SKRIPSI
Diajukan Oleh:
NUNIK SETYARINI
0613315055 / FE / EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE TAHUN 2005-2008
Yang diajukan
NUNIK SETYARINI
0613315055 / FE / EA
Telah disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Endah Susilowati, MSi
Tanggal
:
………
NIP. 030 217 153
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
i
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH EVA, ROA, DAN EPS
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG
LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2005-2008.”
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang diperlukan untuk
mendapatkan derajad strata 1 sarjana ekonomi pada jurusan akuntansi, fakultas
ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Terselesainya skripsi ini tidak lepas dari dorongan, motivasi, dan bantuan,
serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih yang dalam dan penghargaan yang tinggi
kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. H.R. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
3.
Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
ii
5.
Ibu Dra. Ec. Endah Susilowati, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing skripsi ini.
6.
Para Dosen yang telah memberikan banyak bekal ilmu pengetuhuan dan suri
tauladan kepada penulis selama menjadi mahasiswi di Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
7.
Staf perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa
Timur yang telah memberikan bantuan terhadap fasilitas peminjaman buku
untuk dijadikan referensi dalam penulisan skripsi ini.
8.
Kedua orang tuaku tercinta (Bpk. Sunarto dan ibu Mundjiah) yang telah
membesarkan saya dengan cucuran keringat memberi saya perhatian, kasih
sayang, dan biaya sampai saya lulus.
9.
Ketiga kakak perempuanku dan ipar-iparku (mbak Tanti & mas Hendro,
mbak Lina & mas Dadang, dan mbak Nefi & mas Ari), “Thank’s for
everything”. Juga buat keempat keponakanku yang jagoan (Irvan, Khrisna,
Dandy, dan Ata), “Jangan nakal lagi, jaga mama kalian baik-baik. Belajar
yang rajin ya..”
10.
Specially for someone “Rizal”, “Thank’s for being my inspiration.
11.
Temen-teman SMA-ku (Mita, Nduty, Dedy dan Fa’i), “makasih udah
iii
saling support.
13.
Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan dan doa kepada
penulis selama penulisan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya pada
pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surabaya, Juli 2010
iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAKSI ... xiii
BAB I
PENDAHULUAN ... 1
1.1.
Latar Belakang ... 1
1.2.
Rumusan Masalah ... 10
1.3.
Tujuan Penelitian ... 10
1.4.
Manfaat Penelitian ... 10
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL ... 12
2.1.
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 12
2.2.
Kajian Teori ... 15
2.2.1.
Akuntansi Keuangan ………...15
2.2.1.1.
Pengertian Akuntansi Keuangan ... 15
2.2.1.2.
Tujuan Akuntansi Keuangan... 16
2.2.1.3.
Manfaat Akuntansi Keuangan ………...16
2.2.2.
Laporan Keuangan ... 17
2.2.2.1.
Pengertian Laporan Keuangan ... 17
2.2.2.2.
Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan... 17
v
2.2.3.
Analisis Laporan Keuangan ... 28
2.2.3.1.
Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 28
2.2.3.2.
Sifat dan Kegunaan Analisis Laporan
Keuangan ... 29
2.2.3.3.
Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Laporan
Keuangan... 30
2.2.3.4.
Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan .... 31
2.2.4.
Rasio Keuangan... 32
2.2.4.1.
Pengertian Rasio Keuangan ... 32
2.2.4.2.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 32
2.2.4.3.
Keterbatasan Rasio Keuangan ... 37
2.2.5.
Pasar Modal... 38
2.2.5.1.
Pengertian Pasar Modal ... 38
2.2.5.2.
Peranan Pasar Modal ... 39
2.2.5.3.
Pelaku Pasar Modal ... 39
2.2.6.
Saham ... 41
2.2.6.1.
Pengertian Saham ... 41
2.2.6.2.
Jenis-Jenis Saham ... 42
2.2.7.
Economic Value Added (EVA) ... 43
v i
2.2.8.1.
Pengertian ROA ... 50
2.2.8.2.
Keunggulan dan Kelemahan ROA ... 50
2.2.9.
Earning Per Share (EPS) ... 51
2.2.9.1.
Pengertian EPS ... 51
2.2.9.2.
Kegunaan EPS ... 52
2.2.10.
Return Saham ... 53
2.2.10.1.
Pengertian Return Saham ... 53
2.2.10.2.
Komponen Return Saham ... 53
2.2.10.3.
Jenis-Jenis Return Saham ... 54
2.2.11.
Teori Yang Membahas Pengaruh EVA, ROA, dan EPS
Terhadap Return Saham ... 56
2.3.
Kerangka Pikir ... 59
2.4.
Hipotesis Penelitian ... 60
BAB III METODE PENELITIAN ... 61
3.1.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 61
3.2.
Teknik Penentuan Sampel ... 65
3.2.1.
Populasi ... 65
3.2.2.
Sampel ... 66
3.3.
Teknik Pengambilan Data ... 67
v ii
3.4.1.
Uji Kualitas Data ... 68
3.4.1.1. Uji Normalitas ... 68
3.4.2.
Uji Asumsi Klasik ... 69
3.4.3.
Teknik Analisis ... 71
3.4.4.
Uji Hipotesis ... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian... 74
4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal ... 74
4.1.2. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 75
4.1.3. Gambaran Umum mengenai Perusahaan Otomotif ... 76
4.1.3.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Astra Internasional
Tbk ... 76
4.1.3.2. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Astra Otoparts
Tbk ... 78
4.1.3.3. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Hexindo Adiperkasa
Tbk ... 79
4.1.3.4. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Intraco Penta
Tbk ... 80
v iii
4.2.1. Economic Value Added (X
1) Perusahaan Otomotif yang
Go Publik di BEI ... 84
4.2.2. Return On Asset (X
2) Perusahaan Otomotif yang Go
Publik di BEI ... 85
4.2.3. Earning Per Share (X
3) Perusahaan Otomotif yang Go
Publik di BEI ... 87
4.2.4. Return Saham (Y) Perusahaan Otomotif yang Go Publik di
BEI ... 88
4.3. Analisis Dan Uji Hipotesis ... 90
4.3.1. Uji Normalitas... 90
4.3.2. Hasil Pengujian Regresi Asumsi Klasik (BLUE) ... 91
4.3.2.1.
Hasil
Pengujian
Autokorelasi... 91
4.3.2.2.
Hasil
Pengujian
Multikolonearitas
... 92
4.3.2.3.
Hasil
Pengujian
Heteroskedastisitas
... 92
4.3.3. Analisis Regresi Linear Berganda ... 93
4.3.3.1. Analisis Regresi Berganda ... 93
4.3.3.2.
