Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas IV SD Jetis Bantul Tahun
Pelajaran 2014/2015
Bonaventura Dwiyantoro Dian Patria Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian dilatarbelakangi kurangnya minat dan hasil belajar terhadap minat dan hasil belajar IPS SD Jetis Bantul kelas IVA. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam materi IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Subjek pada penelitian, terdiri dari 33 siswa kelas IV A yang memiliki minat dan hasil belajar yang rendah. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui minat dengan menggunakan lembar pengamatan dan kuesioner. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui hasil belajar dengan tes.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan minat pada kondisi awal hasil rata-rata pada minat siswa diperoleh 47,7, mengalami peningkatan pada siklus I rata-rata minat adalah 79,36 dan hasil siklus II diperoleh 80,45. Disamping itu hasil belajar juga mengalami peningkatan pada kondisi awal diperoleh nilai rata-rata hasil belajar 70,30 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 30% dan mengalami peningkatan nilai hasil belajar pada siklus I yaitu 77,42 dengan persentase siswa yang lulus KKM 63%, dan hasil siklus II diperoleh 83,71 dengan persentase 94% yang mencapai KKM. Jadi pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Jetis Bantul Tahun pelajaran 2014/2015.
Bantul Grade IV Students’ Interest and Study Result in Social Science 2014/2015
Bonaventura Dwiyantoro Dian Patria Universitas Sanata Dharma
2015
Research drop was triggred by a lack of interest and learning outcomes of the social studies material SD Jetis Bantul IVA class. This study aims to encourage and increase student learning outcomes in social studies materials using cooperative learning model type group investigation
This type of research is a classroom action research with two cycles. Subjects in the study, consisting of 33 students of class IV A who have an interest and a low learning outcomes. The experiment was conducted in two cycles, each cycle consisting of three meetings with 2x35 time allocation. Data collection techniques to determine the interest in using observation and scale. Data collection techniques to determine learning outcomes with the test.
The results showed increased interest in the initial conditions the average yield on interest gained 47,7 students, has increased at the cycle 1 the average interest is 79,36 and interest result cycle 2 is 80,45 Besides, the study also experienced an increase in the initial conditions obtained by the average value of learning outcomes 70.30 with the percentage of students who reach KKM 30% and increased the value of learning outcomes in cycle 1 is 77,42 with percentage achieve KKM 63% and final condition result cycle 2 is 83,71 with the percentage reaching 94% KKM. So the type of cooperative learning group investigation increasing interest and learning outcomes social studies.
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPS
pada Siswa Kelas IV SD Jetis Bantul Tahun Pelajaran 2014/2015
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Bonaventura Dwiyantoro Dian Patria 111134013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPS pada
Siswa Kelas IV SD Jetis Bantul Tahun Pelajaran 2014/2015
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidkan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Bonaventura Dwiyantoro Dian Patria 111134013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan tulus karya ini ku persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberiku semangat dalam menyelesaikan tugas ini
Kedua orang tuaku Bapak Riyanto Petrus Canisius S.Pd, dan Ibu Agnes Wiwik Avianti yang tak pernah kenal lelah memberikan seluruh cinta, semangat dan perjuangan dalam studi ini.
Kakakku Giovani Batista Dian Argo dan Adikku tersayang Caecilia Dian Pratiwi yang selalu memberiku perlindungan dan juga semangat.
Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya keluarga besar kelas F yang selalu memberikan cerita, pengalaman, semangat, dan mengajari tentang arti sebuah persahabatan.
Segenap warga SD Jetis Bantul, yang telah membantu dalam penelitian.
Buat sahabat terbaikku Dlogok Andi S., Arintiya, Dhairulaiala, Mira, Retno Cahyaning Tyas yang sudah memberikan semangat dan motivasi dalam menempuh studi
HALAMAN MOTO
-Non scholae sed vitae discimus-
Belajar bukan untuk sekolah, namun untuk hidup
“
I am the master of my fate. Iam the captain of my soul
”
-Nelson Mandela
–
“The
are only two ways to live. One is as though nothing is a
miracle. The other is as though everything is a miracle.”
-Albert Einstein-
ABSTRAK
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas IV SD Jetis Bantul
Tahun Pelajaran 2014/2015 Bonaventura Dwiyantoro Dian Patria
Universitas Sanata Dharma 2015
Penelitian dilatarbelakangi kurangnya minat dan hasil belajar terhadap minat dan hasil belajar IPS SD Jetis Bantul kelas IVA. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam materi IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Subjek pada penelitian, terdiri dari 33 siswa kelas IV A yang memiliki minat dan hasil belajar yang rendah. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui minat dengan menggunakan lembar pengamatan dan kuesioner. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui hasil belajar dengan tes.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan minat pada kondisi awal hasil rata-rata pada minat siswa diperoleh 47,7, mengalami peningkatan pada siklus I rata-rata minat adalah 79,36 dan hasil siklus II diperoleh 80,45. Disamping itu hasil belajar juga mengalami peningkatan pada kondisi awal diperoleh nilai rata-rata hasil belajar 70,30 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 30% dan mengalami peningkatan nilai hasil belajar pada siklus I yaitu 77,42 dengan persentase siswa yang lulus KKM 63%, dan hasil siklus II diperoleh 83,71 dengan persentase 94% yang mencapai KKM. Jadi pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Jetis Bantul Tahun pelajaran 2014/2015.
ABSTRACT
The Use of Cooperative Learning Model of Group Investigation Type to Increase SD Jetis Bantul Grade IV Students’ Interest and Study Result in Social Science
2014/2015
Bonaventura Dwiyantoro Dian Patria Universitas Sanata Dharma
2015
Research drop was triggred by a lack of interest and learning outcomes of the social studies material SD Jetis Bantul IVA class. This study aims to encourage and increase student learning outcomes in social studies materials using cooperative learning model type group investigation
This type of research is a classroom action research with two cycles. Subjects in the study, consisting of 33 students of class IV A who have an interest and a low learning outcomes. The experiment was conducted in two cycles, each cycle consisting of three meetings with 2x35 time allocation. Data collection techniques to determine the interest in using observation and scale. Data collection techniques to determine learning outcomes with the test.
