• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2016"

Copied!
248
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

TAHUN 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI GORONTALO

(2)

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

I.1

1.1. LATAR BELAKANG

I.1

1.2. LANDASAN HUKUM

I.2

1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

I.3

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN

I.4

1.5. SISTIMATIKA

I.5

BAB II

EVALUASI CAPAIAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

II.1

KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

II.1

2.1.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

II.1

2.1.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

II.3

2.1.3 ASPEK PELAYANAN UMUM

II.12

2.1.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH

II.16

2.1.4.1 KEMAMPUAN EKONOMI DAERAH

II.16

2.1.4.2 INFRASTRUKTUR WILAYAH

II.27

2.1.4.3 INVESTASI

II.37

2.1.4.4 SUMBERDAYA MANUSIA

II.37

2.1.5 INDIKATOR KINERJA PENYELENGGARAAN

II.38

PEMERINTAH DAERAH

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

II. 39

SAMPAI TAHUN BERJALAN

2.3 MASALAH DAN TANTANGAN POKOK 2016

II.49

BAB III

KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

III.1

KEUANGAN DAERAH

3.1. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH

III.1

3.1.1 KONDISI EKONOMI MAKRO PROVINSI GORONTALO III.1

3.1.2 TANTANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN

III.9

DAERAH TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017

3.2. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

III.14

3.2.1 PROYEKSI KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA

III.16

PENDANAAN

3.3. ARAH KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH

III.23

(3)

4.1. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

IV.3

4.2. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

IV.8

4.2.1. ISU STRATEGIS

IV.8

4.2.2. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

IV.11

4.2.3. SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN IV.21

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

V.1

TAHUN 2015

5.1 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB VI

PENUTUP

VI.1

(4)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

1. GAMBAR 1.1 KETERKAITAN PERENCANAAN NASIONAL,

I.4

DAERAH DAN SKPD

2. GAMBAR 2.1 PETA PROVINSI GORONTALO

II.1

3. TABEL 2.1 LUAS WILAYAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

II.2

4. TABEL 2.2 JUMLAH PENDUDUK GORONTALO 2011 - 2014

II.3

5. TABEL 2.3 KONDISI DEMOGRAFI PROVINSI GORONTALO

II.3

6. TABEL 2.4 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI

II.4

GORONTALO

7. TABEL 2.5 PENDUDUK USIA 15 TAHUN KEATAS MENURUT

II.5

JENIS KEGIATAN

8. TABEL 2.6 PENDUDUK USIA 15 TAHUN KEATAS YANG BEKERJA

II.5

MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA

9. TABEL 2.7 PENDUDUK USIA 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA

II.6

MENURUT STATUS PEKERJAAN UTAMA

10. TABEL 2.8 PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT JUMLAH

II.6

JAM PER MINGGU

11. TABEL 2.9 PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN

II.7

TERTINGGI YANG DITAMATKAN

12. TABEL 2.10 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT

II.7

PENDIDIKAN

13. TABEL 2.11 NILAI PDRB DAN LAJU PERTUMBUHAN MENURUT

II.9

LAPANGAN USAHA TAHUN 2013 - 2014 (2010)

14. TABEL 2.12 NILAI PDRB DAN LAJU PERTUMBUHAN MENURUT

II.10

LAPANGAN USAHA TAHUN 2013 - 2014 (2000)

15. TABEL 2.13 PERKEMBANGAN PRODUKSI PERIKANAN PROVINSI

II.21

GORONTALO 2007 - 2014

16. TABEL 2.14 HUBUNGAN TARGET DAN REALISASI PRODUKSI

II.21

PERIKANAN PROVINSI GORONTALO 2007 - 2014

17. TABEL 2.15. INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

II.38

18. TABEL 2.16 EVALUASI CAPAIAN MISI SATU RPJMD TAHUN 2014

II.40

19. TABEL 2.17 EVALUASI CAPAIAN MISI DUA RPJMD TAHUN 2014

II.41

20. TABEL 2.18 EVALUASI CAPAIAN MISI TIGA RPJMD TAHUN 2014

II.44

21. TABEL 2.19 EVALUASI CAPAIAN MISI EMPAT RPJMD TAHUN 2014

II.46

22. TABEL 2.20 EVALUASI CAPAIAN MISI LIMA RPJMD TAHUN 2014

II.47

23. TABEL 2.11 REALISASI FISIK DAN KEUANGAN TAHUN 2014

II.48

24. TABEL 3.1. NILAI PDRB DAN LAJU PERTUMBUHAN MENURUT

III.2

(5)

LAPANGAN USAHA TAHUN 2013 DAN 2014 (TAHUN DASAR 2000)

25. GRAFIK 1 LAJU DAN SUMBER PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2014

III.2

ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 (PERSEN)

26. TABEL 3.2 NILAI PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR

III.3

HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000

27.

TABEL 3.3. LAJU PERTUMBUHAN PDRB TRIWULAN MENURUT

III.4

LAPANGAN USAHA

28. TABEL 3.4 STRUKTUR PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

III.4

TAHUN 2013 DAN 2014

29. TABEL 3.5 PDRB PERKAPITA PROVINSI GORONTALO

III.5

30. TABEL 3.6 PENDUDUK USIA 15 TAHUN KEATAS MENURUT

III.6

KEGIATAN

31. TABEL 3.7 PENDUDUK USIA 15 TAHUN YANG BEKERJA MENURUT

III.7

LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA

32. TABEL 3.8 PENDUDUK USIA 15 TAHUN YANG BEKERJA MENURUT

III.7

PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN

33. TABEL 3.9 JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

III.8

34. TABEL 3.10 INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN P1 DAN INDEKS

III.8

KEPARAHAN KEMISKINAN TAHUN 2014

35. TABEL 3.11 PERKIRAAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO GORONTALO III.9

TAHUN 2015

36. TABEL 3.12 PROYEKSI INDIKATOR EKONOMI MAKRO GORONTALO

III.12

TAHUN 2015 - 2016

37. TABEL 3.13 REALISASI DAN TARGET PENDAPATAN DAERAH

III.17

PROVINSI GORONTALO TAHUN 2013 S/D 2015

38. TABEL 3.14 TARGET DAN REALISASSI PENDAPATAN DAERAH

III.18

TAHUN ANGGARAN 2014

39. TABEL 3.15 KAPASITAS RILL KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

III.18

40. TABEL 3.16 PROYEKSI BELANJA DAN PEMBIAYAAN

III.19

41. TABEL 3.17 RENCANA PENGGUNAAN KAPASITAS RILL KEUANGAN

III.20

42. TABEL 3.18 KAPASITAS RILL KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

III.22

UNTUK MENDANAI PEMBANGUNAN DAERAH

43. TABEL 3.19 REALISASI DAN PROYEKSI/TARGET PEMBIAYAAN

III.25

DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013-2016

44.

TABEL 4.1 HUBUNGAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

IV.4

PROVINSI GORONTALO TAHUN 2012 - 2017

(6)

46.

TABEL 4.3 PROGRAM PRIORITAS NASIONAL DAN PROVINSI

IV.18

GORONTALO TAHUN 2016

47. TABEL 4.4 SASARAN STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH

IV.27

48. TABEL 5.1 URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM PRIORITAS

V.1

PEMBANGUNAN DAERAH

(7)

I-1

B

AB

I

P

ENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 telah mengamanatkan adanya penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM); dan Rencana Pembangunan Tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Amanat undang-undang tersebut dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang kemudian diatur secara lebih eksplisit Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang didalamnya mengatur tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD.

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 ini, landasannya adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017.

Visi yang diemban oleh RPJMD 2012 -2017 ini adalah mengupayakan "Terwujudnya

Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan Di Provinsi Gorontalo”. Kebijakan pembangunan yang dituangkan dalam RKPD tahun 2016 juga mengakomodir perubahan lingkungan strategis serta arahan Gubernur Gorontalo yang disampaikan dalam berbagai kesempatan. Disamping memuat prioritas pembangunan yang digariskan dalam RPJMD 2012-2017, RKPD 2015 juga memuat prakarsa-prakarsa dalam menjawab isu strategis daerah maupun nasional.

