• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN B A R A N G P E N G G U N A KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI SEMESTER I TAHUN KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN B A R A N G P E N G G U N A KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI SEMESTER I TAHUN KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2020

B A R A N G P E N G G U N A

KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI

SEMESTER I

TAHUN

(2)

KATA PENGANTAR

_________________________________________________________________________

Catatan atas Laporan Barang Milik Negara Page i

Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta pengelolaan Barang Milik Negara, Kementerian Luar Negeri selaku unit Pengguna Barang telah menyampaikan LBP Semester I ke Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan.

Penyusunan laporan BMN dilaksanakan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang menyebutkan bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Pengguna Barang mempunyai tugas antara lain mengelola Barang Milik Negara serta menyusun dan menyampaikan laporan keuangan dan laporan barang milik negara Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya sebagai bahan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

Penyusunan LBP Kementerian Luar Negeri Semester I Tahun Angggaran 2020 mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 65/PMK.06/2017, PMK Nomor 251/PMK.06/2015 tentang Tata Cara Amortisasi Barang Milik Negara Berupa Aset Tak Berwujud Pada Entitas Pemerintah Pusat, PMK Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara, dan PMK Nomor 118/PMK.06/2018 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Informasi yang disajikan di dalam LBP telah disusun sesuai peraturan yang berlaku.

Seperti yang telah disebutkan dalam LBP Semester I Tahun Anggaran 2020, terdapat beberapa isu penting dalam pelaksanaan pelaporan aset Kementerian Luar Negeri. Agenda dimaksud antara lain perbaikan revaluasi BMN, pelaksanaan koreksi atas perbaikan revaluasi BMN, dan pelaksanaan sensus BMN.

Informasi tesebut merupakan bagian dari LBP Kementerian Luar Negeri Semester I Tahun Angggaran 2020, adapun informasi lainnya yang memuat informasi pengelolaan BMN adalah sebagai berikut:

(3)

KATA PENGANTAR

_________________________________________________________________________

Catatan atas Laporan Barang Milik Negara Page ii

1. LBP Kementerian Luar Negeri terdiri dari laporan BMN berdasarkan perkiraan neraca, laporan BMN berdasarkan penggolongan barang, dan catatan atas laporan BMN serta lampiran.

2. LBP Kementerian Luar Negeri Semester I Tahun Angggaran 2020 disusun berdasarkan data BMN yang dikelola Kementerian Luar Negeri dan telah dilakukan proses rekonsiliasi internal dengan Unit Akuntansi Keuangan.

3. Nilai BMN di Neraca Kementerian Luar Negeri sebelum penyusutan (nilai bruto) per 30 Juni 2020 adalah sebesar Rp50.946.507.401.897,00 atau naik sebesar Rp117.757.288.002,00 atau 0,23% dari nilai BMN di neraca tahun sebelumnya sebesar Rp50.828.750.113.895,00.

4. Nilai BMN non Neraca (BMN Ekstrakomptabel) per 30 Juni 2020 sebesar Rp8.931.461.468,00.

5. Informasi tentang hal-hal yang termuat dalam LBP disajikan dalam Catatan atas Laporan BMN, antara lain meliputi uraian tentang penjelasan pos-pos LBP, daftar rinci atau uraian atas nilai pos yang disajikan dalam laporan BMN.

LBP Kementerian Luar Negeri Semester I Tahun Angggaran 2020 merupakan konsolidasi dari seluruh Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) pada 10 (sepuluh) Unit Eselon I dengan jumlah satuan kerja (satker) sebanyak 134 (seratus tiga puluh empat) satker, yang terdiri atas 13 (tiga belas) satker yang berkedudukan di Kantor Pusat dan 131 (seratus tiga puluh satu) satker yang berkedudukan di Luar Negeri, yang mana 1 satker non aktif yaitu KBRI Sana’a di Republik Yaman.

Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian Luar Negeri baik di pusat maupun Perwakilan RI di luar negeri, atas komitmennya menyajikan informasi yang relevan dan andal dalam mendukung penyusunan LBP Kementerian Luar Negeri Semester I Tahun Angggaran 2020 ini. Laporan BMN ini merupakan salah satu bagian pengendalian administratif atas BMN untuk mendukung terwujudnya pengelolaan BMN yang tertib, agar pelaksanaan pengelolaan BMN dapat dilaksanakan sesuai asas fungsional, kapastian hukum, transparansi/keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai.

Pelaporan Barang Penggunan Semester I TA 2020, disusun ditengah suasana pandemik global Covid-19. Pada proses penyusunan, berbagai informasi terkait penanganan Covid-19 pada Perwakilan RI di luar negeri semakin memperlihatkan pentingnya pengelolaan BMN

(4)

KATA PENGANTAR

_________________________________________________________________________

Catatan atas Laporan Barang Milik Negara Page iii

yang professional, terutama disebabkan bahwa dalam situasi mendesak dan krisis, peranan BMN sebagai alat pendukung tugas dan fungsi organisasi semakin diperlukan.

LBP Kementerian Luar Negeri Semester I Tahun Angggaran 2020 merupakan wujud dari upaya Kementerian Luar Negeri dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Semoga laporan BMN ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pemangku kepentingan, serta bagi manajemen dalam proses pengambilan keputusan, khususnya terkait dengan pengelolaan BMN.

a.n. Menteri Luar Negeri Sekretaris Jenderal

Cecep Herawan

(5)

DAFTAR ISI

_________________________________________________________________________

Catatan atas Laporan Barang Milik Negara Page iv

Halaman

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

GAMBARAN UMUM LAPORAN Gambaran Umum Laporan... v

Dasar Hukum ... v

Ruang Lingkup Laporan ... vii

Kebijakan Umum Penatausahaan BMN ... viii

Kebijakan Akuntansi ... viii

Nilai BMN per 30 Juni 2020... xv

Perkembangan Nilai BMN ... xvi

Komposisi per Aset ... xviii

IKHTISAR LAPORAN BARANG PENGGUNA 1. Laporan Posisi BMN di Neraca 2. Laporan Posisi BMN di Neraca (Saldo Awal) 3. Laporan BMN Intrakomptabel 4. Laporan BMN Ekstrakomptabel 5. Laporan BMN Gabungan Intrakomptabel dan Ekstrakomptabel 6. Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan 7. Laporan BMN Bersejarah 8. Laporan Aset Tak Berwujud 9. Laporan Penyusutan: - Laporan Penyusutan BMN Intrakomptabel - Laporan Penyusutan BMN Ekstrakomptabel 10. Laporan Amortisasi Aset Tak Berwujud CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA SEMESTER I TA 2020 1. Pendahuluan ... 1

