IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYALURAN BANTUAN PANGAN
NON TUNAI DI KELURAHAN TIMBANGAN KECAMATAN
INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menempuh Derajat Sarjana S-1
Ilmu Administrasi Publik
OLEH :
MAGHFIROH
NIM. 07011181621003
Konsentrasi Kebijakan Publik
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
iv
Motto dan Persembahan
“Saya menemukan bahwa semakin keras saya bekerja, semakin banyak keberuntungan yang saya miliki.” (Thomas Jefferson)
“Semua impian kita bisa terwujud jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya.” (Walt Disney)
Kupersembahkan Skripsi Ini Untuk :
1.Kedua Orangtua Ku Tercinta, Ayah Kholil Bukhori dan Ibu Yuhanah 2. Ketiga Kakak Kandung Ku, Nopa
Khoriyunaspiah, Martunis, dan Afrah
3. Adik Ku Paikoh Nabilah.
4. Kakak-kakak Ipar Ku dan Keponakan Ku
5. Sahabat-sahabat Penyemangatku 6. Almamater Kebanggaan.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Kebijakan Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai di Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercerah kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabat yang kita nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.
Penelitian ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai derajat pendidikan strata satu (S1) Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya. Penyusunan usulan penelitian ini mendapat bimbingan, petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis juga mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, antara lain:
1. Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran selama penyelesaian
skripsi ini.
2. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Kholil Bukhori dan Ibunda Yuhanah yang doa
nya tak pernah putus serta dalam memberikan dukungan dan motivasi yang luar biasa untuk kesuksesanku.
3. Kakak-kakak dan adik saya yang telah memberikan semangat, motivasi, dan dukungan
serta doa untuk kesuksesan kepada ku selama menyelesaikan sripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaf, MSCE selaku Rektor Universitas Sriwijaya
5. Prof. Dr. KGS. M. Sobri, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sriwijaya beserta jajarannya.
6. Bapak Zailani Surya Marpaung, S.Sos., MPA, selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
7. Bapak Drs. Gatot Budiarto, MS selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
waktu untuk membimbing, mendengar, menginspirasi, dan memberikan saran serta masukan dalam membantu pembuatan usulan penelitian ini.
8. Ibu Tuty Khairunnisyah, MA selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu untuk membimbing, mendengar, menginspirasi, dan memberikan saran serta masukan dalam membantu pembuatan usulan penelitian ini.
9. Ibu Dr. Nengyanti, M.Hum selaku Penasehat Akademik yang telah membimbing saya
selama melaksanakan studi kuliah.
10. Ibu Ermanovida, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
11. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya yang telah banyak memberikan ilmu dan bimbingannya.
12. Kepala Kantor Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir beserta seluruh pegawai Kantor Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir yang telah memberikan izin melakukan penelitian serta memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi saya.
vi
13. Ibu Leni Novita, S.P selaku Kepala Bidang Kelembagaan dan Pemberdayaan Sosial
Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir yang telah membantu saya dan memberikan data serta informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
14. Bapak Zaidan Sukarno, S.Sos., M.Si selaku Camat di Kecamatan Indralaya Utara
15. Bapak Ichwani, S.Pd., M.Si selaku Lurah Kelurahan Timbangan
16. Semua staf Tata Usaha beserta karyawan FISIP Universitas Sriwijaya yang sudah banyak membantu selama ini.
17. Sahabat-sahabatku yang telah mendukung proses usulan penelitian ini, serta teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Jurusan Administrasi Publik.
18. Terimakasih kepada semua Pihak yang telah banyak membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dari awal hingga penyelesaian skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan karunia, limpahan rahmat dan hidayah-Nya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada saya. Atas segala perhatian dan kerjasamanya penulis ucapkan terima kasih.
