• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

DI SMA NEGERI JATINANGOR

(Studi Eksperimen di Kelas XI IPS SMA Negeri Jatinangor )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat MenempuhUjian Sidang Sarjana

Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

NISSA TRYANA LESTARI

NIM. 0901631

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

DI SMA NEGERI JATINANGOR

(Studi Eksperimen di Kelas XI IPS SMA Negeri Jatinangor )

Oleh:

Nissa Tryana Lestari

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© 2015 Nissa Tryana Lestari

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

(3)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(4)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

(5)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

DI SMA NEGERI JATINANGOR

Penulis 1: NissaTryana Lestari Penulis 2: Kurjono

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diperoleh setelah penerapan model pembelajaran explicit instruction. Metode penelitian yang diterapkan adalah kuasi eksperimen. Desain eksperimen kuasi yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, dengan populasi siswa kelas XI IPS di SMA N Jatinangor. Sampel yang diambil adalah siswa pada kelas XI IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes dalam bentuk uraian dengan jumlah 10 soal. Tahap uji instrumen yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji reliabilitas, uji validitas, tingkat kesukaran dan uji daya pembeda. Teknik analisa data yang digunakan adalah menentukan rata-rata dan standart deviasi, menghitung normalitas dan uji hipotesis uji t.

Hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata siswa kelas eksperimen = 80,47 dengan SD = 9,65 dan nilai rata-rata siswa kelas kontrol 71,77 dengan SD = 9,94. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan uji t, pada taraf signifikan (taraf

kepercayaan) α = 0,05. Dari data perhitungan hipotesis diperoleh thitung = 6,91 dan ttabel = 1,99. thitung> ttabel yaitu 6,91 > 1,99 dengan kata lain Ha diterima.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen setelah dilakukan penerapan model Explicit Instruction. Dengan demikian model pembelajaran explicit instruction berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

(6)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

DI SMA NEGERI JATINANGOR

By : NissaTryana Lestari Advisor by :( Kurjono)

ABSTRACT

This purpose of this research is to determine the differences in learning outcomes of students in the control class and experimental class obtained after the application of learning models explicit instruction. The research which has used was a quasi-experimental. Quasi experimental design used is Nonequivalent Control Group Design, with a population of students of class XI IPS in SMA N Jatinangor. Samples taken are students in class XI IPS 1 as an experimental class and class XI IPS 2 as a control. The instrument used was a test in the form of description of the number of 10 questions. Instrument test phase is done by using a reliability test, validity test, level of difficulty and test distinguishing features. Data analysis technique used is to determine the average and standard deviation, calculate the normality and the test t test hypotheses.

Results of analysis of data obtained by the average value of the experimental class students with SD = 80.47 = 9.65 and average value control class 71.77 with SD = 9.94. The hypothesis in this study were tested by t test, at significance level (confidence level) α = 0.05. Hypothetical calculation of the data obtained t = 6.91 and table = 1.99. thitung> ttable ie 6.91> 1.99, in other words Ha accepted. The result of the research it can be concluded that there are differences in learning outcomes in the experimental class after the application of the model Explicit Instruction. Thus the learning model explicit instruction effect on student learning outcomes.

(7)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya, serta Shalawat dan Salam kepada Nabi Muhammad Saw,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pengaruh Model Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri Jatinangor”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat menempuh ujian sidang sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Akuntansi.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil

belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diterapkan model Explicit Instruction. Dengan adanya penelitian ini diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi dengan penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dapat lebih meningkat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Dr. Kurjono, M.Pd.

sebagai pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan pada skripsi ini.

Berkat nasehat, arahan dan sarannya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Bandung, November 2015

(8)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah

mencurahkan segala nikmat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri Jatinangor”. Sebagai salah

satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia. Shalawat serta salam semoga

tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan yang

berbahagia ini penulis ingin menyucapkan banyak terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. H. Furqon, M.A, Ph.D, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia

2. Dr. H. Edi Suryadi, M.Si, Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

3. Dr.Hj. Meta Arief, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

Univrsitas Pendidikan Indonesia periode tahun 2015 – 2020

1. Dr. Kurjono, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi periode tahun

2013 – 2015, sekaligus juga sebagai Dosen Pembimbing yang senantiasa

meluangkan waktu dalam membimbing penyusunan skripsi ini dengan sangat

sabar dan memberikan pengarahan serta motivasi sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

2. Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan tuntunan saran dan motivasi yang sangat bermanfaat selama

(9)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Seluruh dosen beserta staf Program Studi Pendidikan Akuntansi, yang telah

memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan baru kepada penulis selama

menempuh pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia

5. Seluruh staf dan karyawan bagian Akademik di Fakultas Pendidikan Ekonomi

dan Bisnis yang telah membantu kelancaran administrasi dari awal sampai

akhir perkuliahan.

6. Drs. Ade Rohaendi, M.Si, Kepala Sekolah SMA Negeri Jatinangor yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Drs. Rahmat Sobarna, Wakasek Sarana sekaligus guru akuntansi yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada kelas XI IPS

8. Wetty Arnani, S.Pd selaku guru pamong yang telah membimbing dan

memberikan arahan selama penelitian berlangsung di sekolah atas bantuan

dan bimbingannya

9. Terima kasih terbesar untuk kedua orang tua tercinta Ibu Siti Hasanah dan

Bapak Syarifuddin Hadjar Santoso yang tak henti-hentinya memberikan doa,

dukungan dan motivasi disaat penulis merasa lelah untuk berjuang, merekalah

dorongan terbesar yang membangkitkan semangat itu sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

10.Untuk adik tercinta Mega Intan Lestari dan dua kakak tersayang Hadiyanto

Purnama, Adjeng Mei Lestari. Dan dua kakak ipar Anggia Dewi R dan Ilham

yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan agar penulis dapat

secepatnya menyelesaikan skripsi ini.