2. Dasar Hukum ... 1

3. Entitas Pelaporan... 2

4. Periode Pelaporan ... 2

5. Kebijakan Penatausahaan BMN ... 2

6. Pendekatan Penyusunan Laporan ... 3

7. Ringkasan BMN Semester I TA 2020 ... 4

8. Saldo Awal BMN ... 4

9. Ringkasan Mutasi Barang Milik Negara Semester I TA 2020 ... 4

9.a. Barang Persediaan (1151) ... 4

9.b. Tanah (131111) ... 4

9.c. Peralatan dan Mesin (131311) ... 5

a. Alat Besar (3.01) ... 5

b. Alat Angkutan (3.02) ... 5

c. Alat Bengkel dan Alat Ukur (3.03) ... 6

d. Alat Pertanian (3.04) ... 6

e. Alat Kantor dan Rumah Tangga (3.05) ... 7

f. Alat Studio, Komunikasi, dan Pemancar (3.06) ... 8

g. Alat Kedokteran dan Kesehatan (3.07) ... 8

h. Alat Laboratorium (3.08) ... 9

i. Alat Persenjataan (3.09) ... 10

j. Komputer (3.10) ... 10

k. Alat Eksplorasi (3.11) ... 11

l. Alat Pengeboran (3.12) ... 11

m. Alat Produksi, Pengolahan dan Pemurnian (3.13) ... 11

(6)

DAFTAR ISI

_________________________________________________________________________

Catatan atas Laporan Barang Milik Negara Page v

n. Alat Keselamatan Kerja (3.15) ... 11

o. Alat Peraga (3.16) ... 12

p. Peralatan Proses/Produksi (3.17) ... 12

q. Rambu-Rambu (3.18) ... 12

r. Peralatan Olah Raga (3.19) ... 12

s. Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin ... 13

9.d. Gedung dan Bangunan (133111) ... 13

a. Rambu-Rambu (3.18) ... 13

b. Bangunan Gedung (4.01) ... 13

c. Monumen (402) ... 14

d. Bangunan Menara (4.03) ... 14

e. Tugu Titik Kontrol/Pasti (4.04) ... 14

f. Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan ... 15

9.e. Jalan dan Jembatan, Irigasi, Jaringan (134111) ... 15

a. Jalan dan Jembatan (5.01) ... 15

b. Instalasi (5.03) ... 16

c. Jaringan (5.04) ... 16

d. Akumulasi Penyusutan Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan ... 16

9.f. Aset Tetap Lainnya (135121) ... 16

a. Aset Tetap Dalam Renovasi (6.07) ... 16

b. Bahan Perpustanaa (601)... 17

c. Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olahraga (6.02) ... 17

d. Tanaman (605) ... 18

e. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya ... 18

9.g. Konstruksi Dalam Pengerjaan (136111) ... 18

9.h. Kemitraan Dengan Pihak Ketiga (1611) ... 18

9.i. Aset Tak Berwujud (1621) ... 19

9.j. Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud ... 19

9.k. Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi (166112) ... 19

9.l. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan ... 20

9.m. BMN Berupa Aset Bersejarah ... 20

10. Informasi Lainnya... 20

11. Kebijakan Penilaian Kembali BMN ... 20

12. Aset Dalam Sengketa ... 22

13. Tantangan Pelaksanaan Penatausahaan BMN ... 25

a. Kekhususan Perwakilan Diplomatik dan Konsuler ... 25

b. Cakupan Wilayah Operasional Kementerian Luar Negeri ... 26

c. Masalah Sumber Daya Manusia ... 26

d. Masalah Disharmonisasi Perencanaan dan Realisasi Anggaran ... 27

14. Langkah-Langkah Strategis Sebagai Alternatif Penyelesaian Masalah ... 27 15. Lampiran-Lampiran

---

(7)

GAMBARAN UMUM

LAPORAN BARANG PENGGUNA

KEMENTERIAN LUAR NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

(8)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page v

GAMBARAN UMUM LAPORAN BARANG MILIK NEGARA 1. GAMBARAN UMUM

Sebagai upaya untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik serta meningkatkan akuntabilitas pengelolaan serta pertanggungjawaban anggaran, Pemerintah telah menerbitkan paket perundangan yang mengatur mengenai keuangan dan perbendaharaan negara melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 sebagai wujud dari reformasi keuangan negara.

Pada sistem perbendaharaan dan keuangan negara, pengelolaan barang milik negara (BMN) adalah siklus logistic pada undang-undang tersebut. Sebagai penjabaran amanat Undang-Undang tersebut, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D) yang bertujuan untuk mendukung pengelolaan BMN yang baik dan mewujudkan keakuratan serta keandalan penyajian data Barang Milik Negara (BMN) pada Laporan Keuangan.

Pengelolaan BMN sebagaimana diatur dalam PP Nomor 27 Tahun 2014 meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Terkait dengan pelaporan BMN, Pengguna Barang menghimpun Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran dan Tahunan sebagai bahan penyusunan LBP Semesteran dan Tahunan. Laporan tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan neraca Kementerian/Lembaga/satuan kerja untuk disampaikan kepada Pengelola Barang.

Disamping itu, untuk mewujudkan data BMN yang akurat dan andal, mulai tahun 2013 Menteri Keuangan telah menerapkanpenyusutan aset tetap pada entitas Pemerintah Pusat melalui PMK Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 90/PMK.06/2014 dan PMK Nomor 251/PMK.06/2015 tentang Tata Cara Amortisasi Barang Milik Negara Berupa Aset Tak Berwujud Pada Entitas Pemerintah Pusat.

Pada tahun 2017, dalam rangka mewujudkan penyajian nilai BMN pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat yang akuntabel sesuai dengan nilai wajarnya untuk mewujudkan pengelolaan BMN yang berhasil guna, maka Pemerintah melakukan penilaian kembali BMN yang diatur dalam Perpres Nomor 75 Tahun 2017 tentang Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kembali Barang Milik Negara.

Hasil penilaian kembali aset Pemerintah tersebut telah diterima oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan disajikan pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2019. Dengan perkembangan terakhir tersebut, pengelolaan BMN menjadi semakin penting di masa depan.

Laporan Barang Pengguna selayaknya tidak hanya dijadikan kewajiban administrative semata, namun juga menjadi salah satu tools yang penting dalam siklus pengelolaan BMN yaitu perencanaan. Hal tersebut dapat dicapai apabila seluruh komponen siklus pengelolaan BMN dilakukan secara profesional dan sesuai dengan peraturan perundangan serta standar akuntansi pemerintahan yang berlaku.

(9)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page vi

Di sisi lain, Barang Milik Negara berupa Aset Tetap/Aset Lainnya/Persediaan menjadi penting pada situasi dan kondisi saat ini yaitu pandemik global Corona Virus Disease 2019 (Covid–19). BMN menjadi alat dukung yang sangat vital untuk membantu Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya, di dalam negeri dan luar negeri.

Situasi krisis saat ini sangat menuntut personil yang bergerak di bidang pengelolaan BMN untuk dapat membuktikan diri agar menjaga keseimbangan dalam menjalankan tugas, yaitu tuntutan untuk mendayagunakan BMN secara cepat, namun tepat dalam memahami ketentuan dan perundangan yang berlaku dalam pengelolaan BMN.

