• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Prinsip Manajemen Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Prinsip Prinsip Manajemen Keuangan"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP - PRINSIP

MANAJEMEN KEUANGAN KONSEP & PENERAPAN

SIDIK ISMANU

SUGENG SULISTIONO

(2)
(3)

Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan - Konsep & Penerapannya

Penulis : Sidik Ismanu Sugeng Sulitiono

Penerbit : Polinema Press

(4)

Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan - Konsep & Penerapannya Hak Cipta © Sidik Ismanu

Sugeng Sulutiono

Hak Terbit pada POLINEMA PRESS

Penerbit POLINEMA PRESS, Politeknik Negeri Malang Jl. Soekarno-Hatta no.09 PO BOX 04 Malang 65141 Telp. (0341) 404424, 404425

Fax. (0341) 404420

UPT. Percetakan dan Penerbitan Gedung AU ground floor polinemapress@gmail.com www.polinemapress.org press.polinema.ac.id

Anggota APPTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia) no.

207/KTA/2016

Anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) no. 177/JTI/2017

Cetakan Pertama, Juni 2021

ISBN : 978-623-6562-88-8

xiv;68 hlm.; 15,5 x 23 cm

Setting & Layout : Putra Fanda Hita Cover Design : Putra Fanda Hita Penyunting : Abd. Muqit

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit. Pengutipan harap menyebutkan sumber.

(5)

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta

1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

(6)

KATA PENGANTAR

Secara etimologis, istilah keuangan dimaksudkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan manajemen, penciptaan, dan studi tentang uang dan investasi. Pengertian keuangan secara luas dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: keuangan publik, keuangan perusahaan, dan keuangan pribadi.

Keuangan publik meliputi sistem pajak, pengeluaran pemerintah, prosedur negara, kebijakan dan instrument stabilisasi, masalah utang, dan masalah pemerintahan lainnya. Keuangan perusahaan meliputi pengelolaan asset, kewajiban, pendapatan, dan utang untuk bisnis. Keuangan pribadi didefinisikan semua keputusan keuangan dan kegiatan individu atau rumah tangga, termasuk penganggaran, asuransi, perencanaan hipotek, tabungan, dan perencanaan pensiun.

Keuangan sebagai bagian dari sumber kekayaan negara, perusahaan, maupun pribadi harus dikelola dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan. Dengan demikian, setiap pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh negara, perusahaan maupun pribadi dalam bentuk apa pun yang di dalammnya terdapat transaksi keuangan harus teradministrasikan secara baik. Hal ini untuk menentukan arus keuangan secara terperinci sehingga dapat dipertanggung-jawabkan secara akuntabel dan transparan jika diperlukan oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan. Pengelolaan keuangan yang baik harus berdasarkan prinsip-prinsip manajemen keuangan, seperti yang dibahas dalam buku ini.

Buku yang berjudul “Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan” ini hadir untuk memenuhi hal tersebut. Buku yang ditulis oleh Dr. Drs. Sidik Ismanu, M.Si., dan Dr. Drs. Sugeng Sulistiono. M.Si., secara substansial membahas secara rinci tentang perlunya manajemen keuangan dengan prinsip-prinsip yang berlaku secara umum. Kedua Penulis buku memiliki kompetensi, karena keduanya sebagi dosen yang berprofesi di bidang keilmuannya dan spesialisasinya dalam manajemen keuangan dan manajemen risiko. Hasil-hasil penelitiannya di bidang ini telah dipublikasikan pada jurnal nasional maupun internasional. Hal ini menunjukkan bahwa penulis buku ini memiliki kompetensi yang sangat memadai.

(7)

Beberapa hal yang sangat penting dari isi buku ini disampaikan oleh penulisnya yang terbagi dalam 11 Bab. Penjelasan pada 5 (lima) Bab pertama, meliputi: Analisis laporan keuangan , sebagai proses menelaah unsur-unsur di dalam laporan keuangan perusahaan atau lembaga nirlaba.

Return yang telah terjadi merupakan selisih antara harga sekuritas pada periode tertentu, dan return realisasi digunakan sebagai dasar untuk menghitung return ekspektasi. Portofolio surat berharga merupakan tindakan dari fihak investor untuk menginvestasikan dananya pada beberapa surat berharga. Breakeven Point (BEP) merupakan suatu kondisi bisnis pada saat jumlah penjualan yang dicapai besarnya sama dengan jumlah biaya operasi tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan. Leverage berkaitan dengan utang jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan untuk ekspansi usaha, dengan harapan dapat meningkatkan penjualan.

Kemudian penjelasan pada 5 (lima) Bab berikutnya, meliputi:

Manajemen kas dan efek (marketabel sekuritas) bagian dari likuiditas perusahaan yang sangat penting bagi perusahaan sebagai ukuran perusahaan dapat melanjutkan atau tidak kegiatan proses produksi.

Manajemen Piutang sebagai prosedur yang ditujukan untuk mengelola penjualan kredit. Manajemen persediaan mengacu pada proses pemesanan, penyimpanan, dan penggunaan persediaan perusahaan. Biaya modal digunakan untuk mengevaluasi suatu proyek baru. Nilai waktu uang (Time of Value Money) adalah konsep keuangan yang dimiliki sekarang bernilai lebih dari jumlah yang sama di masa depan karena potensi kapasitas penghasilannya. Capital budgeting dilakukan oleh perusahaan untuk mengevaluasi proyek atau investasi besar yang potensial.

Buku ini sangat komprehensif dalam membahas prinsip-prinsip manajemen keuangan secara teoritis maupun praktis, sehingga dapat dijadikan rujukan. Berdasarkan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang dibahas tersebut tentu saja harapan dari penulis buku ini dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran bagi dosen dan mahasiswa di dalam kelas.

Demikian juga bagi para peminat yang bergerak di bidang manajemen keuangan dan teruma bagi paga manajer keuangan yang diberi tugas keuangan agar dapat dikelola secara baik. Tentu saja bagi para pembelajar dikalangan akademisi perlu mempelajari buku ini secara kritis dan melakukan penelitian secara teoritis maupun praktis untuk membuat

(8)

penemuan baru yang hampir sama atau bahkan berbeda. Selamat membaca, semoga bermanfaat.

Bogor, 20 September 2021 Asessor/Editor/Trainer/Penulis,

Dr. H. Abdu Rahmat Rosyadi, S.H., M.H

(9)

..

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……….. v

DAFTAR ISI………. viii

BAB I Analisis Laporan Keuangan………….. 1

BAB II Return Realisasi, Return Ekspektasi, Dan Risiko Sekuritas Tunggal………… 7

BAB III Portofolio Surat Berharga……….……. 9

BAB IV Analisis Breakeven Point (BEP)……… 11

BAB V Leverage ………. 15

BAB VI Manajemen Kas Dan Efek………. 19

BAB VII Manajemen Piutang……… 23

BAB VIII Manajemen Persediaan ……… 27

BAB IX Biaya Modal………. 29

BAB X Nilai Waktu Uang……… 33

BAB XI Capital Budgeting……… 47

Daftar Pustaka ….……….. 52

Daftar Indeks ….………. 53

Glosarium ….……….. 57

Biografi Penulis ….……… 68

(10)
(11)

BAB 1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Capaian :

Setelah menyelesaikan topik mata kuliah Ini, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan:

1) Menghitung rasio keuangan dari data keuangan perusahaan;

2) Mengalisis laporan keuangan perusahaan dari aspek likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas;

3) Menginterpretasikan kinerja keuangan perusahaan berdasarkan rasio dan analisis keuangan perusahaan.