11.Untuk 3 keponakan tercinta, terkasih, tersayang Arkaan Fildzah Nathan,

Fathina Uzma Azalia, Ariq Sabqi Nararya

12.Untuk orang terkasih Taufiq Hidayat, ST yang telah sabar menunggu,

memberikan semangat terus menerus, dukungan dan motivasi kepada penulis

(10)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

13.Untuk orang tersayang Tia Hardiyanti yang telah senantiasa menghibur

penulis dikala sedang jenuh dengan skripsi. Neng yanti bisa membangkitkan

kembali semangat itu. Juga bantuannya selama ini. Makasih tia hardiyantiiii

titikdua bintang.

14. Untuk sahabat-sahabat terkasih (Hani Hanipah, Dini Sundari Sukoco, Nanda

Noordiana Rahmah, Riska Olivia Febriana, Fathdya Novianti SS, Wati

Novitasari, Sofi Afifah, Ria Fathya Luqman, Shofia Nur Ramadhani, Inka

Noor Aulia, Ayu Surya, Tyra, Thiara Dwi Hapsari, Dewi Pratiwi, Sisca, Eko

Wahyudi) yang dalam suka maupun duka selalu ada dan selalu memberikan

semangat, doa terbaik. Semoga selalu menjadi sahabat terbaik.

15.Teman-teman KKN LH desa Galihpakuwon kecamatan limbangan atas

motivasinya selama ini.

16.Teman-teman PPL SMAN 2 Cimahi

17.Seluruh siswa siswi kelas XI IPS, khususnya XI IPS 1 dan XI IPS 2 yang

(11)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitiam ... 9

1. Manfaat Teoritis ... 9

2. Manfaat Empiris ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran... 10

1. Definisi Belajar ... 10

2. Definisi Pembelajaran ... 12

B. Model Pembelajaran ... 13

C. Model Explicit Instruction ... 16

D. Hasil Belajar Akuntansi ... 25

E. Penelitian Terdahulu ... 28

F. Kerangka Pemikiran ... 30

(12)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian ... 34

1. Metode Penelitian ... 34

2. Desain Penelitian ... 34

B. Operasional Variabel... 35

C. Populasi dan Sampel ... 36

1. Populasi ... 36

2. Sampel ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 38

1. Analisis Data ... 38

2. Pengujian Hipotesis ... 45

a) Uji Normalitas ... 45

b) Uji t ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian ... 50

1. Sejarah dab Perkembangan Sekolah ... 50

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri Jatinangor ... 50

3. Sarana Proses Belajar Mengajar (PBM) ... 52

B. Hasil Pengolahan Data ... 52

1. Hasil Pretest pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 52

2. Hasil Post-Test pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

3. Uji Normalitas Data ... 61

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 70

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 77

B.Saran ... 77

(13)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 ... 3

Tabel 2.1 ... 19

Tabel 3.1 ... 36

Tabel 3.2 ... 40

Tabel 3.3 ... 42

Tabel 3.4 ... 43

Tabel 3.5 ... 43

Tabel 3.6 ... 45

Tabel 3.7 ... 45

Tabel 3.8 ... 46

Tabel 4.1 ... 59

Tabel 4.2 ... 60

Tabel 4.3 ... 62

Tabel 4.4 ... 65

Tabel 4.5 ... 66

Tabel 4.6 ... 69

Tabel 4.7 ... 70

(14)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ... 12

Gambar 4.1 ... 53

Gambar 4.2 ... 57

Gambar 4.3 ... 58

(15)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

(16)

1

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia hal terpenting yang harus dipenuhi salah

satunya adalah pendidikan. Karena salah satu sifat dasar manusia adalah

keingintahuannya akan hal-hal baru untuk menuju kehidupan yang lebih baik,

baik dari segi jasmani, rohani, spiritual, ataupun kematangan berfikir. Melalui

pendidikan peserta didik mampu mengembangkan kemampuan dan potensi yang

ada dalam dirinya. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam konteks pendidikan proses pembelajaran merupakan sebuah inti

dari proses pendidikan secara keseluruhan. Beberapa komponen yang melekat

pada pendidikan di antaranya adalah kurikulum, guru dan siswa. Guru memiliki

peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran. Dalam

proses pembelajaran keberadaan guru sangatlah dibutuhkan, karena guru yang

menentukan, apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak, dan bagaimana

kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.

Untuk menjalankan tugasnya, seorang guru sangat memerlukan

pengetahuan dan keterampilan dasar yang memadai sesuai dengan perkembangan

zaman. Pengetahuan dan keterampilan dasar seorang guru dalam kegiatan belajar

mengajar harus mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik sesuai dengan

tujuan pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh Trianto (2010:5) bahwa:

(17)

2

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes dan nontes.

Upaya-upaya guru dalam mengatur dan memberdayakan berbagai

alternatif dalam perencanaan pembelajaran, merupakan bagian penting dalam

keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu pemilihan

model, strategi dan pendekatan dalam mendesain model pembelajaran yang

berguna dalam mencapai iklim PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

Menyenangkan) adalah tuntutan yang harus diupayakan oleh guru.

Keanekaragaman model pembelajaran saat ini merupakan salah satu upaya

guru dalam menyediakan berbagai alternatif dalam strategi pembelajaran yang

hendak disampaikan, agar selaras dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif

dan psikomotor peserta didik.

