• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 692010019 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 692010019 Full text"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Video Dokumenter

Profil Pengrajin Lukisan Pelepah Pisang

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Bhe, Vincent Kristandi (692010019) T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs. Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Perancangan Video Dokumenter

Profil Pengrajin Lukisan Pelepah Pisang

1)

Bhe, Vincent Kristandi, 2)T. Arie Setiawan P., 3)Michael Bezaleel W.

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia

Email: 1) vincentkristandy@yahoo.com, 2)arie_setiawan_p@yahoo.com,

3)

.michael_bezaleel@yahoo.com

Abstract

Mr. Rusman Pujiono (64 years) is a craftsman who fight for the existence of handmade, especially lukisan pelepah pisang. However, there are still many people who do not know the existence of the lukisan pelepah pisang. This is because as time goes by young people begin to leave the handmade with many reasons, so the existence of handmade and craftsmen decrease. In this research is made a video documentary as a media of information which is aimed for the society, especially for the young generations. This video documentary contains information about the profile of Mr. Rusman as a craftsman of lukisan pelepah pisang. The results of this video documentary is society more knowing the existence of lukisan pelepah pisang and the craftsmen.

Keywords: Profile, Craftsmen, Documenter, Video, Lukisan Pelepah Pisang.

Abstrak

Rusman Pujiono (64 tahun) merupakan seorang pengrajin yang memperjuangkan eksistensi kerajinan tangan terutama lukisan pelepah pisang. Meskipun demikian, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan lukisan pelepah pisang tersebut. Hal ini dikarenakan seiring berjalannya waktu generasi muda mulai meninggalkan kerajinan tangan dengan berbagai macam alasan, sehingga keberadaan kerajinan tangan maupun pengrajin semakin berkurang. Dalam penelitian ini, dirancang sebuah video dokumenter sebagai media informasi yang ditujukan kepada masyarakat terutama generasi muda. Video dokumenter ini berisi informasi mengenai profil Bapak Rusman sebagai pengrajin lukisan pelepah pisang. Hasil dari video dokumenter ini supaya masyarakat semakin mengetahui keberadaan lukisan pelepah pisang serta pengrajinnya. Kata Kunci: Profil, Pengrajin, Dokumenter, Video, Lukisan Pelepah Pisang.

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2)

(8)

1.

Pendahuluan

Generasi muda jaman sekarang mulai diterpa arus globalisasi sehingga banyak yang mulai meninggalkan kerajinan tangan. Ada beberapa alasan generasi muda meninggalkan kerajinan tangan seperti penghasilan yang didapat tidak sebanyak upah bekerja di pabrik, harus memiliki keterampilan khusus dan tidak bergengsi memiliki pekerjaan sebagai pengrajin, salah satunya kerajinan tangan kriya. Kejayaan kerajinan kriya berangsur-angsur padam. Sebab, pengrajin sudah kehilangan generasi penerusnya. Kini, tak ada lagi para pemuda yang berminat menekuni kerajinan ini. Sebab, generasi muda lebih memilih profesi lain, misalnya menjadi buruh pabrik atau TKI [1]. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara kepada 29 siswa SMA Kebon Dalem dan 13 mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana yang menyatakan bahwa tidak tertarik menjadi pengrajin karena tidak tahu ada kesuksesan yang dapat diraih jika menjadi pengrajin, dan tidak ada jenjang karier yang jelas. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Rusman yang menyatakan bahwa merasa ironis karena jarang ada generasi muda yang mau belajar membuat kerajinan tangan sebagai salah satu upaya untuk melestarikan kerajinan tangan.

Walau kerajinan tangan mulai ditinggalkan generasi muda, Bapak Rusman tetap memperjuangkan eksistensi kerajinan tangan di Kota Semarang. Bapak Rusman tetap dapat menyalurkan jiwa seninya dan berkreasi meski usianya sudah tergolong tidak produktif lagi (64 tahun). Bapak Rusman membuktikan hal tersebut melalui pemikiran inovatifnya yaitu memanfaatkan limbah batang atau pelepah pisang batu menjadi lukisan indah yang memiliki nilai jual tinggi. Pemikiran itu timbul saat Bapak Rusman menemukan masalah di lingkungan sekitar rumahnya, yaitu banyaknya limbah pelepah pisang batu. Meskipun demikian, jika limbah diolah secara benar maka dapat menjadi bermanfaat, salah satunya adalah sebagai bahan baku kerajinan. Kreasi kerajinan dari pelepah pisang sungguh tak terbatas karena sangat tergantung dari ide-ide pengrajin. Seperti pengaplikasian dibidang handycraft juga bermacam-macam, mulai dari tas, dompet, tempat tisu, kap lampu, bahkan lukisan [2]. Bapak Rusman mampu memanfaatkan limbah menjadi sebuah karya seni yang unik dan dapat membuat lukisan tanpa menggunakan sketsa (seni tempel atau kolase).

