TAHUN 2020
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
RENCANA REHABILITASI BENDUNGAN LALUNG
KABUPATEN KARANGANYAR
Balai Besar Wilayah Sungai Benganwan Solo ii
KATA PENGANTAR
Bendungan Lalung dibangun tahun 1943 berada di Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. Desain bendungan lalung dengan bentuk tanggul berbentuk “U” tinggi bendungan dari dasar pondasi 12,40 meter, dengan volume tampungan total kurang lebih 136.255,12 m3. Bendungan lalung berdasarkan RTRW Kabupaten Karangayar Tahun 2018 tentang Revisi RTRW Kabupaten Lingga Tahun 2013- 2032 lokasi lahan rencana kegiatan berada dalam rencana kawasan perlindungan setempat, yakni sepadan waduk.
Operasional Bendungan Lalung perlu diperhatikan keamanan bendungannya, berdasarkan hasil kunjungan Balai Bendungan Ditjen SDA Kementrian PUPR Jakarta terjadi kerusakan tubuh bendungan, maka akan melakukan rehabilitasi tubuh bendungan lalung yang rusak. Tubuh bendungan yang direncanakan akan diperbaiki sepanjang 89 meter, dibagi antara lain; 28 meter terletak di ± 62 m disebelah kiri tangga menuju pintu outlet, 23 meter terletak tepat disebelah kiri tangga menuju pintu outlet dan 38 meter terletak tepat disebalah kanan tangga menuju pintu outlet, puncak bendungan, instrumentasi bendungan, dan tinggi bendungan 12,40 meter.
Disadari bahwa setiap pembangunan termasuk rehabilitasi tubuh bendungan lalung baik secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perubahan lingkungan di sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup wajib memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup.
Bendungan Lalung ini telah terbangun dan beroperasi pada tahuan 1943 Berdasarkan surat keterangan nomor 660. 1 /164. 2 tanggal 2 ferbruari 2020 prihal kriteria dokumen lingkungan hidup, rencana rehabilitasi bendungan lalung wajib menyusun dokumen pengelolaan lingkungan hidup (DPLH), serta dipertegas sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan tetapi belum memiliki dokumen lingkungan hidup, sehingga
Balai Besar Wilayah Sungai Benganwan Solo iv
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ... iKATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii BAB I. IDENTITAS PEMRAKARSA ... I - 1
1.1. Latar Belakang ... I – 1 1.2. Pemrakarsa ... I – 2 BAB II. PERIJINAN USAHA DAN/ATAU KEGIATAN ... II – 1
2.1. Izin Usaha dan/Atau Kegiatan ... II – 1 BAB III. USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN ... III – 1
3.1. Nama Usaha dan/Atau Kegiatan ... III – 1 3.2. Lokasi Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan ... III – 1 3.3. Garis Besar Komponen Kegiatan ... III – 4 3.3.1. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan ... III – 4 3.3.2. Persetujuan Prinsip ... III – 4 3.4. Operasional Usaha dan/Atau Kegiatan ... III – 4 3.5. Deskripsi Usaha dan/Atau Kegiatan ... III – 4 3.5.1. Status Lahan Rencana dan/Atau Kegiatan ... III – 5 3.5.2. Data Teknis Bendungan ... III – 11 3.5.3. Kegiatan Utama dan Pendukung Bendungan Lalung ... III – 12 3.5.4. Kondisi Lingkungan Di Sekitar Bendungan Lalung ... III – 13 3.5.5. Kegiatan yang menjadi Sumber Dampak dan Besaran ... III – 13 3.6. Komponen Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan ... III – 18 3.6.1. Tahap Konstruksi Bendungan Lalung ... III – 19 3.6.2. Tahap Operasional Bendungan Lalung ... III – 24 BAB IV. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN,UPAYA PENGELOLAAN IV– 1 BAB V. IZIN PERLINDUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ... V – 1
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar DAFTAR ISIBalai Besar Wilayah Sungai Benganwan Solo v
BAB VI. SURAT PERNYATAAN ... VI– 1 DAFTAR PUSTAKA…... ...
LAMPIRAN………. ...
Balai Besar Wilayah Sungai Benganwan Solo vi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Perijinan Usaha dan /Atau Kegiatan yang Dimiliki ... II – 1 Tabel 3.1. Volume Tampung Bendungan Lalung ... III – 9 Tabel 3.2. Lebar Puncak Tubuh Bendungan Lalung ... III – 11 Tabel 3.3. Pengujian Kualitas Air Permukaan ... III – 15 Tabel 3.4. Pengujian Kualitas Udara ... III – 18 Tabel 3.5. Kebutuhan Tenaga Kerja ... III – 19 Tabel 3.6. Jumlah dan Fungsi Peralatan Konstruksi ... III – 21 Tabel 3.7. Rencana Rehabilitasi Tubuh Bendungan Lalung ... III – 23 Tabel 4.1. Rincian Dampak Rehabilitasi Bendungan Lalung ... IV – 2 Tabel 4.2. Matriks UKL- dan UPL Bendungan Lalung ... IV– 5 Tabel 5.1. Jenis Izin PPLH ... V – 1
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar DAFTAR GAMBARBalai Besar Wilayah Sungai Benganwan Solo vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1. Peta Lokasi Kegiatan ...III – 2 Gambar 3.2. Peta Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar ...III – 3 Gambar 3.3. Kondisi Eksisting Bendungan Lalung ...III – 5 Gambar 3.4. Site Plan Recana Rehabilitasi Tubuh Bendungan Lalung ...III – 6 Gambar 3.5. Site Plan Recana Rehabilitasi Tubuh A Bendungan Lalung ...III – 7 Gambar 3.6. Potongan Melintang Bendungan Lalung ...III – 10 Gambar 3.7. Longsoran Bendungan Lalung ...III – 12 Gambar 3.8. Kadar Suhu Di Bandingkan dengan Baku Mutu ... III – 16 Gambar 3.9. pH Di Bandingkan dengan Baku Mutu ...III – 16 Gambar 3.10. Kadar Timbal Di Bandingkan dengan Baku Mutu ...III – 17 Gambar 3.11. Kadar Seng Di Bandingkan dengan Baku Mutu ... III – 17 Gambar 3.12. Diagram Alir ...III – 18 Gambar 3.13. Ilustrasi Pembersihan Lahan ...III – 22 Gambar 3.14. Kondisi Eksisting Bendungan Lalung ...III – 23 Gambar 4.1. Diagram Alir Tahap Konstruksi ...IV – 3 Gambar 4.2. Diagram Alir Tahap Operasi ...IV – 4 Gambar 4.3. Peta Sampling ...IV – 21 Gambar 4.4. Peta RKL-RPL ...IV – 22
Balai Besar Wilayah Sungai Benganwan Solo viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. LEGALITAS DAN IDENTITAS PEMRAKARSA
Lampiran 2. STATUS KESESUAIAN TATA RUANG DPUPR KARANGANYAR
Lampiran 3. PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 - 2032
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar IDENTITAS PEMRAKARSABalai Besar Wilayah Sungai Benganwan Solo
I - 1
BAB 1 IDENTITAS PEMRAKARSA
1.1. LATAR BELAKANG
Bendungan Lalung dibangun tahun 1943 berada di Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. Desain bendungan lalung dengan bentuk tanggul berbentuk “U” tinggi bendungan dari dasar pondasi 12,40 meter, dengan volume tampungan total kurang lebih 136.255,12 m3. Pada bulan Februari tahun 2017 terjadi longsoran di lereng hilir bendungan yang berdekatan pintu intake dengan perkiraan panjang 30 meter dan tinggi 2 meter.