Pembelajaran akuntansi mencakup ranah perilaku kognitif dan afektif.

Sehingga akuntansi merupakan pelajaran yang memerlukan tingkat kognitif yang

tinggi. Maka hasil belajar yang diharapkan muncul dalam pembelajaran akuntansi

adalah siswa terampil dalam membukukan, mengikhtisarkan dan melaporkan

kegiatan ekonomi dalam suatu perusahaan. Namun, keterampilan akuntansi yang

diharapkan tidak didukung oleh hasil belajar yang baik. Pada saat proses belajar

mengajar akuntansi berlangsung, kendala yang sering dihadapi oleh guru yaitu

dengan adanya berbagai perilaku seperti siswa yang malas, bosan akan pelajaran,

mengantuk, membolos dan sebagainya. Dari sekian banyak persoalan dalam

pelajaran akuntansi, seorang guru dituntut untuk menyampaikan materi

pembelajaran kepada siswa secara tuntas agar siswa tersebut dapat menguasainya

dengan baik yang diperlihatkan oleh hasil belajar siswa tersebut. Hal ini bukan

merupakan perkara mudah bagi seorang guru mengingat bahwa setiap siswa

memiliki perbedaan sehingga memerlukan penanganan yang berbeda pula. Salah

satu upaya guru untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan

(18)

3

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil observasi penulis di SMA Negeri Jatinangor pada saat

pelajaran akuntansi berlangsung, aktivitas siswa kurang aktif dalam merespon

informasi mengenai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa

tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai materi-materi pelajaran

akuntansi yang disampaikan. Pada saat tes hasil belajar dilakukan, siswa tidak

mampu menjawab pertanyaan dengan baik dan menyebabkan hasil belajar yang

diperoleh siswa rendah. Dapat terlihat dari hasil ujian tengah semester (UTS)

siswa pada kelas XI IPS di SMA N Jatinangor. Data nilai rata-rata hasil UTS yang

diperoleh dari sekolah tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Nilai Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri Jatinangor No. Kelas Jumlah

Siswa

Nilai Rata

– Rata

Siswa yang memenuhi KKM Persentase siswa yang memenuhi KKM KKM

1 XI IPS 1 37 67,71 16 43,24 % 75

2 XI IPS 2 37 66,95 14 37,84 % 75

3 XI IPS 3 36 71,72 19 52,78 % 75

4 XI IPS 4 37 71,62 20 54,06 % 75

Persentase rata-rata siswa yang memenuhi KKM 47,03 %

Sumber: Daftar nilai Kelas XI IPS di SMA Negeri Jatinangor (SKBM=75) Berdasarkan Tabel 1.1 dapat terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas XI

IPS pada mata pelajaran akuntansi masih rendah. Hasil tersebut dikatakan rendah

karena persentase rata-rata siswa yang sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) sebesar 47,03%. Sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM

mencapai 52,97%. Rendahnya pencapaian hasil belajar siswa akan berdampak

buruk pada proses pembelajaran akuntansi. Karena pembelajaran akuntansi

merupakan pembelajaran tuntas, proses pembelajarannya merupakan suatu siklus

sehingga keterampilan satu berkaitan dengan keterampilan lain.

Dampak dari rendahnya hasil belajar siswa, banyak siswa yang harus

mengikuti perbaikan. Dengan mengulang kembali materi mengenai tahap

(19)

4

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

perbaikan, maka siswa akan merasa sedikit kesulitan untuk memahami materi ajar

selanjutnya yaitu tahap pengikhtisaran siklus akuntansi perusahaan jasa.

Menurut Osborne & Wittrock (dalam Nugroho, 2008) “rendahnya kualitas

hasil belajar akuntansi merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia

pendidikan di Indonesia”. Beberapa faktor yang dianggap penyebab dari

rendahnya kualitas hasil belajar, diantaranya yaitu minat, perhatian yang rendah

dalam pembelajaran, kurangnya motivasi yang muncul dari dalam diri siswa

untuk lebih memperhatikan pelajaran dan cara mengajar guru saat pembelajaran.

Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh

guru disebabkan guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Dimana dalam proses pembelajarannya guru kurang melibatkan siswa secara aktif

sehingga suasana pembelajaran lebih bersifat monoton dan membosankan. Maka

dari itu, usaha untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi sangat perlu dilakukan.

Salah satunya dengan melakukan pendekatan kepada guru untuk merancang suatu

alternatif pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran aktif.

Menurut teori belajar konstruktivisme, belajar adalah proses dimana siswa

membangun pengetahuan yang dimilikinya. Untuk itu maka perlu diadakan

rekayasa interaksi pembelajaran oleh guru, supaya proses belajar mengajar lebih

menyenangkan. Dengan adanya rekayasa interaksi pembelajaran diharapkan guru

mampu membangun minat dan motivasi yang ada pada diri siswa, serta membantu

siswa agar dapat belajar aktif.

Guru yang peduli atas keberhasilan siswa akan berusaha membangkitkan

semangat siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga, dapat tercapai hasil belajar

yang maksimal. Untuk itu diperlukan perhatian dan bimbingan guru dalam

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan guna membantu siswa

memahami akuntansi.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, seorang guru harus dapat

merencanakan model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih tertarik terhadap

(20)

5

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kurikulum dan potensi siswa merupakan kemapuan dan keterampilan dasar yang

harus dimiliki guru.

Seperti yang dikemukakan oleh Senjaya (2007:125) bahwa :

Pemilihan model atau strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membantu guru dan siswa dalam peningkatan hasil belajar.