Meskipun Bapak Rusman memperjuangkan eksistensi lukisan pelepah pisang, namun tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan dari lukisan pelepah pisang tersebut. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara kepada 13 mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana dan 18 mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang yang menyatakan bahwa media informasi atau publikasi terhadap masyarakat masih kurang. Ada 14 mahasiswa yang menyatakan tertarik untuk membuat kerajinan tangan, namun tidak tahu harus belajar dengan siapa dan dimana, karena kurangnya media informasi mengenai pengrajin yang mau berbagi ilmu tentang bagaimana cara membuat kerajinan tangan.

(9)

ini, diharapkan isi dari video yang disampaikan dapat menambah pengetahuan, diterima dengan baik dan cermat, sehingga ke depannya, masyarakat terutama generasi muda dapat mencontoh apa yang dilakukan Bapak Rusman Pujiono.

2.

Tinjauan Pustaka

Penelitian yang berjudul “Pembuatan Film Dokumenter Wanita Tangguh Dengan Kamera DSLR Berbasis Multimedia” menghasilkan sebuah film dokumenter, dimana dalam penelitian tersebut menyajikan aktivitas Ibu Samikem setiap harinya. Permasalahan dari penelitian tersebut adalah masyarakat harus mengetahui perjuangan hidup, perjuangan seorang ibu sesungguhnya. Film dokumenter tersebut menyajikan realita keseharian Ibu Samikem berjualan nasi bungkus di sekitar Stasiun Balapan, Solo [3]. Kelebihan film dokumenter ini terletak pada konsep alur ceritanya.

Penelitian yang berjudul “Perancangan Video Dokumenter Batik Khas Di Pekalongan, Menggunakan Analisa SWOT” menyajikan sebuah film dokumenter berupa media promosi mengenai batik khas Pekalongan [4]. Kelebihan film dokumenter ini terletak pada kegunaannya yaitu sebagai media informasi.

Dari kedua penelitian tersebut, munculah ide untuk menghasilkan video dokumenter dengan menggabungkan kelebihan kedua penelitian terdahulu menjadi sebuah video dokumenter. Dalam video dokumenter ini mempresentasikan aktivitas Bapak Rusman yang telah berumur 64 tahun, namun semangat juangnya masih tinggi dengan usahanya dalam mengolah limbah pelepah pisang menjadi sebuah kerajinan tangan berupa lukisan. Selain itu, video dokumenter ini juga memberikan pengetahuan/informasi dan menjadi media informasi mengenai Bapak Rusman beserta karya lukisannya. Kelebihan video dokumenter Profil Pengrajin Lukisan Pelepah Pisang dari kedua penelitian terdahulu adalah angle pengambilan gambar lebih bervariasi dan suara narator lebih jelas serta mudah dimengerti.

Film merupakan karya sinematografi yang dapat berfungsi sebagai alat cultural education atau pendidikan budaya. Meski pada awalnya film diperlakukan sebagai komoditi yang diperjual-belikan sebagai media hiburan, namun pada perkembangannya film juga kerap digunakan sebagai media propaganda, alat penerangan bahkan pendidikan. Dengan demikian film juga efektif untuk menyampaikan nilai-nilai budaya [5]. Film juga sebagai penyampai pesan moral, informatif, sejarah maupun solusi atas tema-tema yang berkembang di masyarakat [6].

Film dokumenter adalah adegan nyata dan faktual (tidak boleh merekayasanya sedikitpun) yang direkam untuk kemudian dibentuk menjadi sefiksi mungkin menjadi sebuah cerita yang menarik, perlakuan inilah yang disebut creative treatment [7].

Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris cinematograhy yang berasal dari bahasa latin kinema ‘gambar‘. Pengambilan gambar adalah proses yang paling penting dalam produksi film dokumenter, maka diperlukan teknik-teknik sinematografi yang baik seperti mengatur komposisi, pergerakan kamera dan ukuran shot [8].

(10)

1. Laporan Perjalanan adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog dan etnografi, dalam perkembangannya bisa membahas banyak hal dari yang paling penting hingga yang remeh-remeh, sesuai dengan pesan dan gaya yang dibuat. Istilah lain dari genre dokumenter ini adalah travelogue dan travel documentary.

2. Sejarah adalah genre dokumenter yang memiliki keakuratan data yang sangat dijaga dan hampir tidak boleh ada yang salah baik pemaparan datanya maupun penafsirannya.