Bendungan disamping memiliki manfaat yang besar, juga menyimpan potensi bahaya yang besar pula, bendungan yang runtuh akan menimbulkan banjir bandang yang dahsyat sampai jauh ke hilir yang akan mengakibatkan timbulnya banyak korban jiwa, rasa trauma, harta benda, fasilitas umum dan kerusakan lingkungan yang sangat parah di daerah hilir.
Mengingat kejadian tersebut, diperlukan segera untuk tindakan perbaikan/rehabilitasi Bendungan Lalung, mengingat volume Bendungan Lalung cukup besar dan pemukiman warga bagian hilir hanya berjarak kurang lebih 500 meter dari bendungan, maka perbaikan segera bendungan sangat penting untuk antisipasi bencana yang tidak diinginkan di area Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar.
Dalam rangka mendukung keamanan bendungan, berdasarkan hasil kunjungan Balai Bendungan Ditjen SDA Kementerian PUPR Jakarta yang meninjau lokasi Bendungan Lalung adalah melakukan review desain dengan perbaikan bendungan, yaitu tubuh, puncak, dan instrumentasi. Rencana Rehabilitasi Bendungan Lalung, yaitu ;
1. Longsoran a dengan lebar 28 m terletak di ± 62 m disebalah kiri tangga menuju pintu outlet, Longsoran b dengan 23 m terletak tepat disebalah kiri tangga menuju pintu outlet, dan Longsoran c dengan 38 m terletak tepat disebalah kanan tangga menuju pintu outlet
Balai Besar Wilayah Sungai Benganwan Solo
I - 2 2. Puncak Bendungan Lalung
3. Instrumentasi Bendungan Lalung
Disadari bahwa setiap pembangunan termasuk perbaikan bendungan baik secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perubahan lingkungan dan ekosistem di sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup wajib memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup.
Bendungan Lalung ini telah terbangun dan beroperasi pada tahun 1943 Berdasarkan surat keterangan nomor 660. 1 /164. 2 tanggal 2 ferbruari 2020 prihal kriteria dokumen lingkungan hidup, rencana rehabilitasi bendungan lalung wajib menyusun dokumen pengelolaan lingkungan hidup (DPLH), serta dipertegas sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan tetapi belum memiliki dokumen lingkungan hidup, sehingga Wajib menyusun Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH). Sementara itu untuk sistematika dan mekanisme penyusunan DPLH ini juga mengacu pada Peraturan tersebut diatas.
1.2. PEMRAKARSA
Pemrakarsa dan Penanggungjawab Rencana Kegiatan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Rehabilitasi Bendungan Lalung, Kecamatan Karanganyar adalah sebagai berikut :
1) Nama Usaha dan/atau Kegiatan : Rehabilitasi Bendungan Lalung
2) Nama Pemrakarsa/ Instansi : Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo 3) Nama Penanggung Jawab : Ir. Charisal A Manu, M.Si
NIP. 19620428 199312 1 002
4) Jabatan : Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo
5) Alamat Kantor : Jl. Solo-Kartasura Km. 7 Pabelan Sukoharjo, 57162
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar IDENTITAS PEMRAKARSABalai Besar Wilayah Sungai Benganwan Solo
I - 3
6) Email : tubbwsbengawansolo@pu.go.idl
7) Website : Sda.pu.go.id/bbwsbengawansolo
Balai Besar Wilayah Sungai Benganwan Solo
II - 1 2.1. Izin Usaha dan/atau Kegiatan
Bendungan Lalung dibangun dari tahun 1940 – 1943 untuk mengairi persawahan yang berada di Kecamatan Karanganyar dan sekitarnya. Bendungan dibuat dengan teknik urugan tanah. Karena peraturan mengenai ijin usaha atau ijin pembangunan bendungan serta ijin lainnya pada waktu itu belum ada, maka Bendungan Lalung belum memiliki ijin-ijin yang dipersyaratkan pemerintah. Namun demikian, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo berkomitmen di masa mendatang akan mengurus perijinan untuk bendungan Lalung sesuai peraturan yang berlaku.
Tabel 2.1. Perijinan Usaha dan/atau Kegiatan yang Dimiliki
No Jenis Ijin Nomor Keterangan
1 Surat Keterangan Ruang 650/239.22/XII/2019 DPUPR 2 Penapisan Dokumen
Lingkungan Hidup
660.1/164.2/2019 DLH Kabupaten
Karanganyar
BAB 2 Perijinan Usaha dan/atau Kegiatan
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANBalai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 1
BAB 3 USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN
3.1. NAMA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Nama usaha dan/atau kegiatan adalah Rehabilitasi Bendungan Lalung di Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah.
3.2. LOKASI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Lokasi rencana DPLH Bendungan Lalung yang berlokasi Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Terletak antara garis lintang 07°36’46,28” S dan Garis Bujur 110°56’11.50”T.
Kegiatan sekitar lokasi antara lain ;
- Sebelah selatan adalah kabupaten sukoharjo Jl. Tentara Pelajar yang menghubungkan Karanganyar-Bekonang tepatnya berada di Dukuh Kalangan Kelurahan Genengsari, Polokarta Sukoharjo
- Sebelah Timur Jalan raya Karanganyar-Wonogiri Dukuh Ngaliyan Kelurahan Lalung
- Sebelah Utara Persawahan Dukuh Kepuh Kelurahan Lalung - Sebelah Barat adalah Dukuh Pondok Kelurahan Lalung
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 2 Gambar 3.1. Lokasi Kegiatan Rehabilitasi Bendungan Lalung Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Provinsi
Jawa Tengah
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANBalai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 3
Gambar 3.2. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar Tahun 2013-2032
Lokasi Kegiatan
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 4 3.3. Garis Besar Komponen Kegiatan
3.3.1. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Tata Ruang
Lokasi rencana rehabilitasi tubuh bendungan lalung yang terletak Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar telah sesuai peruntukannya, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar Tahun 2013 – 2032.
Berdasarkan PerDa tersebut Pasal 16 dalam pasal 15 huruf a bahwa pengelolaan bendungan yang ada meliputi Bendungan Lalung Di Kecamatan Karanganyar.
Berdasarkan peta Rencana Tata Ruang Wilayah lokasi bendungan lalung masuk kategori sepadan waduk. Sehingga rencana rehabilitasi tubuh bendungan lalung yang berada di Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu wujud dari kebijakan bidang konservasi air wilayah yang mendukung pertumbuhan pertanian yang ada di Kabupaten Karanganyar.
