• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh marketing mix terhadap loyalitas konsumen J.Co Donuts and Coffee - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis pengaruh marketing mix terhadap loyalitas konsumen J.Co Donuts and Coffee - USD Repository"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Oleh :

Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri NIM : 052214031

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Oleh :

Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri NIM : 052214031

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk :

Allah Bapa Disurga dan Bunda Maria

Kesembuhan dan semangat hidup Papaku Drs. Yohanes Murdijanto

Nurtjahjono dan Mamaku Margaretta Dyah

Teladan Adikku Paulus Gugi Sukma Perdana

Mas Agusta Satriya, S.E tersayang

Almamaterku di Fakultas Ekonomi Manajemen, Universitas Sanata

(6)

v

Prayer is the vital breath of the Christian; not the thing that makes him alive,

but the evidence that he is alive (Oswald Chambers)

 

 

Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu,

yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu

tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak

menyangkal nama-Ku

(Relevation 3:8)

Ia menuntun aku dijalan yang benar oleh karna nama-Nya. Sekalipun aku

berjalan dalam lembah kekelaman aku tidak takut bahaya, sebab Engkau

besertaku, gadaMu dan tongkatMu itulah yang menghibur aku

(Mazmur 23)

(7)

vi

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Februari 2010 Penulis

(8)

vii

Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyusun skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen J.Co Donuts and Coffee”. Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari adanya bantuan pihak lain yang dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt. Q.I.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta 3. Bapak Drs. Marianus Mochtar Modesir, MM selaku Dosen Pembimbing I

yang telah banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dan saran serta meluangkan waktu untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

(9)

viii

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis menempuh kuliah.

8. Kedua Orang Tuaku tersayang, Papaku Drs. Johanes Murdidjanto Nurtjahjono, Mamaku Margaretha Dyah Supadmi Rahayu, terimakasih atas doa, cinta dan kasih sayang, kesabaran dan nasehat serta dukungan moril dan finansial yang diberikan sehingga ananda bisa menyelesaikan kuliah. Semoga gelar sarjana yang ananda peroleh menjadi kesembuhan dan semangat hidup untuk Papa juga harapan untuk Mama.

9. Adikku tersayang, Paulus Gugi Sukma Perdana. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan selama ini. Selamat berjuang menyelesaikan studi. Dek..semangat!!

10.Kekasihku tercinta, Mas Agusta Satriya, S.E, terima kasih untuk semangat, cinta dan kasih sayang, kesabaran, kesetiaan, dan perhatiannya selama ini. Terima kasih telah memilihku sebagai pendamping hidupmu.

11.Keluarga besarku di Kulonprogo (terutama Eyang Putri, Bulik Yanti, Om Heru, mbak Kylla, mbak Lily, Pakde dan Budhe Giek, Budhe Tego), terima kasih untuk doa dan dukungannya.

(10)

ix

mbak Riska, mbak Putri, mbak Harpi dan dek Titik), you are my sweetfriend... 15.Seluruh temanku Manajemen angkatan 2005 dan 2004.

16.Mas Frans dan Mas Yuli di Sekretariat Fakultas Ekonomi yang selalu membantu saya.

17.Pusat Studi Ignasian Sanata Dharma yang telah memberikan saya ilmu pengetahuan selama saya kerja paruh waktu.

18.Responden kuisioner yang telah berkenan meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner saya. Terima kasih, tanpa kalian skripsi ini tak ada artinya.

19.Untuk semua orang yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan partisipasinya.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukkan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 28 Februari 2010 Penulis,

(11)

x

Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Marketing Mix yang meliputi variabel produk, harga, promosi, dan tempat/distribusi terhadap Loyalitas konsumen secara simultan; (2) pengaruh Marketing Mix terhadap Loyalitas konsumen secara parsial. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan melaui kuesioner. Sampel sebanyak 100 orang yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t.

(12)

xi

A case of study on Economics Faculty students of Sanata Dharma University, Yogyakarta

Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The aims of the research were toexamine: (1) the effect simultaneous of Marketing mix variables on Customer loyalty and (2) the partial effect of Marketing mix variables on Customer loyalty. This research was a case of study. Sample technique was purposive sampling. Data were collected by distributing questionnaires.

(13)

xii

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri

Nomor Mahasiwa : 052214031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen J.Co Donuts and Coffee. Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 28 Februari 2010

Yang menyatakan,

(14)

xiii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

LEMBAR PENYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 3

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

(15)

xiv

C. Manajemen Pemasaran... 15

D. Bauran Pemasaran... 16

E. Produk... 16

1. Strategi Produk ... 19

2. Tingkatan Produk ... 20

F. Harga ... 21

1. Strategi Harga ... 22

2. Strategi Penyesuaian Harga... 25

G. Tempat ... 27

H. Promosi ... 29

I. Perilaku Konsumen ... 32

J. Keputusan Pembelian... 33

1. Perilaku Pembelian... 33

2. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian ... 35

K. Loyalitas Konsumen ... 37

L. Hubungan Antar Variabel ... 40

M. Penelitian Terdahulu ... 44

N. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 51

(16)

xv

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

1. Populasi ... 51

2. Sampel... 52

D. Metode Pengumpulan Data ... 52

1. Data primer ... 52

2. Data Sekunder ... 54

E. Definisi Variabel dan Pengukurannya ... 54

1. Definisi Variabel ... 54

2. Variabel Penelitian ... 54

3. Pengukuran Variabel... 56

F. Metode Pengujian Kuesioner ... 58

1. Uji Validitas ... 58

2. Uji Reliabilitas ... 59

3. Analisis Prosentase ... 59

4. Uji Asumsi Klasik ... 60

G. Analisis Regresi Linear Berganda... 65

H. Uji Signifikasi ... 66

I. Koefifien Determinasi... 67

J. Uji t ... 68

(17)

xvi

Coffee... 70

2. Profil Usaha... 71

3. Produk ... 73

4. Harga ... 75

5. Promosi ... 76

6. Distribusi ... 77

B. Universitas Sanata Dharma ... 77

1. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 77

2. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma ... 78

3. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma... 80

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 88

B. Pengujian Instrumen ... 92

1. Uji Validitas ... 92

2. Uji Reliabilitas ... 94

C. Uji Asumsi Klasik ... 95

D. Pengujian Hipotesis... 102

1. Analisis Regresi Linear Berganda... 100

2. Uji t ... 103

3. Uji F ... 106

(18)

xvii

C. Keterbatasan ... 117 DAFTAR PUSTAKA

(19)

xviii

Tabel V.1 Karaktristik Responden berdasarkan Program Studi ... 88

Tabel V.2 Karakteristik Responden berdasarkan Tahun Angkatan ... 89

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 89

Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 90

Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan .. 90

Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal. 91 Tabel V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Konsumsi... 91

Tabel V.8 Hasil Uji Validitas Produk ... 92

Tabel V.9 Hasil Uji Validitas Harga ... 93

Tabel V.10 Hasil Uji Validitas Promosi ... 93

Tabel V.11 Hasil Uji Validitas Tempat/distribusi... 93

Tabel V.12 Hasil Uji Validitas Loyalitas konsumen ... 94

Tabel V.13 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 95

Tabel V.14 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 96

Tabel V.15 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 96

Tabel V.16 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ... 101

Tabel V.17 Hasil Uji t ... 103

Tabel V.18 Hasil Uji F ... 108

Tabel V.19 Hasil Analisis Korelasi Ganda (R)... 109

(20)

xix

Gambar IV.1 Logo J.Co Donuts and Coffee... 72

Gambar V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 98

Gambar V.2 Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas Histogram ... 99

(21)

xx Lampiran II Deskripsi Responden Lampiran III Tabulasi Penelitian

(22)

1

A. Latar Belakang Masalah

Biasanya pemasaran dikenal hanya sebatas pada penawaran produk

(barang). Oleh sebab itu, dukungan usaha untuk mengembangkan pemasaran

sangatlah dibutuhkan oleh perusahaan, untuk dapat menarik minat

pelanggan terhadap produk (barang) yang ditawarkan. Sesuai dengan

perkembangan zaman, kebutuhan manusia juga ikut berkembang. Sehingga

makin luas sektor bisnis yang berusaha menggunakan strategi pemasaran

untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Strategi pemasaran untuk menciptakan

permintaan melalui Loyalitas konsumen dipengaruhi oleh barang atau jasa

yang dibutuhkan konsumen, harga barang atau jasa, upaya mendistribusikan

barang atau jasa dari produsen kepada konsumen dan kegiatan

memperkenalkan kepada konsumen (promosi). Dalam membangun bisnis,

suatu badan usaha harus menetapkan bauran produk atau istilah yang sering

dipakai adalah Marketing mix. Menurut Kotler & Amstrong (2008:62),

Bauran pemasaran (Marketing mix) didefinisikan sebagai kumpulan alat

pemasaran taktis terkendali-produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi

yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang

diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran atau 4P terdiri dari

Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat/Distribusi) dan Promotion

(23)

1. Product (Produk), yaitu kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan kepada pasar sasaran.

2. Price (Harga), yaitu jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan

untuk memperoleh produk yang dibeli.

