• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE BERMAIN MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN METODE BERMAIN MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK A"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE BERMAIN MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN

KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK A

A.A Istri Ratna Dewi

1

, DB. Kt. Ngr Semara Putra

2

, I Nyoman Wirya

3

1,3

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

2

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail: agungratnadewi@yahoo.co.id

1

, ngurahsemara@yahoo.com

2

,

nyoman.wirya14@gmail.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan setelah diterapkan metode bermain melalui permainan ular tangga pada anak Kelompok A Semester II di PAUD Candra Kasih Denpasar Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A semester II di PAUD Candra Kasih Denpasar Tahun Pelajaran 2015/2016, sebanyak 17 anak, yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Data penelitian tentang perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan dikumpulkan dengan metode observasi dengan instrumen berupa lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Berdasarkan analisis data, diperoleh rata-rata perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada siklus I mencapai 65,00% dan berada pada kategori sedang. Pada siklus II rata-rata perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan mencapai 85,00% dan berada pada kategori tinggi. Terjadi peningkatkan dari siklus I ke siklus II sebesar 20,00%. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak kelompok A semester II di PAUD Candra Kasih Denpasar Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata-kata kunci: metode bermain, permainan ular tangga, perkembangan kognitif

Abstract

This study aims to improve the cognitive development in recognizing the symbol of numbers after applied the method of playing through snakes and ladders game for Group A children in the second Semester of Candra Kasih Denpasar the Academic Year 2015/2016. The type of this research is the Classroom Action Research (CAR) is conducted in two cycles. The subjects were students in group A of Candra Kasih Denpasar Academic Year 2015/2016, the total of 17 children, consist of 10 boys and 7 girls. The data research on cognitive development in finding symbol of numbers collected by the method of observation with instruments such as observation sheet.

The data were analyzed using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive analysis method. Based on the data analysis, obtained an average of cognitive development in recognizing the symbol of numbers in the first cycle reaches 65,00% and the middle category. In the second cycle the average cognitive development in recognizing the symbol numbers reached 85,00% and at the high category. Improvement occurred from the first cycle to the second cycle is 20,00%.

So we can conclude that the Use of the method of playing through the snakes and

(2)

ladders game can improve the cognitive development of the children in Candra Kasih Denpasar Academic Year 2015/2016.

Keywords : playing method, snakes and ladder game, cognitive development

PENDAHULUAN

Besarnya nama suatu bangsa dan negara bukan karena luasnya wilayah dan jumlah penduduk yang dimiliki saja tetapi juga terletak pada kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas menjadi suatu tuntutan di dalam kehidupan era globalisasi.

Indonesia sebagai negara berkembang menyadari benar harus memperbaiki dirinya terutama dalam hal pendidikan, karena sumber daya manusia yang berkualitas ditentukan oleh salah satu faktor yang sangat penting yaitu pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang inovatif dan kreatif.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UURI NO.20 Tahun 2003). Pendidikan yang diberikan sejak dini telah lama menjadi perhatian para orang tua, pendidik, masyarakat dan pemerintah karena mengingat pentingnya pendidikan sejak dini yang diberikan pada anak.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memegang peranan yang sangat penting dan menentukan perkembangan anak selanjutnya, sebab pendidikan anak usia dini merupakan fondasi bagi dasar untuk mengembangkan aspek perkembangan anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Masa peka dan atau golden age terjadi pada usia dini seorang anak.

Maka dari itu pemberian rangsangan yang baik dan tepat akan membuat pertumbuhan anak menjadi baik pula.

Yamin, dkk (2013:1) menyatakan, Rentang anak usia dini dari lahir sampai

usia enam tahun adalah usia kritis sekaligus strategi dalam proses pendidikan dan dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan seseorang selanjutnya artinya pada periode ini merupakan periode kondusif untuk menumbuh kembangkan berbagai perkembangan, kecerdasan, bakat, perkembangan fisik, kognitif, bahasa sosio-emosional dan spiritual.

Perkembangan anak usia dini dapat dibagi menjadi enam aspek perkembangan yakni moral agama, fisik/motorik, kognitif, bahasa, sosial- emosinal, dan seni. Dari berbagai aspek perkembangan anak usia dini, perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan, karena mempunyai tujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak, dapat menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan pengetahuan akan ruang dan waktu serta,

mempunyai kemampuan

mengelompokkan dan mempersiapkan kemampuan berpikir teliti.

