• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSIPENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SAINS UNTUK MENINGKATKANKEMAMPUAN MENGENAL ALAM PADA ANAK DIDIKTAMAN KANAK KANAK AISYIYAH BUSTANULATHFAL BALANG BODDONGSITI AMINAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINIFAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSIPENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SAINS UNTUK MENINGKATKANKEMAMPUAN MENGENAL ALAM PADA ANAK DIDIKTAMAN KANAK KANAK AISYIYAH BUSTANULATHFAL BALANG BODDONGSITI AMINAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINIFAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS "

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ALAM PADA ANAK DIDIK

TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BALANG BODDONG

SITI AMINAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2016

(2)

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ALAM PADA ANAK DIDIK

TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BALANG- BODDONG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini Strata Satu Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar

Oleh SITI AMINAH

1449046019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR 2016

ii

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN PENGEMBANGAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Siti Aminah

NIM : 1449046019

Jurusan Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Judul Laporan Pengembangan: Pengembangan Pembelajaran Sains untuk

meningkatkan kemampuan mengenal alam pada anak didik TK Aisyiyah Bustanul Athfal Balang Boddong.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan pengembangan yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran sendiri.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa laporan pengembangan ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Makassar, 1 Pebruari 2016 Yang membuat pernyataan

Siti Aminah

iii

(4)

MOTO

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRHIIM

Dengan menyebut nama-Mu di setiap Helaan nafasku

KEBENARAN AKAN TERLIHAT KEBATHILAN AKAN TERUNGKAP

iv

(5)

Abstrak

Siti Aminah, 2016, Pengembangan Pembelajaran Sains untuk meningkatkan Kemampuan mengenal alam pada anak didik TK Aisyiyah Bustanul Athfal Balang Boddong. Dibimbing oleh Dra. Hj. Bulkis Said, M.Si dan Hajerah, S.PdI., M.Pd.

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan pembelajaran sains dalam meningkatkan kemampuan mengenal alam di TK Aisyiyah Balang Boddong. Dengan rumusan masalahnya adalah bagaimana pembelajaran Sains dapat meningkatkan kemampuan mengenal alam anak didik TK Aisyiyah Bustanul Athfal Balang Boddong. Data yang digunakan adalah Analisis data kualitatif.

Fokus pengembangan adalah Pembelajaran Sains untuk meningkatkan kemampuan mengenal alam. Adapun yang menjadi Subyek adalah guru dan anak didik kelompok B 2 di Taman Kanak Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Balang Boddong sebanyak 15 orang yang terdiri dari 8 Laki laki dan 7 anak perempuan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, dan dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan mengenal alam lewat pembelajaran sains pada anak didik kelompok B2 di Taman Kanak kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Balang Boddong, dengan lima kali pertemuan pembelajaran Sains. Kesimpulan hasil penelitian yaitu kemampuan mengenal alam pada Anak didik Taman Kanak kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Balang Boddong Kota Makassar, dapat meningkat dengan pembelajaran sains.

v

(6)

PRAKATA

Alhamdulillaah, puji pujian hanya bagi Allah, seru sekalian alam. Rahmat serta karunia yang tercurah kapada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pengembangan Pembelajaran, meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi pada program studi Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Makassar. Penulis sangat menyadari bahwa karya ini dapat hadir dan rampung dikarenakan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada Ibu Dra. Hj Bulkis Said, M.Si, selaku Pembimbing I dan Ibu Hajerah, S.PdI., M.Pd, selaku pembimbing II. Terimakasih atas segala waktu dan saran saran selama membimbing penulis menyusun laporan ini. Ucapan terimakasih pula ditujukan kepada:

1. Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negri Makassar, yang telah memberikan peluang untuk mengikuti proses perkuliahan pada program SKGJ jurusan Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG-PAUD) Fakultas pendidikan Universitas Negri Makassar.

2. Dr. Abdullah Sinring, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Makassar, Dr, Abdul Saman, M.Si. Kons, selaku wakil Dekan II, Dr.

Pattaufi, S.Pd,.M.Pd, selaku wakil dekan III dan Dr. Parwoto, M.Pd, selaku wakil vi

(7)

Dekan IV yang telah memberikan dorongan, kebijakan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

3. Syamsuardi, S.Pd,.M.Pd, dan Arifin Manggau, S,Pd.,M.Pd, sebagai ketua jurusan dan sekretaris Program Studi PG-PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar, yang penuh perhatian memberikan bimbingan dan memfasilitasi penulis selama proses perkuliahan hingga penyelesaian tugas akhir.

4. Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai/Tata Usaha Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Makassar, atas segala perhatian dan layanan akademik, administrasi dan kemahasiswaan sehingga perkuliahan dan penyususnan laporan berjalan dengan baik.

5. Hj. Nasyiah Abdullah, S.Ag, selaku Pembina di Yayasan ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan atas wejangan wejangan dan semangat penggemblengannya, Dra. Ermiyati Maradhi, selaku Pengurus Yayasan TK ‘Aisyiyah Balang Boddong, Dra. Muliati M, M.Pd selaku Kepala TK Aisyiyah Bustanul Athfal Balang Boddong dan rekan rekan guru lainnya, yang sudah memberikan bantuan dalam pelaksanaan pengumpulan data hingga penyelesaian laporan ini.

6. Orang Tua dan keluargaku yang senantiasa memberi dorongan dan mendo’akan untuk keberhasilanku.

7. Teman teman seperjuangan sesama mahasiswa program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, dengan celotehnya yang selalu dirindukan.

vii

(8)

Semoga amal kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dengan berbagai keikhlasan menjadi pahala dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Laporan Pengembangan Pembelajaran ini bermanfaat bagi para pembaca serta perkembangan ilmu Pengetahuan.

Makassar, 1 Pebruari 2016

Penuliss

viii

(9)

DAFTAR ISI

JUDUL HAL

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN...iii

MOTO...iv

ABSTRAK...v

PRAKATA...vi

DAFTAR ISI...ix

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Pengembangan...5

D. Manfaat Pengembangan...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...7

PENGERTIAN...7

1. Pengertian tentang Pemahaman Konsep Sederhana...7

2. Pengertian Sains...10

3. Tujuan Pembelajaran Sains...11

4. Langkah-langkah Percobaan Sains...13

5. Kriteria Pembelajaran Sains...14

ix

(10)

6. Materi dan Kegiatan Sains di TK...16

7. Konsep Sederhana Sains dalam Pembelajaran AUD...17

BAB III METODE PELAKSANAAN...19

A. Subyek Pembelajaran...19

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...19

C. Desain Prosedur Pengembangan ...19

D. Teknik Analisis Data ...22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...23

A. Hasil penelitian...23

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...23

2. Deskripsi dan Hasil Penelitian ...23

B. Pembahasan...48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...53

A. Kesimpulan...53

B. Saran...53

DAFTAR PUSTAKA...55 LAMPIRAN

x

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang masa usia lahir sampai usia enam tahun (UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Masa ini merupakan periode penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga sering disebut masa keemasan atau golden age. Masa golden age pada anak merupakan suatu masa dimana perkembangan dan pertumbuhan otak anak berkembang dengan cepat. Periode ini sangat penting karena tidak dapat terulang kembali. Begitu pentingnya masa pertumbuhan dan perkembangan ini sehingga apabila terjadi kegagalan pada masa ini dapat mengakibatkan kegagalan masa-masa selanjutnya.

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilaksanakan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14).

Berdasarkan Undang-undang di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan anak usia dini mengemban tugas memberi rangsangan sebagai peletak kemampuan dasar bagi anak dalam menghadapi tugas perkembangan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini

(12)

harus dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki anak, termasuk aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Perkembangan kognitif anak meliputi kemampuan otak anak dalam memperoleh, mengolah, dan menggunakan informasi tersebut menjadi sebuah pengetahuan baru baginya.

Perkembangan kognitif anak juga dapat dikenal dalam revisi teori Taksonomi Bloom (Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Teori ini menyebutkan kategori-kategori pada dimensi proses kognitif, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Pada enam ranah proses kognitif tersebut, tujuan (sasaran) yang akan dilakukan dalam penelitian ini sebatas pada ranah mengingat dan memahami. Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa kemampuan kognitif anak mempunyai tahap-tahap yang harus diperhatikan dan tidak semua ranah proses kognitif diukur karena hal tersebut disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.

Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini memiliki peranan sangat penting dalam membantu meletakkan dasar kemampuan dan pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan (Ali Nugraha, 2005:1). Dengan kata lain, sains merupakan sesuatu yang sama pentingnya untuk diajarkan pada anak karena disini sains mengajarkan anak mengenal lingkungan alam sekitar dan konsep peristiwa-peristiwa alam.

Kesadaran pentingnya pembekalan sains pada anak tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 tahun 2009 dalam lingkup aspek kognitif

(13)

mengenai pengetahuan umum dan sains anak usia 5-6 tahun. Tingkat pencapaian perkembangan minimal yang harus dicapai salah satunya yaitu menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air ditumpahkan). Hal ini menunjukkan kegiatan yang dilakukan anak harus bersifat eksploratif mengasah semua indera yang anak miliki untuk menyelidiki suatu peristiwa.

Pelaksanaan kegiatan pada kemampuan kognitif dengan pengenalan sains, di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Balang Boddong, terutama kemampuan mengingat dan memahami belum berkembang dengan optimal. Hal ini terjadi karena pada saat proses pembelajaran anak lebih banyak melihat dan mendengarkan apa yang dijelaskan guru tanpa melakukan percobaan langsung sehingga sering membuat anak mengeluh bosan dan jenuh. Kegiatan ini sering membuat kondisi kelas menjadi kurang kondusif dikarenakan banyak anak yang berbicara dan bermain sendiri dengan temannya.

Media pembelajaran yang digunakan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Balang Boddong menggunakan gambar-gambar yang ada di sekolah dan sebagian benda langsung yang mudah ditemukan di sekitar sekolah, sebagai media untuk mengenalkan anak dengan objek fisik, alam, atau gejala-gejala yang terjadi di sekitar anak, lalu anak diminta mengerjakan tugas dengan menggunakan lembar kerja anak.

Dalam hal ini anak hanya mengerjakan tugas tanpa mengerti dan memahami konsep pembelajaran sains yang diajarkan oleh guru, sehingga anak akan merasa terbebani dengan pemberian tugas yang tidak dapat dipahami oleh anak .kegiatan pembelajaran

(14)

yang tepat untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam ranah pengetahuan dan pemahaman adalah melalui pengenalan sains dengan percobaan. Percobaan sains tersebut dimaksudkan untuk mengenalkan anak tentang alam sekitarnya melalui kegiatan yang dilakukan secara langsung oleh anak. Percobaan dapat melatih anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda di sekitarnya. Anak menggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala alam di eksplorasinya,. Anak akan memperoleh pengetahuan baru dari interaksi dengan berbagai benda yang diobservasinya melalui percobaan.

Percobaan sains dimulai dengan hal-hal yang terdekat dengan anak serta dilakukan dengan cara menyenangkan. Melalui percobaan yang menyenangkan anak dapat melakukan eksplorasi terhadap benda-benda yang ada di sekitar anak. Dengan demikian percobaan sains akan lebih bermakna dan mengasah kemampuan kognitif dalam ranah pengetahuan dan pemahaman konsep dengan cara mengamati, berpikir kritis, dan menganalisis. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada ranah pemahaman yaitu melalui percobaan sains.

Melalui percobaan sains, anak melakukan interaksi dan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada disekitar anak.

Anak dapat mengamati dan mencari hubungan sebab-akibat menggunakan ke lima panca indera yang dimiliki anak. Percobaan sains yang dilakukan untuk anak prasekolah diharapkan mampu meningkatkan pemahaman mengenai konsep sederhana.

(15)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan pembelajaran sains dapat meningkatkan kemampuan mengenal alam Anak Didik Kelompok B2 di TK Aisyiyah Bustaul Athfal Balang Boddong Makassar ? ”

C. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan pengembangan ini adalah bagaimana pembelajaran sains dapat meningkatkan kemampuan mengenal alam, di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Balang Boddong

D. Manfaat Pengembangan 1. Manfaat Teoretis

Memberikan sumbangan pemikiran dalam ilmu pendidikan anak usia dini mengenai percobaan sains, dan memberikan referensi bagi guru yang berhubungan dengan peningkatan pemahaman konsep sederhana melalui percobaan sains.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Anak, Percobaan sains membuat anak lebih semangat pada setiap pembelajaran dan membuat anak aktif menemukan sendiri konsep sederhana yang dipelajari sehingga pembelajaran lebih bermakna.

(16)

b. Bagi Guru, Sebagai sumbangan atau masukan bagi guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam meningkatkan pengembangan pembelajaran sains.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

1. Pengertian Tentang Pemahaman Konsep Sederhana

Istiah pemahaman konsep sebenarnya dibentuk oleh dua kata yaitu pemahaman dan konsep, yang dimana masing-masing kata mempunyai arti tersendiri.Sri Esti Wuryani Djiwandono (2006: 212) Pemahaman sebagai kemampuan untuk menangkap arti dari mata pelajaran yang dipelajari. Bloom (Dalam Wina Sanjaya, 2008:125) ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu:

a. Pengetahuan adalah tingkatan tujuan kognitif yang paling rendah.

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat informasi yang sudah dipelajarinya

b. Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekadar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan, atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep.

c. Penerapan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi lagi tingkatannya dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman.

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-rumus, dalil, konsep, ide, dan lain sebagainya ke dalam situasi baru yang konkret.

(18)

d. Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bagian bahan itu.

e. Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna.

f. Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi, tujuan ini berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

Struktur dari dimensi proses kognitif pada Taksonomi Bloom Revisi ini secara umum masih sama dengan taksonomi yang lama, yaitu menunjukkan perjenjangan dari proses kognitif yang sederhana ke proses kognitif yang lebih kompleks. Berikut struktur dari dimensi proses kognitif pada Taksonomi Bloom Revisi :

a. Mengingat

Mengingat adalah kemampuan memperoleh kembali pengetahuan dari memori jangka panjang. dua kata yang sepadan dengan mengingat yaitu mengenali dan mengingat kembali. Mengenali adalah kemampuan mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang untuk membandingkannya dengan informasi yang baru saja diterima, sedangkan mengingat kembali adalah kemampuan untuk mengambil kembali pengetahuan dari memori jangka panjang.

(19)

b. Memahami

Memahami adalah kemampuan untuk mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, maupun grafis yang disampaikan guru.

Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif : menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

c. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan atau menerapkan merupakan proses kognitif bagaimana cara menerapkan suatu konsep, prinsip, dan metode pada suatu masalah yang konkret dan baru. Proses berpikir ini dinyatakan dalam penerapan suatu konsep pada masalah yang belum pernah dihadapi. Mencipta adalah suatu dua proses kognitif pada ranah mengaplikasikan.

d. Menganalisis

Menganalisis merupakan suatu kemampuan peserta didik untuk memecah- mecah materi jadi bagian-bagian penyusunannya dan menentukan hubungan- hubungan antarbagian itu dan antara setiap bagian dengan keseluruhan struktur atau tujuan. Kemampuan yang sering disepadankan dengan menganalisis adalah kemampuan membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.

e. Mengevaluasi

Mengevaluasi adalah suatu kemampuan siswa untuk mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar, ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa dan mengkritik.

(20)

f. Mencipta

Kemampuan siswa untuk memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau membuat suatu produk yang orisinal, termasuk didalamnya merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

2. Pengertian Sains

Amien (dalam Ali Nugraha, 2005 :3) mendefinisikan Sains sebagai bidang ilmu alamiah, dengan ruang lingkup zat dan energi, baik yang terdapat pada makhluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam (natural science) seperti fisika, kimia, dan biologi. Senada dengan Amien, Conant (Ali Nugraha, 2005:

3) mengatakan Sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diujicobakan lebih lanjut.

Budi (Patta bunda, 2006: 10) mengemukakan beberapa rincian hakikat sains sebagai berikut:

a. Sains adalah bangunan atau deretan konsep dan skema konseptual yang saling berhubungan sebagai hasil eksperimentasi dan observasi.

b. Sains adalah bangunan pengetahuan yang diperoleh dengan metode observasi.

c. Sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui data yang dikumpulkan melalui observasi atau eksperimen yang dikontrol.