The results showed increased interest in the initial conditions the average yield on interest gained 47,7 students, has increased at the cycle 1 the average interest is 79,36 and interest result cycle 2 is 80,45 Besides, the study also experienced an increase in the initial conditions obtained by the average value of learning outcomes 70.30 with the percentage of students who reach KKM 30% and increased the value of learning outcomes in cycle 1 is 77,42 with percentage achieve KKM 63% and final condition result cycle 2 is 83,71 with the percentage reaching 94% KKM. So the type of cooperative learning group investigation increasing interest and learning outcomes social studies.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD JETIS BANTUL TAHUN PELAJARAN 2014/2015” ini dengan baik. Penelitian ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S, BST., MA. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
3. Ibu Maria Melani Ika Susanti S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEBIMBING……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv
HALAMAN MOTTO ……… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ……….. viii
ABSTRACT ………. ix
KATA PENGANTAR ………... x
DAFTAR ISI……… xii
DAFTAR TABEL……… xiv
DAFTAR GAMBAR……….. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………... xvii
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang ……….. 1
B. Pembatasan Masalah……….. 6
C. Perumusan Masalah………... 8
D. Pemecahan Masalah ………. 8
E. Batasan Pengertian ……… 9
F. Tujuan Pengertian ……….. 10
BAB II LANDASAN TEORI ……… 12
A. Kajian Pustaka ………... 12
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation………..……... 12
2. Minat Belajar ………. 18
3. Hasil Belajar ……… 22
4. IPS ………. 26
B. Penelitian yang Relevan ……….... 27
C. Kerangka Berpikir ………. 29
D. Hipotesis ……… 32
BAB III METODE PENELITIAN ……… 34
A. Jenis Penelitian ……….. 34
B. Seting Penelitian ……… 36
C. Rencana Tindakan ………. 37
D. Instrumen Penelitian ………. 49
E. Teknik Pengumpulan Data ……… 56
F. Validitas dan Reliabilitas ……….. 57
G. Analisis Data ………. 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 74
A. Hasil Penelitian ……….. 74
1. Keadaan Awal Minat dan Hasil Belajar IPS ………. 74
2. Hasil Siklus 1 ………. 81
3. Hasil Siklus 2 ………. 96
B. Pembahasan……….. 112
BAB V PENUTUP ………. 122
A. Kesimpulan………. 122
B. Keterbatasan Penelitian………. 123
C. Saran ……….. 124
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Data Kondisi Awal ……….. 3
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian ……….….. 50
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi ………... 51
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Pilihan Ganda ……….. 52
Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Uraian ……….. 52
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner ……… 54
Tabel 3.7 Kisi-kisi Pengamatan ……… 55
Tabel 3.8 Pedoman Penskoran Minat Belajar ……….. 56
Tabel 3.9 Kriteria Kualitas Produk ……… 59
Tabel 3.10 Nilai Validasi Perangkat Pembelajaran Silabus ………. 60
Tabel 3.11 Nilai Validasi Perangkat Pembelajaran RPP ……….. 61
Tabel 3.12 Nilai Validasi Perangkat Pembelajaran LKS ……….. 61
Tabel 3.13 Nilai Validasi Perangkat Pembelajaran Materi ………... 62
Tabel 3.14 Kriteria Validasi Lembar Kuesioner dan Pengamatan ………….. 62
Tabel 3.15 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner dan Pengamatan ……… 63
Tabel 3.16 Hasil Validitas Kuesioner ……… 64
Tabel 3.17 Perhitungan Validasi Soal Pada siklus I dan II……… 65
Tabel 3.18 Kriteria Reliabilitas Instrumen ……… 67
Tabel 3.19 Hasil Reliabilitas Kuesioner ………. 68
Tabel 3.20 Hasil Reliabilitas Uji Soal Pilihan Ganda Siklus I ……….. 68
Tabel 3.21 Hasil Reliabilitas Uji Soal Uraian I ……….………. 68
Tabel 3.22 Hasil Reliabilitas Uji Soal Uraian II ………. 69
Tabel 3.23 Hasil Reliabilitas Uji Soal Uraian II ………. 69
Tabel 3.24 Pedoman Rata-rata Minat Siswa ……….. 71
Tabel 3.25 Kriteria Keberhasilan Minat Siswa ……….. 73
Tabel 3.26 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar ……….. 73
Tabel 4.1 Data Kondisi Awal dari Hasil Observasi Minat Siswa ………... 75
Tabel 4.3 Kondisi Awal Minat Kelas IV ………. 78
Tabel 4.4 Data Nilai Ulangan Umum Tengah Semester ... ... 80
Tabel 4.5 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 1 ……… 84
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 2 ……… 85
Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 3 ……… 87
Tabel 4.8 Lembar Observasi Pada Siklus I ………... .. 89
Tabel 4.9 Nilai Total Hasil Observasi Siklus I ... 90
Tabel 4.10 Hasil Kuesioner Minat Siklus I ... 91
Tabel 4.11 dataObservasi dan Hasil Kuesioner Minat Siklus I ... 92
Tabel 4.12 Data Hasil Belajar Siklus I ... 93
Tabel 4.13 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 1 ... 99
Tabel 4.14 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 2 ……… 101
Tabel 4.15 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 3………...….. 103
Tabel 4.16 Lembar Observasi Pada Siklus II ……… 105
Tabel 4.17 Nilai Total Hasil Observasi pada Siklus II …….………. 106
Tabel 4.18 Data Kuesioner Siklus II ……….. 107
Tabel 4.19 Minat Siklus II ……… 108
Tabel 4.20 Perolehan Hasil Belajar Materi IPS Siklus II ... 110
Tabel 4.21 Perbandingan minat siswa ... 115
Tabel 4.22 Perbandingan Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ... 118
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Skema Penelitian ……….. 29
Gambar 2.2 Alur Kerangka Berpikir ... 32
Gambar 3.1 PTK Model Spiral Kemmis & Taggart ... 34
Gambar 4.23 Grafik Pencapaian Peningkatan Minat ... 116
Daftar Lampiran
Lampiran 1a Surat Penelitian ……… 129
Lampiran 1b Surat telah Melakukan Penelitian ……… 130
Lampiran 2a Silabus Pembelajaran ……….. 131
Lampiran 2b RPP Pertemuan ke 1 ... 140
Lampiran 2c RPP Pertemuan ke 2 ……….... 153
Lampiran 2d RPP Pertemuan ke 3 ……… 166
Lampiran 2e RPP Pertemuan ke 4 ……… 171
Lampiran 2f RPP Pertemuan ke 5 ……… 182
Lampiran 2g RPP Pertemuan ke 6 ……… 194
Lampiran 3a Validasi Perangkat Pembelajaran ……… 200
Lampiran 4a Validasi Kuesioner ……….. 212
Lampiran 4b Validasi Lembar Observasi ………. 214
Lampiran 4c Kuesioner Minat ……….. 216
Lampiran 4d Lembar Observasi ……… 219
Lampiran 4e Validitas Kuesioner ………. 221
Lampiran 5a Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus 1 ……….. 232
Lampiran 5b Validasi Soal Pilihan Ganda Siklus 2 ……….. 233
Lampiran 5c Soal Validasi Siklus 1 ……….. 234
Lampiran 5d Soal Validasi Siklus 2 ………. 239
Lampiran 6a Sampel Hasil Kuesioner ………. 245
Lampiran 6b Sampel Hasil Belajar Siklus I ……… 251
Lampiran 6c Sampel Hasil Belajar Siklus II ……….. 253
Lampiran 6d Sampel Hasil Kerja Kelompok ………. 256
Lampiran 6e Dokumentasi Kegiatan Penelitian ………. 262
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini dibahas mengenai latar belakang, pembatasan masalah, perumusan masalah, pemecahan masalah, batasan pengertian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian
A. Latar Belakang
nyata yang dapat dilihat dan dirasakan dari kegiatan belajar ini adalah hasil belajar.
