• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.40303/PP/M.I/16/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.40303/PP/M.I/16/2012"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.40303/PP/M.I/16/2012

Jenis Pajak : PPN

Tahun Pajak : 2008

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Pajak Masukan yang dapat dikreditkan Masa Pajak Juni 2008 sebesar Rp54.441.446,00, yang terdiri dari:

1. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean berupa Licence

Rp 38.432.603,00

2. Pemanfaatan jasa dari luar daerah pabean

Rp 5.736.562,00 3. Koreksi karena jawaban

konfirmasi “Tidak Ada”

Rp 10.272.281,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

1. Koreksi Pajak Masukan atas Pemanfaatan Barang tidak berwujud dari luar daerah pabean berupa Licence sebesar Rp38.432.603,00;

Menurut Terbanding : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (8) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 telah dilakukan penelitian terhadap pengkreditan Pajak Masukan. Dari hasil penelitian diketahui terdapat pengkreditan Pajak Masukan atas perolehan BKP/JKP yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha sebesar Rp 38.432.603,00;

Menurut Pemohon Banding : bahwa penolakan diakuinya biaya license juga berarti bahwa PPN yang telah Pemohon Banding bayar ke Kas Negara menjadi pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.

Atas pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang tentu harus dikembalikan kepada pembayarnya. Oleh karena itu melalui mekanisme pengkreditan (yaitu dalam hal PPN yang Pemohon Banding bayar dapat dikreditkan) sesungguhnya secara efektif (bahkan lebih efisien) sama saja berarti pajak yang telah Pemohon Banding bayar juga dikembalikan;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Majelis : bahwa koreksi positif Pajak Masukan atas pemanfaatan BKP tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean berupa Licence berkaitan dengan koreksi biaya licence di PPh Badan yaitu tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha;

bahwa adapun pembahasan koreksi di PPh Badan adalah sebagai berikut :

bahwa menurut Terbanding pada saat pemeriksaan dasar koreksi adalah bahwa biaya tersebut tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha dan berdasarkan penelitian keberatan diketahui bahwa pembayaran intangible property/royalty diberikan kepada Bayer Materialscience AG Germany yang merupakan pemilik 99% PT XXX dan berdasarkan penelitian terhadap dokumen Patent and Technology License Agreement yang disampaikan Pemohon Banding diketahui Pemohon Banding diketahui bahwa tidak terdapat bukti otentik yang menunjukkan bahwa informasi, know how, formula yang disampaikan Pemohon Banding adalah dimiliki oleh Bayer AG Germany;

bahwa menurut Pemohon Banding bahwa sesungguhnya sesuai dengan Patent and Technology License Agreement, Pemohon Banding juga telah menerima manfaat informasi teknologi yaitu:

(a) Analisa/optimasi langkah-langkah proses, seperti simulasi reaktor (rates of adding components, post reaction times) dengan menggunakan model reaktor dan perhitungan cairan dinamis (computational fluid dynamics), (b) Rekomendasi-rekomendasi agar prosedur distilative work-up dan polyol

berjalan optimal, (c) alih pengetahuan tentang standard safety operation (OSS) dan insulasi tanki bahan baku (EO),

(d) Penentuan resep produk baru yang disebut A-1362. Bukti-bukti korespondensi atas pemberian informasi teknis tersebut sudah disampaikan sebelumnya. Fakta-fakta ini seharusnya juga dijadikan data bahwa adalah wajar Pemohon Banding membayar royalty kepada BMS AG, mengingat Pemohon Banding juga menerima manfaat secara nyata untuk keperluan usaha Pemohon Banding;

bahwa dalam persidangan Terbanding menjelaskan bahwa pembayaran license berupa patent teknologi pembuatan polyol, dari dokumen Pemohon Banding disimpulkan:

- ada teknologi DMC yang belum dipakai dalam proses produksi, padahal teknologi yang dipakai adalah KOH;

