PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK
MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK
PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER
(Penelitian Deskriptif Terhadap Peserta Didik Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh:
ANISA SHOLIHAT HERYULIANTINI 0703750
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK
MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK
PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER
Oleh
Anisa Sholihat Heryuliantini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Anisa Sholihat Heryuliantini 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ANISA SHOLIHAT HERYULIANTINI 0703750
PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI AKADEMIK
PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER
(Penelitian Deskriptif Terhadap Peserta Didik Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I
Dr. Anne Hafina, M.Pd. NIP. 19600704 198601 2 001
Pembimbing II
Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd NIP. 19661115 199102 2 001
Mengetahui / Mengesahkan
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
i
ABSTRAK
Anisa Sholihat Heryuliantini. (2013). Program Hipotetik Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik Underachiever. (Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)
Konsep diri akademik yang negatif membuat peserta didik tidak percaya dengan kemampuan diri, sehingga peserta didik mengalami kondisi underachievement yang ditunjukkan dengan ketidakmampuan untuk memperoleh prestasi yang sesuai dengan potensi. Penelitian untuk menjawab pertanyaan (1) bagaimana gambaran umum konsep diri akademik peserta didik underachiever; (2) seperti apa program bimbingan belajar yang secara hipotetik efektif untuk membantu peserta didik underachiever dalam mengembangkan konsep diri akademik. Penelitian dilakukan terhadap peserta didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi tahun ajaran 2012/2013. Pendekatan yang digunakan kuantitatif. Metode penelitian deskriptif. Sampel penelitian adalah peserta didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi berjumlah 104 orang. Instrument penelitian yang digunakan berupa angket untuk mengungkap konsep diri akademik peserta didik. Hasil penelitian (1) peserta didik underachiever yang memiliki konsep diri akademik positif berjumlah 73 orang dengan skor rata-rata 34,03 dan peserta didik underachiever yang memiliki konsep diri akademik negatif berjumlah 31 orang dengan skor rata-rata 18,80. (2) rumusan program hipotetik bimbingan belajar dinyatakan layak oleh pakar dan praktisi. Rekomendasi diajukan kepada konselor dan kepada peneliti selanjutnya.
ii ABSTRACT
Anisa Sholihat Heryuliantini. (2013). Hypothetic Learning Guidance Program for Developing Academic Self-Concept of underachiever Students. (Descriptive Research on Class VIII Underachiever Students in SMP Negeri 1 Cimahi Academic Year 2012/2013)
Negative self-concept of underachiever making learners do not believe in their capabilities, so that students feel can’t achieve good performance. This research is to answer the question (1) general overview of how underachiever students academic self-concept (2) what kind of learning guidance program that hypothetically effective to help underachiever in developing a positive academic self-concept. Research conducted on class VIII underachiever students in SMP Negeri 1 Cimahi Academic Year 2012/2013. Quantitative approaches was used with descriptive research method. The samples were 104 underachiever students SMP Negeri 1 Cimahi. Research instrument used a questionnaire to reveal the students academic self-concept. The results of the study (1) underachiever learners who have a positive academic self-concept amounted to 73 people with an average score of 34.03 and an underachiever learners who have negative academic self-concept is 31 people with an average score of 18.80. (2) formulation of a hypothetical tutoring program as feasible by experts and practitioners. Recommendations submitted to the counselor and to further research.
vi
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ...
C. Tujuan Penelitian ...
D. Manfaat Penelitian ...
E. Metode Penelitian ...
F. Sistematika Penulisan...
BAB II PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR, KONSEP DIRI AKADEMIK DAN UNDERACHIEVER
A. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling...
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling...
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling...
3. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling...
4. Bidang Bimbingan dan Konseling ...
B. Konsep Dasar Bimbingan Belajar...
1. Pengertian Bimbingan Belajar...
2. Tujuan Bimbingan Belajar...
3. Lingkup Masalah Bidang Bimbingan Belajar...
vii
C. Konsep Diri...
1. Pengertian Konsep Diri...
2. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri...
3. Perkembangan Konsep Diri...
4. Dimensi Konsep Diri...
5. Jenis-Jenis Konsep Diri...
D. Konsep Diri Akademik ……...
1. Pengertian Konsep Diri Akademik ...
2. Komponen Konsep Diri Akademik...
3. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Akademik ...
4. Jenis-Jenis Konsep Diri Akademik ………...
5. Karakteristik Peserta Didik dengan Konsep Diri Akademik Positif…
6. Karakteristik Peserta Didik dengan Konsep Diri Akademik Negatif...
7. Hubungan Konsep Diri Akademik dengan underachiever...
E. Konsep Dasar Underachiever ...
1. Pengertian Underachiever ...
2. Faktor Penyebab Underachievement...
3. Jenis-Jenis Underachievement...
4. Karakteristik Peserta Didik Underachiever ...
5. Kriteria Underachiever………....
F. Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Konsep Diri
Akademik Peserta Didik Underachiever…...
viii
H. Kerangka Penelitian...
1. Asumsi Dasar Penelitian...
2. Kerangka Pemikiran...
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ...
B. Definisi Operasional Variabel ...
1. Konsep Diri Akademik ...
2. Underachiever ... 3. Program Bimbingan Belajar ………...
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...
1. Populasi Penelitian. ...
2. Sampel Penelitian...
D. Alat Pengumpulan Data ..…...
1. Keterangan Instrumen yang Digunakan...
2. Kisi-Kisi Instrumen...
E. Uji Validitas dan Reliabilitas...
1. Uji Validitas Butir Item...
2. Uji Reliabilitas...
F. Analisis Data...
1. Verifikasi Data...
2. Penyekoran ...
3. Pengelompokkan dan Penafsiran Data Konsep Diri Akademik…….
G. Penyusunan Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan
Konsep Diri Akademik Peserta Didik Underachiever…...
1. Penyusunan Program...
2. Validasi Program...
3. Penyusunan Program Hipotetik Bimbingan Belajar...
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian………...
1. Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII Di salah satu SMP Negeri Kota
CimahiTahun Ajaran 2012/2013... ...
2. Gambaran Umum Pencapaian Aspek-Aspek Konsep Diri Akademik
Peserta Didik Underachiever Kelas VIII Di salah satu SMP Negeri
Kota CimahiTahun Ajaran 2012/2013 ...
3. Rancangan Program Hipotetik Bimbingan Belajar untuk
Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever………
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...
1. Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII Di salah satu SMP Negeri Kota
CimahiTahun Ajaran 2012/2013 .... ...
2. Gambaran Setiap Aspek dan Indikator Konsep Diri Akademik Peserta
Didik Underachiever Kelas VIII Di salah satu SMP Negeri Kota
CimahiTahun Ajaran 2012/2013 …...
3. Rumusan Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan
Konsep Diri Akademik Peserta Didik Underachiever……….
C. Keterbatasan Penelitian………..
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Peserta Didik Underachiever Kategori IQ dan Prestasi Minimal………..……….. Tabel 3.1 Kriteria Peserta Didik Underachiever Kategori IQ dan Prestasi
Minimal……..………..