Dalam pembelajaran tematik yang menyangkut materi IPS seringkali menjadi masalah bagi siswa, karena kebanyakan materi pembelajaran IPS berupa hafalan, sehingga siswa tidak tertarik dalam proses pembelajaran hal ini terlihat di SD Jetis Bantul terdapat siswa yang kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran sehingga sangat sulit untuk meningkatkan hasil belajar dalam penerapan kurikulum 2013 yang berkaitan dengan materi pelajaran IPS.
Pada tabel 1.1 dapat dilihat daftar nilai yang diperoleh siswa berdasarkan hasil ulangan tengah semester tahun ajaran 2014/2015.
Tabel 1.1 Data Kondisi Awal Ulangan Semester Matapelajaran IPS Kelas IV A
Tahun KKM
Nilai Rata-rata ulangan
Ketuntasan Siswa Jumlah Siswa
Ya Tidak
2014/2015 75 70,45 10 siswa
30,30%
23 siswa 69,69%
33
Kurangnya minat belajar siswa SD Negeri Jetis Bantul pada kelas IV A ini mengakibatkan hasil belajar yang kurang dan tidak optimal dalam pemahaman materi yang diajarkan oleh guru, terutama pada pembelajaran IPS dari KKM yang ditetapkan, yaitu 75 terdapat 23 (69,6%) siswa yang tidak lulus KKM. Dari data hasil ujian tengah semester ini membuktikan hasil belajar siswa yang kurang yang diperoleh dari proses pembelajaran.
dengan metode pembelajaran dan media agar siswa lebih mudah untuk memahami dengan metode pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.
Untuk meningkatkan minat dan hasil belajar diperlukan suatu paradigma baru sebagai landasan pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dan mengerti dalam proses pembelajaran. Isjoni (2009:92) menyatakan guru harus menciptakan kelas sebagai laboratorium demokrasi, supaya peserta didik terlatih dan terbiasa berbeda pendapat, peran guru adalah sebagai fasilitator, mediator, direktor motivator, dan evaluator. Guru hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan kemudian siswa sendiri yang dapat mengembangkan pikiran, pendapatnya dan pengetahuan agar dapat meningkatkan pemahamannya sendiri.
Oleh karena itu pendidik dituntut dapat menguasai metode pembelajaran agar dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran terkait materi IPS yang dianggap kurang menarik. Pembelajaran IPS juga harus menggunakan media agar siswa lebih memahami dan mengerti secara kongkrit dalam pembelajaran IPS. Penggunaan metode pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pengajar yang menjadi persyaratan penting sebelum memilih metode yang tepat. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat menjadi kendala untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
metode yang tepat, pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif. Sadker (dalam Huda, 2011:66) menjabarkan beberapa manfaat pembelajaran kooperatif yaitu:
1. Siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi
2. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikapharga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar
3. Siswa menjadi lebih peduli dengan teman-temannya, dan diantara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang positif
4. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temanya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda.
intrapersonal mereka dengan orang lain, lalu pada level intrapersonal mereka mulai memperoleh pemahaman dan keterampilan baru dari hasil interaksi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Deutsch (dalam Huda, 2011:11) menyatakan bahwa siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif memiliki rasa kebersamaan yang kuat, keterpusatan diri, orientasi diri yang sangat besar dalam setiap aktivitas yang dilakukan, memeperhatikan kerja yang setara antar setiap anggota, lebih termotivasi untuk mencapai tujuan bersama. Huda (2011:39) menyatakan bahwa prespektif kognitif berpandangan interaksi antarsiswa akan meningkatkan prestasi belajar selama mampu memperoses informasi secara mental dari pada secara motivasional.
merencanakan apa yang diinvestigasi. Pertama-tama siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil. Masing-masing kelompok diberi tugas atau proyek, siswa mulai belajar dengan berbagai sumber belajar baik di dalam dan di luar sekolah. Dalam kelompoknya, setiap anggota berdiskusi menentukan informasi apa yang akan dikumpulkan dan bagaimana menyajikan hasil penelitian di depan kelas.
B. Pembatasan masalah
Mengingat banyaknya masalah dan keterbatasan yang ada sehingga perlunya dilakukan pembatasan ruang lingkup pengkaji, maka subjek penelitian dibatasi pada mata pelajaran IPS kelas IV A di SD Jetis Bantul dengan menggunakan materi yang sesuai digunakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe group investigationyaitu :
Tema : 5 Pahlawanku
Sub Tema : 1 Perjuangan Para Pahlawan Kompetensi Dasar:
4.2 Merangkum hasil pengamatan dan menceritakan manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu, Buddha, dan Islam dalam aspek pemerintahan, sosial, ekonomi, dan pendidikan.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan dari pembelajaran ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana upaya peningkatan minat dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap materi pelajaran IPS tentang tema pahlawanku sub tema perjuangan para pahlawan kelas IV A semester 1 tahun pembelajaran 2014/2015 di SD Jetis Bantul ?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan minat belajar pada pelajaran IPS ?
3. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPS ?
D. Pemecahan Masalah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe group investigation karena dalam teori tersebut menerapkan proses pembelajaran untuk mendiskusikan materi, menganalisisnya, bagaimana mengolahnya, bagaimana menelitinya, menyajikannya, dan membuat ringkasan. Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk mengetahui hasil belajar yang dapat dari proses pemahaman siswa dalam memahami materi pembelajaran.
E. Batasan Pengertian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh minat dan hasil belajar siswa kelas IV A SD Jetis Bantul terhadap pembelajaran tematik terkait dalam materi IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi IPS dan agar pembelajaran IPS menjadi lebih menarik
1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
2. Minat
Minat merupakan suatu kegiatan yang bersifat emosional dengan berbuat atau berpikir, mengamati untuk mengemukakan ide atau pendapatnya, dengan indikator, Partisipasi, Keinginan/interaksi, Kesiapan, Keaktifan, dan Memperhatikan.
3. Hasil Belajar
Merupakan standar tes dimana seseorang dapat mengukur pengetahuan di dalam suatu atau lebih di garis-garis pekerjaan atau belajar.
4. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Merupakan mata pelajaran yang mengkaji berbagai masalah-masalah dan fenomena sosial yang ada di masyarakat.
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan minat dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap materi pelajaran IPS kelas IV A SD Jetis Bantul. 2. Untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan menggunakan model
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap materi pelajaran IPS Kelas IV A SD Jetis Bantul.
G. Manfaat Peneliti
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagi sekolah :
Dapat dikembangkan untuk menghadapi kendala dalam pemahaman materi pelajaran dengan model pembelajaran kooperatif yang menjadi salah satu alternatif pada mata pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa.
2. Bagi guru :
Membantu menciptakan suasana yang menarik dan interaktif serta membantu untuk penggunaan metode pembelajaran kooperatif dalam materi pelajaran, dan mengetahui kendala serta memilih materi yang tepat untuk model pembelajaran kooperatif group investigation.
3. Bagi Peneliti :
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II akan dibahas mengenai teori-teori yang melandasi penelitian meliputi kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam penelitian ini akan disajikan beberapa teori yang melandasi penelitian di antara pengertian model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, minat belajar, hasil belajar, dan hakekat pembelajaran IPS.
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dalam bagian ini akan dijelaskan uraian teori yang berkaitan dengan definisi pembelajaran kooperatif, perspektif teoritis pembelajaran kooperatif, dan pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
a. Definisi Pembelajaran Kooperatif secara Umum
pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi sosial di antara kelompok pembelajaran yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota lain.
Parker dalam (Miftahul 2011:29) mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama. Sementara itu, Artz dan Newman dalam (Huda 2011:32) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai small group of learners working together as a team to solve a problem, complete a task, or accomplish a common goal (siswa bekerjasama dalam kelompok kecil/tim untuk mengatasi suatu masalah menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai suatu tujuan bersama). Dalam penelitian ini diharapkan siswa kelas IV A SD Jetis Bantul dapat menumbuhkan minat dan menciptakan kondisi kelas yang aktif dalam proses pembelajaran, serta memahami dan menyampaikan gagasan pemikiran yang didapat dari materi pembelajaran di kelas dan kepada setiap anggotanya.
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok Roger & David (dalam Agus, 2009:58) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok dapat dianggap pembelajaran kooperatif, untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan:
1) Positive interdependence (ketergantungan positif) 2) Personal responsibility (tanggung jawab individu) 3) Face to face (interaksi promotif)
4) Interpersonal skill (keterampilan sosial) 5) Group processing (pemrosesan kelompok)
Berikut adalah penjelasan masing masing unsur Pembelajaran Kooperatif: 1) Positive interdependence (ketergantungan positif)
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. 2) Personal responsibility (tanggung jawab individu)
Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.
3) Face to face (interaksi promotif)
Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi promotif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, saling memotivasi untuk memproleh keberhasilan bersama.
4) Interpersonal skill (keterampilan sosial)
Untuk mengoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik harus saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung, mampu menyelesaikan konflik secara konstruksi. 5) Group processing (pemrosesan kelompok)
Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahap kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok.
pembelajaran kooeratif menuntut kerjasama peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya
.
c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation Metode yang berasal dari Dewey (dalam Miftahul, 2011:123) dan dikembangkan oleh Sharan dan Shlomo tahun 1976, dan Rachel-lazarowitz di Israel lebih menekankan untuk menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks. Siswa dibentuk dalam kelompok kecil dan kemudian diberikan tugas atau proyek, siswa mendiskusikan informasi yang dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, bagaimana menelitinya dan bagaimana menyajikannya. Selama proses penelitian atau investigasi ini, mereka akan terlibat dalam aktivitas berpikir, seperti membuat hipotesis, ringkasan, kesimpulan, dan menyajikan hasil belajar.
Slavin (2005:215) mengatakan tipe group investigation tidak akan diimplementasikan dalam lingkungan pendidik yang tidak mendukung dialog interpersonal atau tidak memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran di kelas. Komunikasi dan interaksi kooperatif di antara sesama teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok.
pelajaran biologi, tetapi tidak sesuai digunakan untuk mempelajari kemampuan pemetaan atau unsur-unsur periodik. Sebagai bagian dari investigation, para siswa mencari informasi dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Sumber-sumber, seperti (macam-macam buku, film). Selanjutnya siswa mengevaluasikan, mensintesiskan informasi dan bertukar pikiran supaya dapat menghasilkan buah karya kelompok.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sebagai model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk berinteraksi siswa dalam pembelajaran, serta meningkatkan aktivitas berpikir dalam berdiskusi, menganalisis, membuat kesimpulan, dan menyajikan hasil belajar.
d. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe group investigation, yaitu sebagai berikut:
1) Secara Pribadi
a) dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas b) memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif c) rasa percaya diri dapat lebih meningkat
d) dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah 2) Secara Sosial / Kelompok
a) meningkatkan belajar bekerja sama
d) belajar menghargai pendapat orang lain
e) meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
3) Secara Akademis
a) siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan
b) bekerja secara sistematis
c) mengembangkan dan melatih keterampilan dalam berbagai bidang d) merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaanya
e) mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat
f) selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
Teori diatas menyatakan kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang akan digunakan peneliti terhadap upaya peningkatan minat dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
2. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Minat yang kaitan dengan siswa disini ini artinya siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat seseorang itu tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh atas dasar usaha, minat akan sesuatu uang dipelajari akan mempengaruhi minat selanjutnya, jadi dapat disimpulkan bahwa minat terhadap susuatu akan menyokong hasil hasil belajar selanjutnya.