2. DASAR HUKUM

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

f. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

i. Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2017 tentang Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah;

j. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 244/PMK.06/2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Negara sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.06/2016;

k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016;

l. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar;

m. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara;

n. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Negarasebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.06/2016;

o. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

p. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 251/PMK.06/2015 tentang Tata Cara Amortisasi Barang Milik Negara Berupa Aset Tak Berwujud Pada Entitas Pemerintah Pusat;

q. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 57/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik Negara;

r. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan dan Penghapusan Barang Milik Negara;

s. Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Negara;

(10)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page vii

t. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara;

u. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 111/PMK.06/2017 tentang Penilaian Barang Milik Negara;

v. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kembali Barang Milik Negara;

w. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.06/2018 Tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah;

x. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 271/PMK.06/2015 tentang Tata Cara Penggunaan, Pemindahtanganan, Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri.

y. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145/KM.06/2014 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KM.06/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat;

z. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 532/KM.06/2014 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara;

aa. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2014 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

3. RUANG LINGKUP LAPORAN

Pasal 5,Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kementerian Luar Negeri, menyatakan bahwa Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri;

3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri;

4. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri;

5. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia;

6. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia;

7. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang luar negeri;

8. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kementerian Luar Negeri memiliki 10 (sepuluh) Unit Eselon I dengan jumlah satuan kerja (satker) sebanyak 145 (seratus empat puluh lima) satker, yang terdiri dari 14 (empat belas) satker Kantor Pusat dan 131 (seratus tiga puluh satu) satker yang berkedudukan di Luar Negeri.

Kode Eselon

I Unit Eselon I Kantor

Pusat Kantor

Perwakilan Jumlah

01 Sekretariat Jenderal 5 131*) 136

02 Ditjen Asia Pasifik dan Afrika 1 0 1

03 Ditjen Amerika dan Eropa 1 0 1

(11)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page viii

04 Ditjen Kerja Sama ASEAN 1 0 1

05 Ditjen Kerja Sama Multilateral 1 0 1

06 Ditjen Hukum dan Perjanjian Internasional 1 0 1 07 Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik 1 0 1

08 Ditjen Protokol dan Konsuler 1 0 1

09 Inspektorat Jenderal 1 0 1

11 Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan 1 0 1

Total 14 131 145

*)Sesuai Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2019 tentang Penutupan Sementara Kedutaan Besar Republik Indonesia di Sana’a, Republik Yaman, KBRI Sana’a di Republik Yaman ditutup sementara sampai situasi dan kondisi di Yaman kondusif

Sebagai Kementerian Negara/Lembaga, Kementerian Luar Negeri wajib menyusun dan menyampaikan laporan keuangan dan laporan barang sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Penyusunan Laporan Barang Pengguna Kementerian Luar Negeri mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

Pasal 87 PP Nomor 27 Tahun 2014 menyatakan bahwa Pengguna Barang menghimpun Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) Semesteran dan Tahunan, untuk menyusun LBP Semesteran dan Tahunan. Laporan tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan neraca Kementerian untuk disampaikan kepada Pengelola Barang sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Pusat dalam LKPP.

LBP Kementerian Luar Negeri Semester I Tahun Anggaran 2020 disusun berdasarkan data BMN yang dikelola oleh Kementerian Luar Negeri sampai dengan 30 Juni 2020. LBP tersebut menyajikan nilai BMN secara menyeluruh, baik intrakomptabel, ekstrakomptabel maupun daftar BMN yang sudah diusulkan penghapusannya ke Pengelola Barang.

Sedangkan penyajian BMN berdasarkan akun Neraca meliputi nilai BMN yang dalam pencatatannya telah memenuhi persyaratan kapitalisasi (intrakomptabel) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara. Sementara itu, terhadap BMN yang tidak memenuhi persyaratan kapitalisasi disajikan sebagai BMN ekstrakomptabel. Penyajian BMN pada Neraca didasarkan pada klasifikasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar.

4. KEBIJAKAN UMUM PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Pasal 1 angka 10 UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Pasal 1 PP Nomor 27 Tahun 2014 menyatakan bahwa BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) PP Nomor 27 Tahun 2014, barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah meliputi:

a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;

b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;

c. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau d. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan

hukum tetap.

BMN yang telah diperoleh tersebut dicatat dan dilaporkan sesuai dengan asas-asas pengelolaan BMN, yaitu fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. Akuntabilitas pengelolaan BMN tercermin dari

(12)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page ix

pelaporan BMN secara periodik dan tepat waktu yang dimulai dari pencatatan, penggolongan, dan penyajiannya secara sistematis dalam suatu rangkaian informasi sesuai dengan ketentuan. Dalam PP Nomor 27 Tahun 2014 proses yang sistematis ini disebut penatausahaan.

Penyusunan dan penyajian LBP Semester I Tahun Anggaran 2020 mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan melalui PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan barang yang sehat di lingkungan pemerintahan serta ketentuan akuntansi lainnya sebagai turunan dari Standar Akuntansi Pemerintahan.

5. KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Kebijakan akuntansi yang signifikan yang digunakan dalam penyusunan LBP Periode Semester I Tahun Anggaran 2020 adalah sebagai berikut:

a. Persediaan

Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang- barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca. Nilai dalam neraca disajikan dihitung berdasarkan:

1) Harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

2) Harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

3) Harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.

b. Aset Tetap

Aset Tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset Tetap terdiri dari:

1) Tanah;

2) Peralatan dan Mesin;

3) Gedung dan Bangunan;

4) Jalan, Irigasi dan Jaringan; dan 5) Aset Tetap Lainnya.

Aset Tetap juga mencakup biaya-biaya atas pembangunan/pembuatan Aset Tetap yang sampai dengan tanggal pelaporan masih dalam proses pengerjaan dan dilaporkan sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP). KDP dipindahkan ke Aset Tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dan siap digunakan. Aset tetap dilaporkan pada neraca berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Aset tetap lainnya berupa ATR merupakan renovasi yang dilakukan oleh bukan pemilik aset. Terhadap ATR tersebut tidak dilakukan penyusutan apabila belanja untuk renovasi tidak menambah masa manfaat aset dan agar diserahterimakan kepada pemilik aset pada akhir periode akuntansi.

c. Aset Lainnya

Aset Lainnya merupakan aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dan dana cadangan. Aset Lainnya antara lain terdiri dari akun Aset Tak Berwujud dan Aset Lain-Lain.

1) Aset Tak Berwujud

(13)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page x

Aset Tak Berwujud merupakan aset non keuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.

2) Aset Lain–Lain

Aset Lain–Lain mencakup aset lainnya yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Tak Berwujud. Contoh dari aset lain-lain adalah Aset Tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah. Dengan kata lain, lingkup Aset Lain-lain dalam Laporan BMN hanya mencakup nilai BMN yang secara substansi diklasifikasikan sebagai Aset Lain–lain.

d. Kebijakan Penyusutan BMN

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, khususnya pada Lampiran I Paragraf 52 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Berbasis Akrual Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap, menetapkan bahwa Aset Tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

Penyusutan aset tetap merupakan penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Penerapan penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada seluruh entitas Pemerintah Pusat dilaksanakan mulai tahun 2013, sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 65/PMK.06/2017 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.