Menurut Yamin dan Jamilah (2013:114), “Perkembangan kognitif anak berada pada tahap sensorimotor dan praoprasional.” Pada tahap sensorimotor anak memperoleh pengetahuan murni dari gerak dan indra secara konkret. Anak belajar mengenal dunia hanya dengan melalui meraba, membau, melihat, mendengar, dan merasakan. Sedangkan pada tahap praoprasional ini anak mulai mampu untuk memecahkan masalah dengan cara memikirkannya terlebih dahulu, dan tidak lama kemudian pada tahap selanjutnya anak mampu mempelajari masalah sebelum bertindak serta terlibat langsung dalam kegiatan secara fisik. Pada masa ini anak belum mampu berpikir oprasional dan perlu benda nyata dalam membangun

(3)

pengetahuannya, termasuk dalam pengetahuan mengenal lambang bilangan.

Mengembangkan pengetahuan mengenal lambang bilangan pada anak usia dini sangatlah penting. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk mengembangkan pengetahuan mengenal lambang bilangan pada anak sejak dini melalui proses bermain, karena pada dasarnya proses pembelajaran pada anak usia dini adalah bermain. Menurut Mutiah (2010), “Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini.” Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif dalam melakukan berbagai eskplorasi terhadap lingkungannya maka, aktivitas bermain merupakan bagian dari proses pembelajaran. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan bagi anak akan menghasilkan proses belajar pada anak.

Mengenalkan lambang bilangan pada anak yaitu dapat dilakukan dengan mengajak anak bermain ular tangga dengan papan yang berisi angka dan gambar-gambar yang berbeda agar anak tidak bosan. Karena standar papan yang digunakan dalam permainan ini tidak ditentukan, maka setiap orang dapat membuat papan ular tangga sendiri yang berisi gambar dan angka dengan sangat menarik agar disukai oleh anak usia dini.

Namun pada kenyataan di PAUD Candra Kasih Denpasar perkembangan kognitif anak belum berkembang dengan optimal.

Anak belum mampu menyebutkan dan menunjuk lambang bilangan dengan benar. Hambatan yang sering ditemui oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yaitu penerapan metode dan media yang tepat digunakan dalam mengembangkan aspek perkembangan kognitif pada anak.

Permasalahan dalam perkembangan kognitif terjadi pada anak kelompok A di PAUD Candra Kasih Denpasar. Dari hasil catatan nilai anak dibuku bantu dan buku penghubung menunjukkan bahwa perkembangan kognitif khususnya dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A belum berkembang dengan maksimal. Ini dikarenakan dalam penggunaan media guru yang mengajar

dikelompok A lebih sering menggunakan majalah-majalah dalam mengembangkan aspek perkembangan kognitif anak, dan tulisan yang dibuat dipapan tulis.

Penggunaan berbagai metode sudah pernah diterapkan oleh guru untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak, namun perkembangan kognitif anak belum berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Jarang guru menggunakan media yang lebih menarik dengan metode bermain yang membuat anak menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang diberikan. Oleh karena itu, penggunaan media yang cenderung monoton menyebabkan umpan balik yang anak tunjukkan pada perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan sangat minim.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan Oktober 2015 di PAUD Candra Kasih Denpasar, dalam proses pembelajaran menunjukkan bahwa perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan masih kurang optimal.

Hal yang sering ditampilkan anak yaitu anak cepat merasa bosan, anak mengikuti pelajaran dengan pasif, ada anak yang masih belum mengenal lambang bilangan dengan benar, dan ketika guru menanyakan lambang bilangan yang dibuat di papan tulis, anak belum dapat menjawab dengan tepat. Solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah peningkatan perkembangan kognitif yaitu dengan penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga. Melalui permainan ular tangga diharapkan dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak dan melalui bermain pula diharapkan seluruh aspek perkembangan anak dapat berkembang dengan optimal.

