• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD."

Copied!
245
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SARIKARYA MELALUI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Leni Setiyaningsih

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; 2) meningkatkan keaktifan belajar dalam mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; 3) meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 20 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan wawancara, lembar observasi, kuesioner, dan tes pilihan ganda. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Sarikarya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: menyampaikan tujuan, pembagian kelompok, penyampaian materi, belajar dalam kelompok, pemberian kuis, dan pemberian penghargaan; 2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor keaktifan siswa dari kondisi awal 53,67 (rendah) pada siklus I menjadi 66,45 (tinggi) dan pada siklus II menjadi 76,38 (tinggi); 3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Sarikarya. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan nilai rata-rata dari kondisi awal 67,6, dengan persentase ketuntasan 70,4%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 74,75 dengan persentase ketuntasan belajar 75%, dan pada siklus II menjadi 77,5 dengan persentase ketuntasan belajar 85%.

(2)

ABSTRACT

IMPROVEMENT OF ACTIVE INVOLVEMENT AND LEARNING ACHIEVEMENT IN SCIENCE OF IV STUDENTS OF SARIKARYA ELEMENTARY SCHOOL THROUGH THE IMPLEMENTATION OF STAD

COOPERATIVE LEARNING MODEL

Leni Setiyaningsih Sanata Dharma University

2016

The background of the research was low active involvement and learning achievement in class IV of Sarikarya Elementary School. The aims of this research was to know (1) ) describe ways to improve active involvement and learning achievement in Science subject through the implementation of STAD Cooperative learning model of IV students of Sarikarya Elementary School year 2015/2016; (2) improve active involvement in Science through the implementation of STAD Cooperative Learning Model; and (3) improve learning achievement in Science the implementation of STAD Cooperative Learning Model.

This research is an Action Research (AR) which was conducted in 2 cycles. The research subjects were IV students of Sarikarya Elementary School of academic year 2015/2016, as many as 20 children. The research object is the improvement of the active involvement and learning achievement in Science. Instruments used in this research were,interview, observation sheets, quesionnaire, and multiple-choice tests. The data anaylis technique used is a descriptive quantitative-qualitative analysis.

The result of research shows that: 1) ways to improve active involvement and learning achievement in Science through the implementation of STAD Cooperative learning model in class subjects IV students of Sarikarya Elementary School year 2015/2016 steps is conveying the purpose, the division of the group of teachers, presentation, learning in groups, quizzes, and award to students. 2) the implementation of STAD Cooperative learning model can improve active involvement in Science of IV students. It can be seen from the improvement of learning activeness scores which was started from 53,67 (low), in the cycle I increased to 66,45 (high), in the cycle II increased to 76,38 (high); 3) the implementation of STAD Cooperative learning model can improve learning achievement in Science of IV students. It can be seen from the improvement of the learning achievement of which the initial mean evaluation score was 67,6, with a percentage of completeness 70,4%, after the action on the cycle I increased on average to 74,75, with a percentage of 75%, cycle II of the average increased to 77,5 with 85%.

(3)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SARIKARYA MELALUI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Leni Setiyaningsih

NIM: 121134206

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada :

1.

Allah SWT yang senantiasa memberi ridho dan melindungi saya

2.

Orang tua saya yaitu : bapak Sarpan dan ibu Sri yang senantiasa

memberikan dukungan dan mendoakan saya.

3.

Untuk kakak saya tersayang Cici Susanti dan adik saya Wahyu Nurani

yang senantiasa memberikan semangat dan mendoakan saya.

4.

Kepada teman-teman mahasiswa kelas E PGSD angkatan 2012

(7)

v

MOTTO

Ukuran kecerdasan manusia sebenarnya terletak pada

kemampuannya untuk berubah

(albert einsten)

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah

(lessing)

Jangan menyesal dengan apa yang sudah terjadi tapi

berpikirlah untuk merubah hidup kita agar menjadi

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 2 Mei 2016 Penulis

Leni Setiyaningsih

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Leni Setiyaningsih

Nomor Mahasiswa :121134206

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SARIKARYA MELALUI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 2 Mei 2016 Yang menyatakan

(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SARIKARYA MELALUI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Leni Setiyaningsih

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; 2) meningkatkan keaktifan belajar dalam mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; 3) meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 20 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan wawancara, lembar observasi, kuesioner, dan tes pilihan ganda. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Sarikarya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: menyampaikan tujuan, pembagian kelompok, penyampaian materi, belajar dalam kelompok, pemberian kuis, dan pemberian penghargaan; 2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor keaktifan siswa dari kondisi awal 53,67 (rendah) pada siklus I menjadi 66,45 (tinggi) dan pada siklus II menjadi 76,38 (tinggi); 3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Sarikarya. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan nilai rata-rata dari kondisi awal 67,6, dengan persentase ketuntasan 70,4%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 74,75 dengan persentase ketuntasan belajar 75%, dan pada siklus II menjadi 77,5 dengan persentase ketuntasan belajar 85%.

(11)

ix ABSTRACT

IMPROVEMENT OF ACTIVE INVOLVEMENT AND LEARNING ACHIEVEMENT IN SCIENCE OF IV STUDENTS OF SARIKARYA ELEMENTARY SCHOOL THROUGH THE IMPLEMENTATION OF STAD

COOPERATIVE LEARNING MODEL

Leni Setiyaningsih Sanata Dharma University

2016

The background of the research was low active involvement and learning achievement in class IV of Sarikarya Elementary School. The aims of this research was to know (1) ) describe ways to improve active involvement and learning achievement in Science subject through the implementation of STAD Cooperative learning model of IV students of Sarikarya Elementary School year 2015/2016; (2) improve active involvement in Science through the implementation of STAD Cooperative Learning Model; and (3) improve learning achievement in Science the implementation of STAD Cooperative Learning Model.

This research is an Action Research (AR) which was conducted in 2 cycles. The research subjects were IV students of Sarikarya Elementary School of academic year 2015/2016, as many as 20 children. The research object is the improvement of the active involvement and learning achievement in Science. Instruments used in this research were,interview, observation sheets, quesionnaire, and multiple-choice tests. The data anaylis technique used is a descriptive quantitative-qualitative analysis.

