BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode non- probability sampling yang merupakan teknik sampling di mana sampel dikumpulkan dalam suatu proses yang tidak memberikan kesempatan yang sama untukterpilih bagi semua individu dalam suatu populasi. Di mana tujuan dari teknik ini adalah untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Sampel dipilih berdasarkan metode purposive sampling yaitu penentuan sampel atas dasar kesesuaian karakteristik dan kriteria tertentu. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah sejumlah 28 perusahaan.
Kriteria yang dimaksud ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010–2014 dan menyajikan laporan keuangan selama periode pengamatan.
2. Perusahaan tersebut membagikan dividen secara berturut-turut selama periode pengamatan.
3. Perusahaan tersebut menampilkan datanya secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan, yaituCash Flow per Share (CFPS), Net Profit Margin (NPM), Current Ratio (CR), dan Size.
3.2 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) serta sumber-sumber terkait.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan :
1. Metode studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, makalah, buku, dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
2. Metode dokumentasi yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang tercantum pada annual report masing-masing perusahaan.
3.4 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Independen
Variabel independen dari penelitian ini meliputi : 1. Free Cash Flow
Free cash flow disebut juga sebagai akhir dari aliran bisnis perusahaan setelah semua hutang dibayar, atau disebut juga sebagai sisa uang. Menurut Brigham dan Houston (2013: 109) nilai operasi suatu perusahaan akan bergantung pada perkiraan arus kas bebas masa depannya, yang dinyatakan sebagai laba operasi setelah pajak dikurangi investasi dalam modal kerja dan aset tetap yang dibutuhkan untuk mempertahankan usaha. Jadi, arus kas bebas mencerminkan kas
yang benar-benar tersedia untuk dibayarkan kepada investor. Namun dalam hal ini untuk menguji efek aruskas terhadap kebijakan dividen perusahaan, operating cash flow per share (CFPS) digunakan sebagai proxy, karena aktivitas operasional adalah aktivitas yang berhubungan langsung dengan laba/rugi perusahaan yang akan mempengaruhi dividen perusahaan. Cash flow per share didapatkan dari perbandingan antara jumlah arus kasaktivitas operasional dengan jumlah lembar saham beredar (Jayati, 2014). Free cash flow dapat dirumuskan sebagai berikut:
CFPS =
2. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam penelitian ini akan menggunakan Net Profit Margin (NPM) untuk mengukur profitabilitas perusahan yang akan menunjukkan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Menurut Lioew et al., (2014) semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukan berapa besar presentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.
Secara sistematis NPM dirumuskan sebagai berikut : NPM =
3. Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, semakin besar rasio likuiditas suatu perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan tersebut membayar kewajibannya dan begitu juga sebaliknya. Salah satu proksi dari rasio likuiditas adalah Current Ratio (CR).Current ratio merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya (Martini et al., 2014).
CR =
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen.
Kebijakan dividen yaitu keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan pada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan(Martini et al., 2014).
Dividend Payout Ratio (DPR) didefinisikan sebagai resiko antara Dividend Per Share (DPS) terhadap Earnings Per Share (EPS). DPS adalah besarnya pembagian dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar (Martini et
al., 2014). Sedangkan EPS adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu untuk setiap jumlah saham yang beredar.
Secara sistematis DPR dapat dirumuskan sebagai berikut : DPR =
3.4.3 Variabel Moderasi
Size menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aset, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aset. Size adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan nilai logaritma natural dari total asset.