Pentingnya menggunakan metode bermain dalam setiap pembelajaran untuk anak usia dini yang bertujuan agar proses pembelajaran berlangsung secara terstruktur sehingga memudahkan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Fadlillah (2012:168), “Metode bermain adalah metode yang menerapkan permainan atau mainan tertentu sebagai wadah pembelajaran anak.” Dunia anak adalah dunia bermain, dalam kehidupan anak-anak, sebagian besar waktunya

(4)

dihabiskan dengan kegiatan bermain, akan tetapi bermain merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Dalam bermain anak dapat menerima banyak rangsangan selain dapat membuat dirinya senang juga dapat menambah pengetahuan anak.

Agung (2012:1), “Metode adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.” Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Metode pembelajaran merupakan suatu jalan atau cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, oleh karena itu peranan metode pembelajaran sangat berpengaruh pada proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih optimal. Sedangkan menurut Suyadi (2010:284), “Bermain adalah aktivitas yang dapat membuat anak merasa senang dengan ditandai gelak tawa oleh anak yang melakukannya dan sangat penting bagi tumbuh kembang anak.” Sehingga dapat disimpulkan metode bermain adalah suatu cara yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui bermain, karena dengan bermain anak dapat merasa gembira dalam mengikuti kegiatan yang diberikan. Montalalu (2008:434) menyatakan, “Metode bermain dalam pembelajaran di TK adalah suatu teknik penyampaian informasi yang ditujukan pada anak melalui alat permainan atau kegiatan yang dapat memberikan kenyamanan dan kesenangan pada anak.”

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode bermain adalah suatu cara yang digunakan untuk menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran melalui bermain pada anak usia dini, sehingga dengan bermain dapat membuat anak merasa gembira dan senang untuk mengikuti proses pembelajaran yang diberikan.

Menurut Nurjatmika (2012:103),

“Permainan ular tangga merupakan jenis permainan papan yang didesain khusus bagi anak umur tiga tahun ke atas.”

Permainan yang dapat dipermainan oleh dua orang anak atau lebih ini ternyata dapat memberikan manfaat, khususnya

bagi anak yang sulit belajar. Said, dkk (2015:240) menyatakan, “Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh dua orang atau lebih.” Permainan ular tangga bagi anak sangatlah beragam.

Permainan ular tangga dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk tampilan gambar maupun usia anak.

Sehingga keragaman tersebut memiliki manfaat yang berbeda sesuai bentuk dan fungsinya, karena tidak ada papan permainan standar dalam permainan ini, maka setiap orang dapat membuat papan ular tangga sendiri dengan sangat menarik agar disukai oleh anak-anak. Permainan ular tangga yang didesain khusus untuk anak TK biasanya memiliki jumlah karakter tampilan gambar papan yang lebih komplet dibandingkan dengan ular tangga bagi anak sekolah dasar.

Permainan ular tangga merupakan permainan yang melibatkan anak berperan aktif dalam permainan ini.

Permainan ular tangga dapat digunakan pada setiap proses pembelajaran.

Kuatnya pola interaksi anak saat memainkan permainan ular tangga dalam kegiatan pembelajaran menyebabkan permainan ini disenangi oleh anak.

Sehingga dapat disimpulkan permainan ular tangga adalah salah satu permainan edukatif untuk meningkatkan aspek perkembangan anak usia dini.

Permainan ular tangga dapat dimainkan oleh dua orang atau lebih, permainan yang didesain khusus untuk anak TK memiliki banyak tampilan gambar sehingga anak tertarik untuk memainkannya dan permainan ini dapat dibuat sendiri dengan tampilan gambar yang lebih menarik. Melalui permainan ular tangga ini, anak dapat belajar mengenal suatu lambang bilangan, dengan menyebutkan atau belajar berhitung karena di dalam permainan ular tangga ini terdapat lambang bilangan di papan ular tangga dan dadu yang dilempar yang dimainkan oleh anak.

Menurut Yulianti (2010:64),

“Mengenal lambang bilangan merupakan bagian dari kemampuan kognitif anak, kognitif sering diartikan dengan kecerdasan dalam berpikir.”

(5)

Perkembangan kognitif menunjukan perkembangan dari cara berpikir anak.

Anak usia dini berada dalam tahap praoperasional konkret, dimana anak mampu mempertimbangkan besar, bentuk, dan benda-benda didasarkan pada interpasi dan pengalamannya (persepsi sendiri).

Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan pada pendidikan anak usia dini. Dari enam aspek perkembangan pada anak, aspek perkembangan kognitif merupakan aspek yang sangat penting untuk dikembangkan dalam tumbuh kembang anak usia dini.