Disamping itu, penyusunan RKPD 2016 juga memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 - 2019 yang telah ditetapkan setelah peralihan

pemerintahan yang mengusung Visi "Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,

Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong ", pencapaian visi ini

akan diupayakan melalui 7 Misi yaitu: 1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu

menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara

kepulauan. 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis

berlandaskan negara hukum, 3) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan

memperkuat jati diri sebagai negara maritim, 4) Mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, 5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 6)

(8)

I-2

berbasiskan kepentingan nasional, dan 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian

dalam kebudayaan.

Di tahun 2016 Pemerintah Provinsi Gorontalo masih akan berkutat dengan tantangan untuk penyediaan dan peningkatan layanan publik terutama pada sektor pendidikan dan kesehatan. Perubahan iklim masih menjadi permasalahan yang harus mendapat perhatian dimana pertanian, perikanan dan kesehatan adalah sektor-sektor yang paling besar terkena dampak perubahan iklim. Tantangan lainnya adalah angka kemiskinan cukup tinggi, pengangguran serta kondisi infrastruktur yang belum memadai baik dalam hal ketersediaan maupun kualitasnya.

Arah kebijakan pembangunan Provinsi Gorontalo pada tahun 2016 masih tetap diprioritaskan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dengan menitikberatkan pada : 1. Penyediaan layanan dasar yang memadai dengan menggratiskan biaya kesehatan dan

pendidikan;

2. Pengembangan sektor pertanian secara menyeluruh, UMKM, pariwisata, industri serta pemberdayaan masyarakat dalam berbagai sektor dalam menciptakan pemerataan ekonomi.

3. Menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dengan mempertimbangkan sumberdaya alam yang tersedia dan lingkungan;

4. Menyelenggarakan reformasi birokrasi, berdasarkan prinsip Good governance dan clean governance;

5. Melaksanakan upaya percepatan pembangunan melalui pengembangan sektor riil, mendorong percepatan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, listrik, irigasi (Waduk), dan air bersih serta membangun Rumah Sakit Provinsi;

6. Menciptakan harmonisasi pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan dengan membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

1.2. Landasan Hukum

Landasan Hukum yang mendasari penyusunan RKPD ini adalah sebagai berikut :

1.

Undang - Undang No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

3.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

(9)

I-3

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

4.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

8.

Perturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

9.

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 – 2019;

10.

Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Gorontalo

11.

Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan

atas Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 02 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2012-2017.

12.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008.

1.3 Hubungan Antar Dokumen

Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah yang meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, yang terdiri atas RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD. Disamping itu, Perencanaan pembangunan daerah juga mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah.

(10)

I-4

Gambar 1.1

Keterkaitan Perencanaan Nasional, Daerah dan SKPD

RKPD Tahun 2016 merupakan guidelines atas penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2016 yang nantinya akan disepakati bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD. RKPD 2016 juga memuat capaian pembangunan. Dengan demikian, fungsi RKPD Provinsi Gorontalo Tahun 2016 adalah untuk hal-hal sebagai berikut :

1. Menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan daerah, karena memuat seluruh kebijakan publik;

2. Menjabarkan rencana strategis kedalam rencana operasional;

3. Menjamin konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka

menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan

pembangunan daerah;

4. Menjadi pedoman penyusunan KUA, PPAS, dan APBD karena memuat arah kebijakan pembangunan daerah satu tahun;

5. Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur kinerja penyelenggaraan fungsi dan urusan wajib/pilihan pemerintah daerah;

6. Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur pencapaian target kinerja program pembangunan jangka menengah;

7. Menjadi acuan dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo untuk Tahun 2016.

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2016 adalah :

1. Untuk mewujudkan pencapaian Visi dan Misi Provinsi Gorontalo dalam RPJMD 2012 - 2017;

2. Mewujudkan sinergi, integrasi dan sinkronisasi pembangunan baik antar daerah, antar fungsi pemerintahan maupun antar tingkat pemerintahan;

RPJPN RTRW RPJPD RTRWD RPJM DAERAH RENSTRA SKPD RKP RKPD RPJM NASIONAL RENJA SKPD Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Dijabarkan Dijabarkan

Acuan Diperhatikan Acuan

(11)

I-5

3. Terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan dan penganggaran;

4. Sebagai dasar pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan;

5. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam perencanaan pembangunan.

1.5 Sistematika

Sistematika Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2016 disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penjelasan tentang latar belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016.

1.2. Landasan Hukum

Menjelaskan dasar hukum yang digunakan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Menjelaskan tentang hubungan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016 dengan dokumen‐dokumen perencanaan lainnya.

1.4. Maksud dan Tujuan

Menjelaskan tentang maksud dan tujuan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016.

1.5. Sistematika

Memuat sistematika Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016.

BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Menjelaskan tentang kondisi terkini berdasarkan capaian target pembangunan tahun sebelumnya.

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai tahun berjalan dan Realisasi RPJMD

Menjelaskan hasil capaian program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2014 serta pencapaian indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2012-2017

(12)

I-6

Menjelaskan dan melakukan Identifikasi permasalahan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2013-2014.

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Menjelaskan arah kebijakan pembangunan ekonomi nasional dan provinsi, proyeksi dan tantangan pembangunan ekonomi tahun 2016

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Menjelaskan arah kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan tahun 2016 serta pendanaan pembangunan lainnya.

BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016

4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan

Menjelaskan tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2016. 4.2 Prioritas Pembangunan Daerah

Mengemukakan tentang prioritas pembangunan untuk tahun 2016, isu strategis, serta prioritas program pembangunan daerah.

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Menjelaskan rincian program dan kegiatan prioritas RKPD Tahun 2016, SKPD pelaksana, indikator capaian masing‐masing program dan kegiatan serta pagu indikatifnya.

BAB VI. PENUTUP

(13)

II-1

BAB II

EVALUASI

HASIL

PELAKSANAAN

RKPD

TAHUN

LALU

DAN

CAPAIAN

KINERJA

PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN

2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

Provinsi Gorontalo merupakan daerah/provinsi pemekaran dari Sulawesi Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo dimana pada awal terbentuknya Provinsi Gorontalo baru memiliki 2 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo dan Kota Gorontalo. Seiring dengan perkembangan daerah dan berdasarkan aspirasi masyarakat, maka di Provinsi Gorontalo kemudian terbentuk 2 kabupaten baru yakni Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Bone Bolango berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2003. Akhirnya pada tahun 2007 berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2007 disahkan pembentukan satu kabupaten lagi yaitu Kabupaten Gorontalo Utara. Dengan demikian hingga saat ini Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota. Wilayah Gorontalo terletak di antara 0°19’ – 1°15’ Lintang Utara dan 121°23’ - 123°43’ Bujur Timur. Dari posisi tersebut wilayah ini berbatasan langsung dengan dua Provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat dan Provinsi Sulawesi Utara di sebelah Timur. Sedangkan di sebelah Utara berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan di sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini. Peta Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Peta Provinsi Gorontalo

Sumber : RTRW Provinsi Gorontalo 2010-2030.

Luas wilayah Provinsi Gorontalo 12.215,44 km2, jika dibandingkan dengan Wilayah

(14)

II-2

memiliki 6 (enam) wilayah pemerintahan yakni 5 (lima) Kabupaten dan 1 (satu)

Kota yang terdiri dari Kota Gorontalo dengan luas wilayah 66,25 km2, Kabupaten

Gorontalo dengan luas wilayah 2.207,58 km2, Kabupaten Boalemo dengan luas

wilayah 2.517,36 km2, Kabupaten Pohuwato dengan luas wilayah 4.244,31 km2,

Kabupaten Bone Bolango dengan luas wilayah 1.889,04 km2 dan Kabupaten

Gorontalo Utara dengan luas wilayah 1.676,15 km2. Dari keenam wilayah ini

Kabupaten Pohuwato memiliki luas wilayah terbesar diikuti oleh Kab. Boalemo, sedangkan Kota Gorontalo memiliki luas wilayah terkecil sebesar 0,54% dari total luas wilayah Gorontalo. Didalam pengembangan wilayah sampai dengan tahun 2017 direncanakan Provinsi Gorontalo akan memiliki 8 Kabupaten dan 2 kota.

