• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keefektifan model pembelajaran inkuiri ditinjau dari keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Samigaluh pada materi bangun ruang sisi datar tahun ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keefektifan model pembelajaran inkuiri ditinjau dari keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Samigaluh pada materi bangun ruang sisi datar tahun ajaran 2014/2015."

Copied!
267
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Yovita Mino Meiwati. 2015. Keefektifan Model Pembelajaran Inkuiri ditinjau dari Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP N 1 Samigaluh Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Tahun Ajaran 2014/2015. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran inkuiri dalam kurikulum 2013 lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional ditinjau dari keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP N 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015, dan sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII C dan kelas VIII D SMP N 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015. Data sianalisissecarakuantitatif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah tes kemampuan prasyarat kelas eksperimen dan kontrol, tes prestasi belajar kelas eksperimen dan kontrol, lembar observasi, wawancara siswa, dan kuesioner.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri efektif digunakan ditinjau dari hasil belajar dan keaktifan siswa kelas VIII SMP N 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasilanalisisuji-t didapatkan nilai t sebesar 5,389 dengan nilai signifikansi 0,000. Oleh karena nilai t lebih besar dari t tabel (5,389 > 1,679 ) dan signifikansi lebih kecil dari pada alpha (0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tes hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.Berdasarkan hasil analisis uji beda keaktifan siswa dengan pengamatan diperoleh nilai Z sebesar 3,366 dengan nilai signifikansi 0,001. Karena signifikansi lebih kecil dari pada alpha (0,001 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwakeaktifansiswadenganmetodepembelajaraninkuirilebihtinggidibandingkandenganmetodepe mbelajarankonvensional. Untuk hasil nilai keaktifan yang datanya diambil dengan menggunakan kuesioner didapatkan nilai t sebesar 0,535 dengan nilai signifikansi 0,595. Oleh karena nilai t lebih besar dari t tabel (0,535 < 1,677 ) dan signifikansi lebih besar dari pada alpha (0,595 > 0,05) maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaanantarakelascontroldankelaseksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai keaktifan dengan pengambilan data menggunakan kuisioner tidak ada perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, hal ini dapat dimungkinkan karena dalam pengisian kuesioner siswa tidak melakukannya secara objektif.

(2)

ABSTRACT

Yovita Mino Meiwati. 2015. Effectiveness of Inquiry Learning Model in terms of Activeness and Student Learning Achievement of class VIII SMP N 1 Samigaluh in the Topic of Two Dimension Shape Build Space Flat Side in Academic Year 2014/2015. Mathematics Education Program, Department of Education Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The research in this paper aims to determine whether the model of inquiry learning in the curriculum in 2013 is more effective than conventional learning models in terms of activity and results of class VIII student of SMP N 1 Samigaluh the academic year 2014/2015.

This study includes a quasi-experimental study. Subjects in this study were students of class VIII SMP N 1 Samigaluh the academic year 2014/2015. Data is analyzed quantitatively. Data collected in the study is a prerequisite ability test experimental and control classes, students learning achievement test experimental and control class, observation sheets, interview students, and questionnaires.

These results indicate that the inquiry learning model is effective in terms of learning outcomes and the activeness of the eighth grade students of SMP N 1 Samigaluh the academic year 2014/2015. Based on the results obtained analisisuji-t value of 5.389 with a significance value of 0.000. Therefore, the value of t is greater than t table (5.389> 1.679) and the significance is smaller than the alpha (0.000 <0.05), it can be concluded that the results of students learning achievement test was higher than the control class. Based on the analysis of different test student activity by the observations obtained by the Z value of 3.366 by a significance value of 0.001. Because the significance is smaller than the alpha (0.001 <0.05), it can be concluded that the activity of students by inquiry learning method is higher than the conventional teaching methods. For the result of activity value of the activity which the data is taken the data using questionnaires obtained t value of 0.535 with a significance value of 0.595. Therefore, the value of t is greater than t table (0.535 <1.677) and the significance is a greater than the alpha (0.595> 0.05) we can conclude there is no difference between the control group and the experimental class. It can be concluded that the value of the activity by collecting data using questionnaires there was not any differences between experimental and control class, and this case may be because in filling questionnaires the students did not do it objectively.

(3)

i

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DITINJAU DARI KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII

SMP N 1 SAMIGALUH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR TAHUN AJARAN 2014/2015

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Yovita Mino Meiwati NIM : 101414011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(4)

ii

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DITINJAU DARI KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII

SMP N 1 SAMIGALUH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR TAHUN AJARAN 2014/2015

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Yovita Mino Meiwati NIM : 101414011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(5)

iii S K R I P S I

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DITINJAU DARI

KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII

SMP N 1 SAMIGALUH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh :

Yovita Mino Meiwati

NIM : 101414011

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

(6)

iv S K R I P S I

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DITINJAU DARI KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII

SMP N 1 SAMIGALUH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR TAHUN AJARAN 2014/2015

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Yovita Mino Meiwati

NIM : 101414011

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 7 September 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr. M. Andhy Rudhito, S.Pd. ... ... Sekertaris Dr. Hongki Julie, M.Si. ... Anggota Veronika Fitri Rianasari, M.Sc. ... Dr. M. Andhy Rudhito, S.Pd. ... Dominikus Arif Budi Prasetyo, S.Si., M.Si., ...

Yogyakarta, 7 September 2015

(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 September 2015

Penulis

(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yovita Mino Meiwati

Nomor Mahasiswa : 101414011

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DITINJAU DARI KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 1 SAMIGALUH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR TAHUN AJARAN 2014/2015

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan saya royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan saya ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 7 September 2015 Yang menyatakan