Tabel 3.2 Populasi Penelitian Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1
Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013…...………...…..
Tabel 3.3 Sampel Penelitian Peserta Didik Underachiever Kelas VIII di
SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013...
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Akademik Peserta Didik (Sebelum Validasi)………...…… Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Konsep Diri Akademik……….………
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Akademik Peserta Didik
(Setelah Validasi)………...……..
Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas….………
Tabel 3.8 Ketentuan Pemberian Skor Angket Konsep Diri Akademik…...
Tabel 3.9 Interval Skor Konsep Diri Akademik Peserta Didik….………..
Tabel 4.1 Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013………...…..………
Tabel 4.2 Gambaran Umum Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Aspek-Aspek……….
Tabel 4.3 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII (A) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….
Tabel 4.4 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik
xi
Tabel 4.5 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII (C) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….
Tabel 4.6 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII (D) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….
Tabel 4.7 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII (E) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….
Tabel 4.8 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII (F) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….
Tabel 4.9 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII (G) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….
Tabel 4.10 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII (H) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….
Tabel 4.11 Gambaran Aspek Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII (I) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….
Tabel 4.12 Kebutuhan Layanan Bimbingan Belajar untuk
Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever Kelas VIII (A) di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 ………...…….
Tabel 4.13 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Bimbingan Belajar untuk
Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik
Underachiever ………...
Tabel 4. 14 Instrumen Evaluasi Program Bimbingan Belajar untuk
Mengembangkan Konsep Diri Akademik ……….
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Program Hipotetik Bimbingan
Belajar untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik
Peserta Didik Underachiever………...……..
Diagram 3.1 Tahapan Penyusunan Program………... 51
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Jumlah Peserta Didik Underachiever Kelas VIII di SMP
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai ujung tombak perubahan memiliki peranan penting
dalam mengoptimalkan potensi peserta didik, sehingga peserta didik memiliki
kompetensi dalam menghadapi persaingan diberbagai aspek kehidupan. Peserta
didik dapat mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki untuk
mencapai pribadi yang bermutu melalui pendidikan (Lestari, 2012:2). Konstribusi
pendidikan yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik termaktub dalam
undang-undang No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidian
Nasional (Sisdiknas) yang berbunyi sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Nurihsan (2006:3) pendidikan yang bermutu di lingkungan sekolah
harus pendidikan yang seimbang, tidak hanya mampu mengantarkan peserta didik
pada pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis, tetapi juga
mampu mengembangkan potensi yang dimiliki dan membuat perkembangan diri
yang sehat dan produktif.
Indikator pencapaian perkembangan potensi yang optimal pada aspek
akademik dilihat dari keberhasilan belajar peserta didik di sekolah. Menurut
Lestari (2012:2) keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran di sekolah diukur
dengan prestasi akademik yang dicapai oleh peserta didik. Prestasi akademik
menunjukkan derajat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan belajar
setelah melakukan proses pembelajaran. Prestasi akademik pula menjadi tolak
ukur dari tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi tertentu yang telah
diberikan dalam proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Namun
2
demikian, tidak semua peserta didik mampu mencapai prestasi sesuai dengan
potensi yang dimiliki, banyak di antara peserta didik tidak mampu menampilkan
hasil belajar secara maksimal.
Salah satu indikator yang selama ini masih dijadikan patokan dalam
mengukur kemampuan peserta didik untuk berprestasi adalah seberapa tinggi
tingkat kecerdasannya (Maesaroh, 2010:1). Tingkat kecerdasan pada umumnya
diketahui dari skor IQ peserta didik. Tetapi, ketika peserta didik tidak mengikuti
kegiatan belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, maka tidak menutup
kemungkinan hasil belajar yang diperoleh peserta didik kurang memuaskan.
Sejalan dengan pernyataan Dalyono (Djamarah, 2002:160) menyebutkan:
Seseorang yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang yang inteligensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berfikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah.
Djamarah (2002:160) mengungkapkan dalam beberapa penelitian terdapat
hubungan yang erat antara IQ dengan prestasi belajar peserta didik di sekolah.
Peserta didik yang memiliki IQ di atas 120 diprediksi tidak akan mengalami
kesulitan dalam belajar dan memiliki prestasi belajar yang baik di sekolah. Sejalan
dengan pernyataan Nasution (Djamarah, 2002:160) peserta didik yang memiliki
skor IQ tinggi pada umumnya akan lebih mampu belajar dari pada peserta didik
yang skor IQ nya rendah.
Menurut Nasution (Djamarah, 2002:160) kecerdasan mempunyai peran
dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau
mengikuti suatu program pendidikan dan pengajaran. Namun, pada kenyataannya
di sekolah banyak terjadi peserta didik yang memiliki skor IQ tinggi tidak mampu
mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya, sehingga peserta didik mengalami
kesulitan dalam belajar, berupa nilai-nilai yang rendah, tidak naik kelas, gagal
ujian dan sebagainya (Maesaroh, 2010:2). Peserta didik yang memiliki skor IQ
tinggi tetapi prestasi akademik disekolah rendah tergolong pada peserta didik
3
Jumlah peserta didik yang menampilkan prestasi belajar tidak sesuai dengan
potensi yang dimiliki pada setiap sekolah tidak dapat diketahui secara pasti, tetapi
hal yang cukup mengejutkan dapat dilihat dari beberapa hasil penelitian berikut:
Surya (1979:142) penelitian terhadap peserta didik SMUN 2 Bandung diperoleh
data dari 240 peserta didik terdapat 78 peserta didik yang memiliki inteligensi
tergolong tinggi. Dari 78 peserta didik, 32 peserta didik digolongkan sebagai
peserta didik berprestasi kurang (underachiever).
Nurhayati (2003:3) melakukan studi terhadap peserta didik SMA Negeri 4
Bandung tahun ajaran 2003/2004 diperoleh data dari 250 peserta didik yang
memiliki inteligensi 120 ke atas terdapat 16 orang (12,8%) peserta didik termasuk
underachiever dengan nilai rata enam kebawah, sedangkan dilihat dari rata-rata prestasi belajarnya diperoleh data dari 306 peserta didik kelas XI, sebanyak
76 atau sekitar (24,8%) orang termasuk underachiever. Penelitian dilakukan
dengan mengungkap beberapa faktor yang menyebabkan underachievement
berdasarkan konsep diri akademik, motivasi belajar, minat, kematangan
emosional, lokus kontrol dan membandingkan karakteristik peserta didik achiever
dan underachiever.
Sulistiana (2009:9) melakukan penelitian terhadap 316 peserta didik kelas X
di SMA N 11 Bandung dengan membandingkan skor tes inteligensi dan nilai
rata-rata rapor, ditemukan fakta 106 peserta didik atau sekitar (33,54%) termasuk
kedalam kategori underachiever. Penelitian dilakukan dengan mengungkap
beberapa faktor yang menyebabkan underachievement berdasarkan konsep diri
akademik, motivasi belajar, sikap dan kebiasaan belajar.