Tabel 2.1

Luas Wilayah Provinsi Gorontalo dan Kabupaten/Kota

No. Wilayah Luas Wilayah (Km2) Persentase (%) Sumber Data 01 Kabupaten Gorontalo 2.207,58 18,07 UU No. 29 Thn 1959, UU No. 50 Thn 1999 , UU No. 6 Thn 2003 dan UU No. 11 Thn 2007 02 Kabupaten Boalemo 2.517,36 20,61 UU No. 50 Thn 1999 dan UU No. 6 Thn 2003 03 Kabupaten Pohuwato 4.244,31 34,75 UU No. 6 Thn 2003 04 Kabupaten Bone Bolango 1.889,04 15,46 UU No. 6 Thn 2003 05 Kabupaten Gorontalo Utara 1.676,15 13,72 UU No. 11 Thn 2007

06 Kota Gorontalo 66,25 0,54 UU No. 29 Thn 1959 dan

UU No. 22 Thn 1999

Provinsi Gorontalo 12.215,44 100 UU No. 38 Thn 2000

Sumber : Bappeda Provinsi Gorontalo, (Hasil Olahan), Dirjen PUM Kemendagri

Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo tahun 2014 adalah sebanyak 1.115.633 jiwa. Dari tabel dibawah dapat dilihat bahwa Kabupaten Gorontalo merupakan kabupaten yang jumlah penduduknya lebih banyak. Untuk tahun 2014 penduduk Kabupaten Gorontalo sebesar 31,41 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Provinsi, sedangkan Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah yang terendah jumlah penduduknya dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Gorontalo.

(15)

II-3

Tabel. 2.2

Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo, 2011 - 2014

No Nama Kabupaten/Kota Tahun 2011 2012 2013 2014 01 Kab. Gorontalo 363.763 368.053 365.781 368.149 02 Kab. Boalemo 132.076 136.269 141.547 145.580 03 Kab. Pohuwato 131.560 135.338 139.675 143.338

04 Kab. Bone Bolango 145.015 147.692 148.971 151.094

05 Kab. Gorontalo Utara 106.407 108.079 108.324 109.502

06 Kota Gorontalo 184.062 188.761 193.692 197.970

Provinsi Gorontalo 1.062.883 1.084.192 1.097.990 1.115.633

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Dan jika dibandingkan dengan luas wilayah yang ada, maka Kota Gorontalo yang

hanya punya wilayah seluas 66,25 Km2 memiliki penduduk yang cukup besar, hal

ini menunjukkan bahwa Kota Gorontalo adalah wilayah terpadat penduduknya di Provinsi Gorontalo. Kepadatan penduduk Kota Gorontalo rata-rata yaitu 197.970

jiwa/66,2Km2 atau sama dengan 2.989 jiwa/Km2. Untuk rata-rata kepadatan

penduduk Provinsi Gorontalo yaitu 91 jiwa/km2. Laju pertumbuhan penduduk

mencapai 2,89 %, sedangkan sex ratio sebesar 100,38 yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 100,38 penduduk laki-laki.

Tabel 2.3

Kondisi Demografi Provinsi Gorontalo 2011 - 2014

Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014

Jumlah Penduduk Jiwa 1.062.883 1.084.192 1.097.990 1.115.633

- Laki – Laki Jiwa 534.027 543.086 550.004 558.862

- Perempuan Jiwa 528.856 541.106 547.986 556.771

Laju Pertumbuhan

Penduduk % 2,18 2,09 1.27 2.89

Kepadatan Penduduk Org/Km2 85 87 88 91

Sex Ratio % 100,98 100,36 100.37 100.38

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo.

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

a. Kondisi Umum Kesejahteraan Masyarakat

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Gorontalo sebagai indikator pencapaian pembangunan telah mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Pada Tahun 2013 mencapai point 71,77 lebih tinggi dari tahun 2012 yang berada pada point 71,31. Peningkatan IPM tersebut merupakan dampak dari meningkatnya komponen-komponen pembentuk IPM yakni angka melek huruf, angka harapan hidup, rata - rata lama sekolah dan rata - rata pengeluaran perkapita.

(16)

II-4

Sekalipun trend IPM menunjukkan peningkatan periode 2012-2013 sebagaimana tergambarkan pada tabel 2.4 dibawah ini, namun nilai IPM Provinsi Gorontalo masih jauh dari nilai IPM maksimum yaitu 100 dan nilai IPM Nasional tahun 2012 yaitu sebesar 73,81. Sedangkan dibandingkan dengan provinsi yang lain, IPM Provinsi Gorontalo berada pada posisi bawah dengan peringkat 25 pada tahun 2013.

Tabel 2.4

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2013

Provinsi/ Kab/Kota

Angka

Harapan Hidup Angka Melek Huruf

Rata-rata Lama Sekolah Pengeluaran per Kapita Disesuaikan IPM

(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)

2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (12) Provinsi Gorontalo 67.41 67.54 96.16 96.87 7.49 7.52 630.01 633.14 71.31 71.77 Boalemo 68.57 68.64 95.77 95.82 6.57 6.60 608.40 611.25 69.49 69.78 Gorontalo 69.55 69.57 95.00 95.55 6.89 6.90 621.59 624.02 71.12 71.45 Pohuwato 68.09 68.17 97.08 97.09 6.72 7.04 623.20 626.72 70.76 71.32 Bone Bolango 69.25 69.28 97.47 98.87 7.85 7.86 627.37 630.70 72.65 73.24 Gorontalo Utara 67.37 67.37 94.89 96.67 6.50 6.93 626.08 628.08 69.94 70.81 Kota Gorontalo 67.16 67.54 99.47 99.67 10.28 10.28 633.00 636.58 74.17 74.71 Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Dari Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Gorontalo terlihat bahwa IPM tertinggi adalah kota Gorontalo dengan nilai IPM sebesar 74.71, disusul kabupaten Bone Bolango dengan nilai IPM sebesar 73.24, kemudian Kabupaten Gorontalo dengan nilai IPM sebesar 71.45, kabupaten Pohuwato dengan nilai IPM sebesar 71.32, kabupaten Gorontalo Utara dengan nilai IPM sebesar 70.81, sedangkan kabupaten Boalemo menjadi kabupaten yang paling rendah capaian IPM-nya yaitu sebesar 69.78 point.

Dari sisi capaian ketenagakerjaan, berdasarkan data BPS Provinsi Gorontalo jumlah angkatan kerja pada Agustus 2014 mencapai 500.056 orang, berkurang 20.587 orang dari keadaan Februari Tahun 2014 sebesar 520.643 orang, atau bertambah 21.243 orang dari keadaan Agustus 2013 sebesar 478.813 orang. Peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dari Agustus 2013 – Agustus 2014 ini disebabkan proporsi penduduk usia kerja yang masuk pasar kerja mengalami kenaikan. Namun jika dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerja, peningkatan TPAK ini belum cukup diimbangi penyerapan tenaga kerja. Pada Agustus 2014 jumlah penduduk yang bekerja sebesar 479.137 orang, berkurang 28.802 orang dari keadaan Februari 2014 sebesar 507.939 orang, namun bertambah 20.207 orang dari keadaan Agustus 2013 yang sebesar 458.930 orang. Sedangkan jumlah penganggur pada Agustus 2014 sebesar 20.919 orang, bertambah 8.215 orang

(17)

II-5

dari keadaan Februari 2014 yang sebesar 12.704 orang, atau berkurang 1.036 orang dari keadaan Agustus 2013 sebesar 19.883 orang.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Gorontalo pada Agustus 2014 mencapai 4,18 persen (dari angkatan kerja), mengalami kenaikan dibandingkan TPT Februari 2014 sebesar 2,44 persen atau TPT Agustus 2013 sebesar 4,15 persen. Sementara jumlah penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja pada Agustus 2014 sebesar 479.137 orang, mengalami penurunan sebesar 28.802 orang dari keadaan Februari 2013 sebesar 507.939, namun mengalami peningkatan sebesar 49.009 orang dari Agustus 2013. Uraian jelas mengenai pengangguran di Provinsi Gorontalo digambarkan dalam tabel 2.5 dibawah ini.