Perkembangan kognitif merupakan kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan, termasuk kesadaran dan perasaan. Menurut Sujiono (2007:17) menyatakan bahwa, “Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam susunan syaraf pada waktu manusia berpikir.” Perkembangan kognitif ini berkembang secara bertahap sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf- syaraf yang berada di susunan syaraf.

Wiyani (2012:62) menyatakan,

“Perkembangan kognitif pada anak usia dini dapat diartikan sebagai perubahan psikis yang berpengaruh terhadap kemampuan berpikir anak usia dini.”

Dengan kemampuan berpikirnya, anak usia dini dapat mengeksplorasikan dirinya sendiri, orang lain, serta berbagai benda yang ada disekitarnya sehingga mereka dapat memperoleh berbagai pengetahuan.

Perkembangan kemampuan kognitif anak ditunjukkan dari cara anak berpikir.

Kemampuan anak mengkoordinasi cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur meningkatnya perkembangan kognitif anak. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif adalah pengembangan kemampuan dasar yang dimiliki oleh anak secara ilmiah diketahui dengan pengetahuan yang baru diperolehnya dan meningkatkan kemampuan anak dari berpikir secara konkret ke abstrak.

Menurut Saleh (2009), “Bilangan adalah sebuah konsep dan pemikiran manusia terhadap perhitungan suatu benda.” Misalnya setelah satu adalah dua,

setelah dua adalah tiga, setelah tiga adalah empat, dan seterusnya. Kegiatan manusia untuk menghitung suatu benda disebut sebagai membilang. Sedangkan angka adalah bentuk tertulis dari suatu bilangan. Susanti (2012) menyatakan,

“Kelompok bilangan yang sudah dapat diperkenalkan mulai dari usia tiga tahun adalah kelompok bilangan (mengenal bilangan, membilang, berhitung) pola dan fungsinya, geometri, ukuran-ukuran, pemecahan masalah.” Penguasaan masing-masing kelompok tersebut selalu melalui tiga tingkat penekanan tahapan yaitu tingkat pemahaman konsep, tingkat menghubungkan konsep kongkret dengan lambang bilangan, tingkat lambang bilangan sebelum anak memasuki tingkat pengenalan lambang. Kemudian Susanti (2012) juga menyatakan, “Perkembangan konsep bilangan pada anak yaitu seperti pengenalan kuantitas, menghafal urutan namabilangan, menghitung secara rasional, menghitung maju, menghitung mundur, dan berhitung melompat.

Untuk mengetahui secara pasti apakah metode bermain melalui permainan ular tangga dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak, maka dari itu dirancanglah penelitian yang berjudul tentang

“Penerapan Metode Bermain Melalui Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Pada Anak Kelompok A Semester II di PAUD Candra Kasih Denpasar Tahun Pelajaran 2015/2016”. Adapun rumusan masalah yang dapat diajukan adalah

“Apakah penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga dapat meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A semester II di PAUD Candra Kasih Denpasar Tahun Pelajaran 2015/2016?”. Sedangkan tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan dengan penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga pada anak kelompok A semester II di PAUD Candra Kasih Denpasar Tahun Pelajaran 2015/2016.

(6)

METODE

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas atau classroom Action Research (CAR) memiliki peranan penting untuk meningkatkan dan memperbaiki program pembelajaran yang sedang berjalan apabila dapat diimplementasikan dengan baik. Menurut Agung (2010:2), “PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.” Menurut Kemmis (dalam Sanjaya, 2013:24)

“Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.”

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang diadakan untuk memperbaiki metode atau model pembelajaran yang sedang berlangsung pada suatu kelas, dengan melakukan beberapa tindakan yang berguna untuk memodifikasi metode atau model pembelajaran yang sedang berlangsung dan untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan tindakan-tindakan tertent untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional dalam menyempurnakan program pembelajaran yang sedang berjalan dalam kelas.

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2016 sampai dengan Mei 2016 pada anak Kelompok A Semester II di PAUD Candra Kasih Denpasar Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok A semester II di PAUD Candra Kasih Denpasar tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 17 anak, yang terdiri dari 7 anak perempuan dan 10 anak laki-laki. Adapun objek dalam penelitian ini adalah perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan.