3. Place (Tempat/Distribusi), yaitu termasuk aktivitas perusahaan untuk

membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran.

4. Promotion (Promosi), yaitu aktivitas yang mengkomunikasikan

keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk

membelinya.

Masing-masing variabel tersebut berinteraksi satu sama lain guna

menciptakan suatu permintaan terhadap barang atau jasa yang ditawarkan

memberikan manfaat, diterima baik oleh konsumen yang pada ujungnya

pelanggan akan menjadi loyal menurut Sutisna (dalam Poerwanto, 2008:2)

Loyalitas adalah suatu komitmen yang mendalam untuk membeli

kembali atau berlangganan suatu produk atau jasa secara konsisten dimasa

yang akan datang. Sehingga dapat menyebabkan pengulangan pembelian

merek yang sama walaupun ada pengaruh situasi dan berbagai usaha

pemasaran yang berpotensi untuk menyebabkan tindakan perpindahan

merek, perusahaan untuk mendapatkan loyalitas atau kesetiaan konsumen

perlu strategi pemasaran yang tepat dan komplek. Konsumen akan menjadi

loyal pada merek-merek yang berkualitas dan menawarkannya dengan harga

yang wajar selain itu para penjual juga beranggapan bahwa konsumen akan

(24)

dibutuhkan, dan yang tidak kalah penting loyalitas terbentuk melalui

promosi yang ditawarkan perusahaan dengan mengkomunikasikan

kebaikan-kebaikan produknya menurut Sutisna (dalam Poerwanto, 2008:2), sedangkan

Loyalitas menurut Dick dan Basu (dalam Husein Umar, 2003:16) adalah

komitmen pelanggan terhadap suatu merek dan pemasok, berdasarkan sikap

yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.

Definisi ini mencakup dua hal penting, yaitu loyalitas sebagai perilaku dan

loyalitas sebagai sikap.

J.Co Donuts and Coffee adalah salah satu bisnis yang menggabungkan

konsep penjualan produk dan gaya hidup (life style). Tentunya produk yang

ditawarkan J.Co Donuts and Coffee adalah produk utama yaitu donat dan

minuman (terutama coffee). Sebagai bisnis baru, pertumbuhan bisnis J.Co

Donuts and Coffee sangatlah pesat, bila dirata-rata, tiap bulan pertumbuhan

penjualan mencapai 2%-5%. Dalam negeri sendiri, sang pemilik perusahaan,

Johnny Andrean sudah membukanya di berbagai tempat seperti di Jakarta,

Surabaya, Bandung, Makasar, Medan, Yogyakarta dan beberapa tempat lain,

saat ini J.Co memiliki 60-an gerai yang tersebar di mal kota besar Indonesia

maupun di luar Indonesia. Kurang dari tiga tahun perusahaan berjalan, gerai

J.Co hadir di Kuala Lumpur-Malaysia dan Singapura.

Sebelum J.Co dipasarkan, konsumen cenderung menganggap donat

hanya sebagai kudapan untuk sekedar teman minum teh atau kopi. Namun

J.Co membuat donat “naik kelas” karena membuat donat menjadi life style

(25)

Konsumen tidak sekadar memuaskan lidah ketika mengunyah "Al Caponne"

dan menyeruput kopi pekat Arabica. Kini, sambil menjelajah dunia maya

dari layar laptop, atau mengadakan pertemuan dengan relasi bisnis, mereka

mempertontonkan sebuah gaya hidup “hanya dengan sepotong donat dan

segelas kopi” yang disajikan di gerai J.Co .

Gerai J.Co yang dibuka di Malioboro Mal Yogyakarta tak pernah sepi

pengunjung. Melihat kesuksesan dari J.Co Donuts tersebut sangatlah wajar

apabila masyarakat yang semula begitu memuja kudapan lain yang terlebih

dulu hadir bersaing mengisi mal-mal yang ada di Yogyakarta seperti

BreadTalk, Roti Boy atau Dunkin Donuts and Coffee, mulai beralih pada

J.co Donuts yang berlokasi di Malioboro Mal Yogyakarta di gerai donat

yang atmosfernya memancarkan aroma kemewahan dengan suasana nyaman

tersebut. Perkembangan sebuah produk hingga mencapai kesuksesan

tentulah melalui serangkaian proses yang harus dilalui produk tersebut.

Perusahaan yang mampu menerapkan pemasaran yang baik, tentunya dapat

membawa produk tersebut untuk mendapat respon yang positif dari

konsumen.

Merealisasikan pemasaran yang sukses tentunya tidak dapat dipisahkan

dari kemampuan manajemen pemasaran, yang dituntut untuk mengelola dan

mengkoordinasikan secara tepat instrumen pemasaran, yaitu Marketing mix.

J.Co Donuts and Coffee dituntut untuk lebih memahami kebutuhan dan

keinginan konsumen, melalui Marketing mix yang dijalankan. Hal tersebut

(26)

keberhasilan bisnis tersebut sehingga dapat meningkatkan Loyalitas

konsumen. Marketing mix yang baik merupakan salah satu strategi yang

penting bagi J.Co Donuts and Coffeeuntuk memuaskan konsumen sehingga

diharapkan akan membawa konsumen untuk tetap loyal terhadap produknya.

Sebagai salah satu bisnis dengan brand ternama yang sekarang ini

membuka gerainya di Yogyakarta, J.Co Donuts and Coffee selalu berusaha

melakukan peningkatan kualitas produk kepada para konsumen, dalam

menjual produknya, J.Co Donuts and Coffee selalu menggunakan

bahan-bahan yang berkualitas, tak hanya itu, setiap donat yang diterima pembeli

selalu dalam keadaan fresh bahkan pembeli bisa melihat proses

pembuatannya di dapur terbuka yang juga merupakan alat promosi langsung

dari J.Co. Pelayan gerai J.Co melayani konsumen dengan sigap, cepat, tepat

dan ramah. Dari segi tempat (distribusi), gerai J.Co memberikan fasilitas

ruang makan yang nyaman, juga dilengkapi fasilitas hotspot, ac juga WiFi

area dan ini dilakukan untuk menambah kepuasan pelanggan. Dengan

harapan image (citra) yang baik tetap dimata konsumen J.Co Donuts and

Coffee, dan mampu bersaing dari para pesaingnya.

Penerapan Marketing mix secara baik tepat dan relevan diharapkan

mempunyai pengaruh terhadap Loyalitas konsumen, dalam hal ini konsumen

produk J.co Donuts Malioboro Mal Yogyakarta. Apakah Marketing mix

yang baik dapat berpengaruh terhadap Loyalitas konsumen? Berdasarkan hal

tersebut penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Analisis Pengaruh

(27)

Coffee”.Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian yang diajukan oleh penulis setelah

menemukan ketertarikan pada kasus yang diteliti adalah :

1. Apakah ada pengaruh antara :

a. Variabel produk (X1) secara parsial terhadap variabel Loyalitas

konsumen (Y).

b. Variabel harga (X2) secara parsial terhadap variabel Loyalitas

konsumen (Y).

c. Variabel promosi (X3) secara parsial terhadap variabel Loyalitas

konsumen (Y).

d. Variabel tempat/distribusi (X4) secara parsial terhadap variabel

Loyalitas konsumen (Y).