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses menelaah unsur-unsur didalam laporan keuangan perusahaan atau lembaga nirlaba. Analisis laporan juga melakukan evaluasi dan memprediksi terhadap kondisi keuangan perusahaan atau lembaga nirlaba serta mengevaluasi kinerja keuangan yang telah dicapai perusahaan atau lembaga nirlaba pada masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang (Syamsuddin, 2013).

1.1. Tujuan analisis laporan keuangan

1) Menilai kinerja manajemen khusus pada aspek keuangan pada masa lalu, tahun berjalan dan prediksi kondisi keuangan perusahaan diwaktu yang akan datang;

2) Mengetahui perubahan posisi keuangan pada periode tertentu dan mengetahui penyebab perubahan tersebut;

3) Mengetahui kelemahan dan kelebihan apa saja yang dimiliki perusahaan.

1.2. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis laporan keuangan:

1) Rasio likuiditas dihitung berdasarkan data yang berasal dari laporan posisi keuangan;

2) Rasio aktivitas dihitung berdasarkan data yang berasal dari laporan posisi keuangan;

3) Leverage ratio dihitung berdasarkan data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi dan penghasilan;

4) Rasio profitabilitas dihitung berdasarkan data yang berasal dari laporan laba rugi dan penghasilan.

1.3. Rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan leverage.

Rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan leverage akan memberikan informasi yang sangat penting bagi lajunya perusahaan

(12)

dalam jangka pendek. Kalau Perusahaan sudah menunjukkan ketidak mampuannya dalam jangka pendek, maka sudah hampir dapat dipastikan bahwa perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan yang lebih besar dalam jangka panjang.

Leverage ratio hanya akan sangat berguna apabila seseorang/

kreditur sudah dapat meyakinkan dirinya bahwa perusahaan akan berhasil, bukan hanya dalam jangka pendek tetapi juga jangka panjang. Kalau kreditur sudah memperkirakan bahwa perusahaan akan mengalami kesulitan di dalam pembayaran bunga dan pinjaman, maka dia tidak akan memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut.

1.4. Rasio-rasio yang digunakan untuk analisis laporan keuangan:

1. Net working capital = current assets - current liabilities

2. Current Ratio (CR)

𝑪𝑹 = 𝒄𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 𝒄𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝒍𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔

3. Acid Test Ratio (ATR)

𝑨𝑻𝑹 =𝒄𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 − 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚 𝒄𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝒍𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔 4. Inventory Turnover (IT)

𝑰𝑻 =𝒂𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚 𝒄𝒐𝒔𝒕 𝒐𝒇 𝒈𝒐𝒐𝒅 𝒔𝒐𝒍𝒅 5. Average of Inventory (AI)

𝑨𝑻 = 𝟑𝟔𝟎

𝒊𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚 𝒕𝒖𝒓𝒏𝒐𝒗𝒆𝒓

6. Account Receivable Turnover (ART)

𝑨𝑹𝑻 = 𝒂𝒏𝒏𝒖𝒂𝒍 𝒄𝒓𝒆𝒅𝒊𝒕 𝒔𝒂𝒍𝒆𝒔 𝒂𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝒂𝒄𝒄𝒐𝒖𝒏𝒕 𝒓𝒆𝒄𝒆𝒊𝒗𝒂𝒃𝒍𝒆

(13)

7. Average age of Account Receivable (AAR)

𝑨𝑹𝑹 = 𝟑𝟔𝟎

𝒂𝒄𝒄𝒐𝒖𝒏𝒕 𝒓𝒆𝒄𝒆𝒊𝒗𝒂𝒃𝒍𝒆 𝒕𝒖𝒓𝒏𝒐𝒗𝒆𝒓

8. Debt Ratio (DR)

𝑫𝑹 =𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒍𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 9. Debt Equity Ratio (DER)

𝑫𝑬𝑹 = 𝒍𝒐𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒎 𝒅𝒆𝒃𝒕 𝒔𝒕𝒐𝒄𝒌𝒉𝒐𝒍𝒅𝒆𝒓𝒔 𝒆𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 10. Debt to Total Capitalization Ratio (DTCR)

𝑫𝑻𝑪𝑹 = 𝒍𝒐𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒎 𝒅𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒄𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍𝒊𝒛𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏

*) modal jangka panjang perusahaan (total capitalization) yang dibiayai oleh kreditur jangka panjang.

11. Time Interest Earned (TIE)

𝑻𝑰𝑬 =𝒆𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒇𝒐𝒓𝒆 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕 𝒂𝒏𝒅 𝒕𝒂𝒙𝒆𝒔 𝒂𝒏𝒏𝒖𝒂𝒍𝒕𝒂𝒍 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕 𝒑𝒂𝒚𝒎𝒆𝒏𝒕

12. Gross Profit Margin (GPM)

𝑮𝑷𝑴 = 𝒔𝒂𝒍𝒆𝒔 − 𝒄𝒐𝒔𝒕 𝒐𝒇 𝒈𝒐𝒐𝒅 𝒔𝒐𝒍𝒅 𝒔𝒂𝒍𝒆𝒔

13. Operating Profit Margin (OPMG)

𝑶𝑷𝑴𝑮 = 𝒐𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 𝒑𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝒔𝒂𝒍𝒆𝒔

(14)

14. Net Profit Margin (NPM)

𝑵𝑷𝑴 =𝒆𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒙𝒆𝒔 𝒔𝒂𝒍𝒆𝒔

15. Total Assets Turnover (TATO)

𝑻𝑨𝑻𝑶 =𝒂𝒏𝒏𝒖𝒂𝒍 𝒔𝒂𝒍𝒆𝒔 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔

16. Return On Investment (ROI)

𝑹𝑶𝑰 =𝒆𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒙𝒆𝒔 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 17. Return On Assets (ROA)

𝑹𝑶𝑨 =𝒆𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒇𝒐𝒓𝒆 𝒕𝒂𝒙𝒆𝒔 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 18. Return On Equity (ROE)

𝑹𝑶𝑬 =𝒆𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒙𝒆𝒔 𝒔𝒕𝒐𝒄𝒌𝒉𝒐𝒍𝒅𝒆𝒓𝒔 𝒆𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 19. Earning Per Share (EPS)

𝑬𝑷𝑺 = 𝒆𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒗𝒂𝒊𝒍𝒂𝒃𝒍𝒆 𝒇𝒐𝒓 𝒄𝒐𝒎𝒎𝒐𝒏𝒅 𝒔𝒕𝒐𝒄𝒌 𝒏𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓 𝒐𝒇 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒐𝒓 𝒄𝒐𝒎𝒎𝒐𝒏𝒅 𝒔𝒕𝒐𝒄𝒌 𝒐𝒖𝒕𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈

20. Dividend Per Share (DPS)

𝑫𝑷𝑺 = 𝒅𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏𝒅 𝒑𝒂𝒊𝒅

𝒏𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓 𝒐𝒇 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒐𝒓 𝒄𝒐𝒎𝒎𝒐𝒏𝒅 𝒔𝒕𝒐𝒄𝒌 𝒐𝒖𝒕𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈

(15)

21. Dividend Payout Ratio (DPR)

𝑫𝑷𝑺 = 𝒅𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏𝒅 𝒑𝒂𝒊𝒅 𝒆𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒙𝒆𝒔 22. Book Value Per Share (BVPS)

𝑩𝑽𝑷𝑺 = 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒐𝒇 𝒄𝒐𝒎𝒎𝒐𝒏𝒅 𝒔𝒕𝒐𝒄𝒌 𝒆𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚

𝒏𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓 𝒐𝒇 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒐𝒓 𝒄𝒐𝒎𝒎𝒐𝒏𝒅 𝒔𝒕𝒐𝒄𝒌 𝒐𝒖𝒕𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈

(16)
(17)

BAB 2

RETURN REALISASI, RETURN EKSPEKTASI, DAN RISIKO SEKURITAS TUNGGAL

Capaian :

Setelah menyelesaikan topik mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan:

1) Menghitung return realisasi sekuritas tunggal;

2) Menghitung return ekspektasi sekuritas tunggal;

3) Menghitung risiko sekuritas tunggal;

4) Mendeskripsikan keterkaitan antara return realisasi, return ekspektasi, dan risiko sekuritas tunggal.