Dalam penelitian ini menggunakan variabel. Variabel adalah atribut dari objek

yang mempunyai variasi antar objek yang satu dengan objek yang lainnya dan variabel merupakan suatu konsep yang sangat penting didalam penelitian.

Suryabrata (dalam Agung, 2014:40) menyatakan bahwa, “Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian.” Sering pula dikatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

Sugiyono

, (dalam Agung 2014;40) menyatakan, “Variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut.” Penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah:

metode bermain melalui permainan ular tangga, dan variabel terikatnya adalah perkembangan kognitif.

Variabel perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan di ukur dari indikator- indikator yaitu membilang banyak point pada dadu yang dilempar, melangkah sebanyak point pada dadu yang didapat, menyebutkan lambang bilangan 1-10 pada posisi ular tangga yang didapat, Meniru lambang bilangan 1- 10. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi. Agung (2012:61) menyatakan, “Metode observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan “pengamatan dan pencatatan” secara sistematis tentang suatu objek tertentu.” Senada dengan hal tersebut Dimyati (2013:92) juga menyatakan bahwa “Observasi atau pengamatan adalah proses pengumpulan data penelitian melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti.” Dari pendapat diatas, dapat dinyatakan bahwa metode observasi pada prinsipnya merupakan cara memperoleh data yang lebih dominan menggunakan indera penglihatan (mata) dalam proses pengukuran terhadap suatu objek atau variabel tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

(7)

Setelah data dalam penelitian ini terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Dalam penerapan metode analisis statistik deskripif, data yang diperoleh dari hasil penelitian disajikan ke dalam 1) tabel distribusi frekuensi, 2) menghitung angka rata-rata atau mean (M), 3) menghitung modus (Mo), 4) menghitung median (Me), 5) menyajikan ke dalam grafik polygon.

Dalam buku metodologi penelitian Agung (2014:144) menyatakan bahwa

”metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang di lakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang di teliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum”. Tingkat perkembangan kognitif yang diperoleh anak hasilnya dikonversikan dengan cara, membandingkan angka rata-rata persen dengan kriteria penilaian acuan patokan (PAP) skala lima. Adapun pedoman konversi PAP skala lima tentang perkembangan kognitif, dapat dilihat pada tabel 01.

Tabel 01. Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Perkembangan Kognitif

Sumber (Agung, 2014:145) Berdasarkan pedoman PAP Skala lima mengenai mengenai perkembangan kognitif pada anak kelompok A di PAUD Candra Kasih Denpasar, maka target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah anak mampu mencapai tingkat penguasaan pembelajaran yaitu minimal 80%-89% dengan kriteria tinggi atau aktif.

Penelitian ini dikatakan berhasil jika terjadi

perubahan positif skor rata-rata dari siklus pertama ke siklus berikutnya dan jika dikonversasikan pada pedoman PAP Skala lima tingkat perkembangan kognitif yang berada pada rentang 80%-89%

dengan kriteria tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di PAUD Candra Kasih Denpasar kelompok A dengan jumlah anak 17 orang. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan 1 minggu yaitu dimulai dari tanggal 11 April sampai 13 Mei 2016.

Siklus I dilaksanakan selama 12 kali pertemuan dan pada akhir pembelajaran langsung mengevaluasi perkembangan anak dan memberikan penilaian perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A di PAUD Candra Kasih Denpasar yang berjumlah 17 anak. Adapun Tema yang dibahas pada siklus ini adalah Tema Tanah Airku.

0 1 2 3 4 5 6

8 9 10 11 12 13 14

Gambar 01. Gambar Grafik Polygon Perkembangan Kognitif Anak Kelompok A pada Siklus I

Dari hasil analisis data kegiatan bermain melalui permainan ular tangga pada siklus I diperoleh data dimana modus = 9,00, median = 10,00, dan mean

= 10,35. Data yang diperoleh ini kemudian Persentase

Penguasaan

Kriteria Perkembangan

Kognitif 90 −100

80 − 89 65 − 79 55 − 64 0 − 54

Sangat Tinggi Tinggi

Sedang Rendah

Sangat Rendah

Mo = 9,00

Me = 10,00 M = 10,35

(8)

disajikan ke dalam grafik polygon data yang dapat dilihat pada gambar 01.

