• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SABANA SUMBA: Kelembagaan dan Pembangunan Ekonomi Desa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SABANA SUMBA: Kelembagaan dan Pembangunan Ekonomi Desa"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

SABANA SUMBA :

Kelembagaan dan Pembangunan Ekonomi Desa

Rambu Luba Kata Respati Nugrohowardhani

Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

© Rambu Luba Kata Respati Nugrohowardhani

Foto Cover : Heinrich D. Dengi

All rights reserved. Save Exception stated by the law, no part of this publication may be reproduced, sotred in a retrieval system of any nature, or transmitted in any form or by any means electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, included a complete or partial transcription, without the prior written permission of the author, application for which should be addressed to author.

Diterbitkan oleh: Program Pascasarjana

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

(6)

iii

SABANA SUMBA :

Kelembagaan dan Pembangunan Ekonomi Desa

DISERTASI

Diajukan untuk memperoleh gelar Doktor di Universitas Kristen Satya Wacana.

Disertasi ini telah dipertahankan dalam ujian terbuka Program Pascasarjana Doktor Studi Pembangunan

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, yang dipimpin oleh Rektor Magnificus:

Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D

pada hari Jumat, 8 Januari 2016, pukul 10.00 WIB di Universitas Kristen Satya Wacana

Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga

Oleh:

(7)

iv

Promotor:

Marthen L. Ndoen, SE., MA., Ph.D

Ko-Promotor:

Marwata, SE.,M.Si., Akt., Ph.D. Prof. Makoto Koike, Ph.D.

Penguji:

Prof. Daniel D. Kameo, SE., MA., Ph.D. Dr. Pamerdi G. Wiloso, M.Si.

(8)

v

In memory of my parents;

(9)
(10)

vii

Ucapan Terima Kasih

Menyusuri “the long and winding road” lima tahun terakhir,

tiga tempat berikut ini menjadi fokus kehidupan saya; Salatiga, Tanamanang, dan Waingapu. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka di tiga tempat tersebut yang telah memberikan kontribusi pada proses studi dan penyelesaian buku ini.

Di Salatiga, terima kasih yang tulus saya sampaikan pada tim promotor yang terdiri dari Trio Ma; Marthen L. Ndoen, S.E., M.A., Ph.D.; Marwata S.E.,M.Si., Akt.,Ph.D., dan Prof. Makoto Koike, Ph.D. Dengan keahlian masing-masing merekalah yang menuntun dan mengawal saya berproses menjadi seorang peneliti independen. Terima kasih juga patut saya tujukan pada Dr. David S. Widihandojo yang pada awalnya menjadi promotor saya, sebelum ia pindah ke Jakarta. Kepada Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo M.S. (Alm) yang bersedia menggantikan posisi Pak David menjadi promotor, saya haturkan terima kasih yang mendalam. Keteladanan pengabdian yang tulus dan semangatnya sebagai intelektual di tengah masa-masa pengobatan sakitnya menjadi inspirasi dalam kehidupan saya. Tak dapat dipungkiri, pengalaman berganti promotor hingga dua kali memang dulu saya sesali. Namun

kini saya sadari sebagai sebuah blessing in disguise karena melalui

pengalaman itulah saya belajar banyak hal dari banyak orang. Terima kasih selanjutnya saya sampaikan kepada para penguji; Prof. Daniel D. Kameo, S.E., M.A., Ph.D.; Dr. Drs. Pamerdi G. Wiloso, M.Si., dan Dr. Wilson M.A. Therik, S.E., M.Si. yang tidak hanya berperan sebagai penguji yang kritis, tetapi juga pembaca yang konstruktif. Saya

beruntung melalui proses “quality control” yang mereka lakukan

(11)

viii

bersedia menjalin persahabatan yang indah. Pada mereka berdua, keluh-kesah dan kegalauan selama studi seringkali saya curahkan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada lima teman seangkatan-seperjuangan; Pak Donny Tobondo, yang telah berhasil menyelesaikan studi; Ibu Diani Ledo yang sedang mempersiapkan diri untuk ujian tertutup, saya ucapkan terima kasih untuk kesediaannya menangis dan tertawa bersama saya; Pak Adhi Isnanto, Pak Ardiyantoro, dan Pak Edward Napitupulu, yang saya harap akan segera menyusul langkah kami bertiga.

