• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO/TV PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO/TV PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

Andi Kristanto S 810809001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

TESIS

Disusun oleh:

Andi Kristanto S810809001

Telah disetujui oleh Tim Dosen Pembimbing Tanggal : 30 Maret 2010

Dosen Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan

Pembimbing I Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd. ……….

NIP. 19480713 197304 1001

Pembimbing II Dr. Hj. Nunuk Suryani, M.Pd. ……….

NIP. 19661108 199003 2001

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.

NIP. 19430712 197301 1001

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Disusun oleh:

Andi Kristanto S810809001

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada tanggal : ……….……….

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. ………

Sekretaris : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd.. ………

Anggota Penguji : 1. Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd. ………

2. Dr. Hj. Nunuk Suryani, M.Pd ………

Surakarta,………..

Mengetahui

Direktur Pascasarjana Ketua Program Studi Universitas Sebelas Maret Teknologi Pendidikan

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D . Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.

NIP. 19570820 198503 1004 NIP. 19430712 197301 1001

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : ANDI KRISTANTO NIM : S 810809001

Menyatakan dengan sesungguhnya, tesis berjudul PENGEMBANGAN MODEL MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO/TV PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA adalah betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut di beri tanda dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti peryataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik.

Surakarta, 2011 Yang membuat pernyataan

Andi Kristanto

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

1. Sebaik-baik dirimu adalah menyadari kekuranganmu.

2. Keterbatasan menumbuhkan kreatifitas.

3. Kesempatan dan persiapan akan menimbulkan keberuntungan.

4. Tanpa tantangan, hidup manusia tidak akan bermakna.

5. Keinginan mengejar duniawi merupakan kemunduran dari cita-cita yang luhur.

6. Engkau boleh berkehendak, tetapi kehendakmu tak akan mampu mengalahkan kehendak-Nya.

7. Tenangkanlah jiwamu dari urusan duniawi, sebab apa yang telah dijanjikan Allah, janganlah kamu turut memikirkannya.

8. Meskipun kadang-kadang engkau menilai bahwa sesuatu yang kau terima itu tidak menyenangkan. Namun sesungguhnya di balik ketidaktahuanmu itu tersimpan hikmah yang besar.

9. Jangan biarkan umurmu berlalu sia-sia.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

Tesis ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tersayang

2. Istri dan kedua anakku tercinta

3. Almamater dan dunia pendidikan

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, karena penelitian dan penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan.

Menyadari bahwa penulisan tesis ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menempuh studi sampai selesai di Program Magister Teknologi Pendidikan.

3. Asisten I Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian tesis di lapangan.

4. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan tesis.

5. Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan dorongan, bimbingan, pengarahan serta sumbangan pemikiran sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan.

6. Dr. Hj. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, bimbingan, pengarahan serta sumbangan pemikiran sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan.

7. Seluruh Dosen Program Pascasarjana, Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal pengetahuan tak ternilai kepada penulis.

8. Rektor Universitas Negeri Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

9. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

11. Rekan-rekan dosen Program Studi Teknologi Pendidikan FIP Unesa yang telah mensupport dan membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

12. Rekan-rekan Teknologi Pendidikan angkatan 2009 yang telah memberikan supportnya.

13. Pihak-pihak yang tidak dapat tersebutkan satu persatu tetapi dengan keikhlasnya telah memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi terselesaikannya penyusunan tesis ini.

Semoga amal kebaikan dan keikhlasan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tesis ini mendapat imbalan limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, amin.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna.

Sungguhpun demikian dengan kerendahan hati penulis berharap semoga penyusunan tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.

Surakarta,…………..…2011

Andi Kristanto

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

SAMPUL ... i

PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TESIS ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Pengembangan ... 6

E. Spesifikasi Produk ... 7

F. Pentingnya Pengembangan ... 8

G. Asumsi dan Pembatasan ... 9

H. Definisi Istilah ... 10

I. Sistematika Penulisan ... 12

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

C. Media Video Pembelajaran ... 17

D. Teori Belajar yang Mendasari Media Video Pembelajaran ... 35

E. Desain Model Pengembangan Media Video Pembelajaran ... 48

F. Penggunaan Media Video Pembelajaran ... 53

G. Kurikulum Mata Kuliah Pengembangan Media Video/Televisi Program Studi S1 Teknologi Pendidikan FIP Unesa ... 55

BAB III METODE PENGEMBANGAN ... 65

A. Model Pengembangan ... 65

B. Prosedur Penelitian Pengembangan ... 85

C. Uji Coba Produk ... 89

1. Desain Uji Coba ... 89

2. Subjek Uji Coba ... 91

3. Jenis Data ... 93

4. Instrumen Pengumpulan Data ... 93

5. Teknik Analisis Data ... 94

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ... 98

A. Deskripsi Prosedur Pengembangan Produk Awal ... 98

B. Penyajian Data Uji Coba ... 128

1. Data Ahli Isi/Materi ... 128

2. Data Ahli Rancangan dan Media Pembelajaran ... 133

3. Data Sasaran ... 139

a. Data Uji Coba Satu-Satu ... 139

b. Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 143

c. Data Uji Coba Kelompok Besar (Lapangan) ... 144

1) Data Daya Tarik Media Video Pembelajaran ... 148

2) Efektifitas Media Video Pembelajaran ... 150

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

3. Data Sasaran ... 155

a. Data Uji Coba Satu-Satu ... 155

b. Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 156

c. Data Uji Coba Kelompok Besar (Lapangan) ... 158

1) Data Daya Tarik Media Video Pembelajaran ... 165

2) Efektifitas Media Video Pembelajaran ... 166

D. Revisi Produk Pengembangan ... 169

E. Kajian Produk Akhir ... 173

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 178

A. Simpulan Uji Coba Produk Pengembangan ... 178

B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Pro- duk Lebih Lanjut ... 180

DAFTAR PUSTAKA ... 183

DAFTAR LAMPIRAN ... 187

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

Halaman 2.1. Video Analog dan Video Digital ... 32 2.2. Spesifikasi Komputer untuk Aplikasi Video Editing Menggunakan

Program Pinnacle Studio 9 ... 33 2.3. Spesifikasi Komputer untuk Aplikasi Video Editing Menggunakan

Program Adobe Premiere Pro 1.5 ... 34 2.4. Perbandingan VCD, SVCD dan DVD ... 34 2.5. Kurikulum Program Studi Teknologi Pendidikan ... 57 2.6. Daftar Isi Pembelajaran dan Konstruk Isi Pokok Bahasan Bahasa

Visual Mata Kuliah Pengembangan Media Video/Televisi ... 58 3.1. Garis Besar Rencana Perkuliahan Matakuliah Pengembangan

Media Video/TV ... 80 3.2. Garis Besar Rencana Perkuliahan ... 82 3.3. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Dengan Skala Lima ... 96 3.4. Pedoman Pengubahan Data Persentase Ketuntasan BelajarMenjadi

Data Kualitatif ... 97 4.1. Data Uji Coba Program Media Video Pembelajaran dari Ahli

Isi/Materi ... 128 4.2. Masukan/Saran dari Ahli Isi/Materi ... 131 4.3. Data Uji Coba Program Media Video Pembelajaran dari

Ahli Rancangan dan Media Pembelajaran ... 133 4.4. Masukan/Saran dari Ahli Ahli Rancangan dan Media Pembelajaran .. 137