3. Biografi dibagi menjadi 3 sub-genre, antara lain:

a. Potret adalah genre dokumenter yang lebih berkaitan dengan sosok seseorang, mengupas human interest seseorang. Biasanya berisi sanjungan atau simpati atau kritik pedas.

b. Biografi adalah genre dokumenter yang cenderung mengupas kronologis penceritaan dari awal tokoh dilahirkan hingga saat tertentu (masa sekarang, saat tokoh meninggal atau saat kesuksesan tokoh).

c. Profil adalah genre dokumenter yang menceritakan kehidupan tokoh secara kronologis tapi tidak mendalam, hanya untuk awalan. Memiliki banyak persamaan dengan kedua sub-genre yang lain namun juga memiliki perbedaan, terutama karena adanya unsur pariwara yang membahas aspek-aspek positif tokoh seperti keberhasilan yang diraih atau kebaikan yang dilakukan dan kegiatan dari tokoh tersebut.

4. Nostalgia adalah genre dokumenter yang hampir mirip dengan sejarah, namun biasanya banyak mengetengahkan kilas balik kejadian dari seseorang atau satu kelompok.

5. Rekontruksi adalah genre dokumenter yang memberikan gambaran ulang terhadap peristiwa terjadi secara utuh, seperti peristiwa kriminal dan bencana.

6. Investigasi adalah genre dokumenter yang berhubungan dengan jurnalistik, biasanya aspek visual yang ditonjolkan, seperti kasus korupsi, penanganan bencana dan kartel atau mafia di sebuah negara. 7. Perbandingan dan Kontradiksi adalah genre dokumenter yang

mentengahkan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang atau permasalahan Negara.

8. Ilmu Pengetahuan adalah genre dokumenter yang menjelaskan suatu ilmu pengetahuan mengenai dunia binatang, teknologi, kebudayaan, tata kota, maupun kuliner.

9. Buku Harian adalah genre dokumenter yang mengacu pada catatan perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang lain. Struktur ceritanya cenderung linear serta kronologis, seringkali mencantumkan ruang dan waktu kejadian yang cukup detil.

(11)

11.Association Picture Story adalah genre dokumenter yang mengandalkan gambar-gambar yang tidak berhubungan namun ketika disatukan dengan editing, maka makna yang muncul dapat ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk dibenak penonton.

12.Dokudrama adalah genre dokumenter yang menafsirkan ulang terhadap kejadian nyata, bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek filmya (tokoh, ruang dan waktu) cenderung untuk direkontruksi. Bapak Rusman Pujiono lahir di Tuban, 28 November 1950. Beliau mendapat kesempatan dari pemerintah kota untuk menuntut ilmu di Filipina bidang rotan selama 1 tahun. Pengalaman pertama bekerjanya diperoleh saat bekerja di pabrik rotan dan mebel kayu. Ketika berumur 50 tahun, Bapak Rusman memutuskan untuk pensiun dan melanjutkan usaha sendiri di rumahnya. Awalnya Bapak Rusman membuka usaha mebel, namun usahanya tersebut tidak bertahan lama karena bahan bakunya tergolong mahal. Selain itu, keadaan ekonominya sempat menurun drastis akibat uangnya habis digunakan untuk biaya operasi ginjal dan prostat yang membuatnya tidak bisa bekerja untuk jangka waktu lama karena harus beristirahat. Pada tahun 2005, Bapak Rusman mulai beralih profesi menjadi pengrajin kayu dan limbah batang pisang, meskipun yang dapat bertahan hingga saat ini hanya kerajinan tangan dari limbah batang pisang terutama lukisan batang pisang. Bapak Rusman juga sering menjadi pembicara atau motivator tentang usaha kerajinan tangan terutama lukisan limbah batang pisang. Semangat Bapak Rusman untuk berkarya dan berkreasi masih tinggi hingga sekarang, akan tetapi beliau sudah tidak dapat memproduksi kerajinan tangan dan lukisan limbah batang pisang dalam jumlah yang besar karena kondisi fisiknya yang semakin menurun dan usia yang terus bertambah.

3.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam film dokumenter mengenai Profil Pengrajin Lukisan Pelepah Pisang adalah metode gabungan (mixed methods). Metode gabungan adalah penggabungan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode gabungan merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan bentuk kuantitatif dan bentuk kualitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif, dan pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Metode gabungan ini lebih kompleks dari sekedar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan ini secara kolektif [10]. Strategi desain yang digunakan dalam film dokumenter ini adalah cyclic strategy. Cyclic strategy atau strategi berputar ini pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan linear strategy, hanya saja pada strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu diulang kembali untuk menampung umpan balik (feed back) sebelum tahap berikutnya dilanjutkan [11].