Indralaya, Agustus 2020 Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... i
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR SINGKATAN ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 13 C. Tujuan Penelitian ... 13 D. Manfaat Penelitian ... 13 1. Manfaat Teoritis... 13 2. Manfaat Praktis ... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15
A. Landasan Teori ... 15
1. Kebijakan Publik ... 15
2. Tahap-tahap dalam Kebijakan Publik ... 16
3. Implementasi Kebijakan Publik ... 19
4. Model-model Implementasi Kebijakan Publik ... 22
5. Teori Implementasi yang Digunakan dalam Penelitian ... 30
6. Bantuan Pangan Non Tunai ... 32
B. Kerangka Berfikir ... 46
C. Penelitian Terdahulu ... 49
BAB III METODE PENELITIAN ... 52
A. Jenis Penelitian ... 52
B. Definisi Konsep ... 53
C. Fokus Penelitian ... 53
D. Jenis dan Sumber Data ... 55
x
F. Teknik Pengumpulan Data ... 58
G. Teknik Analisis Data ... 59
H. Sistematika Penulisan ... 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 62
B. Analisis Kebijakan Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai di Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir ... 79
BAB V PENUTUP ... 132
A. Kesimpulan ... 132
B. Saran ... 133
DAFTAR PUSTAKA ... 135
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten/ Kota Sumatera Selatan Tahun
2015-2019 ... 7
2. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Ogan Ilir, 2011- 2018: .... 8
3. Jumlah DTKS dan KPM di Indralaya Utara Tahun 2019 ... 10
4. Penelitian Terdahulu ... 49
5. Fokus Penelitian ... 54
6. Jumlah KK dan Penduduk Kecamatan Indralaya Utara Tahun 2020 ... 66
7. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Kecamatan Indralaya Utara ... 69
8. Jumlah LK dan RT di Kelurahan Timbangan ... 76
9. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat/ Golongan ... 77
10. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Timbangan ... 77
11. Jumlah Sarana Kesehatan di Kelurahan Timbangan ... 77
12. Jumlah Sarana Ibadah di Kelurahan Timbangan ... 78
13. Dimensi Tingkat Kepatuhan ... 95
14. Jumlah DTKS Kelurahan Timbangan Tahun 2019 ... 99
15. Jumlah KPM Kelurahan Timbangan ... 100
16. Lancarnya Rutinitas Fungsi dan Tidak Adanya Masalah ... 116
17. Jumlah Daftar KPM Kelurahan Timbangan Tahun 2019... 119
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Tahap-tahap Kebijakan Publik ... 17
2. Model Pendekatan The Policy Implementation Proces ... 24
3. Model Pendekatan Direct and Indirect Impact on Implementation ... 26
4. Model Impelementasi Ripley dan Franklin ... 29
5. Desain Kartu Keluarga Sejahtera ... 35
6. Alur Edukasi dan Sosialisasi ... 39
7. Registrasi dan/ atau Distribusi KKS ... 40
8. Pemanfaatan KKS ... 42
9. Kerangka Pemikiran ... 48
10. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2018 ... 63
11. Jumlah dan Persentase Sekolah di Kabupaten Ogan Ilir ... 64
12. Struktur Organisasi Kecamatan Indralaya Utara ... 68
13. Kantor Kelurahan Timbangan ... 75
14. Struktur Organisasi Kelurahan Timbangan ... 78
15. Sosialisasi Bansos Pangan kepada Jajaan Pemerintah Kabupaten/Kota, TKSK, Camat, Lurah, Bank BRI serta E-Warong ... 85
16. Pemantauan dan Evaluasi Dinas Sosal Kabupaten Ogan Ilir di Lapangan ... 85
17. Tata Tertib Bank Penyalur... 87
18. KKS Penerima Manfaat ... 88
19. E-Warong ... 88
20. Mesim Pembaca KKS (EDC) ... 89
21. Bukti Transaksi Pembelanjaan KPM... 91
22. Aplikasi SIKS-NG ... 98
23. Kartu KKS ... 102
24. E-Warong Sawaluddin ... 103
25. Mesin EDC dan Kertas Cetak Resi ... 103
26. Ketersediaan Beras dan Telur di E-Warong ... 104
27. Pelaksanaan Registrasi dan/ atau Distribusi KKS ... 108
28. KPM yang Sedang Membeli Bahan Pangan Menggunakan KKS ... 110
29. Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi... 112
30. E-Warong Sawaluddin ... 122
31. Kartu KKS Milik KPM ... 123
xiii
DAFTAR SINGKATAN
Bansos : Bantuan Sosial
BPNT : Bantuan Pangan Non Tunai
Dinsos : Dinas Sosial
DTKS : Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
E-Warong : Elektronik Warung Gotong Royong
KEMENSOS : Kementerian Sosial
KKS : Katu Keluarga Sejahtera
KPM : Keluarga Penerima Manfaat
SIKS-NG : Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial- Next Generation
TKSK : Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Tugas Pembimbing Seminar Usulan Skripsi ... 138
2. Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi ... 139
3. Surat Perubahan Judul Skripsi ... 140
4. Lembar Bimbingan Usulan Skripsi ... 141
5. Lembar Revisi Seminar Usulan Skripsi Penguji ... 144
6. Lembar Revisi Seminar Usulan Skripsi Pembimbing I ... 146
7. Lembar Konsultasi Skripsi Pembimbing I ... 147
8. Lembar Konsultasi Skripsi Pembimbing II ... 149
9. Lembar Revisi Ujian Komprehensif Penguji I ... 150
10. Lembar Revisi Ujian Komprehensif Penguji II ... 152
11. Surat Izin Penelitian ... 153
12. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 tentang Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai ... 162
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKemiskinan merupakan suatu keadaan ketidakmampuan individu atau kelompok
yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya agar mendapatkan kehidupan yang
layak. Saat ini, kemiskinan merupakan suatu masalah serius yang hingga kini terus dihadapi
oleh pemerintah Indonesia karena tingginya angka pengangguran di Indonesia. Sehingga
semakin banyak pengangguran, maka semakin tinggi pula angka kemiskinan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa jumlah
persentase penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2019 sebesar 9,41%, atau 25,14 juta
jiwa. Tingkat kemiskinan di Indonesia pada Maret 2019 merupakan angka kemiskinan
terendah sejak tahun 1998 yang mencapai 24,2% dari jumlah penduduk. Sedangkan angka
kemiskinan di Sumatera Selatan pada September 2018 sebesar 12,82%.