(21)

d. Sains adalah aktivitas pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi oleh keingintahuan akan alam di sekelilingnya dan keinginan untuk memahami, menguasai, dan mengolahnya demi memenuhi kebutuhan.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sains merupakan ilmu pengetahuan tentang alam yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam yang didapatkan atau dilakukan melalui serangkaian proses ilmiah dengan percobaan dan pengamatan untuk dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk dipahami sebagai konsep pengetahuan.

3. Tujuan Pembelajaran Sains untuk Anak TK

Cavalcante, dkk (1997) menyatakan tujuan penting dari pengajaran sains adalah untuk meningkatkan pemahaman konseptual anak-anak. Pemahaman konseptual tidak dapat begitu saja diberikan dari guru ke anak, anak harus membangun pemahaman tersebut untuk diri mereka sendiri. Pemahaman konseptual dapat dilakukan dengan kegiatan pengenalan sains. Kegiatan ini memiliki tujuan yang bermanfaat bagi anak usia dini. Lebih lanjut, Ali Nugraha (2005: 29) mengemukakan beberapa tujuan pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini, sebagai berikut :

a. Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

(22)

b. Membantu meletakkan aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang.

c. Membantu menumbuhkan minat anak untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di luar lingkungannya.

d. Menfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama, dan mandiri dalam kehidupannya.

e. Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains, menjelaskan gejala-gejala alam, dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

f. Membantu agar anak mampu menggunakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

g. Membantu anak mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Pada penelitian ini tujuan pembelajaran sains yang ingin dicapai yaitu membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Pengenalan sains untuk anak TK lebih ditekankan pada proses daripada produk. Proses sains dikenal dengan metode ilmiah, yang secara garis besar meliputi: 1) observasi; 2) menemukan masalah; 3) melakukan percobaan,

(23)

menganalisis data; dan 4) mengambil kesimpulan. Sains juga melatih anak menggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak memperoleh pengetahuan baru hasil penginderaannya dengan berbagai benda yang ada di sekitarnya. Pengetahuan yang diperoleh akan berguna bagi anak sebagai modal berpikir lanjut. Melalui proses sains anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perilaku sehingga melatih anak berpikir logis. Produk sains meliputi fakta, konsep, teori, prinsip, dan hukum. Untuk anak TK, fakta dan konsep sederhana dapat dipelajari melalui bermain.

Dari definisi mengenai tujuan pembelajaran sains untuk anak TK, dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran sains yaitu; membantu anak untuk memahami konsep sains dan menjelaskan gejala gejala alam yang ada di sekitar anak. Melatih anak menghubungkan sebab akibat dari suatu peristiwa sehingga melatih anak berpikir logis yang berguna sebagai modal anak untuk berpikir lanjut.

4. Langkah-langkah Percobaan Sains pada Anak TK

Proses belajar mengajar akan lebih efektif apabila setiap langkahnya dilakukan secara baik oleh guru. Setiap langkah pembelajaran tersebut bergantung pada pemilihan metode pembelajaran yang dipilih oleh guru. Trianto, (2011) mengemukakan ada beberapa langkah-langkah mengajar dengan percobaan yaitu:

(24)

a. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru. Demonstrasi ini menampilkan masalah- masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

b. Pengamatan, merupakan kegiatan siswa mengamati saat guru mendemonstrasikan percobaan yang akan dilakukan.

c. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya.

d. Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.

e. Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya.

f. Evaluasi merupakan kegiatan akhir setelah selesai pembelajaran suatu konsep.

5. Kriteria Pembelajaran Sains untuk Anak TK a. Bersifat konkret

Kegiatan pembelajaran dilakukan sambil bermain dengan benda-benda konkret. Guru tidak dianjurkan untuk menjejali anak dengan konsep-konsep abstrak, tetapi menyediakan berbagai benda-benda dan fasilitas lainnya yang diperlukan agar anak dapat menemukan sendiri konsep tersebut.

(25)

b. Hubungan sebab-akibat terlihat secara langsung

Hubungan sebab-akibat yang terlihat secara langsung akan memudahkan anak mengetahui adanya hubungan sebab dan akibat.

c. Memungkinan anak melakukan eksplorasi

Kegiatan sains sebaiknya memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda yang ada di sekitarnya.

d. Memungkinkan anak mengkonstruksi pengetahuan sendiri

Sains tidak melatih anak untuk mengingat berbagai objek, tetapi melatih anak mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan objek tersebut.

e. Memungkinkan anak menjawab persoalan “apa” daripada “mengapa”

Keterbatasan anak menghubungkan sebab-akibat menyebabkan anak sulit menjawab pertanyaan “mengapa”.

f. Lebih menekankan pada proses daripada produk

Melakukan kegiatan eksplorasi dengan benda-benda lebih menyenangkan bagi anak. Dengan demikian cakupan kriteria pembelajaran sains untuk anak TK, yaitu dengan menggunakan benda konkret di mana anak dapat berinteraksi dan bereksplorasi dengan menggunakan benda tersebut serta merupakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kriteria pembelajaran sains untuk anak TK harus berdasarkan pada kebutuhan anak dan memungkinkan anak mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dengan pengalaman-pengalaman yang anak peroleh secara langsung.

(26)

6. Materi dan Kegiatan Sains di TK

Dalam kurikulum Taman Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal tahun 2004 menyebutkan bahwa salah satu hasil belajar dalam aspek kognisi adalah anak dapat mengenal konsep-konsep sains sederhana. Dwi Yulianto (2010), mengemukakan beberapa konsep sains yang dapat dipelajari anak Taman Kanak-kanak sebagai berikut :

a. Mengenal larutan

b. Perkembang biakan binatang

c. Benda-benda dimasukkan ke dalam air (terapung, melayang, tenggelam) d. Benda-benda yang dijatuhkan (gravitasi)

e. Percobaan dengan magnet

f. Mengamati benda dengan kaca pembesar

g. Mencoba dan membedakan bermacam-macam rasa, bau, dan suara h. Pencampuran warna

i. Proses terjadinya hujan

Pengetahuan mengenai konsep-konsep sains sederhana dapat diperkenalkan dan dipelajari anak-anak melalui kegiatan bermain atau anak diajak untuk melakukan inkuiri dan eksperimen (percobaan sederhana) atau yang dikenal dengan bermain sambil belajar. Pemberian kesempatan kepada anak untuk bereksperimen maka anak telah didorong untuk selalu mencoba sesuatu yang baru sehingga dapat mengarahkan anak menjadi seorang yang kreatif dan penuh inisiatif. materi dan kegiatan sains untuk Taman Kanak-kanak ialah materi mengenai benda atau peristiwa alam yang

(27)

berada di sekitar anak seperti api dan pembakaran, benda terapung dan tenggelam, benda larut dan tidak larut, serta mengenal magnet. Dengan demikian, anak akan lebih mudah memahami dan menguasai materi karena kegiatan yang dipelajari merupakan kegiatan yang biasa anak jumpai dan alami.

7. Konsep Sederhana Sains dalam Pembelajaran Anak Usia Dini

Konsep sederhana yang akan diajarkan dalam pengembangan ini meliputi : a. Terapung dan Tenggelam

Benda dapat dikatakan tenggelam bila benda itu turun sampai ke dasar air karena berat jenis benda lebih besar dari berat jenis air. Benda dikatakan terapung bila benda itu berada di permukaan air karena

berat jenis benda lebih kecil dari berat jenis air. Berdasarkan definisi konsep sederhana mengenai benda terapung dan tenggelam, dapat dikatakan benda terapung adalah benda yang ketika dimasukkan ke dalam air maka posisi benda tersebut sebagian atau seluruhnyaa berada di atas permukaan air. Benda tenggelam adalah benda yang ketika dimasukkan ke dalam air maka posisi benda tersebut berada di dasar air.

b. Magnet

Magnet adalah sebuah logam yang terbuat dari besi, yang sifatnya dapat menarik benda benda yang terbuat dari besi bisa menempel ke logam tersebut. Daerah magnet yang dapat menarik benda dikatakan medan magnet. Gaya tarik magnet yang

(28)

terkuat ada pada kutub kutubnya, makin dekat jarak kutub magnet terhadap suatu benda makin kuat tarikan.

c. Benda Larut dan Tidak Larut dalam Air

Benda ada yang larut dalam air dan adapula yang tidak larut. Benda yang larut dalam air jika diaduk akan menghilang bendanya, tidak nampak, sementara benda dikatakan tidak larut dalam air jika dicampur ke dalam air tidak membentuk larutan, dan apabila didiamkan akan membentuk endapan. Dengan demikian, konsep sederhana mengenai benda larut dan tidak larut dalam air yaitu benda dikatakan larut apabila benda tersebut saat didiamkan tidak membentuk endapan, bendanya tidak terlihat, dan benda dikatakan tidak larut apabila benda yang telah dicampur dengan zat cair apabila didiamkan membentuk endapan, bendanya masih terlihat.

d. Api

Api adalah cahaya yang berasal dari benda yang terbakar yang memiliki sifat panas. Reaksi benda terhadap api bermacam-macam, ada benda yang mudah terbakar dan adapula benda yang sulit terbakar. Plastik akan meleleh bila terkena api, berbeda dengan kayu yang menghasilkan abu.