Obyek Penyusutan aset tetap meliputi:

a) Gedung dan Bangunan;

b) Peralatan Mesin;

c) Jalan, Irigasi dan Jaringan;

d) Aset Tetap Lainnya berupa aset tetap renovasi (selain tanah dalam renovasi) dan alat musik modern;

e) Aset Lainnya berupa Aset Tetap yang Dihentikan Dari Penggunaan Operasional Pemerintah yang masih memiliki karakteristik objek penyusutan;

dan

f) Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga (selain tanah) dan Aset Idle yang masih memiliki karakteristik objek penyusutan.

Terhadap seluruh objek penyusutan di atas dilakukan penyusutan baik untuk Intrakomptabel maupun ekstrakomptabel. Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a) Tanah;

b) Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP);

c) Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah dan telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusannya;

d) Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan;

e) Aset tetap renovasi yang tidak menambah masa manfaat.

1) Pelaksanaan Penyusutan

Penerapan penyusutan Aset Tetap dimulai pada pelaporan Semester I tahun 2013. Nilai yang disusutkan pertama kali, merupakan nilai buku per 31 Desember 2012 untuk BMN yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2012. Sedangkan untuk BMN yang diperoleh setelah tanggal 31 Desember 2012, digunakan nilai

(14)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xi

perolehan atau nilai wajar yang merupakan nilai estimasi apabila nilai perolehannya tidak diketahui.

Dalam pelaksanaannya, proses penyusutan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

a) Penyusutan pertama kali

Merupakan proses penyusutan yang dilakukan pertama kali atas objek penyusutan yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2013. Nilai buku yang digunakan adalah nilai buku per 31 Desember 2012.

b) Penyusutan pada saat terjadinya transaksi BMN.

Merupakan proses penyusutan yang dilakukan pada saat terjadinya transaksi BMN. Transaksi dimaksud merupakan transaksi BMN yang mempengaruhi/ mengkoreksi ekuitas.

c) Penyusutan periodik

Merupakan proses penyusutan yang dilakukan secara periodik setiap semester dan dilakukan atas seluruh objek penyusutan.

Penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama masa manfaat.

Masa Manfaat Aset Tetap berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.

2) Perubahan Kebijakan Terkait Penyusutan

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat, dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.06/2014 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KM.6/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat terdapat perubahan kebijakan terkait perhitungan penyusutan atas objek penyusutan yang diperoleh sebelum tahun 2005, yaitu untuk aset tetap yang diperoleh sebelum Tahun 2005, maka sebagai tindak lanjut dari hasil inventarisasi dan penilaian:

a) Penghitungan penyusutan dilakukan sejak Semester II Tahun 2010 sampai dengan berakhirnya masa manfaat aset tetap; dan

b) Pencatatan penyusutan dalam neraca dilakukan sejak sejak semester II tahun 2010 sampai dengan aset tetap tersebut dihapuskan.

e. Amortisasi

Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual, aset yang digunakan oleh pemerintah, termasuk aset tak berwujud, mempunyai manfaat ekonomi atau potensi jasa terbatas yang perlu dilakukan amortisasi untuk penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dari suatu aset tak berwujud.

Amortisasi aset tak berwujud merupakan alokasi harga perolehan aset tak berwujud secara sistematis dan rasional selama masa manfaatnya, yang hanya dapat diterapkan atas aset tak berwujud yang memiliki masa manfaat terbatas. Penerapan amortisasi aset tak berwujud pada seluruh entitas Pemerintah Pusat dilaksanakan mulai tahun 2016, sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 251/PMK.06/2015 tentang Tata Cara Amortisasi Barang Milik Negara Berupa Aset Tak Berwujud Pada Entitas Pemerintah Pusat. Agar peraturan Menteri

(15)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xii

Keuangan Nomor 251/PMK.O6/2015 dimaksud dapat diimplementasikan, telah diterbitkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 620/KM.6/2015 Tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara Berupa Aset Tak Berwujud sebagaimana diubah terakhir melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 81/KM.06/2018.

1) Obyek Amortisasi Aset Tak Berwujud.

Obyek Amortisasi Aset Tak Berwujud meliputi:

a) Perangkat Lunak (Software) Komputer;

b) Lisensi;

c) Waralaba (Franchise);

d) Hak Cipta (Copyright); dan e) Hak Paten.

Amortisasi aset tak berwujud tidak dilakukan terhadap:

a) Aset Tak Berwujud yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan di bidang Hak Cipta (Copyright) dan telah diusulkan kepada Pengelola Barang atau Pengguna Barang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan di bidang pendelegasian kewenangan, untuk dilakukan penghapusannya;

dan

b) Aset Tak Berwujud dalam kondisi usang dan/atau rusak berat yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang atau Pengguna Barang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan di bidang pendelegasian kewenangan, untuk dilakukan pemindahtanganan, pemusnahan, atau penghapusan.

2) Pelaksanaan Amortisasi

Penerapan amortisasi aset tak berwujud dimulai pada pelaporan Semester I tahun 2016. Nilai yang disusutkan pertama kali, merupakan nilai buku per 31 Desember 2015 untuk BMN yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2015. Sedangkan untuk BMN yang diperoleh setelah tanggal 31 Desember 2015, digunakan nilai perolehan. Dalam hal nilai perolehan tidak diketahui, digunakan nilai taksiran yang merupakan nilai estimasi yang didasarkan pada perhitungan Pengguna Barang.

Dalam pelaksanaannya, proses amortisasi di bagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

a) Amortisasi pertama kali

Merupakan proses Amortisasi yang dilakukan pertama kali atas objek penyusutan yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2016. Nilai buku yang digunakan adalah nilai buku per 31 Desember 2015.

b) Amortisasi pada saat terjadinya transaksi BMN

Merupakan proses amortisasi yang dilakukan pada saat terjadinya transaksi BMN. Transaksi dimaksud merupakan transaksi BMN yang mempengaruhi/

mengkoreksi ekuitas.

c) Amortisasi periodik

Merupakan proses amortisasi yang dilakukan secara periodik setiap semester dan dilakukan atas seluruh objek penyusutan.

Penghitungan dan pencatatan amortisasi aset tak berwujud dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat diamortisasi dari aset tak berwujud secara merata setiap semester selama masa manfaat.

Masa Manfaat Aset Tak Berwujud berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 620/KMK.06/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas

(16)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xiii

Pemerintah Pusat sebagaimana diubah terakhir melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 81/KM.6/2018.

f. Kebijakan Kapitalisasi BMN

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016, BMN disajikan sebagai intrakomptabel dan ekstrakomptabel. Intrakomptabel adalah BMN yang memenuhi syarat kapitalisasi dan disajikan dalam Neraca Pemerintah Pusat, sedangkan ekstrakomptabel adalah BMN yang tidak memenuhi syarat kapitalisasi dan tidak disajikan dalam neraca. Suatu BMN dinyatakan memenuhi syarat kapitalisasi apabila memenuhi batasan minimum jumlah biaya kapitalisasi (capitalization thresholds), dimana untuk sebelum TA 2018 yaitu:

1) BMN berupa gedung dan bangunan yang nilainya Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih;

2) BMN berupa peralatan dan mesin serta alat olahraga yang nilainya Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) atau lebih; dan

3) BMN berupa tanah, jalan, irigasi dan jaringan, koleksi perpustakaan, dan barang bercorak kesenian yang nilainya Rp1,00 (satu rupiah) atau lebih.