The result of research shows that: 1) ways to improve active involvement and learning achievement in Science through the implementation of STAD Cooperative learning model in class subjects IV students of Sarikarya Elementary School year 2015/2016 steps is conveying the purpose, the division of the group of teachers, presentation, learning in groups, quizzes, and award to students. 2) the implementation of STAD Cooperative learning model can improve active involvement in Science of IV students. It can be seen from the improvement of learning activeness scores which was started from 53,67 (low), in the cycle I increased to 66,45 (high), in the cycle II increased to 76,38 (high); 3) the implementation of STAD Cooperative learning model can improve learning achievement in Science of IV students. It can be seen from the improvement of the learning achievement of which the initial mean evaluation score was 67,6, with a percentage of completeness 70,4%, after the action on the cycle I increased on average to 74,75, with a percentage of 75%, cycle II of the average increased to 77,5 with 85%.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku wakil kepala program pendidikan PGSD Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Y. B. Adimassana, M.A., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya yang sangat berguna selama penelitian ini.

(13)

xi

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas.

7. Siswa/siswi kelas IV SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2015/2016 yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

8. Sahabat-sahabat saya Emilliana, Armi, Ririn, Arum, Aprilia, Frengki dan Faisal, yang selalu memberikan dukungan dan semangat sehingga skripsi ini dapat selesai.

9. Afifan Nugroho yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis bersedia menerima kritik maupun saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan peneliti lain.

(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang Masalah ... 1

Batasan masalah ... 5

Rumusan Masalah ... 6

Tujuan Penelitian ... 7

(15)

xiii

Definisi Operasional... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 25

2.3 Kerangka Berpikir ... 28

2.4 Hipotesis Tindakan... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Setting Penelitian ... 34

3.3 Persiapan ... 36

3.4 Rencana Tiap Siklus ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.6 Instrumen Penelitian ... 52

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 60

3.8 Teknik Analisis Data ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

4.1 Hasil Penelitian ... 71

4.2 Pembahasan ... 91

BAB V PENUTUP ... 108

5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 109

5.3 Saran ... 109

(16)

xiv

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 35

Table 3.2 Pedoman Wawancara ... 53

Tabel 3.3 Lembar Observasi ... 54

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Keaktifan Belajar Siswa ... 55

Tabel 3.5 Pernyataan Kuesioner Keaktifan Belajar Siswa... 56

Tabel 3.6 Pedoman Penskoran Kuesioner ... 57

Tabel 3.7 Kriteria Penskoran Keaktifan Belajar ... 58

Tabel 3.8 Kategori Penskoran Keaktifan Siswa ... 58

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Soal Siklus I... 59

Tabel 3.10 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 59

Tabel 3.11 Hasil Validitas Soal Siklus I ... 62

Tabel 3.12 Hasil Validitas Soal Siklus II ... 63

Tabel 3.13 Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran ... 64

Tabel 3.14 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 64

Tabel 3.15 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 66

Tabel 3.16 Hasil Reliabilitas Siklus I ... 66

Tabel 3.17 Hasil Reliabilitas Siklus II ... 67

Tabel 3.18 Target Kriteria Keberhasilan ... 68

Tabel 4.1 Hasil Keaktifan Belajar Pada Kondisi Awal ... 72

Tabel 4.2 Hasil Prestasi Belajar Pada Kondisi Awal ... 73

(18)

xvi

Tabel 4.4 Hasil Prestasi Belajar pada Siklus I ... 80

Tabel 4.5 Keaktifan Belajar Siklus II ... 88

Tabel 4.6 Hasil Prestasi Belajar Siklus II... 89

Tabel 4.7 Peningkatan Keaktifan Belajar ... 98

Tabel 4.8 Data Kriteria Keberhasilan Keaktifan Belajar ... 99

Tabel 4.9 Peningkatan Prestasi Belajar ... 100

Tabel 4.10 Data Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar... 104

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan ... 28

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ... 30

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 33

Gambar 4.1 Peningkatan Keaktifan Belajar ... 99

Gambar 4.2 Peningkatan Prestasi Belajar Kondisi Awal ... 102

Gambar 4.3 Peningkatan Prestasi Belajar Siklus I ... 103

Gambar 4.4 Persentase KKM Siklus II ... 103

Gambar 4.5 Peningkatan Rata-Rata Belajar Siswa ... 105

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian... 113

Lampiran 2 Instrumen Penelitian ... 116

Lampiran 3 Soal Evaluasi ... 149

Lampiran 4 Validasi Lembar Keaktifan ... 160

Lampiran 5 Validasi Instrumen Pembelajaran ... 165

Lampiran 6 Data Kuesioner dan Observasi ... 187

Lampiran 7 Data Nilai Siswa tahun Pelajaran 2014/2015 ... 202

Lampiran 8 Hasil Soal Evaluasi ... 204

Lampiran 9 Hasil LKS Siklus I & Siklus II ... 214

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini akan membahas enam bagian pendahuluan dari penelitian ini. Enam bagian tersebut yaitu latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan membawa pengaruh di bidang pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1). Pendidikan dapat dijelaskan bahwa usaha yang dilakukan dengan terencana dapat mewujudkan suasana belajar yang efektif dan dapat mengembangkan potensi siswa. Pembelajaran yang dilakukan di kelas mampu membuat siswa menunjukkan potensi yang dimiliki. Pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak untuk membuat generasi muda yang cerdas.

(22)

siswa di dalam kelas. Strategi yang dipilih guru dapat mempengaruhi proses pembelajaran di kelas dan interaksi siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Pemilihan strategi yang tepat dan sesuai dengan karakter siswa dapat berdampak pada suatu keberhasilan. Keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan adalah dengan adanya peran guru di kelas. Guru sebagai pendidik dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru memiliki peran yang sangat penting di dalam kegiatan belajar mengajar yaitu mengembangkan bahan ajar, meningkatkan kemampuan peserta didik, serta menciptakan situasi serta kondisi belajar mengajar yang menyenangkan (Sanjaya, 2009:25). Guru merupakan salah satu faktor yang menentukan mutu dan kualitas pendidikan.

