• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1501312780Bab 10 ASPEK KELEMBAGAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1501312780Bab 10 ASPEK KELEMBAGAAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 1 10.1 KONDISI KELEMBAGAAN SAAT INI

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

Organisasi perangkat daerah Kabupaten Buton dibentuk berdasarkan :

BAB

10

ASPEK

(2)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 2 1. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

daerah.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 tahun 2007 tentang petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat daerah.

Berdasarkan ketentuan tersebut, pemerintah daerah Kabupaten Buton membentuk organisasi perangkat daerahnya dengan peraturan daerah, yang terdiri atas ;

1. Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 25 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daera Kabupaten Buton;

2. Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 26 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Buton;

3. Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 27 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, BAPPEDA dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Buton.

Adapun rincian perangkat daerah Kabupaten Buton adalah sebagai berikut : A. Sekretariat :

1. Sekretariat daerah

2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah B. Dinas :

1. Dinas Pendidikan; 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Perhubungan; 4. Dinas Pekerjaan Umum;

5. Dinas Tata Ruang dan Perumahan Rakyat; 6. Dinas Koperasi dan UKM;

7. Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi; 8. Dinas Pertanian;

9. Dinas Kehutanan;

10. Dinas Pertambangan dan Energi; 11. Dinas Kelautan dan Perikanan;

12. Dinas Perindustrian dan Perdagangan; 13. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

(3)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 3 16. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman.

C. Lembaga Teknis Daerah :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 2. Badan Lingkungan Hidup;

3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

4. Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; 5. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;

6. Badan Pengelola Keuangan Daerah;

7. Badan Komunikasi, Informatika, PDE, Arsip dan Perpustakaan; 8. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan

Ketahanan Pangan;

9. Badan Penelitian dan Pengembangan; 10. Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat; dan 11. Rumah Sakit Umum Daerah.

D. Lembaga lain yang merupakan bagian perangkat daerah : 1. Inspektorat Daerah;

2. Satuan Polisi Pamong Praja; 3. Badan Penanggulangan Bencana;

4. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu; 5. Kantor Penghubung;

6. Sekretariat KORPRI;

7. Kantor Pengelola Aset Daerah; dan

8. Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lakompa.

E. Kecamatan, terdiri atas 21 (Dua Puluh Satu) kecamatan; dan

F. Kelurahan dan Desa terdiri atas 31 (Tiga Puluh Satu) Kelurahan dan 211 (Dua Ratus Sebelas) Desa

(4)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 4

Gambar 10 .1. Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Buton

BUPATI DINAS TATA RUANG & PERUMAHAN RAKYAT PDE. & ARSIP DAERAH

(5)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 5 DINAS PERTAMB. & ENERGI

DINAS KEBUD. & PARIWISATA

DINAS KEPEND. & PENCT. SIPIL DINAS KELAUTAN &

PERIKANAN

DINAS PERIND. & PERDAGANGAN

DINAS PENDAPATAN DAERAH

DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN &

PEMAKANAN

BADAN PENYULUH PERTANIAN, PERIKANAN KEHUTANAN &

KETAHANAN PANGAN

PENELITIAN & PENGEMBANGAN

(6)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 6

10.1.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan yang merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada Pemerintahan Kabupaten Buton.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan 3kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi:

(7)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 7

Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing – masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014 Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.

(8)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 8 5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design

Reformasi Birokrasi 2010- 2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah.

Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

(9)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 9 7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender kedalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing. Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

(10)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 10 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang

Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

318

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

(11)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 11 Dinas PU Kabupaten Buton dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2011. Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buton, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan desentralisasi dibidang Pekerjaan Umum. Sedangkan fungsi Dinas PU sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan daerah, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum yang meliputi bidang pengairan/sumber daya air, bina marga, air minum, air limbah, drainase, perumahan, bangunan dan lingkungan, jasa konstruksi, survey dan perencanaan;

2. Pelaksanaan urusan pemerintahan umum sesuai dengan bidang tugasnya; 3. Pengelolaan barang/kekayaan daerah yang menjadi tanggungjawabnya; 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;

5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan dibidang tugas dan fungsinya kepada Kepala Daerah: dan

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Dinas Pekerjaan Umum telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.