Fenomena underachievement merupakan suatu masalah yang sangat
kompleks dalam dunia pendidikan. Darminto (Surozaq. 2012:18) menyatakan
peserta didik underachiever, cenderung memperlihatkan konsep diri akademik
rendah, selalu menyalahkan orang lain apabila menghadapi kegagalan, tidak
mampu menetapkan tujuan secara realistis, dan kurang memilki disiplin. Peserta
didik underachiever cenderung tidak percaya memiliki kemampuan untuk
berprestasi dalam dirinya, karenanya peserta didik underachiever tidak berusaha
4
Kegagalan dalam bidang akademik membuat peserta didik underachiever tidak
percaya diri dalam belajar sehingga peserta didik underachiever kehilangan
konsep diri akademiknya. Hubungan yang negatif antara konsep diri akademik
dengan prestasi menjadi lingkaran yang membuat kondisi underachievement sulit
diputus.
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh konsep
diri akademik terhadap kesuksesan akademik, ditemukan kesuksesan dalam
akademik tidak terlepas dari pengaruh konsep diri akademik yang dimiliki oleh
peserta didik. Combs (Burns, 1993:358) mengemukakan individu yang berprestasi
akademik rendah (underachiever) melihat diri sebagai individu yang kurang
memadai dibandingkan dengan yang lainnya, selalu mempersepsikan diri secara
negatif serta memiliki pemecahan masalah yang kurang efektif. Peserta didik yang
berprestasi rendah (underachiever) cenderung akan mengekspresikan lebih
banyak perasaan diri negatif dibandingkan dengan yang berprestasi tinggi.
Walsh (Kurdi, 2007:4) dalam sebuah studinya terhadap 20 peserta didik
laki-laki Sekolah Dasar (SD) di New York yang mempunyai IQ diatas 120 yang
berprestasi akademik rendah dibandingkan dengan 20 peserta didik laki-laki
lainnya yang memiliki IQ yang sama tetapi memiliki prestasi akademik tinggi.
Walsh menemukan peserta didik laki-laki yang cerdas dan berprestasi rendah
mempunyai lebih banyak perasaan negatif tentang diri dibandingkan dengan
peserta didik yang berprestasi tinggi.
Prestasi akademik yang dimiliki peserta didik dipengaruh oleh perasaan diri
akademiknya sehingga membentuk konsep diri akademik. Rendahnya prestasi
akademik yang diperoleh peserta didik disebabkan oleh perasaan diri yang negatif
sehingga membentuk konsep diri akademik yang negatif. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Marsh, Smith, dan Barnes (1985:145) menyatakan
559 peserta didik kelas lima Catholic School di Sydney Australia menunjukkan
prestasi matematika (mathematic achievement) yang negatif berhubungan positif
secara signifikan dengan konsep diri matematika yang negatif, dan prestasi
membaca (reading achievement) yang negatif berhubungan positif secara
5
didukung juga oleh Marsh dan Yeung (1997:49-50) yang melakukan penelitian
mengenai hubungan antara prestasi akademik dengan konsep diri akademik pada
603 peserta didik Chatolic Boys‟ School di Metropolitan Sydney, penelitian
tersebut mendapatkan hasil prestasi matematika (mathematic achievement) yang
negatif berhubungan positif secara signifikan dengan konsep diri matematika yang
negatif.
Pencerminan konsep diri akademik peserta didik dapat dilihat dari sikap
atau perilaku yang mencerminkan pikiran dan perasaan peserta didik mengenai
eksistensi dirinya pada bidang akademik. Konsep diri akademik yang negatif pada
peserta didik akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri mengemukakan
pendapat di depan orang lain, tidak berani mencoba hal-hal baru, takut gagal,
takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa tidak berguna, merasa tidak
berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis dan masih banyak perilaku
inferior lainnya.
Berdasarkan pembahasan dan penelitian-penelitian terdahulu, menunjukan
konsep diri akademik yang dimiliki oleh peserta didik akan mempengaruhi
pencapaian prestasi akademik di sekolah. Konsep diri akademik yang negatif
dapat menjadikan tidak optimalnya prestasi akademik yang diraih oleh peserta
didik, sehingga membuat peserta didik mengalami kondisi underachievement.
Ketidakmampuan peserta didik dalam mengembangkan konsep diri akademik
cenderung menunjukan perasaan dan perilaku yang negatif. Salah satu perasaan
dan perilaku negatif yang dimaksud yaitu merasa tidak mampu tampil di depan
orang lain, tidak percaya pada kemampuan yang dimiliki, memiliki kepercayaan
diri yang rendah, tidak memiliki kemandirian, merasa tidak berarti dan tidak
bangga terhadap prestasi akademik yang diraih.
Fenomena konsep diri akademik yang dialami oleh peserta didik
underachiever perlu memperoleh perhatian khusus dari konselor pada bidang bimbingan dan konseling, karena konsep diri akademik merupakan hal penting
yang harus dimiliki oleh para peserta didik. Dengan memiliki kemampuan
mengembangkan konsep diri akademik, peserta didik dapat meraih prestasi
6
yang memiliki konsep diri akademik negatif akan mengalami hambatan dalam
memperoleh prestasi akademik di sekolah, karena dalam dirinya cenderung
memiliki perasaan dan perilaku yang negatif seperti merasa tidak memiliki
kemampuan mengerjakan tugas sekolah dengan baik, tidak memiliki kemandirian
dalam belajar, tidak percaya diri tampil di depan orang lain dan tidak ada
kebanggaan terhadap prestasi yang sudah diraih.
Bentuk bimbingan yang dapat diberikan untuk membantu peserta didik
underachiever dalam mengembangkan konsep diri akademik melalui bimbingan belajar. Bimbingan belajar disebut juga sebagai bimbingan akademik. Yusuf
(2006:37) menjelaskan bimbingan akademik sebagai bimbingan yang diarahkan
untuk membantu peserta didik mengembangkan pemahaman dan keterampilan
dalam memecahkan permasalahan akademik seperti pengenalan kurikulum,
pemilihan jurusan, cara belajar yang efektif, penyelesaian tugas-tugas dan latihan,
pencarian dan penggunaan sumber belajar serta perencanaan pendidikan lanjutan.
Pengembangan program bimbingan belajar khususnya untuk
mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever merupakan
salah satu upaya yang dilakukan untuk memfasilitasi aktualisasi potensi dalam
bentuk pencapaian prestasi yang maksimal sesuai dengan skor IQ yang dimiliki
oleh peserta didik underachiever.
Pengembangan konsep diri akademik peserta didik underachiever di
sekolah merujuk pada yang diungkapkan oleh Hattie (1992:83) yang
mendefinisikan konsep diri akademik sebagai penilaian individu dalam bidang
akademik. Penilaian meliputi penampilan diri, kemampuan diri, kepercayaan diri,
kemandirian, keberartian diri dan perasaan bangga dan malu.