(23)

Namun, kenyataannya keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih menjadi permasalahan di kelas. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, keaktifan belajar siswa belum maksimal hal ini terlihat dari siswa yang kurang antusias dan pasif dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan belajar yang rendah tentunya sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Akibatnya siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran membuat prestasi belajar siswa menjadi rendah.

(24)

siswa hanya 13 siswa yang memiliki nilai di atas KKM. KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran IPA adalah 65.

Peneliti melakukan observasi pertama pada tanggal 21 September 2015, selama proses belajar mengajar di kelas IV SD Negeri Sarikarya pada mata pelajaran IPA keaktifan belajar siswa masih menjadi permasalahan. Pada saat pembelajaran siswa hanya menerima materi yang diberikan guru. Guru juga belum menggunakan model yang sesuai dengan kondisi siswa kelas IV SD N Sarikarya, sehingga siswa terlihat kurang antusias selama mengikuti pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran utama dalam pembelajaran IPA tidak tercapai.

Keaktifan belajar siswa pada kondisi awal diperoleh dengan membagikan lembar kuesioner yang diisi oleh siswa. Pembagian lembar kuesioner dilakukan pada hari Senin, 28 September 2015. Siswa membaca pertanyaan yang ada di dalam lembar kuesioner sebelum memberikan tanda check list (√). Pada hasil perhitungan dari kuesioner yang dibagikan siswa diperoleh hasil skor keaktifan belajar siswa pada kondisi awal sebesar 53,67 menunjukkan kriteria keaktifan siswa yang rendah.

(25)

KKM dan 12 siswa dengan persentase 29,6% belum memenuhi KKM. Nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 65 pada mata pelajaran IPA.

Rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV disebabkan oleh kurangnya guru dalam menerapkan model pembelajaran yang bervariatif dan menarik bagi siswa. Cara yang dapat digunakan guru untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menggunakan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru adalah pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division). Menurut Trianto (2009:68) pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi atau pembelajaran dengan cara guru meminta siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok kecil yang sudah dibuat oleh guru. Sehingga di dalam kelas, guru dan siswa dapat aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hasil yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas dapat menjadi sempurna. Sehingga, siswa menjadi aktif dalam mengikuti pelajaran, dan secara otomatis keaktifan belajar siswa akan meningkat dan prestasi belajar siswa juga akan mengalami peningkatan dalam mengikuti pelajaran di kelas.

Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Sarikarya Melalui Penerapan Model Pembelajaran

(26)

1.2Batasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan agar penelitian lebih mudah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada di kelas. Penelitian ini dibatasi sebagai berikut.

1.2.1 Penelitian dibatasi pada KD 3.1 Mengidentifikasi jenis makanan hewan. 1.2.2 Tindakan yang dipilih oleh peneliti pada penelitian ini adalah dengan

penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

1.2.3 Variabel penelitian ini adalah untuk melihat peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di batasan masalah maka penelitian ini mengambil rumusan masalah antara lain:

1.3.1 Bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2015/1016 melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD?

1.3.2 Apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata kondisi awal 53,67 (rendah) menjadi 70 (tinggi) ?

(27)

tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata 67,6 menjadi 75 dan dari persentase ketuntasan 70,4% menjadi 80% ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.4.1 Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD N Sarikarya tahun pelajaran 2015/2016. 1.4.2 Untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD N Sarikarya tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata kondisi awal 53,67 (rendah) menjadi 75 (tinggi).

1.4.3 Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD N Sarikarya tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata 67,6 menjadi 75 dan dari persentase ketuntasan 70,4% menjadi 80%.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.5.1 Bagi sekolah

(28)

1.5.2 Bagi guru

Guru dapat menerapkan proses belajar di kelas dengan kerja berkelompok untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPA.

1.5.3 Bagi siswa

Membantu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya dalam mata pelajaran IPA.

1.6Definisi Operasional

1.6.1 Keaktifan belajar adalah siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, yang bertujuan untuk membangun pengetahuan dan pengalaman siswa. Keaktifan belajar siswa dapat terlihat dengan siswa aktif bertanya, menjawab pertanyaan yang diberikan guru, serta mampu berdiskusi di dalam kelompok dengan baik.

1.6.2 Prestasi belajar adalah hasil belajar setelah mengikuti program pembelajaran yang dinyatakan dengan skor atau nilai.

1.6.3 Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan pembelajaran yang paling sederhana dengan membentuk kelompok kecil agar mempermudah guru dalam proses pembelajaran, serta pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen dan setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa.

(29)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II, peneliti membahas empat topik yaitu kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Keaktifan Belajar

2.1.1.1Pengertian Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar menurut Hosnan (2014:208) adalah siswa mengalami sendiri untuk berlatih dengan daya pikir, emosional, dan keterampilan yang dimilikinya. Menurut Dimyati & Mudjiono (2009:44-45) keaktifan memiliki beraneka ragam bentuk. Bentuk keaktifan siswa berupa kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik dapat berupa membaca, mendengar, menulis, dan berlatih keterampilan. Kegiatan psikis berupa berdiskusi dalam kelompok dan melibatkan diri dalam tanya jawab. Menurut Sanjaya (dalam Rusman, 2013:395) berpendapat bahwa kegiatan keaktifan yaitu kegiatan mendengarkan, berdiskusi, bermain peran, melakukan pengamatan, melakukan eksperimen, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan praktik melakukan sesuatu.

(30)

beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, yang bertujuan untuk membangun pengetahuan dan pengalaman siswa. Keaktifan belajar siswa dapat terlihat dengan siswa aktif bertanya, menjawab pertanyaan yang diberikan guru, serta mampu berdiskusi di dalam kelompok dengan baik.

2.1.1.2Indikator Keaktifan Belajar

(31)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan indikator keaktifan belajar siswa dalam penelitian ini adalah keterlibatan siswa dalam proses belajar meliputi: 1) mencatat, memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi atau instruksi guru, 2) bekerjasama dalam kelompok, 3) bertanya pada guru atau teman apabila belum memahami materi, 4) mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk memecahkan masalah, 5) menerapkan langkah-langkah cara kerja atau instruksi dari guru, 6) melatih diri memecahkan soal atau mengerjakan soal LKS, 7) mampu mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok.