Uji
Hipotesis
... 95
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99
4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian ... 99
ix
5.2. Saran ... 105
DAFTAR PUSTAKA
x
Perusahaan Otomotif ………...8
Tabel 2.1.
Neraca Bentuk Laporan... 23
Tabel 2.2.
Laporan Laba Rugi all inclusive, single step... 24
Tabel 2.3.
Laporan Laba Rugi all inclusive, multiple step ... 25
Tabel 2.4.
Laporan Perubahan Ekuitas... 26
Tabel 2.5.
Laporan Arus Kas ... 28
Tabel 3.1.
Deteksi Adanya Autokorelasi Dengan Kriteria Durbin Watson .. 70
Tabel 4.1.
Rekapitulasi Data Economic Value Added Perusahaan Otomotif
tahun 2005 – 2008 ... 84
Tabel 4.2.
Rekapitulasi Data Return On Asset Perusahaan Otomotif tahun
2005 – 2008 ... 86
Tabel 4.3.
Rekapitulasi Data Earning Per Share Perusahaan Otomotif tahun
2005 – 2008 ... 87
Tabel 4.4.
Rekapitulasi Data Return Saham Perusahaan Otomotif tahun
2005–2008 ... 88
Tabel 4.5.
Hasil Uji Normalitas Metode Kolmogorov Smirnov... 90
Tabel 4.6.
Hasil Uji Autokorelasi ... 91
Tabel 4.7.
Nilai VIF (Variance Inflation Factor) ... 92
Tabel 4.8.
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 93
xi
xiii
Lampiran 2
Perhitungan Return On Asset (ROA)
Lampiran 3
Perhitungan Earning Per Share (EPS)
Lampiran 4
Rekapitulasi EVA, ROA, EPS dan Return Saham
Lampiran
5 Hasil Uji Normalitas, Uji Durbin-Watson, dan Uji F, serta
Pengujian Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R²)
Lampiran
6 Hasil Uji Multikolonearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji
Regresi Linear Berganda
Lampiran 7
Tabel Durbin-Watson
xiv
PERIODE TAHUN 2005-2008
Oleh :
Nunik Setyarini
Abstrak
Banyak sekali informasi yang dapat diperoleh dari pasar modal oleh para
pemodal (investor), baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi
pribadi yang dicerminkan melalui laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan untuk
alat berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan. Analisis rasio keuangan digunakan oleh investor sebagai alat
pengukur konvensional. Angka rasio bisa digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan. Berdasarkan signaling theory, semakin tingginya nilai EVA, ROA,
dan EPS akan memberikan sinyal kepada investor bahwa kinerja perusahaan
semakin efektif, sehingga meningkatkan daya tarik perusahaan dan diminati oleh
investor, dan return saham akan semakin naik. Namun sebaliknya, semakin
rendahnya nilai EVA, ROA, dan EPS suatu perusahaan akan memberikan sinyal
kepada investor bahwa kinerja perusahaan buruk, sehingga mengurangi daya tarik
perusahaan dan minat investor, akibatnya return saham akan turun.
Variabel penelitian adalah EVA (X
1), ROA (X
2), dan EPS (X
3), dan
Return Saham (Y). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : bahwa EVA, ROA, dan EPS berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan Otomotif yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008.
Sampel penelitian ini adalah perusahaan Otomotif yang listed di BEI sebanyak 6
perusahaan dengan periode pengamatan tahun 2005-2008. Teknik yang digunakan
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis
Regresi Linear Berganda.
Hasil uji F menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel EVA (X
1), ROA (X
2), dan EPS (X
3) terhadap
Return saham (Y) adalah tidak signifikan, sehingga hipotesis yang diajukan tidak
terbukti kebenarannya. Berdasarkan hasil uji t didapatkan bahwa variabel EVA
(X
1), ROA (X
2), dan EPS (X
3) juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Return saham pada perusahaan Otomotif yang listed di BEI.
Asumsi peneliti jika
hasil uji F tidak signifikan, maka hasil uji t pasti tidak signifikan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Banyak sekali informasi yang dapat diperoleh dari pasar modal
oleh para pemodal (investor), baik informasi yang tersedia di publik
maupun informasi pribadi. Pasar modal berperan sebagai sarana
perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan
menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Jogiyanto, 2003: 11).
Investasi pada sekuritas juga bersifat liquid (mudah dirubah). Oleh
karena itu, penting bagi perusahaan untuk selalu memperhatikan
kepentingan perusahaan dengan memaksimalkan laba perusahaan dan
kepentingan para pemilik modal dengan jalan memaksimalkan nilai
perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas
pelaksanaan fungsi-fungsi keuangannya. Namun tujuan perusahaan untuk
memaksimalkan laba tanpa memperhatikan nilai tambah yang diciptakan
dalam kegiatan operasional sehari-hari menjadi sulit diwujudkan pada era
globalisasi ini, karena adanya persaingan antar perusahaan yang ketat.
Sudah saatnya tujuan perusahaan berubah dari memaksimalkan laba
menjadi memaksimalkan nilai (value) (Utomo, 1999: 41).
Kondisi perusahaan yang dinilai baik oleh investor akan
memberikan sinyal yang positif bagi para investor pasar modal yang
akan saham tersebut di pasar modal. Menurut Lorie, Dodd, and Kimpton
(1985) dalam Sutrisno et. al. (2000: 2), harga saham adalah harga yang
dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang
dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan. Untuk
itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan
harga saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual ataupun
membeli (Sutrisno et. al., 2000: 2).
Menurut Ulupui (2006: 3), investor perlu memiliki tolok ukur agar
mengetahui apakah jika ia melakukan investasi pada suatu perusahaan ia
akan mendapatkan gain (keuntungan) apabila sahamnya dijual. Investor
dapat menggunakan tingkat imbal hasil sebagai tolok ukur untuk melihat
ekspektasi hasil suatu saham. Namun harus diperhatikan bahwa investasi
di pasar modal juga mengandung resiko. Semakin besar hasil yang
diharapkan, semakin besar pula resiko yang dihadapi. Investor cenderung
lebih memilih untuk berinvestasi pada investasi yang akan memberikan
tingkat keuntungan yang lebih besar dengan tingkat resiko yang sama, atau
dengan tingkat keuntungan yang sama tetapi tingkat resiko yang
ditanggung lebih kecil.
Kondisi terbukanya informasi bagi emiten yang demikian
transparan dapat menciptakan lingkungan bisnis yang mengarah ke
informasi objektif dan mendukung profesionalisme pengelolaan. Di sisi
lain dalam kondisi yang hampir bersamaan membuka peluang pada
perusahaan yang dicerminkan melalui laporan keuangan perusahaan
(Harmono, 2004: 667).