- patent Bayer AG belum didaftarkan ke Kemeterian Hukum dan HAM, dan hak patent merupakan hak teritorial;

bahwa Terbanding menyatakan bahwa untuk meyakinkan siapa pemilik patent, seharusnya patent Bayer AG didaftarkan di Indonesia, sehingga dapat diyakini bahwa beneficial owner adalah Bayer AG;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menjelaskan bahwa bukti kepemilikan tidak harus dari sertifikat patent, bukti kepemilikan sudah ditunjukkan ke Terbanding;

bahwa Pemohon Banding menjelaskan tekhnologi DMC belum dipakai dan tidak ada pembayaran royalty terkait dengan tekhnologi DMC, sesungguhnya DMC dan KOH hanya material kecil sebagai katalis untuk pembuatan polyol, katalis DMC adalah paling mutahir dan digunakan apabila dibutuhkan kapasitas yang lebih tinggi dengan semikian DMC dan KOH hanya merupakan proses kecil dari hasil atau output yang teknologinya sangat luas, KOH adalah material yang sangat umum, namun ada rumusan agar KOH dibutuhkan untuk menghasilkan produk secara maksimal, KOH hanya 2% dari 100% untuk menghasilkan output;

bahwa Pemohon Banding memberikan dokumen tambahan berupa :

- bukti terjadinya pemberian Technical Information sebagaimana dimaksud dalam Patent and Technology License Agreement;

- Uraian Data Tambahan Mengenai Proses Pembuatan Polyol;

- Surat Tambahan Keterangan sehubungan dengan Informasi yang Mengemuka dalam Persidangan dengan surat nomor : BMSI/TC/03/2012 yang menjelaskan dasar pembayaran royalty sebagai berikut :

1. Pembayaran royalti (license fee) yang dilakukan Pemohon sebagai konsekuensi dari penggunaan teknologi polyol yang dimiliki oleh Bayer Material Sciense AG (BMS AG) yang didasarkan atas perjanjian yang disepakati bersama dengan BMS AG;

2. Berkenaan dengan setifikat patent yang belum didaftarkan di Kementerian Hukum dan HAM sesungguhnya bukanlah kewajiban bagi si pemilik patent (inventor) untuk mendaftarkannya di Indonesia. Dalam hal suatu temuan tidak dipatenkan maka akan berakibat behwa temuan tersebut tidak terlindungi secara hukum jika ada pihak lain yang mengguakan atau memanfaatkan tanpa seijin pemiliknya dengan demikian keberadaan setifikat patent hanyalah untuk keperluan perlindungan hukum kepada pihak lain yang menggunakan tanpa seijinnya. Oleh karena itu jika ada kasus suatu perjanjian penggunaan temuan antara dua pihak sedangkan sipemilik temuan tidak mematenkan temuannya bukan berarti pihak yang menggunakannya terbebas dari kewajiban pembayaran atas penggunaan temuan tersebut, berkenaan dengan prinsip hukum tersebut Pemohon mendapatkan tehnologi dari BMS AG melalui cara perjanjian maka Pemohon wajib membayarkan royalty.

3. Sepanjang pengetahuan Pemohon prinsip perpajakan tidak mengenal legalitas baik dari sisi penghasilan maupun biayanya. Dalam kasus Pemohon jelas biaya royalti merupakan biaya atas penggunaan tehnologi untuk membuat produk yang akan dijual, sehingga biaya royalti adalah biaya untuk mendapatkan penghasilan yang seharusnya dapat dikurangkan dari penghasilan bruto Pemohon;

4. bahwa patent adalah salah satu intellectual properti, disamping itu ada juga know how, trade secret dan trade mark dimana trade secret dan know how tidak harus didaftarkan, hal ini juga ditegaskan OECD Transfer Pricing Guidelines for MNE and Tax Administration tahun 2010 chapter VI halaman 193;

