• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK KERJASAMA GURU BK DENGAN WALI KELAS DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA DIAN ANDALAS PADANG. Oleh ABSTRACK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BENTUK KERJASAMA GURU BK DENGAN WALI KELAS DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA DIAN ANDALAS PADANG. Oleh ABSTRACK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK KERJASAMA GURU BK DENGAN WALI KELAS DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK

DI SMA DIAN ANDALAS PADANG Oleh

Ratna Sari *

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

This study starts from the invisibility of the phenomenon still homeroom yet communicate with a counselor about the problems faced by learners . It is characterized by the presence of counselors who have difficulty in implementing guidance and counseling services sbecause of time constraints and their homeroom to the counselor has not provided information related to the identity , record events and problems that occur in learners . The purpose of this study is to describe:1) Cooperation with the counselor in the administration of activities homeroom guidance and Counseling . 2) Cooperation with homeroom counselor in providing information about the learners . This type of research is classified as descriptive quantitative research . The population is all counselors and high school homeroom Dian Andalas Padang numbered 14 people . Sampling was done in total sampling with a sample size of 14 people. The instrument used in this study was a questionnaire and analyzed by using percentages . The results of this study revealed that counselors cooperation with homeroom in the administration of guidance and counseling activities are in very good criteria and cooperation with homeroom counselor in providing information about the learners are at a very good criterion . It can be concluded that the better cooperation between the counselor and the class teacher will better the teachers in helping to overcome the problem of learners . This research was recommended to counselors and homeroom in order to maintain and increase its cooperation in addressing the problems experienced by learners .

Keywords: Cooperation, Counselor, Guardian Class

Pendahuluan

Sekolah sebagai suatu lembaga yang bersifat formal dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan pribadi peserta didik. Sekolah juga merupakan lembaga yang bersifat kompleks dan unik. bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi yang didalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama yang lainnya saling berkaitan dan saling menentukan, sedangkan sifat unik menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasi yang memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi yang lain. Ciri-ciri yang menempatkan sekolah yang memiliki karakter tersendiri di mana terjadinya proses belajar mengajar untuk perkembangan potensi manusia.

Pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah merupakan tugas dan tanggung jawab guru BK namun didasari sepenuhnya bahwa pendidikan merupakan suatu sistem dalam mencapai pendidikan

baik tujuan pendidikan, tujuan institusional maupun tujuan kurikuler, khususnya dalam mencapai kesuksesan belajar peserta didik.

Permasalahan peserta didik di sekolah memang sudah menjadi bagian dari fenomena yang terjadi di lembaga sekolah dan meresahkan bagi warga sekolah. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan pengkajian dan penanganan dengan berbagai solusi-solusi yang sekiranya dimungkinkan untuk diterapkan dalam peran mengatasi masalah peserta didik. Bentuk peranan yang dilakukan oleh guru itu sendiri, yang mencakup semua guru dan staf administrasi.

Menurut Sudrajat (2011:3) secara sederhana masalah dapat diartikan sebagai suatu kesulitan yang harus dipecahkan atau dicarikan jalan keluarnya. Ciri-ciri masalah adalah sebagi berikut: (1) masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, (2) semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat, (3) tiap kesenjangan yang terjadi dapat

1

▸ Baca selengkapnya: catatan perkembangan siswa oleh wali kelas

(2)

menimbulkan persepsi yang berbeda-beda, (4) masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh individu itu sendiri maupun oleh lingkungan, (5) masalah timbul akibat dari proses belajar yang keliru, (6) masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar (baic question) yang perlu dijawab, (7) masalah dapat bersifat individu maupun kelompok.

Sudrajat (2011:4) mengemukakan jenis-jenis masalah yang dihadapi oleh peserta didik yaitu masalah belajar dan masalah emosi. Penanganan masalah akan mustahil dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dorongan dan dukungan dari segenap personil sekolah yang ada. artinya pelaksanaan BK di sekolah membutuhkan dukungan yang terwujud dalam bentuk kerjasama.

Kerjasama yang harus dibina guru BK untuk membantu masalah yang dialami oleh peserta didik adalah kerjasama antara guru BK dengan wali kelas. Menurut Neviyarni (2009:109) kerjasama yang dilakukan guru BK dan wali kelas sebagai berikut: (1) memasyarakatkan layanan- layanan BK kepada peserta didik dan orang tua, (2) memberikan berbagai informasi yang diberikan oleh guru pembimbing, (3) mengatur waktu pengelolaan waktu BK guna memperlancar proses belajar mengajar untuk membantu perkembangan peserta didik.

