• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN PERIODE"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

DINAS PENDIDIKAN PERIODE 2013-2018

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

Jalan Nyaman Nomor 01 Kelurahan Tengah Kecamatan Cibinong Tahun 2014

(2)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

DINAS PENDIDIKAN PERIODE 2013-2018

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

Jalan Nyaman Nomor 01 Kelurahan Tengah Kecamatan Cibinong Tahun 2014

(3)

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

DINAS PENDIDIKAN

Jalan Nyaman Kelurahan Tengah Kecamtan Cibinong Telp. (021) 8754377 Cibinong 16914

KEPUTUSAN

KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOGOR

Nomor : 421/414-Program Lampiran : 1 (satu) dokumen

TENTANG

PENETAPAN RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOGOR

TAHUN 2013-2018

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;

b. bahwa berdasarkan Pasal 97 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Kepala SKPD menetapkan Renstra SKPD menjadi pedoman unit kerja dalam menyusun

(4)

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, dipandang perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor tentang Penetapan Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagai pedoman dalam menyusun rancangan Renja Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

(5)

3

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

10. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun

(6)

2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741):

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 4817);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Tahun 2010 Nomor 517);

(7)

5

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 200 Nomor 7);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008);

(8)

24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005- 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36);

25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27);

26. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37);

27. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor 6);

28. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014 Nomor 5).

M E M U T U S K A N

Menetapkan :

KESATU : Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;

KEDUA : Renstra sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan menjadi pedoman dalam menyusun rancangan Renja Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor sampai tahun 2018;

(9)

7

KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada Anggaran Pedapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bogor;

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Pada Tanggal

: Cibinong

: 24 Desember 2014

KEPALA,

DACE SUPRIADI, SH., M.Si NIP. 196301021986031017

(10)

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN NOMOR : 43 Tahun 2014 TANGGAL : 22 Desember 2014 RENSTRA DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sehubungan dengan telah disahkannya RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2018, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor sebagai salah satu SKPD harus menyelaraskan Rencana Strategisnya dengan mengacu pada RPJMD yang telah ditetapkan.

Ketentuan setiap SKPD harus membuat Renstra tercantum dalam Pasal 151 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Renstra dimaksud memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya yang disusun dengan berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Program dan kegiatan tersebut meliputi program dan kegiatan pembangunan, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Dalam Intruksi Presiden Nomor 7/1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan dan mampu menjawab tuntutan di lingkungan strategis lokal, nasional, dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dokumen Rencana Strategis setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran). Strategi memuat kebijakan, program dan kegiatan.

(11)

Selain Inpres tersebut di atas, ketentuan mengenai tatacara penyusunan Rencana Strategis SKPD telah diatur dalam Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang merupakan pedoman teknis yang wajib diacu oleh seluruh SKPD dalam menyusun Renstra SKPD.

Sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor perlu menyusun dan menetapkan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Tahun 2013-2018 sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018.

Renstra Dinas Pendidikan ini merupakan dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul.

1.2 LANDASAN HUKUM

Penyusunan Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 didasarkan kepada:

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Undang- undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

(12)

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4484);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undangan-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Peraturan Pemerintahan Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

(13)

Indonesia Tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 43);

15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan

(14)

Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 7);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2018

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sesuai dengan tugas dan fungsi yang diamanatkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Pendidikan dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Sedangkan tujuan penyusunan perubahan dokumen Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagai landasan/pedoman penyusunan Renja Dinas Pendidikan dan penganggarannya, penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan Renja Dinas Pendidikan, dan merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.

1.4 SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENSTRA

Penyusunan Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dilakukan oleh Tim Penyusun Renstra Dinas Pendidikan. Dalam proses penyusunan Renstra juga melibatkan seluruh anggota

(15)

I-6 Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor 2013-2018

organisasi dalam rapat-rapat internal serta melibatkan stakeholders Dinas Pendidikan dalam rapat koordinasi.

Keterlibatan beberapa pihak baik internal maupun eksternal ini terutama untuk memberikan masukan-masukan dalam penyusunan renstra.

Penyusunan Renstra ini dimulai dengan inventarisasi rincian tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan dan keselarasannya dengan dokumen RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, serta pengumpulan data-data yang berkaitan.

Perumusan indikator kinerja di tingkat sasaran dilakukan dengan pengumpulan data dasar capaian kinerja, pengelohan dan analisis data, serta memperhatikan indikator kinerja yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018.

Legalisasi Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor ditetapkan dengan Keputusan Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.

Alur pikir penyusunan Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 disajikan dalam gambar 1.2

Gambar 1.2. Alur Fikir Penyusunan Renstra Dinas Pendidikan

 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018

 Tugas Pokok dan Fungsi SKPD

 Dokumen Perencanaan Lainnya

 Masukan-masukan Stakeholder

 Pengumpulan, Pengolahan Data dan Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Pernyataan Visi Pernyataan Misi Tujuan Strategis Sasaran Strategis

Strategi :

Kebijakan, Program, dan Kegiatan

Legalitas Perubahan Renstra Disahkan dengan Keputusan Bupati dan Ditetapkan oleh

Kepala Dinas Pendidikan

(16)

Sedangkan sistematika penyusunan perubahan Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang;

1.2. Landasan Hukum;

1.3. Maksud dan Tujuan;

1.4. Sistematika.

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD;

2.2. Sumber Daya Dinas Pendidikan;

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pendidikan;

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pendidikan.

BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi;

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah Terpilih;

3.3. Telaahan Renstra Kemendiknas;

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pendidikan;

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD;

4.3. Sasaran, Strategi dan Kebijakan.

(17)

BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDATAAN INDIKATIF.

Penyajian menggunakan Tabel.

BAB VI : INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD.

Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD ini ditampilkan dalam tabel.

(18)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN

Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang pendidikan. Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

1. KEPALA DINAS

a. Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang pendidikan dan tugas pembantuan.

b. Fungsi Kepala Dinas

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendidikan;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendidikan, dan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

Adapun tugas pokok dan fungsi sekretaris dan masing- masing bidang adalah sebagai berikut :

2. SEKRETARIAT DINAS

a. Tugas Pokok Sekretaris Dinas : Sekretaris mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan kesekretariatan dinas.

b. Fungsi:

1. Pengelolaan administrasi program dan pelaporan;

2. Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian;

(19)

3. Pengelolaan administrasi keuangan.

3. BIDANG PENDIDIKAN DASAR

a. Tugas pokok Bidang Pendidikan Dasar mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan Pendidikan Dasar.

b. Fungsi:

1. Pengelolaan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD);

2. Pengelolaan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP); dan

3. Pengelolaan pembinaan tenaga pendidik TK/SD/SMP.

4. BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH a. Tugas Pokok

Bidang Pendidikan Menengah mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan pendidikan menengah.

b. Fungsi

1. Pengelolaan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA);

2. Pengelolaan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK);

3. Pengelolaan pembinaan tenaga pendidikan SMA/SMK

5. BIDANG PENDIDIKAN NONFORMAL a. Tugas Pokok

Bidang Pendidikan Non Formal mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan pendidikan non formal.

(20)

b. Fungsi

1. Pengelolaan kegiatan pendidikan masyarakat;

2. Pengelolaan kegiatan pendidikan kesetaraan; dan 3. Pengelolaan kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD)

6. BIDANG SARANA PRASARANA a. Tugas Pokok

Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.

b. Fungsi

1. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan TK/SD;

2. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan SMP;

dan

3. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan SMA/SMK dan pendidikan non formal.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 (satu) sekretariat, 4 (empat) bidang, 3 (tiga) subag, 12 (dua belas) seksi. Susunan organisasi Dinas Pendidkan sebagai berikut : 1. Kepala Dinas

2. Sekretariat Dinas, membawahi:

a. Sub Bagian Program dan Pelaporan;

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan c. Sub Bagian Keuangan.

(21)

3. Bidang Pendidikan Dasar, membawahi:

a. Seksi Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD);

b. Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP); dan c. Seksi Bina Tenaga Pendidik TK/SD/SMP.

4. Bidang Pendidikan Menengah, membawahi:

a. Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA);

b. Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK);

dan

c. Seksi Bina Tenaga Pendidik SMA/SMK.

5. Bidang Pendidikan Non Formal, membawahi:

a. Seksi Pendidikan Masyarakat;

b. Seksi Pendidikan Kesetaraan; dan

c. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

6. Bidang Sarana dan Prasarana, membawahi:

a. Seksi Sarana Prasarana TK/SD;

b. Seksi Sarana Prasarana SMP; dan c. Seksi Sarana Prasarana SMA/SMK.

7. UPT:

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Secara lengkap struktur organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor disajikan dalam gambar 2.1

(22)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor

Keterangan:

: Garis Intruksi : Garis Koordinasi

2.2. SUMBER DAYA DINAS PENDIDIKAN 1. Kondisi Umum Pegawai

Berikut adalah tabel yang menggambarkan kondisi pegawai Dinas Pendidikan

Subag Umum dan Kepegawaian

Subag Keuangan Subag

Program dan Pelaporan

Bidang Pendidikan

Menengah Bidang

Pendidikan Dasar

Bidang Pendidikan

Non Formal

Bidang Sarana dan

Prasarana

Seksi Pendidikan

TK/SD

Seksi Bina Tenaga Pendidik TK/SD/SMP

Seksi Pendidikan

SMP

Seksi Pendidikan

SMA

Seksi Pendidikan

SMK

Seksi Bina Pendidik SMA/SMK

SEKRETARIAT KEPALA DINAS

Seksi Pendidikan Masyarakat

Seksi Pendidikan Kesetaraan

Seksi Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD)

Seksi Sarana Prasarana

TK/SD

Seksi Sarana Prasarana

SMP

Seksi Sarana Prasarana SMA/SMK KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

UPTK/UPTD

1. Pengawas Dikmen 2. Arsiparis

UPTK/UPTD UPTP/UPT SKB

(23)