(9)

vii ABSTRAK

Yovita Mino Meiwati. 2015. Keefektifan Model Pembelajaran Inkuiri ditinjau dari Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP N 1 Samigaluh Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Tahun Ajaran 2014/2015. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran inkuiri dalam kurikulum 2013 lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional ditinjau dari keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP N 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015, dan sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII C dan kelas VIII D SMP N 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015. Data sianalisissecarakuantitatif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah tes kemampuan prasyarat kelas eksperimen dan kontrol, tes prestasi belajar kelas eksperimen dan kontrol, lembar observasi, wawancara siswa, dan kuesioner.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri efektif digunakan ditinjau dari hasil belajar dan keaktifan siswa kelas VIII SMP N 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasilanalisisuji-t didapatkan nilai t sebesar 5,389 dengan nilai signifikansi 0,000. Oleh karena nilai t lebih besar dari t tabel (5,389 > 1,679 ) dan signifikansi lebih kecil dari pada alpha (0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tes hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.Berdasarkan hasil analisis uji beda keaktifan siswa dengan pengamatan diperoleh nilai Z sebesar 3,366 dengan nilai signifikansi 0,001. Karena signifikansi lebih kecil dari pada alpha (0,001 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwakeaktifansiswadenganmetodepembelajaraninkuirilebihtinggidibandingkandengan metodepembelajarankonvensional. Untuk hasil nilai keaktifan yang datanya diambil dengan menggunakan kuesioner didapatkan nilai t sebesar 0,535 dengan nilai signifikansi 0,595. Oleh karena nilai t lebih besar dari t tabel (0,535 < 1,677 ) dan signifikansi lebih besar dari pada alpha (0,595 > 0,05) maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaanantarakelascontroldankelaseksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai keaktifan dengan pengambilan data menggunakan kuisioner tidak ada perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, hal ini dapat dimungkinkan karena dalam pengisian kuesioner siswa tidak melakukannya secara objektif.

(10)

viii ABSTRACT

Yovita Mino Meiwati. 2015. Effectiveness of Inquiry Learning Model in terms of Activeness and Student Learning Achievement of class VIII SMP N 1 Samigaluh in the Topic of Two Dimension Shape Build Space Flat Side in Academic Year 2014/2015. Mathematics Education Program, Department of Education Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The research in this paper aims to determine whether the model of inquiry learning in the curriculum in 2013 is more effective than conventional learning models in terms of activity and results of class VIII student of SMP N 1 Samigaluh the academic year 2014/2015.

This study includes a quasi-experimental study. Subjects in this study were students of class VIII SMP N 1 Samigaluh the academic year 2014/2015. Data is analyzed quantitatively. Data collected in the study is a prerequisite ability test experimental and control classes, students learning achievement test experimental and control class, observation sheets, interview students, and questionnaires.

These results indicate that the inquiry learning model is effective in terms of learning outcomes and the activeness of the eighth grade students of SMP N 1 Samigaluh the academic year 2014/2015. Based on the results obtained analisisuji-t value of 5.389 with a significance value of 0.000. Therefore, the value of t is greater than t table (5.389> 1.679) and the significance is smaller than the alpha (0.000 <0.05), it can be concluded that the results of students learning achievement test was higher than the control class. Based on the analysis of different test student activity by the observations obtained by the Z value of 3.366 by a significance value of 0.001. Because the significance is smaller than the alpha (0.001 <0.05), it can be concluded that the activity of students by inquiry learning method is higher than the conventional teaching methods. For the result of activity value of the activity which the data is taken the data using questionnaires obtained t value of 0.535 with a significance value of 0.595. Therefore, the value of t is greater than t table (0.535 <1.677) and the significance is a greater than the alpha (0.595> 0.05) we can conclude there is no difference between the control group and the experimental class. It can be concluded that the value of the activity by collecting data using questionnaires there was not any differences between experimental and control class, and this case may be because in filling questionnaires the students did not do it objectively.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kasih-Nya untuk penulis, sehinggapenulisdapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Inkuiri ditinjau dari Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Samigaluh Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Tahun Ajaran 2014/2015” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam penyusunanini banyak pihak yang mengulurkan bantuankepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. Oleh sebab itu,peneliti menyampaikanucapan terima kasihkepada:

1. Bapak Rohandi Ph.D selaku Dekan FKIP.

2. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Matematika.

3. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan pengarahan, bimbingan, semangat dan dukungan dari awal penelitian sampai selesainya skripsi ini.

4. Bapak Sugeng, Mbak Tari dan Mas Arif yang membantu dalam hal administrasi dan informasitentang kuliah dan skripsi.

5. Bapak Macarius Edi Suyanto, selaku Kepala Sekolah SMP N 1 Samigaluh yang telah memperbolehkan peneliti untuk melaksanakan penelitian dan selalu memberikan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi.

(12)

x

7. Siswa-siswi SMP N 1 Samigaluh kelas VIII Tahun Ajaran 2014/2015 yang membantu dalam penelitianini.

8. Keluarga besarku penguatku bapak A. Suradi, Ibu T. Yatinah, Hieronimus Verda Jayastu, serta semua keluarga yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terimakasih atas semangat dan dorongannya.

9. Sahabat-sahabat ku, Anastasia Putri, Yublina Gollu, Dominatrix Rosmini, Rigoberta Gaudia, dan teman-teman prodi Pendidikan Matematika Angkatan 2010 kelas A.

10.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Penulis

(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

HALAMAN PENGESAHAN ...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...vi

ABSTRAK ...vii

ABSTRACT ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR...xviii

DAFTAR LAMPIRAN...xix

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...2

C. Pembatasan Masalah ...3

D. Rumusan Masalah ...3

E. Tujuan Penelitian ...3

F. Manfaat Penelitian ...3

1. Bagi Guru ...3

2. Bagi Siswa ...4

(14)

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...5

A. Deskripsi Teori ...5

1. Pembelajaran Matematika ...5

2. Model Pembelajaran Inkuiri ...9

3. Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa ...15

4. Keefektifan Pembelajaran ...21

5. Bangun Ruang Sisi Datar ...22

B. Kerangka Berfikir ...29

BAB III METODE PENELITIAN ...31

A. Jenis Penelitian ...31

B. Populasi dan Sampel ...31

1. Populasi ...31

2. Sampel ...32

C. Tempat Dan Waktu Penelitian ...32

D. Variabel Penelitian ...32

E. Teknik Pengumpulan Data ...33

1. Observasi ...33

2. Wawancara ...33

3. Kuesioner ...33

4. Tes Hasil Belajar ...33

F. Instrumen Penelitian dan Kisi-kisi ...33

1. Lembar Observasi ...33

2. Pedoman Wawancara ...35

3. Kuesioner ...36

4. Tes Hasil Belajar ...37

G. Uji Instrumen ...37

1. Validitas ...37

2. Reliabilitas ...38

H. Metode Analisis Data ...39

(15)