(12)

Pengumpulan Data Permasalahan

Pasca Produksi

Editing

Produksi

Shooting Recording Narasi

Pra Produksi

Film Statement Storyline Treatment Storyborad

Pengujian Evaluasi

Pembuatan video dokumenter ini melalui beberapa tahapan perancangan seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Bagan Tahapan Perancangan Video Dokumenter Profil Pengrajin Lukisan Pelepah Pisang

Fase - fase yang terdapat dalam Gambar 1, antara lain : A. Permasalahan

Fase permasalahan merupakan fase awal, karena pada fase ini ditemukan permasalahan yang akan dirancang menjadi sebuah film dokumenter.

B. Pengumpulan data

Setelah masalah diputuskan, masuk fase berikutnya yaitu pengumpulan data. Pengumpulan data berupa informasi untuk mendukung ide cerita film dokumenter tersebut, dengan cara melakukan observasi di tempat tokoh, serta melakukan wawancara dengan tokoh, keluarga tokoh, warga sekitar daerah tempat tinggal tokoh, dan anak-anak remaja.

(13)

C. Pra Produksi

Informasi yang telah terkumpul akan diolah pada fase pra produksi. Pra produksi meliputi beberapa sub-tahapan, yaitu film statement, storyline, treatment, dan storyboard.

D. Produksi

Apabila fase pra produksi telah sesuai dengan konsep, masuklah pada fase produksi. Produksi terdapat dua sub-tahapan, yaitu pengambilan gambar (shooting) dan rekaman suara (recording narasi)

E. Pasca Produksi

Hasil dari fase produksi, yaitu video dan narasi yang telah direkam akan diproses pada tahapan editing yang termasuk dalam fase pasca produksi.

F. Evaluasi

Setelah melalui fase pasca produksi, masuklah pada fase evaluasi untuk menerima saran-saran perbaikan karya sebelum fase pengujian.

G. Pengujian

Pada fase pengujian, dilakukan pengujian dengan menggunakan media kuesioner. Setelah kuesioner dibagikan, hasil yang diperoleh akan menjadi pertimbangan kelayakan film dokumenter tersebut.

Konsep dalam video dokumenter ini adalah sebagai berikut, menampilkan permasalahan yang diangkat dan menyajikan video dokumenter bergenre biografi profil yang berisi informasi mengenai usaha, rutinitas, profil dan aspek-aspek positif dari seorang pengrajin lukisan pelepah pisang yang ingin mempertahankan eksistensi handmade. Penonton dapat mengetahui bagaimana profil dari Bapak Rusman Pujiono, kegiatan apa saja yang dilakukan dengan usahanya membuat lukisan pelepah pisang sampai kesuksesan yang dicapainya.

Alur cerita dalam video dokumenter ini adalah sebagai berikut, bagian opening menampilkan permasalahan yang diangkat berupa visualisasi generasi muda yang mulai terbawa arus globalisasi, generasi muda lebih tertarik dengan kehidupan modern seperti menghabiskan waktu di mall. Visualisasi tersebut dijadikan sebagai opening supaya penonton mengetahui permasalahan utama yang diangkat dalam film dokumenter ini.

(14)

pemilihan bahan baku untuk membuat lukisan pelepah pisang dengan visualisasi berupa kegiatan Bapak Rusman memilih bahan baku di kebun pisang dekat rumahnya. Visualisasi tersebut ditampilkan setelah pengenalan profil Bapak Rusman, supaya penonton mengetahui rutinitas Bapak Rusman. Setelah itu bagian terakhir dari scene 1 adalah visualisasi proses pembuatan lukisan pelepah pisang. Visualisasi tersebut ditampilkan setelah proses pemilihan bahan baku untuk menampilkan kegiatan Bapak Rusman setelah memilih bahan baku lukisan.

Pada scene 2 menampilkan prestasi yang telah dicapai oleh Bapak Rusman, berupa sertifikat, penghargaan, dan dipercaya sebagai motivator dalam beberapa seminar. Melalui visualisasi ini penonton dapat mengetahui kesuksesan yang telah diraih Bapak Rusman selama menjadi pengrajin lukisan pelepah pisang dan termotivasi untuk ikut membuat lukisan pelepah pisang. Visualisasi tersebut ditampilkan sebagai kesinambungan profil Bapak Rusman sebelum masuk ke visualisasi mengenai kegiatan Bapak Rusman lainnya.