2.1.2 Prestasi Belajar

2.1.2.1Pengertian Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang artinya hasil usaha (Arifin, 2009: 12). Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan proses perubahan tingkah laku yang didasarkan pada pengalaman/latihan, hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:895) prestasi belajar adalah: a) penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru, b) kemampuan yang sungguh-sungguh ada atau dapat diamati (actual ability) dan yang dapat diukur langsung dengan tes tertentu.

(32)

2.1.2.2Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Syah (2008:144-45) prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

a. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor internal terdiri dari:

1. Aspek fisiologis, yaitu aspek yang bersifat jasmaniah yang dapat mempengaruhi semangat siswa dalam mengikuti pelajaran.

2. Aspek psikologis, yaitu aspek yang bersifat rohaniah yang dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa yang berupa minat, rasa aman, pengalaman masa lampau, dan inspirasi.

b. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu. Faktor eksternal terdiri dari: 1. Faktor lingkungan sosial, meliputi pribadi guru pengajar, sikap orang tua

dan keluarga siswa itu sendiri terhadap anak yang sedang belajar, situasi pergaulan dan teman sebaya.

2. Faktor lingkungan non sosial, meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning)

Faktor pendekatan belajar dapat dipahami siswa dengan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi, mempelajari materi tertentu. Faktor ini berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa.

(33)

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi.

2. Faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar diri siswa yang meliputi lingkungan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh dalam prestasi belajar ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa yang meliputi kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa yang meliputi lingkungan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif

Sanjaya (dalam Rusman, 2013:203) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2008:150) pembelajaran kooperatif adalah suatu model yang membantu siswa untuk belajar dalam kelompok kecil secara kolaboratif. Sebaiknya dalam pembelajaran kooperatif, pembagian kelompok terdiri dari 4-6 siswa agar setiap siswa mampu membuat hubungan belajar dengan kelompoknya lebih maksimal.

(34)

suatu kelompok dan menghadapi masalah. Berdasarkan kemampuan tiap individu, mereka berbagai ide untuk dapat memecahkan masalah belajar. Kelompok belajar diatur oleh guru agar kesempatan belajar dari siswa pintar dan kurang pintar dapat merata. Tugas dibuat oleh guru agar ketika bekerjasama mempunyai arah yang jelas.

Dari pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah, dan siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran dan mampu menyesuaikan diri di dalam kelompok sehingga siswa mampu bertukar ide satu sama lain dan dapat bekerja sama di dalam kelompok.

2.1.3.1Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa karakteristik. Rusman (2013:49-51) mengungkapkan karakteristik model pembelajaran kooperatif, diantaranya:

1. Pembelajaran dilakukan secara berkelompok. Kelompok adalah tempat untuk mencapai tujuan.

2. Pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang, dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, bekerja sama antar anggota kelompok, dan perlu ditentukan kriteria keberhasilan belajar.

(35)

4. Keterampilan untuk bekerja sama. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa perlu dikembangkan keterampilan bekerja sama, sehingga setiap siswa berinteraksi dan berkomunikasi untuk menyampaikan pendapatnya.

Karakteristik pembelajaran kooperatif adalah kegiatan dalam bekerja sama yang dilakukan secara berkelompok untuk meningkatkan keterampilan bekerja sama dan memecahkan masalah sehingga siswa mampu berkomunikasi dalam menyampaikan pendapat di dalam kelompok.

2.1.3.2Macam–Macam Model Pembelajaran Kooperatif

Sugiyanto (2010:44) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif terdapat empat model, yaitu :

1. Model Student Teams Achivement Division (STAD) merupakan model pembelajaran yang melibatkan 4-5 siswa di dalam kelompok dan dipilih secara heterogen dan bekerja sama untuk saling membantu dan untuk saling menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota lain dengan menggunakan lembar kerja akademik yang akan dievaluasi setiap minggu atau dua minggu untuk penguasaan bahan akademik yang telah dipelajari dan akan mendapat penghargaan apabila siswa secara individu dan kelompok mendapatkan prestasi yang tinggi. 2. Model Group Investigation (GI) merupakan model pembelajaran yang

(36)

investigasi yang mendalam terhadap berbagai sub topik yang akan dipelajari secara mendalam terhadap berbagai sub topik yang telah dipilih kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.

3. Model Struktural merupakan model pembelajaran yang menekankan pada struktur–struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Pembelajaran ini melibatkan kelompok-kelompok kecil secara kooperatif dan bekerja sama saling ketergantungan yang ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa dalam kelas dan para siswa memberi jawaban setelah terlebih dahulu mengangkat tangan dan dipilih oleh guru, dan antar siswa dapat soal, mencari pasangan yang kemudian menjawab pertanyaan yang diajukan guru kemudian mereka bertukar pasangan untuk secara bergantian menjawab pertanyaan tersebut. Pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan keterampilan sosial.

4. Model Jigsaw mengambil pola cara kerja zig-zag, yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

2.1.3.3Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(37)

pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu tipe moodel pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dan dikelompokkan secara heterogen.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan pembelajaran yang paling sederhana dengan membentuk kelompok kecil agar mempermudah guru dalam proses pembelajaran, serta pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen dan setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa.

Menurut Rusman (2013:215) terdapat enam langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu sebagai berikut:

1. Penyampaian Tujuan

Penyampaian tujuan pembelajaran dimaksudkan agar siswa mengetahui arah pembelajaran dan memiliki gambaran tentang pembelajaran yang akan disampaikan.

2. Pembagian Kelompok

(38)

3. Penyampaian Materi

Dalam pembelajaran STAD, siswa mempelajari materi bersama kelompok. Materi diperkenalkan dalam presentasi kelas, diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, atau menggunakan alat bantu audiovisual. Dengan cara tersebut, siswa akan menyadari bahwa mereka harus memperhatikan selama presentasi kelas, agar dapat mengerjakan kuis, dan untuk mendapatkan nilai kelompok.

