• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.XVA Tahun 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.XVA Tahun 2018"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-115074.25/2013/PP/M.XVA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPh Pasal 23

Tahun Pajak : 2013

Pokok Sengketa : Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Desember 2013 sebesar Rp25.000.000,00, yang tidak disetujui Pemohon Banding;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi sengketa banding adalah Pemohon Banding menyatakan bahwa tidak ada kesesuaian terhadap SKPKB Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2), sementara menurut Terbanding terdapat Objek PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang belum dipotong dan dilaporkan oleh Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding dalam surat pengajuan bandingnya tidak membuat dan menjelaskan tentang hal-hal apa yang menjadi ketidaksesuaian terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) Nomor 00001/240/13/332116 tanggal 12 Mei 2016;

bahwa Terbanding melakukan koreksi PPh Final Pasal 4 ayat (2) berdasarkan ekualisasi data yang ada di Laporan Keuangan dan Buku Besar yang pinjamkan Pemohon Banding saat dilakukannya pemeriksaan dengan pelaporan dalam SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat (2) (tidak ada laporan);

bahwa Terbanding berpendapat Laporan Keuangan yang diberikan Pemohon Banding dalam proses pemeriksaan merupakan dokumen yang dapat dijadikan somber pengujian dan isi dari Laporan Keuangan tersebut merupakan tanggung jawab dari Pemohon Banding yang dibuktikan dengan tanda tangan Pemohon Banding pada Laporan Keuangan tersebut;

bahwa Terbanding berpendapat biaya sewa gedung/bangunan yang menjadi komponen Harga Pokok Penjualan sejalan dengan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 yang menyatakan Penghasilan ini dapat dikenai pajak bersifat final berupa penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan;

bahwa dalam persidangan Terbanding menyampaikan Penjelasan Tertulis Nomor S-3796/PJ.07/2018 tanggal 14 Mei 2018, yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

Dasar Hukum

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 - Pasal 28 ayat (1)

- Pasal 28 ayat (3) - Pasal 28 ayat (7)

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan Pasal 23 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

- Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2);

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2002, antara lain mengatur:

- Pasal 1 - Pasal 2 - Pasal 3

Data dan Fakta

Berdasarkan dokumen, data dan keterangan yang disampaikan Pemohon Banding dalam Surat Banding Nomor 13 tanggal 31 Juli 2017 serta penjelasan lisan Pemohon Banding selama proses persidangan, dapat diketahui hal berikut:

bahwa Pemohon Banding pada saat pembahasan akhir hasil pemeriksaan, menyatakan setuju atas koreksi PPh Pasal 21 dan Pemohon Banding telah melakukan pembayaran atas SKPKB PPh Pasal 21 yang diterbitkan Terbanding;

bahwa pada saat pembahasan akhir, Pemohon Banding tidak berkeberatan atas koreksi PPh Badan, namun ketika dilakukan penjelasan oleh Terbanding (Pemeriksa Pajak) atas koreksi DPP PPN, Pemohon Banding tidak menyetujui karena jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar merupakan jumlah yang besar menurut Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding tidak melakukan pembukuan, pencatatan hanya dilakukan di kalender tanpa adanya data pendukung yang valid;

bahwa Pemohon Banding tidak pernah menyimpan nota penjualan dan nota pembelian, apabila sudah dilunasi maka nota-nota tersebut dibuang/dirobek;

bahwa Pemohon Banding menyatakan nota-nota penjualan yang diperoleh Terbanding (Tim Pemeriksa) pada saat pemeriksaan adalah benar merupakan bukti penjualan Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding menyampaikan laporan keuangan yang diterima oleh Terbanding (Pemeriksa Pajak) pada saat pemeriksaan adalah laporan keuangan fiktif yang dibuat oleh konsultan dan tidak ada dokumen pendukungnya, namun Pemohon Banding juga tidak dapat menyampaikan bukti-bukti valid yang menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut fiktif dan Pemohon Banding juga tidak dapat menyampaikan bukti-bukti valid yang menunjukkan kegiatan usaha yang sebenarnya dari Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding mengakui tanda tangan dalam laporan keuangan yang dibuat konsultan adalah tanda tangan Pemohon Banding;

Penjelasan Terbanding

bahwa tanggapan Terbanding atas pendapat Pemohon Banding dalam Surat Banding Nomor 25 tanggal 31 Juli 2017 serta penjelasan lisan Pemohon Banding selama proses persidangan adalah sebagai berikut:

1. bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui Pemohon Banding menyewa ruko sebagai tempat kegiatan usahanya;