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang merupakan selisih antara harga sekuritas pada periode tertentu, dan dari return realisasi digunakan sebagai dasar untuk menghitung return ekspektasi.

Risiko sekuritas merupakan kerugian yang akan terjadi akibat pembelian sekuritas. Risiko sekuritas dapat ditentukan dengan berdasar dari data return realisasi dan return ekspektasi.

2.1. Formula-formula yang berkaitan dengan return sekuritas tunggal.

a) Formula menghitung return realisasi (Ri):

𝐑

𝐢

= 𝐏

𝐭

− 𝐏

𝐭−𝟏

𝐏

𝐭−𝟏

Pt adalah harga saham pada akhir periode dan Pt-1 adalah harga saham periode sebelumnya dan yield merupakan besarnya deviden.

Untuk harga saham pada akhir periode adalah harga saham ditambah dengan pembayaran deviden (jika ada).

b) Formula menghitung return ekspektasi (E(Ri)):

Return realisasi digunakan sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi adalah return rata-rata sekuritas pada suatu periode tertentu.

Ri=return realisasi, n=jumlah periode.

n ) R

E(R

i

=

i

(18)

c) Formula menghitung standar deviasi sekuritas tunggal ():

Pengukuran risiko dilakukan menggunakan ukuran deviasi standar (standard deviation) yang mengukur secara absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai rata-ratanya.

Pengukuran risiko return sekuritas ditunjukkan dengan deviasistandar return sekuritas, yaitu penyimpangan return realisasi terhadap return ekspektasi (Yogianto, 2015).

𝝈 = √  [𝑹

𝒊

− 𝑬(𝑹

𝑰

)]

𝟐

𝒏

=risiko sekiritas tunggal

(19)

BAB 3

PORTOFOLIO SURAT BERHARGA

Capaian :

Setelah menyelesaikan topik mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan:

1) Menghitung return realisasi sekuritas tunggal;

2) Menghitung return ekspektasi sekuritas tunggal;

3) Menghitung risiko sekuritas tunggal;

4) Menghitung return ekspektasi portofolio;

5) Menghitung covariance;

6) Menghitung variance;

7) Menghitung correlation coefficients;

8) Menghitung standard deviation ; 9) Menentukan portofolio yang efisien.

Portofolio surat berharga merupakan tindakan dari fihak investor untuk menginvestasikan dananya pada beberapa surat berharga. Tujuan dari portofolio ini adalah diversifikasi surat berharga untuk meminimalkan risiko yang akan terjadi pada investasi surat berharga. Risiko yang dapat diminimalkan pada topik ini adalah risiko yang tidak sistematis, yaitu risiko yang berasal dari faktor fundamental perusahaan.

3.1. Formula-formula yang berkaitan dengan pembuatan portofolio surat berharga (Yogianto, 2015).

1. Formula menghitung return realisasi (Ri):

𝐑

𝐢

= 𝐏

𝐭

− 𝐏

𝐭−𝟏

𝐏

𝐭−𝟏

2. Formula menghitung return ekspektasi (E(Ri)):

3. Formula menghitung varian sekuritas tunggal (

2):

𝟐

=  [𝐑

𝐢

− 𝐄(𝐑

𝐢

)]

𝟐

𝐧

n ) R E(Ri =

i

(20)

4. Formula menghitung standar deviasi sekuritas tunggal ():

𝛔 = √  [𝐑

𝐢

− 𝐄(𝐑

𝐢

)]

𝟐

𝐧

5. Formula menghitung Koefisien Korelasi:

6. Formula menghitung Kovarian:

7. Formula menghitung return portofolio:

8. Formula menghitung varian portofolio:

𝜎

𝑝2

= 𝑤

12

𝜎

12

+ 𝑤

22

𝜎

22

+ 𝑤

32

𝜎

32

+ ⋯ + 𝑤

𝑛2

𝜎

𝑛2

+ 2𝑤

1

𝑤

2

𝜌

12

𝜎

1

𝜎

2

+ 2𝑤

1

𝑤

3

𝜌

13

𝜎

1

𝜎

3

+ ⋯ + 2𝑤

𝑛

𝑤

𝑚

𝜌

𝑛𝑚

𝜎

𝑛

𝜎

𝑚

9. Formula menghitung standar deviasi portofolio:

𝜎 𝑝 = √𝜎 𝑝 2

y x xy xy   

 =

) ( ...

) ( )

( )

( )

( R

p

w

1

E R

1

w

2

E R

2

w

3

E R

3

w

n

E R

n

E = + + + +

      

= −

) ) ( ) . ).(

) ( .

((

.

2 2

2

2 X n Y Y

X n

Y X XY n

xy

(21)

BAB 4

ANALISIS BREAKEVEN POINT (BEP)

Capaian :

Kompetensi Mata Kuliah :

Setelah menyelesaikan topik mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan:

1) Mengelompokkan biaya tetap dan biaya variabel;

2) Menghitung Break Even Point untuk satu produk;

3) Menghitung Break Even Point untuk lebih dari satu produk;

4) Membuat grafik Break Even Point .

Breakeven Point (BEP) merupakan suatu kondisi bisnis pada saat jumlah penjualan yang dicapai besarnya sama dengan jumlah biaya operasi tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan. BEP dicapai pada tingkat keuntungan sebelum bunga dan pajak / EBIT sama dengan 0 (nol) (Syamsuddin, 2013). BEP dapat digunakan untuk pengambilan keputusan tentang perencanaan laba yang akan diperoleh pada periode tertentu.

4.1. Formula penentuan BEP (unit) untuk 1 produk:

Formula ini digunakan untuk menghitung besarnya BEP dalam unit untuk perusahaan yang memproduksi satu jenis produk.

BEP(unit) = Total Biaya Tetap

Harga Jual per unit − Biaya variabel per unit

atau:

BEP (unit) = Total Biaya Tetap 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛

4.2. Formula penentuan BEP (rupiah) untuk 1 produk:

Formula ini digunakan untuk menghitung besarnya BEP dalam satuan uang untuk perusahaan yang memproduksi satu jenis produk.

BEP(Rp) = Total Biaya Tetap (1 −Biaya variabel per unit

Harga Jual per unit )

(22)

atau:

BEP (Rp) = Total Biaya Tetap (1 −Total Biaya Variabel

Total Penjualan )

4.3. Perhitungan Breakeven Point (dalam unit) untuk lebih dari 1 produk

(1) Unit Penjualan

(2) Perbandingan

Penjualan

(3) Contribution Margin per unit

(4) (2) x (3) Contribution Margin per unit

tertimbang

X= .... unit a / b e - f (2) x (3)

Y=.... unit c / b g - h (2) x (3)

Total = … unit

- - Total

Keterangan:

a = jumlah penjualan produk X b = total penjualan produk X dan Y c = jumlah penjualan produk Y e = harga jual produk X

f = biaya variabel per unit produk X g = harga jual produk Y

h = biaya variabel per unit produk Y

𝐁𝐄𝐏𝐮𝐧𝐢𝐭= 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩

𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐫𝐢𝐛𝐮𝐭𝐢𝐨𝐧 𝐦𝐚𝐫𝐠𝐢𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐢𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 Jadi breakeven point tercapai pada titik penjualan sebesar BEPunit, masing-masing:

Untuk produk “X” = (a/b) x BEPunit = ... unit, dan Untuk produk “Y” = (c/b) x BEPunit = ... unit.