4. Belajar dalam Kelompok

Dalam pembelajaran STAD siswa mempelajari materi bersama dalam kelompok. Materi diperkenalkan dalam prestasi kelas atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Dengan cara seperti ini, siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama bekerja dalam kelompok.

5. Kuis

Kuis akan diberikan dan dikerjakan secara individual. Siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis, sehingga setiap siswa bertanggungjawab secara individual untuk memahami materinya.

6. Penghargaan Kelompok

(39)

sertifikat atau dalam bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.

2.1.4 IPA

2.1.4.1Pengetian IPA

IPA pada hakikatnya mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati oleh indera. Menurut Trianto (2010:136-137) IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum, terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka dan jujur. Menurut Samatowa (2011:2) pada hakikatnya IPA dibangun melalui proses, produk, dan sikap ilmiah. IPA sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk memperbaiki pengetahuan atau menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk yaitu hasil dari proses ilmiah, sedangkan sebagai sikap yaitu mengembangkan dan menumbuhkan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA yang cocok untuk sekolah dasar adalah melalui pengalaman langsung yang dapat memperkuat ingatan siswa.

Dari beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan berkembang serta tersusun secara teratus berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.

(40)

1. IPA sebagai proses

IPA juga perlu memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta yang meliputi cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Hal-hal tersebut disebut dengan proses ilmiah. Proses tersebut diantaranya adalah mengamati, mengukur, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, dan menarik kesimpulan. Kegiatan yang dilakukan dalam proses IPA adalah mengamati, mencoba, memahami, dan menganalisis.

2. IPA sebagai produk

(41)

3. IPA sebagai sikap

IPA dapat memunculkan rasa ingin tahu siswa tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup serta hubungan sebab akibat. Selain itu, IPA dianggap sebagai sarana untuk mengembangkan sikap religious, keteraturan, dan keterbukaan.

Menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPA memiliki tiga unsur penting yaitu IPA sebagai proses, produk, dan sikap. Ketiga unsur tersebut harus muncul di dalam pembelajaran IPA sehingga siswa dapat menumbuhkan sikap ilmiah yaitu rasa ingin tahu dan percaya diri.

2.1.4.2Pendidikan IPA SD

Darmojo (1992:3) berpendapat bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Nah (dalam Darmojo, 1992:3) mengemukakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam sekitar. Cara IPA mengamati dunia bersifat analisis, lengkap, dan dapat menghubungkan antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu hal yang baru tentang objek yang diamatinya. Setiap guru kelas harus mengerti kenapa IPA diajarkan di kelas. 2.1.4.3Materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya

A. Sumber-Sumber Makanan

(42)

1. Sumber Makanan dari Tumbuhan

Tumbuhan merupakan sumber makanan yang sangat penting untuk hewan. Bagian-bagian tumbuhan yang menjadi makanan bagi hewan yaitu: daun, buah, bunga, batang, umbi, dan akar. Setiap hewan pemakan tumbuhan hanya memakan satu bagian tumbuhan atau beberapa bagian tumbuhan seperti: kambing hanya memakan daun, monyet memakan buah-buahan, dan panda memakan pucuk bambu.

2. Sumber Makanan dari Hewan

Beberapa jenis hewan merupakan sumber makanan bagi hewan lainnya. Hewan yang menjadi sumber makanan bagi hewan lain adalah hewan pemakan tumbuhan. Ada juga hewan pemakan daging yang dimakan oleh pemakan daging lainnya.

(43)

B. Penggolongan Hewan Berdasarkan Makanan 1. Hewan Pemakan Tumbuhan (Herbivora)

Hewan pemakan tumbuhan disebut herbivora. Hewan herbivora ada yang berukuran besar. Tetapi ada hewan herbivora yang berukuran kecil. Hewan herbivora yang tubuhnya besar contohnya gajah, sapi, dan kuda. Hewan herbivora yang tubuhnya kecil adalah ulat, kupu-kupu, dan belalang. Hewan yang termasuk dalam jenis herbivora yaitu:

1. Bangsa burung, misalnya burung nuri, kakatua, burung beo, merpati, dan sebagainya.

2. Bangsa mamalia (hewan menyusui), misalnya kuda, sapi, kerbau, kambing, kelinci, kijang, dan sebagainya.

Ciri-ciri hewan herbivora sebagai berikut: a. Tidak memiliki gigi taring

b. Memiliki gigi geraham yang permukaannya bergelombang. Gigi ini berfungsi untuk mengunyah makanan hingga lumat dan lembut.

(44)

2. Hewan Pemakan Daging (Karnivora)

Karnivora adalah hewan yang makanannya berupa daging. Contoh hewan karnivora adalah kucing, harimau, serigala, dan buaya. Hewan karnivora memiliki kuku yang kokoh dan tajam. Kuku tersebut berfungsi untuk mencengkram mangsanya.

Ciri-ciri hewan karnivora yaitu:

1. Hewan ini memiliki taring yang berguna untuk merobek daging hewan yang dimangsanya.

2. Kakinya memiliki cakar yang berguna untuk mencengkram mangsanya. 3. Mempunyai indra penglihatan, penciuman, dan pendengaran yang baik. 4. Memiliki racun (bisa) dan gigi taring yang kuat seperti ular.

5. Mempunyai gigi taring dan gigi geraham yang tajam. Gigi taring yang besar. Gigi gerahamnya pun tajam yang berguna untuk mengunyah daging dan tulang.

Gambar 2. Susunan gigi pada hewan karnivora

3. Omnivora

(45)

ayam, bebek, beruang, gorila, dan monyet. Susunan gigi hewan omnivora terdiri atas gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham. Ketiga jenis gigi tersebut berkembang dengan baik karena disesuaikan dengan jenis makanannya. Gigi seri digunakan untuk memotong. Jika memakan daging hewan lain, maka gigi yang banyak digunakan adalah gigi taring, yaitu untuk mengerat. Jika memakan sayuran, maka gigi yang digunakan adalah gigi geraham, yaitu untuk melumat. Ketiga jenis gigi tersebut berfungsi dengan baik saat makanan berada di dalam mulut.