Dalam pemilihan model pembelajaran seorang guru harus dapat

memperhatikan tujuan dari pembelajaran, alokasi waktu, lingkungan belajar serta

tahap-tahap pengelolaan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Kardi dan

Nur (2000: 8) “Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang

akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”.

Tujuan dari pemilihan model pembelajaran adalah supaya terdapat

kesesuaian antara materi pembelajaran dengan model pembelajaran yang tepat.

Semakin tepat model pembelajaran dengan karakteristik pembelajaran akuntansi

maka diharapkan pembelajaran tersebut semakin menyenangkan, sehingga

dampaknya apabila pembelajaran akuntansi direspon dengan baik oleh siswa

maka diharapkan hasil belajar juga akan meningkat.

Karakteristik dari mata pelajaran akuntansi yaitu, belajar konsep dan

pengetahuan prosedural, selain itu juga mengasah keterampilan akuntansi

(Vocational Accounting). Diantaranya, siswa harus memahami rangkaian siklus

akuntansi secara bertahap mulai dari pencatatan bukti transaksi, membuat jurnal,

memposting ke buku besar, membuat neraca, sampai dengan menyusun laporan

keuangan.

Arends (2001: 24), menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan

praktis digunakan guru dalam mengajar, salah satunya yaitu model pengajaran

langsung (direct instruction) atau sekarang lebih dikenal dengan model

(21)

6

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

Menurut Slavin (dalam Trianto, 2009) mendefinisikan “explicit instruction sebagai sebuah pendekatan mengajar di mana pembelajaran berorientasi pada

tujuan (pembelajaran) dan distrukturisasi oleh guru”. Apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk

mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap

penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa,

pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan,

memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau

keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.

Kembali ke tujuan-tujuan pembelajaran yang dapat dicapai bila

mengimplementasikan model pembelajaran langsung (explicit instruction), model

pembelajaran ini dirancang khusus untuk mengembangkan pembelajaran siswa

baik yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural maupun pengetahuan

deklaratif yang tersusun dengan baik dan dapat diajarkan selangkah demi

selangkah.

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya

keterlibatan siswa, terutama memperhatikan saat-saat demonstrasi dilakukan oleh

guru, memberikan kesempatan resitasi (tanya jawab) untuk klarifikasi dan

penguatan. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sesuai akan

mendorong implementasi explicit instruction yang dilakukan oleh guru dapat

sukses.

Selain itu, pada saat menerapkan model pembelajaran explicit instruction dalam pembelajaran akuntansi, siswa dibimbing untuk melakukan proses

pembelajaran akuntansi secara bertahap dimulai dari pengidentifikasian,

(22)

7

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

siswa lebih mudah dalam mengingat dan memahami materi yang disampaikan.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran juga dapat terlihat pada saat tanya jawab,

dan latihan terbimbing. Keterlibatan siswa saat pembelajaran berlangsung sangat

diharapkan dapat terjadi, karena dalam tahapan ini guru dapat melihat sejauh

mana siswa mengerti materi yang disampaikan.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh

siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran explicit instruction. Salah satu hasil yang diperoleh dari penelitian terdahulu yaitu oleh Noni Angeline

Yunita yang berjudul “peningkatan hasil belajar siswa menggunakan

media Power Point dan Animasi Berbasis Macromedia Flash dengan model Explicit Instruction pada mata pelajaran Desain Grafis kelas XI IPA 1 dan

IPA 2 di SMA Negeri 11 Yogyakarta” hasil penelitian menunjukkan bahwa

Model Explicit Instruction pada mata pelajaran desain grafis menggunakan

media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 11 Yogyakarta yang diterapkan dalam materi penggunaan perangkat lunak

pembuat animasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil

belajar siswa dari nilai rata-rata 82.37 pada tahap pre-test menjadi 89.11 pada

tahap siklus I, dan menjadi 93.11 pada siklus II. Penelitian serupa juga pernah

dilakukan oleh Hilda Aini Siregar yang berjudul “Pengaruh Model Explicit Instruction terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X di SMK Negeri 1 Binjai”, dengan kesimpulan bahwa hasil belajar yang diajarkan dengan model

Explicit Instruction lebih tinggi daripada hasil belajar akuntansi yang diajarkan

dengan metode konvensional di SMK Negeri 1 Binjai Tahun Ajaran 2011/2012.

Dengan demikian penerapan model pembelajaran explicit instruction dirasa mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Explicit Instruction Terhadap Hasil

(23)

8

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah Penelitian

Sesuai dengan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat di

identifikasi beberapa permasalahan yang muncul pada saat proses belajar

akuntansi berlangsung, siswa kurang aktif dalam merespon informasi mengenai

materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa tidak memiliki

pemahaman yang cukup mengenai materi-materi pelajaran akuntansi yang

disampaikan, secara umum siswa masih merasa kesulitan dalam memecahkan soal

akuntansi, dan adanya gejala siswa kurang termotivasi untuk mengikuti

pembelajaran akuntansi, sehingga keberhasilan yang ingin dicapai oleh guru

sedikit terhambat. Hal tersebut juga ditunjukan oleh pencapaian hasil belajar

siswa yang masih di bawah rata-rata. Benyamin Bloom mengemukakan tiga

faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif,

motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah

kualitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terkait dengan model

pembelajaran yang digunakan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi

belajar menurut Muhibbinsyah (dalam Amri, 2013:26) yaitu:

1. Faktor internal, meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa 2. Faktor eksternal, meliputi kondisi lingkungan di sekitar siswa

3. Faktor pendekatan belajar, merupakan jenis upaya yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut jelas kiranya, kurangnya guru

dalam melakukan inovasi strategi pembelajaran menggunakan model

pembelajaran aktif, membuat siswa merasa bosan saat pembelajaran berlangsung,

hal itu merupakan suatu kendala terhadap pencapaian hasil belajar yang

diharapkan, sehingga kondisi ini menyebabkan kurang optimalnya proses belajar

akuntansi. Oleh karena itu, pendekatan belajar yang diupayakan guru harus dapat

mengajak siswa secara aktif dalam pembelajaran. Pemberian materi terhadap

(24)

9

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah gambaran hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan

model pembelajar explicit instruction dan hasil belajar siswa di kelas yang

tidak menggunakan model pembelajaran explicit instruction.