3.3.2. Penjelasan Mengenai Persetujuan Prinsip Atas Rencana Kegiatan
Kegiatan rehabilitasi Bendungan Lalung telah beroperasi, kegiatan rehabilitasi ini dimaksudkan untuk memperbaikan tubuh bendung yang mengalami kerusakan hal ini di maksudkan untuk memperpanjang umur bendungan Lalung, sehingga secara pripsip kegiatan dapat dilaksanakan.
3.4. Operasional Usaha dan/atau Kegiatan
Bendungan Lalung dibangun pada tahun 1940 – 1943. Bendungan Lalung merupakan bendungan tua. Pada waktu itu masih merupakan bendungan sederhana yang dibuat dari urugan tanah. Bendungan mulai dioperasikan tahun 1943. dengan tujuan untuk mengairi sawah dengan irigasi teknis, perikanan dan pariwisata lokal.
3.5. Deskripsi Usaha dan/atau Kegiatan
Bendungan Lalung dengan ketinggian maksimum sekitar 12,40 m, Bendungan memiliki panjang 3.000 m, dengan luas catchment area sebesar 0 km2 mampu menampung air kondisi normal sebanyak 4,2 juta m3 dan sumber air waduk Lalung berasal dari Sungai Jetu. Bendungan Lalung berfungsi sebagai tampungan air di musim hujan, mengairi irigasi teknis areal persawahan seluas 2.000 ha, mengairi
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANBalai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 5
sawah bagi masyarakat sekitar, perikanan dan pariwisata. Operional dan manajemen Bendungan Lalung di bawah pengawasan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Bengawan Solo. Bendungan Lalung berfungsi sebagai penyedia air bagi kebutuhan irigasi teknis 2.000 ha.
3.5.1. Status Lahan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Lahan yang rencananya akan dimanfaatkan untuk Bendungan Lalung merupakan tanah milik negara/aset negara yang dikelola dibawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan. Rencana Rehabilitasi Bendungan Lalung tidak ada perluasan dan pembebasan lahan.
Gambar 3.3.Kondisi Eksisting Tubuh Bendungan Lalung; telah terjadi retakkan dan longsor di kanan dan kiri tangga pintu outlet.
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 6 Gambar 3.4.Site PlanEksisting (A) Bendugan Lalung
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 7
Gambar 3.5.Site PlanRencana Rehabilitasi TubuhBenudngan Lalung
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 8 3.5.2. Data Teknis Bendungan
a. Umum
Umum
Anak Sungai : Sungai Lalung
Induk Sungai : Sungai Bengawan Solo
Luas DPS : 0 km2
Curah hujan tahunan : 2.600 mm
Tahun pembangunan : 1940 -1943
Bendungan
Tipe : Urugan Tanah homogen
Tinggi maksimum : 15,00 m
Panjang puncak : 3.000 m
Lebar puncak : 4,00 m
Elevasi puncak : +153.14 m
Genangan
Muka Air Normal : +152,00 m, luas genangan 63.96ha
Muka Air Rendah : +139,00 m, luas genangan 7.54 ha
Muka Air Tinggi : +153,00 m, luas genangan 110,00 ha
Volume banjir : 3,77 juta m3
Volume efektif : 2,70 juta m3
Volume mati : 0,10 juta m3
Pelimpah
Tipe : ogee tanpa pintu
Debit Desain : 22,0 m3/detik
Elevasi : + 99,00 m
Panjang mercu : 11,00 m
Bangunan Pengeluaran
Tipe : konduit
Bentuk : lingkaran
Garis tengah : 1,20 m
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANBalai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 9
Jumlah : 1 buah
Panjang : 35 m
Tipe saat operasi : pintu sorong
Kapasitas : 0,612 m
b. Data Volume Tampungan
Hubungan antara luas muka air dan volume Bendungan Lalung seperti terlihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 3.1. Volume Tampungan Bendungan Lalung
NO ELEVASI (M) VOLUME (M3) LUAS (M2)
1. 57,70 8.256,67 500,00
2. 58,20 8.445,07 4.175,44
3. 58,70 8.635,04 8.445,86
4. 59,20 8.826,58 12.812,44
5. 59,70 9.019,69 17.276,36
6. 60,20 9.214,38 21.838,81
7. 60,70 9.410,63 26.500,95
8 61,20 9.608,46 31.263,98
9 61,70 9.807,85 36.129,04
10 62,20 10.008,82 41.097,35
11 62,70 10.211,36 46.170,08
12 63,20 10.415,47 51.348,39
13 63,70 10.621,15 56.633,46
14 64.20 12.508,49 67.486,77
15 64,70 12.957,84 74.250,79
16 65,20 13.413,48 81.263,06
17 65,70 13.875,05 88.526,88
18 66,20 14.343,60 96.051,15
19 66,70 14.818,08 103.836,38
20 67.20 15.298,84 111.888,67
21 67.70 15.785,90 120.212,85
22 68,20 16.279,23 128.813,48
23 68,62 16.698,48 136.255,12
Sumber : Review Desain dan Penyiapan Dokumen Tender Perbaikan Tubuh Bendungan, Puncak Bendungan dan Instrumentasi Bendungan La lung (PT. Intimulya Multikencana, 2018)
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 10 Gambar 3.6. Potongan Melintang Bendungan Lalung
c. Lebar puncak
Lebar puncak bendungan yang memadai diperlukan agar puncak bendungan dapat bertahan terhadap hempasan ombak diatas permukaan lereng yang berdekatan dengan mercu tersebut dan dapat bertahan terhadap aliran filtrasi yang melalui bagian puncak tubuh bendungan yang bersangkutan. Disamping itu, pada penentuan lebar mercu perlu diperhatikan kegunaannya sebagai jalan eksploitasi dan pemeliharaan. Guna memperoleh lebar minimum mercu bendungan (b), maka akan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
B = 3.60 x H(1/3> - 3
Dimana :
H = tinggi bendungan (12 m) B = lebar puncak bendungan B =3.60 x H<1/3> - 3
= 3.60x12^-3 B = 5.2 m B = 5.00 m
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANBalai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 11
Lebar puncak tubuh bendungan yang di sarankan oleh “Buku Pedoman Kreteria Desain Bendungan Kecil untuk daerah semi kering di Indonesia”
adalah seperti ditunjukkan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Lebar Puncak Tubuh Bendungan
No. Tipe Tinggi (m) Lebar pucak (m)
1 Urugan ≤ 5.00 2.00
5.00-10.00 3.00
2 Pasangan batu/Beton Maks. 7.00 1.00
Sumber : Pedoman Desain Bendungan Kecil. Ibnu Kasiro
Apabila puncak urugan akan digunakan untuk jalan umum, maka kanan dan kiri bagian jalan diberi bahu jalan masing-masing 1.00 m. Untuk bendungan Lalung, lebar puncak bendungan (B) ditetapkan 5.00 m dan tidak digunakan sebagai jalan umum.
d. Tinggi Bendungan
Tinggi tubuh bendungan adalah perbedaan antara elevasi permukaan pondasi dan elevasi mercu dam. Sedangkan mercu dam adalah bidang teratas suatu bendungan yang tidak dilalui oleh luapan air untuk bendungan urugan. Dalam perencanaan tinggi tubuh bendungan, mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut :
- Volume tampungan bendungan yang dikehendaki (dalam hal ini volume tampungan bendungan direncanakan sebesar 100.000 m3).