Menurut Supriatna (2011:89) wali kelas sebagai mitra kerja konselor, juga memiliki tugas-tugas bimbingan dan konseling, yaitu: (1) membantu guru pembimbing dan konseling melaksanakan layanan BK yang menjadi tanggung jawabnya, (2) membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan BK, (3) memberikan informasi tentang peserta didik di kelasnya untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling dari guru BK, (4) menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang peserta didik yang perlu diperhatikan khusus, (5) ikut serta dalam konferensi kasus.

Senada dengan pendapat di atas menurut Nurihsan (2011:52) bentuk kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam pengadministrasian kegiatan BK dalam mengatasi masalah belajar peserta didik yaitu: (1) membuat catatan kejadian peserta didik, (2) membuat hasil laporan observasi,

(3) penyelenggraraan sosiometri, (4) pemberian informasi tentang identitas peserta didik, (5) penyelenggaraan kunjungan rumah, (6) penyelenggaraan tes psikologis, (7) penghimpunan data peserta didik. Selanjutnya Imron (2011:82) mengemukakan bentuk kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam memberikan informasi mengenai peserta didik sebagai berikut: (1) catatan kehadiran, (2) Catatan ketidakhadiran, (3) Catatan keterlambatan peserta didik datang kesekolah.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 20-25 Januari 2014 di SMA Dian Andalas Padang informasi yang penulis dapatkan, masih terlihat wali kelas belum berkomunikasi dengan guru BK tentang masalah yang dihadapi peserta didik, masih adanya peserta didik yang belum mendapatkan solusi terkait dengan permasalahan yang terjadi sesuai dengan kebutuhannya, masih ditemui wali kelas dan guru mata pelajaran memutuskan penyelesaian masalah peserta didik dan belum berkonsultasi dengan guru BK, guru BK mengalami kesulitan dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling karena keterbatasan waktu serta masih ditemui peserta didik yang bersikap kurang baik terhadap guru ketika bertemu ataupun dalam proses belajar mengajar, masih adanya wali kelas belum memberikan informasi kepada guru BK terhadap masalah yang terjadi pada peserta didik dalam proses belajar dan masih terlihat wali kelas yang mengeluh dengan permasalahan peserta didik dalam belajar.

Berdasarkan wawancara dengan salah seorang guru BK informasi yang didapat penulis adalah kurangnya kesadaran peserta didik untuk datang ke ruangan BK untuk menceritakan masalah yang dialaminya dan masih terlihat peserta didik yang sering terlambat datang ke sekolah dan minat belajar peserta didik masih kurang.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Yusuf (2005:83) mengemukakan bahwa “penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sisitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail”.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru BK dan wali kelas sebanyak 14 orang dan teknik pengambilan sampel adalah Total

(3)

Sampling, jumlah sampel sebanyak 14 orang. Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval, sumber data yang digunakan data primer yaitu dari peserta didik dan data sekunder dari lapangan. Teknik pengumpulan data adalah angket.

Hasil dan Pembahasan Penelitian 1. Kerjasama Guru Bk dengan Wali Kelas

dalam Pengadministrasian Kegiatan Bk.

a. Membuat Catatan Kejadian Peserta Didik di SMA Dian Andalas Padang.

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kerjasama guru BK dan wali kelas dalam pengadministrasian kegiatan BK terkait dengan membuat catatan kejadian peserta didik yang termasuk pada kriteria sangat baik 78,57%, pada kriteria baik 14,29%, pada kriteria cukup baik 7,14% sedangkan pada kriteria kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kerjasama guru BK dan wali kelas dalam pengadministrasian kegiatan BK terkait dengan membuat catatan kejadian peserta didik sudah termasuk sangat baik hanya saja memang masih ada beberapa responden yang merasa kerjasama tersebut belum maksimal. Menurut Nurihsan (2011:52) catatan kejadian peserta didik tentang tingkah laku peserta didik selama proses belajar mengajar dibuat oleh wali kelas dan disampaikan kepada guru BK kemudian dihimpun dalam bentuk observasi mingguan dan laporan observasi itu dimasukkan kedalam buku pribadi peserta didik oleh guru BK.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan dalam pembuatan catatan kejadian peserta didik termasuk pada kriteria sangat baik, guru BK dan wali kelas harus mempertahankan dan meningkatkan lagi kerjasama sehingga mempermudah dalam menjalankan suatau pekerjaan.

b. Membuat Hasil Observasi.