Berikutnya scene 3 menampilkan kegiatan Rusman lainnya, yaitu mengajari cara pembuatan lukisan pelepah pisang kepada Rizky dan Rani (anak penderita polio). Melalui visualisasi ini penonton dapat mengetahui dan menyadari bahwa kita memiliki potensi lebih untuk membuat lukisan pelepah pisang dibandingkan dengan Rizky dan Rani. Kemudian pada bagian closing menampilkan Rusman yang berharap supaya didirikan galeri handmade di Kota Semarang agar dapat menarik minat masyarakat khususnya generasi muda untuk membuat handmade.

Film statement dalam video dokumenter ini adalah rutinitas Bapak Rusman Pujiono, pencapaian Bapak Rusman dalam mengolah limbah menjadi lukisan serta kerajinan tangan yang mulai ditinggalkan generasi muda akibat terpaan era globalisasi.

Storyline dalam video dokumenter Biografi Pengrajin Pelepah Pisang memaparkan suasana mall di Semarang yang dipenuhi dengan anak-anak muda. Disalah satu konter, ada seorang remaja putri yang sedang sibuk menggunakan gadgetnya. Sementara itu di Jalan Sumur Adem, Semarang, tinggallah seorang bapak yang berprofesi sebagai pengrajin lukisan pelepah pisang yang bernama Rusman Pujiono. Selama musim panas, beliau mencari pelepah pisang yang telah mengering untuk dijadikan lukisan. Berkat usahanya, Bapak Rusman mendapatkan banyak penghargaan, serta dapat mengikuti berbagai pameran. Disela-sela kesibukannya tersebut, Bapak Rusman meluangkan waktu untuk mengajari Rizky dan Rani membuat lukisan pelepah pisang.

Berikut treatment yang digunakan dalam video dokumenter ini: 1. Opening

Menampilkan kehidupan modern generasi muda. 2. Scene 1

• Pengenalan mengenai tempat tinggal dan profil Bapak Rusman.

• Wawancara dengan Bapak Rusman tentang kehidupan generasi muda jaman sekarang.

• Mempresentasikan proses pemilihan bahan baku lukisan pelepah pisang. • Wawancara dengan Bapak Rusman tentang awal mula pembuatan lukisan

(15)

• Menampilkan proses pembuatan lukisan pelepah pisang.

• Wawancara dengan Bapak Rusman tentang tujuan pembuatan lukisan pelepah pisang.

3. Scene 2

• Mempresentasikan pencapaian Bapak Rusman berkat usahanya dalam membuat lukisan pelepah pisang.

• Aktivitas Bapak Rusman ketika pameran.

• Wawancara dengan Bapak Rusman tentang lukisan yang diminati masyarakat.

4. Scene 3

• Menampilkan kegiatan lain Bapak Rusman yaitu mengajari anak didiknya membuat lukisan pelepah pisang.

• Wawancara dengan anak didik Bapak Rusman. 5. Closing

Wawancara mengenai pesan dan harapan Bapak Rusman kepada masyarakat terutama generasi muda.

Storyboard dalam Video Dokumenter Profil Pengrajin Lukisan Pelepah Pisang dapat dilihat pada Gambar 2.

(16)

Gambar 3.Storyboard Scene 2 dan 3.

(17)

Pada proses produksi dilakukan shooting dan recording untuk narasi. Seperti yang terlihat pada Gambar 5 dan Gambar 6 merupakan proses shooting.

Gambar 5 Hasil Shooting Gambar 6 Hasil Shooting

Pada proses pasca produksi terdapat proses video editing, sound editing dan producing. Video yang sudah direkam akan digabungkan menjadi sebuah satu kesatuan. Dalam proses video editing ini, juga terdapat proses pengaturan cahaya dan warna video, agar kualitas gambar menjadi lebih baik. Selain itu, dalam proses video editing juga terdapat proses penulisan nama (identitas) narasumber.

Sound editing adalah proses editing pada narasi yang telah direkam sebelumnya, meliputi noise reduction dan boost. Noise reduction berfungsi untuk mengurangi suara yang mengganggu suara narator, sehingga suara dari narator dapat terdengar lebih jelas dan jernih. Sedangkan boost berfungsi untuk menambah atau mengurangi frekuensi dari suara narator, sehingga suara yang dihasilkan tidak terlalu keras maupun pelan.

Berikutnya ada proses penambahan backsound pada video dokumenter profil pengrajin lukisan pelepah pisang. Volume backsound akan disesuaikan dengan visualisasi dan narasi yang ada, sehingga audio dari backsound dan video maupun narrator akan lebih selaras. Proses terakhir adalah proses producing, setelah video dan audio selesai pada proses editing.