5. bahwa sesuai dengan perjanjian antara Pemohon dengan BMS AG menggunakan tehnologi know how yang tidak harus didaftarkan;

6. bahwa dengan demikian koreksi Terbanding harus dibatalkan;

bahwa berdasarkan data, fakta dan penjelasan dalam persidangan Majelis berpendapat bahwa pembayaran license fee ke Bayer Material Science (BMS) AG berhubungan dengan produk yang dijual (polyol yang menggunakan tehnologi KOH) oleh Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan dokumen setifikat kepemilikan Intellectual Property dari instansi yang berwenang di Jerman, diketahui bahwa Bayer MaterialScience (BMS) AG adalah pemilik patent atas polyol yang menggunakan tehnologi KOH dan kepemilikan patent tidak harus didaftarkan di Indonesia;

bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas Majelis dapat meyakini bahwa pemilik licence yang sebenarnya adalah Bayer MaterialScience AG, sehingga Pajak Masukan yang dibayar terkait dengan pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud atau jasa kena pajak dari luar daerah pabean tersebut mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha;

bahwa dengan demikian Majelis berpendirian bahwa koreksi Terbanding atas Pajak Masukan sebesar Rp. 38.432.603,00 tidak dapat dipertahankan;

2. Koreksi Pajak Masukan atas Pemanfaatan Jasa dari Luar Daerah Pabean sebesar Rp5.736.562,00

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui terdapat pengkreditan Pajak Masukan atas perolehan BKP/JKP yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha sebesar Rp5.736.562,00. Pajak Masukan tersebut terkait dengan koreksi Biaya Management Service Fees di SPT Tahunan PPh Badan 2008;

Menurut Pemohon Banding : bahwa Penolakan diakuinya biaya IT service juga berarti bahwa PPN yang telah Pemohon Banding bayar ke Kas Negara menjadi pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.

Atas pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang tentu harus dikembalikan kepada pembayarnya. Oleh karena itu, melalui mekanisme pengkreditan (yaitu dalam hal PPN yang Pemohon Banding bayar dapat dikreditkan) sesungguhnya secara efektif (bahkan lebih efisien) sama saja berarti pajak yang telah Pemohon Banding bayar juga dikembalikan;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Menurut Majelis : bahwa Koreksi Positif Pajak Masukan atas Pemanfataan Jasa dari Luar Daerah Pabean sebesar Rp5.736.562,00 ini berkaitan dengan Koreksi Biaya Management Services Fee sebesar USD73,919.00 di Pajak penghasilan Badan yaitu tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha;

bahwa adapun pembahasan koreksi di Pajak Penghasilan Badan adalah sebagai berikut : bahwa menurut Terbanding Koreksi atas Management Services Fee dilakukan karena pemeriksaan PPN atas Pemohon Banding juga dilakukan koreksi, sehingga untuk menjaga konsistensi dalam pemeriksaan, Pemeriksa PPh Badan melakukan hal yang sama yaitu karena tidak berhubungan dengan kegiatan usaha dan berdasarkan keterangan Pemohon Banding pada saat penelitian keberatan berdasarkan keterangan Pemohon Banding tersebut, diketahui tentang adanya keterkaitan penggunaan jasa IT oleh Pemohon Banding dari Bayer SEA Singapore, namun demikian Bayer SEA adalah anak perusahaan Bayer Jerman yang didirikan khusus untuk menangani IT anak perusahaannya di regional ASEAN, dimana seluruh anak perusahaan diharuskan untuk menggunakan system IT tersebut dan diharuskan membayar kepada Bayer German melalui Bayer SEA Singapore (jawaban permintaan keterangan Nomor 9 dari Pemohon Banding);

bahwa Pemohon Banding tidak memberikan penjelasan mengenai detil manfaat yang diperoleh Pemohon Banding, Bayer SEA Singapore, Bayer Materialscience AG Germany dan Bayer Germany atas pemanfaatan service IT tersebut, dengan demikian Terbanding berpendapat biaya yang dikeluarkan oleh Pemohon Banding tersebut seharusnya menjadi tanggung jawab parent company;