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi

antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diterapkan model

pembelajaran explicit instruction.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai untuk menjawab masalah penelitian

yang diajukan dalam rumusan masalah yaitu:

a. Memperoleh gambaran hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan

model pembelajaran explicit instruction dan hasil belajar siswa di kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran explicit instruction.

b. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen setelah diterapkan model pembelajaran explicit instruction.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi 2 kategori yaitu:

1. Manfaat teoritis (akademik)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan,

pengalaman berpikir dalam memecahkan masalah yang berhubungan

dengan pendidikan dan pembelajaran. Khususnya tentang hasil belajar

siswa dalam penerapan model pembelajaran explicit instruction dalam pelajaran akuntansi.

(25)

10

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

a. Bagi siswa, diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar

akuntansi menggunakan model explicit instruction

b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan bagi guru mengenai model

explicit instruction dan hubungan dengan hasil belajar, sehingga guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran akuntansi

yang akan semakin memotivasi siswa untuk belajar karena partisipasi

aktif dalam proses pembelajaran

c. Bagi sekolah, dapat memberikan manfaat bagi sekolah sebagai

referensi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang ditunjukan

oleh keberhasilan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran

akuntansi.

d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui

(26)

34

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen

semu. Penelitian eksperimen semu, dilakukan untuk menguji hipotesis tentang ada

atau tidaknya pengaruh suatu tindakan bila dibandingkan dengan tindakan lain

dengan pengontrolan variabelnya sesuai dengan kondisi yang ada (situasional).

Dalam penelitian ini yaitu membandingkan hasil belajar akuntansi siswa antara

kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu pedoman dalam proses penelitian yang

akan berguna untuk menentukan pola dalam suatu penelitian. Sesuai dengan

pengertiannya desain merupakan suatu rancangan/pola. Desain penelitian disini

digunakan untuk menentukan pola dalam suatu penelitian yang berisi penjelasan

secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan

masalah, tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai

rancangan analisis data.

Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan mengacu pada

metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2008:107) “Penelitian

eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

(27)

35

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

yang diberikan perlakuan model pembelajaran explicit instruction (X) dan kelompok yang tidak diberikan perlakuan khusus.

Desain penelitian yang digunakan adalah disain eksperimen dengan

metode Quasy Experimental Design, desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010: 112)

Desain eksperimen kuasi yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Sugiyono (2010: 114) mengemukakan bahwa “desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya ada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.

Bentuk pola dari nonequivalent control group design adalah sebagai berikut:

(Sugiyono, 2010 : 114)

Keterangan:

X : Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction (Treatment)

01 : Pretest Kelompok Eksperimen

02 : Posttest Kelompok Eksperimen

03 : Pretest Kelompok Kontrol

04 : Posttest Kelompok Kontrol

Dalam penelitian ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol yang keduanya diberikan pretest (O1 dan O3) untuk mengetahui keadaan awal hasil belajar siswa. Selanjutnya kelompok eksperimen diberi

perlakuan Model Pembelajaran Explicit Instruction (X) sementara kelompok kontrol tidak diberi perlakuan khusus. Kemudian kelas eksperimen dan

kelompok kontrol diberikan posttest (O2 dan O4) untuk mengetahui apakah 03 04

(28)

36

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ada perbedaan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran

explicit instruction.

B. Operasional Variabel

Operasional variabel disini dilakukan untuk membatasi pembahasan pada

fokus penelitian yang akan diawasi saja. Variabel penelitian menurut Sugiyono

(2010: 59) “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan ditarik kesimpulan”.

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah hasil belajar, sebab

dalam penelitian ini hanya melibatkan satu variabel yaitu hasil belajar siswa yang

telah diberikan treatment yaitu penerapan model pembelajaran Explicit Instruction, dimana nantinya akan di bandingkan dengan hasil belajar siswa yang tidak diberikan treatment. Berikut disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Penelitian

Konsep Teoritis Indikator Skala

Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam individu sebagai hasil dari

aktivitas dalam belajar. (Djamarah dan Zain, 2002: 80)

Nilai rata-rata pre-test dan post-test

Siswa setelah diberikan treatment.

Interval

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(29)

37

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengertian populasi tersebut, maka yang akan menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA N

Jatinangor yaitu XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan XI IPS 4.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004: 56). Untuk menentukan jumlah

sampel, pada dasarnya ada dua jenis teknik sampling yang dapat digunakan

yaitu probability sampling dan non probability sampling. Namun pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik non probability sampling yaitu Purposive Sampling dimana teknik penentuan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa pada kelas XI

IPS 1 dan kelas XI IPS 2. Sampel ini diambil karena jumlah siswa pada kelas

XI IPS 1 dan XI IPS 2 sama yaitu 37 siswa, dan nilai rata-rata hasil UTS pada

kedua kelas tersebut juga tidak jauh berbeda, selain itu guru akuntansi di

SMAN Jatinangor merekomendasikan kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2

untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian ini, kelas

XI IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Reksoatmodjo (2009: 13) “pengumpulan data mencakup upaya

menyederhanakan dan menyusun data ke dalam bentuk-bentuk yang mudah dipahami”. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes. Teknik tes dalam penelitian ini berupa soal uraian yang diberikan kepada siswa untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman materi akuntansinya.

