• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN BLITAR TAHUN DINAS KOPERASI DAN UM KABUPATEN BLITAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN BLITAR TAHUN DINAS KOPERASI DAN UM KABUPATEN BLITAR"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

KABUPATEN BLITAR

TAHUN 2016 - 2021

(2)

Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar tahun 2016-2021 telah selesai disusun. Penyusunan Renstra ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Dan telah berpedoman serta mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021.

Dokumen RENSTRA ini memuat pokok-pokok capaian dan evaluasi kinerja pada tahun-tahun sebelumnya, penetapan isu-isu strategis berdasarkan hasil telaah atas visi dan misi Kepala Daerah Terpilih, serta penetapan visi dan misi Dinas yang kemudian dijabarkan dalam tujuan dan sasaran dengan penyempurnaan Indikator Kinerja Utama dan Program/Kegiatan selama lima tahun kedepan yang disusun untuk mencapai IKU tersebut.

Disadari sepenuhnya bahwa RENSTRA ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang berkompeten untuk lebih menyempurnakan rencana strategis ini.

Blitar, April 2017

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar

Ir. INDRA GUNAWAN, MM Pembina Utama Muda NIP. 19590614 197912 1 004

(3)

Kata Pengantar .. ... 1

Daftar Isi ... 2

Bab I Pendahuluan ... 3

1.1. Latar Belakang ... 4

1.2. Landasan Hukum ... 7

1.3. Maksud dan Tujuan ... 9

1.4. Sistematika Penulisan ... 10

Bab II Gambaran OPD ... 11

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur OPD ... 11

2.2. Sumber Daya OPD ... 18

2.3. Kinerja OPD ... 22

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Kinerja OPD ... 28

Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi ... 34

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi OPD ... 34

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ... 36

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi ... 46

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ... 48

3.5 Penentuan Isu – Isu Strategis ... 51

Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan ... 56

4.1. Visi dan Misi Kepala Daerah ... 56

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD ... 57

4.3. Strategi dan Kebijakan OPD ... 60

Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja , Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif ... 62 Bab VI Indikator Kinerja OPD yang Mengacu pada Tujuan

(4)
(5)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah (OPD) merupakan dokumen perencanaan OPD yang disusun dalam rangka menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar tahun 2016-2021 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing satuan kerja. Sesuai dengan hal tersebut, penyusunan RENSTRA DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar akan menjelaskan arah kebijakan termasuk program dan kegiatan dalam upaya pemberdayaan koperasi dan usaha mikro di Kabupaten Blitar untuk lima tahun mendatang. Selain itu, RENSTRA OPD akan menjadi pedoman dalam penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja OPD setiap tahunnya.

Koperasi dan UM di Kabupaten Blitar memegang peranan yang sangat penting dan menjadi basis pembangunan ekonomi kerakyatan. Kondisi ini ditunjukkan melalui jumlah koperasi yang mencapai 956 unit hingga pertengahan bulan Agustus tahun 2017 dan sensus BPS pada tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah UM di Kabupaten Blitar mencapai 245.790 unit. Jumlah koperasi dan UM tersebut dapat menjadi potensi sekaligus ancaman bagi perekonomian di Kabupaten Blitar. Dikatakan demikian karena berkembang atau tidaknya koperasi dan UM tersebut akan berdampak pada perekonomian di Kabupaten Blitar dan kesejahteraan masyarakat pada khususnya. Pemerintah Kabupaten Blitar melalui DINAS KOPERASI DAN UM melihat besarnya jumlah koperasi dan UM ini sebagai peluang untuk memperkuat perekonomian dengan berbasis pada ekonomi

(6)

2016-2021 yang tertuang dalam rencana strategis ini.

Strategi pemberdayaan koperasi dan UM tersebut merupakan hal yang sangat penting dengan berbagai isu strategis dan tantangan kedepan yang lebih

kompleks. Tantangan kedepan diantaranya adalah implementasi Asean

Economic Community (MEA) tahun 2015 yang tentu saja akan berpengaruh terhadap koperasi dan UM. Sehingga baik koperasi maupun UM harus mampu untuk berkompetisi dengan cara meningkatkan daya saingnya. Adapun peningkatan daya saing itu sendiri, selain dilihat dari aspek harga, juga dilihat dari sisi kualitas dan kreatifitas.

Penyusunan rencana strategis OPD merupakan bagian dari perencanaan pembangunan nasional seperti yang telah diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Di mana perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan yang disusun secara terpadu oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya. Dan memperhatikan undang- undang 23 tahun 2012 tentang pemerintah, maka urusan Koperasi dan Usaha kecil dan menengah menjadi urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayan dasar harus diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota.

Secara teknis, proses penyusunan rancangan renstra DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 Lampiran IV tentang Tahapan dan tata cara penyusunan rencana strategis Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Di mana proses ini tidak terpisahkan

(7)

Sehingga arah kebijakan yang dimuat dalam renstra ini sejalan dengan RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2016-2021. Adapun tahapan penyusunan renstra dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1. Tahapan Penyusunan Renstra DINAS KOPERASI DAN UM

Selain berpedoman pada Permendagri No. 54 Tahun 2010, secara subtansi renstra ini mengacu kepada arah kebijakan RPJMD Kabupaten Blitar 2017 – 2021, renstra Kementrian Koperasi dan UM serta berbagai dokumen perencanaan lainnya yang relevan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencapai sinergitas dan keselarasan antara dokumen perencanaan pembangunan (baik jangka panjang, menengah dan tahunan) antara berbagai level pemerintahan. Sejalan

Penyempurnaan Rancangan Renstra OPD Penyusunan RPJMD RENSTRA OPD Rancangan Akhir Renstra-OPD Verifikasi

Penetapan Renstra OPD Verifikasi Penyesuaian Rancangan Renstra OPD Rancangan Renstra-OPD sesuai Tdk sesuai Persiapan Penyusunan Renstra OPD SE KDH ttg Penyusunan rancangan Renstra OPD Perumusan indikator kinerja OPD yang mengacu tujuan &

sasaran RPJMD Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif Perumusan strategi & kebijakan Pengolahan data & informasi Analisis gambaran pelayanan OPD Perumusan Isu-isu strategis berdasarakan tupoksi Renstra Kementerian Koperasi & UKM RI Perumusan visi & misi

OPD

Perumusan sasaran Perumusan

(8)

diharapkan dapat menjadi dokumen perencanaan public yang akuntabel, realible dan implementatif.

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan rencana strategis Dinas Koperasi dan Usaha Mikro tahun 2016 – 2021 yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah

Kabupaten/Kotamadya dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);

2. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian;

3.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4438);

6. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

(9)

Menengah (UM);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N0.4;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833; Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapakali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

14. Peraturan pemerintah nomer 18 tahun 2016 tentang perangkat da erah

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

(10)

Tahun 2010 Nomor 517);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 18 Tahun 2008 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 19 Tahun 2008 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Blitar;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 20 Tahun 2008 tentang Susunan

Organisasi dan TataKerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Kabupaten Blitar;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 24 Tahun 2008 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2005 – 2025;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 5 Tahun 2009 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Kabupaten Blitar Tahun 2008-2028.

21. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

22. Peraturan Bupati Nomor 55 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar

1.3. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Rencana strategi Dinas Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUM) Kabupaten Blitar tahun 2016-2021 dimaksudkan sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Blitar tahun 2016-2021 dan memberikan arah (road map) untuk mencapai visi

dan misi Kabupaten Blitar dan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran agenda pembangunan Pemerintah Kabupaten Blitar.

(11)

pembangunan daerah serta nasional yang mengedepankan asas ekonomi kerakyatan.

1.4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan rencana strategis (RENSTRA) DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Menjelaskan latar belakang, landasan hukum, serta maksud dan tujuan penyusunan rencana strategis (RENSTRA) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar tahun 2016 -2021.

Bab II : Gambaran Pelayanan

Menjelaskan secara ringkas mengenai struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi serta gambaran sumberdaya yang dimiliki organisasi. Selain itu juga dijelaskan mengenai potensi tantangan dan peluang yang akan dihadapi dalam kurun lima waktu yang akan datang.