Tabel 2.5

Penduduk usia 15 tahun keatas menurut Jenis kegiatan

Kegiatan Utama 2013 2014

Februari Agustus Februari Agustus

Bekerja 459.689 449.104 507.939 479.137

Pengangguran 20.693 19.276 12.704 20.919

Angkatan Kerja 480.382 468.380 520.643 500.056

Sekolah 73.199 71.153 80.375 84.448

Mengurus Rmah Tangga 165.787 177.437 148.680 174.438

Lainnya 27.330 38.525 36.225 36.875

Bukan Angkatan Kerja 266.316 287.115 265.280 295.761

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 64,33 62,00 66,25 62,84

Tingkat Pengangguran Terbuka 4,31 4,12 2,44 4,18

Total Penduduk Berumur 15 Tahun

ke atas 746.698 755.495 785.923 795.817

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Jika dilihat dari lapangan usaha, maka sebagian besar penduduk Gorontalo bekerja di sektor pertanian. Pada bulan Agustus 2014, tercatat penduduk 15 tahun keatas yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 39,24 persen atau 188.033 jiwa dari total penduduk yang bekerja. Sedangkan 60,76 persen lainnya terdistribusi ke sektor industri 8,59 persen atau 41.165 jiwa, di sektor perdagangan 17,56 persen atau sebesar 84.147 jiwa, sektor jasa kemasyarakatan 17,76 persen 85.080 jiwa dan sektor lainnya 16,85 persen atau 80.712 jiwa. Uraian jelas mengenai penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama di Provinsi Gorontalo digambarkan dalam tabel 2.6 dibawah ini.

Tabel. 2.6

Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2013-2014

Kegiatan Utama Februari 2013 Agustus 2013 Februari 2014 Agustus 2014

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

Pertanian 161.467 35,13 161.467 35,13 169.345 33,34 188.033 39,24 Industri 24.092 5,24 24.092 5,24 19.196 3,78 41.165 8,59 Perdagangan 80.068 17,42 80.068 17,42 104.106 20,50 84.147 17,56 Jasa Kemasyarakatan 105.067 22,86 105.067 22,86 104.443 20,56 85.080 17,76 Lainnya 88.995 19,36 88.995 19,36 110.849 21,82 80.712 16,85 Total 448.489 100,00 445.729 100,00 507.939 100.00 479.137 100,00

(18)

II-6

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal, Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Agustus 2014 tercatat 160.122 orang (33.42 persen) pekerja di Gorontalo bekerja pada kegiatan formal dan 319.015 orang (6.58 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Dari orang yang bekerja pada Agustus 2014, status pekerjaan utama yang terbanyak adalah buruh/karyawan, yaitu 143.806 orang (30,01 persen), diikuti berusaha sendiri sejumlah 114.649 orang (23,93 persen), dan berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 79.911 orang (16,68 persen), sedangkan yang terkecil adalah berusaha dibantu buruh tetap sebesar 16.316 orang (3,41 persen).

Tabel 2.7

Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama 2013-2014

Status Pekerjaan Utama

Februari 2013 Agustus 2013 Februari 2014 Agustus 2014 Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Berusaha Sendiri 107.903 23,47 120.921 26,35 133.799 26,34 114.649 23.93 Berusaha dibantu buruh

tdk tetap/Buruh tdk dibayar

81.123 17,65 74.299 16,19 73.686 14,51 79.911 16,68

Berusaha dibantu buruh tetap

15.205 4,47 15.509 3,38 15.205 2,99 16.316 3,41

Buruh/Karyawan/Pegawai 152.899 33,26 147.435 32,13 175.493 34,55 143.806 30,01 Pekerja bebas 42.414 9,23 42,667 9.29 49,187 9.68 58,755 12.27 Pekerja keluarga tidak

dibayar

54.779 11,92 58.099 12,66 60.569 11,92 65.700 13,71

Total 459.689 100,00 458.930 100,00 507.939 100,00 479.137 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Sementara itu pada Agustus 2014, pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 8 jam perminggu sebesar 6.389 orang, berkurang 4.709 orang dari keadaan Februari 2014 sebesar 11.098 orang, atau berkurang 2.867 orang dari keadaan Agustus 2013 sebesar 9.256 orang. Sementara itu penduduk yang dianggap sebagai

pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu pekerja pada kelompok 35 jam

keatas jumlahnya 340.246 orang, berkurang 15.665 orang dari keadaan Februari 2014 sebesar 355.911 orang, atau bertambah 33.446 orang dari keadaan Agustus 2013 sebesar 306.800 orang.

Tabel 2.8

Penduduk yang bekerja Menurut Jumlah Jam per Minggu 2013-2014

Jam Kerja Seluruh Pekerjaan Gorontalo

Agustus 2013 Februari 2014 Agustus 2014

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

1 – 7 9.256 2,02 11.098 2,18 6.389 1,33

8 – 14 22.566 4,92 26.579 5,23 19.115 3,99

(19)

II-7

25 – 34 60.566 13,20 67.743 13,34 59.624 12.44

35 + *) 306.800 66,85 355.911 70,07 340.246 71,01

Total 458.930 100,00 507.939 100,00 479.137 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Pada Agustus 2014, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap tinggi yaitu sekitar 300.343 orang (62,68 persen), sedangkan jumlah pekerja dengan pendidikan tinggi masih relatif kecil. Pekerja dengan pendidikan SMP-SMU hanya sebesar 132.851 orang (27,73 persen) dan pekerja dengan pendidikan Diploma-Universitas hanya sebesar 45.943 orang (9,59 persen).

Tabel 2.9

Penduduk yang bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2013-2014

Pendidikan Tertinggi yg Ditamatkan

Agustus 2013 Februari 2014 Agustus 2014

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

SD ke Bawah 281.336 61,30 311.270 61,28 300.343 62,68

SMP – SMU 134.075 29,21 142.556 28,07 132.851 27,73

Universitas 43.519 9,48 54.113 10.65 45.943 9,59

Total 458.930 100.00 507.939 100.00 479.137 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Jumlah pengangguran pada Agustus 2014 mencapai 20.919 orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,18 persen. Jika dipilah menurut pendidikan, TPT untuk pendidikan SD ke bawah 1,70 persen, pendidikan menengah (SMP-SMU) 8,38 persen dan pendidikan Diploma-Universitas menempati posisi teratas, yaitu sebesar 7,19 persen.

Jika dibandingkan keadaan Agustus 2013, maka TPT pendidikan Diploma-Universitas sedikit mengalami penurunan, sedangkan TPT SMU kebawah mengalami peningkatan.

Tabel 2.10

Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan 2013-2014

Pendidikan Tertinggi

yg Ditamatkan Agustus 2013 Februari 2014 Agustus 2014

SD ke Bawah 1,43 0,90 1,70

SMP – SMU 7,81 5,06 8,38

Universitas 9,25 4,04 7,19

Total 4,15 2,44 4,18

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Pendekatan yang dilakukan BPS dalam mengukur kemiskinan adalah kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, artinya kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Kemiskinan di Gorontalo berdasarkan survei pada September 2014 persentase penduduk miskin di Provinsi

(20)

II-8

Gorontalo sebesar 17,41 persen. Angka ini turun sebesar 0,03 persen dibandingkan persentase penduduk miskin Maret 2013 yaitu 17,44 persen, dan bila dibandingkan dengan angka persentase penduduk miskin pada september 2013 yang berada pada angka 18,01 persen terjadi penurunan angka kemiskinan di Gorontalo sebesar 0,6 persen. Pencapaian dalam penurunan angka kemiskinan tersebut belum memenuhi target dalam RPJMD 2012 - 2017 untuk tahun 2014 yang diprediksi berada pada kisaran 16 – 15 persen.

Jumlah penduduk miskin hingga September 2014 di Provinsi Gorontalo sebanyak 195.096 jiwa sementara jumlah penduduk miskin Maret 2014 sebanyak 194.169 jiwa. Dengan demikian jumlah penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo selama periode Maret 2014-September 2014 bertambah sebanyak 927 Jiwa. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya kenaikan kebutuhan bahan makanan pokok yang ditunjukkan dengan inflasi sebesar 6,14 persen.

