• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kadar Mineral Kalsium dan Besi pada Sapi Bali yang Dipelihara di Lahan Persawahan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kadar Mineral Kalsium dan Besi pada Sapi Bali yang Dipelihara di Lahan Persawahan."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Buletin Veteriner Udayana Volume 7 No. 1

ISSN: 2085-2495 Februari 2015

67

Kadar Mineral Kalsium dan Besi pada Sapi Bali

yang Dipelihara di Lahan Persawahan

(LEVEL OF MINERAL CALCIUM AND IRON ON THE BALI CATTLE BEING FARMED IN THE RICE FIELD)

Ni Nyoman Tri Pujiastari1), Putu Suastika2), Ni Ketut Suwiti2) 1)

Mahasiswa FKH UNUD,2)Laboratorium Histologi

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman, Denpasar Email : tripujiastari@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil mineral kalsium dan besi pada sapi bali yang dipelihara di persawahan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa serum darah yang diambil dari 15 ekor sapi bali yang dipelihara pada lahan persawahan di Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Analisis mineral menggunakan metode pengabuan basah HNO3 dan H2SO4. Sedangkan kadar mineral dibaca dengan alat AAS (Atomic Absorbtion

Spectrometer). Hasil penelitian menunjukkan kadar mineral kalsium (Ca) serum darah sapi bali

6,23 +0,01995 mg/l dan Besi 8,387+0,00155 mg/l. Dapat disimpulkan kadar mineral kalsium serum sapi bali lebih rendah, sedangkan mineral besi (Fe) lebih tinggi dibandingkan dengan sapi lainnya di dunia.

Kata Kunci: Sapi bali, mineral, kalsium, besi, sawah.

ABSTRACT

This research aims to know the levels of calcium and iron mineral in blood serum of bali cattle rared on the rise fields. The sample used in this study is blood serum was taken from 15 bali cattles in District of Tabanan – Bali Province. Serum were analysed by wet destruction method, using H2SO4 and HNO3 and mineral concentration are read by Atomic Absorpsion Spectrofotometry (AAS) . The result show that the level of bali cattle calcium mean of 6,23 +0,019 mg/l and iron mean 8,387+0,002 mg/l.. The conclusion of this research is the level calcium mineral is lowest and iron mineral higest , campared with the other cattle in the world .

Keywords: Bali cattle, minerals, calcium, iron, rice fields.

PENDAHULUAN

Sapi bali adalah sapi asli Indonesia yang diketahui mempunyai berbagai keunggulan. Sapi bali adalah salah satu aset nasional yang cukup potensial untuk dikembangkan. Penyebaran sapi bali telah meluas hampir ke seluruh wilayah Indonesia, hal ini terjadi karena sapi bali lebih diminati karena beberapa keunggulan yang dimilikinya, antara lain tingkat kesuburan yang tinggi, daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan persentase

beranak dapat mencapai 80% (Ngadiyono, 1997).

(6)

Buletin Veteriner Udayana Tri Pujiastri, dkk

ISSN: 2085-2495

68 pendapatan, digunakan dalam rangkaian upacara adat, sarana transportasi, hiburan dan objek pariwisata. Sapi bali merupakan bagian dari kehidupan petani di Bali sebagai pekerjaan sampingan selain menjadi petani di sawah. Manfaat yang dapat diberikan sapi bali kepada petani disamping digunakan sebagai bibit dan sapi potong, yaitu sapi bali dapat digunakan sebagai tenaga kerja pertanian untuk membantu membajak sawah (Putu et al., 1998; Moran, 1990) yang bertujuan untuk mengembalikan kesuburan sebelum ditanami padi.

Sawah secara fisik berpermukaan rata atau bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan banyak air dalam kegiatan pertaniannya terutama pada awal kegiatan penanaman, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya. Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Karena termasuk tipe lahan basah, sawah termasuk lahan yang sesuai untuk pertumbuhan hijauan pakan sapi bali selain digunakan untuk menanam padi. Berdasarkan asalnya, sumber hijauan yang banyak didapatkan yaitu dari jenis rumput, legum dan daun-daunan. Pakan yang umum tumbuh disekitarnya biasanya jenis rerumputan seperti rumput gajah dan rumput raja. Rumput memiliki kandungan nutrisi dan mineral yang dipengaruhi oleh kondisi tanah atau unsur hara yang terkandung dalam tanah, sehingga kandungan mineral dalam pakan baik makro mineral yaitu kalsium dan mikro mineral yaitu besi sangat berpengaruh.

Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peran yang sangat penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh. Mineral berperan dalam proses fisiologis yaitu pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan. Ada dua komponen utama yaitu makro mineral dan mikro mineral. Mineral kalsium dan besi adalah salah satu mineral makro dan mikro yang ikut berperan terhadap pertumbuhan sapi bali untuk mencapai bobot tubuh yang optimal. Tersedianya kalsium dalam tubuh sangat penting sehubungan dengan peranannya menurut Marsetyo (1995) dalam pembentukan tulang

dan gigi, proses fisiologis dan biokimiawi di dalam tubuh. Di dalam cairan ekstraselular dan intraselular kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permebilitas membran sel. Kalsium juga mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan (Almatsier, 2004). Sedangkan, mineral besi merupakan komponen sel darah merah. Besi berperan sebagai pembawa oksigen, bukan saja oksigen pernapasan menuju jaringan, tetapi juga dalam jaringan atau dalam sel (Brock and Mainou-Fowler, 1986; King, 2006). Unsur besi merupakan komponen utama dari hemoglobin (Hb), sehingga kekurangan besi dalam pakan akan mempengaruhi pembentukan hemoglobin. Kedua mineral tersebut harus ada dalam pakan karena dapat menunjang pertumbuhan sapi bali dalam meningkatkan bobot tubuhnya.

Kelangsungan pertumbuhan sapi bali dipengaruhi oleh faktor seperti sistem pemeliharaan, lahan tempat tumbuh hijauan, pakan yang diberikan dan status mineral pada tubuh sapi bali. Faktor genetik ternak juga menentukan kemampuan yang dimiliki oleh seekor ternak, sedangkan faktor lingkungan memberi kesempatan kepada ternak untuk menampilkan kemampuannya. Ditegaskan pula bahwa seekor ternak tidak akan menunjukkan penampilan yang baik apabila tidak didukung oleh lingkungan yang baik dimana ternak hidup atau dipelihara, sebaliknya lingkungan yang baik tidak menjamin penampilan apabila ternak tidak memiliki mutu genetik yang baik (Hardjosubroto, 1994).

(7)

Buletin Veteriner Udayana Volume 7 No. 1

ISSN: 2085-2495 Februari 2015

69 gangguan terhadap pemenuhan nutrisi dan mineral yang diperlukan oleh sapi bali.

Terkait dengan hal tersebut, pentingnya mineral kalsium dan besi yang terkandung dalam serum darah maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui profil mineral yang ada dalam tubuh sapi bali yang dipelihara di persawahan.

METODE PENELITIAN Metode Penelitian

Sampel yang digunakan berupa serum darah sapi bali yang dipelihara pada tipe lahan persawahan di Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Data yang diperoleh melalui analisis makro mineral kalsium dan mikro mineral besi.

Pengukuran Kadar Penelitian

Sejumlah 15 sampel serum darah sapi bali diambil sebanyak 5-10 ml dari vena jugularis, kemudian darah dimasukan ke dalam tabung dan serum darah diambil. Selanjutnya, serum darah dianalisis untuk mengetahui kandungan makro mineral kalsium dan mikro mineral besi. Metode yang digunakan untuk mengukur mineral dalam serum darah yaitu dengan menggunakan metode pengabuan basah dengan menggunakan HNO3 dan H2SO4 (Apriyantono et al., 1989). Metode ini dilakukan di Laboratorium Analitik Universitas Udayana. Sampel sebanyak 2 ml serum ditimbang dan masukan kedalam labu kjeldahl, kemudian ditambahkan dengan 10 ml H2SO4 dan 10 ml HNO3 serta beberapa buah batu didih. Dipanaskan perlahan-lahan sampai terjadi perubahan warna larutan menjadi berwarna gelap dan hindarkan dari pembentukan buih yang berlebihan. Pemanasan dilakukan didalam lemari asam. Selanjutnya ditambahkan dengan 1-2 ml HNO3 dan pemanasan dilanjutkan sampai semua zat organik telah teroksidasi (larutan tidak gelap lagi) atau sampai berubah warna menjadi terang, kemudian didinginkan. Ditambahkan aquades sebanyak 10 ml sehingga larutan menjadi tidak berwarna atau menjadi bening, pemanasan dilanjutkan

sampai berasap. Larutan didiamkan sampai dingin dan ditambahkan dengan 5 ml aquades dan dididihkan kembali sampai berasap, selanjutnya larutan didinginkan dan diencerkan sampai volume tertentu. Pembacaan sampel didilakukan pada alat