Menurut Munawir (2001: 2), laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan untuk alat
berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan. Oleh sebab itu, laporan keuangan perusahaan
merupakan sumber informasi yang bersifat fundamental untuk dapat
menilai kinerja perusahaan yang baik.
Meskipun analisis rasio keuangan digunakan oleh investor sebagai
alat pengukur konvensional, analisis rasio tersebut mempunyai kelemahan
utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk
mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu
nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dikembangkan suatu
konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA) merupakan tujuan
perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang
telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh
karenanya EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net
Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of
Capital) (Iramani, 2005: 3).
Angka rasio bisa digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan.
Untuk dapat mengukur kinerja perusahaan diperlukan alat pembanding
dan rasio dalam industri sebagai keseluruhan yang sejenis, dimana
pembanding dari angka rasio perusahaan, salah satu rasio yang biasa
digunakan adalah ROA (Return On Asset). Fokus ROA adalah
profitabilitas dan independen terhadap biaya modalnya. Menurut Prastowo
(2005: 91), ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk
memperoleh laba. Namun, sebagian perusahaan yang go public belum
menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang dimiliki (ROA) yang sepadan
untuk menutup resiko dan biaya investasi yang ditanamkan pemilik modal.
Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan
kenaikan nilai saham dimasa datang. Oleh karena itu, para pemegang
saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan
(Prastowo, 2005: 93).
Pemegang saham, calon pemegang saham, dan pihak manajemen
biasanya memperhatikan pendapatan per saham (EPS). Perhitungan EPS
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
untuk tiap lembar sahamnya atau merupakan suatu gambaran mengenai
sejumlah rupiah yang akan didapat oleh investor dari setiap jumlah saham
yang dimilikinya. Semakin besar nilai EPS, semakin besar keuntungan/
return yang diterima pemegang saham (Alwi, 2003: 77).
EPS merupakan perbandingan antara jumlah pendapatan yang
dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. Menurut Darmaji
(2001: 139), semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang
Dengan meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik, begitu juga
sebaliknya, hal itu juga akan diikuti perubahan return sahamnya.
Menurut Khajar (2005: 1), sebagaimana diketahui bahwa return
adalah imbalan yang diperoleh investor yang menginvestasikan dananya
dengan cara membeli saham. Untuk memperoleh return yang diharapkan
atas investasinya maka setiap investor harus mempertimbangkan beberapa
aspek penting perusahaan (emiten) dimana investor menanamkan
modalnya, membeli surat berharga tersebut baik keuangan maupun
non-keuangan yang dapat mempengaruhi besar kecilnya tingkat perolehan
return.
Pengertian return menurut Tandelilin (2001: 47), adalah salah satu
faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang
dilakukannya. Menurut Ulupui (2006: 4) salah satu faktor tersebut adalah
rasio keuangan, yang terdapat dalam laba (profitabilitas), terutama ROA,
EPS, leverage, juga rasio likuiditas dan aktivitas.
Berdasarkan signaling theory, semakin tingginya nilai EVA, ROA,
dan EPS akan memberikan sinyal kepada investor bahwa kinerja
perusahaan semakin efektif, sehingga meningkatkan daya tarik perusahaan
dan diminati oleh investor, dan return saham akan semakin naik. Namun
sebaliknya, semakin rendahnya nilai EVA, ROA, dan EPS suatu
perusahaan buruk, sehingga mengurangi daya tarik perusahaan dan minat
investor, akibatnya return saham akan turun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sasongko dan
Wulandari (2006) tentang pengaruh EVA dan rasio-rasio profitabilitas
yang diukur dengan ROA, ROE, ROS, EPS, dan BEP terhadap harga
saham perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta untuk periode
2001-2002. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa EPS berpengaruh terhadap
harga saham. Tetapi ROA, ROE, ROS, BEP dan EVA tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Artinya ROA, ROE, ROS, BEP dan EVA tidak
dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.
Berbeda dengan penelitian Nirawati (2003) tentang pengaruh DER,
CR, EPS, dan ROA terhadap harga saham pada perusahaan Properti yang
go publik di BEJ untuk periode 1997-2001. Hasil analisisnya
menunjukkan bahwa secara simultan DER, CR, EPS, dan ROA
berpengaruh nyata terhadap harga saham. Dan menunjukkan bahwa secara
parsial DER dan CR berpengaruh nyata terhadap harga saham. Sedangkan
EPS dan ROA tidak mempunyai pengaruh secara nyata terhadap harga
saham. Namun ROA mempunyai koefisien regresi arah positif.
Berdasarkan penelitian Utomo (1999) tentang EVA sebagai ukuran
keberhasilan kinerja manajemen perusahaan yang meliputi tujuan internal,
keputusan penerimaan suatu project, mengevaluasi kinerja rutin, dan
analisisnya menunjukkan bahwa EVA dalam hal penetapan tujuan
membantu manajemen untuk berpedoman pada value building. Dan dapat
menjadi dasar dalam keputusan penerimaan suatu project. Serta dalam hal
mengevaluasi kinerja rutin, EVA menjadi kriteria penting untuk menilai
kinerja manajemen. Penetapan kriteria penilaian yang benar akan
berpengaruh pada motivasi dan cara kerja manajemen, yang kesemuanya
mempengaruhi sistem penggajian/ insentif dalam suatu perusahaan.
Kinerja manajemen yang baik pada perusahaan dapat menarik minat
investor, yang akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.
Melihat situasi perekonomian saat ini, terdapat fenomena yang
mengguncang industri Otomotif dunia bahkan kini sudah menjalar ke
Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) di Indonesia. Celakanya, mereka
kini sedang berancang-ancang untuk menaikkan harga. Padahal saat dunia
sedang dilanda krisis, otomatis daya beli masyarakat akan turun dan
penjualan Otomotifpun akan anjlok. 13 Oktober 2008 Mukiat Sutikno,
Managing Director GM AutoWorld Indonesia menyatakan naiknya BI rate
ke angka 9,5% akan menciptakan sentimen negatif di pasar khususnya di
sektor Otomotif. Daya beli pasti akan menurun, apalagi untuk Indonesia.
Pendapat yang dilontarkan Sudirman MR., karena pembelian kendaraan
didominasi dengan cara kredit ditambah dengan tingginya suku bunga
SBI, maka sudah hampir dipastikan penjualan Otomotif akan turun.