TABEL

Data Pegawai Berdasarkan Jabatan

NO PEGAWAI JUMLAH %

1 Struktural 926 75,65

2 Fungsional 298 24,35

JUMLAH 1.224 100,00

TABEL

Data Pegawai Struktural Berdasarkan Eselon

NO ESELON JUMLAH %

1 Eselon II 1 0,11

2 Eselon III 5 0,54

3 Eselon IV 63 6,80

4 Eselon V 124 13,39

5 STAF 734 79,16

JUMLAH 926 100,00

TABEL

Data Pegawai Fungsional Berdasarkan Penugasan/Fungsi

NO URAIAN JUMLAH %

1 Guru/ kepala sekolah 10.549 97,25 2 Pengawas/penilik/pamong 298 2,75

JUMLAH 10,847 100,00

TABEL

Data Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

NO PENDIDIKAN JUMLAH %

1 Strata 3 13 0,11

2 Strata 2 377 3,20

3 Strata 1 / diploma IV 9.357 79,48

NO PENDIDIKAN JUMLAH %

4 Diploma 3 97 0,82

5 Diploma 2 839 7,13

6 Diploma 1 47 0,40

(24)

7 SLTA 590 5,01

8 SLTP 343 2,91

9 SD 110 0,93

JUMLAH 11.773 100,00

TABEL

Data Pegawai Berdasarkan Golongan

NO GOLONGAN JUMLAH %

1 Golongan IV 7.465 63,41

2 Golongan III 2.973 25,25

3 Golongan II 1.316 11,18

4 Golongan I 19 0,16

JUMLAH 11.773 100,00

Dari tabel-tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah seluruh pegawai Dinas Pendidikan berjumlah 11.773 orang, yang terdiri dari pegawai struktural sebanyak 926 orang dan pegawai fungsional sebanyak 10.847 orang.

Data pegawai struktural yang berjumlah 926 orang di atas, terdiri terdiri dari pejabat eselon II sebanyak 1 orang, pejabat eselon III sebanyak 5 orang, pejabat eselon IV sebanyak 63 orang yang tersebar di tingkat kabupaten, UPT Pendidikan, UPT SKB dan SMK, pejabat eselon V sebanyak 124 yang tersebar di tingkat satuan pendidikan tingkat SMP dan SMA, staf berjumlah 734 orang yang tersebar di tingkat kabupaten, UPT Pendidikan kecamatan, UPT SKB, dan satuan pendidikan dari tingkat SMP, SMA, dan SMK.

Sementara untuk jumlah pegawai fungsional yang berjumlah 10.847 orang terdiri dari guru dan kepala sekolah sebanyak 10.549 orang yang tersebar di tingkat satuan pendidikan yaitu tingkat TKN, SDN, SMPN, SMAN, dan SMKN, dan pengawas/penilik/pamong berjumlah 298 orang terdiri dari pengawas dikmen dan pengawas TK/SD.

(25)

Sedangkan untuk pegawai berdasarkan jenjang pendidikan terdiri dari lulusan strata tiga (S3) sebanyak 13 orang, lulusan strata dua (S2) sebanyak 377 orang, lulusan strata satu/diploma empat (S1/D4) sebanyak 9.357 orang, lulusan diploma tiga (D3) sebanyak 97 orang, lulusan diploma dua (D2) sebanyak 839 orang, lulusan diploma satu (D1) sebanyak 47 orang, lulusan SLTA sebanyak 590 orang, lulusan SMP sebanyak 343 orang, lulusan SD sebanyak 110 orang.

Jumlah pegawai berdasarkan golongan terdiri dari golongan IV sebanyak 7.465 orang, golongan III sebanyak 2.973 orang, golongan II sebanyak 1.316 0rang, dan golongan I sebanyak 19 orang.

2. Kondisi Umum Anggaran

Anggaran belanja daerah Dinas Pendidikan Kabupaaten Bogor tahun 2009-2013 telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) Kabupaten Bogor

TABEL

Perkembangan anggaran Dinas Pendidikan lima tahun terakhir (2009-2013)

Tahun Belanja Disdik Belanja Tidak

Langsung (BTL) % Belanja Langsung

(BL) %

2009 744.101.972.000 558.708.709.000 75,08 185.393.263.000 24,92 2010 971.686.210.000 693.722.504.000 71,39 277.963.706.000 28,61 2011 1.444.395.756.000 830.745.878.000 57,52 613.649.878.000 42,48 2012 1.428.174.695.000 981.991.129.000 68,76 446.183.566.000 31,24 2013 1.709.686.647.000 1.123.727.448.000 65,73 585.959.199.000 34,27

Dilihat dari tabel di atas, dari tahun ke tahun anggaran Dinas Pendidikan selalu ada kenaikan kecuali pada tahun 2012, hal ini dikerenakan anggaran BOS pada tahun tersebut langsung pada penerima dan tidak masuk dalam DPA Dinas

(26)

Pendidikan. Pada tahun 2009 sebesar Rp. 744.101.972.000, pada tahun 2010 sebesar Rp. 971.686.210.000, tahun 2011 Rp.