Di negara Indonesia segala sesuatu telah di atur oleh undang-undang. Bahkan
undang-undang tentang kemiskinan telah dikeluarkan, guna mengatasi masalah kemiskinan
di Indonesia. Salah satunya di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. Bahkan peraturan perundang-undangan mengenai
pengetasan kemiskinan juga dikeluarkan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yaitu
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penanggulangan
Kemiskinan. Akan tetapi, masih banyak terdapat masyarakat dalam kondisi yang
memprihatinkan seperti fakir miskin dan orang-orang yang terlantar di jalanan. Berdasarkan UUD 1945 dalam pasal 34 ayat (1) dinyatakan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak yang
terlantar dipelihara oleh negara” dan pada ayat (2) juga tertera bahwa “Negara
2
yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat manusia”. Pemerintah memiliki peran
tanggung jawab dalam mengatur dan mengelola persediaan pangan bagi masyarakat miskin,
dengan memberi kualitas yang baik dan sesuai dengan nilai ekonomi pada masyarakat. Oleh
karena itu, agar UUD 1945 pasal 34 ayat (2) dapat terealisasi, pemerintah melakukan
berbagai upaya untuk memberantas permasalahan kemiskinan yang terjadi di Indonesia
dengan mengeluarkan program-program sosial. Beberapa kebijakan dan program yang
dilaksanakan pemerintah guna menanggulangi masalah kemiskinan, seperti bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, dan kebijakan
program lain dalam tujuan meningkatkan kegiatan ekonomi.
Berbagai upaya telah pemerintah lakukan untuk mengatasi dan mengurangi angka
kemiskinan di Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah
Indonesia guna mengurangi beban masyarakat miskin dalam mencukupi kebutuhan pokok
dan ekonomi pada masyarakat, pemerintah membentuk salah satu kebijakan dalam bentuk
penyaluran bantuan pangan secara non tunai yaitu disebut dengan Program Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT). Bantuan pangan non tunai atau BPNT adalah salah satu bentuk
kebijakan dari program bantuan sosial pangan yang dikucurkan oleh pemerintah dalam
bentuk non tunai yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap bulannya
dengan melalui mekanisme akun elektronik untuk membeli pangan pada pedagang pokok
(e-warong) yang bekerja sama dengan bank. Kebijakan BPNT ini telah diatur PERMENSOS
RI No. 20 Tahun 2019 Tentang Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai. Jalannya proses
penyaluran BPNT sendiri juga dinyatakan dalam PERMENSOS RI No. 20 Tahun 2019 pasal
21 ayat (4) yang berbunyi bahwa “proses penyaluran BPNT dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai belanja Bantuan Sosial yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang keuangan”. Adapun
3
beberapa landasan hukum yang mendasari atas pelaksanaan Implementasi Kebijakan
Penyaluran BPNT, yaitu:
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran
Bantuan Sosial Secara Non Tunai.
2. Peraturan Menteri Sosial Nomor 11 Tahun 2018 tentang Penyaluran Bantuan Pangan
Non Tunai.
3. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2019 tentang Penyaluran Bantuan Pangan
Non Tunai.
4. Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2017 tentang Program Keluarga Harapan.
5. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 254/ PMK.05/ 2015 tentang
Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga.
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 228/ PMK.05/ 2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/ PMK.05/ 2015 tentang
Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga.