(29)

BAB III

METODE PELAKSANAAN A. Subjek Pembelajaran

Subjek pembelajaran pada pelaksanaan pengembangan pembelajaran ini adalah anak didik kelompok B2 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Ranting Balang Boddong yang terletak di jalan Andi Mangerangi No. 55 Makassar pada tahun pelajaran 2015-2016, berjumlah 15 orang anak.

B. Waktu dan tempat pembelajaran

Pengamatan dilaksanakan selama lima kali pertemuan, dengan waktu penyusunan laporan mulai bulan Nopember sampai Desember 2015, dengan tempat pembelajaran di TK. Aisyiyah Bustanul Athfal Balang Boddong yang berlokasi di Jl. Andi Mangerangi No. 55 Makassar.

C. Desain Prosedur Pengembangan 1. Perencanaan

Perencanaan dibuat berdasarkan apa yang akan dilakukan, dengan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana kegiatan akan dilakukan. Hal yang dipersiapkan dalam rancangan tindakan ini antara lain sebagai berikut:

a. Menentukan topik-topik yang akan disampaikan, dengan membuat RPPH.

b. Menyiapkan media yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

(30)

c. Menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi, lembar observasi yang digunakan pada setiap pertemuan sebagai pedoman dalam mengobservasi kelas pada saat kegiatan.

c. Instrumen tes lisan dan lembar kerja anak untuk setiap kegiatan yang telah dilakukan digunakan untuk mengetahui pemahaman anak melalui percobaan sains.

2. Pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan program yang telah dibuat. Adapun beberapa langkah yang akan akan dilakukan dalam tahap pelaksanaan sebagai berikut:

a. Kegiatan awal

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan rutinitas; salam, mengaji, berdo’a, bernyanyi yang yang sesuai dengan tema yang dibahas. guru menyampaikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dilaksanakan, sehingga anak nantinya mengetahui materi apa yang akan dipelajari hari itu.

b. Kegiatan inti

Pada tahap ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara jelas sesuai dengan RPPH yang telah dibuat. Kemudian guru memberikan persoalan/permasalahan kepada anak, pemberian persoalan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang dapat menarik anak untuk memecahkan masalah. Mengadakan tanya jawab dengan anak tentang percobaan sains yang akan dilakukan, Setelah itu guru

(31)

memberikan kesempatan kepada anak melakukan percobaan sains untuk menjawab pertanyaan/permasalahan yang diberikan oleh guru. Percobaan sains ini dilakukan dengan petunjuk dan bimbingan guru .Pada saat anak melakukan percobaan, guru dapat menstimulasi anak dengan berbagai macam pertanyaan mengenai konsep yang akan disampaikan. Pertanyaan-pertanyaan yang menantang inilah yang akan membuat anak melakukan penyelidikan dan penemuan lebih lanjut.

Setelah percobaan selesai dilakukan guru mengajak anak menceritakan kembali bagaimana cara-cara melakukan percobaan dan menceritakan hasil dari percobaan tersebut. Kemudian guru memberikan kesempatan bertanya dan diskusi kepada anak mengenai apa yang belum diketahui dan dipahami dari percobaan yang telah dilakukan, agar nantinya anak dapat menarik kesimpulan sendiri dari kegiatan percobaan yang dilakukan. Setelah itu anaks melanjutkan kegiatan dengan mengisi LKA sebagai tolak ukur tingkat pemahaman anak mengenai konsep yang sedang dipelajari dari hasil percobaa sains yang telah dilakukan.

c. Kegiatan akhir

Pada tahap kegiatan akhir, guru mengajak anak menarik kesimpulan sederhana dari percobaan yang telah dilakukan. Kemudian guru melakukan evaluasi yaitu dengan menanyakan kembali kegiatan apa saja yang telah dilakukan dalam satu hari itu, dan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan konsep yang sedang dipelajari agar anak memahami konsep tersebut. Berikan pujian (reward) kepada setiap anak yang dapat menjawab pertanyaan dan antusias mengikuti pembelajaran.

(32)

1) Tahap analisa hasil pengamatan dan penarikan kesimpulan

Tahap ketiga yang dilakukan dalam kegiatan pengembangan ini merupakan kegiatan akhir yaitu menganalisa hasil pengamatan dan penarikan kesimpulan.

Mengumpulkan data hasil pembelajaran dan mengkaji tentang kemampuan Bahasa anak berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran. Guru sebagai pelaksana menganalisis, mensintesis, memberi makna, menerangkan, dan menyimpulkan hasil perencanaan, proses, atau kendala dari tindakan yang diberikan.

2) Tahap penyusunan laporan

Akumulasi dari serangkaian kegiatan pengembangan ini disusun dalam sebuah laporan sesuai dengan format yang diberikan. Laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru maupun lembaga-lembaga PAUD lainnya dalam meningkatkan aspek perkembangan anak dan mengembangkan model maupun metode pembelajaran yang ada.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam kegiatan pengembangan ini adalah melalui analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif yaitu menganalisis data yang terjadi dalam proses pembelajaran melalui kegiatan bermain. Analisis data kualitatif dilakukan terhadap data yang dikumpulkan melalui observasi berupa catatan laporan, portofolio anak, dan dokumentasi. Data tentang hasil observasi anak didik dianalisis secara kualitatif dengan standar penilaian sebagai berikut: (BSB) berkembang sangat baik, (BSH) berkembang sesuai harapan dan (MB) mulai berkembang.

(33)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umun Lokasi Penelitian

Taman Kanak-Kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Ranting Balang Boddong Cabang Jongaya, adalah Taman Kanak-Kanak yang di kelolah oleh Pimpinan Cabang Aisyiyah Majelis Dikdasmen yang didirikan pada tahun 1967, yang sejak didirikan dipimpin oleh ibu Hj Nasyiah Abdullah, S,Ag mengalami perkembangan yang sangat pesat, hingga tahun 2008 berganti Pimpinan dan hingga saat ini di pimpin oleh Dra. Muliati M, M.Pd. TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Balang Boddong, adalah bagian dari PAUD terpadu ‘Aisyiyah Balang Boddong sejak tahun 2010, dengan jumlah ruang bermain tujuh kelas, empat kelas di lantai atas yang merupakan tempat bermain TK B dan tiga kelas di lantai bawah yang terdiri dari dua kelas TK A dan satu ruang yang disekat untuk tempat bermain Play Grup dan TPA, ditambah ruang kepala sekolah, dan dapur. Selain itu terdapat ruang bermain yang berada di halaman sekolah, dengan satu paket alat permainan yang ditambah dengan ayunan, tangga majemuk dan mobil luncuran.

Taman Kanak-Kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Balang Boddong, memiliki Sembilan orang tenaga pengajar ditambah satu orang pegawai tata usaha dan satu kepala sekolah, dengan jumlah anak didik sebanyak 155 orang yang terdidiri dari TPA, KB, TK, dan SPS. Lokasi Taman Kanak-Kanak ini berada di lingkungan

(34)

pendidikan karena di kelilingi oleh beberapa sekolah mulai TK hingga perguruan tinggi, sehingga harus terus berpacu dengan mutu pendidikan, untuk tetap mendapatkan anak didik yang diharapkan jumlahnya tidak akan menurun dengan banyaknya berdiri lembaga pendidikan lainnya.