Atomic Absorbtion Spectrometer (AAS)

dengan membaca hasil kadar mineral berupa angka (mg/l).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Data

Hasil dari analisis serum darah yang diambil dari sapi bali yang dipelihara pada tipe lahan persawahan, mempunyai kadar mineral Ca dan Fe yang dapat dilihat pada tabel yang disajikan sebagai berikut.

Tabel.1 Kadar Mineral Serum Darah Sapi Bali yang dipelihara pada tipe lahan persawahan Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.

No. Mineral (mg/l)

Kalsium Besi

1 6,25 8,3875

2 6,25 8,3865

3 6,25 8,3864

4 6,22 8,3875

5 6,20 8,3873

6 6,27 8,3874

7 6,25 8,3855

8 6,23 8,3868

9 6,21 8,3815

10 6,25 8,3870

11 6,24 8,3876

12 6,25 8,3875

13 6,25 8,3875

14 6,21 8,3865

15 6,25 8,3875

Total 93,58 125,8

Rerata 6,23867 8,38667

SD 0,01995 0,00155

(8)

Buletin Veteriner Udayana ISSN: 2085-2495

70 acak tanpa memberikan per

belas sampel tersebut sudah m bali di persawahan yang ada Tabanan, Kabupaten Tabanan, Dengan standar deviasi ya kecil, menunjukkan sampel menghasilkan data yang hom menunjukan bahwa kadar mine memiliki kemiripan dengan sa dan variasi nilai mineral yang sangat kecil. Data yan menunjukan nilai homogen d yang terjadi dalam penger tersebut sangat kecil.

Grafik.1 Kadar Mineral Kalsium

Grafik.2 Kadar Mineral Besi

Pembahasan

Penelitian yang dilakuka pemeriksaan mineral kalsium serum darah sapi bali yang persawahan di Kecamata Kabupaten Tabanan, Provi mendapatkan hasil kadar ka rerata 6,23+0,019 mg/l, dan dengan rerata 8,387+0,001 mg

70 pel yang diteliti homogen. Hal ini persawahan sebagai te pakan sapi bali berpengar mineral dalam tubuh sapi

al. (1990) melaporkan

hijauan pakan tumbuh mi maka ternak yang meng tersebut akan menunjuka mineral. Defisiensi mine dapat menimbulkan ge spesifik untuk setiap mine kadang gejala tersebut sehingga untuk mene penyakit defisiensi miner analisis kandungan mine Graham, 1991).

Kadar mineral kalsium dalam serum darah sapi ba disawah menunjukan ang sangat jauh terhadap st mineral pada sapi bangsa 8-12 mg/l. Rendahnya ka dalam tubuh sapi bali, keadaan tanah yang menyebabkan kandungan dalam pakan juga ikut pakan yang biasanya dilahan persawahan ada dan rumput raja. Fakt mempengaruhi kandunga yaitu tersedianya unsur m sawah. Unsur minera dipengaruhi beberapa f seperti cuaca, reduksi y drainase buruk, pH rendah, bahan organik untuk sejumlah senyawa besi Rendahnya mineral terse melalui beberapa cara, y udara, tercuci bersam terfiksasi oleh mineral bersama panen.

Disamping faktor mempengaruhi kadar m bali, penyerapan kalsium dalam tubuh sapi mempengaruhi. Kalsium diabsorpsi bila terdapat da dalam air dan tidak me sapi kekurangan vitamin

Tri Pujiastri, dkk

70

enunjukan, tipe lahan tempat tumbuhnya garuh terhadap kadar pi bali. Gartenberg et n bila tanah tempat miskin unsur mineral engkonsumsi hijauan ukan gejala defisiensi ineral pada ternak gejala klinis yang ineral, tetapi kadang-but hampir mirip, nentukan diagnosis neral perlu dilakukan ineral (Stuttle,1989;

sium yang terkandung pi bali yang dipelihara ngka 6,23 mg/l yang p standar kebutuhan sa lain didunia yaitu a kalsium yang ada i, dapat dikarenakan g rendah sehingga an kalsium yang ada kut rendah. Sumber a dapat ditemukan dalah rumput gajah aktor penting yang ndungan mineral pakan mineral dalam tanah neral tanah dapat faktor diantaranya yang menyebabkan ndah, dan ketersediaan uk diserap, adanya besi dan mangan. ersebut dapat hilang , yaitu menguap ke ama air drainase, ral, dan terangkut