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam pengadministrasian kegiatan BK terkait dengan membuat hasil Observasi dapat diketahui berada

pada kriteria sangat baik 78,57%, pada kriteria baik 14,29%, pada kriteria cukup baik 7,14% sedangkan pada kriteria kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa kerjasama guru BK dan wali kelas dslsm pengadminstrasian BK terkait dengan membuat hasil laporan observasi sudah sangat baik. Menurut Nurihsan (2011:52) hasil laporan observasi yang telah disampaikan oleh wali kelas dan kemudian dimasukkan dalam buku pribadi peserta didik oleh petugas bimbingan, seterusnya dipelajari oleh guru BK. Bila dipandang masalah itu cukup serius dan menonjol serta mendesak untuk ditanggulangi maka peserta didik yang bersangkutan dipanggil oleh guru BK untuk diadakan konseling.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam membuat hasil observasi termasuk dalam kriteria sangat baik. Meskipun dalam membuat hasil observasi termasuk dalam kriteria sangat baik guru BK dan wali kelas harus mempertahankan dan meningkatkan lagi kinerjanya dalam membuat hasil observasi.

c. Penyelenggaraan Sosiometri.

Berdasarkan data yang dikumpulkan kerjasama guru BK dan wali kelas dalam pengadministrasian kegiatan BK terkait dengan penyelenggaran sosiometri yang termasuk pada kriteria sangat baik 50,00%, pada kriteria baik 42,86%, pada kriteria cukup baik 7,14%, sedangkan pada kriteria kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada.

Dapat disimpulkan bahwa kerjasama yang dilakukan guru BK dengan wali kelas dalam penyelenggaraan sosiometri sudah termasuk sangat baik hanya saja perlu ditingkatkan lagi karena ada beberapa guru yang belum merasakan kerjasama tersebut terlaksana dengan maksimal.

Menurut Nurihsan (2011:52) penyelenggaraan sosiometri yang telah diselenggarakan oleh wali kelas maupun guru BK dimasukkan kedalam buku pribadi peserta didik sebagai bahan studi kasus. Apabila dijumpai masalah-masalah yang

(4)

menonjol dalam sosiogram misalnya adanya peserta didik yang terisolir, maka guru BK dapat secara langsung memanggil peserta didik yang bersangkutan untuk diadakan konseling.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penyelenggaraan sosiometri termasuk dalam kriteria sangat baik, guru BK dan wali kelas tetap bekerjasama dalam penyelenggaraan sosiometri, sehingga guru BK dan wali kelas dapat menindak lanjuti bersama hasil dari sosiometri tersebut.

d. Pemberian Informasi tentang Identitas.

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam pengadministrasian kegiatan BK terkait dengan pemberian informasi identitas peserta didik berada dalam kriteria sangat baik 64,29%, pada kriteria baik 28,57%, pada kriteria cukup baik 7,14%, sedangkan pada kriteria kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa kerjasama guu BK dengan wali kelas terkait dengan pemberian informasi identitas peserta didik sudah termasuk kerjasama yang sangat baik. Menurut Nurihsan (2011:52) hasil wawancara, daftar presensi, daftar nilai lapor yang dirangkum oleh wali kelas dimasukkan kedalam kartu pribadi peserta didik dan ditindak lanjuti oleh guru BK.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru BK dan wali kelas sama-sama memberikan informasi tentang identitas peserta didik karena identitas peserta didik sangat dibutuhkan oleh sekolah.

e. Penyelenggaraan Kunjungan Rumah di SMA Dian Andalas Padang.

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kerjasama guru BK dan wali kelas dalam pengadministrasian kegiatan BK terkait dengan penyelenggaran kunjungan rumah yang termasuk pada kriteria sangat baik 78,57%, pada kriteria baik 21,43%, sedangkan pada kriteria cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada.

Dapat disimpulkan bahwa kerjasama guru BK dan wali kelas dalam pelaksanaan kunjungan rumah sudah terlaksana sangat baik. Menurut Nurihsan (2011:52) hasil kunjungan rumah yang diselenggarakan oleh wali kelas disampaikan kepada guru BK untuk dipakai sebagai bahan- bahan rapat dengan wali kepala sekolah dan dihimpun dalam catatan kasus pribadi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan kunjungan rumah hasilnya harus dilaporkan kepada guru BK, karena hasil kunjungan rumah bisa membantu mengetahui permasalahan yang dialami peserta didik.

f. Penyelenggaraan Tes Psikologis di SMA Dian Andalas Padang.