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

4.6. Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 143 4.7. Data Uji Coba Kelompok Besar (Lapangan) ... 145 4.8. Skor Post Test ... 150 4.9. Persentase Tanggapan Mahasiswa Dalam Uji Coba Lapangan

dari Aspek Panduan Program ... 158 4.10. Persentase Tanggapan Mahasiswa Dalam Uji Coba Lapangan

dari Aspek Tujuan Program ... 159 4.11. Persentase Tanggapan Mahasiswa Dalam Uji Coba Lapangan

dari Aspek Uraian Materi ... 161 4.11. Persentase Tanggapan Mahasiswa Dalam Uji Coba Lapangan

dari Aspek Tampilan ... 162

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

2.1. Model Pengembangan Motivasi Belajar Haris Mudjiman ... 45

2.2. Model Komunikasi Wilbur Schramm ... 46

2.3. Dale’s Cone of Experiences ... 47

2.4. Model Desain Rancangan Pembelajaran Dick & Carey ... 49

2.5. Model Pengembangan Media Arif S. Sadiman ... 50

2.6. Model Proses Produksi Media Video J.B. Wahyudi ... 51

3.1. Analisis Pembelajaran Tujuan Umum Pembelajaran Butir 1 ... 67

3.2. Analisis Pembelajaran Tujuan Umum Pembelajaran Butir 2 ... 68

3.3. Analisis Pembelajaran Tujuan Umum Pembelajaran Butir 3 ... 69

3.4. Analisis Pembelajaran Tujuan Umum Pembelajaran Butir 4 ... 71

3.5. Prosedur Pengembangan ... 86

4.1. - 4.51. Prosedur Video Pembelajaran ... 102-127 4.52. Persentase Penilaian Ahli Isi/Materi ... 152

4.53. Persentase Penilaian Ahli Rancangan dan Media Pembelajaran ... 154

4.54. Rata-Rata Pada Uji Coba Satu-Satu ... 156

4.55. Rata-Rata Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 157

4.56. Persentase Pada Uji Coba Kelompok Besar (Lapangan) ... 163

4.57. Rata-Rata Pada Uji Coba Kelompok Besar (Lapangan) ... 164

4.58. Perbandingan Nilai Rata-Rata Post Test Pada Kelompok yang Menggunakan Video Pembelajaran dan Powerpoint pada Uji Coba Lapangan ... 168

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

Andi Kristanto. NIM: S 810809002. 2011. Pengembangan Model Media Video Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Media Video/TV Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya. Komisi Pembimbing I: Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd., Pembimbing II: Dr. Hj.

Nunuk Suryani, M.Pd. Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah merancang dan membuat model prototipe media video pembelajaran yang memuat: tujuan, uraian materi, dan rangkuman disertai dengan bahan penyerta meliputi panduan dosen dan panduan mahasiswa.

Model desain rancangan pembelajaran yang digunakan adalah model Dick &

Carey yang meliputi: mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran, mengadakan analisis pembelajaran, mengidentifikasi karakteristik dan tingkah laku awal, membuat tujuan khusus pembelajaran, mengembangkan butir-butir penilaian acuan patokan, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan menyeleksi bahan-bahan pembelajaran, merancang dan mengadakan evaluasi formatif, dan merevisi.

Prosedur yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah model pengembangan Borg and Gall dalam Nana Syaodih Sukmadinata sebagai berikut:

penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draft, uji coba lapangan awal, merevisi hasil uji coba, uji coba lapangan, penyempurnaan produk hasil uji lapangan, uji pelaksanaan lapangan, penyempurnaan produk akhir, diseminasi dan implementasi.

Dalam pelaksanaan uji coba dilakukan dalam 4 tahap, yaitu: tahap pertama review dengan ahli isi/materi serta ahli rancangan dan media pembelajaran, tahap kedua dilakukan dengan uji coba satu-satu, tahap ketiga uji coba produk kelompok kecil, tahap terakhir dengan uji coba lapangan dengan kelompok besar (lapangan).

Berdasarkan analisis dari 40 mahasiswa peserta uji coba lapangan, jumlah mahasiswa yang berhasil mencapai ketuntasan belajar (skor 70 keatas) adalah 40 orang (100%). Untuk melihat efektifitas produk dilakukan dengan menggunakan uji t. Hasil uji coba dengan menggunakan uji t juga menunjukkan t hitung Fhit = 2.66 > 1.96 = Ftabel, ini berarti ada perbedaan yang signifikan nilai yang diperoleh mahasiswa yang menggunakan media powerpoint dan siswa yang menggunakan media video pembelajaran.

Setelah melewati beberapa tahapan uji coba, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media video pembelajaran dalam uji coba lapangan mampu meningkatkan pemahaman materi dan sudah memenuhi kategori “sangat baik” dan layak digunakan dalam pembelajaran mata kuliah produksi media video/tv di Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya.

Kata Kunci: Pengembangan dan Media Video Pembelajaran

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

Andi Kristanto. NIM: S 810809002. 2011. The Model Development of Instructional Video Media in the Course of Video/TV Media Development in the Educational Technology Studies Program, Faculty Of Educational Science, State University of Surabaya. The First Commission of Supervision: Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd., The Second Supervision is Dr. Hj. Nunuk Suryani, M.Pd. Thesis. Educational Technology Studies Program, Graduate Program, Sebelas Maret University of Surakarta.

This research is a research and development. The purpose of this research is to design development and create a prototype model of instructional video media that includes: objectives, description of materials, and summaries along with accompanying materials include teacher guides and student guides.

Model design learning design used was Dick & Carey model which consists of:

identify the main goal, analyze the instructional, identify the pre-requisite knowledge and the learners' characteristics, write down the specific objectives, develop an evaluation, develop the instructional strategy, decide and develop the materials, design and implement the formative evaluation, and do some revisions.

The procedure used in the study of this development is the development model of Borg and Gall in Nana Syaodih Sukmadinata as follows: research and information collecting, planning, develop preliminary form of product, preliminary field testing, main product revision, main field testing, operasional product revision, operasional field testing, final product revision, dissemination and implementation.

In the implementation of the trial conducted in 4 stages: the first stage review by expert content as well as expert design and instructional media, the second stage is done by testing one by one, the third stage of testing a small group of products, the final phase with field trials with large groups.

Based on analysis of 40 students participating in field trials, the number of students who reached mastery learning (score of 70 or more) is 40 people (100%). To see the effectiveness of the product is done by using t test. The trial results using the t test showed Fo = 2.66 > 1.96 = Ftable, this means that there are significant differences in values obtained by students using powerpoint media and students who use instructional video media.

After passing through several stages of testing, it can be concluded that the use of instructional video media in field trials to increase the understanding of matter and has fulfilled the category of "very good" and fit for use in teaching in the course of video/tv media development in the Educational Technology Studies Program Faculty of Educational Science State University of Surabaya.

Key Words: Development and Instructional Video Media

(17)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Abad kita sekarang ini ditandai dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat. Tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era informasi ini senantiasa menggunakan media. Media pembelajaran sangat bermanfaat memudahkan peserta didik dalam belajar dan menjadikan proses belajar lebih interaktif, efektif, efisien dan menarik. Untuk itu perlu diupayakan suatu pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang mengarah kepada pengembangan ketrampilan dan pengetahuan yang dapat menumbuhkan inovasi perserta didik.

