• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnosis dan Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih dan Ginjal (Studi Pustaka).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Diagnosis dan Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih dan Ginjal (Studi Pustaka)."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Latar belakang sehingga ditulisnya Karya Tulis Ilmiah ini disebabkan karena sampai masa sekarang ini ternyata masih saja ada pasien penderita infeksi saluran kemih dan ginjal yang datang kembali untuk berobat kepada dokter setelah menerima terapi dan pengobatan dari dokter tersebut. Pasien tersebut datang dengan keluhan penyakit yang bertambah parah, hal ini seringkali dikarenakan telah terjadinya komplikasi atau menjadi kronisnya penyakit infeksi saluran kemih dan ginjal yang terdahulu. Hal ini dapat terjadi karena masih kurangnya perhatian akan pentingnya melakukan proses diagnostik dan penatalaksanaan yang tepat.

Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menguraikan secara umum tentang apa yang dimaksud dengan infeksi saluran kemih dan ginjal agar ada pemahaman yang baik tentang bagaimana cara melakukan proses diagnostik dan penatalaksanaan yang tepat.

Jadi dengan adanya pemahaman yang baik dalam melakukan proses diagnostik dan penatalaksanaan yang tepat, maka pasien penderita infeksi saluran kemih dan ginjal dapat sembuh total tanpa harus kembali lagi berobat.

(2)

ABSTRACT

The background of this scientific writing is because of The persistent presence of

urinary tract and kidney infection patients who came in return after had treatment and medication. The patients came with severe complaints, and this often caused by complications or the disease had been chronic. This might be happened because there was still less concern ubout the important to do a proper diagnostic process and managed cure.

The objectives are to explain about urinary tract and kidney infection in general. Thus, there will be a good understanding about how to run a proper diagnostic process and managed care.

It can be concluded that with

a

good understanding in doing a proper diagnostic process and managed care, the urinary tract and kidney infection patients can get

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

HALAMAN PERNYATAAN MAHASISWA ... ii

ABSTRAK

... iii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan

Umum

Infeksi Saluran Kemih dan Ginjal ... 3

5 8 2.1.3 Epidemiologi dan Predisposisi ... 9

2.1.1 Etiologi dan Patogenesis ... 2.1.2 Gej ala dan Gambaran Klinis ... 2.2 Infeksi Saluran Kemih ... 2.2.1 Histopatologis ... 11

2.2.2 Komplikasi dan Diagnosis Banding ... 12

2.3 Infeksi pada Ginjal ... ... 14

2.3.1 Histopatologis ... 15

2.3.2 Komplikasi dan Diagnosis Banding .... ... 15

(4)

2.4 Diagnosis Fisik pada Penderita Infeksi Saluran Kemih dan Ginjal .. 17

2.5 Diagnosis Penunjang ... 18

2.5.1 Pemeriksaan Urin (Urinalisis) ... 18

2.5.2 Pemeriksaan Mikrobiologi ... 20

a . Kultur Urin ... 20

b . Pemeriksaan Hitung Kuman ... 20

c . Tes Resistensi Kuman ... 23

2.5.3 Pemeriksaan Abdominal Ultruasound ... 24

2.5.4 Pemeriksaan X-rays dan Cystoscopy ... 25

2.6 Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih dan Ginjal ... 26

BAB

III

KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan ... 31

3.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(5)

BAB

I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Infeksi Saluran Kemih dan Ginjal (ISKG) merupakan suatu penyakit in ksi

yang sering terjadi. Pasien didiagnosis menderita ISKG jika ditemukan bakteri lebih

dari 100.000 per ml urinnya dan lebih dari 10 per lapang pandang besar. Kekeliruan

dalam mendiagnosis terutama dalam penatalaksanaan terhadap pasien ISKG dapat

menyebabkan bertambah parahnya penyakit tersebut, dimana infeksi yang tadinya

hanya

di

saluran kemih bawah menyebar naik ke atas menuju ginjal sehingga timbul

suatu infeksi juga pada ginjal, dan jika terus berlanjut maka dapat terjadi suatu

gagal ginjal yang berakibat kematian pada pasien.

Oleh karena itu pada ISKG harus dilakukan proses diagnostik yang tepat, mulai

dari caranya menganamnesis pasien sampai mengambil suatu diagnosis.

Pemeriksaan fisis sebagai dasar, pemeriksaan-pemeriksaan penunj ang untuk

menegakkan diagnosis, seperti : pemeriksaan urin di laboratorium, pemeriksaan

dengan USG, dan lain sebagainya juga tidak boleh diabaikan. Sampai sekarang ini,

perhatian follow up atau pemantauan keberhasilan terapi dan pengobatan yang

dilakukan masih kurang. Sehingga tidak jarang pasien tersebut datang lagi di

kemudian hari dengan keluhan penyakit yang lebih berat, yang mungkin telah

terjadi komplikasi atau penyakit terdahulu tersebut telah menjadi kronis.

Di sini akan diuraikan tentang ISKG, agar dengan begitu ada pemahaman yang

baik tentang penyakit ini, disertai kemampuan melakukan proses diagnostik dan

keterampilan dalam menatalaksana atau menanggulangi penyakit ini dengan tepat.