(9)

Buletin Veteriner Udayana Volume 7 No. 1

ISSN: 2085-2495 Februari 2015

71 absorbsi kalsium dapat terhambat di dalam usus. Asam oksalat yang terdapat dalam pakan dapat menyebabkan terhambatnya absorpsi kalsium. Asam fitat juga mengganggu absorbsi kalsium karena membentuk kalsium fosfat yang tidak dapat larut sehingga tidak dapat diabsorpsi (Almatsier, 2004). Rendahnya kadar kalsium dalam tubuh dapat menyebabkan timbulnya penyakit seperti abnormalitas tulang dan gigi, gangguan nafsu makan, lambatnya pertumbuhan pada hewan muda, penurunan produksi susu serta lambatnya dewasa kelamin (Underwood, 1981).

Mineral besi menunjukan angka mineral yang berlebih (overdosis) dari konsentrasi mineral yang diperlukan sapi secara umum, yaitu 8,387 mg/l dari sapi normal 1-8 mg/l. Besi menunjukan kadar yang melebihi kebutuhan mineral besi dalam tubuh. Namun penyerapan besi yang berlebih dalam usus juga dapat membahayakan sapi bali karena dapat menimbulkan suatu penyakit yaitu pada kelebihan zat besi menyebabkan kerusakan pada banyak organ seperti jantung dan hati. Kejadian tersebut dapat diakibatkan karena tingginya kandungan besi dalam pakan. Hal tersebut, diakibatkan karena tempat tumbuh pakan memiliki kandungan unsur besi yang sangat tinggi. Tempat tumbuhnya pakan yang berada disekitar lahan persawahan sangat berpengaruh, karena sawah merupakan lahan basah yang tergenang sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam tanah, penurunan potensial redoks, perubahan pH tanah, reduksi besi dan mangan, peningkatan suplai dan ketersediaan nitrogen, serta peningkatan ketersediaan fosfor (Tim pusat penelitian tanah dan agroklimat, 2000).

Baik kekurangan maupun kelebihan mineral yang berada dalam tubuh sapi bali, memberikan dampak yang kurang baik dalam tubuh sapi bali. Oleh karena itu, dapat

dilakukan pengobatan dengan

menambahkan mineral dalam pakan dan mengurangi interaksi antara unsur nutrisi lain dengan nutrisi mineral. Mengetahui kadar mineral dalam pakan juga sangat

penting diketahui agar pemberian pakan yang mengandung mineral tepat dan sesuai. Pemberian pakan tambahan berupa konsentrat maupun mineral blok dilakukan dengan takaran dua kali dari pemberian pada ternak normal (McDowell, 1985).

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Rerata kadar mineral kalsium sapi bali yang dipelihara di lahan persawahan sebesar 6,23+0,019 mg/l dan kadar mineral besi: 8,387+0,001 mg/l. Apabila dibandingkan dengan bangsa sapi laiinnya di dunia kadar mineral sapi bali yang dipelihara di sawah lebih rendah, sedangkan mineral besi yang terkandung pada sapi bali menunjukan kadar diatas normal.

Saran

Peternak dapat memberikan pakan tambahan yang mengandung mineral kalsium yang sesuai dan mengurangi pakan yang tinggi mineral besi. Pemeriksaan serum darah sapi bali perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kadar mineral lainnya.

UCAPAN TERIMAKASIH

(10)

Buletin Veteriner Udayana Tri Pujiastri, dkk

ISSN: 2085-2495

72 DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari N, Sedarnawati, Budiyanto S. 1989. Analisis Pangan. IPB Press, Bogor. Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum. Brock, J.H. and T. Mainou-Flowler,

1986.Iron and

Immunity.Pro.Nutr.Soc.45 : 303. Copland, R.S. 1974. Observation on

Banteng cattle in Sabah. Tropical Animal Health and Production 6: 89.