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam pengadministrasian kegiatan BK terkait dengan penyelenggaraan tes psikologi yang termasuk pada kriteria sangat baik 64,29%, pada kriteria baik 35,71%, sedangkan pada kriteria kurang baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Menurut Nurihsan (2011:52) hasil pemeriksaan psikologis dimasukkan kedalam buku pribadi peserta didik dan disampaikan kepada kepala sekolah untuk diketahui.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam penyelenggaraan tes psikologi sudah termasuk sangat baik hanya saja tetap harus ditingkatkan lagi.

g. Penghimpunan Data Peserta Didik.

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam pengadministrasian kegiatan BK terkait dengan penghimpunan data peserta didik yang berada pada kriteria sangat baik 71,43, pada kriteria baik 28,57%, sedangkan pada kriteria cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa kerjasama yang telah dilakukan oleh guru BK dengan wali kelas terkait dengan penghimpunan data peserta didik sudah termasuk sangat baik tetapi

(5)

perlu ditingkatkan lagi. Menurut Nurihsan (2011:52) data-data, informasi yang berasal dari berbagai sumber dan sudah dihimpun dalam buku pribadi, map pribadi atau komulatif record peserta didik hendaknya diperiksa oleh kepala sekolah, sehingga terwujud suatu bentuk kerjasama antara kepala sekolah, wali kelas, guru BK dalam mempelajari buku pribadi siswa serta menemukan dan memecahkan berbagai kasus yang dihadapi para peserta didik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penghimpunan data tentang peserta didik harus dilakukan dengan teliti, karena data tentang peserta didik sangat diperlukan.

2. Kerjasama Guru BK dengan Wali Kelas dalam Memberikan Informasi Mengenai Peserta Didik di SMA Dian Andalas Padang.

a. Catatan Kehadiran.

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam memberikan infomasi mengenai peserta didik terkait dengat catatan kehadiran yang berada pada kriteria sangat baik 35,71%, pada kriteria baik 64,29%, sedangkan pada kriteria cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa kerjasama guru BK dengan wali kelas terkait dengan membuat catatan kehadiran peserta didik sudah terlaksana dengan baik.

Menurut Imron (2011:82) kehadiran peserta didik disekolah sangat penting, karena jika peserta didik tidak hadir disekolah tentu aktifitas belajar mengajar tidak bisa dilaksanakan. Kehadiran peserta didik disekolah adalah suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya interaksi belajar mengajar. Peserta didik yang hadir lebih memungkinkan untuk terlibat aktif dalam interaksi tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru BK, wali kelas, guru mata pelajaran harus membuat catatan kehadiran peserta didik, dari catatan kehadiran peserta didik bisa terlihat peserta

didik yang rajin mengikuti proses belajar mengajar.

b. Catatan ketidakhadiran.

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam memberikan informasi mengenai peserta didik terkait dengan membuat catatan ketidakhadiran peserta didik yang berada pada kriteria sangat baik 57,14%, pada kriteria baik 42,86%, sedangkan pada kriteria cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam membuat catatan ketidakhadiran peserta didik sudah termasuk sangat baik hanya saja perlu ditingkatkan lagi agar kerjasama tersebut dapat terlaksana dengan maksimal. Menurut Imron (2011:82) ada beberapa jenis ketidak hadiran peserta didik disekolah.

ketidak hadiran tanpa memberi izin atau dikenal dengan membolos (truancy), ketidak hadiran jam pelajaran karena terlambat (tardiness), ketidak hadiran dengan ijin (permission). catatan ketidak hadiran peserta didik dimiliki oleh guru mata pelajaran dan wali kelas.

Peserta didik yang sering tidak hadir perlu diproses oleh guru BK.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru BK dan wali kelas harus menindak lanjuti peserta didik yang jarang hadir kesekolah.

c. Catatan Keterlambatan Peserta Didik.