- Tinggi muka air normal yang dikehendaki minimum 6 m, hal ini untuk menghindari terjadinya tumbuhnya gulma air.
- Tinggi jagaan yang meliputi jumlah dari tinggi jagaan akibat tinggi gelombang karena angin (Hw), tinggi muka air karena angin (Hs), tinggi rayapan gelombang (Hr) dan tinggi gelombang akibat gempa (He). Hal ini masih ditambah dengan tinggi jagaan akibat ketidakpastian (hu) dan Tinggi jagaan untuk penurunan (he).
- Tinggi bendungan adalah 12,40 meter
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 12 e. Rencana Rehabilitasi Bendungan Lalung
Rencana Rehabilitasi Bendungan Lalung antara lain ;
1) Adanya 3 titik longsoran pada lereng hilir bendungan dengan lebar longsoran sebagai berikut
2) Longsoran a dengan lebar 28 m terletak di ± 62 m disebalah kiri tangga menuju pintu outlet
3) Longsoran b dengan 23 m terletak tepat disebelah kiri tangga menuju pintu outlet
4) Longsoran c dengan 38 m terletak tepat disebelah kanan tangga menuju pintu outlet
Gambar 3.7.Longsaran yang terjadi lereng hilir bendungan
3.5.3. Kegiatan Utama dan Pendukung Bendungan Lalung a. Kegiatan Utama
Kegiatan utama Bendungan Lalung adalah mengairi sawah yang beririgasi teknis 2.000 ha.
Melaksanakan pemeliharaan rutin harian, mingguan dan bulanan berdasarkan SOP (Standar Operasi dan Pemeliharaan) Bendungan Lalung.
Melaksanakan perbaikan pada peralatan teknis bendungan, biasanya dalam periode 1 bulan sampai 1 tahun.
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANBalai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 13
Melaksanakan perbaikan yang tingkat perbaikannya lebih besar, seperti peralatan hidromekanikal, dan lain-lain. Periode 1 – 5 tahunan
Melaksanakan pekerjaan rehabilitasi bendungan yaitu perbaikan tubuh bendung, pengerukan bendungan, penggantian pintu dan lain-lain. Perbaikan ini biasanya periode 8 – 10 tahunan.
Rehabilitasi bendungan dilaksanakan berdasarkan hasil kajian khusus (Special Study) dari Tim Ahli Bendungan yang merekomendasikan perbaikan dan rehabilitasi.
b. Kegiatan Pendukung
Pemeliharaan dan perbaikan jalan inspkesi bendungan.
Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di seluruh area bendungan.
Pengelolaan sampah organik, khususnya daun-daun kering di tepi jalan Lalung dan di sekeliling bendungan.
Pengelolaan lahan di sekeliling bendungan yang termasuk kawasan bendungan Lalung bekerjasama dengan petani di sekitar bendungan.
Pengelolaan penanaman ikan di area genangan Bendungan Lalung
Pengelolaan obyek wisata Bendungan Lalung, khususnya pada hari libur.
3.5.4. Kondisi Lingkunga Di Sekitar Bendungan Lalung
Bendungan Lalung, sebagai mana ditunjukkan pada Gambar 2.3, terletak di tengah persawahan yang diselingi perkebunan masyarakat dengan luasan yang kecil.
Tidak ada aktivitas industri yang berdekatan dengan Bendungan Lalung. Aktivitas pendidikan di sekitar Bendungan adalah sekolah, yaitu MTs Lalung serta Kantor Kelurahan Lalung yang terletak di jalan Waduk Lalung.
3.5.5. Kegiatan yang Menjadi Sumber Dampak dan Besaran Dampak Lingkungan yang Telah Terjadi
Bendungan Lalung dibangun pada tahun 1940 – 1943 dan dioperasikan pada tahun 1943 sampai saat ini masih beroperasi. Bendungan Lalung merupakan bendungan tua. Pada waktu itu masih merupakan bendungan sederhana yang dibuat dari urugan tanah dengan tujuan untuk mengairi sawah dengan irigasi teknis dan tempat refreshing masyarakat sekitar, selama opersionalnya secara tidak langsung
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 14 menimbulkan dampak pada lingkungan. Secara rinci dampak yang telah ditimbulkan sebagai berikut :
1. Pemeliharaan Bendungan Lalung
Untuk meningkatkan fungsi dari bendungan Lalung telah dilakukan pemeliharaan-pemeliharaan rutin harian, mingguan dan bulanan berdasarkan SOP (Standar Operasi dan Pemeliharaan). Selain itu juga di lakukan perbaikan pada peralatan teknis bendungan, biasanya dalam periode 1 bulan sampai 1 tahun. Kegiatan Pemeliharaan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar antara lain ;
- Pemeliharaan dan perbaikan jalan inspkesi bendungan.
- Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di seluruh area bendungan.
- Pengelolaan sampah organik, khususnya daun-daun kering di tepi jalan Lalung dan di sekeliling bendungan.
- Pengelolaan lahan di sekeliling bendungan yang termasuk kawasan bendungan Lalung bekerjasama dengan petani di sekitar bendungan.
- Pengelolaan penanaman ikan di area genangan Bendungan Lalung
- Pengelolaan obyek wisata Bendungan Lalung, khususnya pada hari libur.
2. Penurunan Kualitas Air
Air Bendungan Lalung yang dimanfatkan sebagai kebutuhan irigasi, konservasi sumber daya air. Seiring dengan pemanfaatan air Bendungan, diperlukan pemantauan lebih lanjut terhadap kualitas air Bendungan Lalung. Hasil kegiatan Pemantauan lingkungan terkait kualitas air terhadap kegiatan operasional Bendungan Lalung tersaji pada Tabel 3.3.