Berdasarkan perhitungan dari grafik polygon diatas terlihat Mo, Me, Mean, dimana Mo < Me < Mean (9,00 < 10,00 <

10,35), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data perkembangan kognitif pada siklus I merupakan kurva juling positif. Dengan demikian dapat diinterprestasikan bahwa skor perkembangan kognitif anak kelompok A di PAUD Candra Kasih Denpasar cenderung sedang. Untuk menghitung tingkat perkembangan kognitif anak dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata persen (M%) dengan Kriteria Pedoman Acuan Patokan (PAP) Skala lima. Nilai M% = 65,00 % yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima berada pada tingkat penguasaan 65-79 yang berarti bahwa tingkat perkembangan kognitif anak kelompok A pada siklus I berada pada kriteria sedang. Dari hasil tersebut, maka penelitian tindakan kelas ini perlu dilanjutkan ke siklus II untuk peningkatan dan penyempurnaan selanjutnya.

Adapun kendala-kendala yang ditemukan pada saat penerapan metode bermain melalui permain ular tangga pada siklus I adalah (1) pada pertemuan pertama siklus I, anak masih terlihat bingung dengan alat peraga yang digunakan, karena anak belum terbiasa belajar menggunakan alat permainan ular tangga, serta ada beberapa anak yang tidak merespon kegiatan pembelajaran saat proses pembelajaran berlangsung, (2) beberapa anak masih bingung untuk melangkah dengan baik dan tepat pada papan ular tangga sesuai point dadu yang didapat, dan (3) beberapa anak masih bingung menyebutkan lambang bilangan yang didapat pada permainan ular tangga.

Adapun solusi yang akan digunakan untuk mengatasi kendala-kendala di atas adalah (1) menjelaskan kembali permianan ular tangga dan memberikan penjelasan cara bermain dengan bertahap, sebelum bermain anak diajak untuk mencoba kembali apa yang diarahkan oleh guru, dengan kegiatan pembelajaran seperti itu, sehingga untuk pertemuan berikutnya anak akan lebih terbiasa dalam mengikuti pembelajaran

yang menggunakan permainan ular tangga, (2) mencontohkan kembali cara melangkah yang tepat pada permainan ular tangga sesuai point dadu yang didapat, dan (3) memberi tahu anak secara berulang-ulang lambang bilangan yang ada disekitar anak.

Siklus II dilaksanakan selama delapan kali pertemuan dan pada akhir pembelajaran langsung mengevaluasi perkembangan anak dan memberikan penilaian perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A di PAUD Candra Kasih Denpasar yang berjumlah 17 anak. Data perkembangan kognitif anak yang diperoleh pada siklus II disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi data tunggal tentang perkembangan kognitif anak kelompok A PAUD Candra Kasih siklus II, kemudian dari tabel distribusi frekuensi tersebut dilanjutkan dengan menghitung modus, median, dan mean.

0 1 2 3 4 5 6

11 12 13 14 15 16 17

Gambar 02. Gambar Grafik Polygon Perkembangan Kognitif Anak Kelompok A pada Siklus II

Dari hasil analisis data kegiatan bermain melalui permainan ular tangga pada siklus II diperoleh data dimana modus = 15,00, median = 14,00, dan mean = 13,35. Data yang diperoleh ini kemudian disajikan ke dalam grafik

Mo = 15,00 Me = 14,00 M = 13,35

(9)

polygon data yang dapat dilihat pada gambar 02.

Berdasarkan perhitungan dari grafik polygon diatas terlihat Me, Mean, Mo, dimana Me < Mean < Mo (13,53 < 14,00 <

15,00), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data perkembangan kognitif pada siklus II merupakan kurva juling negatif. Dengan demikian dapat diinterprestasikan bahwa skor perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan kelompok A di PAUD Candra Kasih Denpasar cenderung Tinggi. Nilai M% = 85,00%

yang dikonversikan kedalam Kriteria Pedoman Acuan Patokan (PAP) skala lima berada pada tingkat penguasaan 80- 89 yang berarti bahwa tingkat perkembangan kognitif pada anak kelompok A di PAUD Candra Kasih dalam siklus II berada pada kriteria tinggi.

Setelah diadakan refleksi siklus I dan perbaikan tindakan, maka pada proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan dan dapat dilihat pada perkembangan kognitif anak yang sebelumnya berada pada kriteria sedang meningkat menjadi kriteria tinggi.

