• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KASUS VERUKA VULGARIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KASUS VERUKA VULGARIS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KASUS VERUKA VULGARIS

Disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin di RSUD Tugurejo Semarang

Pembimbing :

dr. S. Windayati Hapsoro, Sp.KK

Disusun Oleh : Erwin Ulinnuha Fahreza

H2A008018

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013

(2)

LAPORAN KASUS

MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

PENYUSUN LAPORAN

Nama : Erwin Ulinnuha Fahreza NIM : H2A008018

Tanda tangan :

PENGESAHAN

Nama Dosen : dr. S. Windayati H, Sp.KK Tanda tangan :

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. S

Usia : 45 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Randu Garut RW IV RT II Tugu Semarang Pekerjaan : karyawan swasta

Pendidikan tertinggi : SMA

No. RM Irja : 195558

Tanggal MRS : Jumat, 17 Mei 2013

B. ANAMNESIS

(secara Autoanamnesis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Tugurejo Semarang) Tanggal : Jumat, 17 Mei 2013

Jam : 10.00 WIB

 Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan nyeri pada benjolan di tangan

(3)

 Riwayat Penyakit Sekarang

Pada bulan november 2011 sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh ada benjolan di telapak tangan kiri. Awalnya benjolan berjumlah 1(satu) kemudian bertambah menjadi 3 (tiga). Benjolan terasa sakit ketika ditekan, tidak gatal. Benjolan berwarna keputihan, bentuk bulat, sebesar biji kacang hijau. Pasien merasa tidak nyaman dan memeriksakan diri ke RSUD Tugurejo Semarang, dokter mengatakan bahwa benjolan tersebut adalah mata ikan dan disarankan dilakukan pengangkatan benjolan tersebut, dan pasien setuju untuk dilakukan pengangkatan benjolan.

Pengangkatan dilakukan di poli bedah umum. Setelah dilakukan pengangkatan, keluhan hilang.

Pada bulan juli 2012, benjolan muncul lagi, ditelapak tangan sebelah kanan dan kiri.

Pada bulan Mei 2013, pasien memeriksakan di poli kulit dan kelamin RSUD tugurejo, pasien mengeluh benjolan yang tumbuh semakin banyak di tangan kanan dan kiri.

Tidak gatal, ukuran kurang lebih sebesar biji kacang hijau, berwarna putih.

 Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat sakit seperti ini : (+) sejak tahun 2011 - Riwayat Hipertensi : disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal - Riwayat sakit kulit lain : disangkal - Riwayat sakit kelamin : disangkal - Riwayat asma : disangkal

- Alergi : disangkal

 Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat sakit seperti ini : disangkal - Riwayat penyakit kulit : disangkal - Riwayat sakit kelamin : disangkal - Riwayat Hipertensi : disangkal - Riwayat Diabetes Melitus : disangkal - Riwayat Asma : disangkal

- Alergi : disangkal

(4)

 Riwayat kebiasaan

Setiap hari pasien bekerja sebagai karyawan swasta di PT. Aquafarm Nusa ,yang bertugas membersihkan ikan, tetapi pasien mengaku sudah menggunakan sarung tangan, setiap setelah membersihkan ikan selalu cucitangan menggunakan sabun sunlight.

 Keadaan Sosial Ekonomi

Ny. Sumaeni sudah menikah dengan seorang suami yang bekerja. Tinggal bersama 1 anaknya dan memiliki 1 cucu. Pasien menggunakan jamsostek untuk biaya penggobatan.Kesan ekonomi pasien cukup.

