• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan. 1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan. 1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir sampah Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan profil sebagai berikut :

1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Tempat Pembuangan Akhir Sampah merupakan tempat pemrosesan akhir sampah di suatu daerah dan Tempat Pembuangan Akhir Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung merupakan satu-satunya tempat pemrosesan akhir yang ada di Temanggung.

Berikut merupakan peta lokasi TPA Sanggrahan :

Gambar 4 1 Peta Lokasi TPA Sanggrahan Temanggung(4) Berdasarkan pengamatan, tempat pembuangan akhir sampah ini dalam pengolahannya menggunakan metode Controlled Landfill.

Pembangunan tempat pembuangan akhir sampah Sanggrahan ini mempunyai tujuan yaitu untuk menyediakan sarana dan prasarana

(2)

persampahan dimana akan melayani wilayah yang ada di Kabupaten Temanggung khususnya wilayah perkotaan. Tempat pembuangan akhir sampah Sanggrahan ini melayani 9 kecamatan dan menerima sampah dari 30.719 KK atau sekitar 153.597 jiwa.

Berikut merupakan peta wilayah pelayanan persampahan perkotaan Kabupaten Temanggung yeng terdiri dari 11 kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Temanggung 2. Kecamatan Kandangan 3. Kecamatan Tlogomulyo 4. Kecamatan Selopampang 5. Kecamatan Kranggan 6. Kecamatan Pringsurat 7. Kecamatan Kedu 8. Kecamatan Bulu 9. Kecamatan Parakan 10. Kecamatan Ngadierjo 11. Kecamatan Candiroto

(3)

Dibawah ini merupakan gambar peta lokasi pelayanan persampahan TPA Sanggrahan Temanggung :

Gambar 4 2 Peta Lokasi Pelayanan Sampah TPA Sanggrahan Temanggung(4)

2. Kondisi dan Proses Alur Air Lindi

Bak penampungan air lindi TPA Sanggrahan Temanggung memiliki ukuran dengan panjang 3,5 meter, lebar 3,9 meter dan tinggi 2 meter dengan volume bak penampung sebanyak 27,3 m3 .

Kondisi bak penampungan air lindi berada dibagian bawah TPA Sanggrahan, dengan dikelilingi pagar. Air lindi TPA Sanggrahan Temanggung pada masing-masing bak terisi setengah dari bak, berbau dan berwarna cokelat.

Air lindi ini berasal dari sampah yang berada diatas tempat pemrosesan akhir dimana air lindi dialirkan melalui saluran perpipaan yang kemudian dialirkan kemasing-masing bak penampungan. Air lindi ini selanjutnya mengalami proses pengolahan pada bak selanjutnya, bak disini terdidi dari bak pengolahan fluktuatif, anaerob dan bak maturasi. Air lindi yang sudah mengalami pengolahan setelah

(4)

itu dibuang atau dialirkan ke sungai yang berada tepat dibawah bak penampungan air lindi. Air lindi ini dibuang dan dikosonkan setiap tiga minggu sekali dan kemudian diisi dengan air lindi yang baru yang berasal dari sampah TPA.

B. Hasil Pengukuran Air Lindi Parameter Fisika

Hasil pengujian kualitas air lindi yang dilakukan oleh peneliti : 1. Suhu pada air lindi

Berdasarkan penentuan parameter fisika yaitu suhu air lindi dan air sungai maka pengukuran suhu menggunakan 2 cara yaitu saat suhu masih di dalam bak dan sungai dan saat suhu sudah dituang kedalam wadah sampel (jerigen).

Tabel 4 1 Suhu Minggu 1 dan 2 pada air lindi TPA Sanggrahan Temanggung

Sampel

Minggu 1 Minggu 2 Keterangan

Suhu bak Suhu jerigen Suhu bak Suhu jerigen

1 290C 30oC 290C 30oC Memenuhi baku mutu 2 26oC 27oC 26oC 27oC Memenuhi baku mutu 3 23oC 25oC 23oC 25oC Memenuhi baku mutu Sumber : data primer

Sedangkan untuk hasil pengukuran suhu pada minggu 1 dan 2 dari ketiga sampel hasilnya tidak ada patokannya karena deviasi suhu pada keadaan alamiyahnya baik pada bagian didalam bak maupun setelah dimasukkan kedalam jerigen.