Kebijakan Penyaluran BPNT yang mengacu pada PERPRES RI Nomor 63 Tahun
2017 menyatakan bahwa di dalam Pasal 1 ayat (1) dinyatakan “Bantuan Sosial adalah
bantuan berupa uang, barang, atau jasa kepada seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat miskin, tidak mampu, dan/atau rentan terhadap risiko sosial”. BPNT merupakan
salah satu bentuk bantuan yang dibuat pemerintah kepada masyarakat yang berekonomi
rendah serta untuk menciptakan kesejahteraan rakyat sebagai cita-cita bangsa Indonesia.
Sehingga untuk menjalankan maksud tersebut, pemerintah dan negara wajib memberikan
bantuan, kepastian perlindungan dan kesejahteraan rakyat dalam bentuk badan
penyelenggaraan bantuan pangan maupun sosial bagi masyarakat. BPNT dikelola
4
2019, bahwa BPNT dikelola oleh Kementerian Sosial, di bawah Direktorat Jenderal
Penanganan Fakir Miskin (PFM).
Penyaluran BPNT di Indonesia merupakan suatu kebijakan baru yang dibuat dan
dikeluarkan pemerintah guna memenuhi kebutuhan dasar fakir miskin, serta untuk
menanggulangi angka tingkat kemiskinan di Indonesia. Penyaluran BPNT dimulai pada
bulan Januari 2017 dengan dilakukan secara tahap demi tahap di beberapa wilayah daerah
yang sudah terpilih oleh pemerintah dengan berdasarkan pada persiapan infrastruktur seperti
sarana prasarana pembayaran (transaksi) dan sinyal telekomunikasi, persiapan ketersediaan
bahan pangan dari usaha eceran, serta adanya dukungan pemerintah daerah.
Pada awalnya, BPNT ini sebelumnya dalam bentuk program subsidi beras sejahtera
(Rastra). Namun, sekarang program subsidi Rastra kini telah bertransformasi menjadi
Bantuan Pangan Pangan Non Tunai (BPNT). Sehingga, dengan perubahan tersebut bantuan
sosial Rastra tidak lagi diberikan dalam bentuk beras secara langsung, tetapi secara bertahap
dengan dibagikan dalam bentuk Kartu Kombo atau Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang
nantinya bantuan tersebut akan disalurkan melalui kartu elektronik Kombo atau KKS yang
dapat digesek di warong gotong royong elektronik (e-warong). E-warong merupakan suatu
agen bank, pedagag dan/ atau pihak lain yang sudah bekerja sama dengan Bank Penyalur
dan ditentukan sebagai tempat penarikan atau pembelian Bantuan Sosial oleh penerima
Bantuan Sosial bersama bank penyalur (PERMENSOS RI Nomor 20 Tahun 2019 tentang
Penyaluran BPNT Pasal 1 ayat 2).
Adapun beberapa alasan Rasra kini dialihkan menjadi BPNT, salah satunya yaitu
dianggap memiliki permasalahan dalam pelaksanaannya. Hal tersebut dapat dilihat dari
indikator tepat sasaran, yaitu adanya exclusion error dan inclusion error yang begitu tinggi.
5
Rastra, tetapi kenyataannya mereka tidak terdaftar sebagai penerima Rastra. Dan sebaliknya,
pada inclusion error, rumah tangga atau keluarga yang seharusnya tidak berhak menerima
Rastra, malah menerima bantuan tersebut. Sehingga mulai tahun 2016/2017 pemerintah
mengubah program beras sejahtera (Rastra) ini menjadi program Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) (Sumber: cpps.ugm.ac.id).
Penyaluran BPNT ini akan diberikan kepada keluarga miskin yang sudah ada data
masuk ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada setiap bulannya melalui mekanisme
kartu elektronik atau akun elektronik yang hanya bisa digunakan untuk membeli kebutuhan
pangan seperti beras dan/ atau telur di e-warong atau pedagang yang menjusal bahan pangan
yang sudah terdaftar dan bekerja sama dengan Bank Negara seperti Bank BRI, BTN, dll.
Setiap KPM nantinya akan menerima bantuan sebesar Rp 110.000/ bulan. Bantuan yang
telah masuk ke dalam KKS dapat disisakan dan terakumulasi dalam rekening bantuan
pangan pangan. Sehingga, jika dan bantuan sosial tersebut masih tersisa dalam jangka waktu
satu bulan, maka bantuan dana tersebut secara otomatis akan tersimpan dalam rekening
tabungan kartu KKS, serta bisa digunakan kembali di bulan berikutnya.