2.2Penelitian yang Relevan

Penelitian dari Ngaenah (2009) yang berjudul “ Upaya meningkatkan prestasi

belajar IPS materi globalisasi melalui metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas IV SD Negeri 4

Karangpaningal”. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan : meningkatkan hasil

(46)

Penelitian dari Agung (2013) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bangun Datar Pada Kelas VA SDN 4 Kerobokan Badung Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SDN 4 Kerobokan Badung tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 30 orang. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif komparatif. Hasil analisis data aktivitas belajar siswa menunjukkan rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II berturut-turut sebesar: 12,45 dan 16,20, dengan kategori berturut-turut: cukup aktif dan aktif. Ketuntasan belajar (KB) pada siklus I dan siklus II berturut-turut sebesar: 63,87, 63,87% dan 66,67%, dan 69,33, 69,33% dan 86,87%. Persentase peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa, daya serap, dan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II berturut-turut sebesar: 8,54%, 8,54%, dan 30,29%.

Penelitian dari Herlina (2012) yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII-G SMP N 07 Malang pada Materi Pertidaksamaan Linear Satu

Variabel”. Berdasarkan penelitian, dapat diketahui bahwa dengan pembelajaran

STAD, prestasi belajar siswa kelas VII-G SMPN 07 Malang mengalami peningkatan. Pada siklus pertama diperoleh prosentase banyak siswa yang

(47)

banyak siswa yang mendapat nilai kuis ≥ 75 telah mencapai ≥ 75%, yaitu pada

pertemuan pertama 78,5% dan pertemuan kedua 85,73%. Pada pertama pertemuan kedua dan siklus kedua diperoleh prosentase banyak siswa yang mendapat nilai

kuis ≥ 75 telah mencapai ≥ 75%, yaitu pada pertemuan kedua siklus pertama

76,92% dan siklus kedua pertemuan pertama dan kedua masing-masing 90,24% dan 92,68%. Dari hasil prestasi belajar yang diperoleh pada siklus I dan II dapat diketahui bahwa siswa mengalami peningkatan prestasi belajar

Berikut adalah literature map penelitian yang relevan :

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan

Herlina (2012) Datar Pada Kelas VA SDN 4 Kerobokan

(48)

Gambar 2.1 literature map menjelaskan tentang 3 penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Hasil dari ketiga penelitian tersebut menunjukkan keberhasilan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa menggunakan sebuah pendekatan. Peneliti kemudian tertarik melakukan penelitian menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD.

2.3Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA di SD bukan kegiatan belajar yang dilakukan dengan cara menghafal, tetapi belajar dengan cara praktek ataupun eksperimen. Pembelajaran IPA dapat terlaksana dengan baik jika dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Hal ini dikarenakan siswa kurang terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar. Siswa cenderung pasif di dalam mengikuti pelajaran IPA. Beberapa siswa cenderung lebih suka bermain sendiri dari pada mengikuti pembelajaran IPA. Pada mata pelajaran IPA masih dikategorikan rendah dalam hal keaktifan dan prestasi belajar siswa. Keaktifan dan prestasi belajar IPA yang tergolong rendah dapat ditingkatkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peneliti memilih pembelajaran kooperatif tipe STAD karena membuat siswa dapat bertukar ide dan dapat bekerjasama dalam memecahkan masalah di dalam kelompok.

(49)

kurang memahami materi. Pelajaran IPA di sekolah dasar adalah salah satu pelajaran penting yang harus dipelajari oleh siswa.

Peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Sarikarya Yogyakarta. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan pembelajaran yang diterapkan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa saat proses pembelajaran dengan cara bekerja di dalam kelompok.

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir 2.4Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Sarikarya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) penyampaian tujuan, 2) pembagian kelompok, 3) penyampaian materi, 4) belajar dalam kelompok, 5) pemberian kuis, dan 6) pemberian penghargaan.

Kondisi Awal Keaktifan belajar :53,67

Prestasi belajar :67,6

Pembelajaran berpusat pada guru.

Keaktifan & prestasi belajar rendah

Kondisi Akhir

keaktifan dan prestasi belajar meningkat

Penerapan model pembelajaran

(50)

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas IV SD N Sarikarya dari nilai rata-rata 53,67 (rendah) menjadi 75(tinggi).

(51)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas tentang jenis penelitian, seting penelitian, persiapan penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan analisis data beserta indikator keberhasilan.

3.1 Jenis Penelitian

Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas menurut McNiff (dalam Wijaya & Dedi, 2007:8), merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran. Senada dengan Taniredja (2010:17) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dilakukan oleh para guru, untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. PTK bertujuan untuk mengungkap penyebab masalah dan sekaligus memberikan langkah pemecahan terhadap masalah.

(52)

dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru juga dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan lebih efektif. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Kemmis dan Mc.Taggart (Wiriaatmadja, 2007:66)

Gambar 3.1: Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Taggart

Berdasarkan gambar 3.1 terlihat bahwa siklus PTK model Kemmis dan Mc Taggart dimulai dari perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting), yang berulang pada siklus berikutnya.

3.1.1 Perencanaan Tindakan (Planning).

Perencanaan tindakan (planning) merupakan tahap awal dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan tindakan (planning) terdiri dari beberapa hal yaitu: 1) identifikasi masalah, 2) analisis penyebab adanya masalah, dan 3) pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai

Perencanaan

Siklus I

Perencanaan Observasi

Siklus 2 Observasi

Pelaksanaan Refleksi

(53)

pemecahan masalah. Pada tahap perencanaan ini peneliti memfokuskan permasalahan yang akan diteliti. Kemudian peneliti merumuskan permasalahan secara jelas. Tahap selanjutnya adalah menentukan cara yang akan digunakan untuk mengatasi masalah.

3.1.2 Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan (acting) adalah implementasi dari tahap perencanaan tindakan (planning) yang telah dirancang sebelumnya. Dalam tahap pelaksanaan (acting) peneliti tidak membatasi siklus yang dilakukan tetapi peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini melakukan penelitian dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Karena terkait dengan keterbatasan waktu dan perijinan yang diberikan oleh pihak sekolah. Penelitian ini berpedoman pada peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.