1.444.395.756.000, tahun 2012 Rp. 1.428.174.695.000, tahun 2013 Rp. 1.709.686.647.000 adanya kenaikan anggaran disetiap tahunnya, diharapkan dapat berkontribusi positif pada upaya pencapaian setiap sasaran yang sudah ditetapkan.

3. Kondisi Umum Sarana Kerja TABEL

Sarana dan Prasarana Kerja Dinas Pendidikan

NO URAIAN BANYAKNYA SATUAN

A SARANA GEDUNG

1 Tanah 3.294 M2

2 Gedung Kantor Disdik 2.776 M2

3 Gedung UPTP 40 Unit

4 Gedung TKN 1 Unit

5 Gedung SDN 1552 Unit

6 Gedung SMPN 79 Unit

7 SMAN 37 Unit

8 SMKN 7 Unit

9 SLBN 1 Unit

10 UPT SKB 1 Unit

B SARANA ANGKUTAN

1 Kendaraan roda empat 10 Unit

2 Kendaraan roda dua 15 Unit

C SARANA PERKANTORAN BANYAKNYA SATUAN

1 Komputer 42 Unit

2 Laptop/Book Note 16 Unit

3 Infocus 3 Unit

4 Tustel 3 Unit

D SARANA PENUNJANG LAINNYA

1 Jaringan WEB DAPODIK 1 Line

(27)

A. Sarana Penunjang Lainnya

Untuk pelaksanaan fungsi layanan informasi dan pelaporan data pokok pendidikan (DAPODIK), Dinas Pendidikan dilengkapi dengan akses internet yang menghubungkan Dinas Pendidikan dengan unit layanan teknis pendidikan dengan kantor Kemendikbud melalui jejaring Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

2.3. KINERJA PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN

Capaian kinerja hasil pelayanan dalam 5 (lima) tahun terakhir dengan agenda perluasan dan pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, dan relevansi serta daya saing pendidikan dapat dilihat dari capaian indikator kinerja sebagaimana tertera dalam tabel berikut:

(28)

TABEL

PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN

NO

INDIKATOR KINERJA SESUAI TUGAS DAN

FUNGSI DINAS PENDIDIKAN

TARGET SPM

TARGET IKK

TARGET INDIKATOR

TARGET RENSTRA DISDIK TAHUN REALISASI CAPAIAN TAHUN RASIO CAPAIAN TAHUN KE

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) A.1 SD

1

% SD yang semua rombelnya tidak melebihi 32 siswa

- - - 83,46 83,43 - - - 53,44 58,32 - - - 64,03 69,90

2

% SD yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas dan meja dan kursi serta papan tulis untuk setiap rombel

- - - 91,90 91,86 - - - 48,01 33,47 - - - 52,24 36,44

3 % SD yang memiliki Ruang

Guru Lengkap - - - 94,85 94,98 - - - 80,70 85,19 - - - 85,08 89,69

4

% SD yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik

- - - 77,91 78,23 - - - 76,60 79,22 - - - 98,32 101,27

5 % SD yang memiliki 6

orang guru - - - 94,74 94,98 - - - 97,40 97,82 - - - 102,81 102,99

6

% SD yang memiliki 2 orang guru dengan kualifikasi S1/D4

- - - 96,53 96,71 - - - 95,26 97,53 - - - 98,68 100,85

7

% SD yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik

- - - 75,13 71,30 - - - 80,82 82,49 - - - 107,57 115,69

8

% Kepala SD yang berkualifikasi S1/D4 dan bersertifikat pendidik

- - - 74,15 74,48 - - - 71,69 91,10 - - - 96,68 122,31

A.2 SMP 1

% SMP yang semua rombelnya tidak melebihi 36 siswa

- - - 76,06 76,15 - - - 61,34 62,56 - - - 80,65 82,15

(29)

NO

INDIKATOR KINERJA SESUAI TUGAS DAN

FUNGSI DINAS PENDIDIKAN

TARGET SPM

TARGET IKK

TARGET INDIKATOR

TARGET RENSTRA DISDIK TAHUN REALISASI CAPAIAN TAHUN RASIO CAPAIAN TAHUN KE

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

2

% SMP yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas dan meja dan kursi serta papan tulis untuk setiap rombel

- - - 61,88 62,72 - - - 67,51 66,34 - - - 109,10 105,77

3

% SMP yang memiliki ruang guru dan meja + kursi untuk setiap orang

- - - 80,14 81,27 - - - 83,67 85,06 - - - 104,40 104,66

4

% SMP yang memiliki ruang Kepala Sekolah dan dilengkapi meja kursi

- - - 85,99 86,57 - - - 81,49 81,28 - - - 94,77 93,89

5 % SMP yang memiliki guru

untuk setiap mata pelajaran - - - 92,38 93,64 - - - 88,57 71,10 - - - 95,88 75,93