Garis Kemiskinan sangat menentukan besar kecil penduduk miskin, karena penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan (GK) itu sendiri terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan yang disebut Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo pada Maret 2014 sebesar Rp. 243.547,- per kapita per bulan meningkat pada bulan September 2014 menjadi Rp. 247.611,- per kapita per bulan, ini berarti mengalami kenaikan sebesar Rp. 4.064,- per kapita per bulan, atau naik sebesar 1,67 persen.

b. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Secara Nasional perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) telah mengalami perubahan tahun dasar yang sebelumnya menggunakan perhitungan tahun dasar 2000 menjadi tahun dasar 2010 berbasis System of National Account (SNA) 2008. Perubahan tahun dasar ini merupakan rekomendasi yang dibuat oleh PBB bagi seluruh Negara agar memperbaharui tata cara dan teknik perhitungan PDB maupun PDRB dengan interval 5 atau 10 tahun sekali. Perubahan ini mencakup konsep, cakupan, klasifikasi, dan metodologi sesuai rekomendasi SNA 2008. Implikasi dari perubahan tahun dasar ini adalah meningkatnya nominal PDRB, perubahan indikator makro seperti pertumbuhan ekonomi, rasio pajak,

investasi, dan menyebabkan perubahan input data untuk modeling dan forecasting

karena struktur PDRB mengalami perubahan dimana pada perhitungan tahun dasar 2000 hanya mencakup 9 sektor, sedangkan untuk perhitungan PDRB tahun dasar baru 2010 menjadi 17 sektor.

Sejalan dengan hal tersebut, untuk perhitungan PDRB Provinsi Gorontalo tahun 2014 Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo telah mengacu pada perhitungan

(21)

II-9

tahun dasar 2010. Perekonomian Provinsi Gorontalo tahun 2014 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku dengan perhitungan tahun dasar 2010 mencapai Rp. 25.201,10 Milyar mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 sebesar Rp. 22.128,08 Milar. Dari hasil perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku, maka PDRB perkapita Provinsi Gorontalo tahun 2014 mencapai Rp. 22,6 Juta. Bila dilihat dari Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010, untuk tahun 2014 mencapai Rp. 20.781,31 Milyar meningkat dibanding tahun 2013 sebesar 19.369,15 Milyar.

Meskipun nilai PDRB mengalami peningkatan, namun tidak demikian dengan Pertumbuhan Ekonomi tahun 2014 yang tumbuh sebesar 7,29 persen, mengalami pelambatan dibanding tahun 2013 sebesar 7,68 persen (Perhitungan Tahun Dasar 2010). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor lapangan usaha jasa pendidikan dan pengadaan listrik dan gas yang tumbuh masing-masing sebesar 13,55 persen dan 10,44 persen, sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan terrendah masih pada sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh sebesar 3,36 persen. Namun demikian, meskipun tidak mengalami pertumbuhan yang berarti, sektor primer yaitu Pertanian, kehutanan dan perikanan masih memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo sebesar 37,04 persen dari nilai PDRB ADHK 2010. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dari table 2.11

Tabel 2.11

Nilai PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 & 2014 (Tahun Dasar 2010)

LAPANGAN USAHA

Atas dasar harga berlaku (Milyar Rupiah)

Atas dasar harga Konstan 2010 (Milyar Rupiah) Laju Pertumbuhan (Persen) 2013 2014 2013 2014 2013 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pertanian, Kehutanan, Perikanan 8.271,86 9.511,57 7.232,59 7.698,32 6.93% 6.44% 2. Pertambangan dan Penggalian 305,45 331,42 273,91 283,11 2.98% 3.36% 3. Industri Pengolahan 887,84 1.051,50 796,02 843,69 7.99% 5.99%

4. Pengadaan Listrik dan

Gas 10,74 11,61 13,72 15,15 7.85% 10.44%

5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 10,99 12,75 9,54 10,25 6.78% 7.34%

6. Kontruksi 2.608,11 2.971,32 2.290,42 2.470,12 7.20% 7.85%

7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 2.271,11 2.624,85 1.991,51 2.151,87 10.26% 8.05%

8. Transportasi dan

Pergudangan 1.327,83 1.535,45 1.112,49 1.207,88 8.76% 8.57%

9. Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 484,25 540,44 417,94 446,92 8.96% 6.93%

10. Informasi dan

Komunikasi 570,28 631,10 538,65 587,23 8.67% 9.02%

11. Jasa Keuangan dan

Asuransi 845,87 219,20 711,87 748,32 5.32% 5.12%

12. Real Estate 413,05 112,54 367,40 396,25 8.84% 7.85%

13. Jasa Perusahaan 21,59 24,30 19,05 20,19 7.48% 5.96%

(22)

II-10

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

15. Jasa Pendidikan 907,52 1.051,89 787,96 894,72 13.73% 13.55%

16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 769,34 862,82 667,36 726,38 9.27% 8.84%

17. Jasa Lainnya 386,55 423,69 355,40 374,18 6.48% 5.28%

PDRB 22.128,08 25.201,10 19.369,15 20.781,31 7.68% 7.29%

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Jika dibandingkan PDRB dengan menggunakan perhitungan tahun dasar 2000, nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2014 sebesar Rp. 13.377,95 Milyar meningkat dibanding tahun 2013 sebesar Rp. 11.752,20 Milyar. Sedangkan Nilai PDRB ADHK 2000 untuk tahun 2014 sebesar Rp. 3.928,79 Milyar, lebih besar dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp. 3.646,55 Milyar. Untuk PDRB perkapita ADHB sebesar Rp. 11,99 Juta lebih besar dibanding tahun 2013 sebesar Rp. 10,70 Juta.

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo jika dihitung menggunakan perhitungan PDRB tahun dasar 2000, untuk tahun 2014 sebesar 7,74 persen mengalami pelambatan dibanding tahun 2013 sebesar 7,76 persen. Namun pencapaian ini masih memenuhi target RPJMD 2012-2017 untuk tahun 2014 dengan interval 7,6 – 8 persen. Secara detail dapat dilihat pada table 2.12 :

Tabel 2.12

Nilai PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 & 2014 (Tahun Dasar 2000)

LAPANGAN USAHA

Atas dasar harga berlaku (Milyar Rupiah)

Atas dasar harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah) Laju Pertumbuhan (Persen) 2013 2014 2013 2014 2013 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pertanian 3.290,93 3.705,77 990,91 1.047,47 5,90 5.71 2. Pertambangan dan Penggalian 132,75 167,52 39,54 41,73 4,80 5.54 3. Industri Pengolahan 600,84 713,90 293,76 320,54 9,54 9.12

4. Listrik, Gas dan Air

Bersih 62,78 73,16 21,06 22,638 8,10 7.52 5. Bangunan 833,54 961,45 340,28 374,51 9,24 10.06 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.363,32 1.596,30 570,49 634,43 11,12 11.21 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.072,51 1.218,15 399,95 430,63 8,71 7.67

8. Keuangan, Real Estat

dan Jasa Perusahaan 1.346,35 1.540,19 331,84 358,41 9,18 8.01

9. Jasa-jasa 3.049,17 3.401,52 658,73 698,47 5,23 6.03

PDRB 11.752,20 13.377,95 3.646,55 3,928,79 7,76 7.74

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Dari table diatas dapat dilihat bahwa sektor-sektor ekonomi yang nilai nominalnya besar memiliki kecenderungan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan, walaupun pertumbuhan sektor bersangkutan relatif kecil. Seperti halnya sektor Pertanian yang meliputi tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan masih menjadi penyumbang terbesar dalam struktur PDRB yaitu sebesar 26,66 persen dari total PDRB, meskipun dari tahun ke tahun sektor primer ini terus mengalami degradasi, diantaranya sebagai akibat dari

(23)

II-11

alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun tidak demikian dengan sektor perdagangan, hotel, dan restoran, meskipun kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB hanya sebesar 16,15 persen dari total PDRB, namun sektor ini terus mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun ketahun, untuk tahun 2014 laju pertumbuhan sektor perdagangan mencapai 11,21 persen.

c. Kesejahteraan Sosial

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dilakukan melalui pemberdayaan terhadap masyarakat miskin dan KAT, penanganan masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) serta perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial. Penanganan dilakukan melalui pembinaan, pelayanan, rehabilitasi, pemberdayaan, pemberian bantuan dan perlindungan sosial.