xiii

BAB IV DESKRIPSI PEMBELAJARAN, HASIL PENELITIAN,

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...41

A. Deskripsi Pembelajaran ...41

1. Deskripsi Dan Jadwal Pembelajaran ...41

2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri ...42

3. Pelaksanaan Model Pembelajaran Konvensional ...44

B. Hasil Penelitian ...46

1. Deskripsi Pelaksanaan Tes Kemampuan Prasyarat Dan Tes Hasil Belajar ...46

2. Hasil Tes Kemampuan Prasyarat, Tes Hasil Belajar Dan Data Nilai Keaktifan ...46

C. Analisis ...54

1. Hasil Uji Coba Instrumen ...54

1.1Uji Coba Tes Kemampuan Prasyarat ...55

1.1.1 Validitas Isi Oleh Pakar ...55

1.1.2 Validitas Butir Soal ...56

1.1.3 Reliabilitas ...57

1.2Uji Coba Tes Hasil Belajar ...58

1.2.1 Validitas Isi Oleh Pakar ...58

1.2.2 Validitas Butir Soal ...59

1.2.3 Reliabilitas ...61

2. Deskripsi Analisis Data Untuk Penelitian Eksperimental Semu ...62

2.1Hasil Analisis Data Tes Kemampuan Prasyarat Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen...62

2.1.1 Uji Normalitas Tes Kemampuan Prasyarat ...63

2.1.2 Uji Homogenitas/Uji Variansi Tes Kemampuan Prasyarat ...65

2.1.3 Uji Beda Tes Kemampuan Prasyarat ...66

2.2Hasil Analisis Data Tes Hasil Belajar ...68

2.2.1 Uji Normalitas Tes Hasil Belajar ...69

(16)

xiv

2.2.3 Uji Beda Tes Hasil Belajar ...71

2.3Pengujian Keaktifan Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ...74

2.3.1 Pengujian Keaktifan Melalui Pengamatan ...74

2.3.1.1Uji Man Whitney-U...76

2.3.2 Pengujian Keaktifan Dengan Menggunakan Kuesioner ...78

2.3.2.1Uji Normalitas Nilai Keaktifan ...80

2.3.2.2Uji Homogenitas/Uji Variansi Nilai Keaktifan ....82

2.3.2.3Uji Beda Tes Nilai Keaktifan ...83

D. Pembahasan ...86

E. Hambatan-hambatan Yang Terjadi Saat Penelitian Berlangsung ...87

BAB V PENUTUP ...88

A. Kesimpulan ...88

B. Saran ...89

DAFTAR PUSTAKA...90

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Lembar Observasi ... 34

Lembar Wawancara ... 35

Lembar Kuesioner ... 36

Jadwal Pelaksanaan Penelitian ………... 41

Hasil Tes Kemampuan Prasyarat Kelas Eksperimen (Kelas VIII C) ... 46

Hasil Tes Kemampuan Prasyarat Kelas Kontrol (Kelas VIII D) ………... 47

Hasil Tes Prestasi Belajar Kelas Eksperimen (Kelas VIII C) ………. 48

Hasil Tes Prestasi Belajar Kelas Kontrol (Kelas VIII D) ……… 49

Data Nilai Keaktifan Kelas VIII C ………... 50

Data Nilai Keaktifan Kelas VIII D ………... 51

Data Kuisioner Keaktifan Siswa Kelas VIII C …... 52

Data Kuisioner Keaktifan Siswa Kelas VIII D …... 53

Hasil Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Prasyarat ………... 57

Hasil Validitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ……... 60

Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Prasyarat ... 63

Hasil Analisis Uji Normalitas Tes Kemampuan Prasyarat kelas VIII C dan VIII D dengan analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………... 64

(18)

xvi

dan Kelas VIII C …………... 67 Hasil Uji-T Uji Beda Data Tes Kemampuan Prasyarat Kelas VIII C dan Kelas VIII D ………... 67 Data Hasil Rekap Tes Prestasi Belajar …………... 68 Hasil Analisis Normalitas Tes Prestasi Belajar Kelas VIII C dan VIII D

dengan Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………... 70 Hasil Analisis Uji Homogenitas/Uji Variansi Data Tes Prestasi Belajar Kelas VIII C dan Kelas VIII D dengan Analisis Lavene’s Test for Equality of

Variance ………... 71 Deskripsi Hasil Uji-T Uji Beda Data Tes Prestasi Belajar Kelas VIII D dan

Kelas VIII C …………... 73 Hasil Uji-T Uji Beda Data Tes Prestasi Belajar Kelas VIII C dan Kelas VIII D 73 Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Eksperimen (Kelas VIII C) ………. 74 Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Kontrol (Kelas VIII D) ………... 75 Data Hasil Rekap Nilai Keaktifan Melalui Pengamatan ………... 76 Deskripsi Hasil Dengan Metode mann-whiteney testData Nilai Keaktifan

Kelas VIII D dan Kelas VIII C ………... 77 Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Eksperimen (Kelas VIII C) Menggunakan

Kuesioner ………... 78 Nilai Rata-rata Keaktifan Kelas Kontrol (Kelas VIII D) Menggunakan

(19)

xvii

Hasil Analisis Uji Homogenitas/Uji Variansi Data Nilai Keaktifan dengan Kuisioner Kelas VIII C dan Kelas VIII D dengan Analisis Lavene’s Test for

(20)

xviii Daftar Gambar

Gambar Jaring-jaring Kubus ... 26

Gambar Jaring-jaring Balok ... 27

Gambar Jaring-jaring Prisma ... 27

(21)

xix

Daftar Lampiran

Surat Permohonan Ijin Observasi Dan Penelitian Kepala Sekolah SMP N 1 Samigaluh ... A.1 Validitas Instrumen Soal Tes Prasyarat ... B.1 Validitas Oleh Rumintowati Wahyuningsih, S.Pd ... B.2 Pembuatan Kisi-kisi, Soal Dan Kunci Jawaban ... B.3 Revisi Kisi-kisi, Soal & Kunci Jawaban Berdasarkan Validasi Pakar Dan

(22)

xx

RPP (Rencangan Pelaksanaan Pembelajaran) Yang Pertama ... B.17 RPP (Rencangan Pelaksanaan Pembelajaran) Yang Kedua ... B.18 Nilai Keaktifan Pembelajaran Inkuiri ... B.19 Nilai Keaktifan Pembelajaran Konvensional ... B.20 Absen Uji Coba Tes Prasyarat dan Absen Uji Coba Tes Hasil Belajar .... B.21 Absen Tes Prasyarat Kelas Eksperimen dan Absen Tes Hasil Belajar Kelas

Eksperimen ...