Sudirman berharap agar suku bunga SBI tidak melebihi 9,5% sebab kalau
Survei pendahuluan di bawah ini digunakan untuk menggambarkan
return saham terhadap perusahaan Otomotif yang listed di Bursa Efek
Indonesia. Berikut ini adalah data yang diperoleh dari perusahaan
Otomotif mengenai return saham pada tahun 2005-2008 :
Tabel 1.1. : Rekapitulasi Data Tahun 2005-2008 Untuk Return Saham Pada Seluruh Perusahaan Otomotif
Tahun
No. Nama Perusahaan
2005 2006 2007 2008 1. PT. Astra Internasional Tbk. 0.1246 0.5141 0.6395 -
2. PT. Astra Otoparts Tbk. 0.4649 - 0.2261 0.2665
3. PT. Gajah Tunggal Tbk. 0.2089 0.0405 -0.1377 -0.6296
4. PT. Goodyear Indonesia Tbk. 0.5141 -0.0374 0.7920 -0.5861
5. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. -0.1217 0.0479 -0.1357 1.1491
6. PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk.
-0.3753 -0.3190 0.6199 0.0259
7. PT. Indospring Tbk. -0.3365 0.0554 1.8971 0.0935
8. PT. Intraco Penta Tbk. 0.1733 -0.1396 0.2447 -0.3556
9. PT. Multi Prima Sejahtera Tbk.
0.1544 0.2540 2.0763 0.0144
10. PT. Nipress Tbk. 0.2661 0.2961 0.6051 0.1009
11. PT. Polychem Indonesia Tbk. 0.0754 0.0683 -0.0800 -0.0814
12. PT. Prima Alloy Steel Tbk. -0.0481 -0.2422 0.7199 0.2174
13. PT. Sugi Samapersada Tbk. 0.5633 -0.3732 0.2650 0.4500
14. PT. Tunas Ridean Tbk. 0.1381 0.0613 0.6815 -0.2382
15. PT. United Tractors Tbk. 0.5859 0.6219 0.5955 -0.3631
Sumber : Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Berdasarkan tabel 1.1. di atas dapat dilihat bahwa return saham
mengalami penurunan, sebagian lagi mengalami peningkatan, maka
penulis memilih perusahaan Otomotif sebagai obyek penelitian, karena
perusahaan Otomotif merupakan perusahaan yang sensitif terhadap
perubahan harga saham yang berpengaruh terhadap return saham.
Perekonomian yang memburuk menyebabkan lesunya minat konsumen.
Oleh karena itu, penulis ingin menguji kembali pengaruh variabel EVA,
ROA, dan EPS terhadap return saham dengan obyek dan kurun waktu
yang berbeda.
Telah dilakukan survei pendahuluan terhadap perusahaan Otomotif
yang listed di Bursa Efek Indonesia. Berikut ini adalah data yang diperoleh
dari perusahaan Otomotif mengenai return saham berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ada pada tahun 2005-2008 :
Tabel 1.2. : Rekapitulasi Data Tahun 2005-2008 Untuk Return Saham Pada Perusahaan Otomotif
Tahun
No. Nama Perusahaan
2005 2006 2007 2008 1. PT. Astra Internasional Tbk. 0.1246 0.5141 0.6395 -
2. PT. Astra Otoparts Tbk. 0.4649 - 0.2261 0.2665
3. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. -0.1217 0.0479 -0.1357 1.1491
4. PT. Intraco Penta Tbk. 0.1733 -0.1396 0.2447 -0.3556
5. PT. Tunas Ridean Tbk. 0.1381 0.0613 0.6815 -0.2382
6. PT. United Tractors Tbk. 0.5859 0.6219 0.5955 -0.3631
Sumber : Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Berdasarkan tabel 1.2. di atas menunjukkan bahwa perusahaan
yang memiliki return saham tertinggi pada tahun 2005 adalah PT. United
return saham terendah tahun 2005 adalah PT. Hexindo Adiperkasa Tbk.
yaitu sebesar -12,17%. Dan perusahaan yang memiliki return saham
tertinggi pada tahun 2006 adalah PT. United Tractors Tbk. yaitu sebesar
62,19%, sedangkan perusahaan yang memiliki return saham terendah
tahun 2006 adalah PT. Intraco Penta Tbk. yaitu sebesar -13,96%.
PT. Tunas Ridean Tbk. pada tahun 2007 merupakan perusahaan
yang memiliki return saham tertinggi yaitu sebesar 68,15%, sedangkan
perusahaan yang memiliki return saham terendah adalah PT. Hexindo
Adiperkasa Tbk. yaitu sebesar -13,57%. Dan perusahaan yang memiliki
return saham tertinggi pada tahun 2008 adalah PT. Hexindo Adiperkasa
Tbk. yaitu sebesar 114,91%, sedangkan perusahaan yang memiliki return
saham terendah tahun 2008 adalah PT. United Tractors Tbk. yaitu sebesar
-36,31%. Return saham untuk semua perusahaan mengalami fluktuatif di
dalam perkembangannya yang mencerminkan tingkat kesehatan (kinerja)
yang baik bagi perusahaan, sehingga investor lebih percaya menanamkan
modalnya untuk mendapatkan keuntungan yang baik pula.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dan menyadari perlunya
analisis kinerja keuangan suatu perusahaan maka penelitian ini mengambil
judul yaitu: “ANALISIS PENGARUH EVA, ROA, DAN EPS
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIF YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
disusun suatu rumusan masalah yaitu Apakah Economic Value Added
(EVA), Return On Asset (ROA), dan Earning Per Share (EPS)
berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan Otomotif yang listed
di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008 ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji dan
membuktikan secara empiris Apakah Economic Value Added (EVA),
Return On Asset (ROA), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh
terhadap return saham pada perusahaan Otomotif yang listed di Bursa
Efek Indonesia tahun 2005-2008.
1.4. Manfaat Penelitian
Adanya latar belakang yang telah diuraikan, perumusan masalah,
dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, peneliti berharap dapat
memberikan konstribusi yang berguna bagi berbagai pihak diantaranya,
yaitu:
1. Kegunaan secara teoritik
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam dan digunakan untuk membuktikan kesesuaian
b. Bagi Civitas Akademika
Dapat memberikan tambahan literatur yang membantu di
dalam perkembangan ilmu akuntansi dan pasar modal.
2. Kegunaan secara praktis
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan perusahaan terutama mengenai
Economic Value Added (EVA), Return On Asset (ROA), dan
Earning Per Share (EPS).
b. Bagi Investor
Diharapkan dapat dipakai sebagai masukan bagi investor dan
para pelaku pasar modal dalam melakukan pengambilan keputusan
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL
2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Sasongko dan Wulandari (2006) dengan judul penelitian
“Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham”.