2. Apakah unsur-unsur Marketing Mixyang meliputi variabel produk (X1),

harga (X2), tempat/distribusi (X3), dan promosi (X4) secara simultan

berpengaruh terhadap Loyalitas konsumen (Y) pada produk J.Co

Donuts.

C. Batasan Masalah

Supaya penelitian ini lebih terfokus dan sesuai dengan tujuan

(28)

1. Konsumen yang menjadi responden adalah mahasiswa Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang pernah mengkonsumsi,

berkunjung dan melakukan pembelian secara langsung di gerai J.Co

Donuts Malioboro Mal, Jl. Malioboro, Yogyakarta.

2. Variabel Marketing Mix dalam penelitian dibatasi pada :

a. Variabel Produk : Kemasan produk, bentuk dan variasi,

jaminan/garansi produk, rasa, merek dan

kepuasan terhadap produk.

b. Variabel Harga : Harga kompetitif, penetapan harga sesuai

dengan kualitas, adanya diskon dan

pengurangan harga saat event tertentu.

c. Variabel Tempat : Letak gerai yang strategis, fasilitas parkir

yang disediakan, kenyamanan, kebersihan

ruang makan dan fasilitas hotspot yang

diberikan gerai J.Co Donuts.

d. Variabel Promosi : Program promosi penjualan, pemasangan

iklan (media cetak, internet) .

3. Loyalitas konsumen, dimana konsumen mempunyai komitmen untuk

suatu merek dan pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan

diharapkan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hal yang ingin dicapai oleh penulis

(29)

penulis ingin mengetahui pengaruh unsur-unsur Marketing mix baik secara

simultan dan parsial terhadap Loyalitas konsumen.

E. Manfaat Penelitian

a. Bagi perusahaan

Melalui penelitian ini, penulis berharap agar dapat menjadi masukan

(saran) bagi perusahaan dalam upaya peningkatan dan mempertahankan

Loyalitas konsumen.

b. Bagi penulis

Penelitian ini merupakan satu kesempatan bagi penulis untuk

menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah di Universitas

Sanata Dharma ke dalam perusahaan yang sesungguhnya. Selain itu

juga, penulis dapat mengetahui Marketing mix yang dilakukan J.Co

Donuts and Coffee dan pengaruhnya terhadap Loyalitas konsumen. Serta

sebagai satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar strata 1 (S1)

c. Bagi pihak lain

Penulis berharap penelitian ini, dapat menjadi informasi bagi pihak lain

yang tertarik dengan penelitian ini, serta berguna bagi perkembangan

ilmu pengetahuan, dan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

F. Sistimatika Penulisan

BAB I. Pendahulan

(30)

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II. Landasan Teori

Bab ini berisikan uraian tentang teori-teori yang mendukung

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Landasan teori ini

terdiri dari : pengertian pemasaran, manajemen pemasaran,

pengertian konsep pemasaran, manajemen pemasaran,

Marketing mix, produk, harga, tempat/distribusi, promosi,

perilaku konsumen, pembuatan keputusan pembelian, Loyalitas

konsumen, kepuasan konsumen, hubungan antar variabel,

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, dan hipotesis.

BAB III. Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai metode dan instrumen yang

digunakan dalam penenitian, yang terdiri dari : jenis penelitian,

lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode

pengumpulan data, devinisi variabel dan pengukurannya,

metode pengujian kuisioner, regresi linear berganda, uji

signifikasi.

BAB IV. Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menjelaskan mengenai sejarah berdirinya perusahaan,

perkembangan perusahaan, struktur organisasi, aspek

pemasaran perusahaan, proses produksi, personalia dan

(31)

BAB V. Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini, penulis memberikan analisis dan tanggapan

terhadap apa yang penulis teliti, yang terdiri dari analisis

instrumen, yaitu analisis validitas dan reliabilitas dan analisis

data yang berupa profil responden serta analisis regresi linear

berganda.

BAB VI. Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan

Berdasarkan analisis data dengan disertai pembahasan, sebagai

bab terakhir ini penulis memberikan kesimpulan dari

keseluruhan analisis data, saran, dan keterbatasan dalam

penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

(32)

11

A. Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

dilakukan oleh pihak perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan

kelangsungan usahanya untuk berkembang dan memperoleh laba. Sehingga

pemasaran sangat penting dan tak terpisahakan dari kegiatan perusahaan.

Pemasaran adalah:

“Proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya“ ( Kotler & Amstrong, 2008:6 ).

B. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran suatu perusahaan diarahkan untuk memenuhi

tujuan guna memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan

pembeli/konsumen.

Konsep pemasaran menurut Philip Kotler (2002:22) :

“Menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibanding para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih”.

Konsep pemasaran menurut Philip Kotler (1997:14) dibedakan

menjadi :

1. Konsep Produksi

(33)

dengan kemampuannya, oleh karenanya manajemen harus

berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan distribusi.

2. Konsep Produk

Bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan kualitas dan

prestasi paling baik, serta keistimewaan yang menonjol, karena itu

organisasi harus merencanakan usaha terus-menerus dalam perbaikan

produk.

3. Konsep Penjualan

Mengatakan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup bayak produk

kecuali organisasi menjalankan usaha promosi dan penjualan yang

kokoh.

4. Konsep Pemasaran

Kunci untuk menggapai tujuan organisasional adalah terdiri dari penentu

kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang

diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari yang dilakukan pesaing.

5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan atau Sosial

Menyatakan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan,

keinginan dan minat dari “target market” dan memberikan kepuasan

secara lebih efektif dan efisien sehingga dapat mempertahankan dan

mempertinggi kesejahteraan masyarakat.

Sudah sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus dicurahkan

untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen dan kemudian

(34)

bertujuan untuk memperoleh laba.

Ada tiga faktor penting yang dapat dipakai sebagai dasar dalam konsep

pemasaran (Dharmmesta dan Handoko, 2000:6-8) :

1. Orientasi pada konsumen

Perusahaan yang benar-benar memperhatikan konsumen harus :

a. Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan

dilayani dan dipenuhi.

b. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sarana

penjualan, karena perusahaan tidak mungkin memenuhi segala

kebutuhan pokok konsumen, maka perusahaan harus memiliki

kelompok pembeli tertentu, bahkan kebutuhan tertentu dari

kelompok pembeli tersebut.

c. Menentukan produk dan program pemasarannya. Perusahaan dapat

menghasilkan barang-barang dengan tipe model yang berbeda-beda

dan dipasarkan dengan program pemasaran yang berlainan.

d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai,

dan menafsirkan keinginan serta perilaku mereka.

e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau

model yang menarik.

2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral

Pengitegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap

(35)

terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan

perusahaan dapat direalisir. Selain itu harus terdapat juga penyesuaian

dan koordinasi antar produk, harga, saluran distribusi, dan promosi

untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan konsumen.

3. Kepuasan konsumen

Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang

akan mendapatkan laba, ialah banyak sedikitnya kepuasan konsumen

yang dapat dipenuhi. Ini tidaklah berarti bahwa perusahaan harus

berusaha memaksimalkan kepuasan konsumen, tetapi perusahaan harus

mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen.

C. Manajemen Pemasaran

Apabila manajemen pemasaran melakukan pekerjaannya dengan baik

dalam mengidentifikasikan kebutuhan konsumen, mengembangkan produk

dan menetapkan harga secara tepat, mendistribusikan dan mempromosikan

secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang hasil

produksi perusahaan. Kegiatan pemasaran ini haruslah di koordinasikan dan

dikelola dengan cara yang baik. Dalam perusahaan, dikenal istilah

manajemen pemasaran yang menurut Kotler (2001:18) adalah adalah proses

analisis, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang

dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran

yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan

(36)

disimpulkan bahwa mamajemen pemasaran adalah suatu proses manajemen

yang meliputi penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan/organisasi.

D. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Salah satu konsep utama dalam konsep pemasaran modern adalah

bauran pemasaran. Bauran pemasaran ini dilakukan oleh perusahaan setelah

perusahaan merumuskan strategi pemasaran.

Definisi bauran pemasaran (Marketing Mix) yaitu :

“ Kumpulan alat pemasaran taktis terkendali – produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi – yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran “ ( Kotler & Amstrong, 2008:62 ).

E. Produk (Product)

Dalam pemasaran, perusahaan menawarkan produk dan jasa dengan

harapan konsumen dapat memperoleh produk yang diinginkannya sehingga

kebutuhannya dapat terpenuhi. Produk adalah kombinasi barang dan jasa

yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Yang termasuk dalam

produk adalah ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan, dan

layanan (Kotler & Amstrong, 2008:62 ).

Menurut A. Yudi Yuniarto (Hand Out Pengantar Bisnis, 2001:89-90),

produk dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Klasifikasi produk konsumen berdasarkan kebiasaan pembelian

(37)

a. Confinience Product

Produk yang relatif tidak mahal dan sering dibeli sehingga konsumen

hanya perlu usaha minimal dalam pembeliannya. Misalnya ; gula,

beras, koran, bensin, minyak tanah dan sebagainya.

b. Shopping Product

Produk yang memerlukan usaha khusus dalam pembeliannya,

dimana konsumen perlu membandingkan produk dalam hal merek,

harga, kualitas, jasa dan lain-lainnya. Misalnya : mobil, TV, Program

S1/D3 di perguruan tinggi dan sebagainya.

c. Specialty Product

Produk yang mempunyai keunikan sehingga konsumen mau

melakukan usaha-usaha khusus dalam pembeliannya. Misalnya :

mobil antik/kuno, guci kuno, lukisan karya Leonardo Da Vinci dan

sebagainya.

d. Unsought goods

Barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau kalaupun

konsumen tahu tidak terpikirkan untuk membelinya. Misalnya :

asuransi jiwa dan peti mati.

2. Klasifikasi produk industri berdasarkan kegunaanya dalam proses

produksi:

a. Bahan mentah

(38)

Bahan mentah ini diambil dari alam, maka sering disebut sebagai

sumber daya alam.

b. Peralatan

Mesin dan peralatan lain yang digunakan dalam proses produksi atau

kegiatan administrasi.

c. Komponen produk

Bagian dari produk yang bisa berupa barang akhir atau barang

setengah jadi. Komponen produk ini bisa dikenali secara fisik

sebagai bagian dari suatu produk akhir.

d. Bahan proses

Bahan yang langsung digunakan dalam proses produksi dan tidak

bisa dikenali secara fisik dalam produk akhir.

e. Perlengkapan

Alat yang digunakan untuk melancarkan proses produksi tetapi tidak

menjadi bagian dari produk akhir.

f. Jasa industrial

Produk yang tak berbentuk (jasa) yang digunakan perusahaan dalam

operasinya.

1. Strategi Produk

Produk dibuat semenarik mungkin dan memiliki nilai tinggi

sehingga dapat mendorong konsumen kearah pembelian. Strategi produk

(39)

(2001:357) adalah :

a. Pemberian merek (branding)

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau

kombinasi dari semua ini yang dimaksud untuk mengidentifikasi

(Kotler dan Armstrong, 2001:357). Nama merek (brand name)

diperlukan untuk membedakan dalam memasarkan produk hasil

suatu pabrik yang satu dengan pabrik yang lainnya. Dalam

perkembangan bisnis yang sangat pesat ini nama merek semakin

menduduki peranan yang besar. Seringkali nama merek tertentu

digunakan sebagai penilai kualitas produk perusahaan oleh banyak

pembeli. Merek dapat digolongkan atas dasar beberapa hal, yaitu

(Kotler dan Armstrong, 2001:357) :

1) Dasar pemilikan

2) Merek produsen yakni merek yang dimiliki oleh produsen.

3) Merek distributor yakni merek yang dimiliki oleh distributor.

b. Dasar geografis

1) Merek nasional yaitu merek yang berlaku secara nasional.

2) Merek internasional yaitu merek yang berlaku untuk

internasional

3) Merek regional yaitu merek yang hanya berlaku untuk daerah

tertentu saja.

c. Dasar pentingnya merek

(40)

dan biasanya untuk kepentingan promosi.

2) Merek sekunder adalah merek yang diciptakan untuk tujuan

tertentu atau sering juga digunakan untuk menjual produk yang

berkualitas rendah.

d. Atas dasar banyaknya produk yang menggunakan merek.

1) Merek individual adalah merek untuk satu macam produk saja.

2) Merek kelompok adalah merek untuk beberapa produk (family).

2. Tingkatan Produk

Menurut Kotler (dalam Christina, 2004:16) dalam merencanakan

penawaran pasar, pemasar perlu berpikir melalui 5 tingkat produk. Tiap

tingkat produk menambahkan lebih banyak nilai bagi pelanggan, dan

kelimanya membentuk suatu hirarki nilai pelanggan. Kelima tingkatan

tersebut adalah :

a. Tingkat paling dasar adalah manfaat inti (core benefit), yaitu jasa

atau manfaat dasar yang sesunggguhnya dibeli pelanggan.

b. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti itu

menjadi produk dasar (basic product).

c. Pada tingkat ketiga, pemasar menyiapakan suatu produk yang

diharapkan (expected product).

d. Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk yang

ditingkatkan (augment product) yang memenuhi keinginan

(41)

e. Pada tingkat kelima terdapat produk potensial (potential producut)

yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang akhirnya

akan dialami oleh produk tersebut dimasa yang akan datang.

Jika produk yang ditingkatkan menggambarkan apa yang termasuk

dalam produk tersebut saat ini, maka produk tersebut potensial

menunjukkan evolusi yang mungkin terjadi. Disinilah

perusahaan-perusahaan membedakan penawarannya.

F. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau

jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat

karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler dan

Armstrong 2001:439). Harga produk yang semakin lama semakin meningkat

seiring dengan pertumbuhan ekonomi, mengakibatkan para pemilik usaha

juga ikut menyesuaikan dalam penetapan harga.

1. Strategi Harga

Penetapan harga selain dipengaruhi faktor internal seperti tujuan

pemasaran perusahaan dan strategi dalam bauran pemasaran juga

dipengaruhi faktor eksternal seperti ; sifat pasar, persaingan dan faktor

lingkungan makro. Strategi penetapan harga yang biasa digunakan

(42)

a. Strategi Penetapan Harga pada Produk Baru

1) Penetapan harga untuk menyaring pasar (market-skimming

pricing)

Perusahaan yang menyiapkan produk baru bisa menerapkan

market-skimming pricing yaitu dengan menetapkan harga tinggi

untuk mengambil “sebagian/skim” pendapatan di pasar selapis

demi selapis (Kotler dan Amstrong, 2004:468). Harga perkenalan

produk perdana akan dibuat setinggi mungkin, kemudian setelah

muncul pesaing maka harga akan diturunkan sesuai pasar. Dalam

menerapkan strategi ini harus memenuhi ketentuan :

a) Mutu dan citra produk harus mendukung harga yang tinggi,

dan harus ada cukup banyak pembeli yang menginginkan

produk tersebut.

b) Biaya produksi untuk volume yang lebih kecil tidak sangat

tinggi sehingga dapat membatalkan keuntungan penetapan

harga yang lebih tinggi.

c) Pesaing harus tidak dapat memasuki pasar dengan mudah dan

memotong harga yang tinggi tersebut.