Visi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buton adalah :

Tersedianya Sarana dan Prasarana Infrastruktur Pekerjaan Umum

yang Prima

untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Buton

Untuk mewujudkan visi menjadi hal konkrit, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buton menjabarkannya dalam 3 (tiga) misi, yaitu ;

Misi Kesatu : Memberikan pelayanan maksimal dengan mengupayakan

peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur secara berkesinambungan,

Misi Kedua : Memprogramkan perencanaan yang efektif dan effisien

(12)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 12

Misi Ketiga : Memaksimalkan pemanfaatan infrastruktur guna

pengelolaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia serta pemberdayaan masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan yang berujung peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggungjawabnya, Kepala Dinas PU dibantu seorang sekretaris dan 4 (empat) orang kepala bidang (kabid) beserta staf. Sekretaris membawahi 2 orang Kepala Sub Bagian (Kasubag) yaitu Kasubag Keuangan dan Kasubag Umum dan Kepegawaian. Sedangkan masing– masing Kepala Bidang bertanggungjawab kepada Kepala Dinas dan membawahi beberapa Kepala Seksi (Kaseksi) sebagai berikut :

1. Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga terdiri atas 2 Sub Bidang :  Kepala Seksi Jalan Dan Jembatan;

 Kepala Seksi Peralatan dan Perbekalan.

2. Kepala Bidang (Kabid) Pengairan, terdiri atas 2 Sub Bidang :  Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan;

 Kepala Seksi Bina Manfaat.

3. Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya, terdiri atas 2 Sub Bidang :  Kepala Seksi Sanitasi Lingkungan dan Air Bersih;

 Kepala Seksi Bangunan Cipta Karya.

4. Kepala Bidang (Kabid) Survey dan Perencanaan, terdiri atas 2 Sub Bidang :  Kepala Seksi Survey;

 Kepala Seksi Perencanaan.

(13)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 13 Gambar- 10.2: Struktur Organisasi PU Kab. Buton

Kepala

Dinas

Sekretaris Dinas

Kasubag Keuangan

Kasubag Umum & Kepegawaian Kelompok Jabatan Fungsional

Bendahara Pengeluaran

Bendahara Barang

Bendahara Penerimaan

Kepala Bidang

Bina Marga Kepala Bidang Pengairan Kepala Bidang Cipta Karya Kepala Bidang Survey &

Perencanaan

Kepala Seksi Jalan

&

Kepala Seksi Peralt. & Perbekalan

Kepala Seksi Operasi &

Kepala Seksi Bina Manfaat

Kepala Seksi Sanitasi Lingkungan &

Air Bersih

Kepala Seksi Bangunan Cipta Karya

Kepala Seksi Survey

(14)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 14 10.1.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel 10.1 berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

Tabel-10.1:

Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton

No. Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK

Unit/Bagian Yang Menangani Pembangunan Bidang CK

1. BAPPEDA 1. Pengkordinasian Penyusunan

Perencanaan Program Pembangunan

2. Sinkronisasi perencanaan

Pembangunan daerah serta

pengembangan kerjasama pemerintah kabupaten/kota dan swasta;

3. Penetapan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian

pembangunan dibidang

keciptakaryaan.

(15)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 15 4. Pemantauan dan evaluasi serta

analisis pelaporan perencanaan pembangunan;

2. Dinas PU 1. Perumusan Kebijakan Teknis di

Bidang Cipta Karya

2. Penyusunan Rencana Program kerja Bidang, Pengendalian, Perencanaan

teknis (disain), dan

Pengendalian/Pengawasan

Pelaksanaan pembangunan Bidang Cipta Karya;

3. Pengelolaan gedung-gedung perintah dan perumahan dinas;

4. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang Cipta Karya;

5. Penyusunan Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan pada kegiatan Bidang

1. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Kebersihan dan Persampahan; 2. Pemberian Perizinan dan Pelaksanaan

Pelayanan Umum dibidang

kebersihan;

3. Penyediaan Sarana dan Prasarana yang berkualitas penunjang kebersihan;

4. Pemberdayaan Pemerintah

Kecamatan dan Pemerintah

Desa/Kelurahan dalam Pelaksanaan Kebersihan Kota;

Bidang Kebersihan dan

Persampahan

4. BLH Kabupaten

Buton

1. Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Pengendalian dampak Lingkungan Hidup;

2. Meningkatkan Kemampuan dan Ketaatan Masyarakat serta Pelaku Usaha dan/atau kegiatan dalam Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pelaksanaan Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dengan sasaran meningkatnya etika dan peran serta

masyarakat dalam menjaga

lingkungan;

3. Meningkatkan Pengendalian

Pencemaran dan Pengelolaan Limbah ;

4. Meningkatkan Pengendalian

Kerusakan dan Pemulihan Kualitas Lingkungan.

Bidang Pengawasan Lingkungan Hidup

(16)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 16 Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, namun untuk di daerah Kabupaten Buton selama ini belum pernah ada penyusunan Standar Opersional Prosedur (SOP).

10.1.3. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Pemerintah daerah Kabupaten Buton didukung oleh Sumber Daya Manusia/Aparatur yang Handal. Sebagian besar aparatur/pegawai di Pemerintah daerah Kabupaten Buton yang menangani bidang Cipta Karya adalah lulusan Sarjana (S1) dan Magister (S2). Kondisi SDM pada keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton dapat dilihat pada Tabel 10.2 di bawah ini.