Batas minimum Kebijakan akuntansi mengalami perubahan sejak Semester I Tahun Anggaran 2019. Hal itu diamanatkan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tersebut, yaitu:

1) BMN berupa gedung dan bangunan yang nilainya Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) atau lebih;

2) BMN berupa peralatan dan mesin serta alat olahraga yang nilainya Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau lebih; dan

3) BMN berupa koleksi perpustakaan, dan barang bercorak kesenian yang nilainya Rp1,00 (satu rupiah) atau lebih.

Batas nilai minimum tersebut tidak diperlukan untuk BMN berupa tanah, jalan, irigasi dan jaringan, KDP dan aset tetap lainnya.

g. Pencatatan Aset Rusak Berat dan Hilang

Sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.06/2017 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat, atas aset tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah dan penghapusannya telah diusulkan kepada Pengelola Barang direklasifikasi ke dalam daftar barang hilang dan tidak dicantumkan dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, LBP, LBMN, dan Neraca. Atas aset tetap yang hilang tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Barang dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam hal keputusan penghapusan mengenai aset tetap yang hilang telah diterbitkan oleh Pengguna Barang, maka aset tersebut dihapus dari daftar barang hilang.

Sementara itu, untuk aset tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dihapuskan, dilakukan reklasifikasi ke dalam daftar barang rusak berat, dan tidak dicantumkan dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, LBP, LBMN, dan Neraca. Atas aset rusak berat dimaksud diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Barang dan Catatan atas Laporan Keuangan.

h. Akuntansi Berbasis Akrual

Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang- Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pemerintah Pusat harus menerapkan akuntansi berbasis akrual. Pasal 12 dan 13 UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa pendapatan dan belanja dalam APBN dicatat menggunakan basis akrual. Penerapan basis akrual dalam penyusunan laporan keuangan dan laporan BMN Kementerian

(17)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xiv

Luar Negeri diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dimulai tanggal 1 Januari 2015.

Unsur laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:

1) Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran;

2) Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan; dan

3) Catatan Atas Laporan Keuangan.

Perubahan sistem pencatatan transaksi keuangan menjadi basis akrual juga akan berpengaruh dalam pelaporan BMN. Adapun pengaruh tersebut antara lain:

1) ADK file kirim dari Persediaan ke SIMAK-BMN dan dari SIMAK-BMN ke SAIBA berisi jurnal yang membentuk nilai-nilai di laporan SAIBA dan harus dikirim setiap bulan. Jurnal dari Persediaan dan SIMAK-BMN tersebut tidak hanya menyumbang nilai BMN di Neraca SAIBA, tetapi juga beban-beban LO (Laporan Operasional) terkait BMN seperti Beban Penyusutan dan Beban Persediaan serta akun-akun yang mempengaruhi LPE (Laporan Perubahan Ekuitas) seperti Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi, Penyesuaian Nilai Persediaan, Transfer Masuk, dan Transfer Keluar;

2) Perolehan BMN diakui pada saat hak kepemilikan BMN sudah berpindah tangan meski belum ada pembayaran yang dilakukan. Jadi saat sudah ada BAST, BMN sudah harus diinput di SIMAK dengan menjurnal Kewajiban kepada pihak ketiga di SAIBA;

3) Pembelian BMN membentuk jurnal kontrol ke SAIBA yaitu dengan munculnya akun BMN Belum Diregister yang seharusnya bersaldo nol saat diterima di SAIBA saat belanja dan BMN yang diperoleh sudah tepat.

i. Penilaian Kembali Barang Milik Negara

Pelaksanaan penilaian kembali BMN sesuai dengan Perpres Nomor 75 Tahun 2017 tentang Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kembali Barang Milik Negara. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mewujudkan penyajian nilai BMN pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat yang akuntabel sesuai dengan nilai wajarnya serta dalam rangka mewujudkan pengelolaan BMN yang berhasil guna.

Objek penilaian kembali BMN berupa Aset Tetap dilakukan terhadap Tanah; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan; pada Kementerian/Lembaga sesuai kodefikasi BMN yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2015. Jalan, Irigasi dan Jaringan tersebut meliputi Jalan dan Jembatan; dan Bangunan Air. Selain Aset Tetap tersebut, Penilaian Kembali BMN dilaksanakan terhadap Aset Tetap yang sedang dilaksanakan pemanfaatan. Penilaian tidak dilakukan terhadap BMN yang telah mendapat persetujuan penghapusan atau pemindahtanganan; dan BMN yang secara fisik tidak ditemukan berdasarkan laporan hasil inventarisasi.

Inventarisasi adalah kegiatan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan Barang Milik Negara yang dilakukan oleh Kuasa Pengguna Barang. Hasil inventarisasi dituangkan dalam laporan yang terdiri dari daftar barang hasil inventarisasi barang baik, rusak ringan, rusak berat, berlebih dan tidak ditemukan.

Penilaian BMN dilakukan dengan menggunakan pendekatan data pasar, biaya, dan/atau pendapatan. Berdasarkan pertimbangan efisiensi anggaran dan waktu penyelesaian penilaian maka penilaian dilakukan dengan survei lapangan untuk

(18)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xv

objek penilaian berupa Tanah; dan tanpa survei lapangan untuk objek penilaian berupa selain tanah.

Sehubungan dengan pelaksanaan revaluasi, BPK telah melakukan audit dengan tujuan tertentu terkait pelaksanaan revaluasi dan menyimpulkan bahwa BPK tidak dapat menerima hasil penilaian kembali BMN tahun 2017-2018. Koreksi nilai wajar belum boleh diperhitungkan dalam penyajian LKPP dan LKKL tahun anggaran 2017 dan 2018 (take out). Nilai wajar tersebut akan disajikan dalam LKPP dan LKKL tahun anggaran 2019 setelah proses perbaikan revaluasi BMN nya dapat diterima oleh BPK.

Sehubungan dengan pemeriksaan BPK RI terhadap pelaksanaan Penilaian Kembali BMN Tahun 2017-2018, BPK RI merekomendasikan Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Barang untuk memperbaiki data hasil inventarisasi dan tindak lanjut hasil penilaian kembali BMN. Sesuai surat Direktur Jenderal Kekayaan Negara nomor S- 44/KN/2019 tanggal 29 Januari 2019 hal Tindak Lanjut Rekomendasi BPK RI dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas Penilaian Kembali Barang Milik Negara Tahun 2017-2018, guna menindaklanjuti rekomendasi BPK tersebut, Pengguna Barang telah mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mereviu dan memperbaiki data hasil inventarisasi untuk kemudian dilakukan penilaian kembali oleh Kementerian Keuangan berdasarkan data inventarisasi yang telah dilakukan perbaikan;

2) Menelusuri kembali Aset Tetap yang menjadi objek penilaian kembali BMN; dan 3) Melakukan tindak lanjut atas barang tidak ditemukan dan barang dalam

sengketa.

Dalam rangka menindaklanjuti temuan pemeriksaan tersebut, telah dilakukan perbaikan penilaian kembali terhadap objek yang menjadi temuan pemeriksaan.