Dengan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat, peserta didik lebih leluasa untuk mengembangkan daya pikir. Untuk itu peningkatan mutu pengetahuan peserta didik tidak cukup dengan pembaharuan kurikulum, penyediaan buku-buku dan perbaikan sarana belajar lainnya, tetapi juga perlu disertai peningkatan penggunaan media pembelajaran yang tepat baik elektronik maupun non elektronik.

Perkembangan media elektronik, menurut Eric Ashby dalam Yusufhadi Miarso (2009:437) telah menimbulkan revolusi yang keempat dalam pendidikan.

Revolusi pertama terjadi ribuan tahun yang lalu sejak saat masyarakat menerima adanya orang-orang tertentu yang diserahi tugas untuk mendidik, yaitu guru.

(18)

commit to user

Pendidikan yang semula dikerjakan oleh orang tua dialihkan kepada guru, dan pendidikan di rumah dialihkan ke sekolah. Revolusi kedua terjadi dengan dipergunakannya bahasa tulisan sebagai sarana untuk pendidikan. Sebelum itu pendidikan berlangsung secara lisan. Revolusi ketiga berlangsung dengan ditemukannya teknik percetakan yang kemudian memungkinkan tersedianya buku secara meluas. Revolusi keempat berlangsung dengan meluasnya penggunaan media komunikasi elektronik,

Salah satu bentuk media komunikasi elektronik adalah media audio-visual.

Misalnya media video dengan kateristik utamanya visual motion serta dukungan audio. Software media ini merupakan hasil rekayasa teknologi rekam dalam bentuk pita seloluid, CD, DVD, hard disk dan media simpan lainnya. Untuk memanfaatkannya diperlukan hardware misalnya video player, VCD player, DVD player, CD Rom computer, TV, monitor, multimedia proyektor, dan sebagainya.

Penggunaan media video (audio-visual) sebagai sumber belajar, dapat dilakukan dengan dua cara, (1) by utilization, yaitu memanfaatkan produk yang pada awalnya tidak dirancang untuk pembelajaran, (2) by design “ artinya, media tersebut dirancang/dikembangkan berdasar tujuan-tujuan pembelajaran tertentu sehingga keberadaannya merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran.

Terkait dengan pengembangan media pembelajaran ini, Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi berkepentingan dalam mencapai tujuannya seperti yang tertuang dalam Buku Pedoman Unesa (2009/2010:105) tentang Tujuan Program Studi S1 Teknologi Pendidikan, bahwa program ini

(19)

bertujuan menghasilkan sarjana Teknologi Pendidikan yang memiliki kompetensi memahami dan mengembangkan teori dan praktrek pembelajaran, pengembangan media, pengelolaan sumber belajar, serta memiliki kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi dalam berbagai situasi dan perubahan.

Mata kuliah pengembangan media video/TV di dalam Struktur Kurikulum Program Studi S1 Teknologi Pendidikan FIP-Unesa merupakan salah satu mata kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK), kode mata kuliah: 02424417 dengan bobot 4 Satuan Kredit Semester. Deskripsi mata kuliah meliputi:

Penyajian pengetahuan dasar-dasar video/TV, pengembangan program video/TV, evaluasi program video/TV, dan pemanfaatan hasil produksi. Sebagai hasil akhir mata kuliah ini, mahasiswa menghasilkan produk berupa naskah (individual) serta program video/TV (kelompok).

Dengan deskripsi seperti tersebut di atas, untuk mencapai tujuan pembelajaran, telah disusun sejumlah pokok bahasan yang tentunya memerlukan bahan pembelajaran yang sesuai. Beberapa bahan pembelajaran yang dijadikan referensi yang tertuang dalam Garis Besar Rencana Perkuliahan (GBRP) masih terbatas pada media cetak berupa buku teks dan contoh-contoh program video umum (by utilization) serta beberapa program video mata kuliah hasil produksi mahasiswa terdahulu.

Selanjutnya dari hasil survey, berikut keadaan belajar mengajar pada mata kuliah pengembangan media video dan televisi:

1. Dosen dalam menyampaikan materi dengan metode ceramah 2. Bahan ajar masih terbatas pada buku teks saja

(20)

commit to user 3. Kurangnya praktek dalam mata kuliah ini

4. Media pembelajaran yang mendukung pembelajaran secara mandiri masih kurang.

5. Belum dimanfaatkan video pembelajaran sebagai media pembelajaran.

6. Keterbatasan sarana dan prasarana untuk praktek, yaitu 4 buah kamera video, sehingga dibutuhkan suatu media audio visual untuk menjelaskan materi bahasa visual.

Berdasarkan pada keadaan tersebut di atas, maka mahasiswa relatif mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, serta berdasarkan pada karakteristik mata kuliah (beragamnya konstruk isi mata kuliah), bahan pembelajaran yang digunakan selama ini dipandang kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga perlu ditopang oleh bahan pembelajaran yang dirancang khusus (by design) untuk pokok-pokok bahasan tertentu. Dengan asumsi ini, ditawarkan pengembangan media video pembelajaran yang memiliki spesifikasi dan diperkirakan dapat mengatasi masalah belajar mahasiswa baik dari segi teori maupun praktek. Kegiatan pengembangan bahan pembelajaran merupakan salah satu domain bidang Teknologi Pembelajaran (Seels dan Richey, 1994:1) termasuk di dalamnya adalah pendayagunaan teknologi audiovisual sebagai upaya peningkatan keefektifan, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran.

Selanjutnya, dengan berbagai pertimbangan keterbatasan serta bertolak pada harapan akhir mata kuliah pengembangan media video/tv, bahwa mahasiswa menghasilkan produk berupa naskah dan program video/tv, maka pengembangan ini mengarah pada pokok bahasan “Bahasa Visual“. Alasan pemilihan pokok

(21)

commit to user

bahasan ini adalah: (1) pokok bahasan tersebut terkait antar kerabat kerja dalam kerabat kerja/crew produksi (2) di dalam kegiatan produksi sebuah program video/TV, kerabat kerja atau “crew” harus memahami istilah, fungsi, dan teknis standard bahasa visual untuk film yang digunakan dalam dunia penyiaran.

Misalnya, penulis naskah dalam menuangkan idenya ke bentuk naskah film, sutradara dalam memberikan perintah dan aktivitas pengambilan gambar, pemain dalam menterjemahkan naskah menjadi acting. juru kamera menterjemahkan perintah pengambilan gambar dari sutradara, editor/operator menggabungkan gambar berdasar naskah serta perintah sutradara dan sebagainya.

Dipilihnya media video pembelajaran atas dasar pertimbangan: (1).

Dalam memenuhi kebutuhan belajar pada mahasiswa teknologi pendidikan yang mengambil mata kuliah pengembangan media video dan televisi, (2). Dapat digunakan dosen sebagai sarana strategi dalam proses belajar mengajar mata kuliah pengembangan media video dan televisi, (3). Dapat digunakan mahasiswa belajar secara mandiri.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian tesis ini adalah sebagai berikut:

1. Pada tesis ini, tahap penelitian pengembangan hanya dilakukan sampai tahap pengujian terbatas (tidak ada pengujian model).