(23)

4.4. Formula penentuan BEP (rupiah) untuk lebih dari 1 produk:

Keterangan Produk Total

X Y

Total Penjualan a b c=a+b

Total Biaya Tetap - - d

Total Biaya Variabel e f g=e+f

𝐁𝐄𝐏Rp= 𝐝 𝟏 −𝐠

𝐜

(24)
(25)

BAB 5

LEVERAGE

Capaian :

Kompetensi Mata Kuliah :

Setelah menyelesaikan topik mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan:

1) Membedakan antara operating leverage, financial leverage, dan total leverage;

2) Menghitung Earning Before Interest and Taxes (EBIT);

3) Menghitung Degree of Operating Leverage (DOL);

4) Menghitung Earning Per Sahre (EPS);

5) Menghitung Degree of Financial Leverage (DFL);

6) Menghitung Degree of Total Leverage (DTL).

Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono, 2008).

Leverage berkaitan dengan utang jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan untuk ekspansi usaha, dengan harapan dapat meningkatkan penjualan. Leverage bagi perusahaan merupakan risiko akibat dari penggunaan utang, dan ada tiga ukuran derajad ukuran risiko, yaitu Operating Leverage, Financial Leverage dan Total Leverage.

5.1. Operating Leverage

Operating leverage timbul karena adanya fixed operating cost (biaya operasi tetap) yang digunakan di dalam perusahaan untuk menghasilkan income. Menurut batasan yang diberikan di muka, fixed operating cost tidak berubah dengan adanya perubahan volume penjualan.

Operating leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan di dalam menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan penjualan terhadap earning before interest and taxes (EBIT).

Earning Before Interest

and Taxes (EBIT) =

Total Penjualan – Total biaya variabel - Total biaya operasi tetap

(26)

5.2. Degree of Operating Leverage" (DOL)

Tingkat operating leverage atau yang biasa dikenal dengan istilah

"Degree of Operating Leverage" (DOL) dapat diukur dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Prosentase Perubahan EBIT

=

((EBIT Setelah adanya kenaikan – EBIT sebelumnya) / EBIT

sebelumnya) x 100%

Prosentase Perubahan

Penjualan =

((Penjualan Setelah adanya

kenaikan - Penjualan sebelumnya) / Penjualan sebelumnya) x 100%

5.3. Financial Leverage

"Financial leverage" timbul karena adanya kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. kewajiban-kewajiban finansial yang tetap ini tidak berubah dengan adanya perubahan tingkat EBIT dan harus dibayar tanpa melihat sebesar apa pun tingkat EBIT yang dicapai oleh perusahaan.

Financial leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa (Earning Per Share atau EPS).

EPS = Earning Available for Common Stockholders / Number of Share of Common Stock Outstanding

5.4. Degree of Financial Leverage" (DFL)

Tingkat financial leverage atau yang biasa dikenal dengan istilah

"Degree of Financial Leverage" (DFL) dapat diukur dengan menggunakan formula sebagai berikut:

DOL = Prosentase Perubahan EBIT

Prosentase Perubahan Penjulan

(27)

Prosentase Perubahan EPS = ((EPS Setelah adanya kenaikan – Penjualan sebelumnya) / EPS sebelumnya) x 100%

5.5. Toal Leverage

Total leverage ini dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan biaya tetap, baik biaya-biaya tetap operasi maupun biaya-biaya tetap finansial untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap pendapatan per lembar saham biasa (EPS). Oleh karena itu total leverage dapat dipandang sebagai refleksi keseluruhan pengaruh dari struktur biaya-biaya tetap operasi dan biaya tetap finansial perusahaan.

5.6. Pengukuran tingkat total leverage (DTL)

Pengukuran tingkat total leverage atau Degree of Total Leverage (DTL) dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti pengukuran tingkat operating dan financial leverage (DOL dan DFL). Fomula berikut ini merupakan salah-satu cara dalam pengukuran DTL:

DFL = Prosentase Perubahan EPS Prosentase Perubahan EBIT

DTL = Prosentase Perubahan EPS

Prosentase Perubahan Penjualan

(28)
(29)

BAB 6

MANAJEMEN KAS DAN EFEK

Capaian :

Kompetensi Mata Kuliah :

Setelah menyelesaikan topik mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan:

1) Menghitung Cash Cycle dan Cash Turnover;

2) Menghitung kas optimal dengan Model Boumol.

Perusahaan berusaha agar tidak terjadi kas yang berlebih atau kas yang terlalu kecil. Kas yang berlebih akan menjadikan kas yang menganggur, sehingga menimbulkan biaya kesempatan yang seharusnya bisa menghasilkan keuntungan. Kas yang terlalu kecil akan menimbulkan risiko yang tinggi pada potensi kesulitan keuangan. Manajemen kas dan efek bertujuan untuk menciptakan kondisi kas yang optimal, adanya keseimbangan antara kas dan efek.

Manajemen kas dan efek (marketabel sekuritas) bagian dari likuiditas perusahaan. Likuiditas sangat penting bagi perusahaan sebagai ukuran perusahaan bisa melanjutkan atau tidak kegiatan proses produksi. Akun efek yang nampak di laporan posisi keuangan mencerminkan perusahaan mempunyai aset yang likuid yang dapat digunakan untuk mendapatkan return jangka pendek, dan dapat juga sebagai penjaga kestabilan posisi kas perusahaan.

6.1. Cash cycle

Cash cycle suatu perusahaan didefinisikan sebagai jangka

waktu yang dibutuhkan sejak perusahaan mengeluarkan uang kas untuk membeli bahan-bahan mentah sampai dengan saat pengumpulan hasil penjualan barang jadi yang dibuat dengan bahan mentah tersebut (Syamsuddin, 2013). Cash cycle sebagai indikator bagi perusahaan dalam pengelolaan kas secara efisien. Memperpanjang masa pembayaran utang dagang, memperpendek proses produksi, dan mempercepat penagihan piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan untuk meningkatkan capaian laba perusahaan.

Cash cycle diformulasikan:

Cash cycle = jangka waktu pembayaran utang dagang + lama

waktu proses produksi + jumlah waktu

akumulasi piutang

(30)

6.2. Cash turnover

Cash turnover menunjukkan pada beberapa kali uang kas

berputar dalam satu periode (Syamsuddin, 2013). Cash

turnover merupakan alur yang dimulai pembayaran utang

dagang, dilanjutkan proses produksi, tersedianya barang jadi, kemudian pengumpulan kas dari penjualan tunai dan piutang, sebagai salah satu ukuran untuk mencerminkan posisi perusahaan. Pada posisi leader atau follower dalam persaingan dalam produk yang sejenis. Semakin cepat cash

turnover yang dapat dicapai oleh perusahaan, maka semakin

tinggi tingkat pendapatan perusahaan.

Cash turnover diformulasikan:

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 360 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝐾𝑎𝑠 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟

6.3. Model Baumol

Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan.