2) Penetapan harga dengan penetrasi pasar (market-penetration

pricing)

Perusahaan yang menerapkan market penetration pricing

(43)

secara cepat dan dalam untuk menarik banyak sekali pembeli

dengan cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar (Kotler

dan Amstrong, 2004:468). Penetapan harga ini harus mengikuti

ketentuan :

a) Pasar harus sangat peka terhadap harga sehingga harga yang

rendah menghasilkan pertumbuhan pasar lebih lanjut.

b) Biaya produksi dan distribusi harus turun ketika volume

penjualan meningkat.

c) Harga yang rendah harus membantu mencegah masuknya

pesaing dan penetapan harga penetrasi harus

mempertahankan posisi harga rendahnya karena jika tidak

keuntungan dari harga mungkin hanya sementara.

b. Penetapan Harga Bauran Produk

1) Penetapan harga lini produk (product line pricing)

Menetapkan tingkatan-tingkatan harga di antara berbagai produk

dalam sebuah lini produk yang berdasarkan pada

perbedaan-perbadaan biaya di antara produk-produk tersebut, ervaluasi

pelanggan terhadap fitur-fitur yang berbeda-beda, dan

harga-harga para pesaing (Kotler dan Amstrong 2004:469).

2) Penetapan harga produk pilihan(optional product pricing)

Perusahaan menggunakan optional product pricing untuk

menawarkan atau menjual produk-produk opsional (tambahan)

(44)

(Kotler dan Amstrong 2004:470). Maka perusahaan harus dapat

memutuskan harga untuk produk utamanya dan harga untuk

produk pelengkap, yaitu :

a) Penetapan harga produk kaptif (captive-product pricing)

Perusahaan menetapkan harga untuk produk-produk yang

harus digunakan bersama produk utama (Kotler dan

Amstrong 2004:470). Biasanya menerapkan strategi produk

harga terikat dimana perusahaan menetapkan harga yang

lebih rendah untuk produk utama dan menetapkan mark up

yang tinggi untuk produk pelengkapnya.

b) Penetapan harga produk sampingan(by- product pricing)

Pada saat perusahaan memproduksi produk utamanya

seringkali tercipta produk sampingan. Bila produk sampingan

perusahaan mempunyai nilai sedangkan memerlukan biaya

untuk pembuangannya dan akan mempengaruhi penetapan

harga produk utama, maka produk sampingan tersebut

seringkali dikomersialkan. By- product pricing digunakan

untuk memasarkan produk sampingan dengan menerima

berapapun harga yang diperoleh. Hal ini menbuat produsen

mampu mengurangi beban biaya produk utama untuk

membuatnya lebih kompetitif (Kotler dan Amstrong

2004:471).

(45)

Perusahaan seringkali menggabungkan beberapa produk

mereka dan menawarkan bundelan produk tersebut dengan

potongan harga (Kotler dan Amstrong 2004:472).

2. Strategi Penyesuaian Harga

Ada lima macam strategi penyesuaian harga yang bisa dipilih oleh

perusahaan dalam praktek bisnis, yaitu :

a. Penetapan harga diskon

Biasanya perusahaan mengurangi harga untuk memberikan

penghargaan kepada konsumen atas tanggapan-tanggapan pelanggan

seperti membayar lebih awal atau ikut mempromosikan produk

(Kotler dan Amstrong 2004:473).

b. Penetapan harga tersegmentasi (segmented pricing)

Perusahaan seringkali akan menyesuaikan harga dasar mereka untuk

memperhitungkan penetapan harga terhadap pelanggan, produk atau

lokasi. Dalam penetapan harga tersegmentasi, perusahaan akan

menjual produk atau jasa dalam dua atau beberapa tingkat harga.

Strategi penetapan ini akan efektif apabila pasar terbagi-bagi dalam

segmen-segmen dan masing-masing segmen menunjukkan

perbedaan tingkat permintaan (Kotler dan Amstrong 2004:474).

c. Penetapan harga psikologis (psylogical pricing)

Penetapan harga psikologis adalah pendekatan penetapan harga yang

mempertimbangkan psikologi harga dan tidak semata-mata harga

(46)

(Kotler dan Amstrong 2004:475).

d. Penetapan harga promosi (promotional pricing)

Perusahaan sewaktu-waktu akan menerapkan harga produk secara

temporer dibawah daftar harga, dan kadang-kadang bahkan dibawah

biaya, untuk meningkatkan penjualan jangka pendek. Strategi ini

biasanya diterapkan pada musim-musim tertentu untuk menarik lebih

banyak pelanggan (Kotler dan Amstrong 2004:478).

e. Penetapan harga geografis (geographic pricing)

Perusahaan menerapkan harga yang berbeda pada produknya

terhadap konsumen sesuai perbedaan letak geografisnya. Semakin

jauh jarak yang harus ditempuh dalam mendistribusikan produk

maka harga akhir yang diberikan akan semakin tinggi (Kotler dan

Amstrong 2004:479).

G. Tempat/distribusi

Pengertian tempat/distribusi menurut Kotler (2004:508) menyatakan

bahwa distribusi merupakan sekumpulan organisasi yang saling bergantung

yang terlibat dalam proses yang membuat produk atau jasa siap digunakan

atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

Dalam kegiatan distribusi ada 4 saluran yang biasa digunakan

perusahaan yaitu (Kotler dan Amstrong 2004:514-516):

1. Sistem saluran distribusi konvensional

(47)

pengecer yang independent. Masing-masing merupakan perusahaan

terpisah yang berusaha memaksimalkan laba masing-masing, bahkan

dengan mengorbankan laba sistem secara keseluruhan (Kotler dan

Amstrong 2004:514).

2. Sistem pemasaran vertikal (Vertical Market System/VMS)

Suatu struktur saluran distribusi dimana produsen, grosir, dan juga

pengecer bertindak sebagai suatu sistem yang satu. Anggota saling

memiliki satu sama lain, memiliki kontrak dengan mereka, atau

menggunakan kekuatan yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak

(Kotler dan Amstrong 2004:514).

Sistem ini muncul untuk mengatasi sistem saluran kontroversional, yang

terdiri atas :

a. SPV Korporasi

Sistem pemasaran vertikal yang menggabungkan sejumlah tahap

produksi dan distribusi yang berurutan kedalam kepemilikan tunggal.

Kepimpinan saluran dibangun melalui kepemilikan bersama (Kotler

dan Amstrong 2004:514) .

b. SPV Berdasarkan perjanjian

Sistem pemasaran vertikal yang dimana sejumlah perusahaan

independent pada tingkatan produksi dan distribusi yang berbeda,

bergabung bersama melaui perjanjian untuk memperoleh

penghematan dan dampak penjualan yang lebih besar bila

(48)

Amstrong 2004:515).

c. SPV Terkelola (administrea VMS)

Sistem pemasaran vertikal yang mengkoordinasikan tahap- tahap

produksi dan distribusi yang berurutan, tidak melalui ikatan

kepemilikan ataupun perjanjian melainkan melalui ukuran dan

kekuatan salah satu pihak ( Kotler dan Amstrong 2004:516).

3. Sistem pemasaran horisontal

Pengaturan saluran dimana dua atau lebih perusahaan pada tingkatan

yang sama untuk mempelajari peluang pemasaran yang baru (Kotler dan

Amstrong 2004:516).

4. Sistem pemasaran hibrida (hybrid marketing channels)

Sistem distribusi banyak saluran dimana suatu perusahaan membentuk

dua atau lebih saluran pemasaran untuk mencapai satu atau lebih segmen

pelanggan (Kotler dan Amstrong 2004:517).

H. Promosi

Promosi menurut Philip Kotler (2005:369) merupakan sekumpulan

sarana insentif yang berbeda, kebanyakan jangka pendek, yang dirancang

untuk menstimulasi pembelian produk khusus atau layanan yang lebih cepat

dan lebih besar oleh pelanggan atau perdagangan. Promosi meliputi semua

kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan

mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.

(49)

dibutuhkan strategi promosi yang benar-benar sesuai. Strategi yang banyak

dilakukan perusahaan adalah ( Kotler dan Amstrong 2004:639):

1. Pemasangan iklan (adversting)

Pemasangan iklan merupakan bentuk promosi non pribadi yang

dibayar mengenai gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang

teridentifikasi (Kotler dan Amstrong 2004:639). Pemasangan iklan ini

biasanya diselenggarakan dengan media perantara yaitu media cetak dan

elektronik. Dalam melaksanakan kegiatan periklanan ini terdapat dua

keputusan penting yang harus diikuti :

a. Menentukan iklan yang harus disampaikan kepada pasar yang

dituju.

b. Memilih media yang paling sesuai dengan tujuan.