6 % SMP yang memiliki guru

berkualifikasi S1/D4 ≥ 70% - - - 92,55 93,64 - - - 67,15 68,64 - - - 72,56 73,30

7

% guru SMP yang memiliki guru dengan kualifikasi S1/D4 dan telah memiliki sertifikat pendidik ≥ 35%

- - - 75,35 75,97 - - - 25,05 23,32 - - - 33,24 30,70

8

% Kepala SMP yang berkualifikasi S1/D4 dan bersertifikat pendidik

- - - 67,20 68,02 - - - 46,82 50,41 - - - 69,67 74,11

B TARGET IKK B.1 FOKUS

KESEJAHTERAAN

1 Angka Melek Huruf (AMH) 97,75 97,80 97,81 97,84 97,90 94,29 95,00 95,09 95,27 95,35 96,46 97,14 97,22 97,37 97,40

2 Rata-Rata Lama Sekolah

(RRLS) 7,26 7,63 7,64 7,76 7,85 7,54 7,98 7,99 8.00 8,04 103,86 104,59 104,58 103,09 102,42

3 Angka Partisipasi Kasar

(APK) SD/MI/PA 127,37 129,29 121,77 120,23 116,23 127,37 129,29 122,15 116,84 108,71 100,00 100,00 100,31 97,18 93,53

4 Angka Partisipasi Kasar

(APK) SMP/MTs/PB 93,29 99,55 99,60 99,65 99,70 93,29 99,55 95,03 95,95 95,43 100,00 100,00 95,41 96,29 95,72

5 Angka Partisipasi Kasar

(APK) SMA/SMK/MA/PC 41,47 45,25 47,59 50,71 53,68 41,47 45,25 48,58 49,98 54,15 100,00 100,00 102,08 98,56 100,88

6 Angka Partisipasi Murni

(APM) SD/MI/Paket A 108,51 110,12 109,00 108,35 108,15 108,51 110,12 115,61 108,09 99,02 100,00 100,00 106,06 99,76 91,56

(30)

NO

INDIKATOR KINERJA SESUAI TUGAS DAN

FUNGSI DINAS PENDIDIKAN

TARGET SPM

TARGET IKK

TARGET INDIKATOR

TARGET RENSTRA DISDIK TAHUN REALISASI CAPAIAN TAHUN RASIO CAPAIAN TAHUN KE

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

7 Angka Partisipasi Murni

(APM) SMP/MTs/Paket B 79,29 82,83 83,25 83,32 83,92 79,29 82,83 88,77 84,74 85,53 100,00 100,00 106,63 101,70 101,92

8

Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/

Paket C

34,22 36,08 36,50 37,25 37,75 34,22 36,08 39,76 40,24 48,92 100,00 100,00 108,93 108,03 129,59

B.2 ASPEK PELAYANAN UMUM

B.2.1 PENDIDIKAN DASAR 1

Angka Partisipasi Sekolah terhadap penduduk usia 7-12 tahun

1.103,46 1.119,61 1.108,47 1.101,97 1.099,98 1.103,46 1.119,61 1.185,03 1.085,86 1.026,19 100,00 100,00 106,95 98,64 93,36

2

Angka Partisipasi Sekolah terhadap penduduk usia 13 - 15 tahun

855,57 890,97 894,95 895,41 901,51 855,57 890,97 903,77 877,06 938,84 100,00 100,00 100,99 97,95 104,14

3

Rasio ketersediaan SD-MI terhadap penduduk usia 7-12 tahun

44,14 44,79 44,79 44,79 44,79 44,14 44,79 42,33 41,94 39,86 100,00 100,00 94,51 93,64 88,99

4

Rasio ketersediaan SMP- MTs terhadap penduduk usia 13 - 15 tahun

30,71 32,65 32,96 33,25 33,67 30,71 32,65 32,96 30,73 31,04 100,00 100,00 100,00 92,42 92,19

5 Rasio Guru SD-MI / Murid 256,61 253,18 268,85 271,27 272,35 256,61 253,18 257,31 314,95 380,61 100,00 100,00 95,71 116,10 139,75

6 Rasio Guru SMP-MTs /

Murid 231,29 218,70 213,24 209,28 200,65 231,29 218,70 292,98 268,79 370,54 100,00 100,00 137,39 128,44 184,67

7 Rasio rombel/guru SD-MI 1,14 1,14 1,10 1,09 1,09 1,14 1,14 1,15 1,14 0,85 100,00 100,00 104,55 104,59 77,98

8 Sekolah pendidikan SD

kondisi bangunan baik 76,78 81,90 86,08 87,97 89,85 76,78 81,90 97,23 57,49 57,05 100,00 100,00 112,95 65,35 63,49

9 Sekolah pendidikan SMP

kondisi bangunan baik 89,02 92,05 93,43 94,09 95,09 89,02 92,05 86,83 68,78 63,98 100,00 100,00 92,94 73,10 67,28

10 Angka Putus Sekolah SD-

MI 0,702 0,273 0,260 0,250 0,240 0,702 0,273 0,264 0,254 0,379 100,00 100,00 101,54 101,60 157,92

11 Angka Putus Sekolah SMP-

MTs 0,457 0,900 0,890 0,880 0,870 0,457 0,900 0,885 0,550 0,954 100,00 100,00 99,44 62,50 109,66