Berdasarkan fenomena yang dipaparkan, peneliti mengangkat masalah “Program Hipotetik Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik Underachiever” (Studi Deskriptif terhadap Peserta
Didik Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran
7
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Menurut Runikasari (2009:2) gambaran perilaku peserta didik
underachiever di sekolah adalah bersikap negatif terhadap sekolah, berkata bosan belajar, tugas-tugasnya tidak selesai, tidak merasa bangga dengan hasil kerjanya,
mudah terganggu konsentrasi, memiliki masalah disiplin, berkeliling kelas saat
belajar, terlambat datang ke sekolah, menyalahkan guru atau teman apabila ada
masalah, dan prestasi akademiknya rendah.
Menurut Butler Por (Surozaq, 2012:17) karakter individu menjadi salah
satu aspek pemicu terjadinya kondisi underachiement. Karakter tersebut adalah
konsep diri, motivasi belajar, kebutuhan untuk berprestasi dan takut akan
kegagalan, kebutuhan untuk bersosialisasi serta takut akan keberhasilan. Konsep
diri akademik merupakan bagian dari konsep diri yang terpusat pada aspek
pendidikan, fokusnya kepada kegiatan belajar. Menurut Vaughn, et al., (McGrew,
2008: 1) „Self-concept as a construct has had a long history within psychology and education because it provides a gauge to determine the effects of academic and social functioning on the emotional well-being of the individual.‟ Konsep diri sebagai suatu konstruksi memiliki sejarah panjang dalam psikologi dan
pendidikan karena memberi alat pengukur untuk menentukan dampak dari fungsi
akademik dan sosial terhadap kesejahteraan emosional individu.
Darminto (Surazaq, 2012:16) mengatakan konsep diri akademik dipandang
sebagai faktor kepribadian yang memainkan peran penting dalam mendorong
realisasi potensi dan capaian prestasi akademik. Menurut Butler-Por (Surozaq,
2012:16) mengatakan apabila individu memperoleh respon negatif dari orang lain,
individu akan membentuk konsep diri yang rendah (low self concept).
Surya (Janah, 2011:23) mengemukakan untuk mengidentifikasi peserta
didik underachiever terlebih dahulu ditetapkan karakteristik potensi maupun
prestasi.
a. Untuk potensi pada umumnya berdasarkan hasil tes inteligensi dengan
8
b. Karakteristik prestasi dinyatakan dalam bentuk tingkatan (grade). Untuk
prestasi belajar secara keseluruhan dinyatakan dalam bentuk nilai pukul
rata-rata dalam bentuk nilai komposit dari setiap bidang studi yang dipandang
mewakili prestasi.
Peserta didik underachiever yang dimaksud dalam penelitian adalah peserta
didik yang memiliki kesenjangan antara potensi yang dimiliki dengan prestasi
belajar yang dicapainya. Potensi yang dimiliki peserta didik sebagai modal awal
dalam melakukan proses belajar di sekolah yang diukur dengan menggunakan tes
inteligensi hasilnya berupa skor IQ, sedangkan prestasi akademik yang
ditampilkan di sekolah diukur dengan nilai rata-rata UTS, UAS, rapor dan KKM
pada setiap mata pelajaran yang diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh
guru.
Penelitian difokuskan pada pengembangan konsep diri akademik peserta
didik underachiever untuk mengaktualisasikan potensi akademik yang dimiliki
sehingga mampu memperoleh prestasi belajar yang maksimal dan sesuai dengan
kemampuan dan skor IQ. Alasan pemilihan variabel penelitian konsep diri
akademik diperkuat dengan hasil tinjauan literatur yang dilakukan Lau & Chan
(Sulistiana, 2009:11) menunjukkan karakteristik peserta didik underachiever yang
paling konsisten adalah rendahnya konsep diri, terutama pada area konsep diri
akademik.
Upaya pendidikan di sekolah untuk membentuk pribadi yang sukses dimulai
dengan mengembangkan konsep diri akademik yang dimiliki. Usaha ke arah
pengembangan konsep diri akademik dapat dilakukan dengan memberikan
intervensi dalam bentuk pemberian layanan bimbingan dan konseling. Bentuk
bimbingan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan konsep diri akademik
peserta didik underachiever yaitu melalui bimbingan belajar. Bimbingan belajar
diarahkan untuk membantu peserta didik mengatasi masalah-masalah akademik
yang menghambat peserta didik meraih prestasi akademik. Ketidakmampuan
peserta didik dalam mengembangkan konsep diri akademik akan menimbulkan
9
Mengingat pentingnya memiliki konsep diri akademik untuk memperoleh
prestasi yang sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik, maka upaya yang dilakukan oleh konselor untuk membantu peserta didik
underachiever dalam mengembangkan konsep diri akademik melalui program bimbingan belajar yang bertujuan untuk membantu dalam mencapai kompetensi
belajarnya, sehingga rumusan permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah “Bagaimana program hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1
Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013?”
Rumusan masalah dijabarkan dalam pertanyaan penelitian, yaitu:
Bagaimana gambaran umum konsep diri akademik peserta didik underachiever
kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian bertujuan untuk merumuskan program hipotetik
bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik
underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013. Secara khusus tujuan penelitian yaitu memperoleh gambaran umum konsep
diri akademik peserta didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi
Tahun Ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian adalah :
1. Bagi Konselor
Hasil penelitian dapat dijadikan pedoman bagi konselor dalam
melaksanakan layanan bimbingan belajar untuk membantu peserta didik
underachiever mengembangkan konsep diri akademik. 2. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Hasil penelitian menjadi salah satu contoh program bimbingan belajar untuk
10
E. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yaitu pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh data profil konsep diri
akademik peserta didik underachiever. Metode yang digunakan adalah deskriptif
yang bertujuan untuk menggambarkan konsep diri akademik peserta didik
underachiever yang dijadikan dasar pembuatan program hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever.
Teknik pengumpulan data pada penelitian adalah teknik non-tes berupa angket
mengenai konsep diri akademik peserta didik underachiever di sekolah. Populasi
dalam penelitian adalah peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun
Ajaran 2012/2013, sampel penelitian peserta didik underachiever.
F. Sistematika Penulisan
Bab I, berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi
dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodelogi penelitian
dan sistematika penulisan.
Bab II, kajian pustaka merupakan landasan teoritik dalam analisis temuan.
Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Melalui kajian pustaka
peneliti dapat mengkaji teori yang sedang dikaji dengan masalah penelitian yang
diteliti. kajian pustaka pada penelitian berisi tentang landasan teori mengenai
konsep dasar bimbingan dan konseling, bimbingan belajar, konsep diri, konsep
diri akademik, underachievement, dan program bimbingan belajar untuk
mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever.
Bab III, metodologi penelitian yang meliputi pendekatan dan metode
penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel penelitian, Alat
pengumpulan data yang menjelaskan mengenai instrumen penelitian yang
11
Bab IV, merupakan hasil penelitian dan pembahasan meliputi tiga hal utama
yaitu deskripsi hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan program
bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik untuk peserta
didik underachiever.