C. PEMERIKSAAN Pemeriksaan Fisik

Tanggal : jumat, 17 Mei 2013 Jam : 10.15 WIB

 Status Generalis

KU : baik

Kesadaran : Compos Mentis

Status Gizi : BB 42 kg, TB 150 kg, BMI : 18,67 kg/m2 ( kesan gizi cukup)

Vital sign

Tensi : 110/80 mmHg

Nadi : 72 kali/menit regular, isi dan tegangan cukup Nafas : 20 kali/menit regular thorakoabdominal Suhu : 36,7oC

(5)

Kepala : Normocephali, rambut hitam, terdapat skuama di kulit kepala Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada madarosis Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Telinga : Normal, tidak ada kelainan kulit Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-)

Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada kelainan kulit Thoraks : tidak dilakukan, kulit status dematologikus Abdomen : tidak dilakukan, kulit status dematologikus Ekstremitas atas : akral hangat, (status dermatologikus)

Ekstremitas bawah : akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis, terdapat kelainan pada (status dermatologikus)

 Status Dermatologis : Distribusi : Regional

Ad region :manus dextra et sinistra Lesi : lentikular, sirkumskrip

Efloresensi :nodula , nodula dengan makula eritem, hiperkeratosis

(6)

D. RINGKASAN :

Ny. Sumaeni usia 45 tahun datang ke RSUD TugurejoJumat, 17 Mei 2013dengan keluhan nyeri pada benjolan di tangan. Pada bulan november 2011 sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh ada benjolan di telapak tangan kiri. Awalnya benjolan berjumlah 1(satu) kemudian bertambah menjadi 3 (tiga). Benjolan terasa sakit ketika ditekan, tidak gatal. Benjolan berwarna keputihan, sebesar biji kacang hijau. Pasien merasa tidak nyaman dan memeriksakan diri ke RSUD Tugurejo Semarang, dokter mengatakan bahwa benjolan tersebut adalah mata ikan dan disarankan dilakukan pengangkatan benjolan tersebut, dan pasien setuju untuk dilakukan pengangkatan benjolan. Pengangkatan dilakukan di poli bedah umum. Setelah dilakukan pengangkatan, keluhan hilang.

Pada bulan juli 2012, benjolan muncul lagi, ditelapak tangan sebelah kanan dan kiri.

(7)

Pada bulan Mei 2013, pasien memeriksakan di poli kulit dan kelamin RSUD tugurejo, pasien mengeluh benjolan yang tumbuh semakin banyak di tangan kanan dan kiri.

Tidak gatal, ukuran kurang lebih sebesar biji kacang hijau, berwarna putih.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien keadaan umum baik, kesadaran Compos mentis dan kesan gizi cukup, Tensi : 100/80 mmHg, Nadi : 72x / menit, regular, isi dan tegangan cukup, Nafas : 20x / menit, regular torakoabdominal, Suhu : 36,7oC.

Pemeriksaan status dermatologis didapatkan lesi lentikular, sirkumskrip di regio manus dextra et sinistra. Ujud kelainan kulit berupa papula, dan papula dengan makula eritem, hiperkeratosis.

E. DIAGNOSIS BANDING : Veruca vulgaris

Moluscum kontagiosum

F. DIAGNOSIS : Veruca vulgaris

G. PENATALAKSANAAN :

 Diagnostik

Pemeriksaan histopatologis

 Terapi Topikal :

- Asam salisilat 12-26%

- Vaselin album Tindakan :

- Laser karbondioksida - kauterisasi

Sistemik :

- Pemberian analgetik : asam mefenamat 3 x 500 mg

 Edukasi

- Jangan menyikat, menjepit, menyisir, atau mencukur daerah yang berkutil untuk menghindari penyebaran virus.

(8)

- Jangan menggunakan pemotong kuku yang sama pada kutil anda selagi anda gunakan pada kuku yang sehat.

- Jangan gigit kuku andi jika anda memiliki kutil didekat kuku.

- Jangan mencungkil kuku karena dapat menyebabkan virus.

- Rajin mencuci tangan dan kulit secara teratur dan benar.

- Mandi dua kali sehari sehingga kebersihan kulit senantiasa terjaga.

- Bila terdapat luka kecil atau luka parutan, bersihkan dengan sabun dan air hangat serta langsung dikeringkan.