Gartenberg, P.K., L.R. McDowell, D. Rodriguez, N. Wilkiinson, J.H. Conrad, and F.G. Martin. 1990. Evaluation of trace mineral status of ruminants in northeast Mexico. Livestock Res. Rural Dev. 3(2): 1-6. Graham, T.W. 1991. Trace element

deficiencies in cattle. Vet. Clin. N. Am.: Food Anim. Pract. 7: 153-215. Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi

Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Kirby, G.M.W. 1979. Bali cattle in Australia. World Review of Animal Production 31: 24.

King, M.W. 2006.Clinical Aspect of iron metabolism. J. Med. Biochem. 15 (9): 1-4.

Marsetyo, H. & G. Kartasapoetra. 1995. Ilmu Gizi “ Korelasi Gizi, Kesehatan, dan Produktifitas Kerja”, PT. Rineka Cipta. Jakarta.

McDowell, L.R. 1985. Nutrition of Grazing Ruminants in Warm Climates. Academic Press, Inc. Orlando, Florida.756 pp.

McCool, C. 1992. Buffalo and Bali cattle: Exploiting their reproductive behaviour and physiology. Tropical Animal Health and Production 24:165. Moran, J.B., 1990. Performans dari sapi-sapi

Pedaging di Indonesia dalam Kondisi Pengelolaan Tradisional dan Diperbaiki. Laporan Seminar

Ruminansia II. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak.

Ngadiyono, N. 1997.Kinerja dan Prospek Sapi Bali di Indonesia.Seminar – IAEUP Enviromental Pollution and Natural Product and Bali Cattle in Regional Agriculture, Bali.

Putu, I.G., P. Situmorang, A. Lubis, T.D. Chaniago, E. Triwulaningsih, T. Sugiarti, I.W. Mathius dan B. Sudaryanto. 1998. Pengaruh pemberian pakan konsentrat tambahan selama dua bulan sebelum dan sesudah kelahiran terhadap performan produksi dan reproduksi sapi potong. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 1-2 Desember 1998. Stuttle, N.E. 1989. Problems in the

diagnosis and anticipation of trace element deficiencies in grazing livestock. Vet. Res. 119: 148−152. Sivarajasingham, S. 1992. Improvement of

indigenous cattle and buffalo breeds in South East Asia. Proceeding of the 6th AAAP Animal Science Congress. Bangkok: 151.

Talib, C. dan A. R. Siregar. 1998. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pedet PO dan cross breednya dengan Bos Indicus dan Bos Taurus dalam pemeliharaan tradisional. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 1-2 Desember 1998.

Tim Pusat Penelitian Tanah Dan Agroklimat., 2000. Sumberdaya

Lahan Indonesia Dan

Pengelolaannya. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Bogor. Underwood, E. J. 1981. The Mineral

Nutrition of Livestock.

Gambar

Tabel.1 Kadar Mineral Serum Darah Sapi Bali yangdipelihara pada tipe lahan persawahan

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk grafik yang diperoleh cocok dengan bentuk dari titik pencar yang didapat dari data, sehingga pendayagunaan Linear Air Track dengan cara foto elektrik dan cara fotografi

Hasil kajian ini mendapati bahawa pertubuhan sukarela wanita bukan setakat berperanan sebagai pencetus kesedaran berpersatuan dalam kalangan wanita dan kesedaran

supervision and guidance. It is an original research work and it has not been submitted to any other University for any other degree. This thesis is forwarded for the first time

Oleh karena itu penelitian ini dibatasi dengan kajian manajemen kurikulum di Pondok Pesantren Salafiyah Kasyiful ‘Ulum yang menyangkut tujuan pendidikan, materi

Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah al-Quran yang wajib dilaksanakan dan dimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pemahaman terhadap Hadis merupakan

Medan magnet terbangkitkan sepanjang kawat berarus dengan arah sesuai dengan kaidah tangan kanan: Jika arus listrik adalah ibu jari pada sumbu-z positif, maka medan magnet

Sekarang otomatis NetBeans akan membuat Form untuk entitas Barang, tinggal kita pake saja :D Kalo ada error, seperti biasa, import dulu tag f nya. Ubah judul di Form nya jadi

ermintaan pangan masyarakat di Dusun Bahrul Ulum, Dusun Lam Ue, dan Dusun Ujung Krung Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara tahun 2015 da tabel diatas, dimana ketersediaan