2. bahwa berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan Pemohon Banding kepada Terbanding (Pemeriksa Pajak) diketahui nilai sewa ruko sebesar Rp25.000.000;

3. bahwa berdasarkan pemeriksaan terhadap SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat (2) tidak terdapat pelaporan objek sewa tanah dan/atau bangunan atas sewa ruko tersebut, sehingga Terbanding (Pemeriksa) melakukan koreksi atas objek PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang belum dilakukan pemotongan dan pelaporan oleh Pemohon Banding;

4. bahwa pada persidangan tanggal 12 April 2018 Pemohon Banding menyatakan bahwa Biaya sewa ruko sebesar Rp25.000.000 per tahun per pintu ruko dan Pemohon Banding menyewa dua pintu ruko sehingga total biaya sewa ruko adalah 50.000.000 untuk Tahun 2013;

5. bahwa dasar pengenaan pajak atas sewa ruko yang seharusnya adalah sebesar Rp50.000.000;

Simpulan

1. bahwa Pemohon Banding menyewa 2 (dua) unit ruko untuk kegiatan usahanya;

2. bahwa atas beban sewa ruko sebesar Rp50.000.000,00 belum dilakukan kewajiban PPh Pasal 4 ayat (2) oleh Pemohon Banding yaitu belum dilakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan sebagaimana mestinya;

3. bahwa koreksi yang dilakukan Terbanding telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, namun jumlah DPP PPh Pasal 4 ayat (2) belum sesuai dengan jumlah yang sebenarnya yaitu Rp50.000.000,00;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Menurut Pemohon Banding

: bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Terbanding karena menurut Pemohon Banding tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;

bahwa Pemohon Banding tidak digunakan untuk kegiatan usaha baik untuk pengadaan dan/atau untuk proyek apapun;

bahwa toko RTY merupakan tempat kegiatan Sdr. QWE sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi, dan Terbanding (Pemeriksa/AR KPP Muara Bungo) sudah mengetahui hal tersebut tetapi tetap mempertahankan koreksi tersebut;

bahwa Pemohon Banding tidak mengetahui angka-angka yang tercantum dalam Laporan keuangan Pemohon Banding karena yang membuat Laporan Keuangan tersebut adalah konsultan yang bernama Sdr. ASD yang bernaung di kantor konsultan yang berizin dan sudah biasa mengurus perpajakan, sehingga Pemohon Banding tidak ada rasa curiga dan menandatangani Laporan Keuangan tersebut karena Pemohon Banding tidak mengerti terkait masalah perpajakan;

bahwa Sdr. QWE (Direktur Pemohon Banding) tidak memiliki catatan buku besar karena Sdr. QWE (Direktur Pemohon Banding) tidak mengerti masalah perpajakan dan hanya pedagang eceran tradisonal biasa yang tidak pernah mencatat penjualan ataupun pembelian;

bahwa dalam berdagang Pemohon Banding tidak memiliki tempat dan akhirnya Pemohon Banding menyewa ruko, kata si pemilik ruko dia yang membayarkan pajaknya, sekarang yang Pemohon Banding pertanyakan kenapa Pemohon Banding juga dikenakan pajak penghasilan dari sewa sedangkan disini Pemohon Banding yang mengeluarkan uang sewa bukan menerima hasil sewa;

bahwa Pemohon Banding memberikan Penjelasan Tertulis Nomor 0116 tanggal 14 Mei 2018 yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

bahwa atas permohonan banding Pemohon Banding dengan nomor sengketa 115074.25/2013/PP Tanggal 31 Juli2017 keputusan yang dibanding nomor KEP-00083/KEB/WPJ27/2017 tanggal 23 Mei 2017. Dari hasil pembahasan di Pengadian Pajak sudah Pemohon Banding jelaskan bahwa Pemohon Banding tidak pernah melakukan kegiatan apapun Pemohon Banding hanya Toko Bangunan biasa yang hanya mengambil keuntungan dari pembelian, lagi pula di Pengadilan Pajak sudah terungkap bahwa :

bahwa Pajak yang dikenakan kepada Pemohon Banding bukan dari hasil pelaporan SPT Tahunan Badan 2013 tapi dari basil perhitungan Laporan keuangan yang dibuat fiktif oleh Konsultan Pajak;

