32 4.1 Perhitungan Proses Penanaman Jagung
Pada proses penanaman jagung dengan menggunakan alat penanam jagung adalah dengan menggabungkan 3 proses secara bersamaan yaitu proses penugalan atau pembuatan lubang tanah kemudian proses pemberian benih jagung dan yang terakhir adalah proses penguburan atau penutupan benih dengan menggunajan tanah 4.1.1 Perhitungan Jarak Lubang Tanah
Tujuan dari tahap ini adalah untuuk menyiapkan lubang benih dengan kedalaman dan jarak lubang tertentu secara teratur dan seragam. Pada proses ini tanah dilubangi dengan kedalaman ± 6 Cm dengan jarak antar lubang ± sebesar 25 Cm. Proses pelubangan tanah menggunakan velg dengan ukuran seperti gambar dibawah ini.
Dari gambar diatas diketahui :
Velg yang dipakai dengan merk alexrim, dengan diameter 20”, dan jumlah
A – B (lurus) = 248 (mm)
Diameter velg
Sudut AOB = 72 °
Maka panjang
=A – B (lurus) x π / sin 36° x (72°/360°)
= 248 x 3.14 / 0.588 x 0.2
= 265 (mm)
Jadi jarak lubang tanah adalah 265 (mm) kali 265 (mm) Gambar 4.1 Perencanaan Jarak Velg Dari gambar diatas diketahui :
yang dipakai dengan merk alexrim, dengan diameter 20”, dan jumlah hole adalah 28
B (lurus) = 248 (mm) Diameter velg = 420 (mm) Sudut AOB = 72 °
panjang tali busur lingkaran A – B adalah B (lurus) x π / sin 36° x (72°/360°)
48 x 3.14 / 0.588 x 0.2
= 265 (mm)
arak lubang tanah adalah 265 (mm) kali 265 (mm) A
elg
yang dipakai dengan merk alexrim, dengan diameter 20”, dan
arak lubang tanah adalah 265 (mm) kali 265 (mm)
B
4.1.2 Perhitungan Jarak Tanam Benih Jagung
Untuk mencari jarak tanam benih adalah 2 kali jarak lubang tanah yaitu 2 x 265(mm) maka jaraknya adalah 530 (mm)
Gambar 4.2 jarak tanam benih jagung.
4.1.3 Perencanaan Pendorong Benih
Pendorong benih dengan material S35C digunakan untuk mendorong benih dari hopper ke saluran benih dengan menggunakan velg sebagai pendorong seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini
Gambar 4.3 Cara kerja pendorong benih
Cara kerja dari pendorong benih adalah pertama terdorong oleh velg yang berputar berlawanan arah jarum jam dengan diameter 540 (mm) sehingga akan mendorong pendorong benih sejauh 25 (mm), selanjutnya pengarah saluran akan terangkat dan yang terakhir akan mendorong benih jagung sejauh 25 (mm).
4.1.4 PerencanaanSpring 1 dan 2
1. perencanaan Spring 1
Spring 1 digunakan untuk mengembalikan pendorong benih ke posisi semula ketika selesai mendorong biji jagung terlihat pada gambar 4.3. Cara menentukan diameter dan panjang spring jika diameter tombol direncanakan 8 mm.
Velg Mur
Pendorong benih
Saluran Benih Spring
Pengarah saluran
benih
Diameter spring = 2 x diameter tombol
= 2 x 8 (mm)
= 16 (mm)
Struke tombol yang digunakan untuk menekan biji jagung yaitu 25 (mm) Panjang spring = Struke + 5 buat tekan dan + 5 buat balik
= 25 + 5 + 5
= 35 (mm)
Dari lampiran 9.lihat tabel F = L x 50% maka titik keamanan spring dari 35 (mm). jadi panjang spring yang digunakan adalah 70 (mm).
2. Perencanaan Spring 2
Spring 2 digunakan sebagai stopper untuk menahan benih jagung agar tidak jatuh dan untuk mengontrol benih jagung agar ketika jatuh pada lubang tanah hanya 2 benih.
Dari lampiran 10. jenis Spring yang dipakai tipe wire springdengan part number wy 3 – 25, yaitu wire spring dengan diameter 3 (mm) dan panjang 25 (mm)
Gambar 4.4 Cara kerja Spring 2
Dari gambar diatas cara kerja spring 2 yaitu spring terdorong oleh 2 benih jagung dan jarak benih jagung jatuh adalah 14 (mm) sehingga jarak struke 25 (mm) ≥ 14 (mm), dan benih akan jatuh pada lubang tanah sebanyak 2 benih.