Tabel-10.2:

Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

(17)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 17

Sumber : Lakip SKPD

10.2 ANALISIS KELEMBAGAAN

10.2.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui sejauh mana permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton adalah sebagai berikut :

1. Struktur organisasi

Struktur organisasi perangkat kerja daerah yang menangani bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton sudah sesuai untuk mendukung pembangunan bidang cipta karya di Kabupaten Buton.

2. Tugas dan fungsi organisasi

(18)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 18 b. Koordinasi dan kerjasama instansi sektor terkait dalam merumuskan

sistem koordinasi bidang cipta karya masih sangat rendah serta masih kurangnya SDM yang handal.

3. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi

a. Belum maksimalnya penerapan peraturan, khususnya undang-undang persampahan bagi masyarakat yang melanggar, yaitu membuang sampah di sembarang tempat.

b. Ketidaktegasan/kurangnya pemahaman disiplin yang diberikan oleh aparat setempat kepada masyarakat tentang bahaya sampah dibuang bukan pada tempatnya;

c. Kurangnya penegakkan Hukum/Pemberian Sanksi oleh aparat setempat kepada masyarakat yang membuag sampah disembarang tempat; d. Pertumbuhan Penduduk yang cukup besar serta Banyaknya hunian

kumuh.

4. Permasalahan dalam keorganisasian

a. Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga teknis

b. Belum Optimalnya Disiplin Kerja Tenaga Operasional; c. Kurangnya Sarana Prasarana Persampahan;

d. Kuragnya sosialisasi tentang Kesehatan Lingkungan yang diberikan oleh Aparat Setempat;

e. Masih Rendahnya kualitas SDM;

f. Terbatasnya Dana Operasional dan Biaya Pemeliharaan.

10.2.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor - faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton adalah sebagai berikut :

1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah

Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tupoksi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.

(19)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 19 Koordinasi dan kerjasama instansi sektor terkait dalam merumuskan sistem koordinasi bidang cipta karya kurang tepat sasaran/masih sangat rendah. 3. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja

daerah :

Belum maksimalnya Peraturan yang terkait dengan sektor keciptakaryaan. 4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah

Dalam menyusun program dan kegiatan terkadang SKPD belum mengacu ke Standar Pelayanan Minimal (SPM).

10.2.3. ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton adalah sebagai berikut : 1. Ketersediaan SDM

a. SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya.

b. Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas; 2. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas

SDM

a. Terbukanya kesempatan mengikuti pelatihan/bimtek terkait dengan tugas pokok dan fungsi.

b. Adanya Gerakan Disiplin Nasional untuk peningkatan Kualitas SDM oleh atasan secara berjenjang;

c. Adanya Perhatian dan dukungan Pemerintah pusat. 3. Permasalahan dalam manajemen SDM

a. Beban kerja dan sasaran tugas sangat luas dan mencakup lintas sektor; b. Pelatihan dan bimtek tentang keciptakaryaan hanya pada orang – orang

tertentu saja yang ikut.

(20)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 20 Tabel-10.3 :

Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya

No Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Yang Ada

 S1 Teknik Planologi

 S1 Ekonomi

 S1 Hukum

S2 :

 S2 Manajemen Keuangan Daerah

 S1 Teknik Arsitek

 S1 Teknik Sipil

 S1 Teknik Planologi

 S1 Teknik Industri

 S1 Ilmu Sosial

 S1 Ilmu Agama

S2 :

 S2 Teknik Penataan Lingkungan Permukiman

3. Dinas Kebersihan, Pertamanan &

(21)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 21 10.2.4. Analisis Swot Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).

(22)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 22 Tabel-10.5:

Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

FAKTOR EXTERNAL

FAKTOR INTERNAL

PELUANG (O)

a. Terbukanya kesempatan kepada personil untuk mengikuti Bimtek/pelatihan keciptakaryaan; b. Adanya gerakan Disiplin Nasional untuk

peningkatan Kualitas SDM oleh atasan secara berjenjang;

c. Adanya perhatian dan dukungan dari

Pemerintah Pusat.

ANCAMAN (T)

a. Belum maksimalnya penerapan peraturan, khususnya Undang-undang persampahan bagi masyarakat yang melanggar, yaitu membuang sampah sembarangan;

b. Ketidak tegasan/kurangnya pemahaman disiplin yang diberikan oleh aparat setempat kepada masyarakat tentang bahaya sampah yang dibuang bukan pada tempatnya;

c. Kurangnya penegakkan hukum/pemberian sanksi oleh aparat setempat kepada masyarakat yang membuang sampah disembarang tempat;

d. Pencemaran Lingkungan yang disebabkan oleh Pertumbuhan penduduk yang cukup besar serta banyaknya hunian kumuh.

