• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK

PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER

(Penelitian Deskriptif Terhadap Peserta Didik Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh:

ANISA SHOLIHAT HERYULIANTINI 0703750

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK

PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER

Oleh

Anisa Sholihat Heryuliantini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Anisa Sholihat Heryuliantini 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

ANISA SHOLIHAT HERYULIANTINI 0703750

PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK

PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER

(Penelitian Deskriptif Terhadap Peserta Didik Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Dr. Anne Hafina, M.Pd. NIP. 19600704 198601 2 001

Pembimbing II

Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd NIP. 19661115 199102 2 001

Mengetahui / Mengesahkan

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

i

ABSTRAK

Anisa Sholihat Heryuliantini. (2013). Program Hipotetik Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik Underachiever. (Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

Konsep diri akademik yang negatif membuat peserta didik tidak percaya dengan kemampuan diri, sehingga peserta didik mengalami kondisi underachievement yang ditunjukkan dengan ketidakmampuan untuk memperoleh prestasi yang sesuai dengan potensi. Penelitian untuk menjawab pertanyaan (1) bagaimana gambaran umum konsep diri akademik peserta didik underachiever; (2) seperti apa program bimbingan belajar yang secara hipotetik efektif untuk membantu peserta didik underachiever dalam mengembangkan konsep diri akademik. Penelitian dilakukan terhadap peserta didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi tahun ajaran 2012/2013. Pendekatan yang digunakan kuantitatif. Metode penelitian deskriptif. Sampel penelitian adalah peserta didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi berjumlah 104 orang. Instrument penelitian yang digunakan berupa angket untuk mengungkap konsep diri akademik peserta didik. Hasil penelitian (1) peserta didik underachiever yang memiliki konsep diri akademik positif berjumlah 73 orang dengan skor rata-rata 34,03 dan peserta didik underachiever yang memiliki konsep diri akademik negatif berjumlah 31 orang dengan skor rata-rata 18,80. (2) rumusan program hipotetik bimbingan belajar dinyatakan layak oleh pakar dan praktisi. Rekomendasi diajukan kepada konselor dan kepada peneliti selanjutnya.

(5)

ii ABSTRACT

Anisa Sholihat Heryuliantini. (2013). Hypothetic Learning Guidance Program for Developing Academic Self-Concept of underachiever Students. (Descriptive Research on Class VIII Underachiever Students in SMP Negeri 1 Cimahi Academic Year 2012/2013)

Negative self-concept of underachiever making learners do not believe in their capabilities, so that students feel can’t achieve good performance. This research is to answer the question (1) general overview of how underachiever students academic self-concept (2) what kind of learning guidance program that hypothetically effective to help underachiever in developing a positive academic self-concept. Research conducted on class VIII underachiever students in SMP Negeri 1 Cimahi Academic Year 2012/2013. Quantitative approaches was used with descriptive research method. The samples were 104 underachiever students SMP Negeri 1 Cimahi. Research instrument used a questionnaire to reveal the students academic self-concept. The results of the study (1) underachiever learners who have a positive academic self-concept amounted to 73 people with an average score of 34.03 and an underachiever learners who have negative academic self-concept is 31 people with an average score of 18.80. (2) formulation of a hypothetical tutoring program as feasible by experts and practitioners. Recommendations submitted to the counselor and to further research.

(6)

vi

A. Latar Belakang Masalah ...

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Manfaat Penelitian ...

E. Metode Penelitian ...

F. Sistematika Penulisan...

BAB II PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR, KONSEP DIRI AKADEMIK DAN UNDERACHIEVER

A. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling...

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling...

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling...

3. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling...

4. Bidang Bimbingan dan Konseling ...

B. Konsep Dasar Bimbingan Belajar...

1. Pengertian Bimbingan Belajar...

2. Tujuan Bimbingan Belajar...

3. Lingkup Masalah Bidang Bimbingan Belajar...

(7)

vii

C. Konsep Diri...

1. Pengertian Konsep Diri...

2. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri...

3. Perkembangan Konsep Diri...

4. Dimensi Konsep Diri...

5. Jenis-Jenis Konsep Diri...

D. Konsep Diri Akademik ……...

1. Pengertian Konsep Diri Akademik ...

2. Komponen Konsep Diri Akademik...

3. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Akademik ...

4. Jenis-Jenis Konsep Diri Akademik ………...

5. Karakteristik Peserta Didik dengan Konsep Diri Akademik Positif…

6. Karakteristik Peserta Didik dengan Konsep Diri Akademik Negatif...

7. Hubungan Konsep Diri Akademik dengan underachiever...

E. Konsep Dasar Underachiever ...

1. Pengertian Underachiever ...

2. Faktor Penyebab Underachievement...

3. Jenis-Jenis Underachievement...

4. Karakteristik Peserta Didik Underachiever ...

5. Kriteria Underachiever………....

F. Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Konsep Diri

Akademik Peserta Didik Underachiever…...

(8)

viii

H. Kerangka Penelitian...

1. Asumsi Dasar Penelitian...

2. Kerangka Pemikiran...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ...

B. Definisi Operasional Variabel ...

1. Konsep Diri Akademik ...

2. Underachiever ... 3. Program Bimbingan Belajar ………...

C. Populasi dan Sampel Penelitian ...

1. Populasi Penelitian. ...

2. Sampel Penelitian...

D. Alat Pengumpulan Data ..…...

1. Keterangan Instrumen yang Digunakan...

2. Kisi-Kisi Instrumen...

E. Uji Validitas dan Reliabilitas...

1. Uji Validitas Butir Item...

2. Uji Reliabilitas...

F. Analisis Data...

1. Verifikasi Data...

2. Penyekoran ...

3. Pengelompokkan dan Penafsiran Data Konsep Diri Akademik…….

G. Penyusunan Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan

Konsep Diri Akademik Peserta Didik Underachiever…...

1. Penyusunan Program...

2. Validasi Program...

3. Penyusunan Program Hipotetik Bimbingan Belajar...

(9)

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian………...

1. Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII Di salah satu SMP Negeri Kota

CimahiTahun Ajaran 2012/2013... ...

2. Gambaran Umum Pencapaian Aspek-Aspek Konsep Diri Akademik

Peserta Didik Underachiever Kelas VIII Di salah satu SMP Negeri

Kota CimahiTahun Ajaran 2012/2013 ...

3. Rancangan Program Hipotetik Bimbingan Belajar untuk

Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever………

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...

1. Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII Di salah satu SMP Negeri Kota

CimahiTahun Ajaran 2012/2013 .... ...

2. Gambaran Setiap Aspek dan Indikator Konsep Diri Akademik Peserta

Didik Underachiever Kelas VIII Di salah satu SMP Negeri Kota

CimahiTahun Ajaran 2012/2013 …...

3. Rumusan Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan

Konsep Diri Akademik Peserta Didik Underachiever……….

C. Keterbatasan Penelitian………..

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Peserta Didik Underachiever Kategori IQ dan Prestasi Minimal………..……….. Tabel 3.1 Kriteria Peserta Didik Underachiever Kategori IQ dan Prestasi

Minimal……..………..

Tabel 3.2 Populasi Penelitian Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1

Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013…...………...…..

Tabel 3.3 Sampel Penelitian Peserta Didik Underachiever Kelas VIII di

SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013...