12 Angka Kelulusan (AL)

SD/MI 99,15 98,88 99,07 99,19 99,21 99,15 98,88 99,42 99,46 99,81 100,00 100,00 100,35 100,27 100,60

(31)

NO

INDIKATOR KINERJA SESUAI TUGAS DAN

FUNGSI DINAS PENDIDIKAN

TARGET SPM

TARGET IKK

TARGET INDIKATOR

TARGET RENSTRA DISDIK TAHUN REALISASI CAPAIAN TAHUN RASIO CAPAIAN TAHUN KE

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

13 Angka Kelulusan (AL)

SMP/MTs 95,61 96,60 96,70 96,80 96,90 95,61 96,60 99,89 98,74 99,99 100,00 100,00 103,30 102,00 103,19

14 Angka Melanjutkan (AM)

dari SD/MI ke SMP/MTs 115,19 91,23 92,25 92,50 92,75 115,19 91,23 92,65 97,91 99,38 100,00 100,00 100,43 105,85 107,15

B.2.2 PENDIDIKAN MANENGAH 1

Angka Partisipasi Sekolah terhadap penduduk usia 16 - 18 tahun

364,06 383,48 385,18 388,09 389,71 364,06 383,48 417,48 409,87 518,29 100,00 100,00 108,39 105,61 132,99

2

Rasio ketersediaan SMA/SMK/MA terhadap penduduk usia 16-18 tahun

15,36 17,07 17,43 17,79 18,15 15,36 17,07 17,24 16,04 19,24 100,00 100,00 98,91 90,16 106,01

3 Rasio Guru SMA-SMK-MA

/ Murid 296,42 282,76 279,43 276,32 270,54 296,42 282,76 628,30 234,16 369,49 100,00 100,00 224,85 84,74 136,57

4 Sekolah pendidikan SMA-

SMK kondisi bangunan baik 89,47 92,21 93,27 94,29 95,28 89,47 92,21 93,27 80,25 71,18 100,00 100,00 100,00 85,11 74,71

5 Angka Putus Sekolah

SMA/SMK/MA 0,310 0,553 0,540 0,530 0,520 0,310 0,553 0,544 0,751 0,769 100,00 100,00 100,74 141,70 147,88

6 Angka Kelulusan (AL)

SMA/SMK/MA 98,31 96,40 96,70 97,10 97,99 98,31 96,40 99,96 99,52 99,97 100,00 100,00 103,37 102,49 102,02

7

Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

70,67 69,18 69,31 69,52 69,67 70,67 69,18 71,14 72,36 79,44 100,00 100,00 102,64 104,09 114,02

B.2.3

PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 1 Guru yg memenuhi

kualifikasi S1 / D-IV 33,84 46,79 49,80 52,98 55,94 33,84 46,79 57,71 59,60 68,86 100,00 100,00 115,88 112,50 123,10

B.2.4 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1 Angka Partisipasi Kasar

Pendidikan Anak Usia Dini 21,74 24,22 25,46 27,45 30,41 21,74 24,22 25,49 27,57 31,10 100,00 100,00 100,12 100,44 102,27

(32)

Jika kita perhatikan tabel di atas, capaian indikator outcome pada tahun pertama dan tahun kedua (2009-2010) hampir seluruhnya mencapai 100% atau sesuai dengan target renstra, kecuali dua indikator yaitu angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (RRLS), yang masing-masing 96,46%, 97,14% dan 103,86%, 104,59%. Hal ini dikarenakan sumber penghitungan dua indikator tersebut dari instansi lain (BPS dan Bappeda). Adapun untuk indikator yang lainnya, realisasi yang sesuai target atau yang mencapai 100%, dikarenakan pada tahun III renstra periode 2008-2013 ada momentum perubahan dokumen renstra dan konsekuensinya ada penyesuaian target dengan realisasi.

Sementara pada pada tahun-tahun selanjutnya, realisasi renstra terbagi dalam dua kategori, yaitu yang melebihi target dan yang tidak sesuai target, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di atas.

Selanjutnya untuk indikator pelayanan pemerataan dan perluasan akses pendidikan dasar pada aspek indikator standar pelayanan minimal (SPM) yang berdasarkan pada peraturan menteri pendidikan nasional nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar yang kemudian dirubah dengan Permendikbud Nomor 23 tahun 2013 target-targetnya baru dimasukkan pada tahun 2012 dan 2013. Pada jenjang SD ada 8 (delapan) indikator, yaitu:

(1) % SD yang semua rombelnya tidak melebihi 32 siswa, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 64,03% dan 69,90%; (2) % SD yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas dan meja dan kursi serta papan tulis untuk setiap rombel, dengan capaian pada tahun 2012 dan

(33)

2013 masing-masing adalah 52,24% dan 36,44%; (3) % SD yang memiliki Ruang Guru Lengkap, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 85,08% dan 89,69%; (4) % SD yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 98,32% dan 101,27%; (5) % SD yang memiliki 6 orang guru, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 102,81% dan 102,99%; (6) % SD yang memiliki 2 orang guru dengan kualifikasi S1/D4, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 98,68% dan 100,85%; (7) % SD yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 107,57%

dan 115,69%; (8) % Kepala SD yang berkualifikasi S1/D4 dan bersertifikat pendidik, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 96,68% dan 122,31%.