Di Tanamanang, saya berterima kasih pada Yudi Marambajawa, S.E. dan John T. Tanggurami, S.E. yang telah bersedia menjadi asisten dalam penelitian ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya saya tujukan pada para informan, khususnya pada Bapak Umbu Nuku Palalu, Bapak Umbu Lapu Nuku, Bapak Tay Huka Pati, Bapak Umbu Kalukur Lili, Bapak Djami Landujawa, Bapak Umbu Yiwa Hunggurami, Bapak Hamana Remang, Ibu Noti Babang, Ibu Rambu Day Ataama, Ibu Utang Mangil, serta informan lain yang tidak mampu saya sebutkan satu-persatu. Kepada mereka saya berterima kasih untuk pengetahuan, pelajaran, dan pengalaman yang mereka berikan pada saya. Sesunguhnya, sebagai seorang Sumba yang lahir dan besar di Jawa, lewat merekalah saya mendapat jawaban atas berbagai pertanyaan pribadi tentang kehidupan sosial-ekonomi-politik-budaya di Sumba yang selama ini seakan tak bisa dijawab.

Di Waingapu, ucapan terima kasih saya tujukan pada Pimpinan STIE Kristen Wira Wacana Sumba (STIE Kriswina) yang telah memberikan kesempatan dan membiayai studi lanjut saya di UKSW, khususnya pada Bapak Dr. Muana Nanga, S.E., M.S. sebagai ketua ketika saya mengawali studi lanjut, dan Ibu Pdt. Norlina R.J.Kalunga, S.Si (Theol), M.Si yang saat ini menjabat sebagai ketua. Di lembaga tempat saya bekerja ini, terima kasih juga saya ucapkan kepada rekan-rekan sekerja, baik rekan-rekan pengajar maupun rekan-rekan administrasi, yang

mendukung dan membantu saya selama „merantau menimba ilmu‟ di

(12)

ix peruntukkan kepada Bapak Ir. Johanis H. Wunu, M.Si. selaku Kepala Dinas Perkebunan Sumba Timur, beserta jajaran staf Disbun Sumba Timur khususnya; Bapak Lazarus Tarapanjang, SE, Bapak Ir. Eddy L. Kitu, Ibu Sherly Y. M. Neno, S.P, dan Ibu nDama Wenda, S.P. untuk bantuan dan dukungan dalam menyediakan informasi yang terkait dengan program pengembangan kapas di Sumba Timur.

Melampaui ketiga tempat di atas, saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus pada para sahabat sebagai berikut; Jacqueline A.C. Vel, seorang ahli Sumba asal Belanda, yang membuat saya “malu” sebagai seorang Sumba yang justru kurang mengenal kehidupan masyarakatnya sendiri. Buku-buku dan tulisannya tentang Sumba menjadi inspirasi sekaligus memberikan kontribusi pada buku ini. Terima kasih selanjutnya saya tujukan kepada Kak Ina Hunga dan Mbak Dewi Candraningrum yang telah membantu saya untuk membangun kepercayaan diri sehingga berani mempublikasikan sebagian dari hasil penelitian. Pengalaman itulah yang kemudian menjadi salah satu pendorong keputusan saya untuk membuat disertasi dalam bentuk kompilasi artikel seperti buku ini. Kepada Fiona M. Pilirobo dan Cindy Neru di Denpasar, saya ucapkan terima kasih untuk

waktu „santai-santai‟ yang mereka luangkan dalam usaha menghibur

saya ketika rasa jenuh dan bosan datang menyerang.