Mengembangkan minat siswa terhadap sesuatu pada dasarnya adalah bertujuan untuk membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Apabila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat yang mampu digunakan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan maka kemungkinan besar siswa akan berminat untuk mempelajarinya.
b. Indikator Minat Belajar
2013:66) menyatakan bahwa minat belajar merupakan faktor penentu derajat keaktifan siswa dalam belajar. Susanto (2013:66) menyatakan bahwa minat merupakan sesuatu yang sangat penting, kerena dengan adanya minat seseorang dapat memusatkan perhatian pada seseorang, benda dan lain-lain.
Dari pernyataan di atas indikator minat maka dalam penelitian ini hanya akan difokuskan terhadap 5 indikator minat yakni : 1. Partisipasi, 2. Keinginan/interaksi, 3. Kesiapan, 4. Keaktifan, dan 5. Memperhatikan. Indikator 1, 2, dan 3 yang diambil dari pernyataan minat menurut Bernard dan Sardiman (dalam Susanto, 2013:57), indikator 4 yang diambil dari pernyataan Usman (dalam Susanto, 2013:66), dan indikator 5 yang diambil dari pernyataan Susanto (2013:66).
c. Ciri-ciri Minat Belajar
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa oleh karena itu tugas guru sebagai pendidik harus mampu untuk mengembangkan minat dalam diri siswa. Hurlock (Susanto 2013:60) menyebutkan ada tujuh ciri-ciri dari minat diantaranya:
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Itu artinya minat disemua bidang akan berubah selama fisik dan mental tersebut berubah, ini termasuk perubahan minat yang berhubungan dengan perubahan usia.
3) Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar ini merupakan faktor yang paling berharga, sebab tidak semua orang dapat menikmatinya.
4) Perkembangan minat kemungkinan bisa terbatas. Keterbatasan ini mungkin dikarenakan keadaan fisik yang tidak memungkinkan.
5) Minat dipengaruhi oleh budaya. Budanya sangat mempengaruhi minat oleh sebab itu jika budaya sudah mulai luntur kemungkian besar minat tersebut juga akan semakin luntur.
6) Minat berbobot emosional. Minat ini berhubungan dengan emosional maksudnya jika, objek dihayati sebagai sesuatu yang berharga, maka akan timbul perasaan senang dan pada akhirnya akan menimbulkan minat.
Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan ketertarikan seseorang yang dipengaruhi dari kesukaan, kegemaran, yang berasal dari dalam diri seseorang yang berhubungan dari luar diri.
d. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Rosydah dalam susanto (2013:60) menyatakan bahwa minat seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis minat, yaitu minat yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar.
1) Minat yang berasal dari bawaan, timbul dengan sendirinya, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan dan bakat alamiah.
(2). Minat yang timbul karena dorongan yang berasal dari luar individu. Gegne dalam susanto (2013:60) menjelaskan sebab timbulnya minat pada seseorang menjadi dua mancam (1) minat spontan, yaitu minat yang timbul secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa
dipengaruhi oleh pihak luar (2) minat terpola, yaitu minat yang timbul akibat dari adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatan yang terencana dan terpola, misalnya dalam kegiatan belajar mengejar.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
2007:39) yang dapat diartikan sebagai tingkatan keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pembelajaran tertentu. Sedangkan Susanto (2013:5) menyatakan yang dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif tetap. Dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menyampaikan tujuan yang menjadi keberhasilan untuk mencapai hasil belajar.
Untuk mencapai hasil belajar yang telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalaui evaluasi. Sunal (1993:94) mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Djemari (2008:8) menyatakan evaluasi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas. Dari pernyataan mengenai hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil kegiatan untuk mengukur pemahaman materi yang menjadi tujuan proses pembelajaran dengan serangkaian tes. b. Macam-macam Hasil Belajar
Dalam mencapai hasil belajar terdapat macam-macam hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif).
Pemahaman menurut Bloom (dalam Susanto, 2013:6) pemahaman diartikan sebagai kemampuan menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang dilakukan.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati (dalam Susanto, 2013:10) mengemukakan keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan berarti cara untuk menggunakan pikiran dan perbuatan secara efektif. Indrawati (1993:3) menyatakan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif dan psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori. Dalam melatih keterampilan proses, secara bersama dapat dikembangkan sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerjasama, bertanggung jawab, dan disiplin sesuai dengan penekanan bidang studi.
3) Sikap
serempak. Kekompakan antara mental dan fisik harus terjadi, jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tentu tampak secara jelas sikap seseorang yang ditujukan. Jadi sikap dapat diartikan hubungan yang memberikan respon atau bereaksi dari dalam diri sendiri.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam penerapan konsep hasil belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, menurut Gestalt (dalam Susanto, 2013:12) belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrat jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan suatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri. Berdasarkan teori hasil belajar terdapat faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor internal dan faktor eksternal
1) Faktor Internal
Faktor yang bersumber dari diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor Eksternal
4) IPS
a. Pengertian IPS
Susanto (2014:6) menyatakan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial humaniora, yaitu sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, polotik, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomela sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial di atas. Somantri (dalam Sapriya, 2009:10) mengatakan bahwa pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Dengan IPS para siswa akan dapat mengerti kenyataan hidup dalam masyarakat, dengan begitu banyak permasalahan dan dengan pembelajaran IPS pula siswa mengerti bahwa pemecahan dari permasalahan tersebut tidak dapat dipecahkan hanya dengan ilmu pengetahuan saja.