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Akademik Peserta Didik (Sebelum Validasi)………...…… Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Konsep Diri Akademik……….………

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Akademik Peserta Didik

(Setelah Validasi)………...……..

Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas….………

Tabel 3.8 Ketentuan Pemberian Skor Angket Konsep Diri Akademik…...

Tabel 3.9 Interval Skor Konsep Diri Akademik Peserta Didik….………..

Tabel 4.1 Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013………...…..………

Tabel 4.2 Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Aspek-Aspek……….

Tabel 4.3 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII (A) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….

Tabel 4.4 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik

(11)

xi

Tabel 4.5 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII (C) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….

Tabel 4.6 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII (D) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….

Tabel 4.7 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII (E) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….

Tabel 4.8 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII (F) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….

Tabel 4.9 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII (G) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….

Tabel 4.10 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII (H) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….

Tabel 4.11 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII (I) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….

Tabel 4.12 Kebutuhan Layanan Bimbingan Belajar untuk

Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever Kelas VIII (A) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….

Tabel 4.13 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Bimbingan Belajar untuk

Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik

Underachiever ………...

Tabel 4. 14 Instrumen Evaluasi Program Bimbingan Belajar untuk

Mengembangkan Konsep Diri Akademik ……….

(12)

xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Program Hipotetik Bimbingan

Belajar untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik

Peserta Didik Underachiever………...……..

Diagram 3.1 Tahapan Penyusunan Program………... 51

(13)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Jumlah Peserta Didik Underachiever Kelas VIII di SMP

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai ujung tombak perubahan memiliki peranan penting

dalam mengoptimalkan potensi peserta didik, sehingga peserta didik memiliki

kompetensi dalam menghadapi persaingan diberbagai aspek kehidupan. Peserta

didik dapat mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki untuk

mencapai pribadi yang bermutu melalui pendidikan (Lestari, 2012:2). Konstribusi

pendidikan yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik termaktub dalam

undang-undang No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidian

Nasional (Sisdiknas) yang berbunyi sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut Nurihsan (2006:3) pendidikan yang bermutu di lingkungan sekolah

harus pendidikan yang seimbang, tidak hanya mampu mengantarkan peserta didik

pada pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis, tetapi juga

mampu mengembangkan potensi yang dimiliki dan membuat perkembangan diri

yang sehat dan produktif.

Indikator pencapaian perkembangan potensi yang optimal pada aspek

akademik dilihat dari keberhasilan belajar peserta didik di sekolah. Menurut

Lestari (2012:2) keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran di sekolah diukur

dengan prestasi akademik yang dicapai oleh peserta didik. Prestasi akademik

menunjukkan derajat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan belajar

setelah melakukan proses pembelajaran. Prestasi akademik pula menjadi tolak

ukur dari tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi tertentu yang telah

diberikan dalam proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Namun

(15)

2

demikian, tidak semua peserta didik mampu mencapai prestasi sesuai dengan

potensi yang dimiliki, banyak di antara peserta didik tidak mampu menampilkan

hasil belajar secara maksimal.

Salah satu indikator yang selama ini masih dijadikan patokan dalam

mengukur kemampuan peserta didik untuk berprestasi adalah seberapa tinggi

tingkat kecerdasannya (Maesaroh, 2010:1). Tingkat kecerdasan pada umumnya

diketahui dari skor IQ peserta didik. Tetapi, ketika peserta didik tidak mengikuti

kegiatan belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, maka tidak menutup

kemungkinan hasil belajar yang diperoleh peserta didik kurang memuaskan.

Sejalan dengan pernyataan Dalyono (Djamarah, 2002:160) menyebutkan:

Seseorang yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang yang inteligensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berfikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah.

Djamarah (2002:160) mengungkapkan dalam beberapa penelitian terdapat

hubungan yang erat antara IQ dengan prestasi belajar peserta didik di sekolah.

Peserta didik yang memiliki IQ di atas 120 diprediksi tidak akan mengalami

kesulitan dalam belajar dan memiliki prestasi belajar yang baik di sekolah. Sejalan

dengan pernyataan Nasution (Djamarah, 2002:160) peserta didik yang memiliki

skor IQ tinggi pada umumnya akan lebih mampu belajar dari pada peserta didik

yang skor IQ nya rendah.

Menurut Nasution (Djamarah, 2002:160) kecerdasan mempunyai peran

dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau

mengikuti suatu program pendidikan dan pengajaran. Namun, pada kenyataannya

di sekolah banyak terjadi peserta didik yang memiliki skor IQ tinggi tidak mampu

mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya, sehingga peserta didik mengalami

kesulitan dalam belajar, berupa nilai-nilai yang rendah, tidak naik kelas, gagal

ujian dan sebagainya (Maesaroh, 2010:2). Peserta didik yang memiliki skor IQ

tinggi tetapi prestasi akademik disekolah rendah tergolong pada peserta didik

(16)

3

Jumlah peserta didik yang menampilkan prestasi belajar tidak sesuai dengan

potensi yang dimiliki pada setiap sekolah tidak dapat diketahui secara pasti, tetapi

hal yang cukup mengejutkan dapat dilihat dari beberapa hasil penelitian berikut:

Surya (1979:142) penelitian terhadap peserta didik SMUN 2 Bandung diperoleh

data dari 240 peserta didik terdapat 78 peserta didik yang memiliki inteligensi

tergolong tinggi. Dari 78 peserta didik, 32 peserta didik digolongkan sebagai

peserta didik berprestasi kurang (underachiever).

Nurhayati (2003:3) melakukan studi terhadap peserta didik SMA Negeri 4

Bandung tahun ajaran 2003/2004 diperoleh data dari 250 peserta didik yang

memiliki inteligensi 120 ke atas terdapat 16 orang (12,8%) peserta didik termasuk

underachiever dengan nilai rata enam kebawah, sedangkan dilihat dari rata-rata prestasi belajarnya diperoleh data dari 306 peserta didik kelas XI, sebanyak

76 atau sekitar (24,8%) orang termasuk underachiever. Penelitian dilakukan

dengan mengungkap beberapa faktor yang menyebabkan underachievement

berdasarkan konsep diri akademik, motivasi belajar, minat, kematangan

emosional, lokus kontrol dan membandingkan karakteristik peserta didik achiever

dan underachiever.

Sulistiana (2009:9) melakukan penelitian terhadap 316 peserta didik kelas X

di SMA N 11 Bandung dengan membandingkan skor tes inteligensi dan nilai

rata-rata rapor, ditemukan fakta 106 peserta didik atau sekitar (33,54%) termasuk

kedalam kategori underachiever. Penelitian dilakukan dengan mengungkap

beberapa faktor yang menyebabkan underachievement berdasarkan konsep diri

akademik, motivasi belajar, sikap dan kebiasaan belajar.