Bab III : Isu – Isu Strategis

Menjelaskan identifikasi permasalahan, Telaah visi dan misi Pemerintah Kabupaten Blitar serta renstra Kementerian Koperasi dan UKM RI kemudian penentuan isu-isu strategis

Bab IV : Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama serta

Arah Kebijakan

Menjelaskan tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja utama dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan selama lima tahun.

Bab V : Rencana Program dan Kegiatan dan Pendanaan Indikatif

Menjelaskan rencana program dan kegiatan beserta pendanaan indikatif selama lima tahun ke depan.

(12)

GAMBARAN PELAYANAN OPD 2.1. Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 55 Tahun 2016 tentang Penjabaran Tugas Dan Fungsi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar mempunyai tugas melaksanakan Pemerintah Daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Koperasi dan usaha mikro serta menyelenggarakan fungsi sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang Koperasi dan UM

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Koperasi dan UM

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya 4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati Blitar

Pelaksanaan Perda tersebut diatas, ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Blitar Nomor 55 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas Sekretaris, Bidang, Sub Bagian dan Seksi DINAS KOPERASI DAN UM Provinsi Jawa Timur.

Berikut merupakan tugas pokok dan fungsi masing-masing Sekretaris dan Bidang pada DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar, yaitu :

1. Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyusun

kebijakan, merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, keuangan, sarana prasarana,

ketenagaan, kerumahtanggaan, penyusunan program dan kelembagaan.

2. Sekretaris ini mempunyai fungsi :

a. memverifikasi rancangan kebijakan dinas;

b. mengkoordinasi pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; c. mengkoordinasi pengelolaan administrasi kepegawaian;

(13)

f. mengkoordinasi pengelolaan urusan rumah tangga;

g. mengkoordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang- undangan;

h. mengkoordinasikan penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; i. mengkoordinasi pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas; j. mengkoordinasi pelaksanaan analisis jabatan dan beban kerja;

k. mengkoordinasikan penyusunan Standard Operasional Prosedur (SOP) kegiatan Dinas;

l. memimpin penyusunan profil dinas;

m. mengkoordinasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan pelayanan teknis administrasi kepala dinas dan semua unit organisasi di lingkungan dinas; dan

n. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas–tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

3. Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi, mempunyai tugas memberikan rekomendasi pendirian, izin usaha simpan pinjam dan izin pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas koperasi, pemberdayaan, pembinaan, pelaksanaan monitoring, evaluasi, pelaporan dan pengembangan standardisasi organisasi dan tatalaksana Koperasi, bimbingan teknis Koperasi, fasilitasi advokasi dan hukum serta melakukan pengawasan, pemeriksaan kelembagaan, pemeriksaaan usaha simpan pinjam, kepatuhan dan akuntabilitas Koperasi.

Bidang Kelembagaan mempunyai fungsi :

a. memverifikasi bahan kebijakan teknis dalam pembangunan dan pengembangan kelembagaan Koperasi;

b. mengkoordinasi pelaksanaan penyuluhan perkoperasian;

c. mengkoordinasikan pemberian rekomendasi pendirian, izin usaha simpan pinjam dan izin pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas koperasi;

d. mengkoordinasikan pelaksanaan pengembangan organisasi dan tatalaksana Koperasi;

(14)

kelembagaan, pemberiaan sanksi, akuntabilitas, penindakan dan kepatuhan, advokasi dan konsultasi hukum serta falilitasi penyelesaian permasalahan perkoperasian;

f. mengkoordinasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi program kelembagaan Koperasi; dan

g. mengkoordinasi pelaksanaan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

4. Kepala Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha, mempunyai tugas, melaksanakan perumusan kebijakan, menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kualitas produksi di sektor riil, peningkatan standardisasi produk dan sertifikasi, pemantauan, analisa, evaluasi dan pelaporan, serta melaksanakan kebijakan di bidang penyusunan strategi pengembangan usaha, pemetaan kondisi dan peluang usaha, pendampingan usaha, pengawasan usaha koperasi sektor riil, pengembangan dan penguatan usaha, perlindungan usaha, pengembangan investasi usaha koperasi dan usaha mikro, serta melaksanakan bimbingan teknis usaha Koperasi dan Usaha Mikro.

Kepala Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha, mempunyai fungsi: a. memverifikasi bahan dan mengevaluasi kebijakan di bidang

peningkatan kualitas produksi dan restrukturisasi usaha di sektor riil;

b. memverifikasi bahan dan mengevaluasi kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang peningkatan kualitas produksi, pengembangan dan diversifikasi produk di sektor riil, peningkatan standardisasi produk dan sertifikasi;

c. mengkoordinasi pengembangan, pengawasan usaha koperasi, pemetaan kondisi dan peluang, pendampingan, penguatan dan perlindungan usaha, serta pengembangan investasi usaha koperasi dan usaha mikro;

(15)

usaha mikro;

e. mengkoordinasi pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan bidang peningkatan kualitas produksi dan restrukturisasi usaha di sektor riil;

f. mengkoordinasikan pelaksanaan bimbingan administrasi dan tata laksana dibidang produksi dan restrukturisasi usaha koperasi dan usaha mikro

g. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Kepala Dinas.

5. Kepala Bidang Pemasaran, mempunyai tugas, melaksanakan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang pemasaran produk Koperasi dan Usaha Mikro serta Bimbingan teknis pengembangan pemasaran usaha Koperasi dan usaha mikro.

Kepala Bidang Pemasaran, mempunyai fungsi:

a. memverifikasi bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi, serta pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang Pengembangan Informasi dan Jaringan Pemasaran koperasi dan usaha mikro; b. memverifikasi bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan

sinkronisasi, serta pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang Fasilitasi dan Pengembangan Wirausaha koperasi dan usaha mikro;

c. memverifikasi bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi, serta pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang Promosi koperasi dan usaha mikro; dan

d. mengkoordinasi pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

6. Kepala Bidang Pembiayaan, mempunyai tugas melakukan fasilitasi permodalan, pengembangan usaha simpan pinjam konvensional

(16)

mikro serta melakukan inventarisasi, pembinaan dan pengawasan Lembaga Keuangan Mikro, monitoring, evaluasi, dan pelaporan. Kepala Bidang Pembiayaan, mempunyai fungsi:

a. memverifikasi dan mengevaluasi bahan kebijakan teknis fasilitasi permodalan, pengembangan usaha simpan pinjam dan Koperasi, Bank Perkreditan Rakyat, serta pembiayaan non bank dan jasa keuangan;

b. mengkoordinasi pelaksanaan fasilitasi permodalan;

c. mengkoordinasi pelaksanaan fasilitasi pembiayaan dan jasa keuangan;

d. mengkoordinasi pelaksanaan fasilitasi penjaminan kredit;

e. mengkoordinasikan pelaksanaan koordinasi dengan lembaga perbankan dan nonperbankan;

f. berkoordinasi dengan pihak OJK terkait Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro;

g. mengkoordinasikan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan usaha simpan pinjam Koperasi dan Koperasi Bank Perkreditan Rakyat;

h. mengkoordinasikan inventarisir usaha mikro dan lembaga keuangan mikro; dan

i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Struktur organisasi di dalam DINAS KOPERASI DAN UM Provinsi Jawa Timur telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati Kabupaten Blitar Nomor 55 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Blitar yang dapat dituliskan sebagai berikut :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretaris, terdiri dari :

(17)

c. Bidang Kelembagaan Koperasi, terdiri dari : 1. Seksi Organisasi dan Tata Laksana. 2. Seksi Penyuluhan, Advokasi dan Hukum.

3. Seksi Pengawasan, Akuntabilitas dan Kepatuhan. d. Bidang Pemasaran, terdiri dari :

1. Seksi Pengembangan Jaringan dan Kerjasama Pemasaran 2. Seksi Fasilitasi Pengembangan Informasi dan Wirausaha 3. Seksi Promosi.

e. Bidang Pembiayaan , terdiri dari : 1. Seksi Fasilitasi Permodalan. 2. Seksi Usaha Simpan Pinjam.