B.22 Absen Tes Prasyarat Kelas Kontrol dan Absen Tes Hasil Belajar Kelas

Kontrol ...

(23)

xxi

(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi pergantian kurikulum, dari kurikulum KTSP 2006 menjadi kurikulum 2013 banyak guru yang masih menggunakan model pembelajaran lama yaitu model pembelajaran konvensional. Guru masih menggunakan model pembelajaran ini dalam menghadapi kurikulum 2013, karena mereka masih dalam tahap mempelajari kurikulum 2013 tersebut. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang bertumpu pada guru, jadi guru yang menyediakan pengetahuan bukan siswa yang mencari pengetahuan itu sendiri. Dengan masih digunakannya model pembelajaran konvensional banyak siswa yang belum berperan aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas sehingga keaktifan siswa menjadi terbatas.

(25)

2

Dengan model pembelajaran inkuiri ini diharapkan menjadi salah satu model pembelajaran yang efektif bagi siswa ditinjau dari hasil belajar dan keaktifan siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran inkuiri karena model pembelajaran ini pada dasarnya mengajak memaksimalkan kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri yang dibantu dengan pertanyaan-pertanyaan dari teman maupun guru. Peneliti memilih SMP N 1 Samigaluh karena peneliti ingin membuat terobosan baru dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri supaya siswa dapat lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siwa.

Dalam penelitian ini diambil materi bangun ruang sisi datar kelas VIII semester II, karena materi ini merupakan materi yang memerlukan pemikiran kritis, logis, analitis sehingga siswa mampu merumuskan sendiri penemuan yang mereka temukan dari materi ini. Selain itu materi ini mendorong siswa untuk lebih aktif mengeksplorasi pengetahuannya. Materi ini merupakan materi yang tidak hanya dapat dibayangkan tetapi ada benda riil untuk membantu siswa dalam mempelajari materi ini, disini siswa juga diajarkan untuk kreatif membuat alat peraga.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

(26)

3

b. Dengan model pembelajaran konvensional siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada keefektifan model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran mateamtika kelas VIII SMP Negeri 1 Samigaluh.

D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana efektivas pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri pada materi bangun ruang sisi datar bagi siswa kelas VIII SMP N 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015 ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas siswa?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran inkuiri ini lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar pada materi bangun ruang sisi datar bagi siswa kelas VIII SMP N 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

(27)

4

Melalui penelitian ini diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran inkuiri selain menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Bagi siswa

Memberi pengalaman belajar bagi siswa dengan model pembelajaran inkuiri tidak hanya dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

3. Bagi peneliti

(28)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Matematika

a. Belajar

Menurut Sri Rumini (2006: 59) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan Arnie Fajar (2005: 10) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain. Menurut M. Sobry Sutikno (2007: 5) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi dengan lingkungannya.

b. Pembelajaran

(29)

6

masyarakat yang baik, sehingga dapat menghadapi kehidupan di lingkungan masyarakat. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan kegiatan belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar (BSNP, 2006: 17).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya untuk mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik, yang kegiatannya dirancang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.

c. Matematika

(30)

7

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang menelaah bentuk, struktur, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang abstrak yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

d. Pembelajaran matematika

Pembelajaran matematika yang diberikan untuk anak sekolah menengah berbeda dengan pembelajaran yang diberikan pada anak SD. Hal ini karena anak pada usia ini sudah dapat belajar secara abstrak dengan penggunakan kemampuan penalarannya. Piaget mengemukakan bahwa anak pada usia 11-18 tahun berada pada tahap operasional formal, ciri pokok perkembangannya adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. Model berpikir

ilmiah dengan tipe hipothetico-deductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, mengembangkan dan menafsirkan hipotesa (Asri Budiningsih, 2008: 39).Menurut Erman Suherman, dkk (2003: 56-57) fungsi pembelajaran matematika adalah sebagai:

a. Alat

Matematika dapat digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam dunia kerja atau dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga dapat digunakan sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi. b. Pola Pikir

(31)

8 c. Ilmu Pengetahuan

Kita sebagai guru harus mampu menunjukkan betapa matematika selalu mencari kebenaran, dan selalu bersedia meralat kebenaran yang sementara diterima, bila ditemukan kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang mengikuti pola pikir yang sah.

Adapun tujuan pembelajaran matematika menurut Asep Jihad (2008: 153) yakni agar siswa memiliki kemampuan dalam:

a. Menggunakan algoritma (prosedur pekerjaan) b. Melakukan manipulasi secara matematika c. Mengorganisasi data

d. Memanfaatkan simbol, diagram dan grafik e. Mengenal dan menemukan pola

f. Menarik kesimpulan

g. Membuat kalimat atau model matematika

h. Membuat interpretasi bangun dalam bidang dan ruang i. Memahami pengukuran dan satuan-satuannya

j. Menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika.

(32)

9

2. Model Pembelajaran Inkuiri

a. Konsep Dasar/pengertian model pembelajaran inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris Inquiry yang berarti mengadakan penyelidikan. Gulo (2002) dalam Trianto (2010: 166) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Teori Bruner mengungkapkan pembelajaran inkuiri merupakan suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi dari suatu ilmu yang dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar dari pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berfikir secara induktif dalam belajar. Dalam pembelajaran inkuiri, guru memberikan contoh dan siswa bekerja berdasarkan contoh tersebut sampai menemukan hubungan antar bagian dari suatu struktur materi (Woolfolk, 1997: 317) (dalam Trianto, 2010: 80).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah suatu model yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan untuk menemukan sendiri suatu konsep dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkannya pada suatu kegiatan diskusi. Inkuiri memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif bagi siswa. Siswa belajar menjadi seorang ilmuan dimana mereka diberi kesempatan untuk menyelidiki dan mencari jawaban sendiri.

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

(33)

10

2. Menggunakan pola pikir induktif dalam merumuskan hipotesis secara logis dan didukung oleh fakta-fakta.

3. Menggunakan pola pikir deduktif dalam membuat prediksi dari hipotesis. 4. Merancang prosedur eksperimen untuk menguji hipotesis.