Buku ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dalam berbagai bentuk dari keluarga saya. Untuk itulah saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Mama Rambu Lika Amah di Ngalu, ibu mertua yang tidak saja menyediakan tempat bernaung selama penelitian lapangan, tetapi juga bersedia menjaga

cucu-cucunya –anak-anak saya- di Waingapu ketika saya berada di

Salatiga. Limpah terima kasih juga saya tujukan kepada Om Kako Sabakodi yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk menjadi

transcriptor semua rekaman hasil wawancara selama penelitian.

(13)

x

merelakan motor mereka untuk dipakai kapan saja saya membutuhkannya. Kepada keluarga Dhini Siliwoloe dan Henry Susanto beserta Grace dan Ruth, terima kasih yang tulus untuk perhatian, kasih sayang, dan kesediaan mengantar-jemput saya selama bolak-balik Salatiga-Waingapu. Terima kasih juga kepada keluarga Deddi Siliwoloe dan Enggar Listanti beserta Kiran dan Anandi di Bogor yang tak lelah mendorong dan mendoakan saya untuk dapat menyelesaikan studi. Keakraban dan kekompakan yang mereka ciptakan sungguh mendukung iklim kondusif bagi penyelesaian buku

ini. Kepada Stepanus Makambombu, suami dan reviewer pribadi,

terima kasih untuk segala bentuk pengorbanan selama ini dan

kesediaan menjadi “my shoulder to cry on and my friend to rely on”.

Selesainya buku ini menandakan waktunya bagi saya untuk berganti peran menjadi pendukung dan pendorong suami agar segera menyelesaikan studi S3-nya juga. Tak lupa, terima kasih terdalam kepada dua buah hati kami, Rambu Lika Amah Bintang Kalyanitia dan Rambu Mura Guna Bening Kiraninavedita, yang dengan cara mereka sendiri terus memberikan semangat dan dukungan untuk segera menyelesaikan studi. Kini waktunya untuk menebus saat-saat ketika saya meninggalkan mereka.

Terakhir, namun yang paling utama, saya mengakui dan meyakini bahwa hanya karena pertolonganNya saja saya sanggup menyelesaikan studi dan menghasilkan buku ini. Untuk itulah segala puji, hormat, syukur, dan ucapan terima kasih yang tak terhingga saya tujukan kepada Allah Tri Tunggal, sumber segala ilmu dan pengetahuan. Amin!

Salatiga, Desember 2015

(14)

xi

Daftar Isi

UcapanTerima Kasih vii

Daftar Isi xi

Daftar Lampiran xv

Daftar Singkatan xvi

Daftar Istilah xviii

1. Pendahuluan 1

2. Perspektif Ekonomi Kelembagaan : Sebuah Pengantar 19

3. Penelitian di “Halaman Belakang” : Pengalaman dari

Lapangan

49

4. Iklim dan Kelembagaan dalam Pembangunan Ekonomi

Desa di Daerah Sabana

71

5. Memahami Penggunaan Lahan Untuk Pembangunan

Ekonomi Desa di Daerah Sabana :There is no such thing as

free land!

103

6. Alokasi Tenaga Kerja di Daerah Sabana dalam

Pembangunan Ekonomi Desa :Same action, different

definition

133

7. Pembangunan Ekonomi Desa di Daerah Sabana= Arena

Ekonomi-Politik (Kasus Komoditisasi Kapas di Desa Tanamanang, Sumba Timur)