3. Seksi Pembiayaan dan Jasa Keuangan

f. Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha , terdiri dari : 1. Seksi Pengembangan dan Penguatan Usaha

2. Seksi Produksi

3. Seksi Restrukturisasi Usaha g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(18)

Gambar 2.1

Bagan Struktur Organisasi DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar

Bidang Pembiayaan

Seksi Fasilitasi Permodalan

Seksi Usaha Simpan Pinjam

Seksi Pembiayaan dan Jasa Keuangan

Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi

Seksi Organisasi dan Tata Laksana

Seksi Penyuluhan, Advokasi dan Hukum

Seksi Pengawasan, akuntabilitas dan Kepatuhan

Bidang Pemasaran Seksi Pengembangan Jaringan

dan Kerjasama Pemasaran Seksi Fasilitasi Pengembangan

Informasi dan Wirausaha

Seksi Promosi Kelompok Jabatan Fungsional

Kepala Dinas

Sekretariat

Sub Bag. Umum

Sub Bag. Penyusunan Program

Sub Bag. Keuangan

Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha

Seksi Pengembangan dan Penguatan Usaha

Seksi Produksi

(19)

2.2.1. Sumber Daya Manusia

Secara umum, jumlah pegawai di lingkungan DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar hingga bulan Mei 2016 mencapai 26 orang, dengan rincian 22 orang berstatus PNS (61 persen) dan 5 orang Non PNS (39 persen). Dari total tersebut, 62 persen berjenis kelamin laki-laki dan 38 persen perempuan. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar pegawai berpendidikan sarjana (S1) yaitu sebanyak 43 persen dari total PNS yang ada di lingkungan DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar. Sedangkan yg berpendidikan terakhir S2 dan S3 masing-masing sebesar 28 persen dan 2 persen.

Tabel 2.1

Struktur SDM Di Lingkungan Dinas Koperasi & UM Kab. Blitar

NO. KLASIFIKASI URAIAN JUMLAH PNS JUMLAH NON PNS 1 MENURUT JENIS KELAMIN LAKI-LAKI 19 3 PEREMPUAN 13 1 2 MENURUT PENDIDIKAN S3 - - S2 6 - S1 12 1 SARJANA MUDA 1 - SLTA 3 1 SLTP - 1 SD - 1 3 MENURUT AGAMA ISLAM 31 4 HINDU 1 -

(20)

Gambar 2.2

Grafik Persentase SDM berdasarkan Tingkat Pendidikan

Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar SDM di DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar berpendidikan terakhir sarjana (S1). Kondisi ini menunjukkan bahwa SDM yang mendukung kinerja dinas dinilai cukup kompeten dan dapat meningkatkan kapasitasnya untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Dan di bawah ini akan ditunjukkan struktur SDM berdasarkan jabatan struktural dan fungsionalnya serta golongannya.

Tabel 2.2.

STRUKTUR SDM BERDASARKAN ESELON, PEJABAT FUNGSIONAL DAN GOLONGAN

NO. KLASIFIKASI URAIAN JUMLAH

1 MENURUT ESELON ESELON II/b 1

ESELON III/a 1 ESELON III/b 4 ESELON IV/a 13 2 PEJABAT FUNGSIONAL WIDYAISWARA - ARSIPARIS - HUMAS - 3 MENURUT GOLONGAN I - GOLONGAN GOLONGAN II 1 GOLONGAN III 21 GOLONGAN IV 6

(21)

Berdasarkan kapasitas SDM dilihat dari eselon, fungsional dan golongan menunjukan sebaran yang relatif merata sesuai dengan kebutuhan. Menurut eselonnya, sebagian besar pegawai merupakan eselon IV (13 orang). Sedangkan pegawai lainnya mempunyai eselon III (4 orang) dan II (1 orang). Selanjutnya berdasarkan golongannya, sebagian besar pegawai mempunyai golongan III (21 orang), diikuti oleh golongan IV dan II masing – masing sebesar 6 dan 1 orang.

2.2.2. Aset

Berikut ini merupakan jumlah aset yang dimiliki oleh DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar hingga akhir tahun 2015 yang terdiri dari:

Tabel 2.3. Kondisi Tanah dan Bangunan

NO TANAH BANGUNAN LOKASI LUAS (M2) KONDISI (%) KET

1. Tanah Kantor Jl. Imam Bonjol 11A Blitar 776 - Sertifikat

2. Tanah Rumah Dinas Jl. Wr.Supratman 38 Blitar 225 - Sertifikat

3. Bangunan Kantor Jl. Raya Gedog Garum

Blitar 2.347 - Sertifikat

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar bangunan kantor kondisinya rata rata 90 persen. Begitu juga gedung dan tanah perkantoran dengan kondisi 90 persen. Luas tanah beserta bangunan milik DINAS KOPERASI DAN UM yang besar merupakan modal penting dalam mewujudkan capain kinerja kedepan. Oleh karena itu, dengan adanya beberapa aset yang ada tersertifikat perlu dirawat dan perlu mendapat perhatian khususnya dari instansi terkait di Kabupaten Blitar.

(22)

Tabel 2.4. Jumlah dan Kondisi Kendaraan Dinas Tahun 2017

NO JENIS MERK KENDARAAN TAHUN JUMLAH (Unit)

1 Station Wagon Toyota Avanza 2013 1

2 Station Wagon Isuzu Panther 2006 1

3 Sepeda motor Suzuki Thunder 2012 1

4 Sepeda Motor Suzuki Shogun 2012 4

5 Sepeda Motor Honda Supra 2012 1

JUMLAH 8

Alat transportasi kendaraan roda empat sejumlah 2 buah merupakan kepemilikan DINAS KOPERASI DAN UM dengan berbagai jenis kendaraan. Sedangkan kendaraan roda dua berjumlah 6 buah. Kondisi diatas menunjukan bahwa ketersediaan alat transportasi miliki kantor diharapkan dapat menunjang dan meningkatkan kinerja.

Tabel 2.5. Jumlah dan Kondisi Peralatan Kantor per Desember 31 Tahun 2017

NO BIDANG KODE PEMBIDANGAN BARANG JUMLAH SATUAN KONDISI

206 ALAT KANTOR DAN

RUMAH TANGGA

1 Transportable Water Pomp 1 Unit Baik

2 Stationary Water Pump 1 Unit Baik

3 Mesin Ketik Listrik Portable 1 Unit Baik

4 Lemari Besi 5 Unit Baik

5 Rak Besi 6 Unit Baik

6 RAK KAYU 1 Unit Baik

7 FILLING BESI/METAL 4 Unit Baik

8 BRANKAS 2 Unit Baik

9 PAPAN NAMA INSTANSI 1 Unit Baik

10 LEMARI KAYU 6 Unit Baik

11 KURSI KAYU 17 Unit Baik

12 MEJA RAPAT 3 Unit Baik

13 MEJA TULIS 30 Unit Baik

14 MEJA TELPON 1 Unit Baik

15 KURSI LIPAT 47 Unit Baik

(23)

NO BIDANG KODE PEMBIDANGAN BARANG JUMLAH SATUAN KONDISI

KURSI PLASTIK 1 Unit Baik

LEMARI ES 1 Unit Baik

AC UNIT 2 Unit Baik

AC SPLIT 1 Unit Baik

KIPAS ANGIN 1 Unit Baik

KOMPOR GAS 1 Unit Baik

TELEVISI 5 Unit Baik

TUSTEL 1 Unit Baik

TANGGA ALUMUNIUM 1 Unit Baik

PC UNIT 25 Unit Baik

LAPTOP 17 Unit Baik

MONITOR 3 Unit Baik

PRINTER 27 Unit Baik

KEYBOARD 2 Unit Baik

PERALATAN PC 9 Unit Baik

MODEM 1 Unit Baik

KAMERA + ATTACHMENT 1 Unit Baik

PROYEKTOR +ATTACHMENT 2 Unit Baik

AUDIO CASSETTE REC. 3 Unit Baik

FAXIMILE 1 Unit Baik

Secara keseluruhan dari tabel di atas memperlihatkan bahwa alat kantor dan rumah tangga, dalam kondisi baik. Alat kantor dan rumah tangga yang tersedia relatif lengkap dalam menunjang aktivitas kerja di DINAS KOPERASI DAN UM. Sehingga kondisi tersebut juga akan mendukung dinas koperasi dalam mencapai kinerjanya.