5. Menghubungkan eksperimen, observasi atau simulasi untuk menguji hipotesis antara lain:

a. Mengidentifikasi sistem eksperimen.

b. Mengidentifikasi dan menjelaskan variabel secara operasional. c. Mengkaitkan suatu ekperimen kontrol atau observasi.

6. Mengumpulkan data, mengorganisasi data, dan menganalisa data secara akurat dan tepat antara lain:

a. Menganalisis data guna menemukan kecenderungan dan keterkaitannya. b. Merancang dan menginterpretasikan suatu grafik.

c. Mengembangkan sebuah prinsip dengan induksi atau hukum berdasarkan bukti yang menggunakan metode grafik atau model matematika lainnya.

7. Mampu mengaplikasikan perhitungan statistik dalam pengolahan data untuk mengambil kesimpulan diantaranya:

a. Menggunakan teknologi dan matematika selama kegiatan penyelidikan.

b. Mengaplikasikan metode statistik untuk membuat prediksi dan menguji keakuratan hasil pengamatan.

c. Menggambarkan kesimpulan yang tepat berdasarkan bukti.

8. Dapat menjelaskan secara logis hasil eksperimen jika data yang diinginkan tidak didapat dengan:

(34)

11

b. Mengidentifikasi dan mengkomunikasikan sumber kesalahan eksperimen yang tidak bisa dihindari.

c. Mengidentifikasi kemungkinan alasan untuk hasil yang tidak tetap seperti sumber kesalahan atau kondisi yang tidak terkontrol.

9. Menggunakan teknologi yang ada, melaporkan, mempresentasikan, menunjukkan, dan mempertahankan hasil pengamatan kepada orang lain yang ahli secara teknis dan professional.

c. Macam-Macam Tahapan Pembelajaran Inkuiri

Carl J. Wenning (2005) dalam tulisannya yang berjudul Levelof inquiry: Hierarchies of pedagogical practices and inquiry process menyatakan bahwa tahapan inkuiri terdiri dari delapan macam yaitu discovery learning, interactive demonstration, inquiry lesson, guided inquiry lab, bounded inquiry lab, free inquiry lab, pure hypothetical inquiry, dan applied hypothetical inquiry (Wenning, 2005). Berikut ini penjelasan dari kedelapan macam tahapan tersebut:

1. Discovery Learning

Discovery learningmerupakan bentuk paling fundamental dalam pembelajaran inkuiri yang didasarkan pada pendekatan ”Eureka! I have found it!”. Pada tahap ini, pembelajaran inkuiri tidak berfokus dalam menemukan penerapan pengetahuan, tetapi membangun konsep dan pengetahuan dari pengalaman.

2. Interactive Demonstration

(35)

12

siswa yang bertujuan untuk menghadirkan respon-respon seperti prediksi, penjelasan lebih lanjut, dan menarik kesimpulan.

3. Inquiry Lesson

Inquiry lessonmerupakan tahaplanjutan dari demonstrasi interaktif menuju tahap laboratory experience.Inquiry lessonhampir mirip dengan demonstrasi interaktif, namun sebenarnya terdapat perbedaan penting. Pada tahap ini terdapat kegiatan eksperimen sains yang lebih kompleks daripada demonstrasiinteraktif. Selain itu, dalam tahapan ini bimbingan guru lebih banyak diberikan secara langsung menggunakan strategi pertanyaan. Guru membantu siswa selama proses eksperimen berlangsung dimana siswa belajar mengidentifikasi jenis-jenis variabel, dan mengontrol variabel-variabel tersebut.

4. Guided Inquiry Lab

Pada pendekatan inkuiri bentuk ini, guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

5. Bounded Inquiry Lab

(36)

13 6. Free Inquiry Lab

Pada tahap inimenempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan, menyelesaikan masalah secara mandiri, dan merancang prosedur. Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Ada kemungkinan siswa mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Namun, pendekatan ini jarang diterapkan karena membutuhkan kemampuan yang lebih dari siswa.

7. Pure Hypothetical Inquiry

Pendekatan ini maksudnya riset yang dilakukan secara empiris penjelasan hipotesis dari hukum-hukum dan menggunakan hipotesis tersebut untuk menjelaskan berbagai fenomena. Hasil yang akan diperoleh pada tahap ini yaitu pembuktian dari hukum-hukum sebelumnya atau pembuktian dari kesalahan hukum-hukum tersebut sehingga memunculkan teori-teori baru.

8. Applied Hypothetical Inquiry

Pada tahap inimenempatkan siswa untuk berperan aktif dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan nyata. Siswa harus membangun sebuah masalah untuk memformulasikan hipotesis dari fakta-fakta, kemudian memberikan argumen yang logis untuk mendukung hipotesis mereka.

d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri

(37)

14 1. Keunggulan

a. Membantu siswa untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.

b. Siswa memperoleh pengetahuan secara mandiri sehingga dapat memahami dan menyimpan pengetahuan yang diperolehnya dalam memori jangka panjangnya. c. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa untuk belajar lebih giat

lagi.

d. Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing.

e. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada siswa dengan peran guru yang terbatas.

2. Kelemahan

a. Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

b. Pada kenyataan di lapangan, kondisi kelas yang gemuk (banyak siswa) yang menyebabkan pembelajaran inkuiri tidak memuaskan.

c. Guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan PBM gaya lama maka dengan pembelajaran inkuiri akan mengecewakan.

(38)

15

3. Hasil Belajar dan keaktifan siswa

a. Hasil Belajar

a.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.

c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang kecil.

(39)

16

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajan.

a.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007:76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:

a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan factor masyarakat.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian ini.

b.Keaktifan siswa

b.1 Pengertian Keaktifan Siswa

(40)

17

pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, aktif den:98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Rousseau dalam (Sardiman, 1986:95) menyatakan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas proses pembelajaran tidak akan terjadi. Thorndike mengemukakan keaaktifan belajar siswa dalam belajar dengan hokum “law of exercise”-nya menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan dan Mc Keachie menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa indiv idu merupakan “manusia belajar yang

aktif selalu ingin tahu” (Dimyati,2009:45). Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknik.

(41)

18 b.2 Klasifikasi Keaktifan

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Jenis-jenis aktivitas siswa dalam belajar adalah sebagai berikut (Sardiman,1988:99):

1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan lain sebagainya.