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANBalai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 15
Tabel 3.3. Pengujian kualitas Air Permukaan
No
PARAMETERS UNIT RESULT STD. (MAX) TEST METHOD CAL. RESULT OF MUE*
Paramete r
Satuan Hasil Baku Mutu Metode
Uji
Hasil PerhitunganEstimasi KetidakpastianPengukuran
A. PHYSICS
1 Suhu(*) °C 32,0 ±3 SNI-06-6989.23 tahun 2005 0,80
2 Residu Terlarut (TDS) mg/L 280 1000 SNI 06-6989.27 tahun 2005 7,64
3 Residu Tersuspensi (TSS)(*) mg/L 5,5 400 SNI-06-6989.3 tahun 2004 3,82
B. CHEMICAL
1 pH(*) - 4,0 6 - 9 SNI-06-6989.11 tahun 2004 0,18
2 BOD₅(*) mg/L 2,0 6 SNI 6989.72 tahun 2009 0,23
3 COD(*) mg/L 27,1 50 SNI 6989.2 tahun 2009 7,93
4 DO(*) mg/L 0,6 Minimal 3 SNI 6989.4 tahun 2009 0,07
5 Total Fosfat sebagai P mg/L < 0,04** 1 SNI 06-6989.31 tahun 2005 -
6 Nitrat (NO₃-N) mg/L 5,4 20 SNI 6989.79 tahun 2011 -
7 Arsen (As) mg/L < 0,001** 1 APHA ed.22nd 3114 B 2012 -
8 Cadmium (Cd) mg/L 0,009 0,01 SNI 6989.16 tahun 2009 0,001
9 Chrom Heksavalen (Cr⁶⁺)(*) mg/L < 0,47** 0,05 SNI 6989.71 tahun 2009 -
10 Tembaga (Cu)(*) mg/L < 0,02** 0,02 SNI 6989.6 tahun 2009 -
11 Timbal (Pb) mg/L 0,26 0,03 SNI 6989.8 tahun 2009 0,000
12 Seng (Zn)(*) mg/L 0,15 0,05 SNI 6989.7 tahun 2009 0,000
13 Sianida (CN) mg/L < 0,004** 0,02 SNI 6989.77 tahun 2011 -
14 Fluorida (F) mg/L 0,5 1,5 SNI 06-6989.29 tahun 2005 -
15 Nitrit (NO₂-N)(*) mg/L 0,01 0,06 SNI 06-6989.9 tahun 2004 0,0006
16 Klorin Bebas (Cl₂) mg/L < 0,04** 0,03 APHA ed.23rd 4500 B 2017 -
17 Sulfida (H₂S) mg/L < 0,04** 0,002 SNI 6989.70 tahun 2009 -
18 Detergen (MBAS) µg/L 0,02 200 SNI 06-6989.22 tahun 2004 0,0012
19 Fenol µg/L < 0,001** 1 SNI 06-6989.21 tahun 2004 -
20 Warna TCU 1,9 - SNI 6989.80 tahun 2011 0,93
C. MICROBIOLOGY
1 E. Coli Jml/100mL 0 2000 SNI 01-2897 tahun 1992 -
2 Total Coliform Jml/100mL 35 10000 SNI 01-2897 tahun 1992 -
Sumber Data Primer Hasil UJi Kualitas Air 2019
Dari hasil pengujian kualitas air permukaan Bendungan Lalung terdapat paramater yang melebih baku mutu air kelas III PPRI No.82 tahun 2001 antara lain :
a. Suhu
Intensitas dan kualitas cahaya yang masuk ke dalam air dan yang diserap menghasilkan panas. Dari sudut ekologi, energi panas ini dan hubungannya dengan hal-hal yang terjadi di dalam air, merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan air sebagai suatu lingkungan hidup bagi hewan dan tumbuhan. Dari hasil analisa yang di lakukan nilai suhu terdeteksi 32 °C sedangkan baku mutu yang di persyaratkan adalah 3°C.
Setiap perubahan suhu cenderung untuk mempengaruhi banyaknya proses
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 16 kimiawi yang terjadi secara bersamaan pada jaringan tanaman dan binatang, karenanya juga mempengaruhi biota secara keseluruhan.
Gambar 3.8.Kadar Suhu di bandingkan dengan Baku Mutu
b. pH
Dari hasil analisis yang dilakukan bahwa nilai parameter uji pH adalah 4, nilai baku mutu 6-9, sehingga perairan bersifat asam akan kurang produktif, dapat menurunkan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton dan bentos semakin besar. pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik.
Pada pH rendah kandungan oksigen terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktifitas pernafasan menurun, aktifitas pernafasan naik dan selera makan akan berkurang, Atas dasar ini maka perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9,0 dengan kisaran optimal 7,5 – 8,7.
Gambar 3.9.Kadar pH di bandingkan dengan Baku Mutu
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANBalai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 17
c. Timbal
Konsentrasi Pb yang relatif tinggi dapat memberikan dampak terhadap perubahan morfologi dan fisiologi zooplankton. Dari hasil pengujian laboratorium parameter Timbal melebihi baku mutu yang dipersyaratkan, yaitu 0.03 mg/l. Tingginya Kadar Pb di perairan salah satunya disebakan adanya limbah Tingginya limbah plastik senyawa berbahaya plastik (Pb),
Gambar 3.10. Kadar Timbal di bandingkan dengan Baku Mutu d. Seng
Salah satu kasus pencemaran air oleh limbah logam berat adalah pencemaran seng (Zn). Logam seng dan berbagai macam bentuk persenyawaannya dapat masuk dan mencemari lingkungan. Pencemaran seng terutama merupakan efek samping dari aktivitas manusia.
Gambar 3.11.Kadar Seng dibandingkan dengan baku mutu
Dengan demikian, langkah-langkah Pengelolaan Kualitas Air Permukaan yang dapat dilakukan selanjutnya adalah :
Pemasang papan himbuan dilarang buang sampah ke Bendungan
Penyedian Tempat sampah secara terpilah
Larangan BAB dan Buang air Kecil di Bendungan
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 18 Selain pengelolaan kualitas air permukaan, pengelolaan kualitas udara juga dilakukan. Kualitas udara di area Bendungan Lalung dipengaruhi oleh berbagai macam aktivitas kendaraan yang melintas. Penurunan kualitas udara banyak dipengaruhi oleh emisi gas buang kendaraan. Adapun kualitas udara di sekitar Bendungan Lalung disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Hasil Pengukuran Kualitas Udara
No
PARAMETERS UNIT RESULT STD. (MAX) TEST METHOD CAL. RESULT OF MUE*
Parameter Satuan Hasil Baku Mutu Metode Uji Hasil PerhitunganEstimasi KetidakpastianPengukuran 1 Debu (TSP)(*) µg/Nm³ 42,8 - SNI 7119-7 tahun 2017 0,92
2 Sulfur Dioksida (SO₂)(*) µg/Nm³ 27,4 900 1) SNI 7119-7 tahun 2017 0,47 3 Nitrogen Dioksida (NO₂) µg/Nm³ 9,6 400 1) SNI 7119-2 tahun 2017 0,13 4 PM 10(*) µg/Nm³ 18,8 - SNI-7119-15 tahun 2016 0,92 5 PM 2,5(*) µg/Nm³ 9,9 - SNI-7119-14 tahun 2016 0,92 6 Oksidan (O₃) µg/Nm³ 9,1 235 1) SNI 7119-8 tahun 2017 0,12 7 Timbal (Pb)(*) µg/Nm³ < 0,07** - SNI-7119-4 tahun 2017 -
Berdasarkan hasil pengujian udara ambien di area Bendung Lalung, Parameter- parameter kualitas udara masih menunjukkan hasil di bawah baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1999.