Melakukan penelitian untuk menguji pengaruh EVA (Economic Value
Added) dan rasio-rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA (Return On
Assets), ROE (Return On Eqiuty), ROS (Return On Sales), EPS (Earning
Per Share), dan BEP (Basic Earning Power) terhadap harga saham
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta untuk periode 2001-2002.
Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa EPS berpengaruh
terhadap harga saham. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa
return on asset, return on equity, return on sale, basic earning power, dan
economic value added tidak berpengaruh terhadap harga saham. Artinya
ROA, ROE, ROS, BEP dan EVA tidak dapat digunakan untuk
menentukan nilai perusahaan.
Ulupui (2006) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Rasio
Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham
(Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Dengan Kategori Industri
Barang Konsumsi Di BEJ)”. Melakukan penelitian untuk menguji tentang
pengaruh informasi keuangan dalam bentuk rasio likuiditas, leverage,
ke depan dengan data penelitian tahun 1999-2005. Berdasarkan hasil
analisis, menunjukkan bahwa variabel current ratio dan return on asset
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu
periode ke depan. Variabel debt to equity rasio menunjukkan hasil yang
positif, tetapi tidak signifikan. Halini mengindikasikan bahwa rasio utang
tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan. Selain
itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel total asset turn over
menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan. Meskipun penelitian
ini mengindikasikan bahwa rasio aktivitas belum mendapat perhatian dari
investor untuk memprediksi return, diharapkan investor dapat mengamati
aktivitasperusahaan berdasarkan rasio aktivitas ini.
Nirawati (2003)dengan judul penelitian“Pengaruh Debt To Equity
Ratio, Current Ratio, Earning Per Share, dan Return On Asset Terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Properti yang Go Publik di Bursa Efek
Jakarta”. Melakukan penelitian untuk menguji pengaruh debt to equity
ratio, current ratio, earning per share, dan return on asset terhadap harga
saham pada perusahaan properti yang go publik di Bursa Efek Jakarta
untuk periode 1997-2001. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa
secara simultan debt to equity ratio, current ratio, earning per share, dan
return on asset berpengaruh nyata terhadap harga saham. Selain itu,
penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara parsial variabel debt to
equity ratio dan current ratio berpengaruh nyata terhadap harga saham.
mempunyai pengaruh secara nyata terhadap harga saham. Meskipun
variabel return on asset mempunyai pengaruh paling dominan terhadap
harga saham tidak terbukti, namun demikian variabel return on asset
mempunyai koefisien regresi arah positif.
Utomo (1999) dengan judul penelitian “Economic Value Added
Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja Manajemen Perusahaan”.
Melakukan penelitian untuk menguji pengaruh EVA terhadap menetapkan
tujuan internal (internal goal setting), keputusan penerimaan suatu project
(capital budgeting decision), dan mengevaluasi kinerja rutin (performance
assessment), serta pengaruhnya terhadap sistem penggajian/ pemberian
insentif (incentive compensation). Berdasarkan hasil analisis,
menunjukkan bahwa EVA dalam hal penetapan tujuan (goal setting)
membantu manajemen untuk berpedoman pada value building. Dan EVA
dapat menjadi dasar dalam capital budgeting tentang penilaian sebuah
project. Project dengan positif discounted EVA akan diterima, dan
sebaliknya project dengan negatif discounted EVA akan ditolak. Selain
itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam hal performance
assessment, Economic Value Added menjadi kriteria penting untuk menilai
kinerja manajemen. Penetapan kriteria penilaian yang benar akan
berpengaruh pada motivasi dan cara kerja manajemen, yang kesemuanya
mempengaruhi sistem penggajian atau insentif dalam suatu perusahaan.
Berdasarkan dari penelitian terdahulu di atas, maka terdapat
Perbedaannya adalah dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (X)
yaitu Economic Value Added, Return On Asset, dan Earning Per Share
yang akan berpengaruh dengan variabel terikat (Y) yaitu return saham.
Perbedaan yang lain terletak pada dimensi waktu dan obyek penelitian,
penelitian sekarang menggunakan periode tahun 2005-2008 dan
menggunakan perusahaan Otomotif yang listed di BEI sebagai obyek
penelitian.
Persamaan antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
yaitu teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier
Berganda. Penelitian terdahulu hanya dipakai sebagai bahan masukan dan
pertimbangan yang mendukung penelitian ini.
2.2. Kajian Teori
2.2.1. Akuntansi Keuangan
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan adalah sistem pengakumulasian, pemrosesan,
dan pengkomunikasian yang didesain untuk informasi pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan investasi dan kredit oleh pemakai
eksternal. Informasi akuntansi keuangan dikomunikasikan melalui
laporan keuangan yang dipublikasikan dan dibatasi oleh beberapa
ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (Hanafi, 2003: 29).
Menurut Kieso (2002: 3), akuntansi keuangan merupakan sebuah
proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut
internal maupun pihak eksternal. Pemakai laporan keuangan ini meliputi
investor, kreditor, manajer, serikat kerja, dan badan-badan pemerintahan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan
laporan keuangan yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan
baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal.
2.2.1.2. Tujuan Akuntansi Keuangan
Tujuan akuntansi keuangan adalah memberikan informasi
kuantitatif tentang suatu perusahaan yang berguna bagi pemakai
khususnya pemilik dan kreditor dalam proses pengambilan keputusan.
Tujuan ini termasuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk
menilai efektivitas manajemen dalam memenuhi tanggungjawab
manajemen dan kepengurusannya (Harahap, 2002: 139).
2.2.1.3. Manfaat Akuntansi Keuangan
Laporan keuangan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan akan
bermanfaat bagi pihak internal perusahaan khususnya untuk dapat
menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang.
Selain itu juga bermanfaat untuk pihak eksternal khususnya investor dan
2.2.2. Laporan Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 1-2), yaitu ”Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara seperti sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan, disamping itu juga termasuk juga skedul dan
informasi yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan, segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga”.
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi
keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini
menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai
moneter (Kieso, 2002: 3).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dapat disimpulkan
bahwa laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang telah
dicatat, digolongkan, dan diringkas secara tepat yang dapat digunakan
untuk berbagai tujuan.
2.2.2.2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 3), tujuan laporan
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Menurut Harahap (2002: 17), tujuan laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka
memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam menafsirkan potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi
mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan
pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi
yang dianut perusahaan.
Menurut Wijaya (2008: 137), laporan keuangan merupakan sebuah
investasi. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi
investor apabila investor tersebut dapat menganalisis lebih lanjut melalui
analisis laporan keuangan.
2.2.2.3. Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 5-6) karakteristik
kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik kualitatif tersebut yaitu
(SAK, 2009: 5-6):
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki
kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil
evaluasi pengguna di masa lalu.