2. Deskripsi dan Hasil Penelitian a. Hasil Penelitian

1) Perencanaan

Sebelum penelitian dan kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh pendidik, maka perlu disiapkan beberapa hal yang dibutuhkan dalam proses penelitian dan belajar mengajar secara matang. Adapun hal-hal yang dipersiapkan pendidik adalah sebagai berikut:

a) Menyusun Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH)

Pada kegiatan ini pendidik membuat dan menyusun rencana kegiatan harian pada hari itu,kegiatan tersebut terdiri dari; Kegiatan Awal, kegiatan Inti, dan kegiatan Akhir.

b) Menyiapkan media dan sumber balajar sesuai dengan tema

Pada kegiatan ini pendidik menyiapkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan tema pada hari tersebut.

c) Mempersiapkan format observasi

Dalam kegiatan ini pendidik dan peneliti menyiapkan format observasi yang berisi tentang hal-hal yang akan diamati pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, dalam hal ini meningkatkan kemampuan anak mengenal alam

(35)

dengan permainan sains, dimana peneliti sebagai observer dan pendidik sebagai pengajar.

2) Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Pembelajaran Sains

Pengembangan di lakukan selama lima kali pertemuan, dengan jadwal sesuai dengan RPPH terlampir. Pada tahap ini, terdapat kegiatan pembelajaran yang dimulai dengan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Namun fokus penelitian hanya pada kegiatan inti yang sedang berlangsung.

Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 14 Desember 2015. Dimulai dari jam 07.30 pagi hingga jam 10.30 wita dengan tema binatang dan sub tema binatang yang hidup di air, dengan indikator mengenal benda terapung dan tenggelam. Adapun kegiatan yang diberikan kepada anak adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal (± 30 Menit)

Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan awal adalah menjemput anak didik di depan pagar. Setelah bel berbunyi, anak anak berbaris yang dipimpin oleh pendidik sambil bernyanyi dengan diikuti gerakan tubuh sesuai dengan lirik lagu.

Sebelum masuk ke kelas anak didik berikrar salam lalu satu persatu masuk ke kelas. Di dalam kelas pendidik mengajak anak untuk mengaji, berdoa sebagai kegiatan rutin sebelum belajar, kemudian menyanyikan beberapa lagu anak anak sesuai dengan tema hari itu. Guru memberi apersepsi yang berkaitan dengan

(36)

materi yang akan dilaksanakan, kemudian kegiatan berikutnya senam fantasi meniru gerakan ikan berenang.

b) Kegiatan Inti (± 60 menit)

Dalam kegiatan ini terdapat tiga kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan pertama adalah mengenal benda tenggelam dan terapung.

Sebelum melaksanakan kegiatan pendidik, pendidik memberikan penjelasan tentang kegiatan, menyiapkan alat dan bahan kegiatan main yang terdiri dari baskom, gelas, sendok, air, telur, garam, batu kali, batu apung, daun, sendok plastik, sendok besi, jepitan kertas, penghapus, dan paku. Pendidik mengenalkan alat dan bahan yang akan digunakan dan menjelaskan tentang yang mana benda yang dikatakan tenggelam, teapung dan melayang. Untuk kegiatan awal pendidik memberikan contoh lewat tiga buah telur yang diletakkan pada tiga buah gelas yang berisi air, gelas pertama pendidik memasukkan telur dengan posisi telur berada di bawah yang berarti benda tenggelam, kemudian pendidik memasukkan telur kedua dalam gelas kedua dengan menambahkan garam sedikit demi sedikit lalu diaduk hingga garam larut dan posisi telur berada di tengah, kepada anak didik pendidik menyampaikan bahwa inilah posisi benda dikatakan melayang jika benda tersebut berada dalam air. Selanjutnya pendidik memasukkan telur ke gelas ketiga dengan menambahkan garam yang banyak hingga telur berada diatas sebagian permukaan air dan pendidik menyampaikan kepada anak bahwa benda dikatakan terapung jika benda tersebut berada diatas pemukaan air pendidik mendorong anak untuk bertanya tentang apa yang terjadi jika benda dimasukkan ke dalam

(37)

air. Untuk mengetahui anak yang sudah mengenal benda terapung dan tenggelam, pendidik menyiapkan lembar pengamatan pada setiap anak yang berisi gambar benda benda yang akan di centang sesuai dengan perintahnya apakah benda tersebut tenggalam atau terapung.

Setelah itu pendidik memberi kesempatan kepada anak untuk bermain memasukkan benda benda ke dalam air dan mengisi lembar observasi sesuai dengan posisi benda. Selama proses kegiatan pendidik mengamati anak satu persatu, bagi anak yang belum, memahami diberi bantuan dan bimbingan dan untuk anak yang dapat melakasanakan tugas dengan benar dipercayakan untuk kerja sendiri dan diberikan pujian.

Setelah kegiatan saintifik, kegiatan berikutnya adalah menggabungkan dua kumpulan gambar hewan laut menjadi satu kumpulan. Sebelum kegiatan, guru memberikan penjelasan terlebih dahulu, lalu membagikan lembar kerja kepada anak didik.

Kegiatan selanjutnya adalah Mewarnai gambar ikan Mas, guru membagikan gambar dan krayon kepada anak didik, dan memberi kesempatan kapada anak untuk mewarnai gambarnya. Setelah kegiatan selesai, anak dibimbing untuk merapikan alat main setelah digunakan.

c) Istirahat (±30 menit)

- Mencuci tangan, menyiapkan bekal makan, berdo,a, makan

(38)

- Merapikan alat makan, berdo,a sesudah makan.

d) Kegiatan Akhir (± 30 menit)

Kegiatan akhir adalah bersyair “Hewan Laut”. Sebelumnya pendidik membacakan syair secara keseluruhan lalu mengulangi lagi baris demi baris yang diikuti oleh anak didik hingga anak didik dapat mengulangi tanpa diikuti oleh pendidik.

Setelah semua kegiatan selesai pendidik dan anak berdiskusi dan menarik kesimpulan sederhana dari apa yang telah dilakukan. Kemudian pendidik melakukan evaluasi yaitu dengan menanyakan kembali kegiatan apa saja yang sudah dilakukan pada hari itu, serta pertanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan kegiatan yang dipelajari. Berikan pujian kepada setiap anak yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Selanjtnya anak didik mengaji, berdo.a.

salam dan pulang.

3) Observasi atau pengamatan a) Hasil observasi aktifitas pendidik

(1) Pendidik menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, dengan memberi penjelasan tentang benda tenggelam dan terapung, dan melayang dengan menggunakan telur. Namun untuk kegiatan main anak hanya pada kegiatan mengenal benda terapung dan tenggelam.

Pada kegiatan ini pendidik berada dalam ketegori cukup, karena masih ada anak yang belum paham dengan cara pendidik menjelaskan.

(39)

(2) Pendidik memperlihatkan cara membuat telur menjadi tenggelam, terapung dan melayang, pada kegiatan ini dapat dikategorikan baik karena untuk memberi penguatan kepada anak dalam mengenal benda terapung, tenggelan dan melayang.

(3) Pendidik mengenalkan alat dan bahan yang akan digunakan. Hal ini dapat dikategorikan baik karena anak sudah mengenal masing masing benda yang digunakan untuk bermain.

(4) Pendidik menjelaskan cara bermain kepada anak didik, kegiatan ini dikategorikan baik, karena anak didik sudah mengerti urutan cara bermain sesuai yang dijelaskan pendidik.

(5) Pendidik memberikan kesempatan kepada anak secara bergantian untuk melakukan kegiatan, pada tahap ini dikategorikan cukup, karena masih ada anak yang masih keliru dalam memberi tanda pada benda yang tenggelam dan terapung.

(6) Pendidik memberikan petunjuk atau bimbingan kepada anak yang membutuhkan, pada kegiatan ini dikategorikan cukup, karena pendidik mampu memberikan bantuan dan bimbingan kepada anak yang membutuhkan.

(7) Pendidik menghargai unjuk kerja anak, pada tahap obeservasi ini pendidik dapat dikategorikan baik, karena pendidik menghargai dan memberi pujian bagi anak yang sudah mampu melakukan dengan baik dan memberi dorongan bagi yang masih butuh bantuan.

b) Hasil observasi aktivitas anak

(40)

Pada indikator Mengenal benda tenggelam dan terapung, dari 15 anak didik yang yang diteliti terdapat 5 anak dalam kategori berkembang sangat baik (BSB), yakni anak didik yang sudah mengenal benda tenggelam dan terapung dan dapat bereksplorasi dengan menggunakan telur, untuk mengetahui posisi benda melayang 8 anak dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH), karena anak sudah dapat membedakan mana benda tenggelam dan terapung dan 2 anak lainnya berada pada kategori mulai berkembang, karena masih dalam bimbingan pendidik dalam mengenal benda tenggelam dan terapung.