Fenomena underachievement merupakan suatu masalah yang sangat

kompleks dalam dunia pendidikan. Darminto (Surozaq. 2012:18) menyatakan

peserta didik underachiever, cenderung memperlihatkan konsep diri akademik

rendah, selalu menyalahkan orang lain apabila menghadapi kegagalan, tidak

mampu menetapkan tujuan secara realistis, dan kurang memilki disiplin. Peserta

didik underachiever cenderung tidak percaya memiliki kemampuan untuk

berprestasi dalam dirinya, karenanya peserta didik underachiever tidak berusaha

(17)

4

Kegagalan dalam bidang akademik membuat peserta didik underachiever tidak

percaya diri dalam belajar sehingga peserta didik underachiever kehilangan

konsep diri akademiknya. Hubungan yang negatif antara konsep diri akademik

dengan prestasi menjadi lingkaran yang membuat kondisi underachievement sulit

diputus.

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh konsep

diri akademik terhadap kesuksesan akademik, ditemukan kesuksesan dalam

akademik tidak terlepas dari pengaruh konsep diri akademik yang dimiliki oleh

peserta didik. Combs (Burns, 1993:358) mengemukakan individu yang berprestasi

akademik rendah (underachiever) melihat diri sebagai individu yang kurang

memadai dibandingkan dengan yang lainnya, selalu mempersepsikan diri secara

negatif serta memiliki pemecahan masalah yang kurang efektif. Peserta didik yang

berprestasi rendah (underachiever) cenderung akan mengekspresikan lebih

banyak perasaan diri negatif dibandingkan dengan yang berprestasi tinggi.

Walsh (Kurdi, 2007:4) dalam sebuah studinya terhadap 20 peserta didik

laki-laki Sekolah Dasar (SD) di New York yang mempunyai IQ diatas 120 yang

berprestasi akademik rendah dibandingkan dengan 20 peserta didik laki-laki

lainnya yang memiliki IQ yang sama tetapi memiliki prestasi akademik tinggi.

Walsh menemukan peserta didik laki-laki yang cerdas dan berprestasi rendah

mempunyai lebih banyak perasaan negatif tentang diri dibandingkan dengan

peserta didik yang berprestasi tinggi.

Prestasi akademik yang dimiliki peserta didik dipengaruh oleh perasaan diri

akademiknya sehingga membentuk konsep diri akademik. Rendahnya prestasi

akademik yang diperoleh peserta didik disebabkan oleh perasaan diri yang negatif

sehingga membentuk konsep diri akademik yang negatif. Hal ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Marsh, Smith, dan Barnes (1985:145) menyatakan

559 peserta didik kelas lima Catholic School di Sydney Australia menunjukkan

prestasi matematika (mathematic achievement) yang negatif berhubungan positif

secara signifikan dengan konsep diri matematika yang negatif, dan prestasi

membaca (reading achievement) yang negatif berhubungan positif secara

(18)

5

didukung juga oleh Marsh dan Yeung (1997:49-50) yang melakukan penelitian

mengenai hubungan antara prestasi akademik dengan konsep diri akademik pada

603 peserta didik Chatolic Boys‟ School di Metropolitan Sydney, penelitian

tersebut mendapatkan hasil prestasi matematika (mathematic achievement) yang

negatif berhubungan positif secara signifikan dengan konsep diri matematika yang

negatif.

Pencerminan konsep diri akademik peserta didik dapat dilihat dari sikap

atau perilaku yang mencerminkan pikiran dan perasaan peserta didik mengenai

eksistensi dirinya pada bidang akademik. Konsep diri akademik yang negatif pada

peserta didik akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri mengemukakan

pendapat di depan orang lain, tidak berani mencoba hal-hal baru, takut gagal,

takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa tidak berguna, merasa tidak

berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis dan masih banyak perilaku

inferior lainnya.

Berdasarkan pembahasan dan penelitian-penelitian terdahulu, menunjukan

konsep diri akademik yang dimiliki oleh peserta didik akan mempengaruhi

pencapaian prestasi akademik di sekolah. Konsep diri akademik yang negatif

dapat menjadikan tidak optimalnya prestasi akademik yang diraih oleh peserta

didik, sehingga membuat peserta didik mengalami kondisi underachievement.

Ketidakmampuan peserta didik dalam mengembangkan konsep diri akademik

cenderung menunjukan perasaan dan perilaku yang negatif. Salah satu perasaan

dan perilaku negatif yang dimaksud yaitu merasa tidak mampu tampil di depan

orang lain, tidak percaya pada kemampuan yang dimiliki, memiliki kepercayaan

diri yang rendah, tidak memiliki kemandirian, merasa tidak berarti dan tidak

bangga terhadap prestasi akademik yang diraih.

Fenomena konsep diri akademik yang dialami oleh peserta didik

underachiever perlu memperoleh perhatian khusus dari konselor pada bidang bimbingan dan konseling, karena konsep diri akademik merupakan hal penting

yang harus dimiliki oleh para peserta didik. Dengan memiliki kemampuan

mengembangkan konsep diri akademik, peserta didik dapat meraih prestasi

(19)

6

yang memiliki konsep diri akademik negatif akan mengalami hambatan dalam

memperoleh prestasi akademik di sekolah, karena dalam dirinya cenderung

memiliki perasaan dan perilaku yang negatif seperti merasa tidak memiliki

kemampuan mengerjakan tugas sekolah dengan baik, tidak memiliki kemandirian

dalam belajar, tidak percaya diri tampil di depan orang lain dan tidak ada

kebanggaan terhadap prestasi yang sudah diraih.

Bentuk bimbingan yang dapat diberikan untuk membantu peserta didik

underachiever dalam mengembangkan konsep diri akademik melalui bimbingan belajar. Bimbingan belajar disebut juga sebagai bimbingan akademik. Yusuf

(2006:37) menjelaskan bimbingan akademik sebagai bimbingan yang diarahkan

untuk membantu peserta didik mengembangkan pemahaman dan keterampilan

dalam memecahkan permasalahan akademik seperti pengenalan kurikulum,

pemilihan jurusan, cara belajar yang efektif, penyelesaian tugas-tugas dan latihan,

pencarian dan penggunaan sumber belajar serta perencanaan pendidikan lanjutan.

Pengembangan program bimbingan belajar khususnya untuk

mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever merupakan

salah satu upaya yang dilakukan untuk memfasilitasi aktualisasi potensi dalam

bentuk pencapaian prestasi yang maksimal sesuai dengan skor IQ yang dimiliki

oleh peserta didik underachiever.

Pengembangan konsep diri akademik peserta didik underachiever di

sekolah merujuk pada yang diungkapkan oleh Hattie (1992:83) yang

mendefinisikan konsep diri akademik sebagai penilaian individu dalam bidang

akademik. Penilaian meliputi penampilan diri, kemampuan diri, kepercayaan diri,

kemandirian, keberartian diri dan perasaan bangga dan malu.

Berdasarkan fenomena yang dipaparkan, peneliti mengangkat masalah “Program Hipotetik Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik Underachiever” (Studi Deskriptif terhadap Peserta

Didik Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran

(20)

7

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Menurut Runikasari (2009:2) gambaran perilaku peserta didik

underachiever di sekolah adalah bersikap negatif terhadap sekolah, berkata bosan belajar, tugas-tugasnya tidak selesai, tidak merasa bangga dengan hasil kerjanya,

mudah terganggu konsentrasi, memiliki masalah disiplin, berkeliling kelas saat

belajar, terlambat datang ke sekolah, menyalahkan guru atau teman apabila ada

masalah, dan prestasi akademiknya rendah.