Selain itu juga dilakukan pengujian dan perbaikan atas hasil penilaian kembali di luar objek temuan BPK yang telah dilakukan sebagai dampak dari adanya temuan pemeriksaan pada Pengelola Barang.

j. Perubahan Jumlah Satuan Kerja

Jumlah Satker pada tahun 2018 jumlah Satker di lingkungan Kementerian Luar Negeri yaitu 145 Satker dengan 14 Satker pusat dan 131 Satker Perwakilan RI di Luar Negeri. Adapun jumlah Satker untuk tahun anggaran 2019 yaitu 144 Satker dengan 14 Satker pusat dan 130 Satker Perwakilan RI di Luar Negeri.

Berkurangnya jumlah satuan kerja tersebut dikarenakan penutupan KBRI Sana’a di Republik Yaman. Penutupan KBRI Sana’a tersebut ditetapkan dengan Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2019 tentang Penutupan Sementara Kedutaan Besar Republik Indonesia di Sana’a, Republik Yaman, yang ditandatangani Presiden pada tanggal 17 Juli 2019. Tugas dan fungsi KBRI Sana’a dialihkan ke KBRI Muscat, Kesultanan Oman dan memindahkan seluruh personil KBRI Sana’a ke KBRI Muscat.

Pembukaan kembali KBRI Sana’a akan dilakukan jika situasi dan kondisi di Yaman sudah kondusif.

6. NILAI BMN KEMENTERIAN LUAR NEGERI 6.1. Nilai BMN per 30 Juni 2020

Nilai BMN Kementerian Luar Negeri per 30 Juni 2020 terdiri dari BMN di neraca dan BMN Non Neraca (nilai bruto) adalah sebesar Rp50.955.438.863.365,00. Berikut rincian nilai BMN Kementerian Luar Negeri per 30 Juni 2020 terdiri dari BMN di neraca dan BMN non neraca:

(19)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xvi

Uraian Nilai

BMN di Neraca 50.946.507.401.897

BMN Ekstrakomptabel 8.931.461.468

Total 50.955.438.863.365

Nilai BMN Kementerian Luar Negeri dimaksud merupakan konsolidasi dari nilai BMN pada 10 unit Eselon I dengan komposisi sebagaimana disajikan dalam chart berikut:

Dari chart di atas dapat diketahui bahwa Nilai BMN Kementerian Luar Negeri (Neraca dan BMN Ekstrakomptabel) terbesar terdapat pada unit Eselon I Sekretariat Jenderal sebesar Rp50.796.811.475.228,00 (nilai bruto). Besarnya nilai BMN di Sekretariat Jenderal dikarenakan membawahi seluruh satuan kerja yang berkedudukan di luar negeri (130 Perwakilan RI). Berada satu tingkat dibawahnya adalah Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler dengan nilai bruto BMN sebesar Rp37.833.322.659,00. Berikut ini rincian nilai BMN per unit Eselon I:

Unit Eselon I Nilai BMN

Intrakomptabel Nilai BMN

Ekstrakomptabel Nilai Gabungan Sekretariat Jenderal 50.788.513.079.249 8.298.395.979 50.796.811.475.228 Ditjen Aspasaf 15.944.388.092 2.653.120 15.947.041.212 Ditjen Amerop 14.060.756.152 55.527.760 14.116.283.912 Ditjen KS ASEAN 14.272.361.915 41.178.825 14.313.540.740 Ditjen KS Multilateral 15.609.303.824 4.369.799 15.613.673.623 Ditjen HPI 24.846.817.740 234.194.629 25.081.012.369

Ditjen IDP 13.354.242.213 6.435.000 13.360.677.213

Ditjen Protkons 37.796.551.533 36.771.126 37.833.322.659 Inspektorat Jenderal 12.134.047.106 20.934.769 12.154.981.875

BPPK 9.975.854.073 22.013.200 9.997.867.273

JUMLAH 50.946.507.401.897 8.722.474.207 50.955.229.876.104 6.2. Perkembangan Nilai BMN

Berikut perkembangan nilai BMN (neraca bruto) selama hampir 14 tahun terakhir:

0 10.000.000.000.000 20.000.000.000.000 30.000.000.000.000 40.000.000.000.000 50.000.000.000.000 60.000.000.000.000

Dalam Triliun

Setjen Ditjen Aspasaf

Ditjen Amerop

Ditjen KS ASEAN

Ditjen KS Multilate

ral

Ditjen HPI

Ditjen IDP

Ditjen

Protkons Itjen BPPK Series3 50.796.8 15.947.0 14.116.2 14.313.5 15.613.6 25.081.0 13.360.6 37.833.3 12.154.9 9.997.86

Nilai BMN per Eselon I

(20)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xvii

No Periode

Laporan Nilai BMN Brutto (Rp) Perkembangan Nilai BMN

Rupiah Persen

1 2007 3.907.473.284.689 - -

2 2008 15.953.540.566.798 12.046.067.282.109 308,28%

3 2009 16.817.343.688.706 863.803.121.908 5,41%

4 2010 16.499.787.906.581 (317.555.782.125) -1,89%

5 2011 17.051.071.333.401 551.283.426.820 3,34%

6 2012 17.174.919.614.042 123.848.280.641 0,73%

7 2013 17.476.521.986.668 301.602.372.626 1,76%

8 2014 17.695.229.784.692 219,685,490,040 1,25%

9 2015 17.908.145.443.409 212.915.658.717 1,20%

10 2016 19.769.172.285.450 1.861.026.842.041 10,39%

11 2017 23.809.327.042.952 4.040.154.757.502 20,44%

12 2018 49.456.989.571.231 25.647.662.528.279 107,72%

13 2019 50.828.750.113.895 1.371.760.542.664 2,77%

14 30 Juni 2020 50.946.507.401.897 117.757.288.002 0,23%

Nilai Brutto BMN Kementerian Luar Negeri Semester I Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp50.946.507.401.897,00. Nilai tersebut naik sebesar Rp117.757.288.002,00 atau sebesar 0,23% dari nilai brutto BMN Tahun 2019.

Adapun komposisi nilai BMN di neraca Kementerian Luar Negeri Semester I Tahun Anggaran 2020 dapat dilihat pada diagram berikut:

0 20.000.000.000.000 40.000.000.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 30 JUNI

Dalam Triliun Rupiah

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 30 Juni Series1 3.907. 15.953 16.817 16.499 17.051 17.174 17.476 17.695 17.908 19.769 23.809 49.456 50.828 50.946

PERKEMBANGAN NERACA BRUTO

2007 - 2020

(21)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xviii

Jika dilihat dari nilai BMN dalam neraca, komposisi aset Kementerian Luar Negeri di dominasi oleh Tanah sebesar 75%, Gedung dan Bangunan sebesar 18%, dan Peralatan dan Mesin sebesar 5%, dan sisanya sebesar 1% tersebar pada akun lainnya.