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam memberikan informasi mengenai peserta didik terkait dengan catatan keterlambatan peserta didik yang berada pada kriteria sangat baik 57,14%, pada kriteria baik 42,86%, sedangkan pada kriteria cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam terkait dengan membuat catatan keterlambatan peserta didik sudah sangat baik, meskipun begitu kerjasama tersebut perlu ditingkatkan lagi. Menurut

(6)

Imron (2011:82) keterlambatan peserta didik datang kesekolah juga perlu berkirim surat kepada orang tua atau wali peserta didik. Dengan pemberitahuan demikian, orang tua atau wali peserta didik akan semakin memperhatikan mengenai kehadiran anaknya di sekolah dengan waktu yang tepat. Peserta didik yang sering datang terlambat kesekolah diberi sanksi atau hukuman agar mereka jera dan tidak terlambat lagi.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru BK harus

menanyakan penyebab

keterlambatan kepada peserta didik, baru memberikan hukuman yang bisa membuat peserta didik agar tidak terlambat datang kesekolah lagi.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat peneliti simpulkan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum penelitian di SMA Dian Andalas Padang kerjasama guru BK dengan wali kelas belum terlaksana dengan baik seperti, masih adanya wali kelas belum memberikan informasi kepada guru BK terhadap masalah yang terjadi pada peserta didik dalam proses belajar. Setelah diadakan penelitian hasil yang didapatkan yaitu kerjasama guru BK dengan wali kelas berada pada kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bentuk kerjasama guru BK dengan wali kelas terkait dengan batasan masalah yang digunakan sudah terlaksana, tetapi belum ditindak lanjuti secara menyeluruh dalam mengatasi dan memenuhi kebutuhan peserta didik.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai bentuk kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam mengatasi masalah belajar peserta didik, yaitu:

1. Kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam pengadministrasian kegiatan BK termasuk pada kriteria sangat baik.

2. Kerjasama guru BK dengan wali kelas dalam memberikan informasi mengenai peserta didik termasuk pada kriteria sangat baik.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, saran peneliti adalah kepada :

1. Guru BK dan Wali kelas, agar dapat mempertahankan dan meningkatkan lagi kerjasama yang baik dalam mengatasi

masalah belajar peserta didik. Sehingga dapat membantu peserta didik sesuai kebutuhannya .

2. Pihak sekolah, agar dapat menciptakan hubungan yang baik antara warga sekolah .

3. Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, agar dapat membentuk calon konselor yang lebih professional sehingga menjadi pendidik yang berwawasan luas dan bertanggung jawab.

4. Bagi peneliti sendiri, agar bisa menjadi bahan masukan dan menambah wawasan tentang bentuk kerjasama yang baik dengan wali kelas.

5. Peneliti selanjutnya, penulis mengharapkan skripsi ini bisa bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penelitiaan selanjutnya dengan meneliti berbagai variabel yang berbeda variabel penelitian ini.

Daftar Pustaka

Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Neviyarni. 2009. Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Alfabeta.

Nurihsan, Achmad Juntika. 2009.

Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.

Bandung: Refika Aditama.

Sudrajad, Akhmad. 2011. Masalah Siswa Melalui Layanan Konseling Individu.

Jakarta: Paramitra.

Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi.

Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Yusuf, A. Muri. 2005.Metodologi Penelitian. UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang mempengaruhi pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait perencanaan

Observasi awal dilakukan kepada peserta didik mengenai materi memahami kisah keteladanan wali songo pada mata pelajaran PAI pada rencana pelaksanaan

Dari hasil data juga diperoleh bahwa dari 21 item dilihat dari sub variabel peran guru BK dalam pengambilan keputusan dalam pemilihan karir, peserta didik lebih

Bentuk Kerjasama antara pihak sekolah dan orangtua dalam mengatasi perilaku menyimpang peserta didik terdiri dari beberapa bentuk yakni : sekolah melaksanakan

Bentuk Kerjasama antara pihak sekolah dan orangtua dalam mengatasi perilaku menyimpang peserta didik terdiri dari beberapa bentuk yakni : sekolah melaksanakan

Kepala sekolah, agar dapat meningkatkan kebiasaan shalat, membaca Al-Qur’an, dan cara berpakaian peserta didik terhadap peran yang dilakukan oleh guru BK dalam membina peserta didik

Peran Guru BK dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosi Peserta Didik dengan memberikan Pemahaman tentang Cara Mengembangkan Kecerdasan Emosi Berdasarkan hasil pengolahan data peran

berikut hasil yang didapatkan dengan cara wawancara bersama guru BK di SMA Negeri 1 Punggur mengenai upaya guru BK mengantasi kecemasan peserta didik dalam menjalani pembelajaran