bahwa Laporan Keuangan yang dibuat atas nama CV FGH sudah diakui oleh pemeriksa pajak dibuat oleh Konsutan Pajak & Konsultan Pajak juga sudah mengakui kalau mereka yang membuat Laporan keuangan, dengan Pemohon Banding sertakan surat pernyataan yang ditanda tangani oleh Konsultan Pajak tersebut dan Disc yang sudah Pemohon Banding kirimkan ke majelis hakim;

bahwa Laporan Keuangan Itu juga tidak ditanda tangani sendiri oleh Pemohon Banding selaku Pimpinan CV FGH melainkan ditanda tangani oleh istri Pemohon Banding yang mana istri Pemohon Banding tidak termasuk dalam kepengurusan CV FGH tersebut. Jadi Laporan keuangan tersebut tidak sah demi hukum;

bahwa di Pengadilan Pajak juga tidak terungkap bahwa Pemohon Banding tidak melakukan pengelapan PPN;

bahwa penghasilan Sdr. QWE (Pengurus Pemohon Banding) hanya dari toko bangunan semata dan sudah dibuat perhitungan laporan keuangan seperti yang minta oleh Majelis Hakim, sebagai berikut : PENDAPATAN

Pendapatan dari Kegiatan Usaha Tahun Rp 3.462.141.900

HPP :

Persediaaan Awal Rp 329.727.800 Pembelian Barang Rp 3.297.278.000 (+)

Persediaan Akhir Rp 824.319.500 (-) Rp 2.802.686.300

Rp 2.802.686.300 Penghasilan Kotor Rp 659.455.600 BIAYA OPERASIONAL & ADMINISTRASI :

Blaya Gaji & Tunjangan Karyawan

Rp 87.539.000 Beban Angkut Barang Rp 230.809.460 Biaya Listrik Rp 2.400.000 Biaya Telepon Rp 1.200.000 Biaya Bongkar Muat

Barang

Rp 32.972.780

Rp 354.921.240 Penghasilan Bersih Rp 304.534.360 Penghasilan Bersih Fiskal/ Penghasilan Yang Kena Pajak Diseribukan PPh

Terutang

Rp 304.534.360

Tarif 31 E Rp 38.066.795

Rp 3.172.233 bahwa oleh karena itu Pemohon Banding sebagai wajib pajak mengajukan permohonan kepada Pengadilan Pajak agar membatalkan keputusan yang dibanding nomor KEP-00083/KEB/WPJ27/2017 tanggal 23 Mei 2017 karena disana telah terjadi maladministrasi perpajakan karena Pemohon Banding tidak pernah dipergunakan sama sekali tetapi penghasilan Pemohon Banding hanya dari toko bangunan semata yang sudah Pemohon Banding buat perhitungan laporan keuangan seperti yang minta oleh Majelis Hakim;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Menurut Majelis : bahwa Majelis berpendapat sengketa Koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPh Final Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Desember 2013 sebesar Rp.25.000.000,00 terjadi karena Terbanding berpendapat atas Pemohon Banding menyewa ruko (tanah dan/atau bangunan) sebagai temapat kegiatan usaha sebesar Rp.25.000.000,00;

Menimbang : bahwa atas sengketa a quo dalam persidangan Terbanding berpendapat sebagai berikut :

bahwa koreksi berdasarkan data biaya angkut pada Laporan Keuangan yang diberikan Pemohon Banding dalam proses pemeriksaan dan Laporan Keuangan tersebut ditandatangani oleh Pemohon Banding;

bahwa Terbanding berpendapat berdasarkan pemeriksaan terhadap SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Desember 2013, diketahui tidak terdapat pelaporan atas objek sewa tanah dan/atau bangunan atas sewa ruko yang dilakukan oleh Pemohon Banding, sehingga Terbanding melakukan koreksi atas objek PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang belum dilakukan pemotongan dan pelaporan oleh Pemohon Banding;

Menimbang : bahwa berdasarkan sengketa a quo Pemohon Banding berpendapat sebagai berikut :

bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPh Final Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Desember 2013 sebesar Rp.25.000.000,00 dengan alasan keputusan Terbanding tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya karena selama Tahun Pajak 2013, Pemohon Banding tidak melakukan kegiatan usaha;

bahwa kegiatan usaha yang dilakukan di tempat Toko “RTY” adalah kegiatan usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi atas nama QWE (Direktur Pemohon Banding) dan menurut Pemohon Banding, Terbanding sudah mengetahui tetapi tetap mempertahankan koreksinya;