Menurut Butler Por (Surozaq, 2012:17) karakter individu menjadi salah

satu aspek pemicu terjadinya kondisi underachiement. Karakter tersebut adalah

konsep diri, motivasi belajar, kebutuhan untuk berprestasi dan takut akan

kegagalan, kebutuhan untuk bersosialisasi serta takut akan keberhasilan. Konsep

diri akademik merupakan bagian dari konsep diri yang terpusat pada aspek

pendidikan, fokusnya kepada kegiatan belajar. Menurut Vaughn, et al., (McGrew,

2008: 1) „Self-concept as a construct has had a long history within psychology and education because it provides a gauge to determine the effects of academic and social functioning on the emotional well-being of the individual.‟ Konsep diri sebagai suatu konstruksi memiliki sejarah panjang dalam psikologi dan

pendidikan karena memberi alat pengukur untuk menentukan dampak dari fungsi

akademik dan sosial terhadap kesejahteraan emosional individu.

Darminto (Surazaq, 2012:16) mengatakan konsep diri akademik dipandang

sebagai faktor kepribadian yang memainkan peran penting dalam mendorong

realisasi potensi dan capaian prestasi akademik. Menurut Butler-Por (Surozaq,

2012:16) mengatakan apabila individu memperoleh respon negatif dari orang lain,

individu akan membentuk konsep diri yang rendah (low self concept).

Surya (Janah, 2011:23) mengemukakan untuk mengidentifikasi peserta

didik underachiever terlebih dahulu ditetapkan karakteristik potensi maupun

prestasi.

a. Untuk potensi pada umumnya berdasarkan hasil tes inteligensi dengan

(21)

8

b. Karakteristik prestasi dinyatakan dalam bentuk tingkatan (grade). Untuk

prestasi belajar secara keseluruhan dinyatakan dalam bentuk nilai pukul

rata-rata dalam bentuk nilai komposit dari setiap bidang studi yang dipandang

mewakili prestasi.

Peserta didik underachiever yang dimaksud dalam penelitian adalah peserta

didik yang memiliki kesenjangan antara potensi yang dimiliki dengan prestasi

belajar yang dicapainya. Potensi yang dimiliki peserta didik sebagai modal awal

dalam melakukan proses belajar di sekolah yang diukur dengan menggunakan tes

inteligensi hasilnya berupa skor IQ, sedangkan prestasi akademik yang

ditampilkan di sekolah diukur dengan nilai rata-rata UTS, UAS, rapor dan KKM

pada setiap mata pelajaran yang diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh

guru.

Penelitian difokuskan pada pengembangan konsep diri akademik peserta

didik underachiever untuk mengaktualisasikan potensi akademik yang dimiliki

sehingga mampu memperoleh prestasi belajar yang maksimal dan sesuai dengan

kemampuan dan skor IQ. Alasan pemilihan variabel penelitian konsep diri

akademik diperkuat dengan hasil tinjauan literatur yang dilakukan Lau & Chan

(Sulistiana, 2009:11) menunjukkan karakteristik peserta didik underachiever yang

paling konsisten adalah rendahnya konsep diri, terutama pada area konsep diri

akademik.

Upaya pendidikan di sekolah untuk membentuk pribadi yang sukses dimulai

dengan mengembangkan konsep diri akademik yang dimiliki. Usaha ke arah

pengembangan konsep diri akademik dapat dilakukan dengan memberikan

intervensi dalam bentuk pemberian layanan bimbingan dan konseling. Bentuk

bimbingan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan konsep diri akademik

peserta didik underachiever yaitu melalui bimbingan belajar. Bimbingan belajar

diarahkan untuk membantu peserta didik mengatasi masalah-masalah akademik

yang menghambat peserta didik meraih prestasi akademik. Ketidakmampuan

peserta didik dalam mengembangkan konsep diri akademik akan menimbulkan

(22)

9

Mengingat pentingnya memiliki konsep diri akademik untuk memperoleh

prestasi yang sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh peserta

didik, maka upaya yang dilakukan oleh konselor untuk membantu peserta didik

underachiever dalam mengembangkan konsep diri akademik melalui program bimbingan belajar yang bertujuan untuk membantu dalam mencapai kompetensi

belajarnya, sehingga rumusan permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah “Bagaimana program hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1

Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013?”

Rumusan masalah dijabarkan dalam pertanyaan penelitian, yaitu:

Bagaimana gambaran umum konsep diri akademik peserta didik underachiever

kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian bertujuan untuk merumuskan program hipotetik

bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik

underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013. Secara khusus tujuan penelitian yaitu memperoleh gambaran umum konsep

diri akademik peserta didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi

Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian adalah :

1. Bagi Konselor

Hasil penelitian dapat dijadikan pedoman bagi konselor dalam

melaksanakan layanan bimbingan belajar untuk membantu peserta didik

underachiever mengembangkan konsep diri akademik. 2. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Hasil penelitian menjadi salah satu contoh program bimbingan belajar untuk

(23)

10

E. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yaitu pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh data profil konsep diri

akademik peserta didik underachiever. Metode yang digunakan adalah deskriptif

yang bertujuan untuk menggambarkan konsep diri akademik peserta didik

underachiever yang dijadikan dasar pembuatan program hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever.

Teknik pengumpulan data pada penelitian adalah teknik non-tes berupa angket

mengenai konsep diri akademik peserta didik underachiever di sekolah. Populasi

dalam penelitian adalah peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun

Ajaran 2012/2013, sampel penelitian peserta didik underachiever.

F. Sistematika Penulisan

Bab I, berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi

dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodelogi penelitian

dan sistematika penulisan.

Bab II, kajian pustaka merupakan landasan teoritik dalam analisis temuan.

Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Melalui kajian pustaka

peneliti dapat mengkaji teori yang sedang dikaji dengan masalah penelitian yang

diteliti. kajian pustaka pada penelitian berisi tentang landasan teori mengenai

konsep dasar bimbingan dan konseling, bimbingan belajar, konsep diri, konsep

diri akademik, underachievement, dan program bimbingan belajar untuk

mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever.

Bab III, metodologi penelitian yang meliputi pendekatan dan metode

penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel penelitian, Alat

pengumpulan data yang menjelaskan mengenai instrumen penelitian yang

(24)

11

Bab IV, merupakan hasil penelitian dan pembahasan meliputi tiga hal utama

yaitu deskripsi hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan program

bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik untuk peserta

didik underachiever.

Bab V, berisi kesimpulan dan rekomendasi yang berkaitan dengan

kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait yang

disesuaikan dengan hasil analisis temuan di lapangan.

(25)

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan dalam penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan yang memungkinkan

dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk angka

sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya dengan menggunakan

perhitungan-perhitungan statistik (Arikunto, 2010: 12). Pendekatan kuantitatif

dipilih untuk mendapatkan gambaran umum konsep diri akademik peserta didik

underachiever di sekolah.

Metode dalam penelitian menggunakan metode deskriptif yaitu suatu

metode untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu permasalahan yang

sedang terjadi dengan cara mengolah, menganalisis, menafsirkan dan

menyimpulkan data hasil penelitian yaitu mengenai konsep diri akademik peserta

didik underachiever yang diuraikan secara terperinci kemudian disusun program

hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta

didik underachiever.