Dari peryataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang mempelajari manusia dan lingkungan baik di dalam kelompok maupun di masyarakat.
b. Tujuan IPS
Susanto (2010:145) menyebutkan ada beberapa tujuan dari pendidikan IPS diantaranya sebagai berikut:
2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang mengadaptasi dari ilmu-ilmu sosial dan kemudian digunakan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan sosial.
3) Mampu menggunakan model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan permasalahan yang berkembang di masyarakat
4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial serta mampu membuat analisis yang kritis dan kemudian mampu mengambil keputusan yang tepat.
5) Mampu mengembangkan berbagai potensi hingga mampu membangun diri sendiri. Ruang lingkup materi IPS di sekolah dasar yang telah tercantum dalam kurikulum adalah sebagai berikut:
Berdasarkan ruang lingkup materi di atas khususnya satu dan empat yang menyebutkan manusia, tempat, lingkungan, sistem sosial serta budaya, itu artinya siswa secara tidak sadar sudah mempelajari cara hidup yang bermasyarakat. Selain itu pembelajaran IPS ini bertujuan untuk meletakan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri.
B. Penelitian yang Relevan
siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Tidak berbeda dengan hasil penelitian Nurhidayat (2011) dengan judul “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Konsep pada Pokok Bahasan Archaebacteria dan Eubacteria Siswa Kelas 3 SMAN Bantul ” mendapat kesimpulan dengan penelitian menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep pada pokok bahasan archaebacteria dan eubacteria. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kustiyani (2013) dengan judul “ Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD 1 Jurang Kabupaten Kudus” dapat disimpulkan dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar yang menggembirakan.
Keterkaitan penelitian yang dilakukan oleh Hidayah, Nurhidayat, dan Kustiyani dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti, dapat dilihat melalui gambar 2.1 mengenai skema penelitin.
Gambar 2.1 Skema Penelitian
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir pada bagian ini menggambarkan pemikiran peneliti dalam mengkaitkan latar belakang dengan teori-teori dan hasil penelitian yang relevan.
Penelitian ini membahas tentang penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar di kelas IV A SD Jetis Bantul. “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Group Investigation pada Siswa Kelas IVB SD Negeri Gamol’’
Oleh : Hidayah (2012)
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Konsep pada Pokok Bahasan
Archaebacteria dan Eubacteria Siswa Kelas 3 SMAN Bantul”
Oleh : Nurhidayat (2011)
“Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD 1 Jurang Kabupaten
Kudus”
Oleh :Kustiyani (2013)
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPS pada Kelas IV SD
Peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas karena di SD tersebut terdapat siswa yang kurang berminat dalam pembelajaran sehingga sangat sulit untuk meningkatkan hasil belajar dalam penerapan kurikulum 2013 yang berkaitan dengan materi IPS. Dalam pembelajaran yang menggunakan kurikulum 2013 menyangkut materi IPS menjadi masalah bagi siswa, karena kebanyakan materi pembelajaran IPS berupa hafalan dan teks bacaan sehingga siswa tidak berminat dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat saat observasi awal. Masalah tersebut menjadi kendala dalam memperoleh nilai KKM yang terjadi dari 33 siswa hanya 10 siswa yang mendapatkan nilai mencapai KKM.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh data pada kelas IV A tentang minat siswa yang kurang dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa seringkali tidak berpartisipasi dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang main sendiri, menggambar dan seringkali mengganggu teman. Interaksi di dalam kelas juga menjadi kendala dalam penerapan kelompok belajar, siswa cenderung memilih-milih teman berdasarkan kemampuan, jenis kelamin, dan agama.
bersama. Teori ini lebih mementingkan proses pembelajaran yang memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran.
Penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penelitian Hidayah (2012) dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation pada Siswa Kelas IV B SD Negeri Gamol’’ mendapatkan kesimpulan dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Penelitian lain juga menyimpulkan bahawa terdapat peningkatan terhadap aktivitas dan penguasaan konsep pada pokok bahasan Archaebacteria dan Eubacteria Siswa Kelas 3 SMAN Bantul dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation Nurhidayat (2013). Tidak berbeda dengan Kustiyani (2013) dengan judul “ Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD 1 Jurang Kabupaten Kudus ” dapat disimpulkan dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar
agar siswa meningkatkan minat dan hasil belajar IPS yang dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan penelitian ini mengacu pada masalah yang telah dirumuskan upaya peningkatan minat dan hasil belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada siswa kelas IV A SD Jetis Bantul dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Minat dan hasil belajar siswa kelas IV dalam materi IPS belum optimal
Permasalahan
Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
Solusi
Minat dan hasil belajar siswa kelas IV dalam materi IPS meningkat
1. Upaya peningkatan minat dan hasil belajar IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan langkah-langkah seperti berikut :
a. Siswa berinteraksi di dalam kelompok b. Siswa menganalisis materi pelajaran
c. Siswa berdiskusi dalam investigasi materi pelajaran d. Siswa menyajikan hasil diskusi dalam kelompok
e. Siswa mengambil kesimpulan dari hasil diskusi kelompok
2. Penggunaan model pembelajaran koopertaif tipe group investigation dapat meningkatkan minat belajar IPS pada siswa kelas IV A SD Jetis Bantul.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. uraian mengenai metode penelitian yang digunakan terdiri dari delapan bagian penelitian yaitu jenis penelitian, seting penelitian, rencana tindakan, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, analisis data, dan kriteria keberhasilan.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ditujukan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada model spiral yang dikembangkan Kemmis & Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012: 66). Model tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pelaksanaa
Pengamatan Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Refleksi
Gambar 3.1 PTK Model Spiral Kemmis & Taggart
Siklus II Siklus
Berdasarkan gambar model spiral Kemmis & Taggart, Arikunto (2010:17) menyatakan satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Menurut Wijaya (2009:27) menyatakan bahwa pelaksanaan dan pengamatan dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tak terpisahkan. PTK dilaksanakan paling sedikit dua siklus, jika pada hasil penerapan penelitian pada siklus I masih terjadi hambatan atau masalah, maka diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Namun jika dalam siklus I sudah mencapai keberhasil maka siklus selanjutnya dapat digunakan untuk mengulangi kesuksesan. Pengertian dari empat langkah tersebut sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakannya. Ketika melakukan tindakan kelas perencanaan menjadi faktor penting untuk kegiatan yang akan dilaksanakan selanjutnya.