Menurut Arikunto (2009:53) “tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara

dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Dalam penelitian ini, penulis

(30)

38

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1) Pretest atau tes awal adalah tes awal yang dilakukan peneliti dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan awal siswa pada

kelas yang akan diberikan treatment dan kelas yang tidak diberikan

treatment

2) Posttest atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukurkemampuan siswa pada kelas yang

menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction.

E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, dilakukan dengan

menggunakan instrumen tes. Posttest dilakukan setelah materi tentang kertas

kerja dalam siklus akuntansi perusahaan jasa telah selesai disampaikan. Skor

perkembangan individu diperoleh dari perbandingan antara skor awal

(pretest) dengan skor yang diperoleh siswa setelah diadakan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction (posttest). Adapun alur penelitian sebagai berikut:

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan:

1. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen

yaitu pada kelas XI IPS 1 yang terdiri dari 36 siswa dan kelas kontrol

yaitu pada kelas XI IPS 2 yang terdiri dari 36 siswa. Karena menurut

pertimbangan dari guru mata pelajaran akuntansi bahwa kedua kelas

tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama terutama dalam

hal kemampuan.

2. Mengadakan konsultasi dan pengarahan/informasi kepada guru mata

(31)

39

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pebelajaran Explicit Instruction yang akan diteliti untuk mempermudah dan membantu dalam penelitian karena posisi

peneliti sebagai observer.

3. Kelas eksperimen diberi Treatment (X) berupa model pembelajaran Explicit Instruction sedangkan kelas kontrol tidak diberikan Treatment.

4. menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) untuk diterapkan pada kelas eksperimen

(terlampir)

5. menyusun soal Pretest dan Posttest untuk mengukur hasil belajar siswa.

b) Tahap Pelaksanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai

berikut:

1. Melakukan uji coba instrumen penelitian berupa tes uraian

2. Melaksanakan pretest pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

3. Memberikan treatment pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction.

4. Melaksanakan posttest pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

c) Tahap Uji Instrumen

Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu akan dilakukan

pengujian instrumen penelitian untuk menghindari dihasilkannya data

yang tidak valid. Analisis instrumen yang akan dilakukan terhadap item

soal uji coba yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran. Berikut merupakan analisis item soal uji coba tersebut:

(32)

40

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Menurut Reksoatmodjo (2009: 187) “reliabilitas berkaitan dengan konsistensi atau kestabilan hasil pengukuran yang diperoleh dari subjek

yang sama ketika dites ulang dengan menggunakan tes yang identik atau ekuivalen”. Pengertian dari reliabilitas menurut Guilford dan Fruchter dalam (Reksoatmodjo, 2009: 188) mendefinisikan reliabilitas sebagai “.... the proportionof the variance that is true variance.” Reliabilitas adalah proporsi dari varians yang merupakan varians yang sebenarnya.

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, penulis

menggunakan teknik metode split-half reliability. Hasil tes dipisahkan ke

dalam dua kelompok. Lazimnya pemisahan dilakukan antara butir-butir

nomor ganjil dan butir-butir nomor genap. Kemudian skor kedua

kelompok kuesioner dari setiap responden dikorelasikan. Dengan cara ini

dimungkinkan untuk menentukan, apakah kedua parubahan itu mengukur

karakteristik yang sama atau tidak. Untuk menghitung reliabilitas

keseluruhan perangkat tes (r2), koefisien korelasi pertama (r1)

didistribusikan ke dalam rumus Spearman-Brown menurut Tuckmn dalam (Reksoatmodjo, 2009: 192) seperti di bawah ini:

�2 =

.�1 1 + −1 �1

Di mana r2 = koefisien reliabilitas terkoreksi, r1 koefisien

reliabilitas tak terkorelasi, dan n = 2. Dalam beberapa literatur rumus

ditulis sebagai berikut

�11 = 2�1

21 2 (1 +�1

212)

(33)

41

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berikut hasil pengujian instrumen untuk reliabilitas soal dengan

[image:33.595.148.481.150.706.2]

menggunakan Anates V4 adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Uji Reliabilitas Soal Rata-rata : 79,22 Korelasi XY : 0,89

Simpangan Baku : 10,43 Reliabilitas Tes : 0,94

Tabel 3.2

Hasil Uji Reliabilitas Soal

No. Urut No. Subyek Skor Ganjil Skor

Genap Total

1 1 38 28 66

2 2 43 33 76

3 3 43 32 75

4 4 39 29 68

5 5 44 34 78

6 6 38 23 61

7 7 35 27 62

8 8 49 37 86

9 9 38 32 70

10 10 47 36 83

11 11 43 31 74

No. Urut No. Subyek Skor Ganjil Skor

Genap Total

12 12 50 39 89

13 13 43 37 80

14 14 46 37 83

15 15 28 26 54

16 16 44 33 77

17 17 47 37 84

18 18 46 35 81

19 19 50 38 88

20 20 42 33 75

21 21 52 40 92

22 22 44 35 79

23 23 56 44 100

24 24 49 39 88

(34)

42

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

26 26 51 42 93

27 27 47 38 85

28 28 53 40 93

29 29 39 31 70

30 30 42 32 74

31 31 46 29 75

32 32 50 39 89

Sumber data diolah anates V4

Berdasarkan tabel 3.2, perhitungan reliabilitas dilakukan dengan

cara membandingkan antara � dengan r . Hasil perhitungan

reliabilitas soal menunjukan � 0,94 sedangkan r sebesar

0,349dengan taraf signifikan 5%, ini berarti soal tersebut reliabel karena

r11 > r = 0,94 > 0,349.