2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara dan diskusi.

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: percakapan, diskusi, music, pidato dan lain sebagainya.

4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin. 5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, mengambil keputusan.

8. Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, tenang, dan lain-lain.

Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana (2004:61) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:

(42)

19

3. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. 5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya 7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dapat dilihat dari berbagai hal seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan, berdiskusi, kesiapan siswa, bertanya, keberanian siswa, mendengarkan, memecahkan soal (mental activities) dan lain-lain.

b.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, guru juga dapat merekayasa system pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa menurut Nana Sudjana (2004) adalah sebagai berikut:

1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam pembelajaran

(43)

20

4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari)

5. Memberikan petunjuk kepada peserta didik bagaimana cara mempelajari suatu masalah

6. Memunculkan aktivitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran 7. Memberikan umpan balik (feedback)

8. Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur

9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan akhir pembelajaran

Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh Uzer Usman (2009:26-27) cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu luangkan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain memperbaiki keterlibatan siswa juga dijelaskan cara meningkatkan keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan belajar.

(44)

21

4. Keefektifan Pembelajaran

Keefektifan berasal dari kata dasar efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 284) kata efektif mempunyai arti ada efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan dapat membawa hasil, atau berhasil guna. Menurut Hani Handoko (2003: 7) efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Keefektifan bisa diartikan tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu konsep yang lebih luas untuk mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan dalam pembelajaran yaitu kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Dimana metode pembelajaran dipengaruhi oleh faktor tujuan, siswa, situasi, fasilitas, dan pengajar itu sendiri. Menurut Sadiman dalam Trianto (2009: 20) keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui keefektifan mengajar dapat dilakukan dengan memberikan tes, karena dengan hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran. Menurut Soemosasmito dalam Trianto (2009: 20) menyatakan bahwa suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila memenuhi beberapa persyaratan utama keefektifan pembelajaran, yaitu:

a. Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM b. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa.

(45)

22

d. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir(b), tanpa mengabaikan butir (d).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keefektifan pembelajaran adalahtingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

5. Bangun Ruang Sisi Datar

1. Pengertian Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang sisi datar terdiri dari kubus, balok, prisma, dan limas. Berikut pengertian dari macam-macam bangun ruang sisi datar menurut Drs. A. Sardjana, M.Pd,. (2008):

a. Kubus

Kubus adalah ruang yang dibatasi oleh enam daerah bujur sangkar. b. Balok

Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam daerah persegi panjang yang sepasang-sepasang kongruen

c. Prisma

Prisma adalah bidang banyak yang dibatasi oleh dua bidang yang sejajar dan beberapa bidang lain yang berpotongan menurut garis sejajar.

Beberapa macam prisma adalah sebagai berikut:

c.1 Prisma segi-n adalah prisma yang alasnya berbentuk segi-n

c.2 Prisma tegak adalah prisma yang rusuk tegaknya tegak lurus dengan bidang alas c.3 Prisma condong atau prisma miring adalah prisma yang rusuk tegaknya tidak

lurus dengan bidang alas.

(46)

23

c.5 Paralelepipedum adalah prisma yang bidang alasnya berupa jajar genjang d. Limas

Limas merupakan salah satu bidang banyak yang salah satu bidang batasnya berbentuk segi banyak dan bidang batas yang lain berupa segitiga-segitiga dan puncak-puncak segitiga tersebut berimpit disatu titik.

Berikut adalah macam-macam limas:

d.1 Limas teratur adalah limas yang bidang alasnya merupakan segi-n beraturan dan proyeksi puncak pada bidang atas, berimpit dengan pusat lingkaran luar (pusat). d.2 Limas terpancung adalah limas yang dipotong oleh bidang sejajar alas, bagian

yang dibatasi oleh kedua bidang tersebut disebut limas terpancung.

2. Unsur-unsur bangun ruang sisi datar

Unsur-unsur dari bangun ruang sisi datar adalah titik, garis, dan bidang. Berikut pengertian dari titik, garis, dan bidang menurut Drs. A. Sardjana, M.Pd,. (2008):

2.1 Titik

Jika sebuah titik sudut, misalnya diberi nama titik sudut D, dilepaskan dari strukturnya sehingga tidak lagi merupakan bagian dari bangun ruang maka diperoleh bangun yang memiliki ukuran kecil sempurna dan disebut titik

2.2 Garis

(47)

24 2.3 Bidang

Jika salah satu sisi dari bangun ruang dilepaskan dan diberi nama maka akan diperoleh bangun segi-n. Jika daerah segi-n diperluas ke segenap arah maka akan diperoleh bangun yang sifatnya rata sempurna dan luasnya tak terbatas maka bangun yang diperoleh disebut bidang datar atau yang biasa disebut bidang.

3. Sifat-sifat bangun ruang sisi datar a. Kubus

Sifat-sifat dari bangun kubus adalah:

a.1 Memiliki 6 bidang sisi berbentuk persegi a.2 Memiliki 8 titik sudut

a.3 Memiliki 12 rusuk

a.4 Memiliki 12 diagonal bidang a.5 Memiliki 4 diagonal ruang a.6 Memiliki 6 bidang diagonal b. Balok

Sifat-sifat dari bangun balok adalah:

b.1 Memiliki 6 bidang sisi berbentuk persegi b.2 Memiliki 8 titik sudut

b.3 Memiliki 12 rusuk

(48)

25 c. Prisma

Bangun prisma ada beberapa macam yaitu prisma segitiga, prisma segiempat, prisma segilima, dan lain-lain. Untuk mempermudah mencari sifat-sifatnya sebut saja dengan prisma segi-n.

Sifat-sifat dari bangun prisma segi-n adalah: c.1 Memiliki bidang sisi sebanyak n + 2 c.2 Memiliki titik sudut sebanyak n × 2 c.3 Memiliki rusuk sebanyak n × 3

c.4Memiliki diagonal bidang (menyesuaikan dengan bentuk prisma) c.5 Memiliki diagonal ruang (menyesuaikan dengan bentuk prisma) c.6Memiliki bidang diagonal (menyesuaikan dengan bentuk prisma) d. Limas

Bangun limas ada beberapa macam yaitu limas segitiga, limas segiempat, limas segilima, dan lain-lain. Untuk mempermudah mencari sifat-sifatnya sebut saja dengan limas segi-n.