3.6. Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan
Uraian komponen rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka rencana Rehabilitasi Tubuh Bendungan Lalung secara ringkas dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Gambar 3.12. Diagram Alir Rencana Usaha dan/atau kegiatan
1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
2. Pembuatan Dan Pengoperasian Basecamp 3. Mobilisasi Peralatan dan Material Bangunan 4. Pekerjaan Tanah
5. Pembangunan Fisik Rehabilitasi Tubuh bendungan 6. Demobilisasi Peralatan
1. Pengisian Bendungan Lalung 2. Operasional Bendungan Lalung 3. Tahap Pemeliharaan
TAHAP KONSTRUKSI
TAHAP OPERASIONAL
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANBalai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 19
3.6.1. Tahap Konstruksi
1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Kegiatan konstruksi Rehabilitasi Tubuh Bendungan, Puncak Bendungan, dan Instrumentasi Bendungan Lalung akan membutuhkan banyak tenaga kerja, dengan berbagai kualifikasi antara lain tenaga kerja yang memiliki keahlian dan tenaga kerja yang unskilled. Tenaga kerja yang akan direkrut diutamakan yang memiliki pengalaman atau keterampilan bidang konstruksi bendungan. Sementara itu untuk tingkat tenaga ahli/engineer, dengan syarat pendidikan setara S1 atau di atasnya, seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel 3.5. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi
No. Komposisi Tenaga Kerja Pendidikan Jumlah
1 General Superintendent S2/S1 1 orang
2 Site Engineer/Manajer Proyek S1 2 orang
3 Pelaksana Utama S1/D3 1 orang
4 Asisten Pelaksana bendungan/waduk D3 2 orang
5 Pelaksana Struktur bendungan S1/D3 2 orang
6 Asisten Pelaksana Struktur bendungan D3/STM 2 orang
7 Pelaksana Geodesi D3/STM 2 orang
8 Asisten Pelaksana Geodesi STM 2 orang
9 Draftmen D3 2 orang
10 Estimator S1/D3 2 orang
11 Administrasi Teknik dan Teknisi Laboratorium D3 2 orang 12 Administrasi umum/keuangan D3/SMA/SMEA 2 orang
13 Logistik/pergudangan SMA 2 orang
14 Pemeliharaan alat berat D3/STM 2 orang
15 Keamanan SMA 5 orang
16 Operator alat berat/driver SMA 6 orang
17 Pembantu Operator alat berat/driver SMA 3 orang
18 Pekerja (bendungan) SMA/SMP 50 orang
Jumlah - 90 orang
Sumber : Estimasi Konsultan, 2019
Dalam proses penerimaan tenaga kerja konstruksi, dilakukan seleksi sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki, sedangkan syarat-syarat umum yang harus dimiliki oleh calon tenaga kerja, antara lain :
– Mempunyai keterampilan di bidang konstruksi bangunan terutama pembangunan bendungan.
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 20 - Pernah atau memiliki pengalaman bekerja di bidang konstruksi bangunan
(min. 1 tahun).
- Berpendidikan min. SLTP dan SMU atau sederajat.
- Berusia dewasa (di atas 18 tahun).
- Berperilaku jujur, disiplin, bertanggungjawab dan loyalitas terhadap pekerjaannya.
Dengan menetapkan syarat-syarat tersebut diharapkan pekerjaan konstruksi dapat berjalan lancar dan tepat waktu sesuai waktu yang telah dijadwalkan.
Penerimaan tenaga kerja konstruksi direncanakan bekerja sama dengan pihak Kelurahan dan Kecamatan.
Untuk memberikan jaminan sosial tenaga kerja selama pelaksanaan konstruksi maka kontraktor pelaksana akan mempertanggungkan semua tenaga kerja yang terlibat kedalam program asuransi berupa Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Jasa Kontruksi.
2. Pembuatan dan Pengoperasian Basecamp
Kegiatan pembuatan basecamp dilakukan sebelum memulai pekerjaan konstruksi. Hal ini bertujuan untuk mengamankan peralatan dan material konstruksi dan sebagai ruang istirahat sementara bagi para pekerja.
Basecamp/barak kerja dipergunakan untuk mobilitas kegiatan pelaksanaan proyek dan sebagai tempat tinggal sementara pekerja yang berasal dari luar daerah. Barak kerja selain berupa bangunan bedeng-bedeng kerja, juga ada kemungkinan pekerja dari luar daerah yang menginap di basecamp. Barak kerja untuk keperluan konstruksi Rencana Rehabilitasi Tubuh Bendungan Lalung berada pada area lokasi tapak proyek. Barak kerja juga dilengkapi dengan bengkel kerja untuk rehabilitasi peralatan yang rusak, dan sebagai tempat penyimpanan peralatan maupun material konstruksi.
Dampak yang ditimbulkan dari aktivitas pekerja konstruksi di basecamp meliputi kebutuhan air bersih, timbulan limbah cair dan sampah. Pekerja konstruksi tingkat menengah dan bawah (tukang dan tenaga kerja tanpa keahlian khusus) diprioritaskan dari tenaga lokal sekitar lokasi kegiatan
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANBalai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 21
sehingga dalam pemenuhan kebutuhan air bersih akan bekerjasama dengan masyarakat terdekat dengan lokasi tapak proyek. Analisis kebutuhan air bersih, limbah dan sampah yang ditimbulkan tenaga kerja konstruksi :
Kebutuhan air bersih = 90 orang x 35 liter/orang/ hari
= 3.150 liter/hari
Limbah cair domestik = 3.150 liter/hari x 0,7
= 2.205 liter/hari
Timbulan limbah tinja = 90 orang x 0,08 kg/orang/hari
= 72 Kg/hari.
Timbulan sampah = 90 orang x 2,25 liter/orang/hari
= 202,5 liter/hari.
3. Kegiatan Mobilisasi Peralatan dan Material Konstruksi
Mobilisasi (mendatangkan) peralatan dan material menggunakan kendaraan pengangkut sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dilakukan untuk mendukung proses konstruksi agar berjalan sesuai jadwal yang ditentukan. Alat-alat yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Jumlah dan Fungsi Peralatan Konstruksi
No Jenis Alat Fungsi Alat Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17 18.
Dump Truck Truck Excavator Wheel Loader Bulldozer Motor Grader Tendem roller Compactor Stone Crusher Asphalt Finisher Pneumatic Roller Asphalt Distributor Concrete Mixer Jack Hammer Water Tank Truck Genset
Alat Konvensional
Pengangkutan bahan material Pengangkutan bahan material Penggalian/ pembersihan tanah Mangangkut/memuat material Meratakan/menggali tanah Meratakan permukaan tanah Meratakan & memadatkan Memadatkan tanah/ material Memecahkan material Penghamparan asphalt
Pemadatan dan perataan asphalt Suplay asphalt cair
Mencampur semen dan agregat Menghancurkan beton/aspalt Penyimpan dan pengangkutan air Supay tenaga listri
Sekop, kereta dorong dan lainnya
8 10
3 3 3 2 2 2 2 1 2 1 3 2 4 1
~ Sumber : Estimasi Konsultan, 2019
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 22 Saat pengiriman bahan dan material ke lokasi pembangunan akan digunakan kendaraan-kendaraan angkut seperti dump truck dan truck. Intensitas kendaraan pengangkut bahan dan material bangunan akan sering terlihat keluar masuk lokasi pembangunan selama kegiatan konstruksi berlangsung.