Kondisi konsep diri akademik peserta didik underachiever di sekolah

menjadi data awal pengukuran kebutuhan penyusunan program bimbingan belajar

untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever.

Program bimbingan yang layak dilaksanakan meliputi empat tahapan

kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap pengidentifikasian, yaitu identifikasi tentang konsep diri akademik

peserta didik underachiever. Pengidentifikasian dilakukan melalui penyebaran

angket kepada peserta didik underachiever.

2. Tahap pengembangan program layanan bimbingan belajar di SMP Negeri 1

Cimahi berdasarkan kajian terhadap data-data hasil pengidentifikasian disertai

terhadap konsep bimbingan belajar, maka dikembangkanlah sebuah program

hipotetik.

(26)

53

3. Tahap diskusi program hipotetik. Untuk menguji kelayakan sebuah program

langkah berikutnya adalah mengadakan diskusi dengan dosen ahli dan konselor

sekolah sebagai pertimbangan dalam pengembangan program.

4. Tahap penyempurnaan program. Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan

akhirnya program disempurnakan dan dinyatakan sebagai program yang layak

untuk dilaksanakan. Lebih lengkap, tahapan pelaksanaan penelitian

diilustrasikan dalam diagram 3.1

Diagram 3.1

Tahapan Penyusunan Program

B.Definisi Operasional Variabel 1. Konsep Diri Akademik

Konsep diri akademik adalah respon peserta didik dalam melakukan

penilaian mengenai kebermaknaan dirinya sendiri mencakup penilaian terhadap

perceptual component pada aspek penampilan diri, conceptual component yang meliputi kemampuan diri, kepercayaan diri, kemandirian, dan attitudinal

component yang meliputi keberartian diri, rasa bangga dan malu yang dimiliki. Tahap Penyempurnaan

Program

Program Hipotetik Tahap Pengidentifikasian

a. Kajian Konseptual b. Karakteristik dan

kebutuhan peserta didik underachiever tentang konsep diri akademik

Tahap Pengembangan Program Layanan

Program hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever

Tahap Diskusi

(27)

54

a) Perceptual component, adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik berkaitan dengan penampilan diri, dengan indikator yang ditampilkan meliputi

kemampuan tampil atau berbicara di depan kelas serta memperoleh perhatian

dari teman-teman atau guru sehubungan dengan penampilan dirinya.

b) Conceptual component, adalah gambaran peserta didik tentang kemampuan diri, kepercayaan diri, dan kemandirian. Dengan indikator yang ditampilkan

meliputi kemampuan menerima pelajaran, kemampuan menyelesaikan tugas

dan ujian, yakin pada diri sendiri dalam mengerjakan tugas dan ujian sekolah,

percaya mampu mengatasi kesulitan dalam belajar, mempu mengajukan

pertanyaan, mampu mengutarakan pendapat, memiliki rasa tanggungjawab dan

memiliki inisiatif dalam belajar.

c) Attitudinal component, adalah sikap-sikap yang dimiliki peserta didik mengenai dirinya terhadap keberartian diri dan bagaimana ia memandang

dirinya dengan rasa bangga dan malu terhadap prestasi akademiknya. Dengan

indikator yang ditampilkan meliputi memperoleh respon dari guru dan

teman-teman, memperoleh kepercayaan dari guru dan teman-teman-teman, memiliki rasa

bangga terhadap prestasi yang diperoleh dan memiliki rasa malu sehubungan

dengan prestasi akademiknya.

2. Underachiever

Underachiever adalah peserta didik yang memiliki kesenjangan antara potensi diri berupa skor IQ dari hasil tes inteligensi yang diukur

menggunakan APM dengan prestasi belajar yang diperoleh dari nilai

rata-rata UTS, UAS, rapor dan KKM pada setiap mata pelajaran. Kriteria yang

digunakan untuk menentukan underachiever pada peserta didik terangkum pada

(28)

55

Tabel 3.1

Kriteria Peserta Didik Underachiever Kategori IQ dan Prestasi Minimal

Kategori IQ Prestasi Minimal

Jauh dibawah rata-rata Dibawah 80 < 40

Dibawah rata-rata 80-89 < 50

Rendah rata-rata 90-94 < 60

Rata-rata 95-104 < 70

Rata-rata tinggi 105-109 < 75

Di atas rata-rata 110-119 < 80

Unggulan 120-129 < 85

Sangat unggulan 130+ < 90

Sumber: Why Bright Kids Get Poor Grades (2000:218) disesuaikan dengan KKM yang ditentukan di sekolah

3. Program Bimbingan Belajar

Program bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik

peserta didik underachiever adalah serangkaian kegiatan bagi peserta didik yang

memiliki skor IQ tinggi tetapi prestasi akademik yang diraih rendah. Tujuan dari

program bimbingan belajar yaitu agar peserta didik underachiever mampu

mengembangkan konsep diri akademik, sehingga peserta didik underachiever

dapat mengembangkan prestasinya sesuai dengan potensi yang dimiliki (achiver).

Program bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik

peserta didik underachiever disusun dalam struktur program yaitu: (1) rasional;

(2) landasan operasional; (3) deskripsi kebutuhan; (4) tujuan program; (5) sasaran

program; (6) strategi layanan; (7) personil; (8) job desk personil; (9) rencana

operasional (action plan); (11) waktu pelaksanaan; (14) sarana dan prasarana; (15)

(29)

56

C.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1

Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013, akan diambil sampel data peserta didik

underachiever untuk pengolahan data awal yang akan dijadikan landasan pembuatan program hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep

diri akademik peserta didik underachiever. Asumsi pengambilan populasi pada

peserta didik kelas VIII adalah karena peserta didik pada kelas VIII sudah

memiliki data tentang skor IQ dan hasil evaluasi belajar selama satu tahun di kelas

VII, sehingga dari data yang diperoleh dapat terdeteksi apabila peserta didik

mengalami kondisi underachievement.

Tabel 3.2

Populasi Penelitian Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013

No Kelas Jumlah Orang

1 Kelas VIII A 27 Orang

2 Kelas VIII B 27 Orang

3 Kelas VIII C 27 Orang

4 Kelas VIII D 27 Orang

5 Kelas VIII E 26 Orang

6 Kelas VIII F 27 Orang

7 Kelas VIII G 27 Orang

8 Kelas VIII H 26 Orang

9 Kelas VIII I 27 Orang

Jumlah 241 Orang

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti (Furqan, 2004:146).

Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan

(30)

57

seluruh populasi. Sampel penelitian merupakan sampel purposif yaitu peserta

didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran

2012/2013.

Langkah – langkah untuk menentukan peserta didik underachiever adalah

sebagai berikut:

a. Menggolongkan peserta didik berdasarkan kategori dan skor IQ yang diperoleh

dari hasil tes intelegensi.

b. Menganalisa prestasi belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai rata-rata UTS,

UAS, rapor dan KKM pada setiap mata pelajaran untuk mengetahui peserta

didik memperoleh prestasi belajar yang tinggi atau rendah.

c. Peserta didik yang termasuk underachiever apabila terdapat kesenjangan antara

skor IQ yang dimiliki dengan prestasi belajar yang diraih.