Pertemuan II 1) Perencanaan

Menyusun Rencana Program Pembelajaran Harian

Pada kegiatan ini pendidik menbuat rencana program pembelajaran harian yang dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Desember 2015, dimulai dari jam 07.30 pagi sampai jam 10.30 wita dengan tema tanaman dan sub tema Cara menanam tanaman.

2) Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan a) Kegiatan Awal (± 30 menit)

Pendidik tiba di sekolah lebih awal untuk menyambut anak didik. Setelah bel berbunyi, anak anak berbaris yang dipimpin oleh pendidik sambil bernyanyi dengan diikuti gerakan tubuh sesuai dengan lirik lagu. Sebelum masuk ke kelas anak didik berikrar salam lalu satu persatu masuk ke kelas. Di dalam kelas pendidik mengajak anak untuk mengaji, berdoa sebagai kegiatan rutin sebelum

(41)

belajar, kemudian menyanyikan beberapa lagu anak anak yang berkaitan dengan tema. Pendidik menanyakan kegiatan yang dilakukan kemarin dan menyampaikan tema dan subtema yang akan dilaksanakan pada hari itu.

Kegiaatn diawali dengan bercerita tentang tanaman sebagai salah satu ciptaan Allah yang perlu di lestarikan. Guru bercerita dengan memperlihatkan gambar kepada anak didik. Dalam hal ini anak diarahkan untuk mendengarkan terlebih dahulu cerita dari pendidik hingga usai, lalu anak disuruh untuk mencaritakan kembali cerita yang sudah didengarnya dengan kalimat sederhana.

b) Kegiatan Inti (± 60 menit)

Pada kegiatan ini ada tiga kegiatan yang dilaksanakan. Yang pertama adalah Cara menanam tanaman dengan memperlihatkan gambar pertumbuhan tanaman dimulai dari biji hingga keluar akar, mengamati proses pertumbuhan tanaman yang diawali dengan cara menanam. Pada kegiatan ini, sebelumnya pendidik menjelaskan tentang proses pertumbuhan tumbuh tunas dan daunnya dan bercerita tentang gambar tersebut. Setelah itu mengenalkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti biji kacang Ijo, kacang merah, bawang merah, kencur, jahe, biji cabe dan kunyit. Untuk tanaman biji kacang ijo dan kacang merah, untuk tahap awal menggunakan kapas dan wadah plastik bening untuk selanjutnya dipindahkan ke polibag yang berisi tanah, setelah tunasnya muncul.

Setelah menjelaskan tentang cara menanam, pendidik meminta kepada masing masing lima orang anak untuk menanam secara bergantian, dengan mengamati

(42)

proses yang dilakukan oleh anak sambil memberikan arahan jika ada anak yang belum bisa menanam dengan betul.

Kegiatan berikutnya adalah menarik garis antara gambar dengan kata bagian- bagian dari tanaman. Sebelumnya pendidik memberi penjelasan kepada anak, sebelum bekarja dan memberi bimbingan kapada anak yang belum paham.

Selanjutnya kegiatan menempel kepingan bentuk geometri hingga membentuk pohon. Pendidik memberikan contoh cara bermain, lalu membagikan alat dan bahan yang akan digunakan anak. Pendidik memberikan kesempatan kapada anak untuk bermain dan membantu jika anak belum paham.

Setelah kegiatan selesai anak dibimbing untuk membersihkan dan merapikan alat main.

c) Istirahat (±30 menit)

- Mencuci tangan, menyiapkan bekal makan, berdo,a, makan - Merapikan alat makan, berdo,a sesudah makan.

d) Kegiatan Akhir (±30 menit)

Berlomba mengambil angka sesuai dengan jumlah daun yang dipegang oleh pendidik. Setelah itu menyanyikan lagu “Aku Pohon Jambu,”

Setelah semua kegiatan selesai pendidik dan anak berdiskusi dan menarik kesimpulan sederhana dari apa yang telah dilakukan. Kemudian pendidik melakukan evaluasi yaitu dengan menanyakan kembali kegiatan apa saja yang sudah dilakukan pada hari itu, menanyakan perasaan anak atas kegiatan yang telah

(43)

dilakukan, serta pertanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan kegiatan yang dipelajari. Berikan pujian kepada setiap anak yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Selanjtnya anak didik mengaji, berdo.a. salam dan pulang.

3) Observasi atau pengamatan a) Hasil observasi aktifitas pendidik

(1) Pendidik mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan mengamati proses pertumbuhan tanaman, yang sebelumnya anak diajarkan cara menanam yang selanjutnya tanaman itu diamati pertumbuhannnya. Pada aktivitas ini dapat dikategorikan baik , karena pendidik menjelaskan proses pertumbuhan tanaman itu tidak langsung, melainkan bertahap sehingga anak mengerti kalau kegiatan tersebut dilakukan dalam waktu yang lama.

(2) Pendidik membagikan alat dan bahan untuk menanam kepada masing masing anak. Hal ini dapat dikategorikan baik karena pendidik membagikan polibag dan sendok satu persatu dengan tertib kepada setiap anak.

(3) Pendidik memperlihatkan cara menanam kepada anak didik, kegiatan ini dikategorikan baik, karena anak didik sudah mengerti urutan cara menanam seuai yang dijelaskan pendidik.

(4) Pendidik memberikan kesempatan kepada masing masing lima orang anak secara bergantian untuk melakukan proses penanaman, kegiatan pada tahap ini dikategorikan cukup, karena masih adak anak yang meletakkan biji yang ditanam di pinggir wadah bukan di tengah.

(44)

(5) Pendidik memberikan petunjuk atau bimbingan kepada anak yang membutuhkan, pada kegiatan ini dikategorikan cukup, karena pendidik mampu memberikan bantuan dan bimbingan kepada anak yang membutuhkan.

(6) Pendidik menghargai unjuk kerja, pada tahap obeservasi ini pendidik dapat dikategorikan baik, karena pendidik menghargai dan memberi pujian bagi anak yang sudah mampu melakukan dengan baik dan memberi dorongan bagi yang masih butuh bantuan.

b) Hasil observasi aktivitas anak didik

Pada indikator Mengenal cara menanam tanaman, dari 15 anak didik yang yang diteliti terdapat 7 anak dalam kategori berkembang sangat baik (BSB), yakni anak didik yang sudah dapat menanam dengan cara yang benar dan dapat membedakan tanaman yang langsung ditanam di tanah dengan tanaman yang awalnya ditanam dengan menggunakan kapas. 5 anak dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH), karena anak sudah dapat menanam dengan benar dan 3 anak lainnya berada pada kategori mulai berkembang, karena cara menanam posisi biji yang di tanam tidak berada di tengah wadah.

Pertemuan III 1) Perencanaan

(45)

Pada pertemuan ke tiga, pendidik menyiapkan kegiatan main dengan tema Tanaman dan sub tema cara memelihara tanaman. Adapun indikator kegiatan adalah mengenal proses terjadinya hujan. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis. 17 Desember 2015, dimulai dari jam 07.30 pagi sampai jam 10.30 wita.

2) Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan a) Kegiatan Awal (±30 menit)

Pendidik tiba di sekolah lebih awal untuk menyambut anak didik. Setelah bel berbunyi, anak anak berbaris yang dipimpin oleh pendidik sambil bernyanyi dengan diikuti gerakan tubuh sesuai dengan lirik lagu. Sebelum masuk ke kelas anak didik berikrar salam lalu satu persatu masuk ke kelas. Di dalam kelas pendidik mengajak anak untuk mengaji, berdoa sebagai kegiatan rutin sebelum belajar, kemudian menyanyikan beberapa lagu anak anak yang berkaitan dengan tema. Pendidik menanyakan kegiatan yang dilakukan kemarin dan menyampaikan tema dan subtema yang akan dilaksanakan pada hari itu.