Pada tahun 2014 penanganan Masyarakat Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) kepada 211 orang PMKS yang dibagi menjadi masing-masing kegiatan yaitu pemberian pelayanan kepada penyandang cacat, perindungan sosial kepada anak terlantar, pemberian pelayanan bagi lansia, rehabilitasi sosial kepada penyandang tuna sosial. Disamping itu adanya bantuan 5 unit sarana dan Prasarana bagi Komunitas Adat Terpencil (KAT), serta peningkatan kelembagaan kesejahteraan sosial masyarakat bagi 20 lembaga sosial masyarakat.

Sebagai wujud perhatian pemerintah kepada jasa kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial maka diberikan santunan bagi keluarga pahlawan/pejuang sebanyak 83 orang serta dalam meningkatkan layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial telah diberikan bantuan sosial kepada 175 Kepala Keluarga, 35 Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan 65 warga miskin.

Upaya penanggulangan kemiskinan juga terus dilakukan melalui kebijakan-kebijakan pembangunan yang dilakukan melalui upaya-upaya prefentif seperti program pendidikan gratis, kesehatan gratis, perlindungan sosial bagi PMKS, pengembangan KUKM, pembangunan infrastruktur dengan metode padat karya serta program-program lainnya. Kemudian upaya-upaya kuratif seperti pembangunan mahyani, penciptaan wirausaha baru, bantuan sosial, beasiswa miskin dan lain sebagainya.

d. Pemuda dan Olahraga

Dalam urusan Kepemudaan dan olahraga diupayakan melalui perwujudan masyarakat gemar berolahraga, kreatif dan inovatif dengan melakukan penataan dan menyempurnakan sistem pembinaan dan pengembangan pemberdayaan olahraga, membangun keserasian dan keharmonisasian program, mekanisme dan hasil pembangunan keolahragaan kabupaten/kota, serta memfasilitasi dan

(24)

II-12

mengembangkan jaringan serta akses kemitraan disektor olahraga tingkat provinsi sampai kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2014, jumlah organisasi pemuda di Provinsi Gorontalo sebanyak 28 kelompok, sedangkan jumlah organisasi olahraga sebanyak 23 kelompok. Disamping itu juga prestasi olahraga dalam berbagai event sudah cukup baik, pada tahun 2014 berbagai prestasi Tingkat Nasional diperoleh dalam berbagai bidang olahraga, diantaranya untuk Cabang Tenis Meja Putri meraih Medali Emas dan Cabang Pencak Silat meraih medali perak pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Jakarta, Untuk cabang Sepak Takraw Juara II Kejuaraan Nasional PPLP di Palu, Asean Beach Games di Thailand, Asian University Games di Palembang, dan Asean School Games di Vietnam, dan meraih medali perunggu pada kejuaraan Asean School Games di Philipina, Asean Games di Korea, dan Kejurnas Super Series di Myanmar. Sementara untuk bidang olahraga Karate memperoleh 3 Medali Perak dan 5 Medali Perunggu pada Kejuaraan Nasional PPLP di Medan, Untuk Bidang Olahraga Renang memperoleh 2 Medali Perak dan 1Medali Perunggu pada Kejuaraan Nasional PPLP di Musi Banyuasin dan untuk Tenis Lapangan meraih 1 Medali Perunggu. Hasil tersebut cukup menggembirakan, untuk itu perlu terus dilakukan peningkatan kesadaran berolahraga di kalangan masyarakat luas, pembibitan olahraga dan peningkatan jumlah ruang publik untuk olahraga yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dan masyarakat luas. Diharapkan dengan peningkatan ruang publik untuk olahraga, pembibitan olahraga dan pemasyarakatan olahraga akan memudahkan pencarian dan penemuan bibit unggul daerah di bidang olahraga dan bisa membudayakan olahraga di masyarakat.

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum a. Pendidikan

Pencapaian sasaran urusan pendidikan, selain dilaksanakan melalui program pendidikan formal dilakukan juga melalui program pendidikan non formal beberapa diantaranya adalah, Program PAUD, program pendidikan dasar, program pendidikan menengah, program pendidikan untuk kesetaraan, masyarakat, kursus dan kelembagaan dan program pendidikan khusus serta pemberian beasiswa bagi masyarakat miskin.

Disamping itu pemerintah Provinsi Gorontalo berupaya mempercepat keberhasilan program wajib belajar 9 tahun dan 12 tahun melalui program pendidikan untuk rakyat (PRODIRA). Pada tahun 2014 beberapa capaian cukup baik, namun ada juga beberapa indikator yang menurun capaiannya atas implikasi dari mulai membaiknya mekanisme pengumpulan data.

Capaian pembangunan di sektor pendidikan dapat dilihat dari indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) pada tahun 2014, untuk SD/MI sebesar 114,64 persen, SMP/MTs sebesar 97,82 persen, dan SMA/MA/SMK sebesar 88,19 persen. Jika

(25)

II-13

dibandingkan tahun 2013, APK SD/MI sebesar 114,29, APK SMP/MTs sebesar 97,06 dan SMA/MA/SMK sebesar 85,18. Hal ini menunjukkan peningkatan Angka Partisipasi Kasar untuk berarti mengalami peningkatan untuk SD/MI sebesar 0,35 persen, SMP/MTs sebesar 0.76 persen dan SMA/MA/SMK sebesar 3 persen.

Angka Partisipasi Murni pada tahun 2014 untuk SD/MI sebesar 100,97 persen, SMP/ MTs sebesar 73,06 persen dan SMA/MA/SMK sebesar 65,87 persen. Pencapaian tersebut lebih baik dibandingkan dengan capaian Angka Partisipasi Murni tahun 2013 yaitu untuk SD/MI sebesar 98,65 persen, SMP/ MTs sebesar 71,95 persen dan SMA/MA/SMK sebesar 64,75 persen. Pencapaian APM telah memenuhi target RPJMD (2012-2017) untuk tahun 2014.

Sementara itu, melalui program peningkatan pendidikan non formal diperoleh capaian peningkatan angka melek huruf pada tahun 2014 menjadi 99,68 persen, capaian tersebut lebih baik dari tahun 2013 yang mencapai 99,50 persen. Dalam kebijakan penerapan pendidikan gratis atau lebih dikenal dengan Program Pendidikan untuk Rakyat (PRODIRA) di tahun 2014 telah mengakomodir siswa SMA/MA/SMK sederajat sebanyak 47.124 siswa yang memperoleh bantuan operasional sekolah, jumlah tersebut terdiri dari SMA Negeri dan Swasta sebanyak 26.893 siswa, untuk SMK Negeri dan Swasta sebanyak 18.287 siswa, untuk MA Negeri sebanyak 1.784 siswa dan untuk SMALB sebanyak 160 siswa. Disamping itu melalui program yang sama diberikan insentif untuk peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD sebanyak 9.000 orang, insentif untuk tenaga pendidik PKLK sebanyak 59 orang, insentif tenaga kependidikan PKLK sebanyak 9 orang, insentif guru daerah terpencil sebanyak 405 orang dan insentif untuk guru kontrak sebanyak 120 orang.