Tabel 3.3

Sampel Penelitian Peserta Didik Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013

No Kelas Jumlah Orang

1 Kelas VIII A 13 Orang

2 Kelas VIII B 15 Orang

3 Kelas VIII C 11 Orang

4 Kelas VIII D 11 Orang

5 Kelas VIII E 10 Orang

6 Kelas VIII F 9 Orang

7 Kelas VIII G 13 Orang

8 Kelas VIII H 15 Orang

9 Kelas VIII I 7 Orang

(31)

58

D.Alat Pengumpulan Data

1. Keterangan Instrumen yang Digunakan

Instrumen pengungkap konsep diri akademik dalam penelitian

dikembangkan oleh Meina Fitri Riani mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan tahun 2008. Alasan penggunaan instrumen adalah karena

instrumen yang dikembangkan sesuai dengan tema penelitian penulis, selain itu

pertimbangan lain adalah hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen yang baik

dan dapat dipertanggung jawabkan. Menurut uji coba instrumen yang dilakukan

terhadap peserta didik kelas VIII di salah satu SMP Negeri Kota Bandung Tahun

Ajaran 2012/2013 hasil uji validitas instrumen menunjukan dengan menggunakan

SPSS 16.0 for windows, diperoleh hasil dari 51 item soal sebanyak 47 soal

dinyatakan valid atau dapat digunakan, sedangkan 4 soal yang lainya dibuang

karena tidak signifikan untuk pengumpulan data penelitian.

Hasil uji reliabilitas instrumen diperolah koefisien reliabilitas sebesar 0,884

berada pada kategori sangat tinggi, artinya instrumen yang digunakan baik dan

dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data dan memiliki tingkat validitas yang

tinggi sebesar 98,7%. Berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas maka

instrumen memadai untuk dipergunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Kisi-kisi Instrumen

Angket atau instrumen dalam penelitian dipergunakan untuk memperoleh

gambaran tentang konsep diri akademik pada peserta didik underachiever kelas

VIII di SMP Negeri 1 Cimahi tahun ajaran 2012-2013. Kisi-kisi instrumen

berdasarkan tiga komponen yaitu: 1) Perceptual Component; 2) Conceptual

(32)

59

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen

Konsep Diri Akademik Peserta Didik (Sebelum Validasi)

Komponen Aspek Indikator No item (+) (-)

Perceptual 1. Penampilan diri Mampu tampil atau berbicara di

depan kelas 1,4 2,3 4 a. Mampu menyelesaikan tugas dan

ujian 11,13,14 12 4 3. Kepercayaan

diri

a. Yakin pada diri sendiri dalam

mengerjakan ujian 17 15,16 3 b. Yakin pada diri sendiri dapat

mengerjakan tugas 18,20 19 3 c. Dapat mengatasi kesulitan dalam

mengerjakan tugas 21, 22 - 2 4. Kemandirian a. Mampu mengajukan pertanyaan 23 24 2 b. Mampu mengajukan pendapat 25,26 27,28 4 c. Memiliki rasa tanggung jawab 29,30,31 - 3 d. Memiliki inisiatif 32,35 33,34 4 Attitudinal 5. Keberartian diri a. Memperoleh respon dari guru dan

teman-teman 36,37 38,39 4 a. Memperoleh kepercayaan dari

teman-teman atau guru 40 41,42 3 6. Rasa Bangga

dan Malu

a. Memiliki perasaan bangga terhadap

prestasi akademik yang diraih 43,45 44 3 a) Memiliki rasa malu sehubungan

dengan perestasi akademiknya 46 47 2

Total Item 27 20 47

E.Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada instrumen penelitian untuk

mengungkap konsep diri akademik peserta didik. Asumsi dilakukannya pengujian

ulang pada instrumen adalah walaupun pada penelitian sebelumnya telah

dibuktikan validitas dan reliabilitas instrumen sangat tinggi dimungkinkan

(33)

60

keterbacaannya, oleh karena itu uji ulang validitas dan reliabilitas dilakukan untuk

memastikan layak atau tidaknya instumen konsep diri akademik diberikan kepada

peserta didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran

2012/2013.

1. Uji Validitas Butir Item

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan tingkat kesahihan

instrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Uji

validitas diuji cobakan pada peserta didik underachiever kelas VIII di SMP

Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto,2010:211). suatu instrumen

yang valid atau sahih apabila mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian adalah

seluruh item dalam instrumen yang mengungkap konsep diri akademik peserta

didik underachiever. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dengan menggunakan

prosedur pengujian Point Biserial. Adapun rumus Point Biserial adalah sebagai

berikut:

Keterangan:

: Rata-rata dari subjek yang menjawab benar bagi item yang diuji

validitasnya

: Rata-rata skor total : Standar deviasi

: Proporsi responden menjawab benar

: Proporsi responden menjawab salah ( )

(34)

61

Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item merupakan

data dari seluruh sampel penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh

dari 47 butir item pernyataan instrumen konsep diri akademik peserta didik, 38

butir item pernyataan dinyatakan valid sedangkan sembilan butir item pernyataan

dinyatakan tidak valid (pengujian validitas terlampir). Koefisien korelasi yang

digunakan dalam pengujian validitas ini adalah suatu item pernyataan dinyatakan

valid apabila nilai t hitung > t tabel. Berikut disajikan item-item pernyataan

setelah validasi pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Konsep Diri Akademik

Kesimpulan Item Jumlah

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15,

17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40,

41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 50, 51

38

Tidak Valid 12,16,18,21,22,30,39,43,44 9

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen

Konsep Diri Akademik Peserta Didik (Setelah Validasi)

Komponen Aspek Indikator No item (+) (-)

Perceptual 7. Penampilan diri Mampu tampil atau berbicara di

depan kelas 1,4 2,3 4 d. Mampu menyelesaikan tugas dan

ujian 11,13,14 3

9. Kepercayaan diri

b. Yakin pada diri sendiri dalam

mengerjakan ujian 15 1 e. Yakin pada diri sendiri dapat

mengerjakan tugas 17,19 2 f. Dapat mengatasi kesulitan dalam

(35)

62

10.Kemandirian e. Mampu mengajukan pertanyaan 23 1 f. Mampu mengajukan pendapat 24,25 26,27 4 g. Memiliki rasa tanggung jawab 28,29 - 2 h. Memiliki inisiatif 33 31,32 3 Attitudinal 11.Keberartian diri b. Memperoleh respon dari guru dan

teman-teman 34,35 36,37 4 b. Memperoleh kepercayaan dari

teman-teman atau guru 38 40 2 12.Rasa Bangga

dan Malu

b. Memiliki prestasi akademik yang

membanggakan 41 42 2 b) Memiliki rasa malu sehubungan

dengan perestasi akademiknya 45 1

Total Item 20 18 38

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil pengukuran

dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas intrumen

ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh

subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda.

Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians skor perolehan subjek.