Pengiriman bahan-bahan material tersebut akan dipilih pada waktu/jam-jam lalu lintas tidak sibuk dan tidak pada jam istirahat masyarakat sekitar (pukul 18.00 - 06.00 WIT).
4. Pembersihan dan Pekerjaan Tanah
Pembersihan dan Pekerjaan Tanah meliputi pembongkaran bangunan eksisting, pekerjaan pembersihan ini juga untuk melancarkan saat konstruksi fisik rehabilitasi tubuh bendungan lalung.
Gambar 3.13. Ilustrasi Pembersihan Lahan dengan Alat Berat
5. Pembangunan Fisik Rehabilitasi Tubuh Bendungan Lalung
Pembangunan fisik rehabilitasi tubuh bendungan sesuai dengan deskripsi rencana bangunan yang telah dijelaskan didepan. Rencana rehabilitasi tubuh bendungan terdiri dari; 1). lebar 38 meter terletak disebelah kiri tangga menuju outlet, 2). lebar 23 meter terletak disebelah kiri tangga menuju pintu outlet, rincian bangunan sebagai berikut;
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANBalai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 23
Tabel 3.7. Rencana Rehabilitasi Tubuh Bendungan Lalung
No Rencana Fisik Bangunan Keterangan
Lebar Tinggi Tubuh Bendungan
1. 28 meter 12, 40 meter Terletak disebelah kiri tangga menuju outlet 23 meter 12,40 meter Terletak disebelah kiri tangga menuju pintu
outlet
38 meter 12, 40 meter Terletak disebelah kanan tangga menuju outlet
2 5 meter Puncak bendungan
3 - - Instrumentasi bendungan
Sumber : Estimasi Tenaga Ahli
Gambar 2.7. Kondisi Eksisting Rencana Kegiatan
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 24 6. Demobilisasi Peralatan
Kegiatan terakhir dalam tahap konstruksi adalah demobilisasi peralatan konstruksi. Demobilisasi peralatan adalah pengembalian alat-alat berat yang digunakan selama kegiatan konstruksi.
3.6.2. Tahap Operasional
1. Penggenangan/Pengisian Bendungan Lalung
Dengan selesainya kegiatan pembangunan fisik konstruksi Bendungan Lalung, maka tahap operasional yang dilakukan adalah kegiatan pengisian waduk, sehingga akan menggenangi lahan-lahan pertanian di kawasan waduk lalung. Di sisi lain, proses pengisian Bendungan Lalung harus diatur pola aliran airnya, yaitu pemanfaatan untuk proses penggenangan/pengisian waduk dan untuk keperluan mengairi lahan-lahan pertanian di daerah hilir 2. Operasional dan Pemanfaatan Bendungan Lalung
Kegiatan operasional dan pemanfaatan waduk akan sangat bermanfat untuk memenuhi kebutuhan air, air untuk irigasi sawah/lahan pertanian serta keberadaan Bendungan Lalung tersebut dapat membuka peluang usaha bagi waga sekitar. Warga dapat menangkap peluang usaha setelah waduk dioperasikan dan sebagai tempat wisata alam (refresing). Kemelimpahan air waduk itu sendiri, selain sebagai cadangan air baku, juga bermanfaat bagi perkembangan keberadaan biota akuatik.
3. Pemeliharaan Bendungan Lalung
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai bentuk upaya memelihara bangunan bendungan dan beserta fasilitasnya agar tetap terjaga dari kerusakan akibat pengaruh kondisi alam atau ulah manusia yang kurang bertanggungjawab.
Berdasarkan frekuensi pelaksanaan, derajat kesulitan serta tingkat kepentingannya, kegiatan pemeliharaan terbagi dalam 3 (tiga) kategori yaitu:
1. Pemeliharaan rutin, yang akan dilaksanakan secara teratur sepanjang tahun antara lain :
a. Pembersihan sampah di lubang pintu intake dan pada saringan sampah.
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATANBalai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo III - 25
b. Pembersihan tanaman perdu di tubuh embung dan pelimpah.
c. Pemeriksaan operasional pembukaan pintu intake.
d. Pembersihan rumah pintu.
e. Pembersihan rumah operasi.
f. Pemeriksaan peralatan pemantauan data dan hidromekanik, termasuk pelumasan.
2. Pemeliharaan berkala, akan dilaksanakan secara musiman 1 kali atau 2 kali dalam setahun, atau lebih panjang, upaya ini antara lain :
a. Pembersihan sampah di lubang pintu intake dan pada saringan sampah
b. Pembersihan tanaman perdu di tubuh embung dan pelimpah c. Pemeriksaan operasional pembukaan pintu intake
d. Pembersihan rumah pintu e. Pembersihan rumah operasi
f. Pemeriksaan peralatan pemantauan data dan hidromekanik, termasuk pelumasan.
3. Pemeliharaan darurat, dilaksanakan secara insidentil menurut keperluan sesuai kerusakan yang terjadi mendadak, misalnya penurunan tubuh embung, longsoran besar, yang umumnya disebabkan bencana alam gempa atau banjir.
4. Hal-hal yang akan diperhatikan pada pemeliharaan ini, meliputi :
a. Bila terjadi kerusakan akan segera diidentifikasi tingkat kerusakannya melalui inspeksi harian sebelum terlanjur lebih parah.
b. Proses rehabilitasi akan segera berlangsung cepat dan dilaksanakan secara darurat dimana bangunan dapat terselamatkan dan dapat berfungsi dengan baik.
Pemeliharaan darurat ini akan dilaksanakan dengan melibatkan instansi yang berwenang mengingat besar kecilnya kerusakan, dengan memanfaatkan tenaga yang keahliannya disesuaikan dengan kebutuhan
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo IV - 1
BAB 4
DAMPAK LINGKUNGAN YANG
DITIMBULKAN, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN
Pada bab ini akan diuraikan yang berkaitan berkaitan dengan 4 (empat) hal yaitu : 1. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan
Dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan akan dijelaskan berkaitan dengan 3 (tiga) komponen yaitu : (a) sumber dampak, (b) jenis dampak dan (c) besaran dampak.
2. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup akan dijelaskan berkaitan dengan 3 (tiga) komponen yaitu: (a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup, (b) Lokasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan (c) Periode Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup akan dijelaskan berkaitan dengan 3 (tiga) komponen yaitu: (a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, (b) Lokasi Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, dan (c) Periode Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
4. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pada bagian ini akan dijelaskan 3 (tiga) komponen yaitu: (a) Institusi yang melakukan/melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup, (b) Institusi yang melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup, dan (c) menerima pelaporan secara berkala atas hasil pelaksanaan komitmen UKL dan UPL.