Kegiatan diawali dengan senam fantasi meniru gerakan pohon ditiup angin, lalu tanya jawab tentang tanda tanda gejala turunnnya hujan.

b) Kegiatan Inti (±60 Menit)

Kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan dimulai dengan mengenal proses terjadinya hujan. Pada kegiatan ini, sebelumnya pendidik menjelaskan tentang proses turunnya hujan dengan memperlihatkan gambar siklus terjadinya hujan. Lalu pendidik mengenalkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti panci dan

(46)

tutup transparan, pemanas air, gelas bening dengan tutup plastik, lembar kegiatan proses terjadinya hujan.

Pendidik menjelaskan tentang cara bermain, dimulai dengan menuangkan air panas ke dalam panci kemudian ditutup dengan tutup transparan. Anak diminta mengamati panci yang berisi air tersebut, dan mendorong anak untuk menanyakan apa yang terjadi dengan tutup panci tersebut, dan menggali informasi yang sudah didapat anak dari hasil pengamatannya. Sebagai perbandingan mintalah kepada anak untuk mengamati panci yang berisi air dingin dan air panas. Pendidik memberi kesempatan kepada anak untuk mencoba memasukkan air sendiri ke dalam gelas dan menceritakan pengalamannya serta mengisi lembar kegiatan yang telah disiapkan oleh pendidik.

Kegiatan selanjutnya adalah, bermain melihat tanaman minum. Pendidik menyampaikan kegiatan main dengan memberi contoh kertas yang dilipat lalu digunting hingga membentuk bunga, kemudian dilipat kelopaknya kedalam membentuk kuncup bunga lalu diletakkan diatas piring cekung yang telah diberi air. Pendidik memberi anak didik kertas yang sudah digunting berbentuk bunga, anak tinggal melipat, lalu memberi kesempatan kepada anak untuk meletakkan diatas air sendiri dan mengamati apa yang terjadi.

Kegiatan inti terakhir adalah melingkari gambar tanaman yang layu dan karena tidak disiram dan mewarnai gambar tanaman yang subur.

Pendidik mengajak anak untuk membersihkan dan merapikan alat main setelah digunakan.

(47)

c) Istirahat (±30 menit)

- Mencuci tangan, menyiapkan bekal makan, berdo,a, makan - Merapikan alat makan, berdo,a sesudah makan.

d) Kegiatan Akhir (±30 menit)

Pada kegiatan akhir ini, pendidik megajak anak didik untuk bernyanyi lagu “Tik tik bunyi hujan” yang diikuti oleh seluruh anak didik, lalu memanggil beberapa orang anak untuk bernyanyi.

Setelah semua kegiatan selesai pendidik dan anak berdiskusi dan menarik kesimpulan sederhana dari apa yang telah dilakukan. Kemudian pendidik melakukan evaluasi yaitu dengan menanyakan kembali kegiatan apa saja yang sudah dilakukan pada hari itu, menanyakan perasaan anak atas kegiatan yang telah dilakukan, serta pertanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan kegiatan yang dipelajari. Berikan pujian kepada setiap anak yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Selanjtnya anak didik mengaji, berdo.a. salam dan pulang.

3) Observasi atau pengamatan a) Hasil observasi aktifitas pendidik

(48)

(1) Pendidik menjelaskan kegiatan main yang akan dilakukan, pada aktivitas ini dapat dikategorikan cukup, karena masih ada anak yang belum paham dengan apa yang disampaikan oleh.

(2) Pendidik memperagakan cara bermain. Dalam memperagakan kegiatan, pendidik mengingatkan anak untuk berhati hati karena menggunakan air panas dalam bermain. Kegiatan ini dikategorikan baik karena pendidik memgimgatkan anak untuk berhati hati dalam bermain dan anak didik sangat antusias dalam mengamati kegiatan.

(3) Pendidik mendorong anak tuk menanyakan tentang apa yang diamati, kegiatan ini dikategorikan cukup, karena masih ada anak didik yang belum paham dan tidak mau bertanya dengan apa yang dijelaskan pendidik.

(4) Pendidik memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mencoba menuangkan air ke dalan wadah dengan hati hati, kegiatan pada tahap ini dikategorikan baik, karena anak didik sangat antusias dalam bermain.

(5) Pendidik memberikan petunjuk atau bimbingan kepada anak yang membutuhkan, pada kegiatan ini dikategorikan cukup, karena pendidik mampu memberikan bantuan dan bimbingan kepada anak yang membutuhkan.

(6) Pendidik menghargai unjuk kerja anak didik, pada tahap obeservasi ini pendidik dapat dikategorikan baik, karena pendidik menghargai dan memberi pujian bagi anak yang sudah mampu melakukan dengan baik dan memberi dorongan bagi yang masih butuh bantuan.

b) Hasil observasi aktivitas anak didik

(49)

Pada indikator Mengenal proses terjadinya hujan, dari 15 anak didik yang yang diteliti terdapat 5 anak dalam kategori berkembang sangat baik (BSB), yakni anak didik yang sudah dapat mengetahui dan menyebutkan sebab sebab terjadinya hujan, dengan mengisi lembar kegiatan yang telah disiapkan oleh pendidik. 7 anak dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH), karena anak hanya dapat mengisi lembar kegiatan dangan tidak menjelaskan proses turunnya hujan dan 3 anak lainnya berada pada kategori mulai berkembang, karena dalam mengisi lembar kegiatan masih perlu bimbingan pendidik.

Pertemuan IV 1) Perencanaan

Pada pertemuan ke empat, pendidik menyiapkan kegiatan main dengan tema Tanaman dan sub tema proses pertumbuhan tanaman. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari materi awal dengan pengamatan yang dilakukan oleh anak selama dua hari sekali. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu. 19 Desember 2015, dimulai dari jam 07.30 pagi sampai jam 10.30 wita.

2) Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan a) Kegiatan Awal (±30 menit)

Pendidik tiba di sekolah lebih awal untuk menyambut anak didik. Setelah bel berbunyi, anak anak berbaris yang dipimpin oleh pendidik sambil bernyanyi dengan diikuti gerakan tubuh sesuai dengan lirik lagu. Sebelum masuk ke kelas anak didik berikrar salam lalu satu persatu masuk ke kelas. Di dalam kelas

(50)

pendidik mengajak anak untuk mengaji, berdoa sebagai kegiatan rutin sebelum belajar, kemudian menyanyikan beberapa lagu anak anak yang berkaitan dengan tema. Pendidik menanyakan kegiatan yang dilakukan kemarin dan menyampaikan tema dan subtema yang akan dilaksanakan pada hari itu.

Kegiatan diawali dengan berlomba lari mengambil kata yang sesuai untuk ditempelkan pada gambar pohon yang telah disediakan oleh guru.

b) Kegiatan Inti (±60 menit)

Pada kegiatan ini pendidik menjelaskan, mengulang kembali tentang proses pertumbuhan tanaman. Lalu pendidik mengenalkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam bermain, yakni lembar observasi anak, mistar ukur, pensil dan masing masing tanaman yang telah ditanam oleh anak didik.

Pendidik mengajak anak tuk mengamati tanaman yang telah ditanam, dan mendorong anak untuk menanyakan apa yang terjadi dengan tanaman tersebut.

Pendidik menggali informasi yang sudah didapat anak dari hasil pengamatan anak tentang tanamannya. Bagaimana dengan akarnya, apakah tunasnya sudah keluar atau belum Sebagai perbandingan mintalah kepada anak untuk mengukur tanaman yang paling tinggi dan rendah. Pendidik memberi kesempatan kepada anak untuk mengamati dan mengukur tanaman masing masing anak dan menceritakan pengalamannya serta mengisi lembar observasi yang telah disiapkan oleh pendidik.

Kegiatan selanjutnya adalah mengurutkan gambar proses pertumbuhan tanaman dengan memberi angka pada gambar. Sebelumnya pendidik memberikan

(51)

penjelasan dan meminta kepada anak untuk mengingat kembali hasil pengamatannya untuk selanjutnya mengisi lembar kagiatan yang telah disiapkan oleh pendidik.

Kemudian kegiatan inti terakhir adalah menebalkan titik titik hingga jelas terbaca kata di bawah gambar “Pohon.” Pendidik memberikan contoh kepada anak didik lalu memberi kesempatan kepada anak untuk mengerjakan sendiri.