Berbeda dengan Program Rastra, setiap sasarannya merupakan penerima non PKH
(Program Keluarga Harapan). Sedangkan untuk Program BPNT, sasarannya bisa dari
penerima Program PKH maupun non PKH. BPNT adalah salah satu bantuan dari program
pemerintah untuk diberikan kepada masyarakat miskin di Indonesia yang keluarganya sudah
ada data masuk ke dalam PKH ataupun KPM. Dasar masyarakat untuk mendapatkan bantuan
berupa BPNT ini harus terdaftar dalam Basis Data Terpadu (BDT) atau Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS). Jadi, data terpadu inilah yang menentukan seseorang atau
keluarga termasuk ke dalam golongan penerima manfaat. Apabila data calon penerima
6
akan mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah baik BPNT, Rastra, PKH, KIP, dan
lain-lain.
BPNT bertujuan untuk membantu kebutuhan pangan masyarakat miskin dalam
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Tujuan lain dari BPNT juga dinyatakan dalam
Peraturan Menteri Nomor 11 Tahun 2018 Pasal 2 ayat 1 bahwa BPNT bertujuan untuk:
1. Mengurangi beban pengeluaran KPM BPNT melalui pemenuhan sebagian kebutuhan
pangan;
2. Memberikan bahan pangan dengan nutrisi yang lebih seimbang kepada KPM BPNT;
3. Memberikan bahan pangan dengan tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas,
tepat harga, dan tepat administrasi; dan
4. Memberikan lebih banyak pilihan dan kendali kepada KPM BPNT dalam memenuhi
kebutuhan pangan.
Akan tetapi, kebijakan penyaluran BPNT ini belum dikatakan sepenuhnya tercapai,
terutama di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, persentase angka kemiskinan di wilayah
Sumatera Selatan masih tergolong tinggi, sehingga upaya tersebut hanya menunjukkan
sedikit perubahan yaitu data yang dikeluarkan BPS pada September tahun 2018 sampai 2019
hanya menurun 0,25% saja. Persentase angka kemiskinan yang masih tinggi di Sumatera
Selatan merupakan suatu hal yang sangat serius bagi pemerintah. Sehingga permasalahan
tingkat kemiskinan ini perlu dan dianggap penting serta harus diturunkan. Persentase angka
kemiskinan yang masih menunjukkan angka sebesar 12,82% di tahun 2018 dan 12, 71% di
tahun 2019 menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Angka persentase tersebut masih
terbilang tinggi karena persentase tersebut lebih besar dibandingkan angka persentase
7
Sumatera tingkat kemiskinannya masih diatas nasional. Berikut data persentase penduduk
Miskin di Kabupaten/ Kota Sumatera Selatan Tahun 2015-2019 :
Tabel 1. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten/ Kota Sumatera Selatan Tahun 2015-2019
Kabupaten/ Kota
Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota (Persen)
2015 2016 2017 2018 2019
Ogan Komering Ulu 13.22 13.29 12.95 12.61 12.77
Ogan Komering Ilir 17.08 16.03 15.75 15.28 15.01
Muara Enim 14.54 13.56 13.19 15.56 12.41
Lahat 18.02 17.11 16.81 16.15 15.92
Musi Rawas 15.13 14.30 14.24 13.76 13.37
Musi Banyuasin 18.35 17.27 16.75 16.52 16.41
Banyuasin 12.45 11.72 11.47 11.32 11.33
Ogan Komering Ulu Selatan 11.58 10.95 10.98 10.64 10.53
Ogan Komering Ulu Timur 11.24 11.29 11 10.57 10.43
Ogan Ilir 14.43 13.80 13.58 13.19 13.31
Empat Lawang 13.33 12.54 12.44 12.25 12.30
Pali 14.88 14.26 14.53 13.81 13.47
Musi Rawas Utara 19.73 20 19.49 19.12 19.12
Palembang 12.85 12.04 11.40 10.95 10.90
Prabumulih 12.12 11.44 11.42 11.39 11.61
Pagar Alam 9.64 9.19 8.89 8.77 12.95
Lubuk Linggau 15.16 13.99 13.12 13.02 12.71
Sumber: Badan Pusat Statistik
Angka persentase penduduk miskin diharapkan mengalami penurunan dari tahun ke
tahun, tetapi pada periode tahun 2009 hingga tahun 2019 dari jumlah penduduk miskin di
Provinsi Sumatera Selatan mengalami fluktuasi atau ketidakstabilan (Tabel 1). Pada tabel
diatas (Tabel 1) persentase penduduk miskin terendah hanya terjadi pada daerah Kabupaten
Pagar Alam, karena hanya kabupaten tersebut merupakan persentase kemiskinan yang paling
rendah di Sumatera Selatan. Kabupaten Pagar Alam juga satu-satunya daerah yang
persentase penduduk miskin nya sudah dibawah angka persentase tingkat kemiskinan
nasional yang sebesar 9.66%. Namun, berbeda dengan daerah lain angka persentase
kemiskinannya masih berada diatas angka persentase tingkat kemiskinan nasional seperti
8
Lawang dan Lubuk Linggau. Daerah-daerah tersebut dapat dikatakan sebagai daerah yang
memiliki angka persentase penduduk miskin yang tinggi di Provinsi Sumatera Selatan.