2. Hasil penelitian pengembangan ini masih berupa prototipe media video/televisi pokok bahasan bahasa visual.

(22)

commit to user C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah seperti tersebut di atas dan masih terbatasnya bahan ajar yang berupa buku teks serta program video umum “by utilization” serta pentingnya suatu kebutuhan belajar dalam pembelajaran dengan menggunakan media, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana prosedur pengembangan media video pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman materi yang sesuai dengan kaidah-kaidah pengembangan serta bagaimana kelayakan media tersebut pada mata kuliah pengembangan media video/tv di Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya.”

Dari masalah tersebut, perlu dilakukan pengembangan produk bahan pembelajaran yang dirancang khusus (by design) untuk pembelajaran pada pokok bahasan bahasa visual berupa media video beserta bahan penyertanya, dengan harapan media tersebut layak dipakai dan memiliki daya tarik dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

D. Tujuan Pengembangan 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan model media video pembelajaran (by design) pada mata kuliah pengembangan media video/tv pokok bahasan bahasa visual dalam rangka mencapai keefektifan, dan daya tarik pembelajaran.

(23)

commit to user 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Merancang pembuatan model prototipe media video/tv pokok bahasan bahasa visual.

b. Membuat model prototipe media video/tv pokok bahasan bahasa visual, berupa keping VCD.

E. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk pengembangan media video pembelajaran pokok bahasan bahasa visual pada mata kuliah pengembangan media video/tv berupa media video pembelajaran yang disertai dengan bahan penyertanya (buku panduan pengajar dan buku panduan mahasiswa).

1. Media Video Pembelajaran

Produk media video pembelajaran berupa rekaman program video dengan format fisik Video Compact Disk (VCD) dengan judul “Bahasa Visual:

Ukuran dan Gerakan Visual”, dengan masa putar (durasi) kurang lebih 20 menit.

Isi pesan pembelajaran diungkapkan melalui visualisasi disertai dukungan suara. Program media video ini membahas bahasa visual yang meliputi:

Jenis-jenis serta fungsi ukuran dan gerakan visual dalam program video/TV.

Penyajian terbagi atas beberapa sequence, dimulai dari pembuka-inti

(24)

commit to user

Karakteristik media video dengan format VCD ini dipilih sebagai bahan pembelajaran didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

a. Rekaman video mampu menampilkan obyek mendekati kenyataan sebenamya sehingga diharapkan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit dan lebih permanen.

b. Rekaman video mampu mendatangkan suatu objek yang secara alami relatif sulit dilakukan.

c. Rekaman video dengan format fisik VCD, relatif mudah untuk disimpan, diperbanyak/digandakan dan di manfaatkan dengan dukungan alat pemutar (player) dan monitor/tv yang mudah terjangkau.

2. Bahan Penyerta

Bahan penyerta berbentuk cetak, yaitu: a). Buku panduan pengajar yang berisi panduan kegiatan pembelajaran, jabaran isi pokok bahasan dan pemanfaatan media video pembelajaran. b). Buku panduan mahasiswa yang berisi rambu- rambu dalam melakukan kegiatan perkuliahan terkait dengan penggunaan media video pembelajaran.

F. Pentingnya Pengembangan

Ketersediaan media video pada mata kuliah pengembangan media video/tv yang sesuai dengan kurikulum dan tingkat perkembangan peserta didik hingga saat ini masih sangat terbatas. Terkait dengan hal tersebut maka

(25)

pengembangan media video/tv pokok bahasan bahasa visual di pandang sangat strategis untuk dikembangkan. Dengan media video tersebut peserta didik dapat mempelajari materi setiap saat dan kapan saja diperlukan, tanpa dibatasi jam perkuliahan. Dengan demikian apabila menemukan kesulitan ketika mengikuti perkuliahan peserta didik dapat mengulanginya kembali hingga betul-betul dipahami, sehingga kompetensi akan meningkat dan kreatifitas akan dapat lebih berkembang.

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi

a. Di dalam struktur kurikulum Program Studi S1 Teknologi Pendidikan mata kuliah pengembangan media video/tv wajib di tempuh oleh setiap mahasiswa sebagai mata kuliah keilmuan dan ketrampilan. Diasumsikan tercapainya tujuan mata kuliah ini akan sangat menunjang kompetensi lulusan.

b. Tersedianya bahan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa akan memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran

c. Dengan digunakannya media video pembelajaran yang dirancang (by design) sebagai bagian integral dalam pembelajaran pada pokok bahasan bahasa visual mata kuliah pengembangan media video/tv, sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas dan daya tarik pembelajaran (strategi penyampaian isi pembelajaran dengan media yang bervariasi).

(26)

commit to user 2. Pembatasan

Pengembangan ini hanya menghasilkan satu model media video pembelajaran pada pokok bahasan “bahasa visual” beserta bahan penyertanya (buku panduan pengajar dan buku panduan mahasiswa).

H. Definisi Istilah

Terdapatnya beberapa istilah yang tertuang dalam rumusan judul penelitian ini perlu mendapat pembatasan agar tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda dan sekaligus memberi panduan yang jelas tentang maksud daripadanya, yaitu:

1. Pengembangan

Seels dan Richey (1994:34) mendefinisikan pengembangan sebagai proses menterjemahkan spesifikasi desain ke dalam suatu wujud fisik tertentu.

Proses penterjemahan spesifikasi desain dimaksud mencakup: identifikasi masalah, perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi dan bahan pembelajaran.

2. Model

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan.

Bentuknya dapat berupa model fisik (bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer), atau rumusan matematis.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Model).

(27)

commit to user 3. Media Video/TV

Video/televisi adalah “the storage of audio visuals and their display on television-type screen” (penyimpanan/perekaman gambar dan suara yang penayangannya pada layar televisi). (Smaldino, Russel, Heinich, & Molenda (2008:374)

4. Media Pembelajaran

“Instructional media are the physical means by which an instructional message is communication”, (media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran). (Gagne & Reiser (1983:49).

5. Bahasa Visual

Bahasa visual dalam media video/tv merupakan metode komunikasi berupa istilah teknis dan perintah dalam menuangkan ide menjadi gambar bergerak (moving image) yang telah diformulasikan (standard/kesepakatan) secara international. (Darwanto Sastro Subroto, 1994:86).

6. Mata Kuliah Pengembangan Media Video/TV

Mata kuliah pengembangan media video/tv merupakan salah satu mata kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK) yang wajib ditempuh Di Program Studi S1 Teknologi Pendidikan FIP-Unesa, dengan kode mata kuliah: 02424417, berbobot 4 Satuan Kredit Semester. Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa

(28)

commit to user I. Sistematika Penulisan

Bab I, pendahuluan, memuat: latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya pengembangan, asumsi dan pembatasan, definisi istilah, sistematika penulisan.

Bab II, kajian pustaka, memuat: aplikasi teknologi pendidikan, penelitian pengembangan dalam teknologi pendidikan, media video pembelajaran, teori belajar yang mendasari media video pembelajaran, desain model pengembangan media video pembelajaran, penggunaan media video pembelajaran, kurikulum mata kuliah pengembangan media video/televisi Program Studi S1 Teknologi Pendidikan FIP Unesa.

Bab III, metode pengembangan; memuat: model pengembangan, prosedur pengembangan, dan uji coba produk.

Bab IV, hasil pengembangan, memuat: penyajian data uji coba, analisis data, revisi produk dan kajian produk akhir.

Bab V, Simpulan dan saran; memuat: simpulan uji coba produk pengembangan, dan saran pemanfaatan, diseminasi, serta pengembangan produk lebih lanjut.