3.1.3 Pengamatan (Observing)

Pada tahap pengamatan (observing) dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan (acting) berlangsung. Dalam tahap pengamatan (observing), peneliti melakukan pengamatan dan mencatat segala hal yang diperlukan sesuai dengan pedoman pengamatan yang telah disusun. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang sebenarnya.

(54)

Refleksi (reflecting) adalah kegiatan evaluasi untuk melihat rencana dari awal hingga akhir, kendala, dan hal-hal yang perlu ada perubahan rencana atau tidak. Refleksi (reflecting) ini bertujuan untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan menunjukkan keberhasilan atau tidak. Dalam tahap refleksi ini, peneliti memulai dengan menentukan apakah tindakan yang dilakukan untuk pemecahan suatu masalah sudah mencapai tujuan atau belum. Setelah itu, peneliti menentukan atau mengambil keputusan untuk melakukan siklus lanjutan atau berhenti karena masalahnya telah terpecahkan. Selain itu, peneliti juga mencari tahu sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki dan meningkatkan permasalahan yang diteliti.

3.2 Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Sarikarya. SD Negeri Sarikarya yang beralamat di Jalan Asem Gede, No. 48 Condong Catur, Sleman Yogyakarta.

2. Subjek

(55)

SD Negeri Sarikarya memiliki latar belakang keluarga yang sangat beragam. Berdasarkan dari tingkat kemampuan ekonomi juga sangat bervariasi, mulai dari menengah ke bawah hingga menengah ke atas. 3. Objek

Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA materi penggolongan hewan kelas IV SD Negeri Sarikarya.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 yakni bulan Agustus 2015 sampai bulan Mei 2016.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Agust. Sept. Okt. Nov. Des. Jan Feb. Mar. Apr. Mei. 1 Penyusunan

proposal 2 Permohonan

ijin penelitian 3 Pengolahan

data penelitian 4 Penyusunan

laporan 5 Ujian skripsi 6 Revisi skripsi 7 Pembuatan

(56)

3.3Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan diantaranya:

1. Meminta ijin kepada Kepala SDN Sarikarya Yogyakarta untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.

2. Melakukan observasi pada siswa kelas IV SDN Sarikarya Yogyakarta pada saat pembelajaran IPA untuk memperoleh gambaran mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

3. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keaktifan dan prestasi belajar siswa, terutama pada mata pelajaran IPA.

4. Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang muncul saat pembelajaran berlangsung, yaitu mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa.

5. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus.

6. Membuat gambaran awal mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA.

7. Mengkaji Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran serta materi ajar yang akan digunakan.

8. Menyusun instrumen pembelajaran (silabus, RPP, LKS, dan instrumen penelitian).

(57)

3.3Rencana Setiap Siklus

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengangkat permasalahan yang ada dalam pembelajaran di kelas. Rencana dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Rencana pada setiap siklusnya, peneliti melaksanakan penelitian dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit. Alokasi waktu tersebut disesuaikan dengan kebijakan jam pembelajaran di sekolah tersebut. Dalam rencana setiap siklusnya, peneliti melaksanakan penelitian ini sesuai dengan Model Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc. Taggart terdiri dari perencanaan tindakan (planning) pelaksanaan tindakan (acting) pengamatan (observing) refleksi (reflecting) yang berulang pada siklus berikutnya. Langkah pertama yang dilakukan peneliti setelah diperoleh gambaran keadaan kelas adalah melaksanakan tindakan kelas siklus 1 sebagai berikut:

1. Siklus I

Siklus pertama dilakukan selama 2×35 menit yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

(58)

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti surat ijin penelitian, menyusun silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I pertemuan pertama dan kedua, bahan ajar, LKS, mempersiapkan lembar kerja siswa, menyiapkan pembelajaran dan mempersiapkan lembar observasi. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan dan menyusun instrumen penelitian berupa kriteria pencapaian indikator keberhasilan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Kemudian, peneliti melakukan validasi perangkat pembelajaran dengan para ahli, yaitu dosen, kepala sekolah, dan guru kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Mata pelajaran yang diajarkan dalam penelitian ini adalah IPA pada materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya di kelas IV SD Negeri Sarikarya Yogyakarta.

1. Siklus I Pertemuan I Kegiatan awal

a. Guru memberikan salam kepada siswa. b. Salah satu siswa memimpin doa. c. Guru mengabsen siswa.

(59)

e. Guru menyiapkan beberapa bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran.

Kegiatan Inti

a. Guru memberi informasi tentang tujuan pembelajaran, rencana kegiatan, dan penilaian yang akan dilakukan hari ini. (Langkah STAD 1)

b. Siswa mengamati gambar atau video tentang 3 jenis makanan hewan pada penggolongan hewan.

c. Siswa menyebutkan gambar apa saja yang ada di video. d. Guru menyampaikan materi tentang jenis–jenis makanan

hewan.

e. Guru membagi siswa ke dalam kelompok secara acak. (Langkah STAD 2)

f. Siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 5 siswa. g. Guru membagikan materi tentang jenis makanan

hewan.(Langkah STAD 3)

h. Siswa berdiskusi di dalam kelompok untuk membahas tentang materi yang telah dipelajari. (Langkah STAD 4) i. Siswa memiliki tanggung jawab untuk setiap materi

jenis-jenis makanan hewan yang sudah diperoleh dengan menjawab pertanyaan yang sudah diberikan.

(60)

k. Setiap perwakilan kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi di dalam kelompoknya. l. Guru memantapkan materi dengan menerangkan lagi materi

jenis–jenis makanan hewan berdasarkan jenis hewan. m. Guru memberikan kuis tentang materi jenis–jenis makanan

hewan. (Langkah STAD 5)

n. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki skor tertinggi. (Langkah STAD 6)

o. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus 1 pertemuan 2. p. Guru memberikan penguatan materi dan memberikan

jawaban yang benar. Kegiatan akhir

a. Siswa dan guru membuat kesimpulan bersama-sama dari pembelajaran hari ini.

b. Siswa mendengarkan informasi mengenai kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

c. Siswa melakukan refleksi di akhir pembelajaran. d. Siswa menempelkan gambar emoticon.

e. Salah satu siswa memimpin doa penutup. f. Guru mengucapkan selamat siang. 2. Siklus I pertemuan 2

Kegiatan awal

(61)

e. Siswa mengulang kembali materi sebelumnya dalam kegiatan apersepsi.

Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (Langkah STAD 1)

b. Siswa membuat kelompok yang terdiri dari 5 siswa yang dipilih secara acak. (Langkah STAD 2)

c. Siswa mengamati video tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya yang diputar di depan kelas. d. Setiap kelompok memiliki satu ketua kelompok yang

memiliki tugas untuk menjaga kelompok agar tetap tenang. e. Guru menyampaikan materi tentang penggolongan hewan

berdasarkan jenis makanannya. (Langkah STAD 3)

f. Setiap kelompok mendapatkan tugas merangkum hal-hal yang penting yang ada di dalam video. (Langkah STAD 4) g. Kelompok yang dapat menyelesaikan rangkuman dengan

tepat waktu akan mendapatkan bintang.

h. Setiap perwakilan kelompok maju ke dapan untuk membacakan hasil rangkuman dari kelompoknya.

i. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I. (Langkah STAD 5)

(62)

k. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang kompak di dalam kelompok. (Langkah STAD 6)

Kegiatan Akhir

a. Siswa dan guru membuat kesimpulan bersama-sama dari pembelajaran hari ini.

b. Siswa mendengarkan informasi mengenai kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

c. Siswa melakukan refleksi di akhir pembelajaran. d. Siswa menempelkan gambarbintang.

e. Salah satu siswa memimpin doa penutup. f. Guru mengucapkan selamat siang. f. Observasi

a. Mengobservasi keaktifan belajar siswa dengan lembar pengamatan yang telah tersedia pada siklus I.

b. Melaksanakan evaluasi atau tes untuk mengukur keberhasilan siswa pada siklus I.

g. Refleksi

(63)

tipe STAD. Apabila siklus I belum mencapai target yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus II, peneliti merancang perencanaan yang sama dengan siklus I. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Mata pelajaran yang diajarkan dalam penelitian ini adalah IPA pada materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Mata pelajaran yang diajarkan dalam penelitian ini adalah IPA pada materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya di kelas IV SD. Pelaksanaan tindakan pada siklus II sebagai berikut:

1. Siklus II pertemuan 1 Kegiatan awal

a. Guru memberikan salam kepada siswa.

(64)

c. Guru bertanya kepada siswa hewan apa saja yang ada di kebun binatang.

d. Guru bertanya kepada siswa apa saja hewan yang ada di kebun binatang.

Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. (Langkah STAD 1)

b. Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok, yang masing-masing kelompok dipilih secara acak. (Langkah STAD 2)

c. Guru memberikan materi tentang jenis-jenis hewan karnivora, herbivora, dan omnivora. (Langkah STAD 3) d. Setiap kelompok mendapatkan beberapa gambar hewan,

yaitu gambar singa, kelinci, ikan, kucing, tikus, ular, ikan paus, sapi, burung, dan buaya.

e. Siswa diminta mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya, pengelompokan dilakukan di dalam kelompok. ( Langkah STAD 4)

f. Siswa membuat kesimpulan, misalnya dengan pertanyaan :  Jelaskan pengertian tentang herbivora, karnivora dan

omnivora?

(65)

g. Perwakilan setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil pengelompokannya.

h. Setiap siswa di dalam kelompok mengerjakan LKS. (Langkah STAD 5)

i. Siswa dan guru membahas latihan yang sudah dikerjakan secara bersama-sama.

j. Setiap kelompok yang dapat mengerjakan tepat waktu akan mendapatkan bintang. (Langkah STAD 6)

Kegiatan Akhir

a. Siswa dan guru membuat kesimpulan bersama-sama dari pembelajaran hari ini.

b. Siswa mendengarkan informasi mengenai kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

c. Siswa melakukan refleksi di akhir pembelajaran. d. Siswa menempelkan gambar emoticon.

e. Salah satu siswa memimpin doa penutup. f. Guru mengucapkan selamat siang. 2. Siklus II pertemuan 2

Kegiatan Awal

a. Guru memberikan salam pembuka kepada siswa b. Salah satu siswa memimpin doa

(66)

 Jika ingin bertanya, harus mengangkat tangan.  Jika ingin pergi ke toilet harus ijin kepada guru.

Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. (Langkah STAD 1)

b. Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok, yang masing-masing kelompok dipilih secara acak. (Langkah STAD 2)

c. Siswa membuat kelompok yang terdiri dari 4 siswa yang dipilih secara acak.

d. Siswa mengamati video tentang hewan karnivora, herbivora, dan omnivora yang diputar di depan kelas.

e. Siswa mendengarkan penjelasan/catatan penting dari guru tentang ciri-ciri hewan karnivora, herbivora, dan omnivora. (Langkah STAD 3)

f. Siswa di dalam kelompok berdiskusi dan mencatat hal yang penting yang ada di dalam video. (Langkah STAD 4) g. Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil pekerjaan

siswa.

h. Setiap kelompok memiliki satu ketua kelompok yang memiliki tugas untuk menjaga kelompok agar tetap tenang. i. Guru melakukan tanya jawab tentang materi tentang ciri-ciri

Gambar

Gambar 1. Susunan gigi pada hewan herbivora
Gambar 2. Susunan gigi pada hewan karnivora
Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan
Gambar 2.1 literature map menjelaskan tentang 3 penelitian yang memiliki
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar dalam pembelajaran IPAmelalui strategi pembelajaran Scramble bagi siswa kelas IV SD Negeri

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar dalam pembelajaran IPA. Subyek penelitian ini adalah guru IPA kelas IV SD Negeri Sambiduwur 2 dan peneliti

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang terjadi dalam pembelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Sukomangli 01

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS kelas IV SD Kanisius Klepu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS kelas IV SD Kanisius Klepu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Keaktifan Belajar Keaktifan belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa kelas IV A SD Negeri Denggung ketika mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA materi gaya melalui model pengaturan tempat duduk di kelas IV SD Negeri 2 Wangon yang

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar dalam pembelajaran IPAmelalui strategi pembelajaran Scramble bagi siswa kelas IV SD Negeri