SIZE = Ln Total Assets
3.5 Hipotesis Operasional
Hipotesis operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. HO1 = Free cash flow tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen
HA1 = Free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen 2. HO2 = Profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen
HA2 = Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen 3. HO3 = Likuiditas tidak berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen
HA3 = Likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen
4. HO4= Size tidak berpengaruh terhadap hubungan antara free cash flowdengan kebijakan dividen
HA4 = Sizeberpengaruh terhadap hubungan antara free cash flow dengan kebijakan dividen
5. HO5 = Size tidak berpengaruh terhadap hubungan antara profitabilitas dengan kebijakan dividen
HA5 = Sizeberpengaruh terhadap hubungan antara profitabilitas dengan kebijakan dividen
6. HO6 = Size tidak berpengaruh terhadap hubungan antara likuiditas dengan kebijakan dividen
HA6 = Sizeberpengaruh terhadap hubungan antara likuiditas dengan kebijakan dividen
3.6 Metode Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah free cash flow, profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan size sebagai variabel moderasi. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian serta memperhatikan sifat-sifat data yang dikumpulkan, maka analisis data dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
3.6.1 Statistik Deskriptif
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Elriza(2013), menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memperoleh hasil yang akurat dalam sebuah penelitian. Setelah mendapatkan hasil yang akurat maka dapat dilanjutkan dengan melakukan pengujian dengan analisis regresi linier berganda. Dalam pengujian asumsi klasik terdapat beberapa jenis antara lain,uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heterosdekasdisitas, dan uji autokorelasi. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah dalam model penelitiannya, data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak, dan apakah dalam penelitian terjadi penyimpangan atau tidak (Bansaleng, 2014).
a. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya digunakan uji Kolmongorov – Smirnov, pedoman pengambilan keputusan dalam uji normalitas yaitu bila sig. atau signifikan lebih besar daripada 0,05 maka distribusi adalah normalitas (Bansaleng, 2014).
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel independen (variabel bebas), jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinieritas dalam penelitian tersebut. Sebuah model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas (independen). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas antar variabel, dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Varians Inflation Factor (VIF) atau variabel Inflation dari masing-masing variabel bebas terdapat variabel terikat. Jika nilai VIF kurang dari sepuluh maka dapat dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas (Bansaleng, 2014).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ada terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Sebuah model regresi yang baik harusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Grafik Scatterplot. Pada prinsipnya, uji heteroskedastisitas dengan metode grafik scatterplot adalah melihat nilai prediksi variabel independen yaitu ZPRED dengan residunya SRESID.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk memastikan tidak terjadi korelasi antar error dari periode waktu (time series) yang berbeda. Suatu model dapat dikatakan terbebas dari masalah autokorelasi apabila nilai statistik Durbin-watson (DW) terletak di area non-autokorelasi, yaitu diantara dua nilai titik kritis batas atas (dU) dan batas bawah (dL).
Selang nilai statistik DW dan keputusannya menurut Gujarati (2013) adalah sebagai berikut :
0 dl du 2 4-du 4-dl 4
Autokorelasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Autokorelasi
Positif Keputusan Autokorelasi Keputusan Keputusan Negatif
Nilai Durbin Watson akan dibandingkan dengan nilai d-tabel, Jika nila du < d dan nilai d < dari (4 – du), berarti tidak terdapat autokorelasi.
3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi bergandadengan Moderated Regression Analysis (MRA) sebagai berikut :
DPR = α + β1 CFPS + β2 NPM + β3 CR + β4 SIZE +β5 CFPS.SIZE + β6 NPM.SIZE +β7 CR.SIZE + ε
Keterangan : α : Konstanta
β : Koefisien Regresi DPR : Dividend Payout Ratio
CFPS : Cash Flow per Shareproksi dari free cash flow NPM : Net Profit Margin sebagai proksi dari profitabilitas CR : Current Ratio sebagai proksi dari likuiditas
SIZE : ukuran perusahaan (variabel moderasi) ε : variabel gangguan (error)
3.6.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel- variabel yang diteliti, dalam penelitian ini menggunakan statistik uji F dan uji t.
1) Pengujian Hipotesis dengan Uji F
Uji F digunakan untuk menilai kelayakan model. Uji F dilakukan dengan melihat dari nilai F dan signifikansi. Nilai tersebut menunjukkan tingkat kesalahan yang ditanggung jika model tersebut dikatakan bagus. Semakin rendah nilai signifikansi menunjukkan bahwa model yang dibangun memiliki kemungkinan kesalahan yang lebih rendah.
2) Pengujian Hipotesis dengan Uji T
Uji T dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam persamaan regresi berganda secara parsial. Uji T juga dilakukan untuk menguji kebenaran koefisien regresi dan melihat apakah koefisien regresi yang diperoleh signifikan atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%.