Bab V, berisi kesimpulan dan rekomendasi yang berkaitan dengan
kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait yang
disesuaikan dengan hasil analisis temuan di lapangan.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan yang memungkinkan
dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk angka
sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan statistik (Arikunto, 2010: 12). Pendekatan kuantitatif
dipilih untuk mendapatkan gambaran umum konsep diri akademik peserta didik
underachiever di sekolah.
Metode dalam penelitian menggunakan metode deskriptif yaitu suatu
metode untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu permasalahan yang
sedang terjadi dengan cara mengolah, menganalisis, menafsirkan dan
menyimpulkan data hasil penelitian yaitu mengenai konsep diri akademik peserta
didik underachiever yang diuraikan secara terperinci kemudian disusun program
hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta
didik underachiever.
Kondisi konsep diri akademik peserta didik underachiever di sekolah
menjadi data awal pengukuran kebutuhan penyusunan program bimbingan belajar
untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever.
Program bimbingan yang layak dilaksanakan meliputi empat tahapan
kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap pengidentifikasian, yaitu identifikasi tentang konsep diri akademik
peserta didik underachiever. Pengidentifikasian dilakukan melalui penyebaran
angket kepada peserta didik underachiever.
2. Tahap pengembangan program layanan bimbingan belajar di SMP Negeri 1
Cimahi berdasarkan kajian terhadap data-data hasil pengidentifikasian disertai
terhadap konsep bimbingan belajar, maka dikembangkanlah sebuah program
hipotetik.
53
3. Tahap diskusi program hipotetik. Untuk menguji kelayakan sebuah program
langkah berikutnya adalah mengadakan diskusi dengan dosen ahli dan konselor
sekolah sebagai pertimbangan dalam pengembangan program.
4. Tahap penyempurnaan program. Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan
akhirnya program disempurnakan dan dinyatakan sebagai program yang layak
untuk dilaksanakan. Lebih lengkap, tahapan pelaksanaan penelitian
diilustrasikan dalam diagram 3.1
Diagram 3.1
Tahapan Penyusunan Program
B.Definisi Operasional Variabel 1. Konsep Diri Akademik
Konsep diri akademik adalah respon peserta didik dalam melakukan
penilaian mengenai kebermaknaan dirinya sendiri mencakup penilaian terhadap
perceptual component pada aspek penampilan diri, conceptual component yang meliputi kemampuan diri, kepercayaan diri, kemandirian, dan attitudinal
component yang meliputi keberartian diri, rasa bangga dan malu yang dimiliki. Tahap Penyempurnaan
Program
Program Hipotetik Tahap Pengidentifikasian
a. Kajian Konseptual b. Karakteristik dan
kebutuhan peserta didik underachiever tentang konsep diri akademik
Tahap Pengembangan Program Layanan
Program hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever
Tahap Diskusi
54
a) Perceptual component, adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik berkaitan dengan penampilan diri, dengan indikator yang ditampilkan meliputi
kemampuan tampil atau berbicara di depan kelas serta memperoleh perhatian
dari teman-teman atau guru sehubungan dengan penampilan dirinya.
b) Conceptual component, adalah gambaran peserta didik tentang kemampuan diri, kepercayaan diri, dan kemandirian. Dengan indikator yang ditampilkan
meliputi kemampuan menerima pelajaran, kemampuan menyelesaikan tugas
dan ujian, yakin pada diri sendiri dalam mengerjakan tugas dan ujian sekolah,
percaya mampu mengatasi kesulitan dalam belajar, mempu mengajukan
pertanyaan, mampu mengutarakan pendapat, memiliki rasa tanggungjawab dan
memiliki inisiatif dalam belajar.
c) Attitudinal component, adalah sikap-sikap yang dimiliki peserta didik mengenai dirinya terhadap keberartian diri dan bagaimana ia memandang
dirinya dengan rasa bangga dan malu terhadap prestasi akademiknya. Dengan
indikator yang ditampilkan meliputi memperoleh respon dari guru dan
teman-teman, memperoleh kepercayaan dari guru dan teman-teman-teman, memiliki rasa
bangga terhadap prestasi yang diperoleh dan memiliki rasa malu sehubungan
dengan prestasi akademiknya.
2. Underachiever
Underachiever adalah peserta didik yang memiliki kesenjangan antara potensi diri berupa skor IQ dari hasil tes inteligensi yang diukur
menggunakan APM dengan prestasi belajar yang diperoleh dari nilai
rata-rata UTS, UAS, rapor dan KKM pada setiap mata pelajaran. Kriteria yang
digunakan untuk menentukan underachiever pada peserta didik terangkum pada
55
Tabel 3.1
Kriteria Peserta Didik Underachiever Kategori IQ dan Prestasi Minimal
Kategori IQ Prestasi Minimal
Jauh dibawah rata-rata Dibawah 80 < 40
Dibawah rata-rata 80-89 < 50
Rendah rata-rata 90-94 < 60
Rata-rata 95-104 < 70
Rata-rata tinggi 105-109 < 75
Di atas rata-rata 110-119 < 80
Unggulan 120-129 < 85
Sangat unggulan 130+ < 90
Sumber: Why Bright Kids Get Poor Grades (2000:218) disesuaikan dengan KKM yang ditentukan di sekolah
3. Program Bimbingan Belajar
Program bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik
peserta didik underachiever adalah serangkaian kegiatan bagi peserta didik yang
memiliki skor IQ tinggi tetapi prestasi akademik yang diraih rendah. Tujuan dari
program bimbingan belajar yaitu agar peserta didik underachiever mampu
mengembangkan konsep diri akademik, sehingga peserta didik underachiever
dapat mengembangkan prestasinya sesuai dengan potensi yang dimiliki (achiver).
Program bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik
peserta didik underachiever disusun dalam struktur program yaitu: (1) rasional;
(2) landasan operasional; (3) deskripsi kebutuhan; (4) tujuan program; (5) sasaran
program; (6) strategi layanan; (7) personil; (8) job desk personil; (9) rencana
operasional (action plan); (11) waktu pelaksanaan; (14) sarana dan prasarana; (15)
56
C.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1
Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013, akan diambil sampel data peserta didik
underachiever untuk pengolahan data awal yang akan dijadikan landasan pembuatan program hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep
diri akademik peserta didik underachiever. Asumsi pengambilan populasi pada
peserta didik kelas VIII adalah karena peserta didik pada kelas VIII sudah
memiliki data tentang skor IQ dan hasil evaluasi belajar selama satu tahun di kelas
VII, sehingga dari data yang diperoleh dapat terdeteksi apabila peserta didik
mengalami kondisi underachievement.
Tabel 3.2
Populasi Penelitian Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013
No Kelas Jumlah Orang
1 Kelas VIII A 27 Orang
2 Kelas VIII B 27 Orang
3 Kelas VIII C 27 Orang
4 Kelas VIII D 27 Orang
5 Kelas VIII E 26 Orang
6 Kelas VIII F 27 Orang
7 Kelas VIII G 27 Orang
8 Kelas VIII H 26 Orang
9 Kelas VIII I 27 Orang
Jumlah 241 Orang
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti (Furqan, 2004:146).
Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan
57
seluruh populasi. Sampel penelitian merupakan sampel purposif yaitu peserta
didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran
2012/2013.
Langkah – langkah untuk menentukan peserta didik underachiever adalah
sebagai berikut:
a. Menggolongkan peserta didik berdasarkan kategori dan skor IQ yang diperoleh
dari hasil tes intelegensi.
b. Menganalisa prestasi belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai rata-rata UTS,
UAS, rapor dan KKM pada setiap mata pelajaran untuk mengetahui peserta
didik memperoleh prestasi belajar yang tinggi atau rendah.
c. Peserta didik yang termasuk underachiever apabila terdapat kesenjangan antara
skor IQ yang dimiliki dengan prestasi belajar yang diraih.
Tabel 3.3
Sampel Penelitian Peserta Didik Underachiever Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013
No Kelas Jumlah Orang
1 Kelas VIII A 13 Orang
2 Kelas VIII B 15 Orang
3 Kelas VIII C 11 Orang
4 Kelas VIII D 11 Orang
5 Kelas VIII E 10 Orang
6 Kelas VIII F 9 Orang
7 Kelas VIII G 13 Orang
8 Kelas VIII H 15 Orang
9 Kelas VIII I 7 Orang
58
D.Alat Pengumpulan Data
1. Keterangan Instrumen yang Digunakan
Instrumen pengungkap konsep diri akademik dalam penelitian
dikembangkan oleh Meina Fitri Riani mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan tahun 2008. Alasan penggunaan instrumen adalah karena
instrumen yang dikembangkan sesuai dengan tema penelitian penulis, selain itu
pertimbangan lain adalah hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen yang baik
dan dapat dipertanggung jawabkan. Menurut uji coba instrumen yang dilakukan
terhadap peserta didik kelas VIII di salah satu SMP Negeri Kota Bandung Tahun
Ajaran 2012/2013 hasil uji validitas instrumen menunjukan dengan menggunakan
SPSS 16.0 for windows, diperoleh hasil dari 51 item soal sebanyak 47 soal
dinyatakan valid atau dapat digunakan, sedangkan 4 soal yang lainya dibuang
karena tidak signifikan untuk pengumpulan data penelitian.
Hasil uji reliabilitas instrumen diperolah koefisien reliabilitas sebesar 0,884
berada pada kategori sangat tinggi, artinya instrumen yang digunakan baik dan
dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data dan memiliki tingkat validitas yang
tinggi sebesar 98,7%. Berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas maka
instrumen memadai untuk dipergunakan sebagai instrumen penelitian.
2. Kisi-kisi Instrumen
Angket atau instrumen dalam penelitian dipergunakan untuk memperoleh
gambaran tentang konsep diri akademik pada peserta didik underachiever kelas
VIII di SMP Negeri 1 Cimahi tahun ajaran 2012-2013. Kisi-kisi instrumen
berdasarkan tiga komponen yaitu: 1) Perceptual Component; 2) Conceptual
59
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen
Konsep Diri Akademik Peserta Didik (Sebelum Validasi)
Komponen Aspek Indikator No item ∑ (+) (-)
Perceptual 1. Penampilan diri Mampu tampil atau berbicara di
depan kelas 1,4 2,3 4 a. Mampu menyelesaikan tugas dan
ujian 11,13,14 12 4 3. Kepercayaan
diri
a. Yakin pada diri sendiri dalam
mengerjakan ujian 17 15,16 3 b. Yakin pada diri sendiri dapat
mengerjakan tugas 18,20 19 3 c. Dapat mengatasi kesulitan dalam
mengerjakan tugas 21, 22 - 2 4. Kemandirian a. Mampu mengajukan pertanyaan 23 24 2 b. Mampu mengajukan pendapat 25,26 27,28 4 c. Memiliki rasa tanggung jawab 29,30,31 - 3 d. Memiliki inisiatif 32,35 33,34 4 Attitudinal 5. Keberartian diri a. Memperoleh respon dari guru dan
teman-teman 36,37 38,39 4 a. Memperoleh kepercayaan dari
teman-teman atau guru 40 41,42 3 6. Rasa Bangga
dan Malu
a. Memiliki perasaan bangga terhadap
prestasi akademik yang diraih 43,45 44 3 a) Memiliki rasa malu sehubungan
dengan perestasi akademiknya 46 47 2
Total Item 27 20 47
E.Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada instrumen penelitian untuk
mengungkap konsep diri akademik peserta didik. Asumsi dilakukannya pengujian
ulang pada instrumen adalah walaupun pada penelitian sebelumnya telah
dibuktikan validitas dan reliabilitas instrumen sangat tinggi dimungkinkan
60
keterbacaannya, oleh karena itu uji ulang validitas dan reliabilitas dilakukan untuk
memastikan layak atau tidaknya instumen konsep diri akademik diberikan kepada
peserta didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran
2012/2013.
1. Uji Validitas Butir Item
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan tingkat kesahihan
instrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Uji
validitas diuji cobakan pada peserta didik underachiever kelas VIII di SMP
Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto,2010:211). suatu instrumen
yang valid atau sahih apabila mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen
yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian adalah
seluruh item dalam instrumen yang mengungkap konsep diri akademik peserta
didik underachiever. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dengan menggunakan
prosedur pengujian Point Biserial. Adapun rumus Point Biserial adalah sebagai
berikut:
√
Keterangan:
: Rata-rata dari subjek yang menjawab benar bagi item yang diuji
validitasnya
: Rata-rata skor total : Standar deviasi
: Proporsi responden menjawab benar
: Proporsi responden menjawab salah ( )
61
Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item merupakan
data dari seluruh sampel penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh
dari 47 butir item pernyataan instrumen konsep diri akademik peserta didik, 38
butir item pernyataan dinyatakan valid sedangkan sembilan butir item pernyataan
dinyatakan tidak valid (pengujian validitas terlampir). Koefisien korelasi yang
digunakan dalam pengujian validitas ini adalah suatu item pernyataan dinyatakan
valid apabila nilai t hitung > t tabel. Berikut disajikan item-item pernyataan
setelah validasi pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Konsep Diri Akademik
Kesimpulan Item Jumlah
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40,
41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 50, 51
38
Tidak Valid 12,16,18,21,22,30,39,43,44 9
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen
Konsep Diri Akademik Peserta Didik (Setelah Validasi)
Komponen Aspek Indikator No item ∑ (+) (-)
Perceptual 7. Penampilan diri Mampu tampil atau berbicara di
depan kelas 1,4 2,3 4 d. Mampu menyelesaikan tugas dan
ujian 11,13,14 3
9. Kepercayaan diri
b. Yakin pada diri sendiri dalam
mengerjakan ujian 15 1 e. Yakin pada diri sendiri dapat
mengerjakan tugas 17,19 2 f. Dapat mengatasi kesulitan dalam
62
10.Kemandirian e. Mampu mengajukan pertanyaan 23 1 f. Mampu mengajukan pendapat 24,25 26,27 4 g. Memiliki rasa tanggung jawab 28,29 - 2 h. Memiliki inisiatif 33 31,32 3 Attitudinal 11.Keberartian diri b. Memperoleh respon dari guru dan
teman-teman 34,35 36,37 4 b. Memperoleh kepercayaan dari
teman-teman atau guru 38 40 2 12.Rasa Bangga
dan Malu
b. Memiliki prestasi akademik yang
membanggakan 41 42 2 b) Memiliki rasa malu sehubungan
dengan perestasi akademiknya 45 1
Total Item 20 18 38
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil pengukuran
dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas intrumen
ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh
subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda.
Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians skor perolehan subjek.
Instrumen yang digunakan adalah item pernyataan yang menggunakan
jawaban benar (Ya) dan salah (tidak) sehingga perhitungan reliabilitas instrument
dapat ditentukan dengan menggunakan metode Kuder-Richardson 20 dengan
rumus:
[
] [
]
Keterangan :
r11 = Nilai Reliabilitas Instrumen
Vt = Varians total
k = Jumlah Butir Pertanyaan
p = Banyaknya subjek yang skornya 1 dibagi jumlah subjek q = Proporsi subjek yang mendapat skor 0 (q=1-p)
63
Adapun skala untuk interpretasi derajat reliabilitas instrumen yang
diperoleh digunakan tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7
Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas
Antara 0,80 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi Antara 0,60 sampai dengan 0,80 Tinggi Antara 0,40 sampai dengan 0,60 Cukup Antara 0,20 sampai dengan 0,40 Rendah Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2010:319)
Hasil uji coba instrumen diperoleh harga reliabilitas sebesar 0,89 yang
artinya bahwa derajat keterandalan instrumen yang digunakan sangat tinggi dan
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Hasil
penghitungan reliabilitas terlampir).
F. Analisis Data 1. Verifikasi data
Verifikasi data adalah suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang
diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data bertujuan
untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah. Dari hasil
verifikasi diperoleh data yang diisikan responden menunjukkan kelengkapan dan
cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk, atau jumlah data sesuai dengan
subjek dan keseluruhan data memenuhi persyaratan untuk dapat diolah.
2. Penyekoran
Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehingga
menghasilkan pernyataan dan kemungkinan jawabannya. Instrumen digunakan
untuk mengukur konsep diri akademik peserta didik underachiever. Item
pernyataan konsep diri akademik peserta didik menggunakan bentuk force choice
yaitu pilihan ya dan tidak. Adapun kriteria penyekoran untuk mendapat skor
64
Tabel 3.8
Ketentuan Pemberian Skor Angket Konsep Diri Akademik
Pernyataan Skor
Ya Tidak
Positif 1 0 Negatif 0 1
3. Pengelompokkan dan Penafsiran Data Konsep Diri Akademik
Penentuan pengelompokan dan penafsiran data konsep diri akademik
digunakan sebagai standarisasi dalam menafsirkan skor yang ditujukan untuk
mengetahui makna skor yang dicapai peserta didik underachiever dalam
pendistribusian respon terhadap instrumen. Pengelompokan skor disusun
berdasarkan skor yang diperoleh subjek uji coba pada setiap komponen maupun
skor total instrumen. Untuk mengetahui dua kategori konsep diri akademik
dilakukan pembuatan kategori dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
a. Menghitung skor total masing-masing responden.
b. Menentukan nilai tertinggi dan terendah.
c. Menentukan selisih dari nilai tertinggi dan terendah.
d. Selisih yang didapat kemudian dibagi dua.
e. Hasil selisih yang didapat adalah besar rentang dari kedua kategori.
f. Menentukan kategori konsep diri.
Konsep diri diklasifikasikan ke dalam dua kriteria yaitu konsep diri
akademik positif dan konsep diri akademik negatif. Adapun langkah-langkah yang
digunakan untuk menghitung skor kategori konsep diri akademik, yaitu:
a. Menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah
b. Nilai tertinggi : Skor maksimal x Jumlah pernyataan = 1 x 38 = 38
c. Nilai terendah : Skor minimal x jumlah pernyataan = 0 x 38 = 0
d. Menentukan selisih dari nilai tertinggi dan terendah 38 − 0 = 38
e. Menentukan besar rentang 38/2 = 19,5
Setelah diketahui nilai rentang, maka dapat dilakukan penentuan kriteria
konsep diri akademik dengan menggunakan tabel selang interval kategori seperti
65
Tabel 3.9
Interval Skor Konsep Diri Akademik Peserta Didik Rentang Skor Kategori
20 – 38 Positif 0 – 19 Negatif
Setelah pengkategorian konsep diri akademik, dirumuskan program
hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta
didik underachiever. Dihitung rata-rata skor responden pada setiap aspek dalam
menentukan aspek yang masih rendah dalam pencapaian konsep diri akademik.
Hasil perhitungan digunakan sebagai kebutuhan peserta didik akan layanan
bimbingan dan konseling. yang diasumsikan bahwa pencapaian aspek tertinggi
adalah prioritas utama untuk dikembangkan.
G.Penyusunan Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Konsep Diri Akademik Peserta Didik Underachiever
1. Penyusunan Program
Penyusunan program dimulai dengan melakukan analisis terhadap data yang
diperoleh mengenai gambaran konsep diri akademik peserta didik underachiever
berdasarkan indikator konsep diri akademik. Gambaran indikator konsep diri
akademik merupakan dasar dalam penyusunan program bimbingan belajar untuk
mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever.
2. Validasi Program
Langkah berikutnya setelah penyusunan program adalah melakukan validasi
program yang telah disusun kepada dosen ahli program dari jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan dan Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1
Cimahi. Hasil validasi program merupakan pedoman untuk melakukan revisi dan
perbaikan untuk menyusun program hipotetik bimbingan belajar yang tepat untuk
mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever. Proses
validasi program diawali dengan proses penimbangan kisi-kisi penilaian uji
kelayakan program hipotetik bimbingan belajar untuk mengembangkan konsep
66
3. Penyusunan Program Hipotetik Bimbingan Belajar
Penyusunan rumusan program hipotetik bimbingan belajar untuk
mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever dilakukan
berdasarkan hasil penelitian dan hasil validasi program dari para dosen ahli dan
guru bimbingan dan konseling. Rumusan program hipotetik bimbingan belajar
untuk mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever
menjadi rekomendasi bagi layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
H.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi langkah berikut:
1. Membuat proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen mata
kuliah Metode Riset Bimbingan Konseling.
2. Proposal penelitian yang telah disahkan oleh dosen mata kuliah diserahkan
dengan persetujuan dari dewan skripsi, calon dosen pembimbing skripsi serta
ketua jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
3. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada
tingkat fakultas.
4. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan yang ditujukan kepada kepala sekolah di SMP Negeri 1 Cimahi.
5. Mengumpulkan data dengan menyebarkan instrumen konsep diri akademik
pada peserta didik underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi Tahun
Ajaran 2012/2013.
6. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan dan
didiskusikan dengan dosen ahli statistika.
7. Mengolah dan menganalisis data dari hasil instrumen konsep diri akademik
yang telah disebarkan.