Tahap evaluasi dilakukan untuk menerima saran-saran, dan perbaikan karya. Setelah tahap ini selesai akan dilaksanakan pengujian. Evaluasi dilakukan oleh Bapak George Nicholas Huawei. Hasil evaluasi video dokumenter profil pengrajin lukisan pelepah pisang mencakup visualisasi wawancara yang pertama disesuaikan dengan ucapan narasumber, narasi sudah bagus karena dapat menjelaskan visualisasi yang ditampilkan, namun suaranya kurang jernih. Selain itu, narasi opening dimulai saat visualisasi penggunaan gadget oleh generasi muda agar lebih sesuai, narasi dengan backsound sudah selaras dan cocok, alur video sudah jelas dan bagus, karena jalan ceritanya dapat dimengerti dan pesan tersampaikan. Kualitas video sudah bagus dan cocok untuk presentasi karena video terlihat jelas, angle kamera menarik karena terdapat bermacam-macam angle. Pada bagian pemilihan bahan baku pelepah pisang tidak terlalu lama, masih tergolong normal.

(18)

telah direcording ulang menggunakan mic dan hasilnya suara narator terdengar lebih jelas. Selain itu, penempatan narasi opening yang sebelumnya kurang sesuai dengan visualisasi yang ditampilkan, direvisi menjadi narasi opening ditempatkan pada saat visualisasi penggunaan gadget oleh generasi muda.

4.

Hasil Film Dokumenter

Gambar 7 merupakan potongan scene dari bagian adegan opening Video Dokumenter Profil Pengrajin Lukisan Pelepah Pisang.

Gambar 7. Opening

Gambar 7 menampilkan suasana mall di Kota Semarang yang banyak dikunjungi generasi muda dan menampilkan seorang remaja putri yang sedang sibuk dengan gadgetnya disalah satu konter mall. Pengambilan video menggunakan beberapa jenis shot, antara lain medium close up, long shot dan close up, sehingga penonton dapat melihat suasana mall dan yang sedang dilakukan oleh remaja putri.

Gambar 8Scene 1

(19)

Gambar 9 Scene 1

Gambar 9 berisi penjelasan tentang proses pemilihan bahan baku utama lukisan pelepah pisang, dan wawancara dengan Bapak Rusman tentang alasannya memulai usaha lukisan pelepah pisang. Pengambilan video menggunakan jenis shot, long shot, medium close up dan extreme close up, serta menggunakan jenis angle, eye angle, sehingga penonton dapat melihat suasana kebun, proses pemilihan bahan baku dan pengelupasan bahan baku.

Gambar 10 Scene 1

(20)

The image part with relationship I D rI d48 was not found in the file. Gambar 11 Scene 2

Gambar 11 merupakan potongan adegan scene 2 yang mempresentasikan berbagai macam prestasi dan penghargaan yang diperoleh Bapak Rusman berkat usaha lukisan pelepah pisangnya dan penjelasan Bapak Rusman tentang penghargaan yang telah didapatkan. Pengambilan video menggunakan pergerakan kamera tilt down, dengan jenis angle, high angle dan jenis shot, close up, supaya penonton dapat melihat apa yang tertulis di surat kabar dan sertifikat.

Gambar 12 Scene 2

(21)

stand pameran Bapak Rusman dan apa yang dilakukan Bapak Rusman sewaktu pameran.

Gambar 13 Scene 3

Gambar 13 merupakan potongan adegan scene 3 menunjukkan aktifitas lain Bapak Rusman ketika mengajari anak penderita polio yang merupakan satu-satunya anak didik Bapak Rusman sekarang, dengan pengambilan video jenis shot, eye level, medium close up dan menggunakan jenis angle, high angle dan low angle, agar penonton dapat melihat Bapak Rusman serta ekspresinya saat memberi pengarahan dan pelajaran kepada anak didiknya yaitu Rizky dan Rani. Scene ini juga menunjukkan karya lukisan yang telah dibuat oleh anak didik Bapak Rusman dan wawancara dengan Rani tentang pendapatnya terhadap lukisan pelepah pisang Bapak Rusman serta keinginannya untuk meneruskan usaha lukisan pelepah pisang, dengan menggunakan jenis shot eye level, agar penonton dapat mengerti dengan jelas apa yang disampaikan.

Gambar 14 Closing

Scene terakhir merupakan bagian closing, dengan menggunakan jenis shot eye level dan close up, supaya penonton dapat menyimak dengan baik dan memahami yang disampaikan Bapak Rusman tentang harapan Bapak Rusman terhadap generasi muda dan handmade, serta karyanya lukisan pelepah pisang.

(22)

sehingga dapat menambah pengetahuan dan tertarik untuk mempelajarinya dan melestarikan kerajinan tangan.