bahwa Pemohon Banding tidak mengetahui dari mana angka koreksi Terbanding muncul, karena sesungguhnya Pemohon Banding tidak memiliki catatan buku besar. Hal ini disebabkan Pemohon Banding tidak melakukan kegiatan usaha, sedangkan kegiatan usaha yang ada adalah atas nama Wajib Pajak Orang Pribadi yaitu QWE;

bahwa Laporan Keuangan Tahun 2013 Pemohon Banding dibuat oleh konsultan pajak yang bernama Sdr. ASD karena menurut Pemohon Banding, Sdr. ASD sudah terbiasa mengurus pajak sebab bernaung di konsultan pajak yang berizin;

bahwa Sdr. ASD juga sudah mengakui yang membuat Laporan Keuangan tersebut (bukti surat pernyataan yang ditanda tangani oleh Sdr. ASD dan rekaman dalam Disc);

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

Menimbang bahwa Majelis berpendapat dasar hukum yang berkaitan dengan penghasilan sewa yang menjadi objek pajak adalah sebagai berikut :

bahwa Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan :

Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final:

a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

b. penghasilan berupa hadiah undian;

c. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;

d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan; dan

e. penghasilan tertentu lainnya,

yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

bahwa Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Dari Persewaan Tanah Dan/Atau Bangunan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2002 menyatakan :

Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari persewaan tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang dan industri, wajib dibayar Pajak Penghasilan.

bahwa Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Dari Persewaan Tanah Dan/Atau Bangunan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2002 menyatakan :

Atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 yang diterima atau diperoleh dari penyewa yang bertindak atau ditunjuk sebagai Pemotong Pajak, wajib dipotong Pajak Penghasilan oleh penyewa.

bahwa Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Dari Persewaan Tanah Dan/Atau Bangunan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2002 menyatakan :

Besarnya Pajak Penghasilan yang wajib dipotong atau dibayar sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan dan bersifat final.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(7)

Menimbang bahwa berdasarkan keterangan Para Pihak dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa Terbanding dan Pemohon Banding menyetujui bahwa sengketa a quo adalah sengketa yang bersifat pembuktian;

bahwa Pasal 76 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 menyatakan :

Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1).

bahwa Penjelasan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 menyatakan :

Pasal ini memuat ketentuan dalam rangka menentukan kebenaran materiil, sesuai dengan asas yang dianut dalam Undang-undang perpajakan.

Oleh karena itu, Hakim berupaya untuk menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian, penilaian yang adil bagi para pihak dan sahnya bukti dari fakta yang terungkap dalam persidangan, tidak terbatas pada fakta dan hal-hal yang diajukan oleh para pihak.

Dalam persidangan para pihak tetap dapat mengemukakan hal baru, yang dalam Banding atau Gugatan, Surat Uraian Banding, atau bantahan, atau tanggapan, belum diungkapkan.

Pemohon Banding atau penggugat tidak harus hadir dalam sidang, karena itu fakta atau hal-hal baru yang dikemukakan terbanding atau tergugat harus diberitahukan kepada pemohon Banding atau penggugat untuk diberikan jawaban.

bahwa Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 menyatakan : Alat bukti dapat berupa:

a. surat atau tulisan;

b. keterangan ahli;

c. keterangan para saksi;

d. pengakuan para pihak; dan/atau e. pengetahuan Hakim

bahwa di dalam persidangan Majelis memerintahkan kepada Pemohon Banding untuk menyampaikan bukti-bukti transaksi dan dokumen pendukungnya yang berkaitan dengan sewa ruko yang menjadi tempat kegiatan usaha toko “RTY”;

Menimbang bahwa berdasarkan keterangan dan bukti-bukti dalam persidangan diketahui hal-hal sebagai berikut : bahwa berdasarkan penelitian Majelis atas kwitansi pembayaran sewa ruko (bukti P-3 dan P-8) diketahui hal-hal sebagai berikut :

bahwa dalam bukti a quo terdapat transaksi persewaan ruko yang dilakukan oleh Pemohon Banding sebagai pihak penyewa ruko;

bahwa bukti a quo menyebutkan nilai pembayaran sewa adalah sebesar Rp.25.000.000,00;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(8)

Menimbang bahwa berdasarkan dasar hukum yang berkaitan, keterangan dan bukti-bukti dalam persidangan, Majelis berpendapat sebagai berikut :

bahwa Majelis berpendapat bahwa transaksi persewaan ruko sebesar Rp.25.000.000,00 merupakan objek pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) karena :

sesuai dengan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 a quo, atas transaksi tersebut merupakan penghasilan atas sewa tanah dan/atau bangunan;

Pemohon Banding sebagai Wajib Pajak Badan merupakan Pemotong Pajak sehingga sesuai Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 a quo, wajib memotong atas transaksi persewaan tanah dan/atau bangunan;

bahwa Majelis berpendapat terdapat bukti valid dan kompeten yang mendukung bahwa Pemohon Banding melakukan transaksi persewaan tanah dan/atau bangunan berupa ruko;

Menimbang bahwa Pasal 78 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, menyatakan :

“Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian pembuktian, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim.”

bahwa Penjelasan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, menyatakan :

“Keyakinan Hakim didasarkan pada penilaian pembuktian dan sesuai dengan peraturan perundang- undangan perpajakan.”