KEKUATAN (S)

a. Struktur Organisasi Perangkat Kerja Daerah yang menangani Bidang Cipta Karya di daerah Kabupaten Buton Sudah Sesuai untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton.

a. Memberikan kesempatan kepada personil yang berprestasi untuk mengikuti Bimtek/Pelatihan bidang cipta karya, serta pemberian beasiswa pendidikan oleh Pemerintah daerah kepada personil berprestasi untuk peningkatan kualitas.

a. Melakukan sosialisasi dimasyarakat tentang gerakan cinta kebersihan lingkungan;

b. Penyediaan sarana prasarana persampahan.

b. Tersedianya SDM dengan kualitas yang memadai b. Menempatkan personil sesuai dengan disiplin ilmu

b. Tim kerja yang solid/kompak. c. Meningkatkan Disiplin dan Motivasi kerja

aparatur serta pemahaman tupoksi kerja bidang cipta karya.

d. Job description yang jelas & tersedianya Sarana Prasarana Kerja

(23)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 23 a. Belum Optimalnya manajemen Bidang Cipta Karya yang

mengikuti sistem Perencanaan, Pelaksanaan & Monev;

a. Mengoptimalkan manajemen dibidang Cipta Karya dengan mengikuti sistem Perencanaan, Pelaksanaan & Monev sesuai dengan time schedule yang ada;

a. Mengitensifkan pertemuan antara pemerintah

pusat dengan pemda kabupaten untuk

mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai penyelenggaraan RPIJM

b. Kurangnya dukungan/perhatian atasan terhadap aparatur; b. Menciptakan suasana yang kondusif dengan mengintensifkan koordinasi antara atasan dengan aparatur/personilnya;

b. Menyediakan sarana prasarana kerja guna mendukung pelaksanaan RPIJM;

b. Adanya sebagian personil dibidang cipta karya yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing sehingga pencapaian tujuan tidak maksimal atau tidak tepat sasaran;

c. Melakukan evaluasi terhadap aparatur/personil bidang cipta karya sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing agar pencapaian tujuan tepat sasaran;

c. Minimnya anggaran APBD dibidang cipta karya c. Adanya dukungan dana dari Pemerintah Pusat, yaitu APBN dan sumber-sumber lain (dana bantuan dari pihak investor/asing).

(24)

Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014 Bab X - 24

10.3. RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

10.3.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan keorganisasian di daerah Kabupaten Buton adalah sebagai berikut:

1. Melakukan sosialisasi dimasyarakat tentang gerakan cinta kebersihan lingkungan.

2. Menyusun Peraturan–Peraturan Daerah terkait dengan bidang keciptakaryaan

3. Penyediaan sarana prasarana persampahan.

10.3.2. Rencana Pengembangan Tata Laksana

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan tata laksana di daerah Kabupaten Buton adalah sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan manajemen bidang cipta karya sesuai dengan sistem perencanaan, pelaksanaan dan Monev sesuai dengan time schedule yang ada .

2. Menciptakan suasana kerja yang kondusif dengan mengintensifkan koordinasi antara atasan dan aparatur/personilnya .

3. Meningkatkan disiplin dan motivasi kerja aparatur serta pemahaman tupoksi kerja bidang cipta karya.

10.3.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan SDM di daerah Kabupaten Buton adalah sebagai berikut: 1. Menambah jumlah pegawai di SKPD terkait yang menangani sektor

keciptakaryaan,

2. Mengikutkan pegawai/staf di SKPD terkait untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan terkait keciptakaryaan,

Gambar

Gambar 10 .1. Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Buton

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian terhadap rasio book debt to equity, dividen payout dan dividen yields dengan menggunakan uji t beda rata-rata (t-test) menunjukkan bahwa rasio book debt to

Menurut Austin Renney, penduduk suatu negara digolongkan menjadi dua, yaitu warga negara dan orang asing. Warga negara ialah orang- orang yang memiliki kedudukan resmi sebagai

Selanjutnya jika kita lihat pada tabel Tenaga Kerja dan Tingkat Pendidikan yang telah dilalui pada tahun 1999 maka jumlah tenaga kerja yang telah melalui tingkat

a) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan/materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak.. menimbulkan pengertian atau penafsiran

Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa daerah penelitian cocok untuk dikembangkan pertanian tanaman kakao karena hasil analisis kesesuaian lahan daerah penelitian

Judul Skripsi : Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Penentuan Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan Pada KAP Di Surabaya.. Menyatakan bahwa tugas akhir

Mengambil keputusan yang salah terhadap suatu kejadian dalam bermain game, akan dapat menjadi pelajaran yang penting bagi pemain, sehingga kesalahan tersebut tidak akan

Kode bidang studi sertifikasi guru mata pelajaran peminatan (produktif) SMK/MAK ditentukan berdasarkan jenis paket keahlian yang tercantum dalam Keputusan