(29)

commit to user BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Aplikasi Teknologi Pendidikan

Salah satu bidang ilmu yang menggarap tentang belajar, pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran. Pada awalnya penggunaan teknologi pendidikan disampingkan dengan teknologi pembelajaran. Dengan tujuan yang sama, penggunaan istilah “pembelajaran” dan “pendidikan” mempunyai konotasi yang berbeda. Istilah “pembelajaran” lebih sesuai dengan fungsi teknologi dan tidak hanya mencakup pendidikan dari TK sampai SMA, tetapi juga mencakup pelatihan atau training. Pendapat lain beranggapan bahwa istilah “pendidikan”

mempunyai cakupan lebih luas, dan pembelajaran juga termasuk salah satu bagian dari pendidikan.

Telah beberapa kali teknologi pendidikan mengalami proses pengkajian diri dan perkembangan. Bermula dengan definisi dan kawasan teknologi pembelajaran dan teknologi pendidikan pada tahun 1977 sampai tahun 1994.

Definisi Teknologi pembelajaran tahun 1994 sebagai berikut: " theory and practice of design, development, utilization, management, and evaluation of processes and resources for learning". (Seels dan Richey (1994:1) Kata Teknologi Pembelajaran dalam definisi tersebut berarti suatu disiplin yang dicurahkan terhadap cara agar belajar lebih efisien berdasarkan pada teori ilmiah maupun teori dalam makna yang paling luas. Teori terdiri dari konsep, konstruk,

(30)

commit to user

prinsip dan proposisi yang menjadi cikal bakal dari body of knowledge. Praktek adalah aplikasi atau implementasi dari pengetahuan untuk memecahkan masalah.

Praktek bisa memberikan sumbangan kepada dasar pengetahuan melalui informasi dan data yang didapatkan dari pengalaman. Design, development, utilization, management dan evaluation mengacu pada aspek teori dan dan praktek dasar pengetahuan (knowledge base) dan fungsi yang dilakukan oleh para profesional di bidang itu (teknolog dan ilmuwan pembelajaran). Proses adalah serangkaian operasi atau aktivitas yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber daya adalah sumber yang bisa dipakai untuk mendukung belajar, termasuk sistem dukungan, bahan dan lingkungan pembelajaran. Tujuan teknologi pembelajaran adalah to affect and effect learning (Seels & Richey, 1994:9).

Kini definisi teknologi pendidikan telah berubah. Menurut Definition and Terminology Committee of the Association for Educational Communications and Technology (AECT) dalam Januszewski dan Molenda (2008:1) definisi teknologi pendidikan adalah: “ Educational Technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological process and recources”. Dengan kata lain, Teknologi Pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan atau memnfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat.

Dalam definisi yang baru kawasan teknologi pendidikan menjadi lebih spesifik. Kawasan teknologi pembelajaran sesuai dengan definisi tahun 1994 yang

(31)

meliputi kawasan desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian kini lebih spesifik menjadi creating, using, dan managing. Kawasan desain yang ada pada definisi tahun 1994 masuk dalam kawasan creating, dan kawasan penilaian atau evaluasi masuk dalam tiap-tiap kawasan, atau masuk ke dalam kawasan creating, using, dan managing.

Melihat arah tujuan dari penelitian pengembangan, maka dapat diketahui bahwa penelitian pengembangan berdiri pada kawasan creating. Suatu pembelajaran tidak dapat dikatakan ada proses dan sumber pembelajaran, jika tidak ada wujud dari media pembelajaran tersebut. Dalam pembuatan atau penciptaan media pembelajaran dalam bidang Teknologi Pendidikan, tentunya diarahkan kepada facilitating learning dan improving performance. Atau dengan kata lain, produk media pembelajaran tersebut dapat menfasilitasi proses pembelajaran dan meningkatkan kinerja, baik dari peserta didik, pengajar, maupun institusi yang bersangkutan.

B. Penelitian Pengembangan dalam Teknologi Pendidikan

Menurut Borg dan Gall (2003:772), penelitian pengembangan adalah penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk- produk yang digunakan dalam pendidikan. Menurut Sugiyono (2009:297), penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2010:164), penelitian

(32)

commit to user

pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk tersebut dapat berupa benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran atau perangkat lunak (software) seperti program komputer, pembelajaran di kelas, model-model pendidikan, dan lain-lain. Menurut Rusijono dan Mustaji (2008:39) penelitian pengembangan adalah kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah. Pengembangan (development) merupakan proses penterjemahan spesifikasi rancangan menjadi bentuk fisik. Seels dan Richey (1994:35), mendeskripsikan pengembangan sebagai: 1. pesan yang terkandung di dalam isi, 2. strategi pembelajaran yang mengendalikan teori, dan 3.

perwujudan dari teknologi berupa perangkat keras, perangkat lunak dan bahan- bahan media pembelajaran.

Terkait dengan pengembangan ini, Yusufhadi Miarso (2009:419) mengemukakan, bahwa bila dikaji secara empirik, pengembangan adalah cara yang dilakukan dengan menciptakan suatu model terbatas yang diawasi secara cermat terlebih dahulu. Strategi ini memang mempunyai landasan ilmiah yang lebih mantap karena berbagai komponen pengembangan dicobakan, dinilai, dan disempurnakan.

Pengembangan sebagai salah satu domain Teknologi Pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi: teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi

(33)

commit to user

berbasis komputer, dan teknologi terpadu. Teknologi audio visual merupakan cara memproduksi atau penyampaian bahan-bahan dengan menggunakan mesin-mesin mekanis atau elektronik untuk menyajikan pesan-pesan auditori maupun visual.

(Seels dan Richey, 1994:36). Salah satu bentuk media dengan teknologi audio visual adalah media video. Sebagai medium (saluran) komunikasi, dalam penerimaan isi pesan melibatkan indra penglihatan (unsur gambar-bergerak ) dan indra pendengaran (unsur suara).

Metode yang digunakan dalam pelaksananaan penelitian dan pengembangan antara lain: metode deskriptif, metode evaluatif dan metode eksperimental. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Metode Eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan.

C. Media Video Pembelajaran 1. Pengertian

Definisi media menurut Kozma, Belle & Williams (1991:180): “Media can be defined by its tehnology, symbol systems and processing capabilities. The obvious characteristic of a medium is its technology, the mechanical and electronic aspects that determine its function, and to some extent, its shape and other physical features”.(Media dapat didefinisikan dari teknologinya, sistem simbol dan kemampuan memprosesnya. Yang paling menonjol sifat-sifat dari

(34)

commit to user

menentukan fungsinya, dan dalam hal tertentu menyangkut bentuk dan tampilan fisik lainnya.

Menurut Smaldino, Russel, Heinich, & Molenda (2008:6) menyatakan bahwa: “Media, the plural of medium, are means of communication. Derived from the latin medium (beetween), the term refers to anything that carries information beetween a source and a receiver. Six basic categories of media are text, audio, video, manipulatives (objects), and people. The purpose of media is to facilitate communication and learning”. (Media, bentuk jamak dari medium adalah alat komunikasi. Diperoleh dari bahasa latin medium (antara), istilah ini mengacu pada segala sesuatu yang dapat menyampaikan informasi antara sumber dan penerima. Enam kategori pokok dari media adalah: teks, audio, tampilan, video, tiruan (objek) dan manusia. Tujuan dari media untuk memfasilitasi komunikasi dan pembelajaran).