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan, hal-hal yang diamati adalah variabel yang ingin ditingkatkan dengan istrumen pengamatan. Pengamatan dilakukan oleh orang lain, mengamati apa yang dilakukan oleh guru, siswa maupun peristiwanya.
4. Refleksi
Refleksi atau peristiwa yang direnungkan adalah langkah dimana mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa.
B. Seting Penelitian 1. Tempat
Dalam penelitian ini tempat yang dilakukan di SD Jetis Bantul yang beralamat Jl. Imogiri Barat Km 11, Kertan, Sumberagung, Jetis, Bantul, Yogyakarta.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A di SD Jetis Bantul tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 23 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.
3. Objek Penelitian
keaktifan, 5. memperhatikan materi pembelajaran IPS. Serta dengan meningkatkan minat siswa dalam materi pembelajaran IPS diharapakan mampu mencapai hasil belajar yang baik dalam meningkatan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dinyatakan dalam skor hasil tes mengenai materi pembelajaran.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 14 bulan, dimulai dari bulan Juni 2014 sampai Desember 2015. Kegiatan penelitian dimulai dari observasi kondisi awal, penyusunan proposal, pengujian instrumen, permohonan izin penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan data, penyusunan laporan sampai pada revisi laporan penelitian.
C. Rencana Tindakan
model pembelajaran kooperatif namun bedanya pada siklus ini yang lebih ditekankan pada pemahaman materi dengan mengetahui hasil belajar siswa.
Siklus I pertemuan pertama siswa diajak untuk membaca tentang perjuangan pahlawan dari masa kerajaan Hindu, Buddha, siswa dibagi kedalam kelompok dengan berhitung, kemudian menganalisis perjuangan yang dilakukan dengan melakukan kerjasama dalam kelompok dan mengambil kesimpulan menurut pemahaman siswa, kemudian hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas, kemudian mengisi kuesioner minat. Siklus I pertemuan yang kedua juga sama dengan mencari tahu perjuangan yang dilakukan raja-raja pada masa kerajaan Hindu, Buddha dan Islam dengan menggunakan model pembelajaran koopertif tipe group investigation menganalisis bersama kelompok dan mengerjakan tes mengenai materi. Siklus I pertemuan ketiga siswa menganalisis materi pembelajaran, mengambil kesimpulan bersama dengan kelompok, mempresentasikan dan mengisi kuesioner minat.
raja-raja pada masa keraja-rajaan Hindu, Buddha dan Islam dengan kehidupan pada masa sekarang, dengan membuat kelompok siswa akan mendiskusikan dan menganalisis mengenai perjuangn para raja-raja pada masa kerajaan Hindu, Buddaha, membuat ringkasan terhadap materi pelajaran, mempresentasikan hasil pembelajaran di depan kelas, dan mengerjakan tes mengenai materi pembelajaran. Siklus ke II pertemuan ketiga siswa menganalisis perjuangan para raja pada jaman kerajaan Hindu, Buddha dan Islam, dan mengerjakan kuesioner minat.
Pembelajaran dilakukan pada kelas atas, sehingga pembelajaran harus menerapkan interaksi atau kerjasama di dalam kelas, agar siswa menjadi antusias dalam proses kegiatan pembelajaran. Peneliti sebelumnya mengkonsultasikan alokasi dengan guru kelas terkait dengan alokasi waktu, dengan alokasi waktu 2 jp (2x35). Tahap perencanaan alokasi waktu pada siklus I yaitu pertemuan pertama 2 JP (2x35), pertemuan kedua 2 JP (2x35) sedangkan pada pertemuan ketiga 2 JP (2x35). Sedangkan pada siklus ke II yaitu terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu pertemuan pertama 2 JP (2x35), pertemuan kedua (2x35), dan pertemuan ketiga 2 JP (2x35).
1. Persiapan
a. Melakuakan pengamatan awal di kelas IV A SD Jetis Bantul untuk memperoleh minat awal dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b. Mengidentifikasi Permasalahan dengan menyebarkan kuisioner kepada siswa dan melakukan observasi secara langsusng untuk memperoleh data minat awal di kelas IV A SD Jetis Bantul.
c. Permohonan izin penelitian di SD Jetis Bantul kepada kepala sekolah dan guru kelas.
d. Menyususn perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, LKS, Materi, Soal Evaluasi, Lembar pengamatan.
2. Rencana Tindakan Setiap siklus a. Siklus I
Pembelajaran pada siklus I menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, namun pada tahap ini siswa hanya melakukan menganalisis dengan kelompok dan menyajiakan hasil diskusi dengan kelompok yang lain dan mengerjakan tes untuk mengetahui hasil belajar.
1) Perencanaan
a) Siklus I pertemuan pertama (2 JP) Kegiatan Pembelajaran
(2) Siswa membagi kelompok dengan berhitung dan bergabung dengan kelompoknya masing-masing kelompok (Tahap 1 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa membuat kelompok
(3) Siswa menganalisis perjuagan yang dilakukan pada masa kerajaan Tarumanegara yang dipimpin oleh raja Purnawarman (Tahap 2 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa menganalisis
(4) Siswa mendiskusikan, menganalisis bersama kelompok dengan mencari sumber melalui buku di perpustakan (Tahap 3 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa mendiskusikan
(5) Siswa menyajikan hasil diskusi di depan kelas (Tahap 4 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation) : Siswa menyajikan hasil diskusi
(6) Setiap kelompok memperhatikan hasil diskusi kelompok lain dan mengambil kesimpulan terhadap materi pembelajaran yang di dapat (Tahap 5 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Group Investigation): Siswa mengambil kesimpulan (7) Setiap kelompok mengerjakan tugas yang diberikan dari guru (8) Siswa dan guru merefleksikan hasil pembelajaran yang telah
(9) Siswa diajak bermain “bertukar salam” dengan membuat sebuah pertanyaan kemudian ditukar dan dijawab oleh kelompok lain (10) Siswa mengisi skala untuk mengetahui minat
b) Siklus I pertemuan dua
(1) Siswa diajak mengulang pelajaran sebelumnya dengan menjawab pertayaan dari guru secara lisan.