Adapun temuan-temuan yang diperoleh selama pelaksanaan siklus II adalah (1) anak yang diawal perkembangan kognitifnya dalam mengenal lambang bilangan masih kurang, namun setelah diadakan refleksi dan perbaikan tindakan perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan mulai meningkat, hal ini dikarena setelah anak mengerti permainan ular tangga yang mereka mainkan, anak semakin tertarik dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga semakin sering anak mempelajari bilangan, (2) secara garis besar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana kegiatan harian yang direncanakan, sehingga perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan yang diharapkan dapat tercapai.

Secara umum proses pembelajaran dengan menerapkan metode bermain melalui permainan ular tangga untuk meningkatkan perkembangna kognitif dalam mengenal lambang bilangan sudah

berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata-rata persentase (M%) perkembangan kognitif dari siklus I ke siklus II, sehingga dalam penelitian ini cukup dilakukan sampai di siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Berdasarkan analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif penyajian hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa, penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga ternyata mampu meningkatkan perkembangan kognitif pada anak. Hasil analisis data perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan pada siklus I sebesar 65,00% yang menunjukkan perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan berada pada kriteria sedang, namun mengalami peningkatan pada siklus II menjadi

85,00% yang menunjukkan

perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak berada pada kriteria tinggi. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan di PAUD Candra Kasih Denpasar pada anak kelompok A semester II tahun pelajaran 2015/2016 selama dua siklus menunjukkan terjadinya peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan setelah penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga.

Sujiono (2007) menyatakan bahwa,

“Anak usia 2-7 tahun berada pada tahap praoprasional, tahap dimana anak belajar menggunakan simbol-simbol seperti gambar dan benda konkret.” Anak akan lebih mengerti suatu materi yang disampaikan oleh guru melalui kata-kata dan gambar. Setelah penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga pada anak kelompok A semester II di PAUD Candra Kasih Denpasar terlihat adanya peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak dari siklus I ke siklus II yaitu dalam hal meniru lambang bilangan 1-10, menyebutkan lambang bilangan pada posisi ular tangga yang didapat, membilang point yang didapat pada dadu, dan melangkah sebanyak point dadu yang dilempar sudah baik.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa penerapan metode bermain melalui

(10)

permainan ular tangga ternyata efektif dan efisien untuk meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak. Pada saat penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga dalam proses pembelajaran, anak ditunjukan dadu yang berisi titik-titik dan papan ular tangga yang berisi lambang bilangan dengan berbagai macam gambar binatang. Pertama anak disuruh untuk melempar dadu dan menghitung jumlah titik-titik pada dadu yang didapat, kemudian anak disuruh melangkah pada papan ular tangga sambil berhitung sesuai dengan jumlah dadu yang didapat, dan selanjutnya anak menyebutkan lambang bilangan pada posisi ular tangga. Dari kegiatan tersebut dapat dilihat perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan mulai meningkat dari tidak mampu menjadi mampu memcapai hasil yang baik sesuai dengan indikator yang diterapkan dalam RPPH yang dirancang pada saat penelitian.

Terjadinya peningkatan perkembangan kognitif pada anak dalam penelitian tindakan kelas ini, disebabkan oleh rasa tertarik anak pada proses pembelajaran, kegiatan dan permainan ular tangga yang diterapkan guru, serta reaward yang dapat menumbuhkan minat belajar anak. Sehingga kemampuan anak khususnya perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak semakin meningkat dan kegiatan pembelajaran dapat mencapai hasil yang diinginkan. Metode bermain melalui permainan ular tangga sebagai salah satu metode pendekatan dalam pembelajaran yang dapat merangsang anak untuk belajar bilangan dan melatih anak mengasah kemampuan kognitif untuk belajar sportivitas, mampu memecahkan masalah, serta menciptakan suasana senang di dalam kelas. Dengan demikian metode bermain akan dapat menguatkan ingatan anak terhadap pembelajaran yang diberikan serta anak dapat mengembangkan perkembangan kognitif yaitu khususnya perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan.

Penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga dapat

memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga dapat meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A semester II di PAUD Candra Kasih Denpasar Tahun Pelajaran 2015/2016.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana disajikan dalam BAB IV, setelah penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga ternyata mampu meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A semester II di PAUD Candra Kasih Denpasar. Hal ini dilihat dari adanya peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak dari peningkatan rata-rata siklus I sebesar 65,00% yang berada pada kriteria sedang, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi sebesar 85,00% yang berada pada kriteria tinggi. Hal ini berarti perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 20,00%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga dapat meningkatkan perkembangan kognitif pada anak kelompok A semester II di PAUD Candra Kasih Denpasar Tahun Pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu Kepada anak didik, disarankan untuk dapat termotivasi dalam meningkatkan perkembangan kognitif, khususnya perkembanngan kognitif dalam mengenal lambang bilangan melalui permainan ular tangga dan menumbuhkan minat belajar dengan lebih memperhatikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga hasil belajar dan perkembangan kognitif anak didik dapat meningkat, kepada guru, disarankan untuk meningkatkan kreativitas dan secara terus

(11)

menerus mampu berinovasi dan lebih kreatif dalam memilih, menerapkan, maupun mengelola metode serta media pembelajaran sesuai dengan karakterisitik anak.

Kepada kepala sekolah PAUD Candra Kasih, disarankan agar mampu memberikan suatu informasi mengenai metode dan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, efesien dan inovatif, yang nantinya mampu meningkatkan perkembangan kognitif pada anak.

Selanjutnya saran kepada peneliti lain, hendaknya dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan berbagai metode dan media pembelajaran lain yang belum sepenuhnya dapat terjangkau dalam penelitian ini, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai perbandingan dalam melakukan penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha.

---. 2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang:

Aditya Media Publishing.

Dimyati, Johni. 2013. Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

Fadlillah, Muhammad. 2014. Desain Pembelajaran PAUD, Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media.

Montalalu. 2008. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mutiah, D. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Nurjatmika, Yusef. 2012. Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Cetakan Pertama.Bulan September.

Yogyakarta: Diva Press.

Said, Budimanjaya. 2015. 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences.

Jakarta: Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sujiono, Y. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.

Susanti, P.Ika. 2012. Penerapan Media Kolam Pancing Melalui Metode e- Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan GaneshaJurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Dalam Pengenalan Konsep Bilangan Dan Lambang Bilangan Pada Kelompok B1 Di

TK Negeri Pembina

Banjarangkan Tahun Ajaran 2011/2012. (Tidak Diterbitkan).

Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Suyadi. I. Psikologi Belajar PAUD.

Cetakan Pertama. Yogyakarta:

PT Bintang Pustaka Abadi (BiPA).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI.

Wiyani, Novan Ardya, Dkk. 2012. Format PAUD. Maguwoharjo: AR-Ruzz Media.

Yamin, Martinis dan Jamilah Sabri Sanan.

2013. Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Referensi (Gaung Prasada Press Group).

Yulianti, Dwi. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak- Kanak. Jakarta: PT. Indeks.

Gambar

Tabel  01.  Pedoman  Konversi  PAP  Skala  Lima  tentang  Perkembangan  Kognitif
Gambar  02.  Gambar  Grafik  Polygon  Perkembangan  Kognitif  Anak  Kelompok  A  pada  Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data menunjukan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor perkembangan kognitif pada anak kelompok A setelah diterapkan metode bermain berbantuan media lotto

Sedangkan menurut Connolly dan Begg (2010, p65) basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan satu sama lain secara logis yang digunakan secara bersama-sama dan

Sehubungan dengan hal itu penerapan metode bermain berbantuan media kolam pancing dapat meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak

Berdasarkan rumusan masalah yang dipakai, dapat dirumuskan tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif melalui penerapan metode

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode bermain outdoor merupakan salah satu kegiatan bagi anak TK dengan mengadakan proses pembelajaran di luar kelas dengan mengamati

Secara umum proses pembelajaran dengan penerapan metode bermain berbantuan media gelombang pintar telah berjalan dengan baik terlihat dari adanya peningkatkan

Sehingga seorang karyawan hanya bertanggung jawab pada seorang atasan saja sedangkan untuk mencapai kelancaran produksi maka perlu dibentuk staf ahli yang terdiri atas orang-orang

Tesis penulis yang berjudul “KAJIAN BENTUK, GAYA, DAN MAKNA SIMBOLIK KERAMIK NOOR SUDIYATI” ini merupakan hasil penelitian yang disusun sebagai salah satu syarat