Ada definisi lain menurut AECT (Association for Educational Communications and Technology) dalam Yusufhadi Miarso (2009:457) yang menjelaskan bahwa media adalah segala bentuk saluran untuk proses transmisi informasi. Menurut NEA (National Education Association) dalam Yusufhadi Miarso (2009:457) media adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Romiszowsky (1988:8) menyatakan bahwa media adalah sesuatu yang berfungsi sebagai pembawa pesan yang disampaikan oleh sumber misalnya manusia atau sumber lain kepada penerima pesan dalam hal ini adalah siswa.

(35)

Gerlach & Ely (1980:224) menyatakan: “A medium, conceived is any person, material or event that establish condition which enable the learner to acquire knowledge, skill, and attitude.” Menurut Gerlac dan Elly secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

Media pembelajaran mempunyai beberapa pengertian. Menurut Newby, Stepich, Lehman & Russel (2000:10), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa pesan untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah untuk mempermudah komunikasi dan meningkatkan hasil belajar.

Gagne & Reiser (1983:49) menyatakan bahwa “instructional media are the physical means by which an instructional message is communication”, (media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran).

Gagne & Briggs (1979:19) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengadung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

(36)

commit to user

Pengertian media pembelajaran menurut Winkel (2009:318), media pembelajaran diartikan sebagai suatu sarana non personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh pengajar, yang memegang peranan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan instruksional. Menurut Rossie & Breidle dalam Wina Sanjaya (2008:163) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.

Menurut Smaldino, Russel, Heinich, Molenda (2008:374) video adalah

“the storage of audio visuals and their display on television-type screen”

(penyimpanan/perekaman gambar dan suara yang penayangannya pada layar televisi). Ada definisi lain menurut Punaji Setyosari & Sihkabuden (2005:117), Video adalah sebagai media penyampai pesan, termasuk media audio-visual atau media pandang-dengar.

Pendapat Hujair AH. Sanaky (2009:102) mengatakan bahwa media video adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak. Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan obyek aslinya

Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media video pembelajaran adalah media audio visual yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali. Kehadiran media video dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran. Yang merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran, sehingga media ini disebut media video pembelajaran.

(37)

2. Karakteristik

Mendengar merupakan proses fisiologis otomatik penerimaan rangsangan pendengaran (aural stimuli), gelombang suara masuk melalui saluran telinga bagian luar terhubung dengan gendang telinga di bagian tengah dan kemudian menimbulkan getaran-getaran yang merangsang sampai ke otak;

Memperhatikan rangsangan di sekitar kita berarti memusatkan kesadaran kita pada rangsangan khusus tertentu. Ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan yang lainnya disebut perhatian selektif. Memahami adalah unsur yang paling rumit dalam mendengarkan. Memahami biasa diartikan sebagai proses pemberian makna pada kata yang kita dengar, yang sesuai dengan makna yang dimaksudkan oleh pengirim pesan; dan mengingat adalah menyimpan informasi untuk diperoleh kembali (Yudhi Munadi, 2008:59).

Menurut Suedi Ahmad Karakteristik media video adalah:

a. Mengutamakan objek yang bergerak.

b. Berwarna, bersuara, dan didukung oleh efek suara maupun visual.

c. Dapat menyajikan animasi apabila perlu menyajikan suatu proses.

d. Mudah menyajikannya.

e. Tidak memerlukan ruang gelap

(http://www.slideshare.net/suediahmad/pemanfaatan-media-pembelajaran) Menurut (Smaldino, Russel, Heinich, & Molenda, 2008:311-312) karakteristik media video antara lain:

a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

(38)

commit to user c. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.

d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para peserta didik.

e. Mengembangkan imajinasi peserta didik.

f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik.

g. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang.

h. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan ketrampilan, mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari peserta didik.

i. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai.

j. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

k. Dengan video penampilan peserta didik dapat dilihat kembali untuk dievaluasi.

Membahas karakteristik media video sebagai salah satu produk teknologi, maka implikasi media video untuk keperluan pembelajaran memiliki beberapa kelebihan dan keterbatasan, yaitu:

a. Kelebihan

1) Kaset video dapat digunakan kembali berkali-kali tanpa kehilangan kualitas gambar atau kualitas suara dan Videodiscs lambat memburuk, tidak

(39)

commit to user

terpengaruh oleh kelembaban dan magnetisme, dan sangat tahan terhadap kerusakan (Hackbarth, 1996:175).

2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja (Kemp & Dayton, 1994:178).

3) Dapat menyajikan pesan audio-visual mendekati obyek aslinya, sehingga perolehan informasi pada pebelajar relatif lebih kongkrit (Wilkinson, 1980:18-22).

4) Menarik perhatian pebelajar pada pelajaran (Martin, 1986:15).

5) Dapat menampilkan animasi seperti grafis image (captions) yang memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran (Reiber dalam Lee & Holing, 1999:22).

6) Dengan menggunakan teknik percepatan (time lapse) program video dapat mempersingkat suatu peristiwa atau proses yang lama menjadi singkat, dan sebaliknya suatu peristiwa yang sangat cepat dapat diamati dengan menggunakan efek gerakan lambat. Selain itu dapat pula dilakukan penayangan ulang (playback) dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.

(Anderson, 1994:106).

b. Keterbatasan

Anderson (1994:104) menjabarkan beberapa keterbatasan media video sebagai berikut :

(40)

commit to user

penggunaan; dan harus cocok ukuran dan formatnya dengan pita video yang akan digunakan.

2) Menyusun naskah atau skenario video bukanlah pekerjaan yang mudah dan menyita waktu.

3) Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu mengerjakannya.

4) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor dan sistem proyeksi video diperbanyak.

5) Jumlah huruf pada grafis untuk video terbatas, yakni separuh dari jumlah huruf grafis untuk film/gambar diam.

6) Bila Anda menggunakan grafis yang berwama pada tv hitam putih haruslah berhati-hati sekali. Contoh: warna merah dan hijau dengan kepekatan tertentu akan terlihat sama pada layar tv hitam putih. Sedapat mungkin usahakan membuat grafis dengan wama hitam putih atau kelompok abu-abu.

7) Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan sistem video menjadi masalah yang berkelanjutan.

8) Videodisc tidak dapat di edit atau di hapus menggunakan peralatan yang tersedia pada umumnya (Hackbarth, 1996:176).

Dari uraian Anderson tersebut di atas, keterbatasan media video bertumpu pada aspek hardware dan bukan pada aspek sistem pembelajaran.

Kemanfaatan lebih tampak dari segi daya tarik dalam komunikasi pembelajaran sebagai upaya pencapaian tujuan pembelajaran.

(41)

commit to user 3. Pemilihan Media

Beberapa pertimbangan pemilihan media video ini adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik isi pembelajaran dengan konstruk isi berupa fakta maupun konsep.

b. Anderson (1994:102-103) menguraikan pemilihan media video untuk tujuan pembelajaran dari aspek kognitif, afektif, dan prikomotor.

1) Untuk tujuan kognitif

a) Dengan mempergunakan video, matra kognitif dapat dikembangkan, yakni yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi.