2) Uji Validitas

Menurut Gay dalam (Sukardi, 2013: 121) “Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur”. Validitas suatu tes menggambarkan sejauh mana tes tersebut mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian Validitas butir soal

dilakukan dengan menggunakan software Anates V4.Instrumen dinyatakan valid apabila r > r dengan tingkat signifikansi

0,05. Sebaliknya jika r ≤ r maka instrumen dinyatakan tidak

[image:34.595.179.445.112.234.2]

valid. Hasil uji validitas pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Soal

Jumlah Subyek : 32 Butir Soal : 10

No Item Korelasi ( df = n –2 ) α = 0,05 r Keterangan

1

2

0,664

0,643

0,349

0,349

Valid

(35)

43

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 3 4 5 6 7 8 9 10 0,743 0,601 0,735 0,373 0,510 0,526 0,856 0,831 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

( Sumber : Hasil perhitungan anates, disesuaikan )

Setelah dilakukan uji instrumen, dari 10 butir soal uraian yang

diujikan menunjukkan 10 soal layak untuk dijadikan instrumen

penelitian. Dari hasil uji validitas soal tersebut menunjukkan seluruh soal

layak untuk dijadikan instrumen penelitian dan layak diberikan pada

pre-test dan post-test. Karena memiliki tingkat signifikansi diatas 0,349 ( untuk df 32 dan α = 0,05 ).

3) Tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan

yang menunjukan sukar dan mudahnya susuatu soal. (Arikunto,

2010:217).

Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval 0,00 sampai

dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir

soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00

berarti soal tersebut terlalu mudah. Rumus untuk menentukan indeks

kesukaran butir soal, yaitu:

JS B

P  (Arikunto,2010:208)

(36)

44

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

[image:36.595.165.462.414.684.2]

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.4

Klasifikasi Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran Kriteria D : 0,00 - 0,30 Sukar

D : 0,30 - 0,70 Sedang

D : 0,70 - 1,00 Mudah

(Arikunto, 2008:210)

Adapun hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang

diujikan, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian No. Soal Tingkat kesukaran (%) Tafsiran

1 83,33 Mudah

2 82,41 Mudah

3 82,41 Mudah

4 85,71 Mudah

5 69,84 Sedang

6 85,56 Mudah

No. Soal Tingkat Kesukaran (%) Tafsiran

7 80,95 Mudah

8 61,11 Sedang

9 79,81 Mudah

10 77,22 Mudah

[image:36.595.165.462.418.682.2]
(37)

45

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 4) Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). (Arikunto, 2010:211)

Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:

� = − =�

(Arikunto,2010:213)

Keterangan:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atasyang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.6

Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

(38)

46

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu D : 0,40 - 0,70 Baik D : 0,70 - 1,00 Baik Sekali D : negatif Semuanya tidak baik (Arikunto 2010:218)

Adapun hasil perhitungan daya pembeda butir soal yang diujikan

[image:38.595.159.464.266.507.2]

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Daya Pembeda Instrumen Penelitian No. Soal Indeks DP (%) Klasifikasi

1 0,46 Baik

2 0,52 Baik

3 0,52 Baik

4 0,46 Baik

5 0,57 Baik

6 0,23 Cukup

7 0,28 Cukup

8 0,27 Cukup

9 0,49 Baik

10 0,51 Baik

(Sumber : Hasil perhitungan anates)

2. Pengujian Hipotesis a) Uji Normalitas

Sebelum melakukan pengolahan data untuk pengujian hipotesis, terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang akan diuji

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan Uji Chi Kuadrat.

(39)

47

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1) Menentukan skor besar dan kecil

2) Menentukan rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

(Riduwan, 2012:188)

3) Menentukan banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess)

(Riduwan, 2012:188)

4) Menentukan panjang kelas (i)

=

(Riduwan, 2012:188)

5) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong

[image:39.595.139.513.395.688.2]

untuk menghitung harga Chi Kuadrat hitung.

Tabel 3.8 Tabel penolong

Interval f0 fh f0 - fh (f0 - fh) 0− 2

Jumlah

(Sugiyono, 2008:78)

0 = frekuensi/jumlah data hasil observasi

= frekuensi/jumlah yang diharapkan

0− = selisih data f0 dan fh

6) Menentukan rata-rata atau mean (� )

� = �

(40)

48

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 7) Menentukan simpangan baku (S)

= �

2− � 2

( −1)

(Riduwan, 2012:188)

8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan jalan

a. Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah

0,5

b. Mencari nilai Z-Score untuk batas kelas interval dengan rumus:

Z = Batas Kelas−X S

c. Mencari luas 0-Z dari tabel Kurve Normal dari 0-Z dengan

menggunakan angka-angka untuk batas kelas

d. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan

angka-angka 0-Z, yaitu angka-angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka-angka

beris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya.

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas

[image:40.595.144.515.378.725.2]

tiap interval dengan jumlah responden

Tabel pembantu yang dibuat sebagai berikut:

No Batas

Kelas Luas 0-Z Luas Tiap Kelas Interval fe Fo

(Riduwan, 2012:189-190)

f. Mencari Chi Kuadrat (�2 ) dengan rumus:

�2 = ( − )

2

(41)

49

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(Riduwan, 2012:190)

9) Membandingkan �2 dan �2

�2 dan 2 dengan = 0,05 dengan derajat kebebasan dk =

n-1.