Pada jenjang SMP, ada 8 (indikator) SPM, yaitu: (1) % SMP yang semua rombelnya tidak melebihi 36 siswa, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 80,65% dan 82,15%; (2) % SMP yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas dan meja dan kursi serta papan tulis untuk setiap rombel, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 109,10% dan 105,77%; (3) % SMP yang memiliki ruang guru dan meja + kursi untuk setiap orang, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing- masing adalah 104,40% dan 104,66%; (4) % SMP yang memiliki ruang Kepala Sekolah dan dilengkapi meja kursi, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 94,77% dan 93,89%; (5) % SMP yang memiliki guru

(34)

untuk setiap mata pelajaran, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 95,88% dan 75,93%;

(6) % SMP yang memiliki guru berkualifikasi S1/D4 ≥ 70%, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 72,56% dan 73,30%; (7) % guru SMP yang memiliki guru dengan kualifikasi S1/D4 dan telah memiliki sertifikat pendidik ≥ 35%, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 33,24% dan 30,70%; (8) % Kepala SMP yang berkualifikasi S1/D4 dan bersertifikat pendidik, dengan capaian pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing adalah 69,67% dan 74,11%.

Dari penjabaran capaian SPM di atas, dapat kita lihat bahwa dari 16 (enam belas) indikator banyak yang realisasinya tidak mencapai target, hal ini disebabkan antara lain: indikator tersebut relatif masih baru dan sebelumnya belum dilakukan telaahan; terlalu tingginya penetapan angka-angka dalam target indikator-indikator tersebut. Untuk indikator yang realisasinya melebihi target, terdapat pada indikator yang berkaitan dengan guru, hal ini kemungkinan disebabkan adanya kebijakan pemerintah yaitu pemberian tunjangan sertifikasi terhadap guru yang secara langsung maupun tidak langsung guru berupaya untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi.

Untuk indikator pelayanan pemerataan dan perluasan akses pendidikan pada fokus kesejahteraan, terdapat delapan indikator sebagai alat ukurnya, yaitu: (1) Angka Melek Huruf (AMH); (2) Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS); (3) Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/PA; (4) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/PB; (5) Angka Partisipasi Kasar (APK)

(35)

SMA/SMK/MA/PC; (6) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A; (7) Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B; (8) Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/ Paket C. Dari 8 (delapan) indikator tersebut ada beberapa indikator yang realisasinya terus mengikat dari tahun 2009-2013, APM SMA/SMA/MA/PC misalnya, dari target 34,22%; 36,08%; 36,50%; 37,25%; 37,75% teralisasi 34,22%; 36,08%; 39,76%; 40,24%; 48,92%. Dengan demikian dalam kurun lima tahun, indikator tersebut ada peningkatan yang sangat singnifikan, yaitu sekitar 14,70%. Peningkatan ini kemungkinan besar disebabkan adanya kebijakan pemerintah pusat tentang implementasi pendidikan menengah universal (PMU) atau wajib belajar 12 tahun, yang dibarengi dengan adanya pemberian bos untuk jenjang dikmen.

Pada indikator yang kenaikannya belum mencapai target, terlihat pada APK SMP/MTs/PB contohnya, yang selama lima tahun terakhir kenaikannya hanya 2,14% atau rata-rata hanya 0,43% pertahunnya. Hal ini disebabkan antara lain oleh faktor peningkatan jumlah penduduk usia 13-15 tahun lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tersebut yang masuk ke jenjang SMP/sederajat.

Pada aspek pelayanan umum untuk jenjang pendidikan dasar, capaian indikator outcome terbagi dalam dua kategori, kategori pertama adalah yang realisasinya terus meningkat atau melebihi target yang sudah ditetapkan; kedua adalah indikator yang realisasinya tidak mencapai target. Indikator yang realisasinya melebihi target dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya (2009-2013) antara lain dapat

(36)

kita lihat pada indikator rasio guru SD-MI/murid atau angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs. Kedua indikator ini target dan realisasinya masing-masing adalah : rasio guru SD-MI/murid, target : 256,61; 253,18; 268,85; 271,27;

272,35, realisasi : 256,61; 253,18; 257,31; 314,95, dan 380,61. Untuk indikator angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs, target : 115,19; 91,23; 92,25; 92,50, 92,75, realisasi 115,19,19; 91,23; 92,65; 97,91; dan 99,38.