Di wilayah Sumatera Selatan, kebijakan penyaluran program BPNT sudah
dilaksanakan tujuh daerah Kota/ Kabupaten di Sumatera Selatan. Salah satunya daerah yang
sudah melaksanakan BPNT ini sendiri adalah Kabupaten Ogan Ilir. Karena mengingat angka
penduduk miskin di Kabupaten Ogan Ilir masih sangat tinggi dan diatas rata-rata. Berikut
data mengenai Jumlah dan Angka Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Ogan Ilir sejak
delapan tahun terakhir pada tahun 2015- 2018:
Tabel 2. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Ogan Ilir, 2015- 2018:
Uraian Kemiskinan
Uraian Kemiskinan
2015 2016 2017 2018
Jumlah Penduduk Miskin (000) 58.96 57.01 56.85 55.87
Persentase Penduduk Miskin (%) 14.43 13.80 13.58 13.19
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ogan Ilir
Berdasarkan tabel diatas (Tabel 2) tingkat kemiskinan setiap tahunnya mengalami
fluktuasi atau ketidakstabilan dalam jangka waktu delapan tahun. Jumlah penduduk miskin
terus mengalami naik turun setiap tahun. Pada tahun 2015 jumlah penduduk miskin di
Kabupaten Ogan Ilir merupakan jumlah penduduk miskin terbanyak di dalam delapan tahun
terakhir dengan jumlah 14. 43% atau 58.960 jiwa. Sementara pada tahun 2018 berjumlah
13.19% atau 55.870 jiwa, yang artinya hanya menurun sebesar 1.24% atau 3.090 jiwa saja.
Meskipun begitu, tetap saja masalah kemiskinan tentu menjadi hal yang paling serius sebab
9
Dalam penyalurannya, penerima manfaat bantuan BPNT di Kabupaten Ogan Ilir
berjumlah 30.194 KPM. Berdasarkan (www.koransinarpagijuara.com), menurut Kepala
Bidang Kelembagaan dan Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) akan disalurkan kepada 30.194 KPM melalui Kartu Keluarga
Sejahtera (KKS) yang bisa digesek di 74 e-warong yang tersebar di Kabupaten Ogan Ilir dan
satu e-warong menampung paling banyak 250 KPM.
Kabupaten Ogan Ilir merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera
Selatan. Kabupaten Ogan Ilir memiliki sebanyak 16 kecamatan dan terdapat 227 desa serta
14 kelurahan. Salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Ogan Ilir adalah Kecamatan
Indralaya Utara yang merupakan satu dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Ogan Ilir.
Indralaya Utara dengan Ibu Kota Kecamatan di Desa Payakabung dan memiliki 15 desa serta
satu kelurahan, yakni Bakung, Lorok, Parit, Purnajaya, Payakabung, Tanjung Baru, Tanjung
Pering, Sungai Rambutan, Soak Batok, Suka Mulia, Pulau Kabal, Tanjung Pule, Permata
Baru, Palemraya, Pulau Semambu, dan Timbangan.
Bantuan Pangan Non Tunai di Kecamatan Indralaya Utara sudah berjalan
keseluruhan sebanyak 16 kelurahan/ desa yang ada di Indralaya Utara. Dasar atau pedoman
untuk keluarga miskin agar mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) harus terdata
dan masuk ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang telah didata oleh
pemerintah sebelumnya. Setelah keluarga miskin tersebut telah terdata DTKS oleh
pemerintah, barulah pemerintah dapat menentukan keluarga yang berhak menjadi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) BPNT. Berikut data mengenai jumlah keluarga miskin yang
termasuk ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan jumlah penerima
10
Tabel 3. Jumlah Data.Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan KPM di Indralaya ..Utara Tahun 2019
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir
Dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) diatas dapat dilihat bahwa jumlah
keluarga miskin yang ada di Kecamatan Indralaya Utara berjumlah 2592 keluarga.