Instrumen yang digunakan adalah item pernyataan yang menggunakan

jawaban benar (Ya) dan salah (tidak) sehingga perhitungan reliabilitas instrument

dapat ditentukan dengan menggunakan metode Kuder-Richardson 20 dengan

rumus:

[

] [

]

Keterangan :

r11 = Nilai Reliabilitas Instrumen

Vt = Varians total

k = Jumlah Butir Pertanyaan

p = Banyaknya subjek yang skornya 1 dibagi jumlah subjek q = Proporsi subjek yang mendapat skor 0 (q=1-p)

(36)

63

Adapun skala untuk interpretasi derajat reliabilitas instrumen yang

diperoleh digunakan tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

Antara 0,80 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi Antara 0,60 sampai dengan 0,80 Tinggi Antara 0,40 sampai dengan 0,60 Cukup Antara 0,20 sampai dengan 0,40 Rendah Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010:319)

Hasil uji coba instrumen diperoleh harga reliabilitas sebesar 0,89 yang

artinya bahwa derajat keterandalan instrumen yang digunakan sangat tinggi dan

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Hasil

penghitungan reliabilitas terlampir).

F. Analisis Data 1. Verifikasi data

Verifikasi data adalah suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang

diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data bertujuan

untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah. Dari hasil

verifikasi diperoleh data yang diisikan responden menunjukkan kelengkapan dan

cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk, atau jumlah data sesuai dengan

subjek dan keseluruhan data memenuhi persyaratan untuk dapat diolah.

2. Penyekoran

Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehingga

menghasilkan pernyataan dan kemungkinan jawabannya. Instrumen digunakan

untuk mengukur konsep diri akademik peserta didik underachiever. Item

pernyataan konsep diri akademik peserta didik menggunakan bentuk force choice

yaitu pilihan ya dan tidak. Adapun kriteria penyekoran untuk mendapat skor

(37)

64

Tabel 3.8

Ketentuan Pemberian Skor Angket Konsep Diri Akademik

Pernyataan Skor

Ya Tidak

Positif 1 0 Negatif 0 1

3. Pengelompokkan dan Penafsiran Data Konsep Diri Akademik

Penentuan pengelompokan dan penafsiran data konsep diri akademik

digunakan sebagai standarisasi dalam menafsirkan skor yang ditujukan untuk

mengetahui makna skor yang dicapai peserta didik underachiever dalam

pendistribusian respon terhadap instrumen. Pengelompokan skor disusun

berdasarkan skor yang diperoleh subjek uji coba pada setiap komponen maupun

skor total instrumen. Untuk mengetahui dua kategori konsep diri akademik

dilakukan pembuatan kategori dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

a. Menghitung skor total masing-masing responden.

b. Menentukan nilai tertinggi dan terendah.

c. Menentukan selisih dari nilai tertinggi dan terendah.

d. Selisih yang didapat kemudian dibagi dua.

e. Hasil selisih yang didapat adalah besar rentang dari kedua kategori.

f. Menentukan kategori konsep diri.

Konsep diri diklasifikasikan ke dalam dua kriteria yaitu konsep diri

akademik positif dan konsep diri akademik negatif. Adapun langkah-langkah yang

digunakan untuk menghitung skor kategori konsep diri akademik, yaitu:

a. Menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah

b. Nilai tertinggi : Skor maksimal x Jumlah pernyataan = 1 x 38 = 38

c. Nilai terendah : Skor minimal x jumlah pernyataan = 0 x 38 = 0

d. Menentukan selisih dari nilai tertinggi dan terendah 38 − 0 = 38

e. Menentukan besar rentang 38/2 = 19,5

Setelah diketahui nilai rentang, maka dapat dilakukan penentuan kriteria

konsep diri akademik dengan menggunakan tabel selang interval kategori seperti

(38)

65

Tabel 3.9

Interval Skor Konsep Diri Akademik Peserta Didik Rentang Skor Kategori

20 – 38 Positif 0 – 19 Negatif

Setelah pengkategorian konsep diri akademik, dirumuskan program

hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta

didik underachiever. Dihitung rata-rata skor responden pada setiap aspek dalam

menentukan aspek yang masih rendah dalam pencapaian konsep diri akademik.

Hasil perhitungan digunakan sebagai kebutuhan peserta didik akan layanan

bimbingan dan konseling. yang diasumsikan bahwa pencapaian aspek tertinggi

adalah prioritas utama untuk dikembangkan.

G.Penyusunan Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik Underachiever

1. Penyusunan Program

Penyusunan program dimulai dengan melakukan analisis terhadap data yang

diperoleh mengenai gambaran konsep diri akademik peserta didik underachiever

berdasarkan indikator konsep diri akademik. Gambaran indikator konsep diri

akademik merupakan dasar dalam penyusunan program bimbingan belajar untuk

mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever.

2. Validasi Program

Langkah berikutnya setelah penyusunan program adalah melakukan validasi

program yang telah disusun kepada dosen ahli program dari jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan dan Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1

Cimahi. Hasil validasi program merupakan pedoman untuk melakukan revisi dan

perbaikan untuk menyusun program hipotetik bimbingan belajar yang tepat untuk

mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever. Proses

validasi program diawali dengan proses penimbangan kisi-kisi penilaian uji

kelayakan program hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep

(39)

66

3. Penyusunan Program Hipotetik Bimbingan Belajar

Penyusunan rumusan program hipotetik bimbingan belajar untuk

mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever dilakukan

berdasarkan hasil penelitian dan hasil validasi program dari para dosen ahli dan

guru bimbingan dan konseling. Rumusan program hipotetik bimbingan belajar

untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever

menjadi rekomendasi bagi layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

H.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi langkah berikut:

1. Membuat proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen mata

kuliah Metode Riset Bimbingan Konseling.

2. Proposal penelitian yang telah disahkan oleh dosen mata kuliah diserahkan

dengan persetujuan dari dewan skripsi, calon dosen pembimbing skripsi serta

ketua jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

3. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada

tingkat fakultas.

4. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan yang ditujukan kepada kepala sekolah di SMP Negeri 1 Cimahi.

5. Mengumpulkan data dengan menyebarkan instrumen konsep diri akademik

pada peserta didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun

Ajaran 2012/2013.

6. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan dan

didiskusikan dengan dosen ahli statistika.

7. Mengolah dan menganalisis data dari hasil instrumen konsep diri akademik

yang telah disebarkan.

8. Pembuatan program bimbingan hipotetik berdasarkan hasil analisis data

deskripsi konsep diri akademik peserta didik underachiever baik dalam bentuk

(40)

67

9. Uji kelayakan (validasi) program bimbingan hipotetik dilaksanakan kepada

dua dosen jurusan PPB dan dari pihak praktisi dilaksanakan kepada guru BK

di SMP Negeri 1 Cimahi.

10. Penyempurnaan program berdasarkan hasil diskusi dan penilaian yang telah

(41)

113

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukan konsep diri akademik peserta didik underachiever

kelas VIII SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada

kategori positif, artinya peserta didik underachiever memiliki pandangan dan

cara berpikir yang tidak tepat terhadap konsep diri akademik positif yang

dimiliki meliputi aspek penampilan diri, kemampuan diri, kepercayaan diri,

kemandirian, keberartian diri, serta rasa bangga dan malu, sehingga peserta

didik tidak mampu memperoleh prestasi yang optimal.