4.1.5 ProsesPenguburan Lubang Tanah
Proses ini adalah proses terakhir dalam proses penanaman jagung selain digunakan untuk mengubur benih, proses ini juga berfungsi untuk mencegah benih jagung di makan binatang sawah, dan juga untuk meratakan permukaan tanah
Benih
Spring 2
Pengarah benih
Lubang tanah
Gambar 4.5 Proses Penguburan Tanah
4.2 Perencanaan dan Perhitungan Alat Penanam Jagung
Perancangan merupakan langkah awal yang penting dalam proses pembuatan maupun modifikasi mesin. Langkah ini dilakukan sebagai upayauntuk memperoleh data-datayang akurat sebagai landasan untuk membuatsuatu konstruksimesinyang baik.Begitujuga dalamprosespembuatanmesinpemipih danpemotongadonanmieini.Analisisteknik danperancanganyang dilakukan dalam pembuatanmesintersebutantaralainadalah
4.2.1 Perencanaan Daya(P)dan Perencanaan Motor yang digunakan 1.Perencanaan Daya(P)
F = Berat part
= rangka + Hopper + wheel + Motor + Gearbox + puli dan gear
= 114 + 6 + 3 + 18 + 11.6 + 3
= 155,6 (kg)
Rputaran poros motor = 25.4 (mm) = 2.54 (cm) T = F x R putaran poros motor
= 155.6(kg) x 2.54 (cm)
= 395,224 (kg.cm) Rumus :
T = 71620
P = T.n
71620
=39,224x60
71620
= 0.3 (HP) Keterangan :
T =Momen puntir F=Gaya
P=Dayayangterjadipada poros pemotong Rputaran mesin = Jari-jariputaran mesin 2.PerencanaanMotor
Berdasarkanpertimbangansistemtransmisiyang digunakanpadaalat penanam jagung, besar daya motoryangdibutuhkanadalah5.5Hp.
Sistemkerja transmisipada mesin penanam jagung ini adalah motor bensin berputar menggerak kanpuli1yang dihubungkanolehsabukpadapuli2. Puli
2terhubung denganreduceryang menggerakkangear 1yangterhubung olehrantai pada gear 2.
3. Spesifikasi Motor
Data motor yang digunakan pada alat penanam jagung adalah sebagai berikut :
Merek : Honda GP 160 H-SD
Daya : 5.5 HP Putaran : 3600 rpm
Berat : 18 kg 4.2.2 Perencanaan Transmisi
Alat penanam jagung ini memiliki system transmisi yang terdiri dari puli, sabuk V serta gear dan rantai. Putaran yang direduksi oleh system transmisi yaitu dari 3600 rpm menjadi 42 rpm.Perancangan transmisidisesuaikan dengan penggunaan jenismotor penggerak.
Motorpenggerakyang
digunakanadalahmotorpenggerakposisihorisontalMotor ini dipilih karenapaling mudah ditemukan di pasaran.
1. Perhitungan Putaran dan Reducer yang digunakan
Direncanakan alat penanam jagung berjalan selama 1 menit menempuh jarak 56 (m/menit) dan diameter velg 420. Jadi untuk mencari putaran alat penanam jagung :
N =ଵ.௩
గ.
=ଵ.ହ
గ.ସଶ
= 42 (Rpm)
Putaran untuk alat penanam jagung direncanakan ± 42 Rpm, untuk memperoleh putaran 42 Rpm dari putaran motor 3600 Rpm dilakukan dengan memakai reduser yang mempunyai perbandingan 1 : 60 selanjutnya putaran yang keluar dari reduser adalah:
i=ଶ
ଵ
Dimana;
i = perbandingan putaran (rpm),
n1= putaran poros pada reduser (rpm)
n2 = putaran poros pada dinamo (rpm)
i=
= 60 rpm.
Maka perbandingan putaran (i)
i =ࢊ
ࢊ࢘=࢘
Dimana :
i = perbandingan putaran[rpm]
dp= diameter poros pada alat penanam jagung[rpm]
dr= diameter poros pada dinamo[rpm]
nr= putaran poros pada reduser [rpm]
np= putaran poros pada alat penanam jagung[rpm]
I =ࢊ
ࢊ࢘=࢘
=
=.