Kemudian untuk desa/ kelurahan yang paling banyak berada di Desa Sungai Rambutan yang
berjumlah 347 keluarga. Sedangkan keluarga miskin yang paling sedikit berada pada Desa
Parit dengan jumlah 74 keluarga. Sedangkan untuk data penerima BPNT diatas dapat dilihat
dari total 16 kelurahan/ desa tersebut menunjukan bahwa seluruhnya telah melaksanakan
Program BPNT dan telah disalurkan ke seluruh jumlah KPM yang ada di Indralaya Utara
Kabupaten Ogan Ilir. Desa Suak Batok merupakan kelurahan/ desa yang memiliki jumlah
KPM terbanyak dengan total 183 KPM. Sedangkan Kelurahan Timbangan dan Desa Bakung
No Kelurahan/ Desa DTKS KPM 1. Bakung 166 79 2. Lorok 101 41 3. Palemraya 164 63 4. Parit 74 20 5. Payakabung 174 60 6. Permata Baru 95 39 7. Purnajaya 117 31 8. Pulau Kabal 95 50 9. Pulau Semambu 206 75 10. Suak Batok 299 183 11. Suka Mulia 112 61 12. Sungai Rambutan 347 31 13. Tanjung Baru 135 66 14. Tanjung Pering 124 29 15. Tanjung Pule 155 33 16. Timbangan 228 79 Jumlah 2592 940
11
memiliki total sebanyak 79 KPM. Sehingga keberadaan BPNT ini, membuktikan mampu
membantu meringankan beban masyarakat miskin atau kurang mampu di Kecamatan
Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Hal ini dapat dilihat bahwa tercatat sebanyak 940 KPM
yang terdaftar dalam penerima dana Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan
Indralaya Utara.
Salah satu desa/ kelurahan Kecamatan Indralaya Utara yang telah melaksanakan
program BPNT ini adalah Kelurahan Timbangan. Daerah Kelurahan Timbangan merupakan
satu dari 16 desa/ kelurahan dari Kecamatan Indralaya Utara yang berada di Jalan Raya
Lintas Timur Palembang-Prabumulih. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Ogan
Ilir 2018 menyatakan jumlah dan kepadatan penduduk Kelurahan Timbangan mencapai
10.347 jiwa. Jumlah penduduk di Kelurahan Timbangan ini merupakan jumlah penduduk
yang paling banyak di Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten OI. Sementara untuk data
DTKS keluarga miskin berdasarkan Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir jumlah keluarga
miskin Kelurahan Timbangan berjumlah 228 keluarga. Oleh karena itu, jumlah keluarga
miskin yang tidak sedikit di Kelurahan Timbangan ini maka disalurkannya dana bantuan
sosial seperti BPNT yang diberikan oleh pemerintah kepada desa tersebut. Tercatat bahwa
berdasarkan data dari Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir jumlah keluarga yang menerima
BPNT di Kelurahan Timbangan berjumlah 79 keluarga. Dari total tersebut, membuktikan
bahwa bantuan tersebut sudah diterima dan sangat dirasakan oleh keluarga miskin yang ada
di Kelurahan Timbangan secara umum. Akan tetapi, berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan lapangan masih adanya ditemukan permasalahan yang muncul, yaitu BPNT di
Kelurahan Timbangan ini belum dapat tersalurkan ke seluruh keluarga miskin di Kelurahan
Timbangan. Dapat dilihat pada Tabel 3 data DTKS keluarga miskin di Kelurahan Timbangan
berjumlah 228 keluarga. Sedangkan keluarga yang menerima atau sudah terdaftar sebagai
12
dan Pemberdayaan Sosial Kantor Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir yang menaungi program
bantuan tersebut mengatakan bahwa program tersebut belum dikatakan 100% sudah
tersalurkan kepada semua keluarga miskin. Dikarenakan Program BPNT ini sendiri baru
dilakukan satu kali verifikasi dan validasi (Verval) data yang dilakukan oleh Dinas Sosial
Kabupaten Ogan Ilir terhadap data DTKS keluarga miskin dan para penerima bantuan, serta
karena adanya keterbatasan kuota. Sehingga semua masyarakat atau keluarga miskin yang
telah terdata dalam DTKS belum bisa sepenuhnya menerima program bantuan BPNT dari
pemerintah. Kemudian adanya informasi yang didapatkan langsung dari Lurah Kelurahan
Timbangan yaitu banyaknya masyarakat Kelurahan Timbangan yang menyampaikan
keluhannya ke Kantor Kelurahan Timbangan bahwa masyarakat yang datang tersebut
menyampaikan bahwa dirinya termasuk keluarga miskin dan berhak mendapatkan bantuan.