2. Pada pencapaian aspek dan indikator konsep diri akademik, sebagian besar

peserta didik underachiever memiliki pandangan dan cara berpikir yang tidak

tepat berkaitan dengan kemampuan diri dalam menerima pelajaran,

mengajukan pertanyaan, mengutarakan pendapat, rasa tanggungjawab,

memiliki inisiatif dalam belajar, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan

tugas-tugas sekolah dan ujian, dapat mengatasi kesulitan dalam mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan oleh guru, memperoleh kepercayaan dari

teman-teman atau guru, memiliki rasa bangga dan malu terhadap prestasi akademik

yang diraih, karena pada indikator tersebut peserta didik underachiever

memiliki tingkat pencapaian tinggi yang seharusnya dapat membantu peserta

didik memperoleh prestasi sesuai dengan potensi.

3. Rumusan Program bimbingan belajar meliputi: rasional, landasan operasional

program, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran program, strategi

layanan, personil, job desk personil, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana,

rencana operasional, dan evaluasi. Secara keseluruhan setiap aspek dan

indikator konsep diri akademik dijadikan landasan pengembangan program

yang diberikan melalui layanan responsif dan layanan perencanaan individual

yang telah disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik

underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi tahun ajaran 2012/2013.

(42)

114

B.Rekomendasi

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)

Pada upaya meningkatkan prestasi akademik peserta didik underachiever

melalui pengembangan dan mengubah cara berpikir yang salah mengenai konsep

diri akademik peserta didik underachiever di sekolah, konselor dapat

mempergunakan program hipotetik hasil penelitian sebagai pedoman untuk

memberikan layanan bagi peserta didik yang mengalami underachievement untuk

mengembangkan dan menempatkan secara tepat konsep diri akademik yang

dimiliki.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Program yang dirumuskan oleh peneliti bersifat hipotesis, peneliti

selanjutnya dapat melakukan uji coba program bimbingan belajar untuk

mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever sehingga

(43)

115

DAFTAR PUSTAKA

Andreas. (2007). Hubungan Konsep Diri Akademik dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa. Skripsi Jurusan Psikologi UI: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Awad, G. (2007). “The Role of Racial Identity, Academic Self-Concept, and Self-Esteem

in the Prediction of Academic Outcomes for African Students”. Journal of Black Psychology. 33, (2), 188-207.

Burns, R.B. (1993). Konsep Diri Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. (Dit. Eddy). Jakarta: Arcan.

Chaplin, J.P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Choerunnisa, F. (2004). Efektivitas Teknik Restrukturisasi Kognitif Untuk Meningkatkan Konsep Diri Akademik Siswa. Skripsi pada FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Cokley, K. et al. (2003). “Ethnic Differnces in the Measurement of Academic Self -Concept in a Sample of African American and European American College

Students”. Educational and Psychological Measurement. 63, (4), 707-722.

Damrongpanit, S. (2010). “The Study of Growth between Academic Self-Concept, Non-Academic Self-Concept, and Non-Academic Achievement of Ninth-Grade Students: A

Multiple Group Analysis”. Research in Education Journal.

Deborah, T. (2008). Underachiever: A Model For Improving Academic Direction In Schools.[Online]. Tersedia di : www aare.edu.au. [09 November 2011]

Depdiknas. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal . Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan FIP UPI Bandung Bekerjasama dengan PB.ABKIN

Djamarah, S.B. (2002). Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Furqan. (2004). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Gallager, G. (2005). Underachievement-How Do We Define, Analyse, and Address It In School?: A View Through The Lens Of The Literature In Gifted Education. ACE paper. March 2005 Issue 15. [Online]. Tersedia di: www.education.auckland.ac.nz. [10 Oktober 2011]

Gozali, T.S. (2011). Efektivitas Assertive Training dalam Mereduksi Perilaku Konformitas Teman Sebaya yang Berlebihan.Skripsi Jurusan PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.

Hattie, J. (1992). Self Concept. Hillsdale: Lawrence Erlbaum Associates.

(44)

116

Hurlock, E.B. (1974). Personality Development. New Delhi: Mc Graw Hill.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Diterjemahkan oleh: Dra. Istiwidayanti & Drs. Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Janah, R. (2011). Program Bimbingan dan Konseling untuk Siswa Underachiever Berdasarkan Profil Self Esteem. Skripsi Jurusan PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.

Kurdi, M.M. (2007). Program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan konsep diri akademik siswa SMA. Skripsi Jurusan PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.

Lestari, R. (2012). Bimbingan Konseling pada Remaja dan Prestasi Akademik. [Online]. Tersedia: http://himcyoo.files.wordpress.com/2012/04/bk-pada-remaja-dan-prestasi-akademik.pdf. [28 Juni 2013].

Machmud, R. (2009). Perbedaan Konsep Diri Akademik Ditinjau dari Gaya Kelekatan Siswa. Skripsi Jurusan Psikologi USU: Tidak diterbitkan.

Maesaroh, S. (2010). Program Bimbngan Belajar Untuk Mengembangkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Makmun, A.S. (2012). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Marsh, H.W., Smith, I. D., Barnes, J. (1985). Multidimensional Self-Concepts: Relation With Sex and Academic Achievement. Journal of Educational Psychology, 77, 55-64.

Marsh, H.W., Yeung, A. S. (1997). Causal Effects of Academic Self-Concept on Academic Achievement : Structural Equation Models of Longitudinal Data. Journal of Educational Psychology, 89, 41-54.

McGrew, K. (2008). Academic Self-Concept: Definition and Conceptual Background. [Online]. Tersedia: http://www.iapsych.co/Academicself-concept.html [7 Agustus 2012]

Nayak, A. (1997). Guidance and Counseling. New Delhi: Aph Publishing Corporation.

Nurhayati, A. (2003). Beberapa Faktor Non Intelektual yang Menyebabkan Siswa Berprestasi Kurang. Skripsi Jurusan PPB FIP UPI: Tidak Diterbitkan.

Nurihsan, A.J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : PT.Refika Aditama.

Gambar

Tabel 3.2  Populasi Penelitian Peserta Didik Kelas VIII
Tabel 3.3  Sampel Penelitian Peserta Didik Underachiever
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.5  Hasil Uji Validitas Konsep Diri Akademik
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tersedianya obat-obat yang diperlukan dalam sediaan generik akan mempercepat penurunan biaya obat yang harus ditanggung pemerintah, cara lain adalah dengan mengharuskan rumah

Pada luas permukaan, semakin kecil ukuran partikel padatan dalam reaksi maka kemungkinan tumbukan antara partikel reaktan semakin besar. Tumbukan yang

Aktivitas mengindra karya seni rupa, merasakan, menikmati, menghayati dan menghargai nilai-nilai keindahan dalam karya seni serta menghormati keberagaman konsep artistic seni

Informasi verbal dalam iklan yang dianggap menarik adalah kalimat penjelasan yang berisi tentang kemampuan menyembuhkan segala macam penyakit yang tidak dapat ditangani

NC NAIJIA BARANG DAN SPESIFIKASI Volume. 7 DentalSet child

Judul Penelitian : Karakterisasi simplisia dan skrining fitokimia serta uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kayu siwak. (Salvadora persica Wall .)

Respon siswa positif terhadap pembelajaran diantaranya karena siswa diberi kebebasan dan keleluasaan untuk beraktivitas seperti siswa melihat selintas dengan cepat

Sahabat MQ/ saat ini persediaan katong darah yang ada di PMI Sleman Yogyakarta hanya sebanyak 144 Labu/ untuk golongan darah A sebanyak 36/ B 48 labu/ O 46 labu/