Target Audience dari video dokumenter Profil Pengrajin Lukisan Pelepah Pisang adalah masyarakat, terutama mahasiswa dan karyawan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana dengan range usia 18 – 40 tahun. Masa dewasa awal pada umumnya dimulai pada umur 18 sampai 40 tahun saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Individu dewasa awal dituntut memulai kehidupannya memerankan peran ganda seperti suami/istri, orang tua dan peran dalam dunia kerja (berkarir), dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Perkembangan pada individu dewasa awal dibagi menjadi beberapa tugas, antara lain, mulai bekerja, memilih pasangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara, dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan [12].

Pengujian video dokumenter Profil Pengrajin Pelepah Pisang menggunakan metode Kuantitatif dengan media kuesioner dan melibatkan 55 orang responden. Berikut hasil kuesioner yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Tabel Hasil Kuesioner

No. Pernyataan Jawaban Total

A B C D E

1 Angle (sudut pengambilan gambar) dalam video ini bagus

10 37 6 2 0 55

2 Pergerekan kamera (pengambilan gambar) dari video ini bagus

8 36 9 2 0 55

3 Kualitas gambar dalam video ini bagus 6 36 12 1 0 55

4 Penempatan kamera diatur dengan tepat sehingga mendapatkan pencahayaan yang baik

18 30 7 0 0 55

5 Pengaturan cahaya video diatur dengan baik

19 28 6 2 0 55

6 Transisi (pergantian scene) yang digunakan dalam video ini bagus

12 31 10 2 0 55

7 Backsound yang digunakan sesuai dengan visualisasi (video yang ditampilkan)

13 29 8 5 0 55

8 Backsound dalam video ini menggunakan banyak lagu

14 23 8 8 2 55

9 Volume backsound diatur lebih rendah ketika suara narator muncul

13 25 12 4 1 55

10 Narator membacakan narasi dengan jelas 18 30 4 3 0 55

11 Nada bicara narator sudah sesuai dengan visualisasi (video yang ditampilkan)

12 35 6 2 0 55

12 Kecepatan bicara narator sesuai dengan visualisasi

11 37 6 1 0 55

13 Video ini mengandung pesan mengenai pentingnya melestarikan handmade

23 22 8 2 0 55

14 Pesan dalam video ini sudah sesuai dengan permasalahan (generasi muda mulai meninggalkan handmade) yang diangkat

(23)

18.2%

53.8% 22.3%

5% 0.7%

KUESIONER

Jawaban A

Jawaban B

Jawaban C

Jawaban D

Jawaban E

15 Video ini memberikan pengetahuan baru mengenai cara pembuatan lukisan dari limbah pelepah pisang

24 24 4 3 0 55

Total 213 444 121 41 6 825

Dari hasil yang diperoleh kemudian dilakukan perhitungan menggunakan skala likert yang diperoleh menggunakan prensentase dari masing–masing jawaban yang ada, adapun rumus perhitungan adalah sebagai berikut:

Tk = ��

(�����) � 100%

Keterangan :

Tk : total keseluruhan jawaban (dalam %) Tj : total dari setiap jawaban

Tr : total responden Ts : total soal

Diagaram 15 Diagram Hasil Kuesioner

Perhitungan persentase dari diagram seperti berikut: • Jawaban A didapatkan dari perhitungan:

213

(24)

• Jawaban B didapatkan dari perhitungan:

444

(55 � 15) � 100% = 53,8%

• Jawaban C didapatkan dari perhitungan:

121

(55 � 15) � 100% = 14,7%

• Jawaban D didapatkan dari perhitungan:

41

(55 � 15) � 100% = 5%

• Jawaban E didapatkan dari perhitungan:

6

(55 � 15) � 100% = 0.7%

Berdasarkan hasil yang didapat, 53,8% responden menilai kualitas video dan kualitas suara narator dalam video dokumenter ini tergolong baik, karena angle pengambilan gambar dalam video ini bervariasi, kreatif, bagus dan pencahayaan dalam video ini tidak over ataupun under. Serta suara narator terdengar dengan jelas dan mudah dimengerti. 14,7% responden lain menilai kualitas suara dari backsound video dokumenter ini tergolong cukup, karena penggunaan backsound dinilai cukup sesuai dengan visualisasi yang ditampilkan. 5% responden lain menilai pesan yang terkandung dalam video dokumenter ini tergolong kurang, karena pesan yang disampaikan lewat video kurang mudah ditangkap atau dimengerti, namun 95% responden lain menilai pesan dalam video dokumenter ini sudah tersampaikan dengan baik dan mudah dimengerti.

Secara keseluruhan responden setuju jika kualitas gambar sudah cukup bagus, namun responden menilai beberapa bagian dalam video ini pencahayaannya masih terlalu terang, tetapi tidak terlalu mengganggu atau menurunkan kualitas pencahayaan. Menurut responden, transisi yang digunakan masih kurang bervariasi, namun pemilihan dan penempatannya dinilai sudah bagus. Selain itu, responden menilai jumlah backsound dalam video ini masih kurang, namun pengaturan dan pemilihan backsound sudah baik.