(6)

1.2 IDENTIFlKASI MASALAH

Hal-ha1 apa yang perlu dipahami atau bagaimana cara melakukan prosedur

diagnostik dan penatalaksanaannya agar pasien dapat sembuh total tanpa harus

kembali lagi berobat dengan keluhan penyakit yang lebih parah karena telah terjadi

komplikasi atau menjadi kronisnya penyakit ISKG terdahulu.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dari Karya Tulis Ilimiah ini adalah

untuk

menguraikan secara

umum tentang penyakit ISKG. Dengan tujuan agar ada pemahaman yang baik

tentang bagaimana cara melakukan proses diagnostik dan penatalaksanaan yang

tepat pada ISKG. Dengan begitu pasien dapat sembuh total tanpa harus kembali lagi

dengan penyakit terdahulu yang menjadi kronis atau dengan komplikasi yang lebih

berat dan perlunya peningkatan pemahaman masyarakat, khususnya penderita

ISKG tentang penyakit yang dideritanya.

1.4 METODOLOGI

PENELITIAN

Studi Pustaka.

1.5 LOKASI DAN WAKTU

(7)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Hal-ha1 yang perlu dipahami atau cara melakukan prosedur diagnostik dan

penatalaksanaan agar pasien dapat sembuh total/tuntas adalah

1. Anamnesis yang baik dan teliti, serta diagnosis fisis yang tepat (inspeksi, perkusi

dan palpasi).

2. Pemeriksaan penunjang, seperti : pemeriksaan urin di laboratorium, pemeriksaan

Abdominal Ultrasound atau X-rays dan Cystoscopy jika diperlukan.

3. Penatalaksanaan yang tepat, mulai dari pencegahan agar tidak terjadi ISKG yang

relaps atau reinfeksi, pengobatan atau terapi yang teratur dan follow up selama

atau setelah terapi tersebut juga sangat penting.

3.2 SARAN

1. Perlunya peningkatan pemahaman mengenai ISKG, sehingga dapat dilakukan

proses diagnostik dan penatalaksanaan yang tepat terhadap penderitanya.

2. Menanamkan kesadaran kepada masyarakat, khususnya penderita ISKG akan

pentingnya memeriksakan diri ke dokter untuk inelakukan kontrol selama jangka

waktu tertentu setelah sembuh, untuk menghindari kemungkinan terjadinya

komplikasi atau yang lainnya akibat dari penyembuhan yang belum tuntas.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata R.; 1999.; Urinalisis. dalam Penuntun laboratorium klinik.; Jakarta.; Dian Rakyat.

Sjamsuhidajat R.; Wim de Jong.; 1997.; Saluran kemih dan alat kelamin laki-laki.; Widjoseno-Gardjito. dalam Buku ajar ilmu bedah.; Jakarta.; Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Roesma Jose, Susalit Endang. ; 1990.; Pemeriksaan penunjang pada penyakit saluran kemih.; Soeparman, Waspadji Sarwono. dalam Ilmu penyakit dalam.; Jakarta.; Balai Penerbit FKUI.

Sukandar Enday.; 1997.; Infeksi (nonspesifik dan spesifik) saluran kemih dan ginjal. dalam.; Nefrologi klinik.; Bandung.; ITB.

Mariana Yanti dan Setiabudy R.; 1995 ,; Sulfonamid, kotrimoksazol, dan antiseptik saluran kemih.; Ganiswarna g. Sulistia. dalam Fannakologi dan terapi.; Jakarta.; Bagian Farmakologi FKUI.

Stam E Walter.; 1994.; Urinary tract infection and pyelonephritis.; Harrison T. R. dalam Principles of internal medicine.; Newyork.; McGraw-Hill, Inc.

Kunin, Calvin M.; 1997.; Urinary tract infection : Detection, prevention, and management.; Baltimore.; Williams & Wilkins.

Catherine dkk.; 1998.; http://www.afud.orgj. American Foundation for Urologic Disease.

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Dempster Shafer merupakan metode yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit ikan nila dengan gejala-gejala

Mempertimbangkan bahwa potensi air bersih yang berlimpah dari wilayah Way Kanan yang belum dimanfaatkan secara maksimal serta menyediakan kepada masyarakat air miinum dalam

Inilah yang membuat penulis tertarik untuk menggali lebih dalam tentang pelaksanaan pembacaan al-Asmā’ al-Ḥusnā dan penerapan sifat raḥīm sebagaimana yang ada

Pengaruh Latihan Yoga Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di Dusun Niten Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Hasil uji menggunakan Paired

Camat juga berperan sebagai kepala wilayah (wilayah kerja, namun tidak memiliki daerah dalam arti daerah kewenangan), karena melaksanakan tugas umum pemerintahan di wilayah

[r]

Berdasarkan purata hasil pengamatan (Tabel 7) menunjukkan bahwa faktor konsentrasi dan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada warna

a dan b adalah nilai x yang diperoleh dari penyelesaian persamaan fungsi kuadrat dengan persamaan garis lurus tersebut... Luas daerah yang dibatasi oleh dua