Setelah kegiatan selesai dilaksanakan pendidik mengajak anak untuk bersama sama merapikan alat dan kegiatan main.

c) Istirahat (±30 menit)

- Mencuci tangan, menyiapkan bekal makan, berdo,a, makan - Merapikan alat makan, berdo,a sesudah makan.

d) Kegiatan Akhir (±30 menit)

Pada kegiatan akhir ini, adalah menyebutkan gambar yang ditunjukkan dan menunjukkan gambar dari bagian bagian tanaman yang disebutkan.

Setelah semua kegiatan selesai pendidik dan anak berdiskusi dan menarik kesimpulan sederhana dari apa yang telah dilakukan. Kemudian pendidik melakukan evaluasi yaitu dengan menanyakan kembali kegiatan apa saja yang sudah dilakukan pada hari itu, menanyakan perasaan anak atas kegiatan yang telah dilakukan, serta pertanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan kegiatan yang dipelajari. Berikan pujian kepada setiap anak yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Selanjtnya anak didik mengaji, berdo.a. salam dan pulang.

(52)

3) Observasi atau pengamatan a) Hasil observasi aktifitas pendidik

(1) Pendidik menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, kegiatan ini adalah kegiatan lanjutan yang telah dilaksanakan sebelumnya pada aktivitas ini dapat dikategorikan baik, karena anak sudah paham dengan apa yang disampaikan oleh pendidik.

(2) Pendidik memjelaskan cara mengamati tanaman, dimulai dari akar hingga tunasnya yang tumbuh . Hal ini dapat dikategorikan cukup karena masih ada anak didik yang belum mengerti dengan kegiatan yang dilakukan.

(3) Pendidik mendorong anak tuk menanyakan tentang apa yang diamati, kegiatan ini dikategorikan cukup, karena masih ada anak didik yang belum paham dan tidak dapat mengomunikasikan dengan apa yang diamati.

(4) Pendidik memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengamati dan mengukur tinggi tanaman, kegiatan pada tahap ini dikategorikan cukup, karena masih ada anak didik didik yang belum dapat mengukur tinggi tanaman dengan benar.

(5) Pendidik memberikan petunjuk atau bimbingan kepada anak yang membutuhkan, pada kegiatan ini dikategorikan baik, karena pendidik mampu memberikan bantuan dan bimbingan kepada anak yang membutuhkan.

(6) Pendidik menghargai unjuk kerja anak didik, pada tahap obeservasi ini pendidik dapat dikategorikan baik, karena pendidik menghargai dan memberi pujian bagi

(53)

anak yang sudah mampu melakukan dengan baik dan memberi dorongan bagi yang masih butuh bantuan.

b) Hasil observasi aktivitas anak didik

Pada indikator Mengamati proses pertumbuhan tanaman, dari 15 anak didik yang yang diteliti terdapat 5 anak dalam kategori berkembang sangat baik (BSB), yakni anak didik yang sudah dapat mengetahui dan menyebutkan proses pertumbuhan tanaman, mengenal bagian bagian dari tanaman dan dapat mengukur tanamannya berapa tinggi tanaman dengan pertumbuhan sekian hari. 7 anak dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH), karena anak hanya dapat menyebutkan proses pertumbuhan tanaman dan belum dapat mengukur dengan baik dan 3 anak lainnya berada pada kategori mulai berkembang, karena hanya dapat mengukur meskipun belum betul dan masih perlu bimbingan pendidik.

Pertemuan V 1) Perencanaan

Pada pertemuan ke lima, pendidik menyiapkan kegiatan main dengan tema Tanaman dan subtema Alat alat berkebun , dengan kegiatan main mengamati benda benda yang dapat tertarik oleh magnet. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa 22 Desember 2015, dimulai dari jam 07.30 pagi sampai jam 10.30 wita.

2) Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan a) Kegiatan Awal (±30 menit)

(54)

Pendidik tiba di sekolah lebih awal untuk menyambut anak didik. Setelah bel berbunyi, anak anak berbaris yang dipimpin oleh pendidik sambil bernyanyi dengan diikuti gerakan tubuh sesuai dengan lirik lagu. Sebelum masuk ke kelas anak didik berikrar salam lalu satu persatu masuk ke kelas. Di dalam kelas pendidik mengajak anak untuk mengaji, berdoa sebagai kegiatan rutin sebelum belajar, kemudian menyanyikan beberapa lagu anak anak yang berkaitan dengan tema. Pendidik menanyakan kegiatan yang dilakukan kemarin dan menyampaikan tema dan subtema yang akan dilaksanakan pada hari itu.

Kegiatan diawali pendidik meminta kepada anak untuk menceritakan pengalaman kejadian secara secara sederhana di depan kelas. Sebelumnya pendidik bercerita tentang rekreasi dan mendorong anak untuk mau bercerita tentang pengalamannya.

b) Kegiatan Inti (± 60 menit)

Kegiatan inti pertama adalah mengamati benda benda yang dapat ditarik oleh magnet. pendidik mengenalkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam bermain, dan menjelaskan kegiatan main. Pendidik mengajak anak tuk mencoba dan mengamati benda benda yang tertarik oleh magnet, dan mendorong anak untuk menanyakan apa yang terjadi dengan benda tersebut. Pendidik menggali informasi yang sudah didapat anak dari hasil pengamatan anak tentang percobaannya. Pendidik memberi kesempatan kepada anak untuk mencoba dan mengamati sendiri benda benda yang didekatkan dengan magnet lalu menceritakan pengalamannya serta mengisi lembar observasi yang telah disiapkan oleh pendidik.

(55)

Selanjutnya adalah kegiatan mewarnai gambar alat berkebun. Pendidik memperagakan cara mewarnai gambar. Setelah itu membagikan gambar dan krayon lalu memberi kesempatan kepada anak didik untuk mewarnai gambar.

Kegiatan berikutnya adalah menghitung dan menuliskan angka di bawah gambar alat berkebun.

Setelah kegiatan selesai dilaksanakan pendidik mengajak anak untuk bersama sama merapikan alat dan kegiatan main.

c) Istirahat (±30 menit)

- Mencuci tangan, menyiapkan bekal makan, berdo,a, makan - Merapikan alat makan, berdo,a sesudah makan.

d) Kegiatan Akhir (±30 menit)

Pada kegiatan akhir ini, pendidik mengajak anak bermain bisik berantai. Pendidik membisikkan ke telinga salah seorang anak didik , “Aku akan berkebun di rumah nenek.”, kemudian dilanjutkan oleh anak tersebut membisikkan ke telinga teman yang lain, dan selanjutnya hingga anak terakhir, pendidik menanyakan apa yang dibisikkan oleh temannya yang sebelumnya. Jika betul maka komunikasi anak dianggap berkembang namun jika salah ditelusuri letak kekeliruannya ada di mana.

Setelah semua kegiatan selesai pendidik dan anak berdiskusi dan menarik kesimpulan sederhana dari apa yang telah dilakukan. Kemudian pendidik melakukan evaluasi yaitu dengan menanyakan kembali kegiatan apa saja yang sudah dilakukan pada hari itu, menanyakan perasaan anak atas kegiatan yang telah

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H 0 ditolak, artinya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kejang demam dengan frekuensi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa sistem ganti rugi asuransi pertanian pada kelompok tani Panca Usaha 4 yang dilakukan belum sesuai dengan

Uji efektifitas dengan melaksanakan eksperimen diperoleh hasil bahwa rata-rata hasil tes kinerja untuk kelas eksperimen adalah 75.179 dengan varian 34.23 dan rata-rata

Wilayah kajian dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yaitu meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan dua model perbandingan yaitu CTL

Bakpia Pathuk Ayu yang merupakan salah satu dari industri kecil di Yogyakarta sehingga tidak terjangkau pengawasannya oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta dan

Rencana Strategis ( Renstra ) Inspektorat Kabupaten Banyuwangi disusun dengan maksud untuk memberikan arah atau acuan/ pedoman bagi Inspektorat Kabupaten Banyuwangi dalam

Definisi tentang tata kelola TI yang diambil dari COBIT 4.1 menyebutkan bahwa tata kelola TI didefinisikan sebagai tanggungjawab eksekutif dan dewan direksi, sebagai bagian dari

Di atas atap kamar operasi, terangkai sistem ducting untuk mengalirkan udara bersih dan bertekanan yang disaring oleh sistem hepafilter utama (outlet tepat pada area