bahwa Terbanding berpendapat Biaya Administrasi berupa Service IT sebagaimana pokok sengketa diatas merupakan kegiatan untuk kepentingan bersama yang seharusnya dibebankan kepada parent company, walaupun dibutuhkan oleh Pemohon Banding dalam rangka pembuatan laporan keuangan dan kontrol perusahaan terkait produksi;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pernyataan Terbanding tersebut, karena detail manfaat yang diperoleh Pemohon banding atas pemanfaatan service IT tersebut telah diberikan, yaitu :

1. Dalam Surat Pemohon Banding tertanggal 3 Agustus 2010 (diterima Kanwil Khusus tanggal 6 Agustus 2010),

2. Dalam Surat Nomor: 2/BMSI TaxObj PPh2008 tanggal 9 Maret 2011;

3. Dalam pertemuan antara Pemohon Banding dengan Peneliti Keberatan pada tanggal 24 Maret 2011;

bahwa menurut Pemohon Banding, dari ketiga sumber tersebut dapat diketahui bahwa manfaat yang diterima Pemohon Banding dari Jasa Manajemen IT Bayer SEA adalah untuk efisiensi dan efektifitas Manajemen Pembelian, Persediaan, Penjualan dan Penyusunan Laporan Keuangan, dimana Bayer SEA jelas dalam hal ini sebagai pemberi jasa pemberi manfaat (bukan penerima manfaat), Bayer AG tidak pernah menerima manfaat dari Bayer SEA, sedangkan Pemohon Banding (PT BMSI) secara nyata-nyata menerima manfaat sebagaimana telah disebutkan di atas, oleh karena itu tidak tepat jika biaya tersebut harus ditanggung oleh Bayer AG (parent company);

bahwa menurut Terbanding koreksi ini terkait dengan pembayaran IT Sevices yang ditagihkan Bayer (South East Asia) Pte Ltd Singapore kepada Pemohon Banding lebih dominan untuk kepentingan owner yaitu Bayer MaterialScience AG;

bahwa menurut Pemohon Banding aplikasi BayMap berupa pengembangan umum aplikasi tanpa membedakan perusahaan sehingga ada keseragaman penyusunan Laporan Keuangan, mungkin betul untuk aplikasi BayMap ada kepentingan BMS AG (parent company) namun hanya sebatas pada bentuk sistem yang seragam pada setiap entitas Bayer di seluruh dunia akan tetapi Pemohon Banding mempunyai kepentingan juga dalam aplikasi tersebut, untuk aplikasi BPCS (Sub GL) hanya untuk kepentingan Pemohon Banding tidak ada hubungannya dengan BMS AG untuk menyesuaikan dengan bentuk dokumen yang berlaku secara umum di Indonesia yaitu berupa pelaporan internal, pengelolaan order pembelian, order penjualan, persediaan (inventories), costing, penjualan dan pembuatan faktur pajak, yang melakukan service dan maintenance atas aplikasi tersebut adalah Bayer (South East Asia) Pte Ltd Singapore;

bahwa berdasarkan data, fakta dan penjelasan dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa pembayaran Service Fee ke Bayer (South East Asia) Pte Ltd Singapore bukan semata- mata untuk kepentingan parent company tapi Pemohon Banding mendapatkan manfaat yang lebih besar atas pemasangan aplikasi sistim tersebut;

bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, Majelis dapat meyakini bahwa pengeluaran untuk perolehan Jasa kena Pajak berupa Service IT berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, dengan demikian Koreksi Terbanding atas atas Pemanfataan Jasa dari Luar Daerah Pabean sebesar Rp5.736.562,00, tidak dapat dipertahankan;