Dalam manajemen persediaan ada biaya pesan yang dibayarkan setiap melakukan pemesanan, dan biaya simpan untuk menyimpan bahan yang dibeli. Dalam manajemen kas biaya pesan berupa biaya komisi pedagang efek yang dikeluarkan untuk merubah sekuritas menjadi kas. Biaya simpan berupa hasil bunga yang hilang karena perusahaan menyimpan uang tunai yang besar. Diperlukan penentuan berapa besar sekuritas yang harus dijadikan uang tunai pada setiap saldo kas mendekati nol (Sutrisno, 2011).

Asumsi pada model Baumol bahwa pemekaian kas selalu konstan setiap waktu.

Untuk menentukan jumlah kas optimal pada saat mengubah

sekuritas menjadi kas dengan formula Baumol :

(31)

𝐐 = √ 𝟐𝛔𝐃

𝐢

Keterangan:

σ = biaya transaksi

D = Kebutuhan kas per tahun i = bunga sekuritas

✓ Biaya kehilangan kesempatan = Q/2 x i

✓ Biaya transaksi = (D/Q) x σ

✓ Total biaya pengelolaan kas = Biaya kehilangan kesempatan + Biaya transaksi

6.4. Model Miller & Orr

Model ini digunakan untuk menentukan kas optimal pada kondisi pengeluaran kas berfluktuasi dari waktu ke waktu secata random. Model Ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah saldo kas, dan mentukan saldo kas yang optimal (Sutrisno, 2011).

Jika saldo kas mengalami penurunan, hal ini membayakan perusahaan pada kondisi illikuid, maka untuk mengembalikan kondisi kas pada posisi optimal, perusahaan menjual sekuritas dengan sejumlah tertentu sampai mencukupi untuk manambah kas pada jumlah semula. Jika saldo kas jumlahnya berlebihan, hal ini ada kas menganggur yang menimbulkan biaya kesempatan, maka perusahaan melakukan pengurangan kas dengan membeli sekuritas untuk mengembalikan posisi pada titik optimal kas.

Untuk menentukan jumlah kas optimal menggunakan formula Miller & Orr :

𝑍 = [

3𝑏𝛼2

4𝑖

]

1/3

Keterangan:

b = biaya tetap untuk melakukan transaksi pembelian atau penjualan sekuritas

(32)

σ2 = variasi arus kas masuk bersih harian i = bunga harian untuk investasi pada sekuritas h = batas atas saldo kas yang diukur sebesar 3Z Q = saldo kas rata yang diukur dengan 4Z/3

(33)

BAB 7

MANAJEMEN PIUTANG

Capaian :

Kompetensi Mata Kuliah :

Setelah menyelesaikan topik mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan:

1) Menghitung pendapatan setelah adanya perubahan standar kredit;

2) Menghitung keuntungan setelah adanya perubahan standar kredit.

Manajemen Piutang Usaha adalah seperangkat prosedur yang ditujukan untuk mengelola penjualan kredit. Ini termasuk mengevaluasi kelayakan kredit pelanggan, menguraikan persyaratan penjualan kredit, dan mengembangkan proses penagihan piutang yang sesuai. Sederhananya, ini tentang memastikan pelanggan membayar faktur mereka. Piutang ditampilkan di laporan posisi keuangan perusahaan, dan dalam piutang sebagai aset jangka pendek. Piutang memengaruhi perolehan penjualan, maka harus dikelola dengan baik, yang diterjemahkan ke dalam arus kas seiring waktu. Dengan demikian, ketika perusahaan tidak mengubah piutangnya menjadi uang tunai, perusahaan dapat mengalami posisi likuiditas yang buruk, memengaruhi modal kerja dan berpotensi mengganggu operasi perusahaan sehari-hari.

7.1. Persyaratan kredit

Sebelum memberikan kredit kepada pelanggan, perusahaan harus memastikan bahwa pelanggan (calon pembeli) memiliki kemungkinan yang kuat untuk membayar kembali perpanjangan kredit tersebut. Setelah perusahaan memutuskan untuk mengeluarkan kredit pelanggan, persyaratan kredit praktis ditetapkan, dan setiap piutang yang timbul harus dipantau secara efisien.

7.2. Pengumpulan Piutang

Penagihan akhir jumlah kredit yang diberikan merupakan area penting dalam mengelola piutang. Perusahaan harus memiliki sistem yang ketat untuk memastikan klien membayar tepat waktu;

sebaliknya, tingkat piutang dan biaya pembiayaan akan meningkat secara signifikan ke tingkat yang berpotensi merugikan seiring dengan peningkatan risiko kredit macet.

Manajemen Piutang Usaha secara langsung mempengaruhi laba perusahaan dengan mengurangi kredit macet. Pada gilirannya, ini

(34)

meningkatkan arus kas dan ketersediaan likuiditas yang tinggi untuk investasi di masa depan.

Pengelolaan piutang yang baik meliputi:

1) Menentukan dengan benar kelayakan kredit pelanggan.

2) Menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

3) Sering memantau dan memindai risiko kredit pelanggan.

4) Mendeteksi keterlambatan pembayaran secara tepat waktu.

7.3. Standar Kredit

Standar kredit dari suatu perusahaan didefinisikan sebagai kriteria minimum yang harus dipenuhi oleh seorang langganan sebelum dapat diberikan kredit. Hal-hal seperti nama baik langganan sehubungan dengan kredit atau pembayaran utang-utang dagangnya baik kepada perusahaan sendiri maupun kepada perusahaan- perusahaan lain, referensi-referensi kredit, rata-rata jangka waktu pembayaran utang dagang dan beberapa ratio financial tertentu dari perusahaan langganan akan dapat memberikan suatu dasar penilaian bagi perusahaan sebelum memberikan atau melakukan penjualan kredit.

Semakin besar piutang semakin besar pula biayanya (carrying cost), demikian pula sebaliknya. Jika perusahaan memperlunak standar kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan memperkecil rata-rata piutang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perlunakan standar kredit akan memperbesar carrying cost, dan apabila sebaliknya, biaya-biaya tersebut akan semakin kecil (Syamsuddin, 2013).

Perubahan rata-rata piutang yang dikaitkan dengan "perubahan standar kredit" disebabkan oleh dua faktor yaitu:

a) perubahan volume penjualan, dan

b) perubahan dalam kebijaksanaan pengumpulan piutang.

Variabel lain yang diperkirakan akan dipengaruhi oleh adanya perubahan standar kredit adalah bad debt expenses. Probabilitas (risiko) kerugian piutang

atau bad debt expenses akan semakin meningkat dengan diperlunaknya standar kredit, dan akan menurun bilamana standar kredit diperketat.

7.4. Perpanjangan periode kredit

Perpanjangan periode kredit akan meningkatkan volume penjualan tetapi baik rata-rata pengumpulan piutang maupun kerugian piutang atau bad debt expenses juga akan meningkat.

Dengan demikian peningkatan volume penjualan akan

(35)

mempunyai pengaruh yang positif atas keuntungan perusahaan, sedangkan peningkatan rata-rata pengumpulan piutang dan kerugian piutang akan membawa pengaruh yang negatif bagi keuntungan perusahaan (Syamsuddin, 2013).

Rata-rata piutang dapat dihitung dengan jalan membagi jumlah penjualan kredit per tahun dengan besar atau tingkat perputaran piutang perusahaan (account receivable turnover).