2.3. Kinerja Pelayanan OPD

Kinerja pelayanan OPD DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar dapat dilihat dari capain indikator kinerja baik dari indikator kinerja kunci mapun indikator kinerja lainnya seperti indikator kinerja utama, dan

(24)

indikator kinerja dalam RPJMD periode sebelumnya. Selain itu kinerja pelayanan OPD dapat dilihat sejauhmana serapan anggarannya. Capaian kinerja indikator dan serapan anggaran dibandingkan dengan sasaran/target renstra periode sebelumnya dapat dilihat dalam tabel berikut

(25)

TABEL 2.6.

PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN DINAS KOPERASI DAN UM KABUPATEN BLITAR

NO INDIKATOR KINERJA SESUAI TUGAS DAN FUNGSI TARGET SPM TAR GET IKK TARGET INDIKATOR LAINNYA

TARGET RENSTRA OPDTAHUN REALISASI CAPAIAN TAHUN RASIO CAPAIAN PADA TAHUN (%) 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 1 Presentase KSP/USP/KJKS/UJKS aktif - - ᴠ 81.9 % 86.1 % 76.5 % 78.1 % 79.5 % 82.84 % 86.22 % 78.56 % 79.14 % 101,1 100.1 103,4 101,3

2 Presentase UM tangguh dan UM mandiri - - ᴠ 99 % 99 % 99 % 98 % 98 % 99 % 99 % 99 % 98 % 100 100 100 100

3 Pertumbuhan jumlah anggota Koperasi - ᴠ - 100 % 100 % 50 % 50 % 60 % 100 % 100 % 41 % 60 % 100 100 82 120

4 Persentase Koperasi Aktif - - ᴠ 85 % 85 % 60 % 60 % 60 % 84 % 83 % 58 % 60 % 97.65 97.10 96,7 100

5 Peningkatan kinerja koperasi - - ᴠ 25 % 25 % 50 % 70 % 70 % 21.88 % 27.03 % 70.98 % 80 % 87.52 108,1 141,9 114,3

6 Pertumbuhan KSP/USP/KJKS/UJKS Sektor Riil Sehat - - ᴠ 16.2 % 6.7 % 9.57 % 10.5 % 12.5 % 17.06 % 7.25 % 10.56 % 12 % 105.3 108,2 110,3 114,3

7 Persentase Koperasi Sektor Riil Aktif - -

71.6 % 75.1 % 40.79 % 45.5 % 47.74 % 74.31 % 76.22 % 42.96 % 46.74 % 103.7 101,5 105,3 102,7

8 Pertumbuhan Wirausaha Baru - - 13 % 15 % 19 % 19 % 19 % 13 % 15 % 19 % 21 % 100 100 100 110,5

9 Pertumbuhan Omset UM yang telah

difasilitasi pemasarannya - - 21 % 25 % 32 % 33 % 33 % 21 % 25 % 32 % 33 % 100 100 100 100

10 Peningkatan jumlah kelompok UM yang terfasilitasi Klinik Konsultasi Bisnis

(26)

TABEL 2.7

ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN DINAS KOPERASI DAN UM KABUPATEN BLITAR

Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-

2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif 44.000.000 57.200.000 44.550.000 15.000.000 80.000.000 36.957.000 56.900.000 43.050.000 - 83.99 99.48 96.63 97% Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah 756.973.491 450.800.000 130.000.000 127.688.200 49.500.000 301.641.650 300.400.000 12.500.000 127.033.700 39.85 66.64 99.62 99.49 Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 420.516.500 285.152.500 284.960.000 254.165.000 466.805.000 410.829.250 272.279.700 265.561.400 245.827.400 97.7 95.49 93.19 96.72 Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 929.330.118 487.847.500 388.255.100 258.500.060 356.851.500 658.359.075 479.166.200 334.805.100 213.060.000 70.84 98.22 98.98 53.12 Pemberdayaan Usaha Skala Mikro 41.515.250 37.887.354 47.372.700 29.817.749 22.797.000 36.857.104 34.394.809 44.686.368 28.196.124 89% 91% 94% 94%

(27)

Berdasarkan tabel kinerja diatas baik dari sisi kinerja program maupun keuangan menunjukan hasil yang baik. Dari sisi kinerja, capaian realisasi seluruh indikator kinerja sama dengan 80 sampai 90 persen. Dari sisi kinerja keuangan selama tahun 2012 – 2015 menunjukan realisasi serapan anggaran rata – rata diatas 90 persen. Dengan capaian kinerja yang tinggi dan disertai oleh serapan anggaran tidak seratus persen dapat mengindikasikan penghematan anggaran dan kinerja perencanaan yang baik.

Persentase koperasi aktif merupakan salah satu indikator kinerja kunci yang diamanahkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 tahun 2010. Di mana keaktifan koperasi ini menunjukkan eksistensi serta produktifitas koperasi yang ditandai dengan mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) dalam kurun waktu dua tahun terakhir atau koperasi yang tahun terakhir melakukan kegiatan usaha.

Penghitungan persentase koperasi aktif menggunakan rumus :

Tabel 2.8

Persentase Koperasi Aktif Tahun 2012-2016 Kabupaten Blitar

No. Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Jumlah Koperasi aktif 695 751 752 535 535 2. Jumlah Koperasi 839 871 871 902 948 3. Total Persentase Koperasi Aktif 82.8 86.2 86.3 59.3 56.4 Jumlah Koperasi aktif x 100

(28)

0 0 0 0 0 0 500 1000 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

Jumlah Koperasi aktif Jumlah Koperasi Persentase Koperasi Aktif

Jumlah Koperasi aktif 695 751 752 535 535

Jumlah Koperasi 839 871 871 902 948 Persentase Koperasi Aktif 0 0 0 0 0 2012 2013 2014 2015 2016 Gambar 2.3.

Persentase Koperasi Aktif Tahun 2012-2016 Kabupaten Blitar Tabel dan gambar di atas menunjukkan perkembangan persentase koperasi aktif yang mengalami penurunan setiap tahunnya. Peningkatan yang tajam terjadi pada tahun 2012 dari 696 menjadi 751 koperasi. Pada tahun 2016, jumlah koperasi aktif di Kabupaten Blitar sebanyak 535 unit dari 948 unit koperasi yang ada atau 56,43 persen dari total koperasi. Dengan semakin besar penurunan jumlah persentase ini maka akan semakin kecil pelayanan penunjang yang dimiliki daerah dalam menggerakkan perekonomian melalui koperasi.

Di sisi lain, sesuai hasil sensus UM Kabupaten Blitar yang dilakukan BPS Kabupaten Blitar pada tahun 2012 total jumlah UM di Kabupaten Blitar sebanyak 245.790 UM.

Apabila diklasifikasikan berdasarkan sektornya, menunjukkan bahwa sektor pertanian menempati posisi teratas dari total jumlah UM yaitu sebesar 245.790 UM, kemudian diikuti sektor perdagangan Besar

(29)

dan Eceran sebesar 50.301, selanjutnya sektor jasa sebanyak 14.048 UM, sektor Perikanan, Pertambangan, Industri sebanyak 1.306 UM. Sementara itu, berdasarkan total jumlah tenaga kerjanya, sektor yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah sektor pertanian, sektor Perdagangan, Jasa serta sektor yang lainnya.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar salah satunya dapat diidentifikasi oleh faktor eksternal seperti kebijakan maupun sasaran kementrian Koperasi dan UM. Komparasi Capaian Sasaran RENSTRA OPD Kabupaten Blitar terhadap Sasaran dan Renstra Kementrian Koperasi dan UM tahun 2017 -2021 adalah sebagai berikut.