(Perbandingan puli) → 1 : 1.4
.
=܌ܚ
܌ܘ→dp = 1.4. dr
diameter puli (dr)= 3 inchi, maka dp= 1.4 x 3 = 4 inchi.
Pada tabel 2.2 terlihat bahwa puli tipe A diameter minimum yang diizinkan 65 mm dan diameter minimum yang dianjurkan 95 mm puli 3 inchi termasuk kedalam diameter minimum yang dianjurkan.
Jadi, perbandingan puli 1.4 : 1 putaran pada reduser 60 rpm.
Sedangkan yang diinginkan putaran pada alat penanam jagung adalah 42
rpm, jadi diameter pada reduserpulinya 3inchi, sedangkan pada alat penanam jagung pulinya 4inchi.
diketahui;
dr(diameter reduser)= 3inchi = 76.2 mm
dp(diameter pada poros)= 4inchi = 101.6 mm nr(putaran reduser )= 60 rpm.
np(putaran poros alat)= 42 rpm.
2.Perhitungan Kecepatan Linier Sabuk V =௫ଵగ..ଵ
V =ଷ.ଵସ௫ଵଵ,௫ଷ
௫ଵ
V = 19.1414 (m/s)
3. Perhitungan Panjang Sabuk L = 2C+ గ
ଶ+ (dp+Dp) + ଵ
ସ
(
(dp- Dp)2= 2C +ଷ.ଵସ
ଶ (76.2+101.6) + ଵ
ସ
(
(dp- Dp)2= 2x420 + 1.57 x 177.8 + ଵ
ସ௫ସଶ(76.2 -101.6)²
= 840 +279.146 + ଵ
ଵ଼645.16
= 1119.146 +0.384
= 1119.53 (mm)
Nomor nominal sabuk V-belt yang dipakai adalah no.44 = 1118 (mm) 4. Perhitungan Jarak Sumbu Poros
C =b+ට b
2-8൫Dp-dp൯2 8
Diamanab = 2L - 3.14 (Dp+dp)
= 2 x 119.53 – 3.14 (101.6 + 76.2)
= 2239.06 – 558.29
= 1680.77 (mm) Maka jarak sumbu poros adalah
C =b+ට b
2-8൫Dp-dp൯2 8
=1680.77+ටଵ଼.2-8൫101.6-76.2൯2 8
=1680.77+ටଶ଼ଶସଽ଼.ଽ-8645.16 8
=1680.77+ ଵ଼.ଵଽଶ 8
= 420 (mm) 5. Sudut Kontak Puli
Θ = 180° - ହ (ିௗ)
= 180°-ହ (ଵଵ.ି.ଶ) ସଶ
=180 – 3.447
= 176.55°
4.3 Perhitungan Torsi Motor dan Poros Penerus Daya
4.3.1 Perhitungan pada Motor Bensin
Daya motor 5.5 (Hp) = 5.5 x 0.746 = 4.103 (Kw) T = 9.74 x 105ௗ
ଵ
T = 9.74 x 105ସ.ଵଷ
ଷ
T = 1110.089 (kg.mm) Keterangan :
T = Momen Puntir 4.3.2 Perhitungan pada Poros Penerus Daya
Daya poros 0.3 (Hp) = 0.3 x 0.746 = 0.223 (Kw) T = 9.74 x 105ௗ
ଵ
T = 9.74 x 105.ଶଶଷ
ସଶ
T = 5171 (kg.mm) 4.3.3 Perhitungan Poros
Dimana : Material poros baja AISI 1035
σ
B= 52 Kg/mm2Kt = 1.5 – 3 Cb = 1.2 -2.3 Sf1= 6 Sf2= 1.3 -3
τa = σ
ௌଵ ௫ௌଶ
= ହଶ /୫ ୫ ଶ
௫ଶ
= 4,33 Kg/mm2 ds = [ହ,ଵ
τୟ Kt.Cb.T]1/3
= [ହ,ଵ
ସ,ଷଷ1.5 x 1,2x5171]1/3
= 21,5 (mm)
Diameter poros yang dipakai 25 (mm) 4.3.4. Perhitungan Pasak
Pasak yang dipakai menggunakan pasak benam.
Gambar 4.6Gambar Pasak Benam.