Sifat-sifat dari bangun limas segi-n adalah: d.1 Memiliki bidang sisi sebanyak n + 1 d.2 Memiliki titik sudut sebanyak n + 1 d.3 Memiliki rusuk sebanyak n × 2

d.4 Alas limas berbentuk bangun datar segi-n

4. Pengertian Diagonal Bidang, Diagonal Ruang dan Bidang Diagonal

(49)

26 4.1 Diagonal bidang

Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua buah titik berhadapan pada sebuah bidang.

4.2 Diagonal ruang

Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua buah titik sudut yang berhadapan pada sebuah bangun ruang.

4.3 Bidang diagonal

Bidang diagonal adalah bidang yang membagi bangun ruang menjadi dua bagian yang letaknya sedemikian rupa sehingga apabila bidang tersebut dipandang sebagai cermin, maka salah satu bidang merupakan bayangan dari bidang lain.

5. Jaring-jaring bangun ruang sisi datar

Jika suatu bangun ruang diiris pada bebrapa rusuknya, kemudian direbahkan maka akan terlihat beberapa bangun datar yang saling berkaitan, bangun datar inilah yang disebut dengan jaring-jaring.

a. Jaring-jaring kubus

Beberapa contoh dari jaring-jaring kubus

(50)

27 b. Jaring-jaring balok

Beberapa contoh jaring-jaring balok Gambar 2.2 Jaring-jaring Balok

c. Jaring-jaring prisma

Bentuk prisma ada berbagai macam, prisma ssegitiga, prisma segiempat, dan prisma segi-n. Berikut ini contoh dari jaring-jaring prisma:

(51)

28 d. Jaring-jaring limas

Bentuk prisma ada berbagai macam, prisma ssegitiga, prisma segiempat, dan prisma segi-n. Berikut ini contoh dari jaring-jaring prisma:

Gambar 2.4 Jaring-jaring Limas

6. Luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar 6.1 Kubus

Luas permukaan= 6 �

= 6 ²

Volume kubus = ³ Ket :

= rusuk 6.2 Balok

(52)

29 Ket :

= panjang = lebar = tinggi 6.3Prisma

Luas permukaan prisma (tegak) = 2 + ( � inggi)

Volume prisma = ��

6.4Limas

Luas permukaan limas = + ℎ � �

Volume limas = 1

3 ��

B. Kerangka berfikir

Dalam pembelajaran matematika dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang tepat untuk mengajar supaya siswa mampu memahami mata pelajaran matematika yang bersifat abstrak. Kurikulum yang ada juga berpengaruh pada model pembelajaran yang akan dipakai guru untuk mengajar. Ketepatan dan keefektifan model pembelajaran serta cara guru mengajar mempengaruhi pula sejauh mana anak memahami materi yang diberikan.

(53)

30

(54)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan menunjukkan efektifitas model pembelajaran inkuiri ditinjaudari hasil belajar dan aktivitas siswa dalam materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII SMP N 1 Samigaluh tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan tujuan di atas maka jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian eksperimental semu yaitu peneliti melakukan penelitian menggunakan tanpa melakukan randomisasi sampel kontrol maupun kelompok eksperimen. Penelitian eksperimental adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, dimana peneliti dengan sengaja dan secara sistematis mengadakan perlakuan (manipulasi) terhadap suatu variabel, kemudian mengamati konsekuensi perlakuan pada variabel lain (Nana Sudjana, 1989:19). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian kuantitatif.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(55)

32 2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data (Sukardi, 2008:54). Artinya, syarat sampel adalah sampel harus diambil dari bagian populasi. Menurut Sukardi, (2008:54) syarat yang paling penting untuk diperhatikan dalam mengambil sampel ada dua macam, yaitu jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus mewakili.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Samigaluh, yang terletak di desa Gerbosari, kecamatan Samigaluh. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei 2015 – Juni 2015, dengan menyesuaikan jam pelajaran matematika di kelas VIII itu sendiri.

D. Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan (Sumadi Suryabrata, 2006:25). Nana Sudjana (2001:23) membedakan variabel dalam penelitian menjadi dua kategori, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk diketahui intensitasnya atau sengaja dimanipulasi terhadap variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas atau respon dari variabel bebas.

(56)

33

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes hasil belajar.

1. Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, serta perilaku dan aktivitas yang ditunjukkan selama proses pembelajaran berlangsung tanpa mengganggu proses pembelajaran.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, metode wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

3. Kuesioner

Kuisioner dalam penelitian ini diberikan untuk mengetahui keaktifan siswa selain melakukan pengamatan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung.

4. Tes Hasil Belajar

Tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan, dan dikerjakan oleh siswa secara individual.

F. Instrumen Penelitian dan Kisi-kisi

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar Observasi

(57)

34

penelitian ini adalah lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri, yang berisi tentang aktivitas siswa dan guru selama pelaksanaan pembelajaran. Lembar observasi ini berisi pedoman dalam melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran, dan juga tentang aktivitas guru dalam melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri, mengorganisasikan, membimbing, memotivasi siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Penskoran lembar observasi yaitu 1 untuk jawaban “Ya” dan 0 untuk jawaban “Tidak”.

Tabel 3.1 Lembar Observasi

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah proses pembelajaran berpusat pada guru?

2 Apakah siswa ikut aktif didalam pembelajaran matematika di kelas? 3 Apakah siswa mencoba bertanya kepada guru atau teman ketika tidak

mengerti dengan materi yang diberikan?

4 Apakah ketika ada siswa yang bertanya guru atau teman lain mencoba menanggapi?

5 Apakah siswa mencoba mendiskusikan dengan temannya mengenai materi yang belum dimengerti?

6 Apakah siswa mencoba mencari sumber lain (buku, internet, dll) untuk memecahkan masalah yang belum mereka pahami?

7 Apakah siswa cenderung hanya bertanya kepada guru?

8 Apakah ketika siswa bertanya kepada guru, guru langsung memberikan jawaban?

9 Apakah guru dengan siswa mencoba mengeksplorasi bersama materi yang belum dipahami?

(58)

35 2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun untuk menelusuri lebih lanjut tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi. Selain itu juga untuk mempermudah peneliti melakukan tanya jawab tentang bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Secara umum isi pedoman wawancara ini meliputi kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri dan solusi apa yang diambil untuk mengatasi kendala tersebut, serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran inkuirikhususnya terkait dengan keefektifan model pembelajaran tersebut ditinjau dari hasil belajar dan keaktifan siswa.