6.3. Komposisi per Aset

BMN berupa Tanah Kementerian Luar Negeri pada LBP Semester I Tahun Anggaran 2020 adalah sebesar Rp38.217.108.897.564,00. Berdasarkan info pada grafik, tahun 2018 nilai tanah naik sebesar 247,66% dari tahun sebelumnya. Dalam lima tahun terakhir, kenaikan nilai BMN tanah secara signifikan terjadi pada tahun 2018 yang disebabkan adanya kegiatan penilaian kembali (revaluasi) BMN.

0%

75%

5%

18% 0%0%0%1%0%1%

Persediaan Tanah

Peralatan & Mesin Gedung &Bangunan Jalan, Irigasi & Jaringan Aset Tetap Lainnya

Konstruksi Dalam Pengerjaan Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Aset Tak Berwujud

Aset yang tidak Digunakan

0 5.000.000.000.000 10.000.000.000.000 15.000.000.000.000 20.000.000.000.000 25.000.000.000.000 30.000.000.000.000 35.000.000.000.000 40.000.000.000.000

2016 2017 2018 2019 30 JUNI 2020

Dalam Triliun Rupiah

2016 2017 2018 2019 30 Juni 2020

Tanah 11.081.916.881.0 14.594.643.518.7 38.475.659.267.0 38.217.108.897.5 38.217.108.897.5

Tanah

(22)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xix

Aset dengan nilai terbesar setelah tanah adalah gedung dan bangunan. Nilai gedung dan bangunan pada neraca Kementerian Luar Negeri Semester I Tahun Anggaran 2020 adalah sebesar Rp9.253.455.427.713,00 (nilai bruto) atau Rp8.200.902.000.264,00 (nilai buku/netto). Berdasarkan grafik, nilai brutto ini naik sebesar Rp21.746.485.242,00 atau naik 0,24% dibandingkan dengan tahun sebelumnya akibat dari perbaikan penilaian kembali (re-revaluasi).

Sementara itu, ditinjau dari nilai bruto peralatan dan mesin pada Neraca mengalami kenaikan namun apabila dibandingkan dengan nilai netto, saldo peralatan dan mesin mengalami penurunan sebesar 14,34%.

Nilai aset peralatan dan mesin di Kementerian Luar Negeri pada Semester I Tahun Anggaran 2020 adalah sebesar Rp2.445.584.660.772,00 (nilai bruto) atau sebesar Rp691.444.983.104,00 (nilai buku/netto). Nilai Buku Peralatan dan Mesin tersebut hanya sebesar 28,27% dari nilai perolehannya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar aset Peralatan dan Mesin di Kementerian Luar Negeri telah melebihi masa manfaatnya.

0 2.000.000.000.000 4.000.000.000.000 6.000.000.000.000 8.000.000.000.000 10.000.000.000.000

2016 2017 2018 2019 30 JUNI

2020

Dalam Triliun Rupiah

2016 2017 2018 2019 30 Juni 2020

Nilai Bruto 6.665.594.453.73 6.904.304.928.40 7.604.599.181.979.231.708.942.479.253.455.427.71 Penyusutan 3.668.820.882.56 3.530.499.285.12 558.307.414.731 804.216.035.834 1.052.553.427.44

Gedung & Bangunan

0 500.000.000.000 1.000.000.000.000 1.500.000.000.000 2.000.000.000.000 2.500.000.000.000

2016 2017 2018 2019 30 JUNI

2020

Dalam Triliun Rupiah

2016 2017 2018 2019 30 Juni 2020

Nilai Bruto 1.669.144.961.513 1.856.678.982.918 2.160.421.214.721 2.431.479.656.691 2.445.584.660.772 Penyusutan 1.152.729.383.352 1.298.774.583.385 1.467.545.543.785 1.640.859.082.753 1.754.139.677.668

Peralatan & Mesin

(23)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xx

Aset yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan merupakan BMN yang dinyatakan tidak lagi memberi manfaat sebagaimana mestinya aset, sehingga dilakukan penghentian penggunaan oleh satker. Dari tahun 2016 sampai dengan 30 Juni 2019, aset yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan terlihat selalu mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa penghapusan atas BMN yang tidak digunakan nilainya lebih kecil dibandingkan dengan penambahan BMN yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan.

Penyumbang terbesar aset yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan berasal dari kegiatan revaluasi BMN tahun 2017 sampai dengan 2019, berupa tanah dengan status sewa jangka panjang yang harus disajikan sebagai aset lain- lain.

Tanah dengan status sewa jangka panjang tersebut berada pada satuan kerja Perwakilan RI sebagai berikut:

a) KBRI Canberra senilai Rp49.322.855.000,00 berupa Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan I.

b) KBRI Nairobi berupa Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan I senilai Rp15.430.800.000,00 dan Tanah Bangunan Kantor Pemerintah senilai Rp6.804.000.000,00.

c) KBRI Abuja berupa Tanah Bangunan Kantor Pemerintah senilai Rp105.114.502.000,00 dan Tanah Bangunan Mess/Wisma/Asrama senilai Rp24.032.003.000,00.

d) KJRI Kota Kinabalu berupa Tanah Bangunan Kantor Pemerintah senilai Rp21.023.387.000,00 dan Tanah Bangunan Mess/Wisma/Asrama senilai Rp4.857.695.000,00.

Aset yang tidak digunakan dalam operasi pemerintah intrakomtabel dan ATB yang dihentikan dari penggunaan Semester I Tahun Anggaran 2020 dengan total nilai Rp377.826.523.858,00 (nilai bruto).

0 100.000.000.000 200.000.000.000 300.000.000.000 400.000.000.000

2016 2017 2018 2019 30 JUNI

2020

Dalam Miliar Rupiah

2016 2017 2018 2019 30 Juni 2020

Nilai Bruto 99.668.510.865 88.264.544.686 133.639.731.741 373.429.537.422 377.826.523.858 Penyusutan 75.009.619.639 64.489.955.246 87.373.358.308 92.117.353.769 98.854.084.105

Aset Tetap yang tidak digunakan dalam

Operasi Pemerintahan

(24)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xxi

Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) periode Semester I Tahun Anggaran 2020 sebesar mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar Rp73.656.397.590,00 atau naik sekitar 77,86%. Kenaikan KDP Sekretariat Jenderal merupakan pengembangan KDP atas pengadaan Gedung Kantor KJRI Johor Bahru, pengembangan KDP pengadaan Rumah Negara Golongan I KBRI Warsawa, serta perolehan KDP dalam rangka rencana pengadaan Gedung Kantor KBRI Oslo. KJRI Osaka merupakan biaya atas pekerjaan renovasi Rumah Dinas Keppri, sedangkan pada KJRI Los Angeles merupakan biaya atas pekerjaan renovasi Gedung Kantor KJRI.

Sementara itu, nilai KDP KBRI Paris, KBRI Kyiv, dan KBRI Bratislava masing- masing merupakan perolehan KDP atas pekerjaan renovasi Wisma Duta KBRI Paris dan Kyiv serta renovasi Gedung Kantor KBRI Bratislava.

Penambahan nilai KDP Kementerian Luar Negeri pada Semester I TA 2020 bukan merupakan dampak dari Covid-19 yang menyebabkan proyek konstruksi berhenti.