- Kenakan selalu alas kaki, bila perlu yang tahan air atau anti selip terutama saat menggunakan fasilitas umum.

H. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam Quo ad sanam : dubia ad bonam Quo ad cosmeticum : dubia ad bonam

(9)

PEMBAHASAN

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien maka di dapatkan diagnosis yaitu veruca vulgaris. Pada penegakan diagnosis veruca vulgaris didapatkan data-data; Pasien Ny.

Sumaeni, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada benjolan di tangan. Benjolan pada tangan bersifat residif. Sesuai dengan ciri dari penyakit veruka bahwa penyakit veruka disebabkan oleh virus, sehingga lesi bersifat residif. Veruka atau yang lebih dikenal dengan

“kutil” merupakan ploriferasi jinak pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV).HPV merupakan virus DNA yang terdiri lebih dari 100 tipe.Dapat menyerang kulit dan mukosa ekstremitas, genital serta mukosa laring dan mulut.Virus ini tidak menunjukkan gejala dan tanda yang akut melainkan terjadi secara lambat serta adanya ekspansi fokal dari sel epitel.Walaupun bersifat jinak, tetapi beberapa tipe HPV dapat bertransformasi menjadi neoplasma.Bentuk klinis yang ditimbulkan bermacam-macam, yaitu veruka vulgaris (common warts), veruka plana (flat warts), veruka plantaris (plantar warts), genital warts. Selain itu, HPV dapat menyebabkan penyakit yang disebut epidermodysplasia verruciformis

Selain dari hasil anamnesis didapatkan pula hasil pemeriksaan fisik yang mengarahkan pada diagnosis veruka. Pemeriksaan status dermatologis didapatkan lesi lentikular, sirkumskrip di regio manus dextra et sinistra. Ujud kelainan kulit berupa papula, nodula dan papula dengan makula eritem, hiperkeratosis. Sesuai dengan kepustakaan tanda dan gejala pada veruka adalah Veruka biasa muncul 2-9 bulan setelah inokulasi. Terdapat periode infeksi subklinik yang panjang dan mungkin awal terjadinya infeksi tidak tampak.Permukaan veruka yang kasar mungkin mengganggu kulit yang berdekatan sehingga dapat terjadi inokulasi pada bagian kulit yang berdekatan tersebut, timbulnya veruka baru berlangsung beberapa pekan hingga beberapa bulan.Gambaran klinis yang muncul juga tergantung dari tipe HPV yang menginfeksi.Veruka vulgaris atau common warts disebabkan oleh infeksi HPV tipe 2 dan sebagian kecil berasal dari HPV tipe 1,4,7 serta tipe HPV lainnya juga mungkin bisa menyebabkan veruka vulgaris. Biasanya veruka vulgaris berlokasi pada tangan terutama pada jari dan telapak tangan.Meskipun sebenarnya dapat terjadi di bagian tubuh manapun dimana penyebarannya secara autoinokulasi.Biasanya muncul tanpa gejala.Jika mengenai lipatan kuku ataupun bagian bawah kuku maka dapat merusak pertumbuhan kuku.

Periungual warts lebih sering terjadi pada orang yang suka menggigit kukunya lesi biasanya konfluen dan melibatkan lipatan kuku bagian proksimal dan lateral dan mungkin dapat menyebar ke bibir dan lidah biasanya pada separuh bagian tengah. Jika tumbuh di dekat mata

(10)

maka berhubungan dengan terjadinya konjungtivitis dan keratitis.Dapat pula berlokasi disekitar genitalia, tetapi hanya sekitar 1-2%.Pada laki-laki hampir selalu menyerang batang penis.