3. Materialitas
Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan
atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang di ambil atas dasar
4. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang
tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
5. Penyajian jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambar dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
6. Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa
tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh
ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa
pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang
8. Pertimbangan sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva
atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau
beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
10.Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan lapoan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan
kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan
laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.2.2.4. Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan
Kasmir (2008: 18) menyatakan pembuatan dan penyusunan
laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai
pihak, baik pihak intern maupun ekstern perusahan. Berikut ini (Kasmir,
2008: 18) adalah pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
1. Pemilik
Pemilik adalah mereka yang memiliki usaha tersebut. Hal ini
tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya.
2. Manajemen
Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merupakan
cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu.
3. Kreditor
Pihak penyandang dana bagi perusahaan. Kepentingan pihak kreditor
terhadap laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal memberi
pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan sebelumnya.
4. Pemerintah
Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang
dibuat perusahaan.
5. Investor
Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu
perusahaan.
2.2.2.5. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 13), jenis-jenis
laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang secara langsung
berkaitan dengan posisi keuangan yang dan terdiri dari tiga unsur
Neraca juga dapat didefinisikan sebagai laporan keuangan yang
menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu
(a point of time), misalnya per 31 Desember. Berikut ini adalah
[image:40.612.162.507.223.667.2]ilustrasi dari laporan keuangan neraca bentuk laporan:
Tabel 2.1. Neraca Bentuk Laporan
New Hope Manufacturing Company NERACA
Per 31 Desember 20XX
Aktiva
Aktiva Lancar :
Kas xxx
Surat-surat berharga xxx
Piutang usaha xxx
Persediaan:
Barang jadi xxx
Barang dalam proses xxx
Bahan baku xxx xxx
Biaya yang dibayar dimuka xxx
Total Aktiva Lancar xxx
Aktiva Tetap :
Tanah xxx
Bangunan xxx
Mesin dan peralatan xxx
xxx
Dikurangi akumulasi penyusutan xxx xxx
Total Aktiva Tetap xxx
Total Aktiva xxx
Kewajiban Kewajiban Lancar :
Utang usaha xxx
Estimasi utang pajak penghasilan xxx
Utang jangka panjang jatuh tempo xxx
Total Kewajiban Lancar xxx
Utang Jangka Panjang xxx
Total Kewajiban xxx
Ekuitas Pemegang Saham
Saham Biasa xxx
Laba yang Ditahan xxx
Saldo 1 Januari xxx
Laba bersih bulan Januari xxx xxx
Total Ekuitas Pemegang Saham xxx
Total Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham xxx
Sumber: Akuntansi Biaya (Carter dan Usry, 2006: 106)
2. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi adalah laporan yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja yang menggambarkan penghasilan dan beban
perusahaan, selama periode waktu tertentu (a period of time). Laporan
laba rugi minimal mencakup pos-pos pendapatan, laba rugi usaha,
beban pinjaman, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal
perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi bersih
untuk periode berjalan. Berikut ini adalah ilustrasi dari laporan laba
[image:41.612.181.504.360.545.2]rugi all inclusive dengan bentuk single step dan bentuk multiple step:
Tabel 2.2. Laporan Laba Rugi all inclusive, single step
New Hope Manufacturing Company Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20XX
Penjualan xxx
Dikurangi harga pokok penjualan xxx
Laba kotor xxx
Dikurangi beban komersil:
Beban pemasaran xxx
Beban administrasi xxx xxx
Laba operasi xxx
Dikurangi provisi pajak penghasilan xxx
Laba bersih xxx
Tabel 2.3. Laporan Laba Rugi all inclusive, multiple step
PT POQUITO INDUSTRIES INC. Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20XX
Pendapatan penjualan xxx
Harga pokok penjualan xxx
Laba kotor xxx
Beban penjualan dan administrasi xxx
Laba dari operasi xxx
Pendapatan dan keuntungan lain
Pendapatan bunga xxx
Beban dan kerugian lain
Kerugian atas pelepasan sebagian Divisi Tekstil (xxx) Beban tidak biasa-kerugian atas penjualan investasi (xxx) (xxx) Laba dari operasi berlanjut sebelum pajak penghasilan xxx
Pajak penghasilan xxx
Laba dari operasi berlanjut xxx
Operasi yang dihentikan
Laba operasi Divisi Pizza, dikurangi pajak penghasilan
yang berlaku sebesar xxx xxx
Kerugian atas pelepasan Divisi Pizza, dikurangi pajak
penghasilan yang berlaku sebesar xxx (xxx) (xxx) Laba sebelum pos luar biasa dan pengaruh kumulatif
perubahan akuntansi xxx
Pos luar biasa-kerugian akibat gempa bumi, dikurangi pajak
penghasilan yang berlaku, sebesar xxx (xxx) Pengaruh kumulatif pada tahun sebelumnya dari aplikasi
retroaktif metode penyusutan baru, dikurangi pajak
penghasilan yang berlaku, xxx (xxx)
Laba bersih xxx
Sumber: Akuntansi Intermediate (Kieso, 2002: 171)
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang
menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau
kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip
pengukuran tertentu yang dianut dan diungkapkan dalam laporan
Tabel 2.4. Laporan Perubahan Ekuitas
PT ABC
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2
Modal Agio Selisih Selisih Saldo Jumlah
Saham Saham Revaluasi kurs Laba
Saldo per 31/12/20X0 X X X X X X
Perubahan kebijakan akuntansi (X) (X)
Saldo yang disajikan kembali X X X (X) X X
Selisih revaluasi aset tetap X X
Laba (rugi) belum direalisasi
dari pemilikan efek (X) (X)
Selisih kurs (X) (X)
Keuntungan (kerugian) neto yang tidak
diakui dalam laporan laba
rugi X (X) X
Laba bersih periode berjalan X X
Dividen (X) (X)
Penempatan modal saham X
Saldo per 31/12/20X1 X X X (X) X X
Selisih revaluasi aset tetap (X) (X)
Laba (rugi) belum direalisasi
dari pemilikan efek X X
Selisih kurs (X) (X)
Keuntungan (kerugian) neto yang tidak
diakui dalam laporan laba
rugi (X) (X) (X)
Laba bersih periode berjalan X X
Dividen (X) (X)
Penempatan modal saham X X X
Saldo per 31/12/20X2 X X X (X) X X
Sumber: SAK (2009: 1.16)
Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang
berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal
kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode
tertentu.
4. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas adalah laporan yang memberikan informasi
tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara
kas dan memungkinkan para pengguna menilai dan membandingkan
nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari
berbagai perusahaan. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama
periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi,
dan pendanaan. Penyusunan Laporan Arus Kas baru diberlakukan di
Indonesia pada tahun 1995 yaitu dengan PSAK No. 2. Berikut ini
adalah ilustrasi dari laporan arus kas:
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang
mengungkapkan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa
dan transaksi yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan
arus kas.
c. Informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
Tabel 2.5. Laporan Arus Kas
NESTOR COMPANY
Laporan Arus Kas (Metode Langsung)
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20XX
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih xxx
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih ke kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi:
Beban penyusutan xxx
Amortisasi aktiva tak berwujud xxx
Keuntungan atas penjualan aktiva pabrik (xxx) Kenaikan piutang usaha (bersih) (xxx) Penurunan persediaan xxx
Penurunan hutang usaha (xxx) xxx
Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi xxx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penjualan aktiva pabrik (xxx)
Pembelian peralatan (xxx)
Pembelian tanah xxx
Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas investasi (xxx)
Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Pembayaran dividen (xxx) Penerbitan saham biasa xxx
Penebusan obligasi (xxx)
Kas bersih yang disediakan olehaktivitas pembiayaan xxx
Kenaikan bersih kas xxx
Kas pada awal tahun xxx
Kas pada akhir tahun xxx
Sumber: Akuntansi Intermediate (Kieso, 2002: 241)
2.2.3. Analisis Laporan Keuangan
2.2.3.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Secara harfiah, analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu
”analisis” dan ”laporan keuangan”. Ini berarti bahwa analisis laporan
keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan
tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan
tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan
tepat atas laporan keuangan itu sendiri (Prastowo, 2005: 56).
2.2.3.2. Sifat dan Kegunaan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2002: 194), analisis laporan keuangan memiliki
sifat-sifat, antara lain:
1. Fokus Laporan adalah laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan
akumulasi transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya
dalam suatu perusahaan.
2. Prediksi, analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah
berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan
perusahaan di masa yang akan datang.
3. Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan
prinsip tersendiri sehingga hasil analisis sangat tergantung pada
kualitas laporan.
Kegunaan analisis laporan keuangan dalam pembuatan keputusan
adalah (Harahap, 2002: 195):
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada
yang terdapat dari laporan keuangan.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan.
4. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan.
5. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu
yang sudah dikenal di dunia bisnis.
6. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami
perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan
sebagainya.
7. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan
di masa yang akan datang.
2.2.3.3. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2002: 298), Analisis laporan keuangan memiliki
keunggulan dibandingkan teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut
adalah:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.
Analisis rasio ini juga memiliki beberapa keterbatasan disamping
keunggulan yang dimiliki, antara lain sebagai berikut (Harahap, 2002:
298):
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan
perusahaan yang bersangkutan.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan
perusahaan.
3. Jika data untuk menghitung rasio yang tidak tersedia, maka akan
menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
4. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama sehingga jika dilakukan
perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
2.2.3.4. Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan
Teknik-teknik analisis laporan keuangan digunakan untuk
memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan.
Menurut Simamora (2000: 18), terdapat tiga teknik yang lazim dipakai
yaitu:
a. Analisis Horizontal adalah teknik yang dipakai untuk mengevaluasi
b. Analisis Vertikal adalah teknik analisis yang digunakan untuk
mengevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan setiap pos
dalam laporan keuangan dari segi persentase jumlahnya.
c. Analisis Rasio menggambarkan hubungan di antara pos-pos yang
terseleksi dari data laporan keuangan.
2.2.4. Rasio Keuangan
2.2.4.1. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan antara
dua macam data financial ( Riyanto, 1997: 329).
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat
analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau member gambaran
kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu
terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2001: 64).
2.2.4.2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Weston & Copeland (1992: 225-233), rasio keuangan
dapat dikelompokkan menjadi:
1. Rasio Likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya jika jatuh tempo. Menurut
Simamora (2000: 523), likuiditas berarti mempunyai cukup dana
berjaga-jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Rasio ini dibagi
menjadi (Weston & Copeland, 1992: 226-227):
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan
untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka
pendek, oleh karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh
tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang
diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan
jatuh tempo hutang.
(Weston & Copeland, 1992: 227)
b. Rasio Cepat atau Acid Test (Quick Ratio)
Rasio cepat merupakan ukuran penting untuk mengetahui
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
tanpa memperhitungkan penjualan persediaan.
(Weston & Copeland, 1992: 227)
2. Rasio Leverage, yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan
dibiayai oleh hutang. Rasio ini terbagi menjadi (Weston & Copeland,
a. Total Debt to Total Capital Assets
Rasio hutang (debt ratio), yang mengukur persentase total dana
yang disediakan para kreditor.
(Weston & Copeland, 1992: 228)
b. Laba terhadap Beban Bunga (Times Interest Earned)
Rasio tersebut mengukur sejauh mana laba perusahaan boleh
menurun tanpa mencoreng wajah keuangan perusahaan karena
tidak mampu membayar beban bunga tahunan.
(Weston & Copeland, 1992: 229)
c. Penutupan Beban Tetap (Fixed Charge Coverage)
Fixed Charge Coverage (Lukviarman, 2006: 32), merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menutupi beban tetapnya, termasuk pembayaran dividen saham
preferen, biaya bunga, angsuran pinjaman, dan sewa.
(Lukviarman, 2006: 32)
3. Rasio Aktivitas, mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya.
a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Inventory Turnover (Lukviarman, 2006: 28), merupakan rasio
untuk mengukur efektivitas atau efisiensi pengelolaan investasi ke
dalam persediaan yang dilakukan perusahaan, dan tergambar dari
jangka waktu perputaran persediaan selama satu tahun.
(Weston & Copeland, 1992: 230)
b. Periode Penagihan Rata-Rata (Average Collection Period)
Average Collection Period (Lukviarman, 2006: 27), digunakan
sebagai dasar untuk mengukur seberapa cepat piutang yang
dimiliki perusahaan dapat ditagih atau diubah menjadi kas.
(Lukviarman, 2006: 27)
c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Fixed Asset Turnover (Lukviarman, 2006: 29), merupakan rasio
untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan investasi aktiva tetap
di dalam menghasilkan penjualan.
d. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)
Total Asset Turnover (Lukviarman, 2006: 29), merupakan rasio
untuk menilai seberapa jauh kontribusi sejumlah aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan di dalam menghasilkan penjualan.
(Weston & Copeland, 1992: 232)
4. Rasio Profitabilitas, yang mengukur efektivitas manajemen yang
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi
perusahaan. Rasio ini terbagi menjadi (Weston & Copeland, 1992:
232-233):
a. Marjin Laba atas Penjualan (ProfitMargin on Sales)
Rasio ini menunjukkan berapa tingkat keuntungan neto yang
diperoleh dari penjualan.