(5)

2. Kadar TSS air lindi

Hasil pengujian Total Suspended Solid yang dilakukan oleh peneliti, hasilnya mengacu pada baku mutu yang sudah dipersyaratkan yaitu Peraturan Pemerintah LHK No 59 Tahun 2016 tentang Air Lindi.

Tabel 4.2 Kadar pH Minggu 1 dan 2 pada air lindi TPA Sanggrahan Temanggung

Sampel Minggu 1 Minggu 2 Baku Mutu

Keterangan 1 0.63 mg/L 0.05 mg/L 100 mg/L Memenuhi 2 0.15 mg/L 0.02 mg/L 100 mg/L Memenuhi 3 1.85 mg/L 0.02 mg/L 100 mg/L Memenuhi Sumber : data primer

Dari hasil pengujian Total Suspended Solid pada ketiga sampelminggu 1 dan 2 maka kadar TSS pada air lindi dan air sungai sudah memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 100 mg/L.

3. Hasil Pengukuran Air Lindi Parameter Kimia

Hasil pengujian kualitas air lindi yang dilakukan oleh peneliti : 1. Kadar pH air lindi

Pengukuran pH yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan alat pH hasilnya akan dibandingkan dengan baku mutu yang sudah dipersyaratkan yaitu Peraturan Pemerintah LHK No 59 Tahun 2016 tentang Air Lindi dan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

(6)

Tabel 4.3 Kadar pH Minggu 1 dan 2 pada air lindi TPA Sanggrahan Temanggung

Sampel Minggu 1 Minggu 2 Baku Mutu Keterangan pH bak pH jerigen pH bak pH jerigen 1 7.50 7.40 7.80 7.90 6-9 Memenuhi 2 8.06 8.00 8.00 8.10 6-9 Memenuhi 3 7.60 7.50 8.00 7.60 6-9 Memenuhi Sumber : data primer

JumlahpH pada air lindi dan air sungai pada ketiga sampel minggu 1 dan 2 sudah sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 6-9.

2. Kadar COD air lindi

Pengujian kadar COD yang dilakukan oleh peneliti dengan refluk terbuka dan metode titrasi dengan metode iodometri , hasilnya mengacu pada baku mutu yang sudah dipersyaratkan yaitu Peraturan Pemerintah LHK No 59 Tahun 2016 tentang Air Lindi dan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Tabel 4.4 Kadar COD Minggu 1 dan 2 pada air lindi TPA Sanggrahan Temanggung

Sampel Minggu 1 Minggu 2 Baku Mutu

Keterangan 1 720 mg/L 736 mg/L 300 mg/L Tidak Memenuhi 2 691.2 mg/L 723.2 mg/L 300 mg/L Tidak Memenuhi 3 716.8 mg/L 716.8 mg/L 300 mg/L Tidak Memenuhi Sumber : data primer

Jumlah kadar COD pada air lindi dan air sungai hasilnya tidak memenuhi atau melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.

(7)

Dari ketiga sampel tersebut kadar COD pada minggu 1paling tinggi yaitu pada sampel bak 1 yaitu sebanyak 720 mg/L. Air sampel pada bak 1 ini diambil pada saat pertama kali air lindi dialirkan dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah kedalam bak. Sedangkan kadar COD pada minggu ke 2 paling tinggi juga terdapat pada bak 1. Ini terjadi karena air lindi yang baru kandungan COD cenderung lebih tinggi.

3. Kadar DO air lindi

Pengukuran yang dilakukan oleh peneliti untuk menentukan kadar oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen dengan metode winkler , hasilnya akan dibandingkan dengan baku mutu yang dipersyaratkan yaitu Peraturan Pemerintah LHK No 59 Tahun 2016 dan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Tabel 4.5 Kadar DO Minggu 1 dan 2 pada air lindi TPA Sanggrahan Temanggung

Sampel Minggu 1 Minggu 2 Baku Mutu

Keterangan 1 4.32 mg/L 5.67 mg/L 6 mg/L Tidak Memenuhi 2 4.32 mg/L 5.40 mg/L 6 mg/ L Tidak Memenuhi 3 3.12 mg/L 4.86 mg/L 6 mg/L Tidak Memenuhi Sumber : data primer

Kadar DO pada air lindi dan air sungai dari ketiga sampel , pengukuran minggu 1 dan 2 hasilnya tidak memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan karena baku mutu yang dipersyaratkan adalah 6 mg/L batas minimum.