8. Pembuatan program bimbingan hipotetik berdasarkan hasil analisis data
deskripsi konsep diri akademik peserta didik underachiever baik dalam bentuk
67
9. Uji kelayakan (validasi) program bimbingan hipotetik dilaksanakan kepada
dua dosen jurusan PPB dan dari pihak praktisi dilaksanakan kepada guru BK
di SMP Negeri 1 Cimahi.
10. Penyempurnaan program berdasarkan hasil diskusi dan penilaian yang telah
113
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukan konsep diri akademik peserta didik underachiever
kelas VIII SMP Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada
kategori positif, artinya peserta didik underachiever memiliki pandangan dan
cara berpikir yang tidak tepat terhadap konsep diri akademik positif yang
dimiliki meliputi aspek penampilan diri, kemampuan diri, kepercayaan diri,
kemandirian, keberartian diri, serta rasa bangga dan malu, sehingga peserta
didik tidak mampu memperoleh prestasi yang optimal.
2. Pada pencapaian aspek dan indikator konsep diri akademik, sebagian besar
peserta didik underachiever memiliki pandangan dan cara berpikir yang tidak
tepat berkaitan dengan kemampuan diri dalam menerima pelajaran,
mengajukan pertanyaan, mengutarakan pendapat, rasa tanggungjawab,
memiliki inisiatif dalam belajar, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan
tugas-tugas sekolah dan ujian, dapat mengatasi kesulitan dalam mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru, memperoleh kepercayaan dari
teman-teman atau guru, memiliki rasa bangga dan malu terhadap prestasi akademik
yang diraih, karena pada indikator tersebut peserta didik underachiever
memiliki tingkat pencapaian tinggi yang seharusnya dapat membantu peserta
didik memperoleh prestasi sesuai dengan potensi.
3. Rumusan Program bimbingan belajar meliputi: rasional, landasan operasional
program, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran program, strategi
layanan, personil, job desk personil, waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana,
rencana operasional, dan evaluasi. Secara keseluruhan setiap aspek dan
indikator konsep diri akademik dijadikan landasan pengembangan program
yang diberikan melalui layanan responsif dan layanan perencanaan individual
yang telah disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik
underachiever kelas VIII di SMP Negeri 1 Cimahi tahun ajaran 2012/2013.
114
B.Rekomendasi
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)
Pada upaya meningkatkan prestasi akademik peserta didik underachiever
melalui pengembangan dan mengubah cara berpikir yang salah mengenai konsep
diri akademik peserta didik underachiever di sekolah, konselor dapat
mempergunakan program hipotetik hasil penelitian sebagai pedoman untuk
memberikan layanan bagi peserta didik yang mengalami underachievement untuk
mengembangkan dan menempatkan secara tepat konsep diri akademik yang
dimiliki.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Program yang dirumuskan oleh peneliti bersifat hipotesis, peneliti
selanjutnya dapat melakukan uji coba program bimbingan belajar untuk
mengembangkan konsep diri akademik peserta didik underachiever sehingga
115
DAFTAR PUSTAKA
Andreas. (2007). Hubungan Konsep Diri Akademik dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa. Skripsi Jurusan Psikologi UI: Tidak Diterbitkan.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Awad, G. (2007). “The Role of Racial Identity, Academic Self-Concept, and Self-Esteem
in the Prediction of Academic Outcomes for African Students”. Journal of Black Psychology. 33, (2), 188-207.
Burns, R.B. (1993). Konsep Diri Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. (Dit. Eddy). Jakarta: Arcan.
Chaplin, J.P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Choerunnisa, F. (2004). Efektivitas Teknik Restrukturisasi Kognitif Untuk Meningkatkan Konsep Diri Akademik Siswa. Skripsi pada FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Cokley, K. et al. (2003). “Ethnic Differnces in the Measurement of Academic Self -Concept in a Sample of African American and European American College
Students”. Educational and Psychological Measurement. 63, (4), 707-722.
Damrongpanit, S. (2010). “The Study of Growth between Academic Self-Concept, Non-Academic Self-Concept, and Non-Academic Achievement of Ninth-Grade Students: A
Multiple Group Analysis”. Research in Education Journal.
Deborah, T. (2008). Underachiever: A Model For Improving Academic Direction In Schools.[Online]. Tersedia di : www aare.edu.au. [09 November 2011]
Depdiknas. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal . Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan FIP UPI Bandung Bekerjasama dengan PB.ABKIN
Djamarah, S.B. (2002). Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Furqan. (2004). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Gallager, G. (2005). Underachievement-How Do We Define, Analyse, and Address It In School?: A View Through The Lens Of The Literature In Gifted Education. ACE paper. March 2005 Issue 15. [Online]. Tersedia di: www.education.auckland.ac.nz. [10 Oktober 2011]
Gozali, T.S. (2011). Efektivitas Assertive Training dalam Mereduksi Perilaku Konformitas Teman Sebaya yang Berlebihan.Skripsi Jurusan PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.
Hattie, J. (1992). Self Concept. Hillsdale: Lawrence Erlbaum Associates.
116
Hurlock, E.B. (1974). Personality Development. New Delhi: Mc Graw Hill.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Diterjemahkan oleh: Dra. Istiwidayanti & Drs. Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Janah, R. (2011). Program Bimbingan dan Konseling untuk Siswa Underachiever Berdasarkan Profil Self Esteem. Skripsi Jurusan PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.
Kurdi, M.M. (2007). Program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan konsep diri akademik siswa SMA. Skripsi Jurusan PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.
Lestari, R. (2012). Bimbingan Konseling pada Remaja dan Prestasi Akademik. [Online]. Tersedia: http://himcyoo.files.wordpress.com/2012/04/bk-pada-remaja-dan-prestasi-akademik.pdf. [28 Juni 2013].
Machmud, R. (2009). Perbedaan Konsep Diri Akademik Ditinjau dari Gaya Kelekatan Siswa. Skripsi Jurusan Psikologi USU: Tidak diterbitkan.
Maesaroh, S. (2010). Program Bimbngan Belajar Untuk Mengembangkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Makmun, A.S. (2012). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Marsh, H.W., Smith, I. D., Barnes, J. (1985). Multidimensional Self-Concepts: Relation With Sex and Academic Achievement. Journal of Educational Psychology, 77, 55-64.
Marsh, H.W., Yeung, A. S. (1997). Causal Effects of Academic Self-Concept on Academic Achievement : Structural Equation Models of Longitudinal Data. Journal of Educational Psychology, 89, 41-54.
McGrew, K. (2008). Academic Self-Concept: Definition and Conceptual Background. [Online]. Tersedia: http://www.iapsych.co/Academicself-concept.html [7 Agustus 2012]
Nayak, A. (1997). Guidance and Counseling. New Delhi: Aph Publishing Corporation.
Nurhayati, A. (2003). Beberapa Faktor Non Intelektual yang Menyebabkan Siswa Berprestasi Kurang. Skripsi Jurusan PPB FIP UPI: Tidak Diterbitkan.
Nurihsan, A.J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : PT.Refika Aditama.