Tabel 2.11. Komparasi Capaian Sasaran RENSTRA OPD Kabupaten Blitar dan Renstra K/L

No Indikator Kinerja ( OUTCAME)

Capain Sasaran pada RENSTRA

OPDKabupaten Sasaran pada Renstra K/L

(1) (2) (3) (4)

1 Persentase

koperasi aktif Meningkatnya persentase koperasi aktif

Peningkatan usaha koperasi

2 Persentase peningkatan omzet usaha mikro

Meningkatnya omzet

usaha mikro Peningkatan usaha koperasi

Dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi, dan sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi dan komparasi capaian dengan renstra Kementrian Koperasi dan UM, maka dapat diidentifikasi tantangan dan

(30)

peluang pengembangan pelayanan DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar dalam lima tahun ke depan sebagai berikut :

1. Globalisasi perekonomian dunia dan terbukanya pasar bebas yang

ditandai dengan akan diberlakukannya Asean Economic

Community (AEC) pada tahun 2015 akan membuka peluang bisnis bagi pelaku Koperasi dan UM yang mampu meningkatkan daya saingnya. Namun di sisi lain, dapat menjadi ancaman bagi pelaku Koperasi dan UM yang tidak mampu beradaptasi dan meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Bagi DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar, hal ini menjadi tantangan untuk meningkatkan daya saing Koperasi dan UM, baik dari sisi kelembagaannya maupun dari sisi produk yang dihasilkan.

2. Jumlah koperasi dan UM yang relatif besar menunjukkan potensi yang cukup besar pula untuk meningkatkan produktifitasnya. Karena koperasi dan UM merupakan salah satu unsur kelompok masyarakat produktif dan berbasis kemasyarakatan. Hal ini juga merupakan tantangan serta peluang bagi DINAS KOPERASI DAN UM untuk meningkatkan pemberdayaan Koperasi dan UM sehingga para pelaku koperasi dan UM mampu mengoptimalkan potensi ekonominya serta memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan seluruh pelaku ekonomi. Selain itu, dengan semakin berkembangnya kelompok-kelompok usaha produktif, maka diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(31)

3. Rendahnya produktivitas. Produktivitas Koperasi dan UM masih dinyatakan rendah, sehingga akan menyebabkan skala yang dikelola terutama skala mikro dan kecil belum layak secara ekonomi. Dengan demikian perlu dilakukan pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui berbagai kegiatan yang menunjang pengembangan usahanya. Kegiatan pemberdayaan antara lain peningkatan kapasitas pengelola usaha mikro, kecil dan menengah melalui bimbingan, pelatihan dan pendampingan dalam pengelolaan usahanya melalui wadah badan hukum Koperasi untuk memperkuat posisinya serta memperkuat kerjasama antar koperasi. Rendahnya produktivitas ini juga didukung dengan lemahnya penguasaan pengetahuan di bidang manajemen, penguasaan pengetahuan di bidang teknologi, dan pemasaran, serta rendahnya kompetensi kewirausahaan UM.

4. Terbatasnya akses sumber daya produktif. Usaha mikro dan kecil menghadapi masalah dalam peningkatan kapasitas usahanya, yaitu

kurang tersedia collateral apabila akan memperoleh

pinjaman/pembiayaan dari perbankan maupun lembaga keuangan. Dengan demikian perlu dikembangan skim-skim pembiayaan yang membantu usaha mikro dan kecil, yaitu pembiayaan dengan pola syari’ah, juga dilakukan pendampingan dalam pemanfaatan pembiayaan tersebut.

5. Rendahnya kualitas kelembagaan Koperasi. Akhir-akhir ini beberapa

(32)

cooperative governance). Hal ini disebabkan bahwa pendirian Koperasi belum didasari atas kepentingan dan kesamaan ekonomi yang sama diantara anggota. Namun lebih menekan pada aspek bisnis saja, kurang memperhatikan prinsip-prinsip koperasi yang menjadi landasan operasionalnya. Kelembagaan dan organisasi belum dikelola secara sistem manajamen yang memadai, yaitu sebagian besar belum memiliki rencana jangka menengah dan panjang.

6. Rendahnya kinerja Koperasi. Rendahnya kualitas Kelembagaan dan organisasi manajemen Koperasi akan menyebabkan kurang optimalnya kinerja Koperasi. Dengan demikian diperlukan beberapa kegiatan usaha yang mengarah pada keterkaitan usaha koperasi dan usaha anggotanya. Disamping itu manajemen Koperasi perlu dikelola dengan sistem manajamen yang memadai, yaitu memiliki rencana jangka menengah dan panjang serta mengembangkan manajemen

kinerja Koperasi dengan model Balanced Score Card (BSC)

dengan beberapa penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan karakteristik Koperasi. Lebih lanjut dilakukan pemeringkatan oleh lembaga independen sebagai layaknya dilakukan oleh dunia pasar modal, yaitu Lembaga Rating, sehingga diharapkan praktik terbaik (best practice) dalam pengelolaan koperasi dapat dipantau dan dapat dijadikan contoh bagi koperasi lainnya.

(33)

7. Kurang kondusifnya iklim usaha, Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUM) memerlukan iklim yang kondusif, yaitu prosedur perijinan yang belum dilakukan secara transparan, biaya transaksi perijinan yang mahal, Peraturan-peraturan yang menghambat perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah dengan berbagai alasan dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pendapatan Pajak.

8. Struktur pelaku usaha didominasi usaha mikro yang informal dan memiliki aset dan akses ke pembiayaan serta produktivitas yang terbatas. Hal ini ditunjukan oleh data BPS yang menunjukan bahwa 95% Usaha Mikro (243.073 unit) dari 255.622 unit merupakan usaha mikro informal (sensus UM 2012)

9. Rendahnya kemampuan akses permodalan bagi koperasi dan UKM kepada sumber-sumber pembiayaan. Kredit UM hanya sebesar 29,6 % total kredit (BI, 2013)

10. Rendahnya daya saing koperasi dan UM dalam hal kecepatan penguasaan teknologi dengan produk permintaan pasar. Hal ini utama dalam hal kepemilikan sertifikat strandarisasi, jaminan mutu produk UM dan inovasi masih terbatas.

11. Kemitraan lembaga keuangan perbankan maupun non perbankan dalam pembiayaan koperasi dan UM belum sepenuhnya terwujud 12. Terbatasnya akses pemasaran produk UM ke konsumen

(34)

menumbuhkan wirausaha baru

14. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola Koperasi dan UM.

(35)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan OPD

Penentuan Isu-isu strategis dirumuskan berdasarkan hasil evaluasi terhadap tupoksi, kinerja pelayanan dan juga tantangan ekternal. isu trategis merupakan keadaan saat ini yang berpotensi akan menjadi hambatan dan kendala dalam pengembangan organisasi serta peluang dan tantangan yang berasal dari sisi eksternal seperti perkembangan ekonomi dan sosial di berbagai level.

Sesuai dengan Permendagri 54/2010, Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi ini diantaranya adalah 1) Hasil analisis gambaran pelayanan OPD; dan 2) Hasil analisis komparasi Renstra K/L dan Renstra-OPD.

Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar

Aspek

Kajian Capaian/Kondisi Saat Ini

Standar Yang Digunakan

Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan OPD Internal (Kewenangan OPD) Eksternal (Diluar Kewenangan OPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Hasil Analisis gambaran pelayanan OPD • Meningkatnya permodalan, kredit dana pemerintah, perbankan, dan non perbankan bagi koperasi dan usaha

IKK

1. Belum adanya aturan 2. SDM 3. Minimnya informasi akses pembiayaan Struktur dan persaingan ekonomi yang lebih bertumpu pada modal Masih terbatasnya jumlah tenaga perkoperasian yang kompeten untuk melakukan pembinaan

(36)

Aspek

Kajian Capaian/Kondisi Saat Ini

Standar Yang Digunakan

Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan OPD Internal (Kewenangan OPD) Eksternal (Diluar Kewenangan OPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) mikro

Jumlah LKM yang aktif

IKK Terbatasnya akses sumber daya produktif

Lembaga keuangan formal yang belum optimal memberikan bantuan keuangan / kredit pada UM terkendala jaminan Masih terbatasnya sumberdaya dalam memfasilitas dan mengembangkan LKM Hasil Analisis Renstra K/L dan Renstra OPD

Penumbuhan Kinerja Usaha

Koperasi IKK Rendahnya kinerja Koperasi Regulasi perkoperasian masih belum konsisten 1. Masih terbatasnya jumlah tenaga perkoperasian yang kompeten 2. Masih terbatasnya fasilitasi dan pendampingan dikarenakan cakupan koperasi di Kabupaten Blitar yang luas Penumbuhan Wirausaha Baru Rendahnya pertumbuhan wirausaha baru Paradigm pembangunan belum sepenuhnya berorientasi kewirausahaan Masih terbatasnya jumlah tenaga perkoperasian dan UM yang kompeten

Selain dinamika internal tersebut, dalam upaya pengembangan koperasi dan UM di Kabupaten Blitar perlu memperhatikan perkembangan dinamika internasional, nasional, dan regional. Hasil identifikasi tersebut dapat dilihat dalam table berikut

(37)

Tabel 3.2. Hasil Identifikasi isu isu strategis dari sisi eksternal

No Nasional Propinsi Kabupaten Blitar

1

Peningkatan

pertumbuhan ekonomi dunia meskipun relatif kecil

Ekonomi makro STABIL – sektor riil masih belum optimal (primer membesar)

Tingkat kemiskinan masih tinggi, diiringi kenaikan kesenjangan

2 Globalisasi perdagangan khususnya blok regional seperti AEC

Daya Saing Indonesia masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand utamanya dalam menghadapi ASEAN Economy Community

Daya saing Kabupaten Blitar di tingkat Jawa Timur peringkat kedua puluh empat setelah Kab. Bondowoso. Namun Struktur Impor di Kab Blitar masih didominasi impor bahan baku/ penolong

3 Pertumbuhan populasi dunia dan tantangan kedepan

Bonus demografi dan Tambahan kesempatan kerja/persen pertumbuhan terbatas

Jumlah angkatan kerja baru relative besar

4 Internasionalisasi koperasi (koperasi berstandar internasional)

Daya saing koperasi nasional masih lemah dan terbatas

Daya saing koperasi di Kabupaten Blitar masih terbatas ditingkat Jawa Timur

5 Kesenjangan negara maju dan miskin semakin melebar

Infrastruktur terutama luar Jawa masih sangat kurang (ekonomi, dan membuka

keterisolasian)

Kualitas infrastruktur masih perlu ditingkatkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi

6 Gerakan global menuju ekonomi hijau

Kegiatan ekonomi masih belum ramah lingkungan dan berbasis primer sehingga nilai tambah rendah; dan potensi laut belum dimanfaatkan secara optimal

Pengembangan ekonomi berbasis keunggulan lokal dan ramah lingkungan

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

Adapun visi Pemerintah Kabupaten Blitar yang telah dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Blitar adalah Menuju Kabupaten Blitar Lebih Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing.Sedangkan misi Kabupaten Blitar, diterjemahkan dalam enam misi utama sebagai berikut :

(38)

1. Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat melalui akselerasi program pengentasan kemiskinan, optimalisasi dan pengembangan program pembangunan dan kemasyarakatan yang tepat sasaran;

2. Memantapkan kehidupan masyarakat berlandaskan nilai-nilai

keagamaan (religius), kearifan lokal dan hukum melalui optimalisasi kehidupan beragama dan kehidupan sosial serta penerapan peraturan perundang-undangan;

3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat

melalui peningkatan mutu bidang pendidikan (termasuk di dalamnya adalah wawasan kebangsaan, budi pekerti, praktek keagamaan) dan kesehatan serta kenudahan akses memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan yang memadai;

4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi

birokrasi, serta pelayanan publik berbasis teknologi informasi.

5. Meningkatkan keberdayaan masyarakat dan usaha ekonomi masyarakat yang memiliki daya saing melalui peningkatan

ketrampilan dan keahlian, pengembangan ekonomi

kerakyatan berbasis Koperasi dan UM, ekonomi kreatif, jiwa kewirausahaan, potensi lokal daerah dan sektor pariwisata

serta pemanfaatan sumber daya alam dengan

(39)

6. Meningkatkan pembangunan berbasis desa dan kawasan perdesaan melalui optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan desa, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa.

Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, maka Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro Kabupaten Blitar mendukung Misi kelima yaitu Meningkatkan

keberdayaan masyarakat dan usaha ekonomi masyarakat yang memiliki daya saing melalui peningkatan ketrampilan dan keahlian, pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis Koperasi dan UM, ekonomi kreatif, jiwa kewirausahaan, potensi lokal daerah dan sektor pariwisata serta pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

Adapun sasaran serta strategi dan arah kebijakan dirumuskan sebagai berikut :

Tabel 3.3. Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Dalam RPJMD Kabupaten Blitar 2016-2021 terkait Koperasi dan UM

Strategi Arah Kebijakan

1. Meningkatnya produktivitas usaha masyarakat, koperasi, UM berbasis pertanian dan pariwisata 1. Meningkatkan daya saing usaha koperasi dan UM

1. Peningkatan kualitas produk Koperasi dan UM. 2. Peningkatan peran koperasi dan UM dalam

perekonomian masyarakat 3. Peningkatan omzet UM

2. Meningkatkan pengembangan usaha koperasi, industri mikro, dan sentra industri mikro potensial

1..Perluasan cakupan kelompok sasaran, substansi pendidikan dan pelatihan dan koperasi UM untuk efisiensi dan efektivitas proses usaha, termasuk manajemen pemasaran kelembagaan dan pembiayaannya

1) Optimalisasi peran UM dan koperasi terhadap pembentukan PDRB, dan penciptaan lapangan kerja melalui fasilitasi skema pembiayaan, peningkatan daya saing, perluasan dan penguatan

(40)

Strategi Arah Kebijakan

kelembagaan, serta peningkatan usaha koperasi

2) Penyediaan dan perluasan akses pasar bagi Um dan koperasi dengan mengutamakan tujuan pasar dalam negeri, selanjutnya didorong untuk mampu bersaing ke pasar internasional

2. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Koperasi dan UM

1. Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan UM

1. Peningkatan Koperasi dan UM yang tangguh, mandiri melalui bimbingan teknis

3. Meningkatnya ketrampilan dan keahlian SDM koperasi dan UM 1. Meningkatkan kualitas ekonomi produktif berbasis bahan baku lokal

2. Peningkatan dan perluasan jaringan usaha, dan akses permodalan (kredit usaha) bagi perempuan melalui pengembangan lembaga keuangan non-perbankan

3. Peningkatan koperasi aktif

1. Peningkatan peran koperasi dan UM dalam pengembangan usaha ekonomi produktif, melalui berbagai pelatihan keterampilan, dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha ekonomi perempuan

2. Penguatan manajemen kelembagaan ekonomi koperasi dan UM untuk meningkatkan efisiensi skala usaha

4. Peningkatan fasilitasi sarana dan prasarana dalam rangka penguatan dan pengembangan ekonomi

Sesuai RPJMD Kabupaten Blitar diatas, dapat diidentifikasi berbagai permasalahan pelayanan terkait pengembangan koperasi dan UM dalam tabel berikut

(41)

Tabel 3.4. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan OPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah

Visi: Menuju Kabupaten Blitar Lebih Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing

No

Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Permasalahan Pelayanan OPD Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5)

Misi 5 Meningkatkan keberdayaan masyarakat dan usaha ekonomi masyarakat yang memmiliki daya saing melalui peningkatan ketrampilan dan keahlian, pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis Koperasi dan UM, ekonomi kreatif, jiwa kewirausahaan, potensi lokal daerah dan sektor pariwisata serta pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