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan hukum a quo dan fakta-fakta hukum dalam persidangan serta keyakinan Hakim, Majelis berkesimpulan biaya sewa ruko sebesar Rp.25.000.000,00 merupakan objek PPh Final Pasal 4 ayat (2) sehingga koreksi Terbanding atas Dasar Pengenaan Pajak PPh Final Pasal 4 ayat (2) Masa Pajak Desember 2013 sebesar Rp.25.000.000,00 sudah tepat dan tetap dipertahankan;

Menimbang bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak;

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Kredit Pajak;

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Sanksi Administrasi;

bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, peraturan yang berlaku dan keyakinan Hakim, Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, untuk mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding;

Mengingat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan ketentuan perundangundangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan sengketa ini;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(9)

Memutuskan Menolak banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Terbanding Nomor : KEP- 00083/KEB/WPJ.27/2017 tanggal 23 Mei 2017, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2), Masa Pajak Desember 2013 Nomor 00001/240/13/332/16 tanggal 12 Mei 2016, atas nama : CV. FGH, dan menetapkan perhitungan PPh Final Pasal 4 ayat (2) terutang Masa Pajak Desember 2013 menjadi sebagai berikut :

Penghasilan Kena Pajak/Dasar Pengenaan Pajak

PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang terutang Jumlah pajak yang dapat dikreditkan Pajak yang tidak/kurang dibayar Sanksi Bunga Pasal 13 (2) UU KUP PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang masih harus dibayar

Rp. 25.000.000,00 Rp. 2.500.000,00 Rp. 0,00 Rp. 2.500.000,00 Rp 1.200.000,00 Rp 3.700.000,00

Demikian diputus di Jakarta, berdasarkan musyawarah Majelis XVA Pengadilan Pajak setelah pemeriksaan dalam persidangan yang dicukupkan pada hari Senin tanggal 14 Mei 2018, dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut:

Drs. ABC, Ak.

Dr. DEF, S.E., Ak., M.M., M.Hum.

GHI, S.E., MAFIS.

Dra. JKL, M.M.

sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti,

dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis XVA, pada hari Senin tanggal 30 Juli 2018 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, tidak dihadiri oleh Terbanding dan tidak dihadiri oleh Pemohon Banding

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

bahwa melihat bukti-bukti, dokumen, dan fakta-fakta hukum dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa banding Pemohon Banding atas koreksi Terbanding berupa Pajak Masukan

SISA LEBIH YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH BADAN ATAU LEMBAGA NIRLABA YANG BERGERAK DALAM BIDANG PENDIDIKAN DAN/ATAU BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANG YANG TELAH TERDAFTAR PADA

bahwa Terbanding melakukan Koreksi atas Biaya Overhead Site-Rekreasi yaitu biaya dalam rangka kunjungan QWE (QWE) karena QWE merupakan salah satu pemegang saham sebesar 5%

bahwa berdasarkan pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan, menurut Majelis, tidak diperoleh bukti bahwa Pemohon Banding adalah bentuk usaha tetap dari Wajib Pajak

bahwa terkait pernyataan Terbanding yang menyatakan “Berdasarkan struktur kepemilikan saham dan transaksi afiliasi diketahui bahwa dalam struktur kepemilikan saham tersebut terdapat

Menurut Majelis : bahwa sesuai keputusan keberatan Nomor: KEP-4198/KPU.01/2011 tanggal 19 Agustus 2011, berdasarkan penelitian terhadap ketentuan nilai transaksi, dasar

Menurut Terbanding : bahwa oleh karena objek Pajak Penghasilan yang telah dilaporkan pada SPT Masa PPh Pasal 21, Pasal 23/26 dan PPh Pasal 4 ayat (2) tidak

: bahwa alasan Pemohon Banding mengajukan banding adalah karena pemotongan oleh pihak ketiga dilakukan pada saat penghasilan Pemohon Banding terima sehingga terdapat