(25)

dalam video ini, tetapi beberapa responden beranggapan bahwa pesan dalam video ini sedikit kurang sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Responden juga beranggapan bahwa video ini dapat menjadi media informasi dengan memberikan pengetahuan baru.

5.

Simpulan

Dari hasil penelitian, perancangan serta pengujian video dokumenter mengenai Profil Pengrajin Lukisan Pelepah Pisang, didapatkan kesimpulan bahwa video dokumenter yang telah diimplementasi dapat menjadi salah satu alternatif media informasi lukisan pelepah pisang, karena didukung dengan sinematografi yang bagus, backsound yang sesuai dengan visualiasi serta narasi yang terdengar jelas, sehingga keberadaan lukisan pelepah pisang semakin dikenal masyarakat, khususnya generasi muda. Selain itu, juga didapatkan kesimpulan bahwa pesan yang terkandung dalam video dokumenter Profil Pengrajin Lukisan Pelepah Pisang tersampaikan dengan baik kepada responden.

Adapun saran untuk pengembangan video dokumenter Profil Pengrajin Lukisan Pelepah Pisang ini adalah perancangan video dokumenter baru dengan kegunaan sebagai media promosi lukisan pelepah pisang agar masyarakat semakin berminat untuk melestarikan kerajinan tangan, termasuk lukisan pelepah pisang.

6.

Daftar Pustaka

[1] Winarsih, Ita Nina. 2012. Kerajinan Kriya Ditinggalkan Generasi Muda.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/14/05/05/n53xjk-kerajinan-kriya-ditinggalkan-generasi-muda. Diakses tanggal 26 Juni 2014.

[2] Kaleka, Nobertus dan Hartono, Edi Tri. 2013. Kerajinan Pelepah Pisang. Surakarta : ARCITA.

[3] Hapsari, Diana Ayu & Urbani, Yunan H. 2013. Pembuatan Film Dokumenter Wanita Tangguh Dengan Kamera DSLR Berbasis Multimedia. Surakarta

[4] Putri, Intan, 2013, Perancangan Video Dokumenter Batik Khas Di Pekalongan, Menggunakan Analisa SWOT.

[5] Trianton, Teguh. 2013. Film Sebagai Media Belajar. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[6] Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. [7] Nugroho, Fajar. 2007. Cara Pinter Bikin Film Dokumenter. Yogyakarta:

Indonesia Cerdas.

[8] Bayu Tapa Brata, Vincent. 2007. Videografi dan Sinematografi Praktis. Jakarta: Elex Media Komputindo.

[9] Ayawaila, Gerzon R. 2008. Dokumenter: Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV-Institute Kesenian Jakarta Press.

[10] Creswell, John W., 2010, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

[11] Sarwono, Jonathan dan Lubis, Hary. 2007. Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : ANDI

Gambar

Gambar 1 Bagan Tahapan Perancangan Video Dokumenter Profil Pengrajin Lukisan Pelepah
Gambar 2. Storyboard Bagian Opening.
Gambar 4. Storyboard Scene 4 dan Closing.
Gambar 5 Hasil Shooting
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya kedua tema besar tersebut memang ingin menempatkan kekuatan dan kewenangan politik tertinggi pada Presiden. Perdana Menteri yang berada di bawah presiden, walaupun

dan untuk mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak biji jarak pagar yang dapat menyebabkan mortalitas ulat krop kubis Crocidolomia pavonana F.. BAHAN DAN

Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang maha Esa, karena atas berkat Rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan Karya Tulis Akhir yang berjudul “Pengaruh ekstrak

Berdasarkan perbandingan persentase aktivitas harian maupun frekeunsi aktivitas individu owa jantan sebelum, selama dan pada saat tidak lagi diberikan sanrego

Pada kelompok infeksi, pemberian mengkudu dosis 300 mgkgBB -1 menyebabkan penurunan jumlah neutrofil sebesar 1.63% dibandingkan dengan kontrol positif kelompok infeksi

Architectural design Abstract specification Interface design Component design Data structure design Algorithm design System architecture Software specification Interface

Tembaga konsentrat dipanggang pada suhu 700 o C untuk memisahkan kotoran (Belerang, Arsen, Bismut dan Antimon) dari oven panggang dimasak pada oven lumer bersamaan ini diopak

Perangkat yang satu ini memang yang paling berperan dalam teknologi terutama teknologi ADSL, karena baik buruknya suatu informasi, baik suara