Capaian bidang perpustakaan dalam pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan, terus dilakukan melalui pengembangan gedung perpustakaan dan peningkatan layanan serta sarananya, peningkatan SDM Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan, juga terus dilakukan pembinaan dan pengembangan perpustakaan Kabupaten/Kota sampai dengan tingkat desa, peningkatan jumlah dan ragam bahan perpustakaan serta pengelolaan mobilisasi perpustakaan keliling hingga ke Kabupaten/Kota. Dari upaya - upaya tersebut pada tahun 2014 jumlah pengunjung mencapai 10.069 orang telah melebihi target yang tetapkan sebesar 5.000 orang, untuk jumlah buku ditahun 2014 sebanyak 4.136 Eksemplar dengan judul sebanyak 1.580 judul, sedangkan koleksi buku dan judul terbitan daerah sebanyak 30 judul. Pada tahun 2014 jumlah pustakawan berjumlah 2 orang dan tenaga teknis perpustakaan berjumlah 15 orang yang bertugas dalam pengolahan buku, pemegang klas bahan pustaka dan IT perpustakaan. Dalam rangka peningkatan kompetensi SDM dalam hal kearsipan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Gorontalo telah menganggarkan kegiatan peningkatan SDM

(26)

II-14

khususnya pelatihan dan diklat pustakawan/tenaga teknis perpustakaan kepada 50 orang tenaga pengelola kearsipan sehingga peningkatan kualitas pelayanan perpustakaan terhadap pemustaka (masyarakat) dapat dilaksanakan sebaik mungkin.

b. Kesehatan

Capaian kinerja urusan kesehatan Provinsi Gorontalo saat ini dapat ditunjukkan dengan indikator kinerja urusan kesehatan, yaitu Angka Usia Harapan Hidup (UHH) yang mengalami peningkatan, yang semula 67 tahun pada Tahun 2013 menjadi 67,54 tahun pada Tahun 2014. Capaian untuk angka kematian Ibu (AKI) tahun 2014 telah menunjukkan trend positif. Hal ini ditunjukkan dengan AKI tahun 2014 sebesar 194,8 per 100.000 kelahiran hidup lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 251,7 per 100.000 kelahiran hidup. Namun angka ini masih belum mencapai target RPJMD Tahun 2014, untuk itu diperlukan upaya keras untuk mencapai target RPJMD 2012-2017 di tahun 2014 yaitu 159,1 per 100.000 kelahiran hidup dan target MDGs pada tahun 2015 yakni sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk capaian Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami trend yang negative artinya terjadi kenaikan pada tahun 2014 sebesar 13,9 per 1.000 kelahiran hidup dibanding tahun 2013 sebesar 13,3 per 1.000 kelahiran hidup. Namun pencapaian ini telah mencapai target RPJMD 2012-2017 di 2014 yaitu 16 per 1.000 kelahiran hidup, dan target MDGs yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2015. Untuk capaian Angka Kematian Balita (AKABA) pada tahun 2014 sebesar 15,3 per 1.000 kelahiran hidup artinya meningkat jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup. Namun demikian capaian ini telah melampaui target RPJMD 2012-2017 untuk tahun 2014 sebesar 18,50 persen per 1.000 kelahiran hidup dan juga target MDGs sudah terlampaui yakni 32 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2015.

Pencapaian cakupan prevalensi gizi kurang mengalami kenaikan dimana pada tahun 2013 sebesar 100,3 persen meningkat menjadi 10,86 persen ditahun 2014. Meskipun demikian, pencapaian ini telah melampaui target RPJMD 2012-2017 untuk tahun 2014 sebesar 14,00 persen dan target MDGs yakni 15,5 persen tahun 2015.

Capaian lainnya yang terkait dengan target MDGs adalah Pengendalian HIV/AIDS, dimana jumlah penderita HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo mengalami penurunan dari tahun 2013 sebanyak 34 orang menjadi 26 orang pada tahun 2014.

Sementara itu, untuk melihat tingkat kelayakan hidup penduduk yang sehat dapat dilihat dari akses air bersih dan kelayakan sanitasi. Tercatat bahwa pada tahun 2014 di Provinsi Gorontalo hanya 42,5 persen rumah tangga yang memiliki akses berkelanjutan terhadap air bersih menurun dibanding tahun sebelumnya sebesar 56,3%. Capaian ini belum berhasil mencapai target yang ditetapkan untuk tahun

(27)

II-15

2014 sebesar 67%. Sedangkan persentase penduduk yang memiliki akses sanitasi layak seperti jamban sehat hanya sebesar 46,55 persen, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya sebesar 52,8 persen. Angka ini belum mencapai target tahun 2014 sebesar 61%. Sedangkan persentase rumah tangga yang melaksanakan perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebesar 63,55 persen, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya sebesar 69,37 persen Capaian PHBS tahun 2014 ini belum mencapai target yakni 70%. Hal ini perlu terus diupayakan peningkatan tingkat kelayakan hidup penduduk yang memenuhi kriteria sehat.

Dan dalam upaya peningkatan kesehatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pemerintah provinsi melalui program Jamkesta telah membantu pelayanan kesehatan gratis sesuai UU RI Nomor 40 tahun 2004. Untuk tahun 2014, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah memberikan jamkes kepada 235.058 jiwa dari 280.884 kepesertaan Jamkesta. Jumlah ini berkurang dibanding tahun 2013, yang telah memberikan pelayanan kesehatan kepada 272.071 jiwa warga miskin dari 325.236 kepesertaan Jamkesta.

Tahun 2014 tenaga kesehatan di Provinsi Gorontalo terdiri dari dokter spesialis sebanyak 58 orang, dokter gigi sebanyak 45 orang, dokter umum sebanyak 273 orang, perawat sebanyak 1.645 orang, bidan sebanyak 1010 orang, apoteker sebanyak 68 orang, sanitarian sebanyak 249 orang, tenaga gizi sejumlah 243 orang, fisiotherapi sejumlah 16 orang, sarjana kesehatan masyarakat berjumlah 485 orang dan tenaga farmasi berjumlah 94 Orang. Tenaga kesehatan tersebut belum tersebar merata di seluruh kabupaten/kota. Sarana pelayanan kesehatan di Provinsi Gorontalo tahun 2014 terdiri dari RSUD sebanyak 9, RS Swasta 3, Puskesmas 93, Puskesmas pembantu 242, Puskesmas keliling 86, Posyandu sebanyak 1304, Desa Siaga aktif sebanyak 525. Untuk Rumah Sakit Umum Provinsi Gorontalo yang telah beroperasi sejak tahun 2014, akan dilakukan pengembangan dan menjadi salah satu prioritas pembangunan Provinsi Gorontalo.

c. Lingkungan Hidup

Aspek yang menjadi ukuran keberhasilan pembangunan lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo ditandai dengan capaian peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup. Dimana menurut data yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup bahwa indeks kualitas lingkungan hidup Provinsi Gorontalo mencapai 97,43 % di tahun 2014, meningkat dibanding capaian tahun 2013 sebesar 95,01 point. Di samping itu tingkat ketaatan pemrakarsa terhadap pelaksanaan dokumen lingkungan juga mengalami peningkatan dari sebesar 77 persen di tahun 2013 meningkat menjadi 84 persen di tahun 2014. Pencapaian tersebut diperoleh dari meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan

(28)

II-16

terus dilaksanakannya upaya pembinaan teknis dalam sistem manajemen kegiatan pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup.

Isu - isu yang menjadi perhatian dalam bidang lingkungan hidup di provinsi Gorontalo adalah kerusakan Danau Limboto, penurunan kualitas air Danau Limboto, pencemaran air sungai, kerusakan mangrove dan terumbu karang, tingkat ketaataan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup masih rendah.

Sementara itu, kualitas air di beberapa sungai di Provinsi Gorontalo kualitasnya rendah, dari hasil pemantauan kualitas air pada tahun 2014 menunjukkan beberapa parameter sudah melebihi nilai ambang batas yang dipersyaratkan. Gambaran Status Mutu air Sungai yaitu Sungai Bone : Cemar Ringan – Sedang, Sungai Biyonga : Cemar Ringan – Sedang, Sungai Paguyaman : cemar ringan – sedang Sungai Buladu : Cemar Sedang – Berat, Sungai Taluduyunu : Cemar Ringan – Cemar Sedang, Sungai Andagile Atinggola : Cemar Ringan – Sedang, dan Sungai Randangan Pohuwato : Cemar Ringan – Sedang. Sementara itu kondisi kualitas udara ambiet di Kab/Kota masih baik.

Dalam pengembangan bidang lingkungan hidup beberapa upaya telah dilakukan diantaranya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pengembangan data dan informasi lingkungan hidup dan peningkatan kinerja pemerintah Kabupaten dan kota dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup. Tahun 2014 mulai diupayakan revitalisasi danau limboto, untuk tahap awal dilakukan pengerukan danau limboto, pembersihan enceng gondok, dan pembangunan tanggul pencegah banjir.