3. Koreksi Pajak Masukan akibat jawaban konfirmasi tidak ada sebesar Rp.10.272.281,00;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Menurut Terbanding : bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan sebesar Rp10.272.281,00 karena konfirmasi/klarifikasi dijawab “tidak ada”;

Menurut Pemohon Banding : bahwa belum atau tidak dijawabnya permintaan konfirmasi mohon tidak dijadikan dasar hukum untuk tidak diakuinya kredit Pajak Masukan, karena hal itu hanya permasalahan administratif Pemeriksaan, bahkan seharusnya pihak Supplier-lah yang dikenakan tagihan PPN dan sanksinya, bukan Pemohon Banding yang terkena koreksi tidak diakuinya pajak masukan Pemohon Banding, terlebih lagi Pemohon Banding juga sudah menyampaikan bukti arus barang dan arus uang atas seluruh pajak masukan Pemohon Banding, sehingga seharusnya dengan merujuk kepada SE-10/PJ.52/2006 tanggal 15 Agustus 2006 atas pajak masukan yang telah didukung bukti arus barang dan arus uang dapat diyakini kebenarannya (tidak perlu dikoreksi), dan oleh karena itu penolakan ini juga membuat data arus uang dan arus barang yang telah Pemohon Banding berikan menjadi mubazir, sehingga permintaan data tersebut dalam proses keberatan layak dipertanyakan;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan sebesar Rp10.272.281,00 karena konfirmasi/klarifikasi dijawab “tidak ada”, sehingga tidak dapat diperhitungkan sebagai Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dengan rincian sebagai berikut :

No Faktur Pajak Jumlah PPN Jawaban

No. Seri Tanggal PKP Penjual

(Rp) 1 010-000-

0800000045

3-Jun-08 PT AAA 561.124 Belum dijawab 2 010-000-

0800000058

3-Jun-08 PT BBB 8.011.157 Tidak ada 3 010-000-

0800000066

17-Jun-08 PT BBB 1.700.000 Tidak ada

Total 10.272.281

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding karena Pemohon Banding dapat menunjukkan bahwa Pajak Masukan tersebut sudah dibayar dan Pemohon Banding sudah menyampaikan bukti arus barang dan arus uang atas seluruh pajak masukan tersebut;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding melampirkan dokumen pendukung berupa : 1. SPT PPN Masa Pajak Juni 2008;

2. Bukti pendukung a.n PT AAA, yang terdiri dari :

- Direct Internet/Payments & Collections tanggal 23 Juli 2008 dari Deutsche Bank;

- Invoice Approval Voucher Nomor : 310237 tanggal 13 Juni 2008;

- Invoice Nomor : 047/ASS-STW/VI/08 tanggal 3 Juni 2008;

- Faktur Pajak Standar Nomor 010.000-08.00000045 tanggal 3 Juni 2008;

- Delivery Order Nomor : 053/ASS/STW/08 tanggal 28 May 2008;

- Purchase Order Nomor : 861532-7 tanggal 10 Maret 2008;

3. Bukti pendukung a.n PT BBB, yang terdiri dari :

- Direct Internet/Payments & Collections tanggal 24 Juli 2008 dari Deutsche Bank;

- Invoice Approval Voucher Nomor : 310256 tanggal 24 Juni 2008;

- Invoice Nomor : 0058-FP/Inv/CAI/VI/08 tanggal 3 Juni 2008;

- Faktur Pajak Standar Nomor : 010.000-08.00000058 tanggal 3 Juni 2008;

- Delivery Order Nomor : 862994-8 tanggal 9 Mei 2008;

- Delivery Note tanggal 10 Juni 2008;

- Purchase Order Nomor : 862994-8 tanggal 9 May 2008;

4. Bukti pendukung a.n PT BBB, yang terdiri dari :

- Direct Internet/Payments & Collections tanggal 14 Juli 2008 dari Deutsche Bank;

- Invoice Approval Voucher Nomor : 310257 tanggal 24 Juni 2008;