Sehingga dengan belum meratanya jumlah para penerima BPNT ini menimbulkan
kecemburuan sosial. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa bantuan tersebut belum
sepenuhnya dirasakan oleh keluarga miskin di Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya
Utara, karena dari jumlah data DTKS tidak seluruhnya keluarga miskin yang menerima
bantuan BPNT dari pemerintah dan ada sebanyak 149 keluarga lagi yang belum dapat
disalurkan bantuan dana BPNT.
Berdasarkan uraian mengenai kebijakan BPNT diatas dapat disimpulkan bahwa
penyaluran BPNT belum dapat dikatakan berjalan secara optimal. Hal tersebut dapat dilihat
bahwa masih adanya permasalahan dalam penyaluran BPNT seperti adanya kecemburuan
sosial dikarenakan jumlah penerima BPNT bagi keluarga miskin belum merata.
Memperhatikan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terhadap
Implementasi Kebijakan Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai di Kelurahan Timbangan
Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir, agar dapat mengetahui bagaimana proses
13
Timbangan Kecamatan Indralaya Utara sudah sesuai dengan prosedur pemerintah dalam
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Penyaluran
Bantuan Pangan Non Tunai, supaya dapat memberikan kinerja dari keberhasilan
implementasi kebijakan penyaluran BPNT tersebut. Oleh karena itu, atas dasar tersebut
maka perlu dilakukannya suatu penelitian lebih lanjut mengenai Implementasi Kebijakan
Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai di Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya
Utara Kabupaten Ogan Ilir, agar tujuan dari kebijakan tersebut dapat terealisasikan.
B. Perumusan Masalah
Bagaimanakah Implementasi Kebijakan Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai di
Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai
di Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dalam kajian Ilmu Administrasi
Publik untuk mengetahui proses implementasi kebijakan publik, terutama mengenai
Implementasi Kebijakan Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai di Kelurahan Timbangan
Kecamatan Indralaya Utara Kecamatan Ogan Ilir.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
Melalui penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan bagi
pemerintah untuk melakukan upaya memenuhi dan membantu kebutuhan dasar masyarakat
miskin di wilayah Indonesia terutama di daerah Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya
14
bagi pemerintah agar jumlah penerima penyaluran bantuan pangan non tunai lebih
ditingkatkan agar dapat tercapainya kesejahteraan masyarakat miskin di Indonesia.
b. Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat yaitu hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
yang luas mengenai kebijakan penyaluran non tunai yang diberlakukan pemerintah sehingga
masyarakat mampu berperan aktif dan mendukung kebijakan tersebut, serta dapat
berkontribusi dengan baik agar menjadi masyarakat yang peduli dan taat dengan aturan
15
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU
Al Fatih, Andy. 2010. Implementasi Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat (Kajian pada Implementasi Program Kemitraan dalam Rangka Memberdaya Usaha Kecil. Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Hamdi, Muchlis. 2015. Kebijakan Publik: Proses, Analisis, dan Partisipasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik: Berbasis Dynamic Policy Analisys. Yogyakarta: Gava Media.
Kadji, Yulianto. 2015. Formulasi dan Implementasi Kebijakan Publik: Kepemimpinan dan Perilaku Birokrasi dalam Fakta Realitas. Gorontalo: UNG Press Gorontalo.
Nugroho, Riant. 2017. Public Policy:Teori, Manajemen, Dinamika, Analisis, Konvergensi, dan Kimia Kebijakan. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Purwanto dan Dyah R. Sulistyawati. 2012. Implementasi Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Raco dan Conny R. Semiawan. 2010. Metode Penlitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta: PT. Gramedia Widiarsana Indonesia.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penlitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Taufiqrakhman. 2014. Kebijakan Publik: Pendelegasian Tanggungjawab Negara Kepada
Presiden Selaku Penyelenggaraan Pemerintahan. Jakarta Pusat: Universitas Moestopo Beragama.
SUMBER PERATURAN
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Penyaluran Bantuan Pangan Nontunai.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2017 Tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai.
16
SUMBER JURNAL
Rahma D, Anisa Yunisca N,. Dan Abdul H. 2019. Efektivitas Pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan Gulak Galik. Universitas Lampung.
Rohana, Tiara dan Mardiyanto. 2019. Efektivitas Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota Palembang. Universitas Sriwijaya.
SUMBER PEDOMAN
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2019. Rangkuman Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Tim Pengendali Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai. 2017. Pedoman Umum Bantuan Pangan Non Tunai.