Pada pendidikan menengah untuk aspek pelayanan umum, pada tahun terakhir periode renstra 2008-2013 dari tujuh indikator yang ada, 6 (enam) diantaranya melampau target yang ditetapkan, contohnya adalah angka partisipasi sekolah terhadap penduduk usia 16-18 tahun, target dan realaisasi dari tahun pertama sampai tahun ketiga masing- masing adalah; terget: 364,06; 383,48; 385,18; 388,09;

389,71, realisasi: 364,06; 383,48; 417,48; 409,87; 518,29.

Sementara satu inddikator lainnya, realisasi selama 5 (lima) tidak mencapai target, indikator tersebut adalah sekolah pendidikan SMA-SMK kondisi bangunan baik. Masing-masing target dan realisasi selama lima tahun terkahir adalah: terget;

89,47; 92,21; 93,27; 94,29; 95,28. Realisasinya adalah:

89,47; 92,21; 93,27; 80,25; 71,18.

Faktor penyebab pada indikator yang melebihi target yang ditetapkan antara lain adalah: adanya kebijakan pemerintah pusat tentang implemantasi pendidikan menengah universal yang diimbangi dengan kebijakan pemberian bantuan operasional sekolah pada jenjang pendidikan menengah; faktor penyebab yang lain adalah banyak didirikannya unit-unit sekolah baru dan sekolah-

(37)

sekolah alternatif pada jenjang dikmen, baik yang dikelola oleh pemerintah daerah maupun oleh masyarakat. Kedua faktor tersebut mendorong penduduk usia 16-18 tahun yang sudah lulus pada jenjang SMP/sederajat melanjutkan ke SMA/sederajat. Sementara faktor penyebab pada indikator yang tidak mencapai target antara lain adalah: jumlah kerusakan ruang kelas pada jenjang SMA/SMK lebih besar dibandingkan dengan jumlah kegiatan rehab; usia teknis bangunan relatif lebih pendek.

Untuk aspek pelayanan umum pada pendidikan anak usia dini dan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, masing-masing hanya ada 1 (satu) indikator, yaitu: angka partisipasi pendidikan anak usia dini dan guru yang memenuhi kualifikasi S1/D4 dan kedua melebihi terget yang sudah ditetapkan pada tiap tahunnya. Faktor yang menyebabkan terlampuainya target untuk dua indikator tersebut masing-masing adalah: pada angka partisipasi kasar pendidikan anak usia dini antara: meningkatnya pendirian lembaga pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal menyebabakan semakin dekatnya lembaga pendidikan dengan masyarakat; banyaknya masyarakat yang memasukkan anaknya yang berusia 4-6 tahun ke lembaga pendidikan anak usia dini, baik jalur formal maupun nonformal.

Kondisi yang hampir sama dalam realisasi selama lima tahunpun terjadi pada realisasi keuangan, baik pada aspek pemerataan dan perluasan akses maupun pada aspek pelayanan mutu dan relevansi pendidikan juga aspek yang lainnya. Capaian selama lima tahun terakhir terjadi secara

(38)

fluktuatif, contohnya terjadi pada program pendidikan dasar sembilan tahun, capaian pada lima tahun terakhir (2009 s.d.

2013) masing-masing adalah: 88,95%; 63,93%; 75,31%;

58,32%; dan 90,61%. Hal yang sama terjadi juga pada program PMPTK, yaitu: 96,69%; 97,27%; 76,89%; 79,68%;

99,00%. Sementara untuk program yang lainnya dalam pencapaian lima tahun terakhir relatif stabil, contohnya terjadi pada program pendidikan anak usia dini, yaitu:

97,42%; 98,35%; 97,67%; 94,44%; dan 96,57%.

Untuk perkembangan capaian keuangan secara lebih detail dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Gambar

Gambar 1.2. Alur Fikir Penyusunan Renstra Dinas Pendidikan
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan  Kabupaten Bogor

Referensi

Dokumen terkait

Ransum menggunakan kalsium organik dari tepung cangkang telur yang dibuat mikropartikel dengan tambahan asam sitrat sebagai acidifier berpengaruh nyata (P<0,05)

Kode QR adalah suatu jenis kode matriks atau kode batang dua dimensi yang dikembangkan oleh Denso Wave, sebuah divisi Denso Corporation yang merupakan sebuah

kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik. c) Pemecahan masalah (Problem solving) dapat membantu aktivitas

memiliki pancaran cahaya yang merata di seluruh permukaannya. Sekilas cahaya yang dipancarkan terlihat memiliki intesitas pancar yang merata dipermukaan LED, namun jika dilihat

Penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, dan fasilitas sambungan perpipaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan adalah pusat dari pencegahan, pengurangan

PKH atau Program Keluarga Harapan adalah program perlindungan sosial melalui pemberian uang non tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM).Tujuan Pogram Keluarga Harapan

Gambar grafik 1 pada penelitian ini menggambarkan pengaruh antara status gizi anak dengan erupsi gigi molar pertama perman- en yang didapatkan bahwa anak kelas 1

Sejalan dengan ulasan di atas, Von, Marklein, dan Rheinbach (2009) serta Yoong (2010) menyatakan bahwa representativeness bias menyebabkan individu keliru dalam