- Invoice Nomor : 0066-FP/Inv/CAI/VI/08 tanggal 17 Juni 2008;

- Berita Acara Pekerjaan Nomor : ES034/0408/CAI-BA/0608 tanggal 12 Juni 2008;

- Purchase Order Nomor : 862842-7 tanggal 5 May 2008;

- Faktur Pajak Standar Nomor : 010.000-08.00000066 tanggal 17 Juni 2008;

bahwa berdasarkan penilaian terhadap dokumen Pemohon Banding, Majelis berpendapat bahwa berdasarkan bukti arus uang dan arus barang, Pemohon Banding dapat menunjukkan dokumen/bukti pembayaran atas seluruh Faktur Pajak Masukan yang dikoreksi Terbanding;

bahwa jawaban konfirmasi dari KPP Penjual yang dijawab “tidak ada“ tidak seharusnya dibebankan kepada PKP Pembeli sepanjang PKP Pembeli dapat menunjukkan bukti bahwa Pajak Masukan tersebut sudah dibayar;

bahwa berdasarkan data, fakta dan penjelasan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas Faktur Pajak Masukan sebesar Rp10.272.281,00 tidak dapat dipertahankan;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(7)

Menimbang : bahwa oleh karena atas jumlah PPN yang masih harus /(lebih) dibayar yang disengketakan oleh Pemohon sebesar Rp. 108.882.892,00, dikabulkan seluruhnya oleh Majelis, maka Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak untuk mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding;

Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang- undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan : Mengabulkan seluruhnya Banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-1064/WPJ.07/2011 tanggal 3 Mei 2011, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Juni 2008 Nomor:

00217/207/08/052/10 tanggal 12 Februari 2010, atas nama : XXX sehingga perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Masa Pajak Juni 2008 yang masih harus (lebih) dibayar menjadi sebagai berikut:

DPP PPN Rp. 40.206.750.238,00

Pajak Keluaran Rp. 4.020.675.032,00 Jumlah Pajak yang dapat

diperhitungkan

(Rp. 7.496.543.439,00) PPN yang kurang dibayar/(lebih)

dibayar

(Rp. 3.475.868.407,00) Dikompensasikan ke masa pajak

berikutnya

Rp 3.475.868.407,00 Jumlah yang masih harus

dibayar/(lebih)dibayar

Rp. 0,00 Sanksi Administrasi Rp. 0,00 PPN yang masih harus

dibayar/(lebih) dibayar

Rp. 0,00

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

bahwa sehingga atas kegiatan jasa pedagangan yang dilakukan Pemohon Banding termasuk Jasa Kena Pajak yang terutang PPN karena jasa tersebut dilakukan di dalam daerah pabean sesuai

bahwa sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 575/KMK.04/2000 tersebut di atas, maka terhadap usaha Pemohon Banding yang merupakan satu perusahaan yang terpadu (integrated)

Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam banding ini adalah koreksi Terbanding atas besarnya Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar Rp1.739.380.932,00 yang dihitung

Menimbang :bahwa oleh karena itu koreksi pajak akibat sengketa tarif oleh Majelis terhadap jumlah Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2008 menurut Keputusan Terbanding atas

bahwa pokok sengketa koreksi atas Pajak Masukan, menurut Terbanding bahwa Pajak Masukan tidak memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 24 UU PPN dan Pasal 13 ayat (9) Undang-Undang PPN

Menurut Majelis : bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa Pemohon Banding telah membuat Faktur Pajak Faktur Pajak atas selisih harga jual dan Nilai Jual Obyek Pajak dengan

Menurut Majelis : bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak KPP Penanaman Modal Asing Tiga Nomor : LAP-155/PL/WPJ.07/KP.0400/1.4/2010 tanggal 26 April 2010 diketahui bahwa

bahwa menurut Terbanding pada saat pemeriksaan dasar koreksi adalah bahwa biaya tersebut tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha dan berdasarkan penelitian