Tabel 4.1Ukuran Pasak yang Digunakan
Diameter poros yang digunakan pada alat penanam jagung adalah 25 (mm) maka ukuran w = 10 (mm) dan t = 8(mm)
1. Mencari Tegangan Geser
g = ி
௪ ௫
=ଵ௫଼଼ଽଽ
= 11.24 (N/mm2)
2. Menentukan Panjang Pasak
. 2 .
. d
g w l
T danT d g
. 16.
3
= . . . 2
16
3 d
g w l g
d
= 2
. . 16
2 l w
d
35.36( )
10 . 8
30 . .
8
. 2 2
w mm
l d
4.3.5. Perhitungan Rantai Rol
Daya yang dipakai untuk mengerakkan poros adalah sebesar 0,3 (kW). Putaran tersebut di reduksi dengan memakai reducer dengan perbandingan 1:60 menjadi 60 (rpm) pada tingkat pertama, dan pada tingkat berikutnya menjadi 42 (rpm) dengan rantai rol. Jarak sumbu sprocket adalah 550 (mm)
1. Menentukan ds1dan ds2
p = 0,3 (Hp) = 0,22 (kW)
i = ଶ
ଵ=ସଶ
ସଶ= 1 C = 550 (mm)
Fc=1,4
pd= fc.P
= 1,4 x 0,22 = 0,313 (kW)
T1= 9.74 x 105ௗ
ଵ
= 9.74 x 105,ଷଵଷ
ସଶ
= 7258 (kg.mm)
T2= 9.74 x 105ௗ
ଵ
= 9.74 x 105,ଷଵଷ
ସଶ
= 7258 (kg.mm)
ds1= [ହ,ଵ
τୟ Kt.Cb.T]1/3
= [ହ,ଵ
ସ,ଷଷ1,5 x 1,2 .7258]1/3
= 24,8 (mm) = 25 (mm) ds2= [ହ,ଵ
τୟ Kt.Cb.T]1/3
= [ହ,ଵ
ସ,ଷଷ1,5 x 1,2x 7258 ]1/3
= 24,8 (mm) = 25 (mm) Keterangan :
C = jarak sumbu poros 2. Menentukan z1dan z2
Harga z1ditentukan yang paling kecil yaitu 21, Harga z2= 21 xସଶ
ସଶ
= 21 dp = p/sin(180°/z) Dp = p/sin(180°/z2)
dp = 19,05/sin (180°/21) = 136,07 (mm)
Dp = 19,05 / sin (180°/21) = 136,07 (mm)
Dari tabel 2.3 : dk= 126,21 (mm) Dk= 126,21 (mm) db = 100 (mm) Db= 100 (mm) Keterangan :
z1= Jumlah gigi sprocket kecil z2= Jumlah gigi sprocket besar
dp = Diameter jarak bagi sprocket kecil Dp = Diameter jarak bagi sprocket besar db = Diameter naf sprocket kecil
Db= Diameter naf sprocket besar 3. Menentukan Kecepatan Rantai
V = .௭ଵ.ଵ
௫ଵ
=ଵଽ,ହ௫ଶଵ௫ ସଶ
௫ଵ
= 0,28 (m/s)
Beban yang bekerja pada satu rantai F (kg) dapat dihitung dengan menggunakan rumus
F =ଵଶ.ௗ
௩
=ଵଶ௫,ଷଵଷ
,ଶ଼
= 114,021(kg)
4. Menentukan panjang rantai Lp =௭ଵା௭ଶ
ଶ + 2Cp +{(௭ଶି௭ଵ) ି,ଶ଼}²
=ଶଵାଶଵ
ଶ + 2xହହ
ଵଽ,ହ+{(ଶଵିଶଵ) ି,ଶ଼}² ହହ/ଵଽ,ହ
= 21 + 57,74 + 0,0037
= 78,7 => 79
Cp =ଵ
ସ{(L –௭ଵା௭ଶ
ଶ ) +ටቀܮ− ௭ଵାଶଶଶ ቁଶ− ଽ,଼ଶ (ݖ1 − ݖ2)²
=ଵ
ସ{(79 –ଶଵାଶଵ
ଶ ) +ටቀ79 − ௭ଵାଶଶଶ ቁଶ− ଽ,଼ଶ (ݖ1 − ݖ2)ଶ
=ଵ
ସ{58 + 58}
= 29
C = 43,5 x p
= 29 x 19,05
= 552,5
Nomor rantai yang digunakan no 60, rangkaian tunggal, 79 mata rantai
jumlah gigi sprocket 21 dan 21
diameter poros : ∅ 25 (mm) dan ∅ 25 (mm)
jarak sumbu poros 552,5 (mm)
4.4. PerancanganRangka
4.4.1 Pemilihan Material pada Rangka
Pemilihan material yang digunakan pada rangka alat penanam jagung ini, material yang digunakan pada perancangan ini baja kontruksi S 15 C (AISI 1015)
4.4.2 Dasar Pemilihan Jenis Elemen untuk Menganalisa Pembebebanan
Pada dasarnya didalam analisa metode suatu struktur, didasarkan atas model dari struktur yang akan dianalisa. Dan model tersebut didapat dengan cara membagi struktur tersebut menjadi sejumlah elemen dan pada setiap elemen dilingkupi oleh sebuah pembatas.