(8)

4. Kadar BOD air lindi

Pengujian BOD yang dilakukan oleh Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Semarang, hasilnya dibandingkan dengan baku mutu mengacu pada Peraturan Pemerintah LHK No 59 Tahun 2016 dan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Tabel 4.6 Kadar BOD Minggu 1 dan 2 pada air lindi TPA Sanggrahan Temanggung

Sampel Minggu 1 Minggu 2 Baku Mutu Keterangan 1. 450 mg/L 450 mg/L 150 mg/L Tidak Memenuhi 2. 525 mg/L 525 mg/L 150 mg/L Tidak Memenuhi 3. 3.1 mg/L 3.1 mg/L 150 mg/L Memenuhi Sumber : data primer

Hasil pengujian BOD pada air lindi dan air sungaiketiga sampel menunjukkan bahwa hasilnya 2 sampel tidak memenuhi atau melebihi baku mutu dan 1 sampel memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. 2 sampel yang tidak memenuhi atau melebihi baku mutu yaitu terdapat pada bak 1 dan bak 2 yaitu dengan hasil 450 mg/L pada pengambilan sampel minggu kesatu dan kedua mengalami hasil yang sama.

(9)

4. Kualitas Parameter Mikrobiologi 1. Jumlah Kadar Coliform

Penentuan parameter mikrobiologi yaitu bakteri Coliform fecal menggunakan baku mutu Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Tabel 4.7 Kadar Bakteri Coliform Minggu 1 dan 2 pada air lindi TPA Sanggrahan Temanggung

Sample Diterima

Tabung Positif Indeks MPN per 100 ml Baku Mutu (mg/L) 10 ml 1 ml 0.1 ml Minggu 1 3 2 0 93 1000 mg/L 3 3 0 240 3 1 0 43 Minggu 2 3 2 1 150 3 3 3 >1100 3 1 1 75

Sumber : data primer

Dari hasil uji laboratorium pengukuran air lindi dan air sungai hasilnya pada ketiga sampel minggu 1 dari ketiga sampel paling tinggi pada bak 2 yaitu sebanyak 240 mg/L. Namun hasil pengujian ini ketiga sampel sudah memenuhi baku mutu. Sedangkan untuk pengukuran minggu 2 hasil paling tinggi juga pada bak 2 yaitu >1100 MPN/100 ml.

Gambar

Gambar 4 1 Peta Lokasi TPA Sanggrahan Temanggung (4) Berdasarkan  pengamatan,  tempat  pembuangan  akhir  sampah  ini  dalam pengolahannya menggunakan metode Controlled Landfill
Gambar 4 2 Peta Lokasi Pelayanan Sampah TPA Sanggrahan  Temanggung (4)

Referensi

Dokumen terkait

Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan jenis pemeriksaan untuk laborat luar jika hari libur atau Cito 24 jam (dilakukan oleh perawat ruangan atau

Seperti halnya proses adsorpsi, recovery juga menggunakan biomassa tanpa imobilisasi yang dikontakkan dengan larutan logam untuk metode batch dan biomassa

Pada proses word normalization akan mengubah kata yang tidak baku menjadi kata baku sama seperti yang dilakukan pada proses processing di tahap pelatihan dimana

Hasil pengolahan data gempa bumi dari jaringan Mini Regional Palu dalam kurun waktu Januari 2012 - Maret 2013 dengan (Gambar 4 dan 5) menunjukkan bahwa sebaran gempa bumi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi ngengat Citripestis sagitiferella terhadap minyak atsiri yang diekstrak dari tiga varietas jeruk (manis pacitan, besar

Level bawah menggambarkan proses pengambilan keputusan pengguna terminal peti kemas yang memilih lokasi pelayanan yang disediakan operator terminal dengan meminimalkan

Hampir keseluruhan otitis media efusi disebabkan gangguan fungsi tuba eustachius. Apabila peradangan dan infeksi bakteri akut telah jelas, kegagalan dari mekanisme pembersihan

Untuk sampel uji ekstrak herba krokot pada dosis 400 mg memilik aktivitas antiinflamasi yang lebih baik dari dosis 100 mg dan 200 mg, hal ini mungkin disebabkan