Diformulasikan:

𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 360

𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑎𝑔𝑒 𝑜𝑓 𝑎𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒

𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑜𝑓 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 = 𝐶𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟

(36)
(37)

BAB 8

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Capaian :

Kompetensi Mata Kuliah :

Setelah menyelesaikan topik mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan:

1) Menentukan biaya pesan dan biaya pemeliharaan;

2) Menghitung Economic Order Quantity (EOQ);

3) Membuat grafik EOQ

Manajemen persediaan mengacu pada proses pemesanan, penyimpanan, dan penggunaan persediaan perusahaan. Ini termasuk pengelolaan bahan mentah, komponen dan produk jadi, serta pergudangan dan pemrosesan barang-barang tersebut. Persediaan salah satu aset lancar yang paling berharga. Kekurangan inventaris kapan dan di mana diperlukan bisa sangat merugikan. Persediaan yang besar membawa risiko pembusukan, pencurian, kerusakan, atau pergeseran permintaan. Persediaan harus diasuransikan, dan jika tidak dijual tepat waktu. Manajemen persediaan penting untuk perusahaan dengan berbagai ukuran. Mengetahui kapan harus mengisi kembali persediaan, berapa jumlah yang akan dibeli atau diproduksi, berapa harga yang harus dibayar, serta kapan harus menjual dan berapa harganya, dapat dengan mudah menjadi keputusan yang kompleks. Economic Order Quantity (EOQ) sebagai metode untuk mengatur persediaan dengan biaya yang minimal. EOQ memperhatikan pada biaya pesanan dan biaya penyimpanan.

8.1. Biaya pesanan (ordering cost)

Biaya pesanan merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan perusahaan melakukan pesanan dan tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yan dipesan. Oleh karena itu semakin sering perusahaan melakukan pesanan semakin besar pula biaya pesanan. Biaya pesanan meliputi biaya administrasi pemesan, biaya penggunaan sarana telekomunika guna keperluan pesanan, biaya prosesing penerimaan barang dan biaya prossesing pembayaran. Biaya pesanan total merupakan frekuensi pesanan dikalikan biaya setiap kali pesan (Syamsuddin, 2013).

(38)

8.2. Biaya penyimpanan (carrying cost)

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang dikeluarkan karena perusahaan melakukan penyimpanan bahan mentah maupun persediaan barang jadi (Syamsuddin, 2013. Besar kecilnya biaya penyimpanan bergantung pada jumlah persediaan yang disimpan.

biaya peyimpanan meliputi : a) biaya sewa gedung,

b) biaya bunga modal yang tertanam dalam persediaan, c) biaya asuransi,

d) biaya kerusakan dan keausan, biaya ini terjadi apabila persediaan perusahaan memiliki tingkat resiko kerusakan clan keausan yang tinggi,

e) biaya pajak pertambahan nilai, sebagaimana asumsi, perusahaan juga ditemukan pajak atas nilai aktiva vang dimiliki.

8.4. Jumlah Pesanan Optimal

Jumlah pesanan optimal yang sering disebut dengan Economic Order Quantity (EOQ) merupakan jumlah pesanan yang paling ekonomis karena pada jumlah pesanan tersebut terjadi pada kombinasi biaya yang terendah dalam menghitung EOQ. Harus diperhitungkan biaya pesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost).

Pada saat kombinasi biaya terkecil inilah, maka terjadi jumlah pesanan optimal. EOQ diformulasikan :

Keterangan:

R = kebutuhan bahan baku / barang per tahun OC = biaya pesan setiap kali pesan

CC = biaya simpan dari rata-rata bahan baku / barang yang disimpan.

P = harga bahan bahan baku / barang per unit

CC’ = prosentase biaya simpan dari harga bahan bahan baku / barang

' 2

2

CC x P

OC x R EOQ x

ATAU

CC OC x R EOQ x

=

=

(39)

BAB 9

BIAYA MODAL

Capaian :

Kompetensi Mata Kuliah :

Setelah menyelesaikan topik mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan:

1) Menentukan biaya utang (cost of debt);

2) Menentukan biaya saham preferen (cost of preferred stock);

3) Menentukan biaya saham biasa (cost of commond stock);

4) Menentukan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital).

Biaya modal adalah biaya dana perusahaan (dana dari hutang maupun ekuitas). Biaya modal digunakan untuk mengevaluasi suatu proyek baru.

Biaya modal adalah return minimum yang diharapkan investor untuk memberikan modalnya kepada perusahaan, sehingga menetapkan tolok ukur yang harus dipenuhi oleh proyek baru. Biaya modal mewakili tingkat rintangan yang harus diatasi perusahaan sebelum dapat menghasilkan nilai, dan ini digunakan secara luas dalam proses capital budgeting untuk menentukan apakah perusahaan harus melanjutkan proyek. Cara lain untuk menggambarkan biaya modal adalah biaya peluang untuk melakukan investasi dalam bisnis. Manajemen perusahaan yang bijaksana hanya akan berinvestasi dalam inisiatif dan proyek yang akan memberikan return yang melebihi biaya modal mereka. Biaya modal, dari perspektif investor, adalah return yang diharapkan oleh siapa pun yang menyediakan modal untuk bisnis.

9.1. Biaya hutang:

Biaya hutang atau cost of debt adalah biaya yang ditanggung perusahaan karena menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman. Biaya hutang ini diberi notasi kd, dan yang biasa diperhitungkan adalah biaya hutang obligasi, namun demikian biaya hutang jangka panjang lainnya juga bisa dihitung.

𝐊𝐝 = 𝟏 +𝐍 − 𝐍𝐛 𝐧 𝐍 + 𝐍𝐛

𝟐

𝐱 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

N = Nilai nomimal n = Jangka waktu obligasi

(40)

I = Bunga obligasi per tahun Nb = Penerimaan bersih

Biaya modal hutang setelah pajak:

𝐊𝐝𝐭= 𝐊𝐝(𝟏 − 𝒕) t=tarif pajak

9.2. Biaya Modal Saham Biasa (Cost of Common Stock)

Saham biasa adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai hak-hak istimewa seperti saham preferen. Hak saham biasa dalam mendapatkan dividen dibayar bila perusahaan mendapatkan laba, bila rugi tidak akan mendapatkan dividen. Oleh karena dividen dibayarkan bila perusahaan laba, maka pembayaran dividen diharapkan selalu meningkat tiap tahunnya. Formula yang digunakan untuk mencari cost of common stock adalah:

𝐊𝐜=𝐃𝟏 𝑷 + 𝐠 Keterangan:

Kc = Biaya modal saham biasa D1 = Dividen yang dibayarkan P = Harga Pasar

g = Pertumbuhan dividen

9.3. Biaya Saham Preferen (cost of preferred stock)

Saham preferen merupakan modal sendiri, artinya dividennya diambilkan dari laba setelah pajak. Karena merupakan modal sendiri, saham ini mempunyai hak atas bagian aset bila perusahaan dilikuidasi, dan haknya didahulukan setelah pelunasan hutang.