Tabel 3.2 Lembar Wawancara No Pertanyaan

1 Apa saja kesulitan yang anda dialami selama pembelajaran berlangsung?

2 Apakah dengan model pembelajaran inkuiri mempermudah anda dalam mempelajari materi yang diberikan?

3 Apakah anda ikut aktif dalam proses pembelajaran?

4 Apakah anda mencoba membantu teman anda ketika teman anda bertanya?

5 Apakah anda dan teman-teman anda mencoba mendiskusikan bersama materi yang belum dipahami?

6 Apakah anda selalu bertanya kepada guru atau teman ketika anda tidak memahami materi yang diberikan?

7 Apakah anda mencoba mencari sumber lain seperti internet atau buku yang bukan digunakan guru sebagai buku pegangan untuk mencari jawaban dari masalah yang belum anda temukan?

8 Apakah anda acuh ketika anda tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul? 9 Apakah anda selalu merasa ingin tahu dan memiliki keinginan untuk mencoba

menyelesaikan masalah khususnya masalah dalam materi matematika yang diberikan oleh guru?

(59)

36 3. Kuesioner

Kuisioner disusun untuk memperkuat informasi yang tidak didapat saat pengamatan. Secara umum isi kuisioner ini meliputi keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Pilihan jawaban kuisioner 1 = “sangat tidak setuju” ; 2 = “tidak setuju” ; 3 = “ragu-ragu” ; 4 = “setuju” ; 5 = “sangat setuju”

Tabel 3.3 Lembar Kuesioner

No Pernyataan Pilihan

jawaban 1 Saya memberikan pendapat ketika teman saya bertanya 1 2 3 4 5 2 Pendapat dari teman sering dijadikan bahan diskusi 1 2 3 4 5 3 Saya menghargai pendapat dari teman 1 2 3 4 5 4 Saya membantu teman dalam menyelesaikan masalah

yang diberikan

1 2 3 4 5

5 Saya menyelesaikan masalah yang diberikan dengan cara berdiskusi

1 2 3 4 5

6 Saya sering memberikan ide/pendapat dalam diskusi kelompok/di dalam kelas ketika timbul sebuah masalah

1 2 3 4 5

7 Ide/gagasan saya lebih baik saya simpan sendiri 1 2 3 4 5 8 Saya tidak berkonsentrasi ketika di kelas 1 2 3 4 5 9 Saya banyak membaca buku selain buku panduan yang

diberikan oleh guru

1 2 3 4 5

10 Penggunaan media belajar membantu saya dalam menyelesaikan masalah yang ada

1 2 3 4 5

11 Saya lebih suka belajar sendiri daripada harus berdiskusi dengan teman

1 2 3 4 5

12 Saya merasa bahwa pembelajaran matematika memberikan banyak manfaat bagi saya

1 2 3 4 5

13 Saya banyak belajar karena ingin menambah ilmu 1 2 3 4 5 14 Saya bertanya kepada teman ataupun guru ketika ada

materi yang tidak saya mengerti

1 2 3 4 5

15 Saya enggan bertanya maupun berdiskusi dengan teman ketika guru memberikan masalah untuk diselesaikan

(60)

37 4. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Tes ini berbentuk soal essay dengan durasi pengerjaan selama 30 menit. Tes dilaksanakan saat materi telah selesai diberikan dan dikerjakan oleh siswa secara individu.

G. Uji Instrumen

Dalam penelitian ini, diperhatikan validitas dan reliabilitas. Untuk itu, peneliti akan melakukan uji coba instrumen tes hasil belajar kepada siswa. Kemudian, hasilnya dianalisis validitas dan reliabilitasnya.

1. Validitas

(61)

38 = �� −(� � )

�� 2− � 2 {�� ²− � 2} Keterangan:

= koefisien korelasi x dan y

N = jumlah sampel

X = hasil tes matematika (skor pada pertanyaan tertentu) Y = hasil tes standar (skor total)

Kriteria Koefisien Korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2006) adalah:

0.80 < ≤ 1.00 Sangat tinggi

0.60 < ≤ 0.80 Tinggi

0.40 < ≤ 0.60 Cukup

0.20 < ≤ 0.40 Rendah

0.00 < ≤ 0.20 Sangat rendah

Penafsiran terhadap koefisien validitas dipakai tabel harga kritik r dalam statistika dan diambil taraf signifikasi 0,05. Jika lebih besar atau sama dengan r tabel maka korelasi antara item soal dengan skor total tersebut valid, sebaliknya jika lebih kecil dari r tabel maka korelasi antara item soal dengan skor total soal tersebut tidak valid.

2. Reliabilitas

Gambar

gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan lain sebagainya.
Gambar 2.1 Jaring-jaring Kubus
Gambar 2.3 Jaring-jaring Prisma
Gambar 2.4 Jaring-jaring Limas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bila dilihat dari sejarahnya, bahkan sebelum adanya UU No.6 Tahun 2014 ini Desa Karang Bajo telah memiliki sistem informasi untuk desa dalam bentuk radio

dilakukan diluar dari pada Upacara Adat Wara maka pihak Kepolisian.. tetap melakukan tindakan atas permainan Dadu Gurak

Latar belakang penulisan skripsi ini berkaitan dengan keinginan penulis untuk menganalisis pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama pada Putusan Nomor

This research aims to examine the experience of tourist’s dark tourism formed through motivation and emotional reaction.. Causal research examines the tourists had visited the

To the teacher and the students, this study is very useful because they will get much information related to their activities in the classroom, especially in what patterns are

BVA mer upakan pilihan t est case yg menger j akan nilai yg t elah dit ent ukan, dgn t eknik per ancangan t est case melengkapi t est case equivalence par t it ioning yg f

Plagiat.. Salah satu bisnis atau usaha yang juga merasakan ketatnya persaingan saat ini adalah bisnis layanan jasa transportasi seperti ojek online yaitu Go- jek. Persaingan

ini maupun yang akan datang sangat bergantung bagi kelangsungan hidupnya, Pokja Konservasi mencatat setidaknya 5 isu krusial yang harus dicermati kembali oleh DPR