(Weston & Copeland, 1992: 233)
b. Hasil Pengembalian atas Total Aktiva (Return on Total Asset)
Return on Total Asset mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang terkadang disebut
(Weston & Copeland, 1992: 233)
2.2.4.3. Keterbatasan Rasio Keuangan
Menurut Weston & Copeland (1992: 243), menyebutkan
kelemahan rasio keuangan adalah sebagai berikut :
1. Data keuangan disusun dari data akuntansi. Kemudian, data tersebut
ditafsirkan dengan berbagai macam cara.
2. Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang
dilaporkan berbeda pula, (dapat naik atau turun), tergantung prosedur
pelaporan keuangan tersebut.
3. Adanya manipulasi data, artinya menyusun data, pihak penyusun
tidak jujur dalam memasukkan angka-angka ke laporan keuangan
yang mereka buat. Akibatnya hasil perhitungan rasio keuangan tidak
menunjukkan hasil yang sesungguhnya.
4. Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya berbeda.
5. Penggunaan tahun fiskal yang berbeda, juga dapat menghasilkan
perbedaan.
6. Pengaruh musiman mengakibatkan rasio komperaktif akan ikut
berpengaruh.
7. Kesamaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan standar industri
belum menjamin perusahaan berjalan dengan normal dan telah
2.2.5. Pasar Modal
2.2.5.1. Pengertian Pasar Modal
Pengertian pasar modal secara umum (Sunariyah, 2003: 4) adalah
suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya
bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta
keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.
Pengertian pasar modal dalam arti sempit adalah suatu pasar yang
digunakan untuk memperdagangkan saham-saham, obligasi, dan jenis
surat berharga lainnya dengan memakai jasa perantara pedagang efek
(Sunariyah, 2003: 4).
Menurut Husnan (2003: 3), secara formal Pasar Modal dapat
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan
(sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam
bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang ataupun modal sendiri (Darmaji, 2001: 1).
Menurut Undang-Undang Pasar Modal Republik Indonesia nomor
8 tahun 1995 mengenai pasar modal pasal 1 ayat 13:
“Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berhubungan
dengan efek”.
Hakikatnya pasar modal merupakan suatu tempat
mempertemukannya antara penjual dan pembeli didalam kegiatan jual
beli efek, dan berfungsi sebagai sumber pembiayaan dunia usaha serta
sebagai alternatif untuk melakukan investasi bagi investor maupun
masyarakat.
2.2.5.2. Peranan Pasar Modal
Hampir semua negara mempunyai pasar modal, yang bertujuan
menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas
dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Pasar modal dalam
suatu negara bisa berperan: sebagai sarana perusahaan untuk
meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham
atau mengeluarkan obligasi, dan sebagai sarana alokasi dana yang
produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam
(Jogiyanto, 2003: 11).
2.2.5.3. Pelaku Pasar Modal
Menurut Usman (1994: 27), pelaku Pasar Modal adalah:
1. Emiten
Emiten merupakan perusahaan yang mengeluarkan sekuritas (saham).
2. Pemodal/ Investor
a. Pemodal yang bertujuan memperoleh dividen, bagi kelompok ini
pembagian dividen lebih penting daripada keinginan untuk
memperoleh kenaikan harga saham (capital gain).
b. Pemodal yang bertujuan berdagang, mereka membeli saham pada
saat harga jatuh dan menjualnya ketika harga saham naik.
c. Kelompok yang berkepentingan dalam pemilikan perusahaan,
pemodal ini cenderung memilih saham perusahaan yang memiliki
nama baik. Fluktuasi harga saham tidak dihiraukan.
d. Kelompok spekulator, kelompok ini menyukai perusahaan yang
sedang berkembang karena dianggap bisa berkembang dengan
baik.
3. Lembaga Penunjang
a. Penjamin emisi, merupakan lembaga yang diminta oleh emiten
untuk menjamin agar penerbitan sekuritas di pasar perdana terjual
semua.
b. Penanggung (Guarantor), adalah sebagai penengah antara yang
memberikan kepercayaan dana dan yang membutuhkan
kepercayaan.
c. Wali amanat (Trustee), bertindak sebagai wali dari si pemberi
amanat. Pemberi amanat adalah pemodal. Jadi wali amanat
d. Perantara perdagangan efek (Pialang/ Broker), merupakan pihak
yang menawarkan jasa untuk menjualbelikan saham dan
memberikan informasi emiten kepada para calon pembeli saham.
e. Pedagang efek (Dealer), adalah pihak yang melakukan transaksi
jual beli saham dimana bila harga efek naik atau turun yang
mendapat keuntungan atau kerugian adalah pedagang itu sendiri.
f. Perusahaan surat berharga (Securities Companies), ialah
perusahaan yang mengkhususkan diri dalam perdagangan
saham-saham yang tercatat di Bursa Efek.
g. Perusahaan pengelola dana (Investment Company), adalah
perusahaan yang menolong pemodal jika mereka kesulitan dalam
menghitung risiko yang akan dihadapi.
h. Kantor (Biro) administrasi efek, merupakan pihak yang
melaksanakan aktifitas yang diminta oleh emiten ataupun pemodal.
2.2.6. Saham
2.2.6.1. Pengertian Saham
Definisi saham menurut E. Koetin (1994: 22), adalah “hak atas
sebagian dari suatu perusahaan yang dapat diartikan sebagai suatu bukti/
partisipasi modal dalam suatu perusahaan”.
Menurut Riyanto (1997: 240), pengertian saham yaitu tanda bukti
pengambilan bagian atau peserta dalam Perseroan Terbatas (PT).
Menurut Warren dkk yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita dkk
Menurut Sunariyah (2003: 30), saham adalah penyertaan modal
dalam pemilikan suatu perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut
emiten.
Perusahaan dalam memenuhi kebutuhan akan dana yang sangat
besar diperoleh dengan cara mencari pinjaman atau tambahan pinjaman,
mencari partner untuk melakukan penggabungan usaha (merger), dan
dengan menjual sebagian hak kepemilikan atas perusahaan kepada
investor maupun masyarakat.
2.2.6.2. Jenis-Jenis Saham
Ada 3 (tiga) macam jenis saham menurut Riyanto (1997: 240)
adalah sebagai berikut:
1. Saham Biasa (Commond Stock)
Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun
pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapat keuntungan.
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi” tertentu
di atas pemegang saham biasa, yaitu terutama dalam hal-hal:
a.Pembagian dividen, dividen dari saham preferen diambilkan lebih
dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa.
Dividen saham preferen dinyatakan dalam persentase tertentu dari
b.Pe