Biaya modal saham preferen yang diberi notasi KP, untuk menghitung besarnya biaya modalnya bisa menggunakan formulasi sebagai berikut:

𝐊𝐩 = 𝐃

𝐏𝐧𝐱𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

D = Dividen yang dibayarkan Pn = Penerimaan bersih

(41)

9.4. BIAYA RATA-RATA TERTIMBANG

Perusahaan dalam membiayai proyek investasinya bisa hanya menggunakan modal sendiri, sehingga cost of capital (COC) yang digunakan sebagai cut of rate sebesar biaya modal sendiri yang bersangkutan. Tetapi seringkali suatu proyek investasi tidak hanya menggunakan satu sumber dana, tetapi menggunakan berbagai sumber dana sekaligus. Misalnya selain menggunakan saham biasa, juga menggunakan saham preferen dan hutang. Apabila perusahaan menggunakan kombinasi beberapa jenis sumber dana, maka cost of capital yang perlu diperhitungkan adalah keseluruhan biaya modal atau disebut sebagai weighted average cost of capital (WACC) atau biaya modal rata-rata tertimbang.

weighted average cost of capital dihitung dari total perkalian antara komposisi masing-masing sumber dana dan cost of capital masing- masing sumber dana (Sutrisno, 2011).

Weighted average cost of capital (WACC) dapat ditentukan dengan formula:

𝑊𝐴𝐶𝐶 = ∑ 𝑊𝑆𝐷

𝑖

𝑥

𝑛

𝑖=1

𝐵𝑀

𝐼

Keterangan:

WSDi = porsi sumber dana

BMi = biaya modal dari sumber dana

(42)
(43)

BAB 10

NILAI WAKTU UANG

Capaian :

Kompetensi Mata Kuliah :

Setelah menyelesaikan topik mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan:

1)

Menghitung nilai uang dengan Future Value;

2)

Menghitung nilai uang dengan Present Value;

3)

Menghitung tingkat bunga pinjaman.

Nilai waktu uang (Time of Value Money) adalah konsep bahwa uang yang kita miliki sekarang bernilai lebih dari jumlah yang sama di masa depan karena potensi kapasitas penghasilannya. Prinsip inti dari keuangan ini menyatakan bahwa jika uang dapat menghasilkan bunga, uang dalam jumlah berapa pun akan lebih berharga jika segera diterima. Nilai waktu uang juga terkadang disebut sebagai nilai diskon saat ini. Nilai waktu uang diambil dari gagasan bahwa investor yang rasional lebih suka menerima uang hari ini daripada jumlah uang yang sama di masa depan, karena adanya potensi uang untuk tumbuh nilainya selama periode waktu tertentu.

10.1. Nilai uang untuk waktu yang akan datang (Future Value) Future value (terminal value) adalah nilai dari uang untuk waktu yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang.

10.2. Nilai majemuk tahunan (annual compounding)

Bunga akan menjadi majemuk jika hasil yang diperoleh dari simpanan pokok (initial principal) tidak diambil dan dibiarkan menjadi bagian dari simpanan pokok pada periode selanjutnya, diformulasikan:

𝑃𝑉 = 𝑃(1 + 𝑖)

𝑛

PV = jumlah uang pada tahun ke nannual compounding) P = simpanan pokok yang pertama (initial principal)

i = tingkat bunga per tahun yang dibayarkan atas simpanan pokok n = jumlah tahun

(44)

10.3. Tabel Nilai Majemuk untuk Rp 1

Nilai dalam tabel merupakan bagian dari perhitungan yang dinyatakan sebagai: (1 + 𝑖)𝑛. Bentuk (1 + 𝑖)𝑛 disebut compound value interest factor (CVIF).

(45)
(46)

10.4. Nilai majemuk dari suatu annuited

Annuited merupakan jumlah cashflow yang sama dari periode ke periode, diformulasikan:

𝑪𝑨 = 𝑨( (𝟏 + 𝒊)

𝒏

− 𝟏

𝒊 )

CA=nilai majemuk dari annuited pada tahun ke n A= annuited

(47)

10.5. Tabel Nilai Majemuk annuited untuk Rp 1

Nilai dalam tabel merupakan bagian dari perhitungan yang dinyatakan sebagai (𝟏+𝒊)

𝒏−𝟏

𝒊 . Bentuk

(𝟏 + 𝒊)

𝒏

− 𝟏

disebut compound value interest factor annuited (CVIFA).

(48)
(49)

10.6. Nilai uang untuk waktu sekarang (Present Value)

Present value merupakan suatu cara perhitungan untuk menentukan nilai sekarang dari suatu jumlah uang pada masa mendatang. Nilai uang yang akan diterima waktu yang akan datang mempunyai lebih kecil jika dinilai waktu sekarang.

a) Present value dari suatu cashflow yang terjadi diwaktu akan datang diformulasikan:

𝑷𝑽 = 𝑪 𝟏

(𝟏 + 𝒊)

𝒏

C merupakan suatu cashflow dan 𝟏

(𝟏+𝒊)𝒏 sebagai PVIF (Present Value Interest Factor) yang disajikan pada tabel dibawah ini:

(50)
(51)
(52)

b. Present value dari suatu annuited yang terjadi diwaktu akan datang, diformulasikan:

𝟏 − (𝟏 + 𝒊) −𝒏

𝒊

(53)
(54)
(55)

Menentukan Jumlah Angsuran Pinjaman Dengan Bunga Menurun:

Besaran pembayaran angsuran pinjaman ditentukan dengan formula:

𝐀 = 𝐏

𝐂𝐕𝐈𝐅𝐀

𝐦,𝐧

A = jumlah pembayaran angsuran pinjaman P = jumlah pinjaman

CVIFAm,n = Compound Value Interest Factor Annuited pada tingkat bunga m, dan jangka waktu n

(56)
(57)

BAB 11

CAPITAL BUDGETING

Capaian :

Kompetensi Mata Kuliah :

Setelah menyelesaikan topik mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan:

1) Menghitung cash flow dari investasi;

2) Menghitung accounting rate of return, payback period, net present value; profitability index, internal of return;

3) Mengalisis kelayakan suatu investasi.

Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula. Keputusan investasi ini sering juga disebut sebagai capital budgeting (Sutrisno, 2011). Capital budgeting merupakan proses perencanaan yang digunakan untuk menentukan apakah investasi jangka panjang pada aktiva tetap sepadan dengan pendanaan tunai melalui struktur kapitalisasi perusahaan. Capital budgeting dilakukan oleh perusahaan untuk mengevaluasi proyek atau investasi besar yang potensial. Perusahaan akan mengejar setiap proyek dan berpeluang untuk meningkatkan nilai dan keuntungan pemegang saham.Jumlah modal atau uang yang dimiliki setiap perusahaan untuk proyek baru terbatas, manajemen menggunakan teknik penganggaran modal untuk menentukan proyek mana yang akan menghasilkan return terbaik selama periode yang berlaku.

Capital budgeting berkaitan dengan cash flow dari suatu investasi, dan cash flow diformulasikan:

𝑪𝒂𝒔𝒉 𝒇𝒍𝒐𝒘 = 𝒅𝒆𝒑𝒓𝒆𝒄𝒊𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏 + 𝒆𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒙

11.1. Cash flow digolongkan menjadi 3 :

a) Initial cash flow, berkaitan dengan pengeluaran awal dari suatu investasi,

b) Operating cash flow, berkaitan dengan aliran kas masuk atau keluar selama umur investasi, dan

c) Terminal cash flow, berkaitan dengan aliran kas saat akhir umur investasi.

(58)

11.2. Metode Penilaian Investasi:

a) Accounting rate of return (ARR)

Accounting rate of return merupakan metode penilaian investasi yang mengukur besarnya keuntungan dari investasi. Accounting rate of return menggunakan dasar laba akuntansi.

𝐴𝑅𝑅 = 𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑜𝑓 𝐸𝐴𝑇

𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑜𝑓 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡𝑥100%

𝐴𝑅𝑅 =… … … .