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah 2.1.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah

Kemampuan ekonomi daerah dapat ditunjukkkan dengan peningkatan kinerja dalam pembangunan ekonomi lainnya, yaitu pembangunan sektoral yang difokuskan pada lingkup pertanian, perindustrian dan perdagangan, KUMKM dan pariwisata. Kemampuan ekonomi tersebut di dukung oleh beberapa sektor sebagai berikut :

a. Sektor Pertanian

Prioritas Pembangunan di bidang pertanian diarahkan pada peningkatan luas panen komoditi tanaman pangan dan hortikultura, peningkatan produktivitas dan produksi komoditi tanaman pangan dan hortikultura, peningkatan infrastruktur, sarana dan prasarana lahan dan air dan peningkatan ketahanan pangan. Dari prioritas pengembangan tersebut, pencapaian kinerja sektor pertanian di tahun 2014 dapat dilihat dari: Peningkatan produksi jagung tahun 2014 (ASEM) sebesar 719.780 ton pipilan kering, mengalami kenaikan sebesar 50.686 ton atau 7,04

(29)

II-17

persen dibandingkan produksi tahun 2013 sebesar 669.094 ton (ATAP). Kenaikan produksi tersebut disebabkan adanya peningkatan luas panen sebesar 8.393 Ha (5,64 persen) dan kenaikan produktivitas sebesar 0,72 Kwintal/hektar (1,48 persen). Namun pencapaian ini belum dapat mencapai target RPJMD untuk tahun 2014 sebesar 789.512 ton, karena disebabkan antara lain petani/masyarakat belum menerapkan teknologi budidaya yang benar dan kurangnya faktor pemupukan, selain itu faktor pola subsidi benih yang mulai diterapkan Tahun 2013 dan 2014 ini varietas benih yang disubsidi oleh pemerintah tidak diminati oleh petani, hal ini didasari oleh realisasi penyerapan subsidi benih jagung untuk provinsi Gorontalo hanya kurang lebih sebesar 25 persen sampai dengan akhir tahun 2014. Dukungan dana APBD melalui bantuan benih jagung hibrida mengalami peningkatan yang cukup significant melalui tambahan anggaran APBD Pergeseran dan APBD-Perubahan namun hasil produksinya baru akan dipanen pada bulan Januari dan Februari 2015 sehingga tidak memberikan pengaruh pada capaian produksi tahun 2014.

Berdasarkan angka Sementara (ASEM) produksi padi tahun 2014 sebesar 314.703 ton Gabah Kering Giling (GKG), meningkat sebesar 18.791 ton atau 5,97 persen dibandingkan angka tetap tahun 2013 sebesar 295.912 ton Gabah Kering Giling (GKG). Capaian produksi padi untuk tahun 2014 telah melampaui target yang ditetapkan sebesar 308.896 ton. Peningkatan produksi utamanya juga disebabkan oleh peningkatan luas panen tahun 2014 sebesar 62.690 Ha, meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 56.894 Ha atau mengalami peningkatan sebesar 5.796 Ha atau 9,25 % dari tahun 2013. Peningkatan produksi ini berbanding terbalik dengan peningkatan produktivitas padi yang hanya sebesar 50,20 Ku/Ha (ASEM), mengalami penurunan dibanding angka tetap tahun 2013 sebesar 52,01 Ku/Ha atau menurun sebesar 1,81 kw/Ha (-3,61 persen) dan belum mencapai sasaran yang ditetapkan sebesar 55.63 Kw/Ha.

Produksi kedelai sesuai asem 2014 sebesar 4.273 ton biji kering, mengalami penurunan dibanding angka tetap tahun 2013 sebesar 4.410 ton. Penurunan produksi terjadi utamanya karena menurunnya luas panen sebesar 137 hektar (-3,21 persen) dari 3.367 Ha tahun 2013 menjadi 2.842 Ha tahun 2014. Namun pencapaian ditahun 2014, telah melampaui sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar 2.407 ton. Pencapaian ini disebabkan adanya dukungan bantuan benih dari APBD Kabupaten Pohuwato, minat masyarakat tani melalui swadaya serta adanya dukungan bantuan benih kedelai 60 Ha melalui program SLPTT. Penurunan produksi dan produktivitas kedelai disebabkan karena penurunan luas panen dari angka tetap tahun 2013 sebesar 3.367 Ha menjadi 2.842 Ha tahun 2014.

Untuk capaian kinerja komoditi utama hortikultura (cabe) terjadi penurunan pada luas panen tahun 2014 sebesar 2.092 Ha dibandingkan dengan 2013 2.296 Ha

(30)

II-18

atau mengalami penurunan sebesar 9,75 persen. Penurunan yang signifikan berpengaruh terhadap produksi cabe, dimana pada tahun 2013 produksi cabe mencapai 12.159 ton, sedangkan pada tahun 2014 menurun menjadi 11.526 ton. Capaian ini juga belum mencapai target yang telah ditetapkan untuk tahun 2014 karena selama tahun 2014 banyak tanaman cabe yang terserang penyakit sehingga produksinya mengalami penurunan.

Ketahanan Pangan, berdasarkan hasil analisis pola produksi padi angka

Sementara (ASEM) 2014 diperoleh angka produksi padi di provinsi Gorontalo mencapai 314.703 ton gabah kering giiling (GKG) meningkat sebesar 18.791 ton (5,97 persen) dibanding Angka Tetap (ATAP) tahun 2013. Dengan konversi gabah ke beras tersedia untuk konsumsi langsung sebesar 58,16 persen, maka ketersediaan beras tahun 2014 mencapai 183.031 ton, maka provinsi Gorontalo

mengalami surplus beras sebesar 82.989 ton pada tahun 2014.

Implikasi dari pencapaian kinerja sektor pertanian tersebut terlihat berdasarkan Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. NTP (NTP Umum) Provinsi Gorontalo tahun 2014 sebesar 100,62 menurun dibandingkan tahun 2013 sebesar 101,07. NTP masing-masing subsektor tercatat subsektor tercatat sebesar 96,31 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P), 121,14 untuk Subsektor Hortikultura H), 92,80 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R), 100,12 untuk Subsektor Peternakan (NTP-T) dan 97,50 untuk Subsektor Perikanan (NTN). Penurunan NTP pada Desember 2014 untuk semua subsektor disebabkan adanya indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian yang lebih besar jika dibandingkan dengan kenakan indeks harga hasil produksi pertanian.

Pengembangan pertanian juga dilaksanakan melalui peningkatan kompetensi dan pemberdayaan penyuluh, di tahun 2014 mutu penyelenggaraan penyuluh ditingkatkan dengan penyediaan demplot Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebanyak 45 unit dan sebanyak 77 Unit lembaga penyuluh difasilitasi dan dikembangkan, serta peningkatan kelas kemampuan kelompok sebanyak 123 kelompok. Kemudian dilakukan juga peningkatan kapasitas penyuluh PPK melalui diklat fungsional sebanyak 31 orang dan diklat teknis bagi 50 penyuluh serta diklat teknis pelaku utama dan pelaku usaha sebanyak 50 orang.

Dari sisi pola konsumsi pangan ditunjukkan dengan peningkatan skor pola pangan harapan (PPH) yang terbagi atas Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan dan Skor Pola Pangan Harapan Konsumsi. Skor PPH Ketersediaan menggambarkan perbandingan antara kebutuhan kalori (pangan) masyarakat dibandingkan dengan kondisi ketersediaan kalori/pangan didaerah. Hasil analisa

Gambar

Gambar 2.1 Peta Provinsi Gorontalo

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak PB di atas dapat diketahui bahwa status kepemilikan adalah milik bersama, pembiayaan untuk pembelian rumah dan apapun

Risiko pasar dalam investasi ORI dapat dihindari apabila pembeli ORI di Pasar Perdana tidak menjual ORI sampai dengan jatuh tempo dan hanya menjual ORI jika harga jual (pasar)

Hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa laju pelindihan unsur-unsur dalam synroc limbah berhasil baik untuk imobilisasi limbah cair aktivitas tinggi dan sangat

So let’s look at the types of search that you could provide: Boolean search used in RDBMS s, full-text keyword search used in frameworks such as Apache Lucene, and

Retribusi terminal yang selanjutnya dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bus umum, tempat

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang | 267 konteks pemecahan masalah; (d) Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and

1) uang dan/atau setara uang, dalam hal ini termasuk tapi tidak terbatas pada voucher dan cek, yang diberikan kepada Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara di

Sedangkan Syaichu (2013) menyatakan bahwa Inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabiltas bank. Terjadi dua pendapat yang bertentangan dalam penelitian – penelitian