1

Peningkatan dan perluasan jaringan usaha, dan akses permodalan (kredit usaha)

bagi koperasi dan UM

Masih terbatasnya dampak fasilitasi bagi peningkatan akses permodalan bagi koperasi dan UM Usaha Koperasi UM belum bankable, Strategi operasional pengembangan koperasi kurang mantap, konsisten dan berkelanjutan Program pembiayaan koperasi dan UM di Kabupaten Blitar yang mendapat dukungan dari pemerintah provinsi 2 Memperluas jaringan akses permodalan UM melalui peran stimulasi pemerintah sebagai stimulan, lembaga keuangan bank dan non bank, dengan mengutamakan pendampingan kepada UM untuk kelancaran pembiayaan usaha Masih terbatasnya fasilitasi dan pendampingan dikarenakan cakupan koperasi dan UM di Kabupaten Blitar yang luas Belum optimalnya kelembagaan dan manajerial koperasi dan UM karena rendahnya kualitas sumberdaya manusia Peran Pemerintah Provinsi memberikan jaminan kredit yang besar kepada Bank UM

3

Mendorong BI maupun bank pelaksana untuk memperbesar pangsa kredit Masih terbatasnya sumberdaya dalam memfasilitas dan mengembangkan OJK mengharuskan LKM harus mendapatkan izin Pelibatan pelaku sektor keuangan informal dan masyarakat sebagai

(42)

Visi: Menuju Kabupaten Blitar Lebih Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing

No

Misi dan Program KDH dan Wakil KDH

terpilih Pelayanan OPD Permasalahan

Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) kepada UM melalui pemanfaatan iddle money LKM usaha, partisipan pengembangan LKM, Banyak pelaku usaha kecil yang belum terlayani lembaga keuangan (perbankan)

5.

Memperluas cakupan target group, substansi pendidikan dan pelatihan UM

untuk efisiensi dan efektivitas proses usaha, termasuk manajemen pemasaran Masih terbatasnya sumberdaya dalam memfasilitas dan mengembangkan pendidikan dan pelatihan Masih rendahnya Kualitas SDM Aparatur Pembina koperasi dan UM di Kabupaten dalam pembinaan dan pengawasan koperasi dan UM Dukungan Pemerintah Pusat, Kabupaten, serta stakeholders dalam pemberdayaan koperasi dan UM cukup tinggi 5 Penyediaan dan perluasan akses pasar bagi UM dengan mengutamakan tujuan pasar dalam negeri, selanjutnya didorong untuk mampu bersaing ke pasar internasional Masih terbatasnya sumberdaya dalam memfasilitas dan mengembangkan pemasaran Masih terbatasnya berbagai event pameran maupun event lainnya dalam memperluas akses pasar Besarnya dukungan dan komitmen Pemprov. Jatim terkait pemberdayaan KUM yang dibuktikan me-lalui berbagai

kebijakan yang telah dikeluarkan 6 Meningkatkan dan memperluas pengembangan LKM pedesaan untuk Masih terbatasnya jumlah tenaga perkoperasian dan UM yang kompeten Belum dimilikinya data seluruh potensi Koperasi dan UM adanya komitmen pengembangan Koperasi dan UM

(43)

Visi: Menuju Kabupaten Blitar Lebih Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing

No

Misi dan Program KDH dan Wakil KDH

terpilih Pelayanan OPD Permasalahan

Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) mendukung pengembangan koperasi dan UM secara up to date 7 Mengembangkan

perluasan jaringan Bank UM di wilayah-wilayah strategis untuk mendukung kemudahan akses permodalan bagi koperasi dan UM Masih terbatasnya dampak fasilitasi bagi peningkatan akses permodalan bagi koperasi dan UM Masih rendahnya Kualitas SDM Aparatur Pembina Koperasi dan UM di Kabupaten dalam pembinaan dan pengawasan Koperasi dan UM Dukungan Pemerintah Pusat, Kabupaten, serta stakeholders dalam pemberdayaan Koperasi dan UM cukup tinggi 8 Mendorong tumbuhnya wirausaha yang bergerak di sector Koperasi dan UM melalui pelatihan budaya usaha dan kewirausahaan, dan bimbingan teknis

manajemen usaha serta akses permodalan Masih terbatasnya jumlah tenaga perkoperasian dan UM yang kompeten Masih rendahnya Kualitas SDM Aparatur Pembina Koperasi dan UM di Kabupaten dalam pembinaan dan pengawasan Koperasi dan UM Dukungan Pemerintah Pusat, Kabupaten, serta stakeholders dalam pemberdayaan Koperasi dan UM cukup tinggi 9 Mengoptimalkan peran koperasi dan UM terhadap pembentukan PDRB, penciptaan lapangan kerja melalui fasilitasi skema

pembiayaan,

peningkatan daya saing, perluasan dan penguatan kelembagaan serta peningkatan usaha koperasi Masih terbatasnya dampak fasilitasi bagi peningkatan akses permodalan bagi koperasi dan UM

Database UM masih belum sepenuhnya update dan detail

Belum dimilikinya data seluruh potensi Koperasi dan UM secara up to date adanya komitmen pengembangan KUM 10 Meningkatkan kualitas SDM pengelola koperasi Masih terbatasnya jumlah tenaga kualitas sumber daya manusia Program koperasi termasuk Kopwan di

(44)

Visi: Menuju Kabupaten Blitar Lebih Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing

No

Misi dan Program KDH dan Wakil KDH

terpilih Pelayanan OPD Permasalahan

Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

melalui pelatihan untuk mendukung

pengembangan koperasi termasuk Kopwan dan Koppontren perkoperasian yang kompeten untuk melakukan pembinaan dilingkungan koperasi baik dari pemahaman perkoperasian maupun bisnis umumnya rendah Kabupten Blitar yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah provinsi 11 Meningkatkan dukungan pengembangan usaha mikro tradisional dan pengrajin

melalui pembinaan sentra-sentra

produksi/klaster disertai dukungan penyediaan infrastruktur yang makin memadai Masih terbatasnya jumlah tenaga perkoperasian dan UM yang kompeten kurangnya pelatihan teknologi produksi, dan terbatasnya akses pasar Dukungan Pemerintah Pusat, Kabupaten, serta stakeholders dalam pemberdayaan Koperasi dan UM cukup tinggi 12 Memperluas dan meningkatkan substansi pameran dagang produk Koperasi dan UM di Pasar domestik maupun internasional Masih terbatasnya jumlah tenaga perkoperasian dan UM yang kompeten Masih terbatasnya berbagai event pameran maupun event lainnya dalam memperluas akses pasar Besarnya dukungan dan komitmen Pemprov. Jatim terkait pemberdayaan Koperasi dan UM yang dibuktikan me-lalui berbagai

kebijakan yang telah dikeluarkan

13

Fasilitasi kemitraan UM dan koperasi lokal dengan usaha pariwisata berskala kecil dan

Menengah Masih terbatasnya jumlah tenaga perkoperasian dan UM yang kompeten Belum dimilikinya data seluruh potensi KUM secara up to date adanya komitmen pengembangan KUM

Adapun tujuan dari penetapan arah kebijakan tersebut masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut :

(45)

1. Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UM. Arah kebijakan ini ditujukan untuk mewujudkan pemberdayaan Koperasi dan UM yang lebih koordinatif dan partisipatif, didukung peningkatan peran Lembaga-Lembaga swasta dan masyarakat; menyediakan regulasi/ kebijakan nasional dan daerah yang mendukung pemberdayaan Koperasi dan UM; serta menurunkan pungutan yang menghambat perkembangan usaha Koperasi. 2. Peningkatan akses kepada sumber daya produktif. Arah

kebijakan ini ditujukan untuk peningkatan akses Koperasi dan UM kepada sumber daya produktif terutama berkaitan dengan jangkauan dan jenis sumber pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usaha Koperasi dan UM, khususnya melalui KUR sebagai bagian penting untuk meningkatkan usaha masyarakat yang dapat menurunkan tingkat kemiskinan. Sumber daya produktif dimaksud juga berkaitan dengan peningkatan akses teknologi, akses pasar dan pemasaran bagi koperasi dan UM.