Adapun pembatas tersebut mempunyai beberapa jenis tergantung dari bentuk elemen yang dipakai, antara lain seperti berupa bidang untuk jenis elemen tiga dimensi (solid),berupa garis untuk elemen dua dimensi dan titik untuk satu dimensi. Dan pada tugas akhir ini elemen yang dipakai adalah elemen tiga dimensi dimana pembatasnya adalah sebuah bidang.
Dimaksudkan agar setelah selesai dianalisa dan mendapatkan hasil, dapat dilihat bentuk dari kekakuan elemen –elemen pada rangka tersebut. Dan juga agar dapat dilihat titik kritis dari tegangan yang terjadi akibat pembebanan tersebut.
Pembebanan yang dipakai adalah pembebanan static yang dimaksudkan agar dapat dilihat apakah struktur dari mesin yang akan dibuat mampu menahan beban dari komponen – komponen yang berperan dalam
pengoperasian mesin tersebut.
No 1.
2.
3.
4.4.3 Hasil Simulasi
Hasil yang diperoleh dari analisa static pada rangka jagung dengan
a. Deformation
Deformasi yang terjadi akibat pembebanan dari bagian rangka daerah motor, reducer, dan juga hopper, seperti yang ditujukan
dibawah ini.
pengoperasian mesin tersebut.
Tabel. 4.2 Beban yang Terjadi pada Rangka
Beban (
Berat Motor 176,56
Berat Reducer 113,79
Berat Hopper + Puli 200,1
Total 490
imulasi Analisa Static pada Rangka
Hasil yang diperoleh dari analisa static pada rangka jagung dengan beban yang diberikan sebesar 490(N),
Deformation
Deformasi yang terjadi akibat pembebanan dari bagian rangka daerah motor, reducer, dan juga hopper, seperti yang ditujukan
dibawah ini.
angka (N) 176,56 113,79 200,1 490
Hasil yang diperoleh dari analisa static pada rangka alat penanam
Deformasi yang terjadi akibat pembebanan dari bagian rangka daerah motor, reducer, dan juga hopper, seperti yang ditujukan pada gambar
Gambar 4.7 Hasil
b. Analisa Tegangan
Tegangan yang terjadi akibat pembebanan pada rangka alat penanam jagung ditunjukkan pada gambar dibawah ini
Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa tegangan yang ter untuk pembebanan sebesar 490
1,32 x 10
beban dengan warna ungu dibagian tengah pada rangka.
Maka berdasarkan perbandingan tegangan luluh ( dari material baja kontruksi jenis S15C sebesar 3,25 x10 struktur tersebut dapat menahan beban yang diberikan
Maka factor keamanan yang digunakan pada rangka alat penanam Gambar 4.7 Hasil Simulasi Deformasi Rangka
egangan Stress (von mises) dengan solidwork 2013
Tegangan yang terjadi akibat pembebanan pada rangka alat penanam jagung ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.8 Analisa Tegangan Von Mises
Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa tegangan yang ter untuk pembebanan sebesar 490 (N) yaitu untuk tegangan minimum sebesar 1,32 x 106 dan tegangan maksimumnya sebesar 15,86 x 10
beban dengan warna ungu dibagian tengah pada rangka.
Maka berdasarkan perbandingan tegangan luluh ( dari material baja kontruksi jenis S15C sebesar 3,25 x10 struktur tersebut dapat menahan beban yang diberikan
Maka factor keamanan yang digunakan pada rangka alat penanam angka
) dengan solidwork 2013
Tegangan yang terjadi akibat pembebanan pada rangka alat penanam
Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa tegangan yang terjadi (N) yaitu untuk tegangan minimum sebesar dan tegangan maksimumnya sebesar 15,86 x 106 dengan area beban dengan warna ungu dibagian tengah pada rangka.