Pada veruka vulgaris terjadi hiperplasia semua lapisan epidermis, dapat terlihat hiperkeratosis dengan area parakeratosis, serta lapisan malpighi dan granular menebal. Lesi berupa papul atau nodul berduri, bersisik, kasar yang dapat ditemukan pada permukaan kulit di berbagai tempat di tubuh, dapat tunggal maupun berkelompok, ukuran bervariasi mulai dari pinpoint hingga lebih dari 1 cm, tetapi rata-rata 5 mm. Bertambahnya ukuran lesi berlangsung beberapa pekan hingga beberapa bulan. Lesi berwarna abu-abu dengan permukaan yang kasar sehingga disebut verrucous.Pada beberapa kasus didapatkan mother wart yang berkembang dan tumbuh lambat dalam waktu yang lama.Dan kemudian secara tiba-tiba muncul veruka yang baru.Pada permukaan veruka tersebut, terlihattitik-titik hitam yang kecil, yang merupakan bekuan darah akibat dilatasi kapiler.

Histopatologi

Pemeriksaan hisyopatologis pada Verruca terdiri dari epidermis yang akantotik dengan papillomatosis, hiperkeratosis, dan parakeratosis. Rete ridges yang memanjang seringkali tertuju langsung pada pusat kutil. Pembuluh darah kapiler dermis ialah prominen dan mungkin mengalami trombosis. Sel-sel mononuklear mungkin ada. Keratinosit besar dengan nukleus piknosis eksentrik dikelilingi oleh halo perinukleus (sel koilositotik atau koilosit) merupakan karakteristik dari papilloma yang dikaitkan dengan HPV. Koilosit yang divisualisasikan dengan pengecatan Papanicolaou (Pap) menggambarkan tanda terjadinya infeksi HPV. Sel yang terinfeksi PV mungkin memiliki granul-granul eosinofilik kecil dan kelompok padat granul-granul keratohialin basofilik. Granul-granul tersebut dapat terdiri dari protein HPV E4 (E1-E4) dan tidak menunjukkan banyaknya partikel-partikel virus. Kutil yang datar kurang memiliki akantosis dan hiperkeratosis dan tidak memiliki parakeratosis atau papillomastosis. Sel koilositotik biasanya sangat banyak, menunjukkan sumber lesi virus.

Diagnosis banding pasien ini antara lainMoluscum kontagiosum. Untuk membedakan Moluskum kontagiosum dengan veruca vulgaris dapat ditemukan melalui anamnesis , pemeriksaan fisik dan penunjang. Moluskum kontagiosum merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus poks,Masa inkubasi Moluskum kontagiosum didapatkan satu sampai beberapa minggu hingga bulan. Lesi berupa papulae miliar, asimtomatis, berbentuk kubah dengan delle, bila dipijat mengeluarkan massa putih seperti butiran

Referensi

Dokumen terkait

o Pada pasien dengan deformitas gibbus karena infeksi sekunder tuberkulosa yang sudah lama akan tampak tulang vertebra yang mempunyai rasio tinggi lebih besar

Apabila ketuban  pecah sebelum usia kehamilan kurang dari 37 minggu akan meningkatkan risiko infeksi, juga meningkatkan risiko terjadinya penekanan tali pusat yang

Komplikasi yang dapat terjadi adalah gagal napas, aspirasi makanan atau cairan ke dalam paru, pneumonia, meningkatkan resiko terjadinya infeksi, trombosis vena

Pada peritonitis primer, etiologi terjadinya peritonitis tidak  berasal dari traktus gastrointestinal (infeksi yang nantinya terjadi tidak  berhubungan langsung dengan

Adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi dibagian

Pada kasus ini, lesi awal timbul berupa papul sewarna kulit sampai kekuningan di telapak hingga jari kaki kiri yang timbul sejak pasien lahir.. Pada betis kiri bagian

menunjukkan terdapat infeksi salmonella serogroup D walau tidak secara spesifik menunjuk pada S.typhi. infeksi oleh S.paratyphi akan memberikan hasil negative. 2 Secara

Gigi molar kedua dan ketiga kiri bawah merupakan sumber infeksi bagi abses leher dalam, karena akarnya meluas ke persimpangan otot milohioid dengan korpus mandibula yang berdekatan