�2 ≥ �2 maka distribusi data tidak normal �2 ≤ �2 maka distribusi data normal

(Riduwan, 2012:191)

b) Uji t

Dari perhitungan uji normalitas data, jika�2 ≤ �2 yang berarti

bahwa data berdistribusi data normal maka perlu dilakukan uji t. Uji yang

digunakan adalah uji t dua sampel. Tujuan dari uji t ini adalah untuk

membandingkan (membedakan) apakah dua data (variabel) tersebut sama atau

berbeda. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk melihat perbedaan nilai hasil tes

pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol. Langkah-langkahnya sebagai

berikut:

1. Hipotesis (� �0) dalam uraian kalimat

�0 :�1 = �2Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran explicit instruction dan di kelas yang

tidak menggunakan model explicit instruction.

� : �1 ≠ �2 Terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran explicit instruction dan di kelas yang

tidak menggunakan model pembelajaran explicit instruction.

2. Menghitung nilai rata-rata, standar deviasi

(42)

50

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu � = �

(Riduwan,2012:209)

b. Standar Deviasi

= �

2 − �

2

−1

(Riduwan,2012:209)

3. Mencari dengan rumus:

= � 1− � 2

12

1 +

22

2−2.�. 1

1

+ 2

2

(Riduwan,2012:214)

Keterangan:

r = Nilai korelasi �1dengan�2

1 2 = Jumlah sampel

� 1 = rata-rata sampel 1 � 2 = rata-rata sampel 2

1 = Standar deviasi sampel ke-1

2 = Standar deviasi sampel ke-2

12 = Varians sampel ke-1

22 = Varians sampel ke-1

4. Mencari nilai dengan ketentuan:

Taraf signifikansi α = 0,05, db = 1 + 2−2. 5. Menentukkan kriteria pengujian

(43)

51

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Jika − ≤ ≤ + maka �0 diterima dan � ditolak.

Membandingkan antara dengan

(44)

77

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penerapan model pembelajaran Explicit Instruction pada mata pelajaran akuntansi dalam kompetensi dasar kertas kerja di kelas eksperimen telah berjalan

dengan baik, sintaks dan langkah-langkah dalam model ini dapat dilaksanakan

dengan baik oleh guru mata pelajaran akuntansi. Siswa dapat berperan aktif dalam

pembelajaran, sehingga hasil belajar pada kelas eksperimen lebih meningkat

dibandingkan dengan sebelum diberikan treatment.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terdapat perbedaan hasil

belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan adanya perbedaan hasil

belajar pada kedua kelompok tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran explicit instruction berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, sehingga hipotesis yang diajukan diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri Jatinagor, peneliti

merekomendasikan beberapa hal untuk dijadikan bahan pertimbangan dan

pemikiran diantaranya:

1. Kepada guru Akuntansi agar dapat menggunakan model explicit instruction

sebagai variasi model pembelajaran pada materi kertas kerja, karena dapat

meningkatkan keaktifan siswa dan memberikan motivasi belajar siswa

dalam mata pelajaran akuntansi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

2. Kepada guru Akuntansi yang akan menerapkan model ini harus

memperhatikan materi yang akan disampaikan, agar sesuai dengan model

pembelajaran yang akan diterapkan. Untuk materi penyesuaian harus lebih

(45)

78

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dipahami oleh siswa. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan mampu

menyesuaikan dengan materi ajar yang akan disampaikan dan mencari

alternatif lain dalam pemilihan model pembelajaran;

3. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya dilakukan pengembangan pada model

yang sama dengan materi ataupun mata pelajaran lain. Hasil penelitian ini

dapat dijadikan referensi untuk peneliti lain yang akan menerapkan model

(46)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Amri, Sofan. (2013). Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka

Arends, Richardl. (2001) .Clasrom Instructional Management. Jakarta : Kencana

Arikunto,S. ( 2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

__ . (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

_____ . (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatya

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, S.B dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Isroah dan Nurjanah (2005). Kompetensi Dasar Akuntansi 1 kelas XI. Jakarta: Tiga serangkai

Kardi, S. Dan Nur, M. (2000). Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2014). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

(47)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono. (2008). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

________.(2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suprijono, Agus. (2014). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP). Jakarta: Kencana

Undang-undang

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

Undang-Undang Susdiknas tahun 2003 tetang Evaluasi Hasil Belajar, pasal 57 dan 58

Jurnal

Child, Angela R. (2012) Explicit Instruction Elements in Core Reading Programs. All Graduate Theses and Dissertations. Paper 1176.

Rosenshine, B. V. (1986) Synthesis of Research on Explicit Teaching. The Association for Supervision and Curriculum Development. All Right Reserved

(48)

Nissa Tryana Lestari, 2015

PENGARUH MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI JATINANGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Yunita, N. A dan Utomo, P. (2012) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Power Point dan Animasi Berbasis Macromedia Flash den

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Mata Pelajaran Akuntansi
Tabel 3.1  Operasionalisasi Variabel
Tabel Hasil Uji Reliabilitas Soal
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Soal
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan motivasi belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 2) perbedaan hasil belajar antara kelompok

Perbedaan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dikarenakan pada pembelajaran di kelas eksperimen diterapkan model Elaborasi sedangkan di

Perbedaan aktivitas belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol disebabkan karena kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

Berdasarkan uji hipotesis, dapat disimpulkanbahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa penerapan

Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head

Perbedaan ini dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang mengunakan model pembelajaran make a match dengan kelas kontrol yang hannya

Post test digunakan untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Explicit Instruction