… … . . 𝑥100% = ⋯ b) Payback Period (PBP)

Payback Period menunjukkan berapa lama perusahaan mendapatkan kembali investasinya. Jenis analisis ini memungkinkan perusahaan untuk membandingkan peluang investasi alternatif dan memutuskan proyek yang mengembalikan investasinya dalam waktu singkat, jika kriteria itu penting bagi perusahaan.

Investment =...

Cash flow of 1st year =...

--- -

...

Cash flow of 2nd year =...

--- -

...

Cash flow of 3th year =...

--- -

...

....

....

....

Cash flow of nth year =...

(59)

𝑃𝐵𝑃 = ⋯ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 +𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡

𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑓𝑙𝑜𝑤 𝑥1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑃𝐵𝑃 = ⋯

c) Net Present Value (NPV)

Net present value (NPV) adalah selisih antara nilai sekarang arus kas masuk dan nilai sekarang arus kas keluar selama periode waktu tertentu. NPV digunakan untuk perencanaan investasi dan menganalisis profitabilitas dari investasi yang diproyeksikan.

Tahap perhitungan NPV dari suatu proyek dengan initial investment, discount factor yang di tentukan, dan menghasilkan total NPV yang dibandingkan dengan initial investment untuk pengambilan keputusan diterima atau ditolak usulan proyek.

Year Cash

flow

Discount Factor (r =...%)

Present Value of

Cash Flow

1 ... ... ...

2 ... ... ...

3 ... ... ...

... ... ... ...

... ... ... ...

n ... ... ...

Total present value of cash flow ...

Total present value of investment ...

Net present value ...

d) Internal rate of return (IRR):

Internal rate of return (IRR) adalah metode untuk menghitung tingkat return investasi. IRR adalah tingkat diskonto yang membuat nilai sekarang bersih (NPV) dari semua arus kas sama dengan nol dalam analisis arus kas yang didiskontokan. Perhitungan IRR

(60)

Tahap perhitungan IRR dari suatu proyek dengan initial investment, discount factor yang di tentukan, dan menghasilkan total NPV dan NPV yang digunakan untuk menghitung IRR. Keputusan diterima atau ditolak usulan proyek berdasarkan pada perbandingan IRR dengan return investasi lainnya.

Year Cashflow

Discount Factor (r =....%)

Present Value of Cashflow

1 ... ... ...

2 ... ... ...

3 ... ... ...

4 ... ... ...

5 ... ... ...

.... ... ... ...

.... ... ... ...

n ... ... ...

Total present value of cashflow ...

Total present value of investment ...

Net present value ...

Keterangan:

rr = tingkat discount rate (r) lebih rendah rt = tingkat discount rate (r) lebih tinggi TPV = Total Present Value

NPV = Net Present Value

rr) (rt rt x TPV rr

TPV

rr rr NPV

IRR −

+ −

=

(61)

e) Metode Profitability Index (PI)

Profitability Index (PI), juga dikenal sebagai rasio investasi laba (PIR) merupakan rasio hasil terhadap investasi dari proyek yang diusulkan. Ini adalah alat yang berguna untuk memeringkat proyek karena memungkinkan untuk mengukur jumlah nilai yang dibuat per unit investasi.

Metode indeks profitabilitas mengukur nilai sekarang dari manfaat untuk setiap investasi. Profitability index melibatkan rasio yang dibuat dengan membandingkan rasio nilai sekarang arus kas masa depan dari suatu proyek dengan investasi awal dalam proyek tersebut.

Metode profitability index sering kali dibandingkan dengan Metode Net Present Value karena kedekatannya. Sering kali, ditemukan bahwa kedua metode dapat memberi peringkat proyek dengan cara yang berbeda.

𝑃𝐼 =𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan, Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Cetakan ke 12, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. 2013.

Sartono, Agus. Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi. Edisi 4.

Cetakan ke 5. BPFE, Yogyakarta. 2011.

Sutrisno, Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan ke 4. EKONISIA-UII, Yogyakarta. 2005.

Hartono, Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kesepuluh. Cetakan ke Pertama. BPFE, Yogyakarta. 2015.

(63)

DAFTAR INDEKS

A

Account Receivable Turnover (2) Accounting Rate of Return (31) Acid Test Ratio (2)

Aktivitas (1)

Annual compounding (21) Annual credit sales (2) Annual interest payment (3) Annuited (23)

Average account receivable (2) Average age of Account Receivable (2) Average Inventory (2)

Average of Inventory (2) B

Biaya tetap (8) Biaya variabel (8)

Book Value Per Share (4) Breakeven Point (8) Capital budgeting (31) C

Carrying cost (17) Cash cycle (13) Cash Flow (25) Cash turnover (13)

Compound value interest factor annuited (23) Contribution margin (8)

Cost of Common Stock (19) Cost of debt (19)

Cost of Good Sold (2) Cost of preferred stock (20) current assets (1)

current liabilities (1) D

Debt Equity Ratio (2) Debt Ratio (2)

Debt to Total Capitalization Ratio (3) Dividend paid (4)

(64)

Dividend Payout Ratio (4) Dividend Per Share (4) E

Earining available for commond stock (4) Earning after taxes (3)

Earning before interest and taxes (3) Earning Per Share (4)

Economic Order Quantity (17) F

Financial leverage (11) Future value (21) G

Gross Profit Margin (3) Initial cash flow (31) I

Internal Rate of Return (31) Inventory (2)

Inventory Turnover (2) Inventory Turnover(2)

Koefisien korelasi (7) K

Kovarian (7) Leverage (1) L

Leverage (10) Likuiditas (1) Long term debt (3) Long tern debt (2) Net Present Value (31) N

Net Profit Margin (3) Net working capital (1)

Number of share for commond stock outstanding (4) Operating cash flow (31)

(65)

O

Operating leverage (10) Operating Profit (3)

Operating Profit Margin (3) Ordering cost (17)

P

Payback Period (31) Present value (25) Profitabilitas (1) Profitability Index (31) R

Return ekspektasi (7) Return On Assets (4) Return On Equity (4) Return On Investment (4)

Return portofolio (7) Return realisasi (7) Sales (3)

S

Standar deviasi (7)

Standar deviasi portofolio (7) Standar kredit (14)

Stockholders E quity (2) Stockholders equity (4) T

Term kredit 2/10 net 30 (15) Terminal cash flow (31) Time Interest Earned (3) Total Assets (2)

Total assets (3)

Total Assets Turnover (3) Total capitalization (3) Total leverage (11) Total liabilities (2) V

Varian (7)

Varian portofolio (7)

(66)

W

Weighted average cost of capital (20)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pendekatan ini juga dapat menjadi kontrol untuk mengarahkan penanaman nilai-nilai moderat dalam diri peserta didik dengan cara menerima nilai-nilai sosial yang

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untukmembuat membran asimetrik matriks campuran dan memperoleh nilai komposisi silika

Pada Tabel 3 dapat dilihat persentase beras kepala, beras patah, beras menir dan kadar air hasil penggilingan gabah yang telah mengalami pengusangan dengan berbagai

Dalam Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, materi penelitian ini sudah menunjukkan suatu bentuk prestasi yang penting untuk dicermati yaitu prestasi untuk memberikan

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan formulasikan judul Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Perusahaan

Nippon Indosari Corporindo telah melakukan kontrol yang baik dalam memproduksi roti yang akan diperdagangkan kepada konsumen untuk meminimalisir barang cacat produksi yang

sharing, penjualan, atau penginstallan beberapa salinan ke komputer personal atau kerja.Contohnya pembajakan software aplikasi, lagu dalam bentuk digital, film,

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh tingkat pendidikan, usia