DPLH
Rehabilitasi Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar DAMPAK LINGKUNGAN& UKL - UPL
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo IV - 2
Tabel 4.1. Rincian Dampak yang Ditimbulkan Adanya Rencana Rehabilitasi Tubuh Bendungan Lalung Kabupaten Karanganyar
No Sumber Jenis Dampak
B Tahap Konstruksi
1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi 1. Terbukannya Kesempatan Kerja 2. Munculnya Keresahan Masyarakat
3. Munculnya Persepsi dan Sikap Masyarakat 2. Pembuatan dan Pengoperasian Base
Camp 4. Penurunan Kuantitas Air Tanah
5. Timbulan Limbah Padat Domestik 6. Munculnya Vektor Penyakit 3. MobilisasiPeralatandan Material
Konstruksi 7. Penurunan Kualitas Udara
8. Peningkatan Kebisingan
9. Gangguan Kelancaran dan Keselamatan Lalulintas
10. Peningkatan Resiko Kecelakaan Kerja 11. Timbulnya Kerusakan Jalan Eksisting 4. Pembangunan FisikRehabilitasiTubuh
Bendungan Lalung
12. Penurunan Kualitas Udara 13. Peningkatan Kebisingan 14. Gangguan Biota air
15. Peningkatan Resiko Kecelakaan Kerja C Tahap Operasi
5. Pengisian air Bendungan Lalung 16. Perubahan Biota Air 6. Operasional Pemanfaatan Bendungan
Lalung
17. Penurunan Kualitas Air Permukaan 18. Potensi Erosi Tubuh Bendungan 19. Peningkatan Sedimentasi
7. Pemeliharaan Bendungan Lalung 20. Muncul Persepsi Positif Masyarakat Sumber: Tim Penyusun, 2019.
Deskripsi dari penjelasan di atas dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo IV - 3 TAHAP KONSTRUKSI
SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK
Fisik-Kimia Biologi Sosekbudkesmas Transportasi
Gambar 4.1. Diagram Alir Dampak pada Tahap Konstruksi Aktivitas Basecamp
Keresahan masyarakat
Mobilisasi Peralatan dan Material
Pembangunan Rehabilitasi Tubuh Bendungan, Puncak
Bendungan dan Instrumentasi Bendungan Lalung Penerimaan tenaga
kerja
Kesempatan kerja dan peluang berusaha
Munculnya Persepsi dan Sikap Masyarakat
Peningkatan timbulan Sampah padat Penurunan Kualitas air
permukaan
Peningkatan Vektor Penyakit
Penurunan Kualitas Udara
Peningkatan Kebisingan
Gangguan Biota Air
Peningkatan resiko kecelakaan kerja
Peningkatan Kerusakan Jalan
Gangguan Kelancaran Lalu Lintas
Gangguan Keselamatan Lalu
Lintas
DPLH
Rehabilitasi Bendungan LalungKabupaten Karanganyar DAMPAK LINGKUNGAN& UKL - UPL
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo IV - 4
TAHAP OPERASI
SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK
Fisik-Kimia Biologi Sosekbudkesmas Transportasi
Gambar 4.2. Diagram Alir Dampak pada Tahap Operasi Pengisian waduk
Munculnya Persepsi dan Sikap Masyarakat Pengoperasian
rehabilitaslimpasan Bendungan Lalung
Pemeliharaan Bendungan Lalung
Gangguan Biota Air
Penurunan Kualitas air permukaan Peningkatan Erosi dan
sedimentasi
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo IV - 5 Tabel 4.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantahuan Lingkungan Hidup dari Rehabilitasi Bendungan Lalung
Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelola dan Pemantau Lingkungan
Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lokasi
Pengelolaan
Periode Pengelolaan
Bentuk Upaya Pemantauan
Lokasi Pemantauan
Periode Pemantauan A. TAHAP KONSTRUKSI
1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi.
Dampak Terbuka Kesempatan Kerja
Peluang kerja bagi 90 orang yang dapat dipekerjakan dalam pelaksanaan konstruksi
- Memberikan informasi kepada masyarakat sekitar terkait dengan proses rekrutment, terutama kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan - Membuat kontrak kerja
kepada tenaga kerja yang direkrut
- Memprioritaskan tenaga kerja dari daerah setempat dalam perekrutan tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga sumber daya manusia daerah setempat lebih diberdayakan.
- Bekerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat dan, Kelurahan. Lalung, Kecamatan. Karanganyar dalam proses rekrutment tenaga kerja konstruksi.
- Masyarakat (Kelurahan.
Lalung, Kecamatan.
Karanganyar) - Masyarakat
sekitar (Kelurahan.
Lalung, Kecamatan.
Karanganyar) - Lokasi kegiatan
Bendungan lalung
Selama tahap konstruksi berlangsung (saat melaksanakan proses rekrutment tenaga kerja konstruksi)
Menginventaris jumlah tenaga kerja konstruksi yang telah direkrut, untuk mengetahui besarnya persentase
keterlibatan masyarakat sekitar saat kegiatan konstruksi berlangsung, sehingga dapat diketahui pula besarnya prioritas masyarakat sekitar dalam kegiatan konstruksi
- Masyarakat (Kelurahan.
Lalung, Kecamatan.
Karanganyar) - Masyarakat
sekitar (Kelurahan.
Lalung, Kecamatan.
Karanganyar) - Lokasi kegiatan
Bendungan lalung
Selama tahap konstruksi berlangsung (setiap 3 bulan sekali)
a. Pelaksana - BBWS Bengawan
Solo
b. Instansi Pengawas - Disdagnakerkop
UKM Kabupaten Karanganyar c. Instansi Penerima
Laporan - DLH Kabupaten
Karanganyar
Dampak Munculnya Keresahan Masyarakat (Kecemburuan Sosial)
Intensitas keluhan yang disampaikan masyarakat sekitar yang merasa kurang simpatik terhadap pelaksanaan perekrutan tenaga kerja
- Memberikan informasi lowongan kerja secara transparan kepada masyarakat sekitar melalui pengumuman lowongan kerja di Kantor Kelurahan.
Lalung, Kecamatan.
Karanganyar, meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, spesifikasi, waktu dan tempat pendaftaran, tempat dan
- Masyarakat (Kelurahan.
Lalung, Kecamatan.
Karanganyar) - Masyarakat
sekitar (Kelurahan.
Lalung, Kecamatan.
Karanganyar) - Lokasi kegiatan
Selama tahap konstruksi berlangsung (saat melaksanakan proses rekrutment tenaga kerja konstruksi)
- Melakukan pengamatan secara langsung dan memastikan bahwa informasi adanya perekrutan tenaga kerja telah tersosialisasi kepada masyarakat sekitar.
- Menginventaris jumlah tenaga kerja
- Masyarakat (Kelurahan.
Lalung, Kecamatan.
Karanganyar) - Masyarakat
sekitar (Kelurahan.
Lalung, Kecamatan.
Karanganyar) - Lokasi kegiatan
Selama tahap konstruksi berlangsung (setiap 3 bulan sekali)
a. Pelaksana - BBWS Bengawan
Solo
b. Instansi Pengawas - Dinas Sosial
Kabupaten Karanganyar c. Instansi Penerima
Laporan - DLH Kabupaten
Karanganyar