Umpamanya: suatu objek atau benda yang bergerak.

b) Dengan video dapat pula dipertunjukkan serangkaian gambar diam, dengan atau tanpa suara, sebagaimana yang biasanya dapat dilakukan dengan foto, film bingkal atau film rangkai.

c) Dengan mempergunakan video, dapat pula diajarkan pengetahuan tentang hukum-hukum dan prinsip-pnnsip tertentu. Selain itu dapat juga dipakai untuk menunjukkan daftar kata yang dianggap penting d) Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara bersikap atau

berbuat dalam suatu penampilan

e) Dengan menggunakan video, peserta dapat langsung mendapat atau koreksi terhadap penampilan yang belum memenuhi

(42)

commit to user 2) Untuk tujuan afektif

Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi. Video merupakan media yang baik sekali untuk menyampaikan informasi dalam matra afektif.

3) Untuk tujuan psikomotor

a) Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini dapat diperjelas, baik dengan cara diperlambat maupun dengan dipercepat.

b) Dengan video siswa dapat langsung mendapat umpan-balik secara visual terhadap kemampuan mereka mencobakan keterampilan yang menyangkut gerakan tadi.

Secara umum dasar pertimbangan yang dipakai dalam pemilihan media pembelajaran antara lain: tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa, jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak), strategi belajar-mengajar yang digunakan, alokasi waktu, dana, tenaga dan fasilitas pendukung. Salah satu model yang dapat dipakai pedoman dalam menggunakan media dan teknologi sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efisien dan efektif adalah model ASSURE (Smaldino, Russel, Heinich, & Molenda, 2005:48). Istilah ASSURE sebenarnya merupakan akronim dari

A

nalyze Learners,

S

tate Objectives,

S

elect (Methods, Media, and Materials),

U

tilize (Media and Materials),

R

equire Learner Participation,

(43)

E

valuate and Revise. Secara ringkas model ASSURE dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.

A

nalyze Learners: mengidentifikasi: karakteristik umum, kompetensi khusus (pengetahuan, kemampuan, bakat) dan gaya belajar peserta didik.

b.

S

tate Objectives: menentukan tujuan pembelajaran.

c.

S

elect methods, Media, and Materials: Memilih metode pembelajaran, media pembelajaran dan bahan ajar.

d.

U

tilize Media and Materials: Penggunaan dan pemanfaatan media dan bahan ajar yang optimal.

e.

R

equire Learner Participation: Peserta didik harus berperan aktif di dalam proses pembelajaran.

f.

E

valuate and Revise: Evaluasi yang bersifat umpan balik untuk menentukan apakah tujuan pembelajaran telah tercapai.

4. Unsur-Unsur Gambar dan Suara

Ketika audience (sasaran) menikmati sajian program video, tanpa disadari apa yang dinikmatinya memiliki unsur gambar dan suara. Pada program video, gambar merupakan unsur utama, audio (suara) unsur pelengkap mengiringi visual (gambar), sehingga penyajian melalui unsur visual diusahakan semaksimal mungkin. Namun demikian, unsur audio bukan berarti tidak penting. Hal-hal yang

(44)

commit to user

tidak mungkin dijangkau melalui visualisasi (sulit untuk divisualisasikan) maka audio merupakan penguat dan menambah kejelasan visual.

a. Unsur Gambar

Unsur-unsur gambar meliputi, yaitu: 1) Pemain/obyek. Selain gambar manusia dan benda, dapat pula berupa bentuk grafis. 2) Setting.

Lingkungan/tempat pemain/obyek berada. 3) Property. Benda-benda yang mengikuti/melekat pada pemain/obyek dan setting yang dapat dipindah–pindah (movable), misalnya: barang-barang, asessories, dan sebagainya. 4) Lighting.

Dengan pencahayaan pemain/obyek dapat terlihat. Pencahayaan dapat memberi kesan suasana dan artistik dalam cerita.

b. Unsur Suara

Unsur-unsur suara meliputi, yaitu: 1) Suara manusia. Sumber suara melalui dialog dan monolog misalnya dialog pemain, narator, dan presenter. 2) Musik. Musik dalam program video/tv. berfungsi sebagai pembuka/penutup program, tune, tema, pengiring, background, transisi, dan smash. Sedangkan secara teknis misalnya fade (in/out), up, cross fade, background (under) dan smash.. menciptakan irama struktural dan untuk merangsang tanggapan emosional yang memperjelas dan memperkuat efek dari citra visual" (Boggs, 1986:176). 3) Sound effect. Suara buatan/tiruan dan suara sekitar terjadinya peristiwa (ambiens sound) untuk memberi kesan suasana nyata dalam program.

(45)

commit to user 5. Format

Format program video menunjuk pada bentuk penyajian program.

Pemilihan format sajian program video pembelajaran mengacu dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan karakteristik sasaran yang meliputi:

dokumenter, semi dokumenter, penuturan, drama, dan majalah. (Darwanto Sastro Subroto, 1994:226)

1) Format dokumenter berisikan rekaman-rekaman suatu peristiwa secara alamiah atau apa adanya.

2) Format semi dokumenter berisikan rekaman-rekaman suatu peristiwa yang sudah dilakukan penambahan atau pengurangan, misalnya dengan menambah narasi dan musik.

3) Format penuturan berisikan rekaman-rekaman dengan penonjolan peran presenter diselingi visualisasi.

4) Format drama berisikan rekaman-rekaman dengan menggunakan dramatisasi sebagai pendekatan penyampaian pesan.

5) Format majalah berisikan rekaman-rekaman perpaduan antara dokumenter, semi dokumenter, dan penuturan.

6. Proses Produksi

Yang dimaksud dengan produksi adalah pembuatan bahan pelajaran sendiri, berdasarkan naskah yang telah dirancang sesuai dengan kriteria pengolahan. Kegiatan produksi dapat dipandang sebagai suatu subsistem, yang

(46)

commit to user

pembelajaran itu berupa media video misalnya, maka komponen proses kegiatan itu meliputi penugasan penulis, penunjuk kerabat produksi, pemilihan pelaku pembuatan latar, pemilihan lokasi, penjadwalan kerja, penyediaan, dan logistik, pengambilan rekaman, penyuntingan rekaman, pengkajian hasil rekaman (preview), dan penyempurnaan hasil rekaman. Kegiatan produksi ini harus dilakukan oleh suatu tim yang mempunyai keterampilan atau kemahiran khusus.

Hal ini berkaitan dengan komponen tenaga. (Yusufhadi Miarso, 2009:258-259) Dasar dari suatu produksi program tv/video yang baik adalah naskah (script) yang baik. Naskah merupakan pedoman dalam pengambilan gambar/

suara (shooting) dan editing/dubbing. Untuk menulis naskah, penulis harus selalu berpikir visual dan pengetahuan tentang bahasa visual, karena penyampaian pesan dalam program video lebih mengutamakan pada sajian melalui gambar, sedangkan suara sebagai pendukung.

7. Keefektifan Media Video Pembelajaran Prinsip-prinsip perancangan media video pembelajaran, yaitu:

a. Belajar harus menyenangkan

Untuk membuat proses pembelajaran dengan media video pembelajaran harus dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan cara menggabungkan efek-efek audio visual, musik dan gambar.

(47)

b. Interaktivitas

Dalam merancang media video pembelajaran, kegiatan pengajaran dengan bantuan media video dapat memenuhi keperluan kreativitas dalam pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan unsur-unsur berikut:

1) Dukungan media player yang dinamis.

2) Dukungan sosial yang dinamis.

3) Aktif dan interaktif.

4) Keluasan.