163

8. Resistensi Sehari-hari Petani di Daerah Sabana (Kasus

Komoditisasi Kapas di Desa Tanamanang, Sumba Timur

189

9. Pembangunan Ekonomi Desa di Daerah Sabana : Lessons

learned

211

(15)

xii

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Matriks Syahyuti 22

Tabel 2.2 Definisi Lembaga dalam Perspektif Ekonomi Kelembagaan

39

Tabel 3.1 Tabel Informan untuk Setiap Topik Tulisan 58

Tabel 5.1 Areal Pengembangan Kapas Nasional Tahun 2011 112

Tabel 5.2 Luas Lahan dan Peruntukannya di Pulau Sumba 113

Tabel 6.1 Rencana Pengembangan Kapas di Provinsi NTT Tahun 2012

142

Tabel 6.2 Statistik Ketenagakerjaan di Pulau Sumba 142

Tabel 6.3 Pengelompokkan Penggunaan Kata „Kerja‟ di

DesaTanamanang

144

Tabel 7.1 Para Pelaku dalam Arena Komoditisasi Kapas di Desa Tanamanang

176

Tabel 7.2 Modal dalam Arena Komoditisasi Kapas di DesaTanamanang

(16)

xiii

Daftar Box

Box 3.1 Ketika Pengalaman Saja Tidak Cukup 60

Box 3.2 Seorang Asisten yang Tepat 61

Box 3.3 Posisi Peneliti : Dosen, Peneliti, atauTau Humba? 62

Box 4.1 Pupuk Bansos Kapas untuk Padi 92

Box 5.1 Konflik antara Penduduk dan Kepala Desa 121

Box 5.2 Konflik Antar Anggota Kabihu 123

Box 6.1 Kelompok Tani dengan Ketua yang Dominan 150

Box 6.2 Kelompok Tani dengan Ketua yang Simbolis 151

Box 6.3 Mondu Kaliongga : Dari Jagung Menjadi Kapas 153

(17)

xiv

Daftar Gambar

Gambar 4.1 Ekologi, Kelembagaan, dan Pembangunan Ekonomi di Daerah Sabana

97

Gambar 7. 1 Peta Multi-Skala Komoditisasi Kapas di DesaTanamanang

183

Gambar 9.1 Kelembagaan lokal vs Kelembagaan “baru” 219

Gambar 9.2 Ekologi, Kelembagaan, dan Arena Ekonomi-politik

(18)

xv

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Daftar Nama Informan 225

(19)

xvi

Daftar Singkatan

APBN : Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara

API : Asosiasi Pertekstilan Indonesia

APINDO : Asosiasi Pengusaha Indonesia

ASPEKINDO : Asosiasi Petani Kapas Indonesia

Bansos : Bantuan Sosial

BNI : Bank Negara Indonesia

BRI : Bank Rakyat Indonesia

CO2 : Carbon Dioksida

CP/CL : Calon Petani/Calon Lahan

Demplot : Demonstrasi Plot

DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Dirjen : Direktorat Jenderal

Disbun : Dinas Perkebunan

EKA : Ekonomi Kelembagaan Asli

EKB : Ekonomi Kelembagaan Baru

EPK : Ekonomi Politik Kelembagaan

Gapoktan : Gabungan Kelompok Tani

GAPERINDO : Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia

IPE : Institutional Political Economics

Juklak : Petunjuk Pelaksanaan

Juknis : Petunjuk Teknis

Kabid : Kepala Bidang

Kades : Kepala Desa

Kementan : Kementrian Pertanian

KTP hewan : Kartu Tanda Pengenal untuk hewan (ternak)

NIE : New Institutional Economics

NKRI : Negara KesatuanRepublik Indonesia

NRM : Natural Resources Management

NTT : Nusa Tenggara Timur

(20)

xvii

PPTA : Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat

PLP-TKP : Petugas Lapangan Pembantu – Tenaga Kontrak

Pendamping

POK : Petunjuk Operasional Kegiatan

Poktan : Kelompok Tani

PT AAI : Perseroan Terbatas Ade Agro Industri

PT Adetex : Perseroan Terbatas Adetex

PT ASTIL : Perseroan Terbatas Algae Sumba Timur Lestari

ST : Sumba Timur

TA : Tahun Anggaran

TKP : Tenaga Kontrak Pendampig

TPT : Tekstil danProduk Tekstil

(21)

xviii

Daftar Istilah

Aci : Sebutan untuk perempuan keturunan

Tionghoa yang umumnya pedagang atau memiliki toko

Ana tana : Orang lokal (putra/i daerah)

