pertiwi Jimbung, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 terbukti kebenarannya.

(13)

putaran kedua sebesar 92% dan rata-rata kemampuan mengenal konsep sebesar 84 diatas 84% menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran siklus II putaran II telah berhasil.

(1). Berdasarkan keberhasilan pembelajaran melalui siklus I dan siklus II dengan menggunakan media kartu angka, maka dapat disimpulkan bahwa “Melalui Media Kartu Angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep anak kelompok B di TK Pertiwi Jimbung II Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013. dapat tercapai. (2) Langkah-langkah pembelajaran dengan media kartu angka adalah sebagai berikut: (a). Guru merencanakan pembelajaran terlebih dulu. (b) Guru membagi menjadi 4 kelompok untuk memudahkan penelitian yang dilaksanakan. (c) Pemberian reword pada anak yang menyelesaikan pembelajaran membuat anak tambah semangat dalam belajar. (d) Motivasi yang diberikan pada anak yang belum mau atau tidak selesai mengerjakan tugasnya menjadikan anak bertambah tertarik dengan permainan kartu angka.

Media kartu angka merupakan suatu cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk permainan dari guru kepada anak didik dan berfungsi untuk membantu perkembangan kognitif dan befikir anak serta memotivasi anak untuk cinta menghitung. Media kartu angka adalah salah satu media pengembangan kognitif yang dapat mengembangkan beberapa aspek fisik atau psikis anak TK sesuai dengan tahap perkembangan (Dhiene, 2005:50).

Manfaat yang dapat diambil dari media kartu angka di Taman Kanak-Kanak adalah melatih daya tangkap, dan daya pikir, daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi atau daya imajinasi bagi anak, menciptakan suasana yang menyenangkan dan akrap di ruang kelas, mengembangkan perbendaharaan angka anak.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis kandungan pati resisten tersebut pada kacang koro pedang yang telah dibuat menjadi tahu, serta melakukan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui data konkrit apakah pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat meningkatkan minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) sistem akuntansi penerimaan kas Static Car Wash memiliki spesifikasi sebagai berikut: (a) fungsi yang terkait dengan penerimaan kas ada

mikroklimatik meliputi suhu, kelembaban, THI (temperatur humidity index), dan kecepatan angin terhadap suhu rektal ayam broiler dan performa produksi ayam broiler,

Tabel 5 menunjukan bahwa sebelum penanaman ubi jalar (Subroto 2014), perlakuan FS+FW nyata meningkatkan KTK dibandingkan dengan kontrol, sedangkan setelah panen

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, masalah penelitian ini sebagai berikut. Kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II A SD Negeri 1 Pedes

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendiskripsikan bentuk aspek gramatikal pengacuan demonstratif waktu yang ada pada rubrik kisah sahabat dalam majalah nurani edisi september 2011,

Pretreatment kolagen kulit ikan tongkol diperoleh perlakuan terbaik yaitu dengan perendaman larutan NaOH 0,05 M selama 12 jam dengan nilai konsentrasi protein non-kolagen