Namun memang mencerminkan kenyataan bahwa adanya proyek yang masih berjalan. Sampai akhir pelaporan semester I terdapat satker yang memiliki nilai KDP tidak bergerak, antara lain dari KBRI Abuja, KBRI Ankara, KBRI Tokyo, KBRI Wellington, KBRI Chicago dan KRI Tawau.

Untuk penghapusan KDP KBRI Abuja, Kementerian Luar Negeri telah melakukan 2 (dua) kali rapat dengan juga melibatkan KBRI Abuja. Kementerian Luar Negeri akan memulai proses usulan penghapusan KDP KBRI Abuja secara permanen kepada Kementerian Keuangan pada Semester II TA 2020.

0 50.000.000.000 100.000.000.000 150.000.000.000 200.000.000.000 250.000.000.000 300.000.000.000 350.000.000.000 400.000.000.000 450.000.000.000

2016 2017 2018 2019 30 JUNI 2020

Dalam Miliar Rupiah

2016 2017 2018 2019 30 Juni 2020

Nilai Bruto 13.323.030.772 89.431.455.069 415.204.726.270 94.605.435.790 168.261.833.380

Konstruksi Dalam Pengerjaan

(25)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xxii

Aset Tak Berwujud mengalami kenaikan namun tidak signifikan sebesar Rp1.781.489.646,00 atau sekitar 1,81% dari tahun sebelumnya.

Aset Tetap Lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok Aset Tetap Tanah, Aset Tetap Peralatan dan Mesin, Aset Tetap Gedung dan Bangunan, Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Aset yang termasuk dalam klasifikasi Aset Tetap Lainnya adalah koleksi perpustakaan/buku dan non buku, barang bercorak kesenian/kebudayaan/olah raga, hewan, ikan, dan tanaman. Termasuk dalam kategori Aset Tetap Lainnya adalah Aset Tetap-Renovasi, yaitu biaya renovasi atas aset tetap yang bukan miliknya, dan biaya partisi suatu ruangan kantor yang bukan miliknya.

Nilai bruto Aset Tetap Lainnya pada Semester I Tahun Anggaran 2020 adalah sebesar Rp91.599.293.079,00 (nilai bruto). Adapun nilai netto Aset Tetap Lainnya setelah dikurangi amortisasi adalah sebesar Rp84.876.255.026,00.

0 20.000.000.000 40.000.000.000 60.000.000.000 80.000.000.000 100.000.000.000 120.000.000.000

2016 2017 2018 2019 30 JUNI

2020

Dalam Miliar Rupiah

2016 2017 2018 2019 30 Juni 2020

Nilai Bruto 56.652.721.889 85.980.730.994 92.736.286.129 98.493.216.692 100.274.706.338 Penyusutan 27.805.639.587 42.903.061.908 59.009.192.638 69.866.615.671 74.105.338.867

Aset Tak Berwujud

0 20.000.000.000 40.000.000.000 60.000.000.000 80.000.000.000 100.000.000.000

2016 2017 2018 2019 30 JUNI

2020

Dalam Miliar Rupiah

2016 2017 2018 2019 30 Juni 2020

Nilai Bruto 89.891.061.876 94.709.830.232 97.258.327.925 97.515.966.160 99.449.884.778 Penyusutan 5.748.953.851 5.748.953.851 5.861.398.720 6.404.732.124 6.723.038.053

Aset Tetap Lainnya

(26)

GAMBARAN UMUM LAPORAN

_________________________________________________________________________

Gambaran Umum LBP Semester I TA 2020 Page xxiii

Jalan dan Jembatan, Irigasi dan Jaringan periode Semester I Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp24.792.326.158,00, nilai ini mengalami penurunan dari periode tahun sebelumnya, dikarenakan pelaksanaan revaluasi BMN dimana sebagian besar jalan merupakan bagian dari fasilitas gedung.

0 10.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 40.000.000.000 50.000.000.000 60.000.000.000

2016 2017 2018 2019 30 JUNI

2020

Dalam Miliar Rupuah

2016 2017 2018 2019 30 Juni 2020

Nilai Bruto 47.758.387.029 47.665.251.029 53.039.860.158 24.792.326.158 24.792.326.158 Penyusutan 41.551.190.886 41.846.666.413 40.228.220.126 12.316.101.705 15.007.712.718

Jalan & Jembatan, Irigasi & Jaringan

(27)

IKHTISAR

LAPORAN BARANG PENGGUNA

KEMENTERIAN LUAR NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

(28)

LAPORAN POSISI BMN

DI NERACA

KEMENTERIAN LUAR NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

(29)

LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA POSISI PER TANGGAL 30 JUNI 2020

TAHUN ANGGARAN 2020

Kode Lap Tanggal Halaman

: : :

lap_bmn_neraca_face_kl 24/07/20 5:26 AM KEMENTERIAN LUAR NEGERI 1

: 011 UAPB

AKUN NERACA

KODE URAIAN

JUMLAH

1 2 2

63,917,185,637 Barang Konsumsi

117111

3,474,225,353 Bahan untuk Pemeliharaan

117113

47,975,267 Barang Persediaan Lainnya untuk Dijual/Diserahkan ke Masyarakat

117128

828,553,651 Persediaan Lainnya

117199

38,217,108,897,564 Tanah

131111

2,445,584,660,772 Peralatan dan Mesin

132111

9,253,455,427,713 Gedung dan Bangunan

133111

17,525,010,660 Jalan dan Jembatan

134111

420,032,000 Irigasi

134112

6,847,283,498 Jaringan

134113

7,850,591,699 Aset Tetap Renovasi

135111

91,599,293,079 Aset Tetap Lainnya

135121

168,261,833,380 Konstruksi Dalam pengerjaan

136111

(1,754,139,677,668) Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin

137111

(1,052,553,427,449) Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan

137211

(12,891,315,984) Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan

137311

(94,476,936) Akumulasi Penyusutan Irigasi

137312

(2,021,919,798) Akumulasi Penyusutan Jaringan

137313

(6,723,038,053) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya

137411

191,485,201,428 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga

161111

76,219,137,819 Software

162151

24,055,568,519 Lisensi

162161

377,826,523,858 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam Operasi Pemerintahan

166112

(98,854,084,105) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam

169122

(66,693,162,060) Akumulasi Amortisasi Software

169315

(7,412,176,807) Akumulasi Amortisasi Lisensi

169316

J U M L A H 47,945,124,123,037

(30)

LAPORAN POSISI BMN

DI NERACA (SALDO AWAL)

KEMENTERIAN LUAR NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

Gambar

TABEL REKAPITULASI

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh pelamar diimbau agar tidak memercayai apabila ada orang/pihak tertentu yang menjanjikan dapat membantu kelulusan dalam setiap tahapan seleksi dengan keharusan

Merujuk Pengumuman Nomor: PENGUMUMAN/00022/KP/08/2021/03, tanggal 26 Agustus 2021, perihal Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Titik Lokasi BKN Pusat, Kantor

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TABEL MASA MANFAAT DALAM RANGKA PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS

Sesuai dengan UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negeri dan PP Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS, maka setelah pelaksanaan Seleksi Kopetensi Dasar

· Masa manfaat aset tetap ditentukan dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2019 penyusutan barang milik daerah adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan

Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya yang