3. Pengembangan produk dan pemasaran bagi Koperasi dan UM. Arah kebijakan ini ditujukan untuk pengembangan produk Koperasi dan UM yang berkualitas, inovatif dan kreatif yang bersaing baik di pasar domestik maupun mancanegara.

4. Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UM. Arah kebijakan ini ditujukan untuk peningkatan kapasitas dan produktivitas

(46)

Koperasi dan UM, yang didukung pengusaha, pengelola dan pekerja yang memiliki kompetensi yang tinggi dan wirausaha handal serta meningkatan jumlah wirausaha baru yang didukung

pola pengembangan kewirausahaan yang tersistem.

Dilaksanakan juga revitalisasi sistem pendidikan pelatihan dan penyuluhan perkoperasian.

5. Penguatan kelembagaan Koperasi. Arah kebijakan ini ditujukan untuk pengembangan praktek berkoperasi yang sesuai nilai, jati diri, prinsip dan asas Koperasi serta peningkatan peran Koperasi dalam memfasilitasi perkembangan usaha anggota dan peningkatan kesejahteraan anggota.

Sedangkan urusan wajib di bidang Koperasi dan UKM yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar adalah penumbuhan, pengembangan dan pemasyarakatan Koperasi dan UM. Dengan mengacu pada arah kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM serta Pemerintah Kabupaten Blitar, maka DINAS KOPERASI DAN UM Kabupaten Blitar telah menetapkan arah kebijakan untuk lima tahun ke depan dalam kerangka program prioritas dan program penunjang. Di mana program prioritas tersebut merupakan tiga program utama yang menjadi fokus prioritas Pemerintah Kabupaten Blitar dan sejalan dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Sedangkan dua program penunjang lainnya merupakan program yang dinilai dapat menunjang keberhasilan program prioritas yang telah ditetapkan.

(47)

3.3. Telaahan Renstra K/L Renstra Provinsi

Pada dasarnya, penetapan Rencana Stategis Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar merupakan bentuk pengembangan dari Visi dan Misi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dikaitkan dengan Renstra kementrian/lembaga, Dinas Koperasi dan UM

mengacu pada Kementrian Koperasi dan UKM. Kementrian Koperasi dan

UKM Visi Kementrian Koperasi dan UKM : Menjadi Kementerian

yang Kredibel Guna Mewujudkan Koperasi dan UM yang Tangguh dan Mandiri sebagai Soko Guru Perekonomian Nasional.

Untuk mencapai visi di atas berikut dijabarkan misi Kementerian Koperasi dan UKM:

a. Mengimplementasikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik)

b. Menumbuhkan dan mengembangkan kewirausahaan koperasi dan UM c. Meningkatkan daya saing koperasi dan UM

d. Mengembangkan pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UM e. Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan kesadaran berkoperasi.

Tujuan Kementrian Koperasi dan UKM :

1. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UM dalam perekonomian Nasional melalui :

a. Meningkatkan jumlah Koperasi yang sehat, kuat dan dipercaya. b. Meningkatkan peran dan kontribusi Koperasi dan UM dalam perekonomian Nasional.

2. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UM melalui:

a. Mengembangkan kebijakan dan program-program pemberdayaan Koperasi dan UM berdasarkan hasil kajian.

(48)

b. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan keterampilan 5DM Koperasi dan UM.

3. Peningkatan Daya Saing Produk Koperasi dan UKM melalui Meningkatkan kemampuan Koperasi dan UKM dalam mengembangkan produk-produk kreatif, inovatif, berkualitas dan berdaya saing.

4. Peningkatan Pemasaran Produk Koperasi dan UKM melalui Meningkatkan kelembagaan dan jaringan pemasaran serta pangsa pasar produk Koperasi dan UKM.

5. Meningkatkan Akses Pembiayaan dan Penjaminan Koperasi dan UM melalui Penyediaan skema dan memperluas akses pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan Koperasi dan UM.

6. Pengembangan Wirausaha Koperasi dan UM baru melalui a. Menumbuhkan wirausaha baru yang inovatif.

b. Meningkatkan kesadaran berwirausaha sebagai budaya dan mengembangkan kewirausahaan dikalangan masyarakat.

7. Perbaikan Iklim Usaha yang lebih Berpihak kepada Koperasi dan UM melalui:

a. Meningkatkan kuatitas Layanan publik yang transparan, akuntabel dan kredibel.

b. Menyediakan peraturan perundang-udangan yang Lebih berpihak pada Koperasi dan UKM

Untuk provinsi, Dinas Koperasi dan UM kabupaten Blitar mengacu pada Rencana Strategis Dinas Koperasi dan Usaha Mikro kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur

(49)

VISI

"Terdepan dalam pemberdayaan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUM) yang mandiri dan berdaya saing di Jawa Timur"

MISI

1. Meningkatkan profesionalisme aparatur dalam mewujudkan pelayanan publik dalam pemberdayaan KUM.

2. Melaksanakan pemberdayaan organisasi dan tata laksana koperasi seara profesional didukung dengan penyuluhan, advokasi, hukum dan pengawasan yang baik menuju koperasi yang berakuntabilitas. 3. Meningkatkan pangsa usaha koperasi yang mandiri dan berdaya

saing.

4. Meningkatkan kinerja KSP/USP – koperasi yang sehat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggota.

5. Mewujudkan UM yang mandiri dan berdaya saing.

6. Meningkatkan profesionalisme SDM dalam merancang dan mengembangkan model pendidikan dan pelatihan.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Tujuan penataan ruang kota yaitu mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif, efektif, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan,berbasis perdagangan, jasa dan industri kreatif yang bertaraf

(50)

nasional.

RTRW berfungsi sebagai:

a. Penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi dan Kota b. Acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang kota.

RTRW yaitu sebagai pedoman bagi:

a. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah rencana rinci tata ruang kota, dan rencana sektoral lainnya;

b. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kota;

c. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sektor, antar daerah, dan antar pemangku kepentingan;

d. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan e. penataan ruang kawasan strategis kota

Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Blitar : 1. Kawasan Pemukiman

2. Kawasan Perdagangan dan Jasa 3. Kawasan Pariwisata

4. Kawasan Perkantoran

5. Kawasan Terbuka Non Hijau 6. Kawasan Industri

7. Kawasan Lindung

Gambar

Gambar 1.1. Tahapan Penyusunan Renstra DINAS KOPERASI DAN UM
Grafik Persentase SDM berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 2.4. Jumlah dan Kondisi Kendaraan Dinas Tahun 2017
Tabel 2.11. Komparasi Capaian Sasaran RENSTRA OPD Kabupaten Blitar  dan Renstra K/L  No  Indikator Kinerja (  OUTCAME)  Capain Sasaran pada RENSTRA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses Penyusunan Renstra Dinas Koperasi dan Usaha Mikro mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 diawali dengan pembentukan Tim Penyusun,

Penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam koperasi yang wilayah keanggotaannya dalam 1 (satu) daerah Kabupaten/Kota. Pelaksanaan penilaian kesehatan KSP/USP

Penyelenggaraan Urusan Koperasi dan Usaha Mikro melalui 8 Program, 12 Kegiatan dan 33 Sub Kegiatan yang diarahkan pada 5 sasaran strategis yang mendukung misi ke-5 yaitu

Sasaran Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk Tahun 2018-2023 dalam hal urusan ketenagakerjaan maupun transmigrasi sudah sejalan dengan

Bidang Usaha Koperasi mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, dan mengkoordinasikan kegiatan pembinaan dalam rangka pengembangan usaha Koperasi, pemberdayaan administrasi

Mengacu pada arah kebijakan Bupati Pasuruan tahun 2013, dalam rangka menciptakan iklim usaha yang kondusif, dan meningkatkan kualitas dan kuantitas Koperasi dan UKM yang

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Peraturan Bupati Malang Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro dalam Pemberdayaan usaha mikro sudah berhasil dengan konsep Strategi Pemberdayaan Masyarakat