Ana waki : Anak kandung

Angupaluhu : Saudara sepupu laki-laki dalam satu

kabihu (klan)

Ata : Hamba

Balu : Ipar perempuan

Banda : Hewan/ternak

Hamayang : Ritual doa dalam kepercayaan Marapu

Hinggi : Kain tenun ikat (untuk laki-laki)

Hotu : Tato / tanda pada ternak

Jagung rote : Sorghum

Kabihu : Klan, kelompok orang yang disatukan

oleh kekerabatan berdasarkan keturunan

Kamba : Kapas / kaintenun yang terbuat dari

benang kapas asli

Kambahumba : Kapas sumba / kapas lokal

Kambamaparenta : Kapas pemerintah

Kambaproyek : Kapas proyek

Kotaku : Kampung tradisional

Laiyia : Ipar dari pihak suami/ pihak penerima

perempuan

Latang : Sawah

Lau : Sarung tenun (untukperempuan)

Mangutana : Tuan tanah / pemilik tanah

Maramba : Bangsawan

Marapu : Kepercayaan lokal masyarakat Sumba

Mbola : Kerajinan tangan berbentuk keranjang

Mondu / tanamondu : Kebun di pinggir sungai

(22)

xix

Pahudur : Membuat benang dari kapas dengan

cara tradisional

Paraingu : Kampung tradisional

ParainguMangili : Nama sebuah kampung tradisional di

Mangili

Pranggang : Pasar tradisional yang dilaksanakan

secara berkala (biasanya mingguan)

Taluora : Halaman

Tana : Tanah

Tanakabihu : Tanah milik klan

Tau humba : Orang Sumba

Watarurang : Jagung yang ditanam pada awal musim

hujan

Watarbalinyali : Jagung yang ditanam pada awal musim

kemarau

Woka / tanawoka : Kebun lahan kering

Wulangpatu : Bulan ke-empat (April)

Wulang lima : Bulan ke-lima (Mei)

Wulanghakambuluhau : Bulan ke-sebelas (November)

Wulanghakambuludambu : Bulan ke-duabelas (Desember)

Wunang : Pembawa pesan

Yera : Ipar dari pihak istri /pihak pemberi

perempuan

Gambar

Gambar 4.1 Ekologi, Kelembagaan, dan Pembangunan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai bagian dari ekologi, variabilitas iklim yang melekat pada karakteristik ekosistem sabana telah membentuk kelembagaan lokal yang sifatnya keberagaman

Bapa-Mama Ale (Alm) terima kasih atas semua nilai-nilai yang telah Papa,Mama ajarkan.I love you and I miss u so so so much..Buat semua keluarga lainnya yang

Terima kasih yang tulus kepada teman-teman PPs Sosiologi Agama UKSW..

Orang tua: Papa NUS dan mama OMI yang tercinta, terima kasih atas kasih sayang, nasihat dan motivasi yang selalu berikan kepada penulis, doa yang selalu

Tidak lupa penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yamg telah memberi perhatian tentang perkembangan ilmu pengetahuan, terutama yang terkait di

Kesempatan ini juga wajib saya haturkan terima kasih yang tulus kepada Keluarga besar Ronny Kastanya, Istri dan anak-anak, yang telah bersedia dengan senang hati menerima

Tak lupa ucapan terima kasih kepada teman-teman terbaik MSP 2010 Tony, Marthen Baura, Kace, Ling, juga bapak ibu perangkat desa dan tokoh masyarakat di Desa Tukang yang

Terima kasih tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta, bapak Jan Matatula dan mama Ma Matatula/Wenno atas segala perhatian, kasih sayang, kerja keras,