2. Penjualan secara perorangan (personal)

Sistem promosi melalui penjualan perorang yang merupakan

kegiatan presentasi lisan yang disajikan dalam suatu percakapan dengan

satu atau lebih calon pembeli yang dimaksudkan untuk menciptakan

penjualan. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi langsung antara penjual

dan pembeli. Komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak

bersifat individual dan dua arah sehingga penjual dapat langsung

memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan pembeli

(Kotler dan Amstrong 2004:623).

3. Promosi penjualan

(50)

promosi-kupon, kontes, tranksaksi banting harga, bingkisan (premium), dan

lain-lain-yang semuanya mempunyai banyak ciri yang unik (Kotler dan

Amstrong 2004:624).

Dalam melaksanakan kegiatan promosi pihak penyelenggara harus

mengikuti ketentuan berikut agar dapat mencapai tujuan promosi dengan

baik:

a. Modifikasi tingkah laku

Promosi dilakukan dengan berusaha merubah tingkah laku dan

persepsi konsumen, atau memperkuat tingkah laku yang telah ada

kearah mendorong sikap pembelian barang dan jasa yang ditawarkan

perusahaan.

b. Memberitahu

Kegiatan promosi dapat dimaksudkan untuk memberitahu pasar yang

dituju tentang penawaran produk dan jasa perusahaan. Promosi yang

bersifat informasi pada umumnya lebih sesuai dilaksanakan pada

tahap awal dari siklus kehidupan produk atau introduction.

c. Membujuk

Promosi yang sifatnya membujuk umumnya kurang disuakai.

Biasanya bentuk promosi ini dilaksanakan untuk mendorong

pembelian dengan menciptakan kesan positif. Jenis promosi sifat ini

akan lebih dominant jika produk atau jasa yang ditawarkan mulai

(51)

d. Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk

mempertahankan merk produk di hati konsumen dan penting

dilaksanakan selama tahap kedewasaan atau maturity dalam siklus

hidup produk. Pada tahap ini perusahaan berusaha untuk paling tidak

mempertahankan konsumen yang ada.

I. Perilaku Konsumen

American marketing Association (dalam Olson dan Peter,1999:6-9)

mendefinisikan prilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis antara

pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia

melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka”. Paling tidak ada tiga ide

penting dalam definisi diatas:

1. Perilaku konsumen adalah dinamis

Pertama, definisi diatas menekankan bahwa perilaku konsumen itu

dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta

masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis

perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap

bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang

sama disepanjang waktu, pasar, dan industri. Disamping itu, suatu

strategi yang berhasil pada titik tertentu dapat saja gagal total dititik

(52)

yang membuat pengembangan strategi pemasaran menjadi tugas yang

menarik maupun menantang.

2. Perilaku Konsumen Melibatkan Interaksi.

Hal kedua yang ditekankan dari definisi perilaku konsumen adalah

keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian

disekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan

mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami

apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa

yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta dimana (kejadian

disekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang

dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.

3. Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran

Hal terakhir yang ditekankan dalam perilaku konsumen dalam

definisi perilaku konsumen adalah pertukaran diantara para individu. Hal

ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definsi

pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran. Kenyataannya,

peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan

konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.

J. Keputusan Pembelian

1. Perilaku Pembelian

Pengambilan keputusan pembelian pada dasarnya merupakan

(53)

pembelian organisasi akan melalui suatu proses dalam memutuskan

produk atau merk apa yang akan dibeli. Walupun pada akhirnya mereka

akan membeli barang-barang yang berbeda yang disebabkan pada

perbedaan karakteristik pribadi (kebutuhan, manfaat yang dicari, sikap,

nilai, pengalaman masa lalu, dan gaya hidup) dan pengaruh sosial

(perbedaan kelas sosial, kelompok rujukan, atau kondisi keluarga). Maka

dalam pengambilan keputusan akan dipengaruhi juga oleh perilaku

pembelian konsumen.

Menurut Philip Kotler (2002:202) ada empat jenis perilaku

pembelian, antara lain:

a. Perilaku Pembelian yang rumit

Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari tiga langkah, yaitu

pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut,

membangun sikap tentang produk tersebut dan membuat pilihan

pembelian yang cermat. Konsumen mempunyai perilaku pembelian

yang kompleks jika mempunyai keterlibatan tinggi dan menyadari

adanya perbedaan merek yang signifikan.

b. Perilaku Pembelian yang mengurangi ketidaknyamanan

Perilaku pembelian dengan keterlibatan tinggi ini, konsumen sangat

terlibat dalam sebuah pembelian namun melihat sedikit perbedaan

diantara berbagai merek. Perilaku ini didasari oleh fakta bahwa

pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan beresiko.

(54)

Perilaku pembelian ini mempunyai keterlibatan konsumen yang

rendah dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan atau tidak

adanya loyalitas terhadap suatu merek tertentu, misalnya pembelian

garam, permen, dan lain-lain.

d. Pembelian yang mencari variasi

Perilaku pembelian ini ditandai dengan perilaku pembelian

konsumen yang rendah, namun ada perbedaan merek yang

signifikan. Dalam situasi ini, konsumen akan melakukan peralihan

merek dengan pembeli merek yeng lain, misalnya kue kering.

Konsumen akan memilih kue kering yang merek lain karena ingin

mencari rasa yang berbeda.

2. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian

Perusahaan yang jeli akan melakukan riset atas proses keputusan

pembelian kategori produk mereka.

Dalam proses keputusan pembelian konsumen akan melalui

beberapa tahap (Philip Kotler, 2002:204), antara lain:

a. Pengenalan Masalah/Identifikasi Masalah

Proses keputusan dipicu oleh keinginan dan kebutuhan yang tidak

terpenuhi. Proses pembelian dilakukan saat pembeli mengenali

sebuah masalah atau kebutuhan.

b. Pencarian Informasi

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk

(55)

adanya masalah atau kebutuhan, maka pembeli mencari informasi

tentang produk yang akan membantu memecahkan masalah atau

memuaskan kebutuhan.

c. Evaluasi Alternatif

Untuk mengevaluasi produk, konsumen harus melakukan

perbandingan dari berbagai merek produk, berupan ciri-ciri atau

keistimewaan produk yang diinginkan pembeli. Konsumen

dihadapkan pada pemilihan merek-merek alternatif dalam berbagai

pilihan. Oleh karena itu, konsumen harus melakukan evaluasi

altenatif pembelian.

d. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas

merek-merek dalam kumpulan pilihan. Kemudian dari preferensi atas

merek-merek tersebut, konsumen membentuk niat untuk membeli

produk yang paling disukai.

e. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah mebeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan

atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat

produk dibeli, melainkan berlanjut hinnga periode pasca pembelian.

Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca

pembelian, dan pemakaian produk kepada masyarakat. Oleh karena

itu perusahaan harus berusaha memastikan tercapainya kepuasan

(56)

K. Loyalitas konsumen

Loyalitas konsumen berarti kesetiaan konsumen untuk berbelanja di

lokasi ritel tertentu. Mempertahankan keunggulan bersaing dapat membantu

menarik perhatian dan mempertahankan para konsumen yang loyal.

Mempunyai konsumen yang loyal adalah metode yang penting dalam

mempertahankan keuntungan dari para pesaing, mengingat memiliki

konsumen yang loyal berarti konsumen memiliki keengganan untuk menjadi

pelanggan pada ritel-ritel pesaing (Christina, 2006:58-59).

Beberapa cara dalam membangun Loyalitas konsumen menurut

Christina, 2006:59 adalah :

1. Mengembangkan strategi yang jelas dan tepat.

2. Menciptakan hubungan emosional dengan para konsumen melalui

program loyalitas, misalnya Alfa menawarkan program AFC (Alfa

Family Club), Carrefour dengan Kartu Belanja Carrefour, Matahari

dengan MCC (Matahari Club Card).

3. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth)

yang menguntungkan bagi perusahaan. Rekomendasi dari mulut ke

mulut (word-of-mouth) mejadikan pelanggan sebagai kelompok yang

dijadikan acuan (reference group). Reference group adalah satu atau

lebih orang-orang yang digunakan seseorang sebagai dasar pertimbangan

untuk kepercayaan, perasaan, dan perilaku. Kelompok ini mempengaruhi

keputusan belanja dengan (Christina, 2006:46) :

(57)

b. Menyediakan penghargaan untuk perilaku pembelian yang spesifik

c. Penambahan citra diri pelanggan

Arti loyalitas menurut Dick dan Basu (dalam Husein Umar, 2003:16)

adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek dan pemasok,

berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang

yang konsisten. Definisi ini mencakup dua hal penting, yaitu loyalitas

sebagai perilaku dan loyalitas sebagai sikap.

Kombinasi kedua komponen akan menghasilkan empat situasi

kemungkinan, seperti gambar berikut:

Perilaku Pembelian Ulang

Kuat Lemah

Rendah

Sikap

Tinggi

Gambar II.1

Kombinasi komponen sikap dengan perilaku pembelian ulang

Sementara itu, untuk mengaitkan antara tingkat kepuasan dan tingkat

loyalitas menurut Schanaars (dalam Husein Umar, 2003:16) akan dihasilkan

empat alternatif situasi, yaitu :

Latent

Loyalitas Loyalty

Spurious No

(58)

Loyalitas

Rendah Tinggi

Rendah

Kepuasan

Tinggi

Gambar II.2

Situasi tingkat kepuasan dan tingkat loyalitas

Kondisi failures dicirikan dengan kondisi tidak puas dan tidak loyal,

forced loyalty dicirikan sebagai kondisi tidak puas, namun ada perasaan

terikat pada program promosi yang dicanangkan perusahaan sehingga tetap

menjadi loyal. Sedangkan defectors dicirikan sebagai tingkat kepuasan yang

tinggi, tetapi merasa tidak harus terikat dengan produk tersebut, dan

successes dicirikan sebagai konsumen yang merasa puas dan paling

mungkin untuk memberikan word of mouth yang positif.

Adapun definisi Loyalitas konsumen pada suatu merek adalah

kesetiaan konsumen dalam membeli barang atau jasa dalam melakukan

pembelian ulang barang atau jasa tersebut secara terus-menerus, kebiasaan

ini termotivasi dan sulit diubah dalam pembelian barang atau jasa yang

sama, sering berakar dalam keterlibatan yang tinggi (Peter dan Olson,

2000:89). Loyalitas tercipta apabila pelanggan dalam hal ini konsumen

produk Jco Donut merasa puas terhadap produk yang dikonsumsinya dan

melakukan pembelian secara berulang pada merek yang sama. Forced

Failures Loyalty

(59)

L. Hubungan Antar Variabel

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Hubungan antara Produk dengan Loyalitas konsumen

Konsumen dengan berbagai latar belakang, memiliki berbagai

macam kebutuhan, hal ini menjadi kesempatan bagi para produsen untuk

menciptakan berbagai tingkat kualitas suatau produk. Produsen yang

peka terhadap selera pasar akan mampu menghasilkan produk yang

mampu memenuhi kebutuhan konsumen tentunya akan membuat

produk tersebut akan berdaya saing tinggi.

Bila produsen atau perusahaan mampu menciptakan produk secara

tepat, dengan melempar produknya kepasar sasaran yang benar, maka

akan timbul kepuasan konsumen, yang mampu mempengaruhi Loyalitas

konsumen akan produk tersebut, dimana konsumen telah merasa adanya

kepuasan yang didapat setelah mengkonsumsi produk J.Co dibandingkan

produk lain.

Dari sisi produk, J.Co punya keunggulan produk sehingga digemari

banyak orang. Salah satunya, terletak pada freshness dan duality

ingredients-nya sehingga setiap donat yang diterima pembeli selalu

dalam keadaan fresh. Keanekaragaman produk J.Co Donuts, bisa dilihat

dari kualitas bahan bakunya, kreasi rasa donat, kemasan produk donat

yang digunakan sehingga semakin memperlihatkan keistimewaan

(60)

lain untuk menarik minat konsumen ketahap yang lebih lanjut yaitu

Loyalitas konsumen.

2. Hubungan antara Harga dengan Loyalitas konsumen

Penetapan harga yang sesuai merupakan hal yang sangat penting,

karena untuk barang konsumsi, terutama dalam produk J.Co Donuts,

harga merupakan salah satu unsur sensitif dalam pemasaran suatu

produk. Penentuan harga yang tepat, baik dari sisi biaya produksi

maupun perolehan laba haruslah benar-benar dihitung secara cermat.

Pada produk J.Co Donuts, tentunya harga yang ditetapkan sudah

berdasarkan kebijakan perusahaan atau produsen. Bila harga sesuai

dengan daya beli konsumen, konsumen mampu membeli produk yang

ditawarkan, dan dengan harga yang kompetitif tersebut diharapkan

konsumen tetap loyal terhadap produk-produk J.Co karena harga

produknya kompetitif dengan produk lain. Adanya pemberian harga

khusus atau discount khusus pada event tertentu juga diharapkan

produsen supaya konsumen J.Co tetap loyal pada produk-produknya.

3. Hubungan antara Tempat/distribusi dengan Loyalitas konsumen

Tempat atau distribusi yang sesuai sangat menunjang kegiatan

pemasaran. Dalam hal ini, J.Co berusaha mewujudkan tempat yang

nyaman menurut persepsi konsumen. Letak gerai J.Co yang strategis,

fasilitas parkir yang disediakan, kenyamanan dan kebersihan ruang

(61)

Donuts inilah yang diharapkan oleh perusahaan mampu membuat

konsumen loyal kepada produk maupun perusahaan itu sendiri.

4. Hubungan antara Promosi dengan Loyalitas konsumen

Banyak cara yang digunakan J.Co. Donuts untuk berpromosi antara

lain dengan melalui media iklan baik iklan di media cetak, internet,

komunitas sosial maupun media lain yang tujuannya untuk

meningkatkan penjualan perusahaan. Promosi-promosi tersebut tentunya

dilakukan perusahaan untuk berusaha mengenalkan produk maupun

untuk menarik konsumen baru. Perusahaan tentunya telah mengatur

strategi promosi dengan baik sehingga konsumen bisa loyal terhadap

produk J.Co.

Selain menggunakan media sebagai sarana promosi J.Co juga

menggunakan media dapur terbuka yang menjadi ciri khas perusahaan

yang tidak dimiliki pesaing lain sebagai sarana promosi langsung kepada

setiap konsumen yang datang. Dari media dapur terbuka, konsumen

dapat melihat secara langsung proses mengolah bahan sampai tercipta

menjadi suatu produk yang berkualitas sehingga semakin meyakinkan

bahwa produk yang diterima selalu dalam keadaan fresh. Semua upaya

J.co dalam mempromosikan produknya dengan berbagai cara tentunya

sangat diharapkan perusahaan untuk membuat konsumen loyal terhadap

produk maupun perusahaan.

(62)

Penelitian sebelumnya juga dapat dipergunakan sebagai dasar untuk

penelitian pengembangan. Yaitu dengan memiliki masalah lain yang masih

berhubungan dengan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang tidak

dilakukan mengenai pengaruh Marketing mix terhadap Loyalitas konsumen,

sebagai berikut :

1. Fransisca Sri Indriati. M (2003) meneliti tentang evektifitas bauran

pemasaran bagi peningkatan brand loyalty PT. Merapi Gelanggang

Wisata Yogyakarta. Hasil penelitiannya, adalah : hasil regresi linear

berganda menyimpulkan bahwa variabel kebijakan bauran pemasaran

yang terdiri dari: produk, harga, distribusi dan promosi efektif mampu

mempengaruhi peningkatan brand loyalty dari kosumen lama dan baru,

hal tersebut ditunjukkan oleh Thitung < Ttabel = 2,060. Hasil dari analisis T

-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan berarti dari efektifitas

bauran pemasaran dalam mempengaruhi kosumen lama dan baru untuk

menggunakan jasa perusahaan, kecuali utnutk variabel harga karena

Thitung > Ttabel = 2,004. Nilai grand mean variabel produk, harga, distribusi

dan promosi dari kedua belah kelompok konsumen berada di atas tiga.

Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran perusahaan

telah dilaksanakan dengan efektif.

2. Poerwanto (2008) Pengaruh Marketing mix terhadap Loyalitas

konsumen kartu pra bayar IM3 (studi kasus mahasiswa STAIN

Surakarta). Variabel yang diteliti adalah produk, harga, tempat, dan

(63)

penelitian yang diambil adalah konsumen yang menggunakan kartu pra

bayar IM3 yang juga merupakan mahasiswa STAIN Surakarta,

kemudian hasil penelitian dianalisis menggunakan regresi linear

berganda dan menggunakan bantuan program spss 11.5. Penelitian ini

ditujukan untuk mengetahui (1) Mengetahui apakah ke 4 variabel

marketing mix berpengaruh terhadap Loyalitas konsumen secara parsial

dan bersama-sama. (2) Untuk mengetahui variabel manakah yang lebih

dominan berpengaruh terhadap Loyalitas konsumen. Dari perhitingan

Regresi Linear Berganda ditemukan persamaan :

Y=0.959+0.214.X1+0.161.X2+0.238.X3+0.150.X4 dengan variabel

tempat mendapatkan hasil sebesar 0.238. Uji F menghasilkan F hitung

sebesar 22,950 dengan nilai probabilitas (sig) yang hasilnya di atas level

signifikan 0.05 atau 5%. Keempat variabel dari (X1) Produk, (X2)

Harga, (X3) Tempat, (X4) Promosi secara bersama-sama memberi

pengaruh terhadap variabel Y(Loyalitas konsumen). Uji t menghasilkan

(X1) Produk 2.017, (X2) Harga 2.164, (X3) Tempat 2.471, (X4) Promosi

2.020. Dikarenakan nilai probabilitas dibawah/diatas level signifikan

0.05 atau 5% dari seluruh faktor secara parsial berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel Y (Loyalitas konsumen). Hasil dari

R2=0.491 (X1) Produk, (X2) Harga, (X3) Tempat, (X4) Promosi

memberi pengaruh terhadap Loyalitas konsumen sebesar 49.1%

sementara sebesar 50.9% dipengaruhi oleh faktor lain lain yang dimana

(64)

3. Administrator PT Indosat Tbk (2009) meneliti tentang Pengaruh

Program Pemasaran SMS Lingo Produk IM3 terhadap Loyalitas

Pelanggan PT Indosat Tbk. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat

pengaruh program pemasaran SMS Lingo yang signifikan terhadap

kesetiaan konsumen dalam memilih PT. Indosat Tbk sebagai tempat

layanan jasa telekomunikasi. Hasil penelitian ini menekankan bahwa

proses pemasaran untuk membangun kesetiaan pelanggan adalah mahal,

perlu waktu dan kompeks, sehingga "Nilai Kepuasan" dari pelanggan

merupakan hal yang penting bagi perusahaan khususnya yang bergerak

diindustri jasa telekomunikasi tersebut. Adapun beberepa kesimpulan

lainnya, adalah : 1. Berdasarkan gambaran umum responden dapat

dilihat bahwa responden yang dipilih dalam penelitian ini merupakan

responden-responden yang telah cukup berpengalaman dalam

menggunakan layanan telekomunikasi pada PT. Indosat Tbk.

2. Berdasarkan analisa Marketing Mix yang dilakukan dengan bantuan

program SPSS Versi 15, dapat diambil diambil kesimpulan bahwa: (1)

Mengenai pengaruh variabel Produk diperoleh kesimpulan bahwa tidak

terdapat pengaruh signifikan antara variabel Produk terhadap kesetiaan

pelanggan pada PT. Indosat Tbk. Hal ini dapat dilihat dari hasil

pengujian hipotesa dimana dari hasil pengujian tersebut diperoleh nilai

signifikan dari variabel Produk yang nilainya lebih besar dari nilai

alpha-nya yaitu sebesar 0,984. (2) Mengenai pengaruh variabel Harga

(65)

antara variabel Harga terhadap kesetiaan pelanggan pada PT. Indosat

Tbk. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesa dimana

memperoleh nilai 0,345, yang berarti lebih besar dari nilai alpha-nya. (3)

Mengenai pengaruh variabel Tempat diperoleh kesimpulan bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Tempat terhadap

kesetiaan pelanggan pada PT. Indosat Tbk. Hal tersebut dapat dilihat dari

nilai yang diperoleh yaitu 0,505 yang berarti lebih besarl dari nilai

alpha-nya. (4) Mengenai pengaruh variabel Promosi diperoleh kesimpulan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Promosi

terhadap kesetiaan pelanggan pada PT. Indosat Tbk, hal tersebut

dikarenakan nilai yang diperoleh yaitu sebesar 0,001 yang berarti lebih

kecil dari nilai alpha-nya. 3. Dari hasil perhitungan dengan multiple

regression analysis diperoleh nilai R Square sebesar 0,627, yang berarti

keempat variabel tersebut independent tersebut mempengaruhi kesetiaan

pelanggan dalam pemilihan jasa layanan telekomunikasi pada PT.

Indosat Tbk (variabel dependent) sebesar 62,7%, sedangkan sisanya

sebesar 37,3% dipengaruhi oleh variabel yang lain. 4. Dari hasil

pembahasan yang dilakukan dapat dilihat bahwa Program Pemasaran

SMS Lingo dapat menentukan Kesetiaan Konsumen. Oleh sebab itu bagi

PT. Indosat Tbk, hal ini sangat diperlukan upaya yang terus menerus

dalam meningkatkan kinerja perusahaannya, karena tidak ada pilihan

lain, kecuali memahami bahwa pelanggan adalah "asset", ini diperlukan

(66)

diterima dan memuaskan, sehingga apabila dapat memahami perilaku

pelanggan dan pemilihan perusahaan yang bergerak di industri tersebut,

akan membuat pelanggan merasa puas akan produk / jasa yang kita

tawarkan, maka bukan sesuatu hal yang mustahil kita dapat

mempertahankan " asset" (pelangga

Gambar

Gambar II.1
Gambar II.2
Gambar II.3
Tabel III.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kita bisa menggunakan kartu SmartCard bagi mahasiswa yang sudah memilikinya hanya tinggak menyiapkan uang UKT dan kartu itu tinggal langsung di scan oleh pihak bank

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara isapan bayi dengan hambatan ASI 1-3 hari post partum di Ruang Nifas RSUD Kota Langsa yang menghasilkan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan TNI AD DENPAL B sangat besar pengaruhnya terhadap pemenuhan kewajiban zakat, infaq dan shadaqah.Hal ini

Artinya peningkatan kualitas pelayanan pajak (X) akan menyebabkan terjadinya peningkatan kepatuhan wajib pajak (Y) dalam membayar PBBP2 di Dinas Pendapatan Kota Denpasar.

Kerwin (dalam Nguyen, 2008), menyatakan bahwa financial statement fraud merupakan pemalsuan yang sengaja dilakukan oleh manajemen kepada investor dan kreditor

Wilayah Kabupaten Bengkalis yang terdiri dari beberapa bagian yang terpisah terutama Kecamatan Mandau dan Kecamaran Bukit Batu mengakibatkan pendistribusian air bersih oleh PDAM

Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis efek variasi sudut Doppler terhadap indeks velocimetry arteri karotis dengan pengujian variasi sudut Doppler 20 o , 40 o ,

Penelitian berjudul “ Pe nge mbangan Courseware Multime dia Inte raktif de ngan Tahapan Pe mbe lajaran 5M pada Mate ri Pe nggolongan dan Tata Nama Se nyawa Hidrokarbon