5) Power.

c. Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok dan tersedia feedback

Latihan yang banyak dengan media video pembelajaran amat diperlukan untuk menguasai ketrampilan dasar.

d. Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal

Media video pembelajaran harus dapat menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal.

(Azhar Arsyad, 2007:164-168)

8. Video Editing

Video editing biasanya dikenal sebagai bidang untuk keperluan profesi, terutama kalangan entertainment. Tetapi dengan perkembangan pesat teknologi yang memicu perkembangan di berbagai bidang serta menuntut aplikasi-aplikasi yang multi disiplin, bidang video editing mulai merambah dunia pendidikan. Hal

(48)

commit to user

ini sebenarnya tidaklah mengherankan, karena antara misi hiburan dan misi pesan/

pendidikan dapat bersinergi di dalam dunia video editing. Software komputer yang dapat digunakan untuk video editing antara lain:, Adobe Premiere C3S, Pinnacle Sudio 9, Pinnacle Sudio Plus, Pinnacle Studio 11, Windows Movie Maker, Vegas, Ulead video studio. Hardware komputer dan perlengkapan yang dipakai dalam proses produksi video antara lain: komputer dengan spesifikasi video editing, fire wire card/ video capture card, kamera video digital/analog.

Di dalam video editing dikenal dua macam video, yaitu:

Tabel 2.1. Video analog dan video digital

Video Digital Video Analog

a. Tidak mengalami penurunan kualitas saat duplikasi

b. Video digital berupa file software (data) komputer, sehingga sangat fleksibel dalam pengolahannya c. Dapat disunting (edit) dengan lebih

leluasa menggunakan komputer d. Contoh format kaset: Hi8 (Sony),

VHS, Betamax, Betacam, Laser Disk

a. Mempunyai variasi dan kekayaan warna yang lebih baik daripada video digital

b. Pita video dapat mengalami keausan bila sering bergesekan dengan head pemutar (player) c. Penyuntingan video analog

memerlukan peralatan yang banyak dan memakan ruang

d. Contoh format kaset: D-VHS, Betamax SX, Digital Betacam, DV Video, Mini DV, DV CAM, DV PRO, DVCPRO-HD

Sumber: Wahana Komputer. 2005. Video Editing dengan Pinnacle Sudio 9. Yogyakarta. Penerbit Andi

Rangkaian proses produksi VCD secara umum terdiri dari:

a. Penentuan content (misi, materi, cerita/ sinopsis) b. Pembuatan story board (alur cerita)

c. Pengambilan gambar menggunakan kamera video digital/ analog

(49)

d. Proses capture (merekam hasil pengambilan gambar yang telah tersimpan dalam bentuk kaset video ke dalam harddisk komputer)

e. Proses editing video menggunakan software dan hardware komputer serta piranti pendukung lainnya

f. Proses finishing (memproduksi video dalam bentuk VCD)

Berikut ini adalah contoh-contoh persyaratan spesifikasi komputer yang harus dipenuhi dalam suatu program aplikasi video editing menggunakan Personal Computer, serta perbandingan spesifikasi antara VCD, SVCD dan DVD.

Tabel 2.2. Spesifikasi komputer untuk aplikasi video editing menggunakan program Pinnacle Studio 9

Komponen Spesifikasi Standar Spesifikasi Ideal Prosessor Intel Pentium IV (1 Ghz) Intel Pentium IV (3.3

GHz atau lebih) Mainboard Menyesuaikan spesifikasi

prossesor

Menyesuaikan spesifikasi prossesor, no on board VGA

Memory (RAM) DDR 256 MB DDR 512 MB atau lebih

Harddisk IDE 40 Gb 7200 RPM IDE 120 Gb 7200RPM

atau harddisk tipe SCSI Monitor Resolusi minimal 1024 x

768 pixel

Resolusi minimal 1024 x 768 pixel atau gunakan system dual monitor

Sistem Operasi Windows XP Windows XP, Win.

Seven

VGA Card AGP 32 MB AGP 128 MB atau yang

lebih tinggi

Video Capture Card Perlu Perlu

CD Rom/ DVD Writer Optional Perlu

Sumber: Wahana Komputer. 2005. Video Editing dengan Pinnacle Sudio 9. Yogyakarta. Penerbit Andi

(50)

commit to user

Tabel 2.3. Spesifikasi komputer untuk aplikasi video editing menggunakan program Adobe Premiere Pro 1.5

Komponen Spesifikasi Standar Spesifikasi Ideal Prosesor Intel Pentium III (800 Mhz) Intel Pentium 4 (3 GHz atau

lebih) Mainboard Menyesuaikan spesifikasi

prossesor

Menyesuaikan spesifikasi prossesor, no on board VGA

Memory (RAM) DDR 256 MB DDR 512 MB atau lebih

Harddisk IDE 40 Gb 7200 RPM IDE 120 Gb 7200RPM atau harddisk tipe SCSI

Monitor Resolusi minimal 1024 x 768 pixel

Resolusi minimal 1024 x 768 pixel atau gunakan system dual monitor

Sistem Operasi Windows XP SP 1 Windows XP SP 2

VGA Card AGP 32 MB AGP 128 MB atau yang lebih

tinggi Video Capture

Card

perlu Perlu

CD-ROM Drive perlu -

CD/ DVD Writer optional Perlu

Sumber: Wahana Komputer. 2005. Video Editing dengan Pinnacle Sudio 9. Yogyakarta. Penerbit Andi

Tabel 2.4. Perbandingan VCD, SVCD dan DVD

VCD SVCD DVD

(Video CD) (Super VCD) (Digital Versatile Disk) Kelebihan sangat

kompatibel, kebutuhan haedware rendah

kualitas baik kualitas sangat baik

Kelemahan resolusi rendah kompatibilitas lebih sedikit

kebutuhan tempat besar, media khusus dan mahal Kompresi video MPEG-1

(1150 Kbps)

MPEG-2 (maks. 2600 Kbps)

MPEG-2

(maks.10.000 bps)

Kompresi audio MPEG layer 2, 224 Kbps

MPEG layer 2, 224 Kbps

MPEG-2, maks. 768 Kbps Format audio Stereo/ Dobly Stereo/ Dobly Dobly Digital,

Referensi

Dokumen terkait

kembang sapi. Untuk melakukan penilaian tumbuh kembang sapi Kelompok Jabatan Fungsional menginputkan no eartg, nama sapi, jenis kelamin, tanggal lahir, berat badan,

Uji lapangan pertama diperoleh data validasi media di lapangan melalui lembar penilaian validasi untuk ahli media dan materi di lapangan, tanggapan siswa dalam

Selain itu dari tes tulis dan petikan wawancara masalah 1, LA mempunyai pengetahuan tentang memecahkan masalah matematika dengan baik karena mampu mengerjakan dengan benar

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor dalam bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik dan proses berpengaruh

Dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 110,27, yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 110,27 penduduk laki-laki atau penduduk laki-laki lebih banyak

Pementoran dalam perkhidmatan awam merupakan pendekatan untuk memberi bimbingan, sokongan dan bantuan dengan menerapkan elemen psikologi dan kaunseling secara profesional

Karakteristik Petani Kelapa Sawit (Kab. Labuhan

Banyak manfaat yang bisa dipetik dari musyawarah, namun yang paling penting adalah menghormati dan mentaati keputusan yang diambil atas dasar musyawarah, dengan