(2) Siswa membagi kelompok dengan berhitung dan bergabung dengan kelompok masing-masing (Tahap 1 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa membagi kelompok
(3) Siswa menganalisis tentang materi pelajaran mengenai masa kejayaan kerajaan Sriwijaya (Tahap 2 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa Menganalisis. (4) Siswa mendiskusikan kejayaan masa kerajaan Sriwijaya dan
mengambil sikap pahlawan dari raja Balaputeradewa (Tahap 3 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa berdiskusi
(5) Siswa menganalisis dan mendiskusikan dengan mencari sumber dari buku paket, dan perpustakaan
(7) Siswa membut ringkasan dan kesimpulan dalam hasil diskusi (Tahap 5 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa mengambil kesimpulan
(8) Siswa mengerjakan soal mengenai pelajaran yang telah diberikan (9) Guru dan siswa melakuakn refleksi mengenai pelajaran hari ini c) Siklus I pertemuan ke tiga
(1) Siswa mengingat pelajaran yang telah diberikan kepada siswa sebelumnya
(2) Siswa diajak untuk membentuk kelompok dengan berhitung (Tahap 1 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa membagi kelompok
(3) Siswa melakukan kegiatan “bertukar salam’’ membuat pertanyaan dan menukar pertanyaan yang harus dijawab oleh kelompok lain (4) Siswa menganalisis pertanyaan dari kelompok lain (Tahap 2 dari
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa menganalisis
(5) Siswa mendiskusikan soal bersama dengan kelompok (Tahap 3 dari Group Investigation): Siswa berdiskusi
(6) Siswa menyajikan hasil diskusi kelompok mengenai tukar pertanyaan dan jawaban (Tahap 4 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa mempresentasikan (7) Siswa membuat ringkasan dan mengambil kesimpulan mengenai
Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa mengambil kesimpulan
(8) Siswa mengerjakan tugas untuk mengetahui hasil belajar
(9) Guru dan siswa melakuakan refleksi pada kegiatan pelajaran hari ini.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai dengan rincian pada tahap perencanaan kegiatan siklus.
3) Pengamatan
Pengamatan pada penelitian ini berjumlah dua orang pengamat. Pengamatan dilakukan selama proses kegiatan peelitian, selanjutnya pengamat diberikan lembar pengamat untuk melakukan pengamatan, serta mendokumentasikan proses penelitian dalam bentuk foto.
4) Refleksi
Pada tahap refleksi ini yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I antara lain:
(a) Mengidentifikasi hambatan pada proses penelitian siklus I
(b) Menganalisis minat belajar pada siswa kelas IV A SD Jetis Bantul (c) Membandingkan hasil belajar pada kondisi awal dengan siklus I (d) Menyimpulkan tentang perubahan hasil dan minat siswa dalam
siklus I
Perencanaan siklus I selesai tetapi masih harus memperkuat hasil yang diperoleh dari siklus I dan melajutkan pada siklus II.
b. Siklus II 1. Perencanaan
a) Siklus II pertemuan pertama (2 JP) Kegiatan Pembelajaran
(1) Siswa mengamati teks bacaan mengenai perjuangan para pahlawan pada masa kerajaan Majapahit.
(2) Siswa mebuat kelompok dengan berhitung (Tahap 1 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa berinteraksi.
(3) Siswa menganalisis dengan kelompok mengenai perjuangan pahlawan pada masa kerajaan Majahpahit (Tahap 2 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa menganalisis.
(4) Siswa mendiskusikan perjuangan yang dilakukan pada masa kerajaan Tarumanegara yang dipimpin oleh Patih Gajahmada (Tahap 3 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa berdiskusi
(6) Siswa menyajikan hasil diskusi di depan kelas (Tahap 4 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa mempresentasikan
(7) Setiap kelompok memperhatikan hasil diskusi kelompok lain
(8) Siswa mengambil kesimpulan dari hasil diskusi (tahap 5 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa mengambil kesimpulan
(9) Siswa dan guru merefleksikan hasil pembelajaran yang telah dilakukan dengan mengisi skala minat
b) Siklus II pertemuan dua
(1) Siswa diajak mengulang pelajaran sebelumnya dengan menjawab pertayaan dari guru secara lisan.
(2) Siswa membuat kelompok dengan berhitung.
(3) Siswa dan guru mendiskusikan tentang materi pelajaran mengenai Sultan Hasanudin (Tahap 1 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa berinteraksi.
(5) Siswa menganalisis dengan mencari sumber dari buku paket, dan perpustakaan (Tahap 3 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa berdiskusi.
(6) Siswa menyajikan hasil diskusi dalam betuk kelompok (Tahap 4 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa mempresentasikan.
(7) Siswa menyimpulkan hasil diskusi mengenai perjuangan Sultan Hasanudin (tahap 5 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Group Investigation): Siswa mengambil kesimpulan.
(8) Siswa mengerjakan soal mengenai pelajaran yang telah diberikan. (9) Guru dan siswa melakuakn refleksi mengenai pelajaran hari ini.
c) Siklus II pertemuan ke tiga
(1) Siswa mengingat pelajaran yang telah diberikan kepada siswa sebelumnya.
(2) Siswa diajak untuk membentuk kelompok (Tahap 1 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa berinteraksi.
(4) Siswa menganalisis perjuangan pahlawan yang disukai (Tahap 2 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa menganalisis.
(5) Siswa berdiskusi bersama dengan kelompok (tahap 3 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa berdiskusi.
(6) Siswa menyajikan hasil diskusi kelompok di depan kelas (Tahap 4 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa mempresentasikan.
(7) Siswa mengambil kesimpulan dari hasil diskusi di kelas (Tahap 5 dari Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation): Siswa mengambil kesimpulan.
(8) Siswa mengisi skala minat untuk mengetahui perubahan minat belajar.
(9) Siswa mengerjakan soal untuk mengetahui hasil belajar.
(10) Guru dan siswa melakuakan refleksi pada kegiatan pelajaran hari ini.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai dengan rincian pada tahap perencanaan kegiatan siklus.
3. Pengamatan