Maka berdasarkan perbandingan tegangan luluh (yield strength) dari material baja kontruksi jenis S15C sebesar 3,25 x108, dapat dipastikan
Maka factor keamanan yang digunakan pada rangka alat penanam
jagung ini, dihitung berdasarkan perbandingan tegangan luluh (yield strength) material baja S15 C ( AISI 1015) dengan tegangan von mises maksimum dari keseluruhan beban.(Gunawan, 2009)
Factor of safety =ௌ௬
σe
Dimana :
Sy= Tegangan luluh material sebesar 3,25 x 108(N/m2)
σ
e= Tegangan von misesmaksimum 15,86 x 106(N/m2)maka factor keamanannya adalah Factor of safety =ௌ௬
σe
= ଷ,ଶହ ௫ଵఴ /୫ ²
ଵହ,଼ ୶ଵల/୫ ²
= 20,5
4.5 Perhitungan Bantalan
Berdasarkan buku sularso nomor bantalan yang digunakan adalah 6004 karena kapasitas nominal spesifik berpengaruh pada umur bantalan. Dengan spesifikasi:
Jenis bantalan= Bantalan gelinding
Nomor bantalan= 6205
(D) Diameter luar bantalan= 47 mm
(D) Diameter dalam bantalan= 25 mm
(b) Lebar bantalan= 12 mm
(r) Jari bantalan= 1 mm
(C) Kapasitas nominal dinamis spesifik= 790 kg
(Co) Kapasitas nominal statis = 530 kg
Dari data diatas, maka dapat direncanakan untuk menghitung umur bantalan, kekuatan bantalan, dan tekanan bantalan yang sesuai untuk perancangan alat penanam jagungg ini.
Untuk memudahkan perawatan yang berhubungan dengan life timebantalan yang sesuai dengan bantalan diatas, bahwa umur bantalan minimumnya adalah 2000 – 3000 jam, yaitu berdasarkan fungsinya sebagai penerus putaran yang diambil 42 rpm dimana semakin besar putaran maka semakin kecil umur bantalan.
4.5.1 Analisa pada Tumpuan
Perhitungan beban ekivalen untuk bail bearing dan roiler bearing dapat digunakan persamaan berikut:
P = X.V.Fr+ Y.Fa
Dimana:
P = gaya ekivalen (kg)
Fr= gaya radial (kg)
Fa= gaya aksial (kg)
V = faktor rotasi bantalan
= 1,0 jika bantalan ring dalam yang berputar
= 1,2 jika bantalan ring luar yang berputar
X = faktor beban radial
Y = faktor beban aksial
Bila yang terjadi adalah beban radial saja, maka harga X = 1 dan Y = 0 Sehingga menjadi persamaan P = V. Fr,
Bantalan yang digunakan adalah jenis deep groove ball bearing. Didapat data bantalan untuk poros diameter 20 mm.
Tabel. 4.5 Beban yang terjadi pada bantalan
No Beban (kg)
1. Berat Motor 18
2. Berat Reducer 11,6
3. Berat Hopper + Puli 20.4
4. Berat Rangka 48.7
Total 98,7
a. Menentukan Beban Ekuivalen Dinamis (Pr) PrB = X . V .Fr+ Y . Fa
Karena, gaya aksial Fa= 0, maka;
Berdasarkan tabel, nilai V = 1 untuk cincin dalam yang berputar, dan Harga faktor X = 1, Maka:
Pr = X . V . Fr
= 1 . 1 . 90,9
= 90,9 (kg)
b. Menentukan Beban Ekuivalen Statis (P0)
P0 = FrB = 90,9 (kg)
c. Menentukan Faktor Kecepatan
fn=[ଷଷ,ଷ
]1/3
= [ଷଷ,ଷ
ସଶ]1/3
= 0.925
d. Menentukan Factor Umur (fh)
Fh= fn.
= 0.925 .ଷହ
ଽ.ଽ
= 7,48
e. Menentukan Umur Bantalan
Lh = 500 x (fh))
= 500 x 7,48
= 202954 jam
= ଶଶଽହସ
ଶସ ௫ ଷ /௧௨
= 24 Tahun.